Anda di halaman 1dari 20

DEMAM

TIFOID
LAPORAN KASUS

Nurul Saadiyah Tilahunga


20170301098

Pembimbing: dr. Andrew Hartono, Sp A


IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Umur : 9 tahun
Alamat : Jagalan Timur 284 RT.4/5
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 24 Agustus 2022 Nama Ibu : Ny. R
Umur : 34 tahun
Alamat : Jl. Jagalan Timur 284
Hubungan : Ibu kandung
KELUHAN UTAMA

Demam 1 minggu disertai mual, muntah, dan BAK sulit.

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang diantar oleh ibunya ke poliklinik anak RS. Pantiwilasa dr. Cipto Semarang dengan keluhan demam
sejak 1 minggu yang lalu. Demam timbul perlahan, demam meningkat pada sore hingga malam hari dan menurun
saat pagi. Keluhan ini disertai dengan nyeri perut, mual, batuk kering, lemas, pusing, keringat dingin dan nafsu
makan menurun. Pasien juga mengeluhkan nyeri yang dirasakan ketika BAK. Keluhan ini tidak disertai dengan
pilek, mimisan, gusi berdarah. BAB tidak ada keluhan. Demam dikatakan turun dengan penggunaan obat penurun
panas tersebut tetapi naik setelah beberapa jam. Karena keluhan demam yang tidak juga turun dan nafsu makan
berkurang, maka orang tua pasien membawa pasien ke RS. Panti Wilasa dr. Cipto.
Riwayat Penyakit Dahulu
● Riwayat alergi makanan dan
obat di sangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


● Anggota keluarga dan lingkungan
sekitar yang sakit dengan keluhan yang
sama di sangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Kesadaran TTV Status Antopometri


tampak sakit Compos Mentis Nadi: 90 x/menit BB: 34kg
RR: 20 x/menit
T: 36,6
PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala : bentuk kepala normocephal, masa (-), edema (-), deformitas (-)
- Mata : konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
- Telinga : simetris, CAE tenang/tenang, MT intake, serumen -/-
- Hidung : deviasi -, secret -/-
- Mulut : bibir sianosis (-), perdarahan (-), tifoid tongue (+)
Tenggorok : orofaring, uvula tenang, T1-T1 tdk hiperemis
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

- Thoraks
Anterior
Inspeksi : normotorak, simetris, retraksi (-), lesi (-)
Palpasi : ekspansi pernapasan simetris
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Cor BJ1 dan BJ2 reguler,
Pulmo Vesikular Breath Sound disemua lapang paru, ronkhi (-/-), whezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
- Abdomen
inspeksi : datar, supel, lesi (-)
auskultasi : BU(+) normal
perkusi : timpani di semua regio
palpasi : Nyeri tekan (+), hepatosplenomegali (-), ginjal tidak teraba
- Ekstremitas
Superior : akral hangat
Inferior : akral hangat
- Kulit : petekie (-), lesi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Widal Urine
Hemoglobin: 14,1 g/dL S. Typhi O : Negatif MAKROSKOPIS SEDIMEN
Hematokrit: 43 % S. Typhi H : 1/80 Warna: Kuning Eritrosit (RBC): 359.2 /uL
Trombosit: 292 10^3/ul S. Paratyphi A: 1/80 Kejernihan: Keruh Leukosit (WBC): 44.2 /uL
Leukosit: 8.1 10^3/ul S. Paratyphi B : 1/80 PH/Keasaman: 6.0 Epitel (EC): 29.2 /uL
Eritrosit: 5.4 10^6/ul S. Paratyphi C : 1/80 Berat jenis: 1.039 Silinder (CAST): 0.67 /uL
Eosinophil: 0.01 10^3/ul Bakteri (BACT): 452.7 /uL
KIMIA
Basophil: 0.03 10^3/ul Kristal (X TAL): 0.0 /uL
Protein Urine: 1+
Neutrofil: 67.60 % Jamur (YLC): 3.6
Glukosa Urine: Negatif
Neutrofil Lymphosit Ratio: 2.74 Epitel Tubelus (SRC): 16.2 /uL
Bilirubin Urine: Negatif
Limfosit: 24.70 % Silinder Patologi: 0.5 /uL
Urobilin: 1+
Monosit: 7.20% Mucus: 0.3 /uL
Keton: Negatif
MCV: 80 fL Sperma: 0.0 /uL
MCH: 26 pg Konduktivitas (COND): 22.9 mS/cm
MCHC: 33 g/dl
DIAGNOSI
S
Demam Tifoid
+ Susp. Infeksi Saluran Kemih
TERAPI

01 Non Medikamentosa
- Bed rest
- Diet makanan lunak yang mudah
dicerna

02 Medikamentosa
- IVFD RL 500 cc/2 jam
- IVFD ceftriaxone 3 x 7,5 ml
- Ranitidin ¾ amp/12 jam
po = PCT, tab /6jam 4 x 500
Sucralfate, syr 3 x 7.5 ml
- Kultur darah, Widal test, Urine test
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal 25-08-2022 26-08-2022 27-08-2022 28-08-2022 29-08-2022
Jam 15.00 WIB 14.00 WIB 09.00 WIB 13.10 WIB 13.45 WIB
Keluhan Demam (+) Demam (+) Demam (+) Demam (+) saat Demam (-)
  saat malam, saat malam, saat malam, malam mual (-),
  mual (+) mual (-), mual (-), mual (-), muntah muntah (-),
  Muntah (-) muntah (-), muntah (-), (-), pusing (-),
  nyeri perut (+) pusing (+) pusing (+), pusing (-), batuk batuk (+),
Batuk (+) batuk (+), (+), nyeri perut (-)
nyeri perut (-) nyeri perut (-)
KU/KES TSS/CM TSS/CM TSR/CM TSR/CM TSR/CM

TTV:        
RR 22 x/menit 20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit 18 x/menit
HR 87 x/menit 104 x/menit 102 x/menit 102 x/menit 100 x/menit
S 36,7 C 36.6 C 37.4 C 36.6 C 36,4 C

- Paracetamol - Paracetam - Paracetamol - Azithromycin 1 x - Azithromycin 1 x


4x500mg ol 4x500mg 500mg 500mg (2 hari)
- Sucralfate 4x500mg - Sucralfate - Metronidazole 3x
3x7,5ml - Sucralfate 3x7,5ml ½ tab - Metronidazole 3x ½
- Ceftriaxone 3x7,5ml - Ceftriaxone - Ceftriaxone tab (3 hari)
1x1,7gr - Ceftriaxon 1x1,7gr 1x1,7gr
- Ranitidine e 1x1,7gr - Ranitidine - Ranitidine 1x3/4 - Paracetamol (k/p)
1x3/4 amp - Ranitidine 1x3/4 amp amp
1x3/4 - Gentamycin - Gentamycin Sukralfat (k/p)
amp 1x20mg 1x20mg -
- Gentamyci - Dexamethasone
n 1x20mg 2x2/3 ap
DEFINISI
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan
oleh Salmonella typhi.

EPIDEMIOLOGI
Data World Health Organization (WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus
demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.

Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah
pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun atau
sekitar 600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan
antara 3-19 tahun pada 91% kasus.
ETIOLOGI
Salmonella Typhi
basil gram negatif, berflagel, dan tidak berspora.

Penularan
Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan air  yang telah tercemar  oleh tinja atau
urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui sebagai  carrier  ( pembawa ) demam
tifoid.
DIAGNOSIS

DEMAM GANGGUAN GANGGUAN


 – Mgg I: meningkat, berangsur meningkat
SALURAN CERNA KESADARAN
 – Mgg II: merata
 – Mgg III: menurun, berangsur menurun Apatis: Somnolen, Suporous, Koma
- Bibir kering, terkelupas, pecah-pecah Lidah
 – Setiap hari, sore & malam lebih tinggi  
kotor Anorexia Mual Muntah Meteorismus
- Konstipasi / Diare
- Hepatomegali / Splenomegali

Masa inkubasi : 7 hari


Gejala lain :
 – 14 hari
Kulit & rambut kering
 – Demam
Bradikardi relatif 
 – Ggn sal. cerna
Roseola
 – Ggn kesadaraN
Lesu, pusing & sakit kepala
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
• Anemia ringan
• Lekosit= normal, turun atau naik
• Trombosit = normal atau trombositopenia

Widal test
Peningkatan titer O sampai 1/320 atau peningkatan
Laboratorium
titer 4x lipt adalam interval 5-7 hari.

Kultur Bakteri
Minggu 1: Darah
Minggu 2: Feses
Minggu 3: Urine

Tubex
≥4 : positif typhoid
≥6: positif kuat typhoid
TATA LAKSANA

Istirahat dan Perawatan Antibiotik


- Chloramphenicol
Tirah baring dan menjaga kebersihan - Sefalosporin generasi III (ceftriaxone,
cefotaxime, cefixime)
- Ampicillin dan Amoxicillin
- Azitromisin

Diet dan terapi penunjang


TKTP rendah serat, Diet cair, bubur lunak, tim,
dan nasi biasa.
Chloramphenicol
- merupakan antibiotik pilihan pertama untuk infeksi tifoid fever terutama di Indonesia.
- Dosis yang diberikan untuk anak- anak 50-100 mg/kg/hari dibagi menjadi 4 dosis untuk pemberian intravena
biasanya cukup 50 mg/kg/hari. Diberikan selama 10-14 hari atau sampai 7 hari setelah demam turun.

Sefalosporin generasi III


- Merupakan pilihan ketiga namun efektifitasnya setara atau bahkan lebih dari Chloramphenicol dan Cotrimoxazole
serta lebih sensitive terhadap Salmonella typhi.
- Ceftriaxone merupakan prototipnya dengan dosis 100 mg/kg/hari IV dibagi dalam 1-2 dosis (maksimal 4 gram/hari)
selama 5-7 hari. Atau dapat diberikan cefotaxim 150-200 mg/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
Ampicillin dan Amoxicillin
- Memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan chloramphenicol dan
cotrimoxazole.
- Dosis: 100-200 mg/kg/hari dibagi menjadi 4 dosis selama 2 minggu.
- Penurunan demam biasanya lebih lama dibandingkan dengan terapi chloramphenicol.

Azitromycin
- Terapi untuk kasus resistensi kuinolon, diberikan 7 hari.
Pencegahan Komplikasi

- Memperhatikan kualitas dan - Perdarahan gastrointestinal


kebersihan makanan dan minuman - Hepatosplenomegali
yang dikonsumsi. - Perforasi usus, diawali dengan nyeri
- Vaksinasi tifoid perut, muntah, dan tanda peritonitis
- Komplikasi neurologis: enselopati
tifoid, meningitis, sindrom Guillain-
Barre, neuritis, dan gejala
neuropsikiatri
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai