Anda di halaman 1dari 46

Efektivitas Pemberian Biskuit PMT-P

Terhadap Peningkatan Status Gizi pada Anak dengan Gizi Buruk


di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Atambua
pada Bulan Juni – September 2020

dr. Annisa Shafira Nadya Kartikasari


LATAR
BELAKANG
LATAR BELAKANG
Gizi buruk adalah keadaan kurang zat gizi tingkat
berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam waktu yang cukup lama.
Gizi buruk merupakan salah satu keadaan yang
dapat menurunkan kualitas hidup manusia dan
menyebabkan meningkatnya resiko kematian,
kesakitan, pertumbuhan fisik serta perkembangan
mental dan kecerdasan.
LATAR BELAKANG
Pada masa balita, anak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat sehingga
membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam
jumlah yang cukup dan memadai. Bila terjadi gizi
buruk pada masa balita dapat menimbulkan
gangguan pertumbuhan dan gangguan
perkembangan mental. Anak yang memiliki status
gizi buruk mempunyai resiko kehilangan tingkat
kecerdasan atau intelligence quotient (IQ) sebesar
10-15 poin.
Latar Belakang

• RISKESDAS tahun 2018 persentase


gizi kurang dan buruk 17,7%, balita
pendek dan pendek sekali 30,8%.

• Besaran masalah gizi pada balita di


wilayah UPTD Puskesmas Kota
Atambua pada tahun 2019 yaitu balita
gizi kurang dan gizi buruk 20%, balita
pendek dan pendek sekali 5,50%.
LATAR BELAKANG
• Program pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P)
dilaksanakan sebagai intervensi gizi untuk mempertahankan dan
meningkatkan status gizi balita gizi buruk.
• Program PMT-P merupakan kegiatan pemberian zat gizi bagi anak usia
6-59 bulan yang mengalami gizi buruk.
• Bertujuan untuk memulihkan gizi penderita yang buruk dengan cara
memberikan makanan dengan kandungan gizi yang cukup sehingga
kebutuhan gizi penderita dapat terpenuhi.
• Diberikan setiap hari selama 90 hari berturut-turut secara gratis
kepada balita gizi buruk.
Rumusan Masalah

Apakah pemberian Biskuit


sebagai makanan tambahan
berpengaruh terhadap
peningkatan Status Gizi pada
anak dengan gizi buruk di
wilayah kerja puskesmas kota
Atambua?
Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas pemberian biskuit sebagai makanan tambahan
terhadap peningkatan status gizi pada anak dengan gizi buruk di
wilayah kerja Puskesmas Kota Atambua?

Tujuan Khusus
• Mengetahui Status Gizi Anak sebelum pemberian Biskuit Makanan
Tambahan.
• Mengetahui Status Gizi Anak setelah pemberian Biskuit Makanan
Tambahan selama 3 bulan berturut-turut.
Manfaat
Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
bagi peneliti dan peneliti mampu menerapkan ilmu yang
dimiliki.

Bagi Puskesmas
Sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan Program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) untuk
penderita balita gizi buruk di Puskesmas Kota Atambua.
TINJAUAN
PUSTAKA
PROFIL PUSKESMAS
UPTD Puskesmas Kota Atambua merupakan
Puskesmas Rawat Jalan, terletak di
Kelurahan Tenukiik, Kecamatan Kota
Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kota


Atambua tersebar dalam 3 Kelurahan
yaitu: Kelurahan Atambua, Kelurahan
Fatubenao, dan Kelurahan Tenukiik
dengan luas wilayah kerjanya
sebesar 13,55 km².
PROFIL PUSKESMAS

No Kelurahan Jumlah Jumlah KK


Penduduk

1 Atambua 5816 868

2 Fatubenao 9113 2232

3 Tenukiik 3656 1148

  TOTAL 18585 4248

Sumber Data : BPS Kabupaten Belu Tahun 2017


PROFIL PUSKESMAS
Status Gizi
Pada tahun 2019 di wilayah UPTD Puskesmas
Kota Atambua terdapat 9 Balita Gizi Buruk,
162 Balita Gizi Kurang, dan 682 Balita Gizi
Baik dari jumlah 853 balita yang ditimbang
No Kelurahan Jumlah Balita Status Gizi
yang ditimbang  
 

Buruk Kurang Baik

1 Atambua 137 1 33 103


2 Fatubenao 501 6 102 393
3 Tenukiik 215 2 27 186
  Total 853 9 162 682
Sumber Data : SIKDA UPTD Puskesmas Kota Atambua Tahun 2019
PEMBERIAN
MAKANAN
TAMBAHAN
DEFINISI
Suatu program dalam bentuk
intervensi untuk mengatasi
masalah gizi buruk. Adanya
PMT diharapkan dapat
memberikan konstribusi total
konsumsi makanan sehari.
Namun demikian, PMT
hanya dilaksanakan sebagai
program penaggulangan LOREM IPSUM
masalah gizi jangka pendek. DOLOR SIT AMET
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
TUJUAN

Memperbaiki keadaan gizi pada anak


golongan rawan gizi yang menderita gizi
buruk, dan diberikan dengan kriteria anak
balita yang dua kali berturut-turut tidak naik
timbangannya serta yang berat badannya
pada KMS terletak dibawah garis merah.
Guna mempertahankan dan meningkatkan
status gizi, khususnya pada kelompok resiko
tinggi yaitu bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas
yang menderita KEK.
PMT

01 PENYULUHAN 02 PEMULIHAN
Salah satu cara memulihkan penderita gizi buruk Program pemberian makanan tambahan
secara langsung dan merupakan sarana bagi pemulihan merupakan program yang ditujukan
penyuluhan gizi bagi orang tua dan balita. kepada balita yang sudah dinyatakan gizi
Diselenggarakan sekali sebulan sesuai dengan buruk. Intervensi berupa pemberian makanan
jadwal penimbangan. Sasarannya adalah semua yang jumlah dan jenis kandungan zat gizinya
anak balita bukan penderita gizi buruk saja. sudah diatur. Jenis makanan yang diberikan
Makanan dibagi-bagikan kepada anak-anak yang haruslah padat gizi.
ditimbang pada saat posyandu atau diluar jadwal
posyandu. Hasil PMT penyuluhan tidak dapat diukur.
Tidak dapat diketahui secara pasti dampaknya
terhadap pemeliharaan gizi anak balita.
PMT-Pemulihan
Merupakan program/ kegiatan pemberian zat gizi yang
bertujuan memulihkan gizi penderita yang buruk dengan
jalan memberikan makanan dengan kandungan gizi yang
cukup sehingga kebutuhan gizi penderita dapat terpenuhi,
diberikan setiap hari untuk memperbaiki status gizi dan
diberikan secara gratis kepada balita gizi buruk.

PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai


tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-
hari. Makanan diberikan selama 90 hari, dapat dilaksanakan di
pusat pelayanan gizi dan atau rumah tangga, dengan bentuk
makanan berupa kudapan, bahan makanan mentah, dan bahan
makanan contoh yang dapat dibawa pulang.
PEMBERIAN
MAKANAN
TAMBAHAN PRINSIP
PEMULIHAN 01
02
03 Diberikan dalam bentuk makanan atau bahan
makanan lokal dan tidak diberikan dalam bentuk
04 uang.
Hanya sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan

05 utama.

Dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran sekaligus


sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari balita
sasaran.
Kegiatan di luar gedung puskesmas dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat
yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan lintas program dan sektor terkait
lainnya.
Dibiayai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Selain itu PMT pemulihan dapat
dibiayai dari bantuan lainnya seperti partisipasi masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah.
SASARAN PMT-P

 Balita kurus dan berat


badannya tidak naik
Balita Kurus
dua kali berturut-turut
(2 T)
Add Text
Simple
PowerPoint
Balita yang dalam pemulihan Presentation
pasca perawatan gizi buruk di Balita bawah garis
TFC/pusat pemulihan merah (BGM)
gizi/puskesmas perawatan.
Penyelenggaraan PMT-P

01 Persiapan dan Perencanaan

02 Pelaksanaan

03 Pemantauan
Persiapan dan Perencanaan

Kecamatan/Puskesmas Desa/Kelurahan Dusun/Posyandu

Rekapitulasi data Pendataan sasaran balita sesuai kriteria prioritas


Sosialisasi dari sasaran. Menyampaikan data calon sasaran
Puseksmas ke Kader. sasaran balita.
kepada kelurahan untuk dikonfirmasi. Menerima
Rapat koordinasi dan Mengirimkan data umpan balik dari puskesams dan
organisasi pelaksana sasaran ke menyampaikannya kepada ibu balita sasaran.
untuk menentukan puskesmas. Membentuk kelompok ibu balita sasaran.
lokasi, jenis PMT, dll Pembinaan Merencanakan pelaksanaan PMT-P
pelaksanaan PMT-P
Pelaksanaan

01 Pendistribusian 02 Konseling
Makanan tambahan balita ini diutamakan Konseling adalah kegiatan penyuluhan yang
berupa sumber protein hewani maupun nabati diarahkan agar ibu balita pengasuh sadar akan
serta sumber vitamin dan mineral yang masalah gizi buruk anaknya serta membimbing
terutama berasal dari sayur-sayuran dan dan berpartisipasi dalam pelaksanaaan PMT
buah-buahan. Pemberian makanan tambahan pemulihan. Kegiatan konseling dapat dilakukan
dilakukan selama 90 hari berturut-turut kepada pada saat pemberian PMT pemulihan atau
balita usia 6-59 bulan yang menderita pada kunjungan balita ke puskesmas atau
kekurangan gizi. Pemberian makanan dengan mengunjungi rumah keluarga balita.
tambahan dapat dilakukan di Konseling dilakukan setiap bulan yaitu pada
puskesmas/PKD. saat selesai dilakukan pengukuran berat badan.
Pemantauan PMT-P
Pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan PMT pemulihan, meliputi pelaksanaan PMT-P,
pemantauan berat badan setiap bulan. Pencatatan digunakan untuk membandingkan kondisi balita
sebelum dan sesudah PMT-P. P. Pencatatan dan pelaporan meliputi:

Menu makanan tambahan pemulihan yaitu ibu balita melakukan pencatatan harian sederhana
mengenai daya terima makanan tambahan pemulihan yang nantinya akan dipantau oleh kader
atau bidan di desa setiap minggu.
01

Penggunaan dana kegiatan PMT pemulihan yang merupakan bagian dari dana BOK, berupa
rincian dan nota pembelian bahan makanan dan bahan bakar untuk PMT pemulihan yang
dilaksanakan oleh TPG puskesmas atau tenaga lainnya disampaikan kepada kepala puskesmas
02

untuk diteruskan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

Kendala dalam pelaksanaan PMT pemulihan.


03

Jumlah balita yang ada, jumlah balita gizi buruk seluruhnya, jumlah balita sasaran
penerima PMT pemulihan, jumlah balita yang menerima/mengambil PMT pemulihan,
jumlah balita yang telah pulih dari gizi buruk setelah pemberian PMT pemulihan.
04
Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu. Gizi adalah
suatu proses organisme
menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Berdasarkan Permenkes RI No. 2 tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak, Penilaian status gizi anak dan balita
didasarkan pada beberapa indeks, sebagai berikut:
Penilaian Status Gizi

• Antropometri
LANGSUNG • Klinis
• Biokimia
• Biofisika

• Survei Konsumsi Makanan


• Statistik Vital
TIDAK LANGSUNG
• Faktor Ekologi
Penyebab Gizi Buruk

01 Faktor Langsung 02 Faktor Tidak Langsung

• Konsumsi Makanan • Tingkat Pendapatan dan status


ekonomi
• Penyakit Infeksi • Pengetahuan dan Pendidikan
orangtua
• Kondisi lingkungan
• Peranan factor sosial
• Asupan Asi
• Pola asuh dan kepercayaan
METODE
MINI PROJECT
Rancangan Mini Project
Penelitian ini merupakan penelitian observasional.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah potong-melintang (cross-sectional) untuk
mengetahui gambaran status gizi balita gizi
kurang setelah diberi makanan tambahan. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan
menggunakan metode kualitatif.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kota
Atambua, yakni Kelurahan Atambua, Kelurahan Tenukiik
dan Klelurahan Fatubenao, Kabupaten Belu, Atambua.
 
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yakni sejak Juni
hingga September 2020.
 
Populasi Mini Proyek
Populasi penelitian ini adalah semua balita gizi buruk yang
mendapatkan program PMT tiga kali untuk kebutuhan
selama 90 hari, yang diberikan oleh Puskesmas Kota
Atambua.
Sampel Mini Proyek
Populasi penelitian ini adalah semua balita dengan kasus
baru gizi buruk pada bulan Juni 2020 dengan rentang usia 6-
60 bulan yang mendapatkan program PMT tiga kali untuk
kebutuhan selama 90 hari, yang diberikan oleh Puskesmas
Kota Atambua. Sampel berjumlah 6 balita.
 
 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi ialah dari data rekam medis gizi yang
didapat dari poli gizi Puskesmas Kota Atambua. Data yang
didapat antara lain berupa data kasus baru gizi buruk balita
usia 6-60 bulan pada bulan Juni 2020 beserta dengan data
antropometri balita.
Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang
diperoleh dengan sumber rekam medis poli gizi puskesmas
kota atambua.
 
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil yang didapat
dari rekam medis. Kemudian dihitung persentase jumlah
kenaikan status gizi pada sampel di tiap bulannya selama
tiga bulan.
HASIL
DAN
ANALISIS MASALAH
ANALISA MASALAH

• Keenam sampel yang diteliti merupakan balita yang


menerima dan mengkonsumsi paket PMT secara lengkap.
Dari keenam balita, dua orang di antaranya (33,3 %) telah
mencapai status gizi baik, tiga orang (50 %) dengan status
gizi kurang dan 1 orang lainnya masih berstatus gizi buruk
(16,7%).

• Secara keseluruhan sekitar 83,33% sasaran mengalami


peningkatan status gizi setelah 3 bulan pemberian PMT-P,
dan sekitar 16,67 % sasaran yang belum mencapai
peningkatan status gizi dalam 3 bulan pemberian PMT-P.
ANALISA MASALAH

• Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat


mempengaruhinya. Menurut WHO, riwayat imunisasi, riwayat
bayi berat lahir rendah (BBLR), riwayat ASI ekslusif, dan diet
yang lazim dapat mempengaruhi hasil akhir dari status gizi
balita meskipun sudah dilakukan pemberian PMT-P.

• Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat


keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik
dan mental orang tersebut. Jadi, secara umum keadaan
status gizi yang baik adalah terdapat kaitan yang erat antara
status gizi dengan konsumsi makanan yang dimakan.
Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis tidak memantau dan


memonitor secara langsung pemberian PMT-P
kepada balita dengan gizi buruk. Sehingga penulis
tidak mengetahui apakah setelah pendistribusian
PMT-P kepada orangtua dengan gizi buruk ini para
orangtua langsung memberikan biscuit PMT-P
kepada balita sesuai anjuran atau tidak yang dapat
mengurangi keefektivitasan biskuit PMT-P tersebut
dalam peningkatan status gizi pada balita dengan
gizi buruk.
KESIMPULAN

• Terdapat 6 anak balita yang termasuk ke dalam


kasus baru gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Kota Atambua pada bulan Juni 2020 yang terdiri
dari 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.

• Sekitar 83,33% sasaran mengalami peningkatan


status gizi setelah 3 bulan pemberian PMT-P, dan
sekitar 16,67 % sasaran yang belum mencapai
peningkatan status gizi dalam 3 bulan pemberian
PMT-P.
KESIMPULAN

• Dari keenam anak dengan gizi buruk, 4 anak


mengalami peningkatan status gizi pada 1 bulan
pemberian PMT-P, 1 anak mengalami peningkatan
status gizi pada 3 bulan pemberian PMT-P dan 1
anak yang tidak mengalami peningkatan status
gizi dalam 3 bulan pemberian PMT-P.

• Setelah pemberian PMT-P selama 3 bulan berturut-


turut, dari keenam anak dengan gizi buruk
didapatkan 2 orang balita (33,3 %) berstatus gizi
baik, 3 orang balita (50 %) berstatus gizi kurang
dan 1 orang balita (16,7 %) berstatus gizi buruk.
SARAN
DINAS Meningkatkan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan
KESEHATAN program pemberian makanan tambahan pemulihan di Puskesmas Kota
Atambua.

1. Meningkatkan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu


tentang tujuan program pemberian makanan tambahan pemulihan
sehingga orang tua dapat ikut serta dalam mencapai tujuan

PUSKESMAS tersebut.
2. Pengawasan program pemberian makanan tambahan harus lebih
ditingkatkan supaya program dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan dapat mencapai tujuan.
3. Membentuk kelompok ibu balita sasaran untuk mempermudah
pelaksanaan dan pengawasan program pemberian makanan
tambahan pemulihan.
SARAN
1. Masyarakat dan lintas sektor perlu mendukung dan berpartisipasi dalam
pelaksanaan program pemberian makanan tambahan pemulihan secara
bersama-sama demi tercapainya tujuan program.
2. Masyarakat terutama orang tua harus lebih memperhatikan anjuran
MASYARAKAT
pemberian PMT-P dan memastikan bahwa anak mengkonsumsi biskuit
PMT-P sesuai anjuran.
3. Bagi orang tua balita gizi buruk penerima makanan tambahan pemulihan
supaya melakukan pencatatan harian sederhana mengenai daya konsumsi
makanan yang diberikan.
4. Bagi orangtua balita gizi buruk penerima PMT-P harus tetap memberikan
makanan makanan bergizi lain nya selain biskuit PMT-P yang diberikan
dari Puskesmas Kota Atambua.
SARAN

Bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut


Peneliti lain mengenai monitoring pemberian PMT-P di rumah serta mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi keefektivitasan PMT-P.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai