Anda di halaman 1dari 50

DENGUE SHOCK SYNDROME

Oleh : Aditya Prakoso & Chairul Nurdin Azali


Supervisor : dr. Badai Buana Nasution, M.Ked(Ped),
Sp.A
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

BAB 1
LATAR BELAKANG

Konsensus Global Infeksi Dengue Tahun 2010

INDONESIA?

Anders et al,
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anders, et al.,

Bahwa anak-anak usia 6 sampai 10 tahun beresiko


berkembang menjadi dengue shock syndrome dan anak
perempuan lebih mungkin untuk menderita sindrom syok
dengue dari pada laki-laki

BAB
TEORI

Definisi

Dengue
Shock
Syndrome

Merupakan

keadaan

memenuhi

kriteria

klinis
DBD

yang

disertai

dengan gejala dan tanda kegagalan


sirkulasi atau syok

Etiologi

INFEKSI
DENGUE

DEN-3 +++ INDONESIA

KLASIFIKASI INFEKSI
DENGUE 2011

2011 WHO-SEARO Dengue Case Classification

Klasifikasi Dengue Berdasarkan Tingkat Keparahan

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

11

Homologues antibodies form


non-infectious complexes

Antibodi yang berikatan dengan virus dengan serotipe


yang sama atau belum terpapar

12

Heterologous antibodies form


infectious complexes

Pada infeksi sebelumnya dengan serotipe virus yang


berbeda akan berikatan dengan antibodi heterolog yang
sudah ada sebelumnya namun tidak mengeleminasi
serotipe yang baru.

SYOK
TERKOMPENSASI

ALUR SYOK
SYOK HIPOTENSIF

KOLAPS
KARDIORESPI DAN
HENTI JANTUNG

14

Diagnosis

IMMUNOSEROLOGIS

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN

BAB 3
LAPORAN KASUS

Kasus
Anak perempuan berusia 8 tahun 9 bulan, dengan berat
badan 30 kg dan tinggi badan 120 cm, datang ke instalasi
gawat darurat RSUP. H. Adam Malik Medan dengan
keluhan demam

Telaah
Os merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Os lahir dengan berat 3000

gram dengan tinggi 49 cm.


Pasien datang dengan demam yang dirasakan sejak 5 hari ini . Demam bersifat

tinggi , turun dengan obat penurun panas. Demam bersifat terus menerus. Saat di
IGD RSUP H Adam Malik Os tidak demam. Riwayat minum obat penurun panas 2
jam smrs. Sakit kepala dijumpai , dirasakan os di sekitar mata dan di persendian ,
yang dirasakan os kurang lebih sejak 4 hari yang lalu. Bintik kemerahan mulai
muncul sejak 2 hari yang lalu. Bintik merah dijumpai di sekitar lengan pasien.
Mimisan , perdarahan gusi , dan BAB berdarah/hitam disangkal. Mual dan muntah
dijumpai sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi 3 kali sehari yang dirasakan os
setiap os selesai makan. Volume muntah kurang lebih setengah gelas aqua
( 150cc ) dengan isi apa yang dimakan. Buang air kecil normal dalam batas normal.

Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien sebelumnya

berobat ke dokter spesialis anak , berdasarkan


pemeriksaan klinis dan lab pasien didiagnosis dengan
DHF dan di rujuk ke RSUP H Adam Malik Medan
Riwayat pengobatan : Paracetamol
Riwayat Keluarga : Riwayat keluarga dengan penyakit

yang sama tidak ditemukan


Riwayat pengobatan orang tua : Tidak Jelas

Riwayat kehamilan : Orang tua OS berumur 24 tahun saat

mengandung OS dengan usia gestasi 38 bulan.


Riwayat melahirkan : Ibu os melahirkan ditolong oleh bidan .

Pasien lahir secara pervaginam dan menangis spontan. Berat


badan lahir 3000 gr dan panjang badan lahir 49 cm.
Riwayat pemberian makan: Os mendapatkan asi ekslusif

hingga usia 6 bulan, lalu diberikan susu formula hingga usia 4


tahun.
Riwayat imunisasi : Lengkap
Riwayat tumbuh kembang : Orang tua os mengatakan bahwa

status tumbuh kembang os normal. Os mulai bicara,


merangkak, dan bealan tepat waktu.

Pemeriksaan Fisik
Status Presens: Sensorium tampak lemah, tensi 90/60, HR: 110x/i , RR:
26x/i, suhu 38C, BB: 30 kg , TB: 120cm

Status lokalisasi:
Kepala : Normal
Mata : Konjungtiva pucat -/- , Skelera Ikterik -/- , Palpebra oedem -/ THT : Dalam batas normal
Leher : TVJ R+2 , pembesara kgb (-)
Thoraks: Simetris ,
Cor: S1S2 normal regular, HR: 110 desah (-) .
Suara nafas : Vesikuler , rales (-) , mengi (-)

Abdomen : Soepel, peristaltic normal turgor baik, H/L/M : tidak teraba


Ekstrimitas : Hangat, CRT <3, Nadi 110x/i, ptekie (+) rumple lead(+)

Test

Result

Unit

Referal

Hemoglobin

14.8

g%

11.7-15.5

Erythrocyte

5.32

10 /mm

Leucocyte

3.7

103/mm3

4.5-11.0

Thrombocyte

160

103/mm3

150-450

Hematocrite

42.9

38-44

Eosinophil

1-6

Basophil

0-1

Neutrophil
batang
Lymphocyte

49

37-80

38

20-40

Monocyte

13

2-8

Neutrophil
segment
MCV

3.98

103/L

2.7-6.5

80.6

fL

85-95

MCH

27.8

Pg

28-32

MCHC

34.5

g%

33-35

23

Mm/jam

0-10

LED

4.20-4.87

Hasil
Lab
NS1 : (+)

Diagnosa : Dengue Hemmorhagic Fever

Terapi :
IVFD D5% NaCl 0,45% 30gtt/I (makro)
Paracetamol 300mg/8jam/iv
Diet MB 170kkal + 60gr protein

Rencana :
Cek darah lengkap /24 jam
Cek IgM dan IgG anti-dengue

Prognosa : Dubia ad Bonam

FOLLOW UP

21 Januari 2016 (00.00)


S
Demam
hari

O
(+)

5 Sensorium:

cm, T: 38C, Dengue

ini. kepala: mata Rc +/+, pupil hemmorhagic

Muntah(+), nyeri isokor , konj. Inf. Pucat -/- , fever


kepala (+), nyeri THT: dbn
ulu

hati

batuk(+)

(+), Dada: simetris fusiformis,

P
IVFD

D5%

NaCl

0,45% 30gtt/I (makro)


Paracetamol
300mg/8jam/iv

retraksi (-) , HR: 108x/I

Ambroxol syr 3xcthI

regular,

Inj ranitidine 30mg/12

murmur(-).

RR:

22x/I regular, ronchi -/Perut:

soepel,

peristaltic

(+), hepar/lien : tdk teraba


Anggota gerak: nadi 108x/I,

jam iv
Diet MB 170kkal +
60gr protein

regular, t/v cukup, akral

Trombosit: 60.000

hangat, crt<3

IgG anti-dengue (+)


IgM anti-dengue (-)

21 Januari 2016 (01.00)


S
UOP (-)

Sens: cm, t: 36.6C

DSS

P
IVFD

RL

Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

7cc/kgBB/jam

konj palp inferior pucat -/-.

=210cc/jam

THT dbn

Cek TD dan Nadi

Dada: SF, retraksi (-) HR:

1 Jam kemudian

112x/I regular desah(-), RR:


30x/I regular , ronki (-)
Perut: soepel , peristaltic (+)
normal , hepar teraba 2 cm
BAC, lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium
Alat gerak: Nadi 112x/I, t/v
cukup,

akral

hangat,

CRT<3 , TD : 95/70 mmHg

21 Januari 2016 ( 02.00 )


S

Sens: cm, t: 36.6C

DSS

P
IVFD RL

Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

7cc/kgBB/jam

konj palp inferior pucat -/-.

=210cc/jam

THT dbn

Cek TD dan Nadi

Dada: SF, retraksi (-) HR:

1 Jam kemudian

120x/I regular desah(-), RR:


30x/I regular , ronki (-)
Perut: soepel , peristaltic (+)
normal , hepar teraba 2 cm
BAC, lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium
Alat gerak: Nadi 120x/I, t/v
cukup,

akral

hangat,

CRT<3 , TD : 90/60 mmHg

21 Januari 2016 (03.00)


S

Sens: cm, t: 36.7C

DSS

P
IVFD RL

Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

5cc/kgBB/jam

konj palp inferior pucat -/-.

=150cc/jam

THT dbn
Dada: SF, retraksi (-) HR:
112x/I regular desah(-), RR:
24x/I regular , ronki (-)
Perut: soepel , peristaltic (+)
normal , hepar teraba 2 cm
BAC, lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium
Alat gerak: Nadi 112x/I, t/v
cukup,

akral

hangat,

CRT<3 , TD : 90/60 mmHg

21 Januari 2016 (05.00)


S

Demam (-)

Sens: cm, t: 36.8C

DSS

P
IVFD RL

Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

3cc/kgBB/jam

konj palp inferior pucat -/-.

=90cc/jam

THT dbn
Dada: SF, retraksi (-) HR:
112x/I regular desah(-), RR:
24x/I regular , ronki (-)
Perut: soepel , peristaltic (+)
normal , hepar teraba 2 cm
BAC, lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium
Alat gerak: Nadi 112x/I, t/v
cukup,

akral

hangat,

CRT<3 , TD : 100/60 mmHg

21 Januari 2016 (07.00)


S

Demam

(-) Sens: cm, t: 36.1C

DHF dengan Syok IVFD RL

bebas demam Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

10cc/kgBB/jam

hari

=300cc/jam

ke-1, konj palp inferior pucat -/-.

demam 6 hari, THT dbn

Inj. Ranitidine

penurunan

30mg/12jam/iv

Dada: SF, retraksi (-) HR:

kesadaran (-) , 108x/I regular desah(-),


muntah

RR:

22x/I regular , ronki (-)

Paracetamol
300mg

(+)mencret (-) Perut: soepel , peristaltic (+)


BAK(+)
(+)

BAB normal , hepar teraba 2 cm

Pantau Vital sign ,

BAC, lien tidak teraba, nyeri

urine output , tanda

tekan epigastrium

overload cairan

Alat gerak: Nadi 108x/I, t/v


lemah,, akral dingin, CRT>3 ,
TD : 80/palpasi

21 Januari 2016 (11.30)


S
Akral
TD

dingin, Sens: gcs 15, t: 36.6C


tercapai, Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

demam (-)

konj palp inferior pucat -/-. THT

DSS

P
IVFD RL
7cc/kgBB/jam
=210cc/jam

dbn
Dada: SF, retraksi (-) HR: 105x/I

IVFD Gelofusin

regular desah(-),

3cc/KgBB = 90cc

RR: 30x/I

regular , ronki (-)


Perut: soepel membesar ,

Hb: 15,3 gr/dl

peristaltic (+) normal , hepar

Ht 43,6%

teraba 4 cm BAC, lien tidak

Leu: 6300

teraba, nyeri tekan epigastrium

Trombosit: 37000

Alat gerak: Nadi 105x/I, t/v


cukup, akral hangat, CRT: 3 ,
TD : 93/63 mmHg
MAP: 73 mmHg
Foto Thorax : Effusi Pleura
Kanan

21 Januari 2016 (22.00)


S
Sesak

O
nafas Sens: cm, t: 36.6C

(+) demam (-)

A
DSS

P
IVFD RL

Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

7cc/kgBB/jam

konj palp inferior pucat -/-.

=210cc/jam

THT dbn
Dada: SF, retraksi (-) HR:

IVFD Gelofusin aff

108x/I regular desah(-), RR:

Hb/Ht/L/T:

42x//I regular , ronki (-) suara

14.1/39.5/6290/70

nafas

000

lapang

paru

kanan

melemah

pH/pCO2/pO2/HC

Perut: soepel , peristaltic (+)

O3/TCO2/BE/SatO

normal , hepar teraba 2 cm

2:

BAC, lien tidak teraba, nyeri

7.47/27/180/19.7/2

tekan epigastrium

0.5/3.2/100

Alat gerak: Nadi 112x/I, t/v


cukup,

akral

hangat,

CRT<3 , TD : 110/70 mmHg

22 Januari 2016 (08.30)


S

Demam (-) nyeri Sens: gcs 15, t: 36.6C


perut
batuk(+)

DSS+effuse pleura

(+) Kepala: Rc +/+, pupil isokor, konj

P
IVFD RL
3cc/kgBB/jam

palp inferior pucat -/-. THT dbn

=90cc/jam

Dada: SF, retraksi (-) HR: 96x/I

Inj. Ranitidine

regular

1amp/8jam/iv

regular

desah(-),
,

ronki

RR:
(-)

26x/I
stridor

Paracetamol 300mg

ekspiratorik (+)
Perut: soepel membesar ,

Rencana Koreksi

peristaltic (+) normal , hepar

Hipoalbumin

teraba 4 cm BAC, lien tidak


teraba, nyeri tekan epigastrium

Lab:

Alat gerak: Nadi 86x/I, t/v cukup,

Hb/ht/l/t :

akral hangat, CRT: 3 , TD :

13.9/40.4/7630/35000

100/70 mm

Ca/Na/K/Cl :

Foto Thorax : Effusi Pleura Kanan

8.1/136/3.6/100

22 Januari 2016 (10.30)


S
TD

O
tidak Sens: gcs 15, t: 37C

A
DSS+effuse

P
IVFD RL aff

stabil, demam Kepala: Rc +/+, pupil isokor, pleura

IVFD gelofusin

(-)

5cc/kgbb=150cc

nafas(+)

sesak konj palp inferior pucat -/-.


THT dbn
Dada: SF, retraksi (-) HR:

Pantau selama 1

105x/I regular desah(-), RR:

jam

38-40x/I regular , ronki (-)

Pantau

Alat gerak: Nadi 105x/I, t/v

Hemodinamik

cukup, akral hangat, CRT: <3


, TD : 90/65 mm

22 Januari 2016 (15.30)


S

TD belum stabil Sens: gcs 15, t: 37.8C

DSS+effuse pleura

P
IVFD RL

, sesak nafas Kepala: Rc +/+, pupil isokor,

3cc/kgBB/jam

(+)

konj palp inferior pucat -/-. THT

=90cc/jam

dbn

INFD gelofusin

Dada: SF, retraksi (-) HR: 109x/I

3cc/kgbb = 90cc/jam

regular desah(-),

RR:34-36x/I

regular , ronki (-) suara nafas


melemah di lap paru anan
Perut: soepel membesar ,
peristaltic (+) normal , hepar
teraba 4 cm BAC, lien tidak
teraba,
Alat

gerak:

Nadi 109x/I,

t/v

cukup, akral hangat, CRT< 3 ,


TD : 95/70 mm
Foto Thorax : Effusi Pleura
Kanan

23 Januari 2016 (18.00)


S
Tekanan

darah Sens: gcs 15, t: 36.6C

DSS+effuse pleura

P
IVFD RL

belum stabil , Kepala: Rc +/+, pupil isokor, konj

3cc/kgBB/jam

sesak

=90cc/jam

tidak ada

nafas palp inferior pucat -/-. THT dbn


Dada: SF, retraksi (-) HR: 92x/I

Inj Ceftriaxone

regular

1gr/12jam/iv

desah(-),

RR:

20x/I

regular , ronki (-),

Inj. Ranitidine

Perut: soepel membesar ,

1amp/12jam/iv

peristaltic (+) normal , hepar tdk

Paracetamol

teraba, lien tidak teraba, nyeri

300mg/8jam/iv

tekan epigastrium

Diet mb

Alat gerak: Nadi 92x/I, t/v cukup,

1750kkal+60gr

akral hangat, CRT: 3 ,

protein

Foto Thorax : Effusi Pleura Kanan


Lab:
Hb/ht/l/t :
13.3/39.6/8550/94000

24 Januari 2016 (08.00)


S

Tekanan

Sens: gcs 15, t: 36.6C

DSS+effuse

darah

stabil, Kepala: Rc +/+, pupil isokor, pleura

sesak

nafas konj palp inferior pucat -/-. perbaikan

tidak ada

P
IVFD RL
dalam 3cc/kgBB/jam
=90cc/jam

THT dbn

Inj.ceftriaxone

Dada: SF, retraksi (-) HR:

1gr/12 jam

90x/I regular desah(-),

Inj. Ranitidine

RR:

20x/I regular , ronki (-)

1amp/12jam/iv

Perut: soepel membesar ,

Paracetamol

peristaltic (+) normal , hepar

300mg

tidak, lien tidak teraba.


Alat gerak: Nadi 86x/I, t/v
cukup, akral hangat, CRT< 3
, TD : 100/70 mm

BAB 4
DISKUSI

Teori :

Kasus :

Anak

perempuan

berusia

Penelitian yang dilakukan oleh

tahun 9 bulan, dengan berat

Anders, et al., Bahwa anak-

badan 30 kg dan tinggi badan

anak usia 6 sampai 10 tahun

120 cm, datang ke instalasi

beresiko berkembang menjadi

gawat darurat RSUP. H. Adam

dengue shock syndrome dan

Malik Medan dengan keluhan

anak

demam dan terdiagnosa dengan


DHF,

hari

berikutnya

os

mengalami pembesaran hepar


2cm,

nadi 120x/I, t/v lemah,

akral dingin, CRT<3 , TD : 80/60


mmHg

mungkin
sindrom

perempuan
untuk
syok

pada laki-laki

lebih

menderita

dengue

dari

Kasus :

Pasien

Teori

memiliki

riwayat

Manifestasi

klinis

demam, nyeri pada mata. mual

dengue adalah :

dan muntah, sakit kepala, sakit

a. Demam

perut dan bintik kemerahan


pada kulit.

tanpa

dari

tinggi
sebab

berlangsung

infeksi

mendadak
yang

terus

jelas,

menerus

selama 2-7 hari


b. Terdapat

manifestasi

perdarahan

yang

ditandai

dengan
c. Pembesaran Hati
d. Syok

cepat

ditandai dengan nadi


dan

hipotensi

lemah

serta

Kasus :

Teori :

Lab 19 Januari 2016

Trombositopenia

Hb/ht/L/T : 14.8/42.9/3.7/160

Lab 20 Januari 2016 (08.00)


Hb/ht/L/T:16.6/46.6/3.37/60

Lab 21 Januari 2016 (10.00)


Hb/ht/L/T :15.3/43.6/6.33/37

Lab 21 januari 2016 (18.00)


Hb/ht/L/T :12/35.9/6.2/37

Lab (22 Januari 2016 pukul 00.00)


Hb/Ht/L/T: 14.1/39.5/6290/70000

Lab 22 januari 2016 (05.03)


Hb/ht/L/T :13.9/40.40/7.63/35

(100.000/ml

atau

kurang)
Adanya kebocoran plasma (plasma

leakage)

karena

permeabilitas

peningkatan

kapiler

dengan

manifestasi :
Peningkatan

hematokrit

20%

dibandingkan standar sesuai dengan


umur dan jenis kelamin
Penurunan hematokrit20% setelah

mendapat terapi cairan, dibandingkan


dengan nilai hematokrit sebelumnya
Tanda kebocoran plasma seperti :

Lab 23 januari 2016 (18.00)

efusi

pleura,

Hb/ht/l/t : 13.3/39.6/8550/94000

hipoproteinemia

asites,

atau

Kasus :

Teori :

Pada tangggal 19 dan 20 pasien

Pada DSS, seluruh kriteria

diklasifikasikan menjadi DHF grade 1


dengan :

(4)

tanda

Demam tinggi

disertai

kegagalan

dengan
sirkulasi

yaitu :

Pteki

Penurunan

Tourniquet test (+)

Pada

DBD

tanggal

diklasifikasikan

21
menjadi

pasien
DSS

dengan :
Demam Tinggi

kesadaran,

gelisah
Nadi cepat, lemah
Hipotensi

Pteki dan Tourniquet (+)

Tekanan nadi < 20 mmHg

Pembesaran hati

Perfusi perifer menurun

Nadi 120x/I, t/v lemah, akral dingin,

Kulit dingin-lembab.

CRT<3 , TD : 80/60 mmHg

Kasus :

Teori :

Tatalaksana pada pasien :

Pada DSS segera beri infus kristaloid

O2 liter/i.

( Ringer laktat atau NaCl 0,9%) 10-20

IVFD D5% NaCl 0,45% 30gtt/I (makro)


Paracetamol 300mg/8jam/iv
Inj ranitidine 30mg/12 jam iv

ml/kgBB secepatnya (diberikan dalam bolus


selama 30 menit) dan oksigen 2 lt/mnt.
Untuk DSS berat (DBD derajat IV, nadi tidak
teraba dan tensi tidak terukur) diberikan

Diet MB 170kkal + 60gr protein

ringer laktat 20ml/kgBB bersama koloid.

Monitor gangguan hemodinamik.

Observasi tensi dan nadi tiap 15 menit,

19 Januari 2016

hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam.

IVFD D5% NaCl 0,45% 30gtt/I (makro)

Apabila

Paracetamol 300mg/8jam/iv
Diet MB 170kkal + 60gr protein
20 januari 2016
IVFD D5% NaCl 0,45% 30gtt/I (makro)
Paracetamol 300mg/8jam/iv

penurunan

syok

telah

kadar

teratasi

disertai

hemoglobin/hematokrit,

tekanan nadi > 20mmHg, nadi kuat, maka


tetesan cairan dikurangi menjadi 10ml/kgBB.
Volume

10ml/kgBB/jam

dapat

tetap

dipertahankan sampai 24 jam atau sampai


klinis stabil dan

Ambroxol syr 3xcthI

hematokrit

Inj ranitidine 30mg/12 jam iv

Selanjutnya cairan diturunkan menjdi

Diet MB 170kkal + 60gr protein

21 januari 2015
IVFD RL 100 cc/KgBB/Jam= 300cc/Jam (00.00)
IVFD RL 7cc/kgBB/jam =210cc/jam
(02.00)

menurun

<40%.

7ml/kgBB sampai keadaan klinis dan


hematokrit stabil kemudian secara
bertahap cairan diturunkan 5ml dan
seterusnya3ml/kgBB/jam. Dianjurkan

IVFD RL 5cc/kgBB/jam =150cc/jam

pemberian cairan tidak melebihi 48

(03.00)

jam setelah syok teratasi. Observasi

IVFD RL 3cc/kgBB/jam =90cc/jam

klinis, nadi, tekanan darah, jumlah

(05.00)

urin dikerjakan tiap jam (usahakan

IVFD RL 10cc/kgBB/jam =300cc/jam

urin >1ml/kgBB, BD urin <1,020) dan

Inj. Ranitidine 30mg/12jam/iv


Paracetamol 300mg (05.00)
IVFD RL 7cc/kgBB/jam =210cc/jam
IVFD Gelofusin 3cc/KgBB = 90cc
(11.30)

pemeriksaan

hematokrit

trombosit

4-6

tiap

keadaan umum baik

jam

dan
sampai

22 januari 2015
IVFD RL 3cc/kgBB/jam =90cc/jam
Inj. Ranitidine 1amp/8jam/iv
Paracetamol 300mg (08.30)
IVFD RL aff
IVFD gelofusin 5cc/kgbb=150cc (10.30)
IVFD RL 3cc/kgBB/jam =90cc/jam
INFD gelofusin 3cc/kgbb = 90cc/jam(15.30)

23 Januari 2016
IVFD RL 3cc/kgBB/jam =90cc/jam
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
Inj. Ranitidine 1amp/12jam/iv
Paracetamol 300mg/8jam/iv
Diet mb 1750kkal+60gr protein

24 Januari 2016
IVFD RL 3cc/kgBB/jam =90cc/jam
Inj.ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ranitidine 1amp/12jam/iv
Paracetamol 300mg

BAB 5
KESIMPULAN

Anak perempuan berusia 8 tahun 9 bulan dengan


keluhan demam sejak 5 hari yang lalu, sakit kepala +,
terutama di sekitar mata , nyeri sendi +, dan pteki + di
lengan os. mual dan muntah +. Pasien di tatalaksana
awal dengan IVFD D5% NaCl 0,45% 30gtt/I (makro) dan
paracetamol 300mg/8jam/iv, kemudian pada tanggal
21/1/2015 telah terjadi syok dan telah diterapi dengan
cairan

ringer

laktat

300cc/jam

210cc/jam

150cc/jam 90cc/jam serta dilakukan pemantuan


terhadap vital sign

Thank You

Anda mungkin juga menyukai