Anda di halaman 1dari 31

ANTIBIOTIK

UNTUK
PNEUMONIA
Oleh: Ibnu Sina, Maydita
Amalina dan Yunita Dhuharini
PEMBIMBING :
dr. Ika Fikriah , M.Kes
Pneumonia
 Pneumonia dalam arti umum adalah
peradangan parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme-bakteri,
virus, jamur, parasit, namun pneumonia
juga dapat disebabkan oleh penyebab
selain mikroorganisme (fisik, kimiawi,
alergi) sering disebut sebagai pneumonitis
 pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9
di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di
Singapura dan Vietnam.
 Penyebab pneumonia sulit ditemukan
dan memerlukan waktu beberapa hari
untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan
pneumonia dapat menyebabkan
kematian bila tidak segera diobati, maka
pada pengobatan awal pneumonia
diberikan antibiotika secara empiris
Tabel 2.1 Penyebab paling sering pneumonia yang di dapat di masyarakat
(komunitas) dan nosokomial (rumah sakit) (Wilson M. L., 2003)

Lokasi Sumber Penyebab


Masyarakat (community-acquired) Streptococcus pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Haemophilus pneumoniae
Chlamydia pneumoniae
Rumah sakit (hospital-acquired) Basil usus gram negative (misal, Escherchia
coli, Klebisiella pneumonia)
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
 Agen penyebab pneumonia dibagi
menjadi organisme Gram Positif atau
Gram Negatif seperti: Streptococcus
pneumoniae (pnemokokus),
Streptococcus piogenes, Staphylococcus
aureus, Klebsiela pneumonia, Legionella,
Haemophilus influenza (Leman, 2007)
Patofisiologi
Diagnosis
 Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis
pneumonia. Gejalanya meliputi:
 Gejala Mayor:
 1. Batuk
 2. Sputum produktif
 3. Demam (suhu>38 0c)

 Gejala Minor:
 1. Sesak napas
 2. Nyeri dada
 3. Konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik
 4. Jumlah leukosit >12.000/L
 Pada pemeriksaan fisik dada terlihat
bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas, pada palpasi fremitus dapat
mengeras, pada perkusi redup, pada
auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronchial yang
kadang-kadang melemah. Mungkin
disertai ronkhi halus, yang kemudian
menjadi ronkhi basah kasar pada stadium
resolusi
Pemeriksaan Lab
 Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan jumlah leukosit, biasanya
>10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul
 Gambaran Radiologis pada foto thorax
pada penyakit pneumonia yang khas:
 Perselubungan/konsolidasi homogen
atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis.
Pemeriksaan Bakteriologis
 Bahan berasal dari sputum, darah,
aspirasi nasotrakeal/transtrakeal,
torakosintesis, bronkoskopi, atau biopsi.
Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan
penyebab infeksi. (PDPI, 2003)
P- Treatment
 KASUS
 Tn. Adipati Dolken usia 50 tahun datang ke IGD dengan
keluhan sesak nafas sejak sore hari, sesak tidak dipengaruhi
oleh posisi tubuh, aktivitas, dan cuaca. Hal ini baru pertama
kali dialaminya. Pasien juga mengeluhkan batuk lebih dari satu
bulan yang lalu dan berdahak dengan dahak warna hijau,
tidak dijumpai batuk darah dan tidak disertai pilek. Pasien
mengalami demam yang naik turun kurang lebih sejak lima
hari yang lalu, demam tidak disertai menggigil dan berkeringat
di malam hari. Demam turun dengan obat penurun panas.
Tidak ada riwayat penurunan berat badan. Pasien perokok
aktif sejak usia 18 tahun hingga sekarang dengan frekuensi 3-5
batang rokok sehari. Pasien mengatakan kepala terasa pusing,
lidah terasa pahit, nyeri tenggorokan, mual, muntah, tidak
disertai nyeri ulu hati. Badan terasa lemas, nafsu makan
normal. Buang air kecil dan buang air besar normal.
1.Tentukan problem
 Menentukan Problem Pasien
 Problem utama : sesak napas.
 Problem tambahan: batuk berdahak
dengan dahak warna hijau. demam
yang naik turun, kepala terasa pusing,
lidah terasa pahit, nyeri tenggorokan,
mual, dan muntah.
 Diagnosis : Pneumonia.
2.Tujuan Terapi

 Mencegah komplikasi dan mempercepat


penyembuhan
 Mengembalikan rasa nyaman dan
kesehatan pasien secara optimal
 Menghentikan dan mencegah
penyebaran kuman
3.Pemilihan Terapi

 Terapi Non-Farmakologi
 Terapi Farmakologi ( pertimbangkan
efficacy, safety , suitability , cost )
4. Pemberian Terapi

 Terapi Non-Farmakologi
 Istirahat dan perawatan
 Diet dan terapi penunjang
 Terapi Farmakologis
 Diberikan
levofloxacin dengan alasan
murah dan efficacy, safety, suitability
yang baik.
+++ ++ + +++
Farmakodinamik: Efek Samping: Kontraindikasi: Tablet 500
Fluorokuinolon baru Diare, mual, Hipersensitivitas mg Rp
bekerja menghambat vaginitis, terhadap levofloxacin 1.597,-
topoisomerase II (= flatulens, dan golongan /tablet.
DNA girase pruritus, ruam, quinolone, epilepsi,
) dan IV pada kuman. nyeri riwayat gangguan
Levofloxacin abdomen, tendon terkait
diindikasikan untuk genital pemberian
terapi lini kedua moniliasis, flouroquinolone, anak
community acquired pusing, atau remaja,
pneumonia. dispepsia, kehamilan, menyusui.
Farmakokinetik: insomnia,
Levofloxacin
Diserap baik pada gangguan
saluran cerna. pengecapan,
Kebanyakan muntah,
dimetabolisme di hati anoreksia,
dan diekskresi melalui ansietas,
ginjal. Masa paruh konstipasi,
eliminasinya panjang edema, lelah,
sehingga cukup sakit kepala,
diberikan dua kali palpitasi,
sehari. parestesia,
sindrom
stevens-
johnson.
Nama Obat Efficacy Safety Suitability Cost

+++ ++ ++ ++
Farmakodinamik: Efek samping: Kontaindikasi: vial 300.000 u
Menghambat pembentukan Reaksi Alergi, Syok Hipersensitivitas (Rp 16.000/vial)
mukopeptida yang anafilaksis, reaksi
diperlukan untuk sintesis toksik, dan iritasi
dinding sel mikroba. Penicilin lokal, gangguan
G sangat aktif terhadap flora bakteri
coccus Gram +.
Farmakokinetik:
Benzylpencilin dirusak oleh
asam lambung dan
absrbsinya rendah dalam
Penicilin G
usus sebab itu obat ini
diberikan secara parenteral.
++ ++ ++ +++
Farmakodinamik: Efek Samping : Kontraindikasi : Tablet 500 mg
Menghambat sintesis Mual, muntah, Hipersensitivitas Rp. 709,-
dinding sel. Aktif terhadap diare, ruam terhadap penicillin dan /tablet
organisme gram positif (hentikan infeksi mononukleosis.
dan negatif tertentu, tetapi penggunaan),
diinaktivasi oleh jarang terjadi
penicilinase. kolitis karena
Farmakokinetik : antibiotik, reaksi
Absorpsi oral dipengaruhi alergi (urtikaria,
oleh besarnya dosis dan anafilaksis).
ada tidaknya makanan
Ampicillin dalam saluran cerna.
++ ++ ++ +++
Farmakodinamik: Efek Samping Kontraindikasi:Sama dengan Tablet 500 mg
Merupakan turunan ampicillin :Sama dengan ampicillin. Rp. 512,-/tablet
dan memiliki spektrum ampicillin.
antibakteri yang sama.
Farmakokinetik :
Diabsorpsi lebih baik daripada
ampicillin bila diberikan
peroral dan menghasilkan
kadar yang lebih tinggi dalam
plasma dan jaringan.
Absorpsinya tidak terganggu
dengan adanya makanan
dalam lambung.
Amoxicillin
+++ ++ ++ +++
Farmakodinamik: Efek Samping: Kontraindikasi: hipersensitif Tablet 500 mg
Menghambat sintesis Umumnya dapat terhadap cephalosporin Rp 1.162,-
dinding sel mikroba dengan ditoleransi /tablet
menghambat reaksi dengan baik.
transpeptidase tahap ketiga Dapat terjadi
dalam rangkaian reaksi gangguan saluran
pembentukan dinding sel. pencernaan
Terutama aktif terhadap (seperti kram
kuman gram positif. perut, nyeri, mual,
Farmakokinetik: muntah, diare)
Diabsorbsi melalui saluran dan reaksi
cerna. Diekskresi dalam hipersensitivitas
bentuk utuh melalui ginjal, (seperti ruam kulit,
Cefadroxil
dengan proses sekresi tubuli. gatal),
+++ ++ +++ +
Farmakodinamik: Efek Samping: Kontraindikasi: 1 g x 1 vial Rp.
Menghambat sintesis dinding Reaksi hematologi, Hipersensitif terhadap 130.000,-
sel. Aktif terhadap kuman gangguan saluran Cephalosporin.
gram positif. cerna (mual,
Farmakokinetik : muntah, tinja lunak,
Waktu paruh 8 jam. 83-96% stomatitis, glositis),
terikat pada protein plasma. reaksi kulit
(urtikaria, edema,
dermatitis alergi,
eritema multiforme,
pruritus,
eksantema). Jarang
: sakit kepala,
pusing, demam,
gejala
Ceftriaxone pengendapan
garam kalsium
ceftriaxonepada
kandung empedu
meningkatkan
enzim hati,
oligouria,
peningkatan
kreatinin serum.
Dapat
menimbulkan reaksi
flebitis setelah
pemberian i.v
sehingga harus
disuntikkan
perlahan selama 2-
4 menit.
++ + ++ +++
Farmakodinamik: Efek Samping: Kontraindikasi: Tablet 500mg Rp
Menghambat sintesis kuman Gangguan saluran Hipersensitif terhadap 1.903,-/tablet
dengan berikatan secara cerna (mual, erythromycin
reversibel dengan ribosom muntah, diare),
subunit 50S, dan umumnya reaksi
bersifat bakteriostatik, hipersensitivitas
walaupun terkadang bersifat (urtikaria, ruam,
bakteriosidal untuk kuman reaksi anafilaksis),
yang sangat peka. gangguan
Farmakokinetik: pendengaran
Diserap baik oleh usus halus, reversibel, ikterus
aktivitasnya menurun karena kolestatik dan
dirusak oleh asam lambung. gangguan jantung
Ekskresi utama melalui hati. (aritmia dan nyeri
Erythromycin dada).
++ ++ +++ +++
Farmakodinamik : Efek Samping : Kontraindikasi : Ciproflo-xacin
Menghambat topoisomerase II Mual, muntah, diare Hipersensitif terhadap tablet 500 mg Rp.
(DNA girase) dan IV pada kuman. (kolitis akibat fluoroquinolone,wanita hamil 508,-/tablet
Enzim topoisomerase II berfungsi antibiotik), sakit perut, dan menyusui, anak <18 tahun.
menimbulkan relaksasi pada sakit kepala, pusing,
DNA yang mengalami positive gangguan tidur,
supercoiling pada waktu ruam, pruritus,
transkripsi dalam proses replikasi anafilaksis,
DNA. Topoisomerase IV berfungsi fotosensitivitas,
dalam pemisahan DNA baru peningkatan ureum
yang terbentuk setelah proses dan kreatinin serum,
replikasi DNA kuman selesai. gangguan fungsi hati
Farmakokinetik : sementara, artralgia,
Hanya sedikit terikat dengan mialgia, gangguan
Ciprofloxacin protein, didistribusi dengan baik darah (eosinofilia,
pada berbagai organ tubuh. leukopenia,
Dalam urin mencapai kadar trombositopenia, dan
hambat minimal selama 12 jam. gangguan kadar
Masa paruh eliminasi panjang protrombin). Jarang :
(obat diberikan 2x sehari) anoreksia, depresi,
dimetabolisme di hari dan gelisah, halusinasi,
diekskresi melalui ginjal. bingung, gangguan
penglihatan,
pengecapan,
pendengaran,
peningkatan TIK,
kerusakan tendon.
APOTEK MELATI
dr. Samira
SIP No: 123/DU/2019
Jl. Anggrek No. 50 Samarinda Telp: (0541) 777999

Samarinda, 25 Maret 2019

/ Levofloxacin 500 mg tab No.VII


S 1 dd tab I


Pro : Tn. Adipati dolken
Umur : 50 thn
Alamat : Jl. Mentari No.12
5. Komunikasi Terapi

Informasi Penyakit
Informasi Terapi
Informasi Obat
6 Monitoring Dan Evaluasi

 3.6Monitoring Dan Evaluasi


 Evaluasi kepatuhan pasien dalam minum
obat.
 Kontrol ketat pengobatan dan evaluasi
kemajuan pengobatan dan efek
samping yang timbul.
BU DEKAN
SUKA MAKAN TERASI
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai