Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

Gastroenteritis Akut

DISUSUN OLEH

dr. Mohammad Patrio Gondo Sucipto

PENDAMPING

dr. Meidi Fazirin

Program Internsip Dokter Indonesia

RSHD KOTA BENGKULU

2019
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan kasus Gastroenteritis Akut

Selanjutnya, laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas internship. Kepada semua
orang yang terlibat dalam pembuatan laporan tutor ini, kami ucapkan terima kasih atas segala
pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami susun dengan cukup baik.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa,
analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami ingin meminta maaf atas segala kekurangan tersebut, hal
ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan ini dan perbaikan untuk
kita semua.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu pengetahuan
untuk kita semua.

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Bengkulu, 3Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………….……………………………………………………i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………...ii

LAPORANKASUS ……………………………………….………………………………..…1

LAMPIRAN FOLLOW UP…………………………………………………………...………5

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………......….13
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : tn. FC

TTL : Bengkulu, 1 Februari 1976

Usia : 42tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Alamat : Penurunan

Tgl masuk RS : 31 Desember 2018 / pukul 21.00 wib

No.RM : 055941

Dr. Merawat : dr. Tri Hadi Susanto, Sp.PD

Keluhan Utama :
Nyeri perut

Keluhan Tambahan :
Mual (+), BAB cair (+)

RPS :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut dirasakan sejak 1 minggu yang lalu
nyeri perut dirasakan melilit dan disertai dengan mual namun tidak ada muntah.Pasien juga
mengeluhkan BAB cair 5 kali hari ini, BAB cair warna kining dengan sedikit ampas tanpa ada
darah dan lender.Pasien menyangkal adanya demam.

RPD :tidak ada

RPK :Disangkal.

R. Pengobatan :tidak ada


PEMERIKSAN FISIK
Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : CM

Tanda vital :

Suhu : 36,6 C

Tekanan Darah : 100/60

Nadi : 80 x / menit

Pernapasan : 21x / menit

STATUS GENERALIS
Kepala :

Bentuk : Normocephal

Mata :

• Cahaya +/+

• Refleks Pupil : isokor +/+

• Kojungtiva tidak anemis

• Sklera tidak ikterik

• Oedem palpebra ( - )

Hidung : Discharge ( - )

Telinga : Discharge ( - )

Mulut :
• Lidah kotor ( - )

• Lidah tremor ( - )

• Faring Hiperemis (-)

• Tonsil T1 – T1

Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Dada ( Paru ) :

Inspeksi : simetris, retraksi intercostals ( - )

Palpasi : tidak dilakukan

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : vesikuler + / + ,rh-/-, wh-/-

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : BJ I & II normal

Abdomen :

Inspeksi :Kembung ( + )

Palpasi : Nyeri epigastrium ( + )

Perkusi : Timpani di keempat kuadran

Auskultasi : BU meningkat

Ekstremitas atas :

- Akral : Hangat

- Edema :(-)

- RCT :< 2 detik


Ekstremitas bawah :

- Akral : Hangat

- Edema :(-)

- RCT :< 2 detik

Pemeriksaan Penunjang :

- DPL ( HHTL )

Hemoglobin : 12,9 g/dl


Leukosit : 9.400 /ul
Hematokrit : 36,0%
Trombosit : 321.000

Diagnosis : Gastroenteritis Akut

Terapi Awal :
IVFD RL 20tpm
Inj. Omeprazol 1x1
Domperidon 3x1
Sukralfat syr 3x1c
New Diatab 3x1 (kp)
Lampiran follow Up pasien
Tanggal follow up
1 Januari 2019 S :Nyeri perut (+), BAB cair berkurang
O :Ku :tampak sakit sedang
TD : 110/80 mmhg, Hr : 80x/ menit
T : 36,40 C, RR : 24 kali/ menit
Pemeriksaan fisik
Abdomen datar, BU meningkat
A :GEA
P:
IVFD RL 20tpm
Inj. Omeprazol 1x1
Domperidon 3x1
Sukralfat syr 3x1c
New Diatab 3x1 (kp)

2 januari 2019 S :Nyeri perut berkurang, BAB cair (-)


O :Ku :tampak sakit sedang
TD : 110/90 mmhg, Hr : 90x/ menit
T : 36,70 C, RR : 20 kali/ menit
Pemeriksaan fisik
Abdomen datar, BU (+)
A :GEA
P:
IVFD RL 20tpm
Inj. Omeprazol 1x1
Domperidon 3x1
Sukralfat syr 3x1c
New Diatab 3x1 (kp)

3 januari 2019 S :Nyeri perut (-)


O :Ku :tampak sakit ringan
TD : 110/80 mmhg, Hr : 80x/ menit
T : 36,60 C, RR : 22 kali/ menit
Pemeriksaan fisik
Abdomen dalam batas normal
A : GEA
P:
Acc Rawat jalan
Lansoprazol 1x1
New Diatab 3x1
Neurodex tab 1x1
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluranpencernaan dan ditandai
dengan diare dan muntah (Chow et al., 2010).Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cair atausetengah cair(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam

Etiologi
Faktor Infeksi
1. Virus
Sejak tahun 1940-an, virus sudah dicurigai sebagai penyebab penting dari gastroenteritis.Tetapi
peranannya belum jelas sampai Kapikian et al. (1972) mengidentifikasi adanya virus (Norwalk
virus) pada feses sebagai penyebab gastroenteritis. Satu tahun kemudian, Bishop et al.,
mengobservasi keberadaan rotavirus pada mukosa usus anak dengan gastroenteritis, dan pada
tahun 1975, astrovirus dan adenovirus diidentifikasi pada feses anak yang mengalami diare akut.
Sejak saat itu, jumlah virus yang dihubungkan dengan gastroenteritis akut semakin meningkat
(Wilhelmi et al., 2003). Beberapa virus yang sering menyebabkan gastroenteritis adalah :
a. Rotavirus
b. Enterik Adenovirus
c. Astrovirus
d. Human calcivirus
2. Bacteri
Infeksi bakteri menyebabkan 10%-20% kasus gastroenteritis. Bakteri yang paling sering menjadi
penyebab gastroenteritis adalah Salmonella species,Campylobacter species, Shigella species and
Yersina species (chow et al., 2010). Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan gastroenteritis
adalah :
a. Salmonella
b. Shigella
c. Champylobacter
d. E.Coli
3. Parasit
Giardia lamblia adalah infeksi protozoa yang paling sering menyebabkan gastroenteritis.
Protozoa yang lain mencakup Cryptosporidium dan Entamoeba hystolitica.

Faktor makanan
a. Malabsorbsi
a.1 Malabsorbsi karbohidrat
a.2 Malabsorbsi lemak : terutama Long Chain Triglyceride
a.3 Malabsorbsi protein : asam amino, B laktoglobulin
a.4 Malabsorbsi vitamin dan mineral (Noerasid dan Asnil, 1988)

b. Keracunan makanan Makanan yang beracun (mengandung toksin bakteri) merupakan salah
satu penyebab terjadinya diare. Ketika enterotoksin terdapat pada makanan yang dimakan, masa
inkubasi sekitar satu sampai enam jam. Ada dua bakteri yang sering menyebabkan keracunan
makanan yang disebabkan adanya toksin yaitu:
1. Staphylococcus Hampir selalu S. Aureus, bakteri ini menghasilkan enterotoksin yang tahan
panas. Kebanyakan pasien mengalami mual dan muntah yang berat
2. Bacillus cereus

Gambaran Klinis
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan salah satu hasil penelitian
yang dilakukan pada orang dewasa, mual(93%), muntah(81%) atau diare(89%), dan nyeri
abdomen(76%) adalah gejala yang paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien. Tanda-
tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor
kulit, atau perubahan status mental. Beberapa gejala yang sering adalah:

Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair(setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml dalam 24
jam (Simadibrata K et al., 2009). Pada kasus gastroenteritis diare secara umum terjadi karena
adanya peningkatan sekresi air dan elektrolit.
.Mual dan Muntah
Muntah diartikan sebagai adanya pengeluaran paksa dari isi lambung melalui mulut.Pusat
muntah mengontrol dan mengintegrasikan terjadinya muntah. Lokasinya terletak pada formasio
retikularis lateral medulla oblongata yang berdekatan dengan pusat-pusat lain yang meregulasi
pernafasan, vasomotor, dan fungsi otonom lain. Pusat-pusat ini juga memiliki peranan dalam
terjadinya muntah.Stimuli emetic dapat ditransmisikan langsung ke pusat muntah ataupun
melalui chemoreceptor trigger zone (chow et al., 2010).
Muntah dikoordinasi oleh batang otak dan dipengaruhi oleh respon dari usus, faring, dan dinding
torakoabdominal.Mekanisme yang mendasari mual itu sendiri belum sepenuhnya diketahui,
tetapi diduga terdapat peranan korteks serebri karena mual itu sendiri membutuhkan keadaan
persepsi sadar (Hasler, 2012).
Mekanisme pasti muntah yang disebabkan oleh gastroenteritis belum sepenuhnya
diketahui.Tetapi diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan stimulus perifer dari saluran
cerna melalui nervus vagus atau melalui serotonin yang menstimulasi reseptor 5HT3 pada usus.
Pada gastroenteritis akut iritasi usus dapat merusak mukosa saluran cerna dan mengakibatkan
pelepasan serotonin dari sel-sel chromaffin yang selanjutnya akan ditransmisikan langsung ke
pusat muntah atau melalui chemoreseptor trigger zone. Pusat muntah selanjutnya akan 12
Universitas Sumatera Utara mengirimkan impuls ke otot-otot abdomen, diafragma dan nervus
viseral lambung dan esofagus untuk mencetuskan muntah (chow et al, 2010).
Nyeri perut
Banyak penderita yang mengeluhkan sakit perut.Rasa sakit perut banyak jenisnya.Hal yang perlu
ditanyakan adalah apakah nyeri perut yang timbul adahubungannnya dengan makanan, apakah
timbulnya terus menerus, adakahpenjalaran ke tempat lain, bagaimana sifat nyerinya dan lain-
lain. Lokasi dankualitas nyeri perut dari berbagai organ akan berbeda, misalnya pada lambung
danduodenum akan timbul nyeri yang berhubungan dengan makanan dan berpusat
pada garis tengah epigastrium atau pada usus halus akan timbul nyeri di sekitar umbilikus yang
mungkin sapat menjalar ke punggung bagian tengah bilarangsangannya sampai berat. Bila pada
usus besar maka nyeri yang timbuldisebabkan kelainan pada kolon jarang bertempat di perut
bawah. Kelainan padarektum biasanya akan terasa nyeri sampai daerah sakral (Sujono Hadi,
2002).
Demam

Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hariyang berhubungan
dengan peningkatan titik patokan suhu ( set point ) dihipotalamus (Dinarello dan Porat,
2012).Temperatur tubuh dikontrol oleh hipotalamus. Neuron-neuron baik dipreoptik anterior
hipotalamus dan posterior hipotalamus menerima dua jenissinyal, satu dari saraf perifer yang
mengirim informasi dari reseptor hangat/dingindi kulit dan yang lain dari temperatur darah.
Kedua sinyal ini diintegrasikan olehthermoregulatory center di hipotalamus yang
mempertahankan temperature normal.Pada lingkungan dengan subuh netral, metabolic rate
manusiamenghasilkan panas yang lebih banyak dari kebutuhan kita untukmempertahankan suhu
inti yaitu dalam batas 36,5-37,5ºC (Dinarello dan Porat,2012).Pusat pengaturan suhu terletak di
bagian anterior hipotalamus.Ketikavascular bed yang mengelilingi hipotalamus terekspos
pirogen eksogen tertentu(bakteri) atau pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF), zat metabolik asam
arakidonatdilepaskan dari sel-sel endotel jaringan pembuluh darah ini. Zat metabolik ini, seperti
prostaglandin E2, melewati blood brain barrier dan menyebar ke daerahtermoregulator
hipotalamus, mencetuskan serangkaian peristiwa yangmeningkatkan set point hipotalamus.
Dengan adanya set point yang lebih tinggi,hipotalamus mengirim sinyal simpatis ke pembuluh
darah perifer, menyebabkanvasokonstriksi dan menurunkan pembuangan panas dari kulit
( Prewitt, 2005).

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang kita lakukan pada pasien dewasa berdasarkan WGO Guideline (2012),
yaitu :
1. Melakukan penilaian awal
2. Tangani dehidrasi
3. Cegah dehidrasi pada pasien yang tidak terdapat gejala dehidrasi menggunakan cairan
rehidrasi oral, menggunakan cairan yang dibuat sendiri atau larutan oralit.
4. Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan oralit, dan pasien dengan
dehidrasi berat dengan terapi cairan intravena yang sesuai
5. Pertahankan hidrasi dengan larutan rehidrasi oral
6. Atasi gejala-gejala lain
7. Lakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk analisis
8. Pertimbangkan terapi antimikroba untuk patogen spesifik

Pencegahan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit gastroenteritis dapat dilakukan melalui
berbagai cara salah satunya adalah dengan pemberian vaksin rotavirus, dimana rotavirus itu
sendiri sangat sering menyebabkan penyakit ini. Selain itu hal lain yang dapat kita lakukan ialah
dengan meningkatkan kebersihan diri dengan menggunakan air bersih ataupun melaksanakan
kebiasaan mencuci tangan dan juga memperhatikan kebersihan makanan karena makanan
merupakan salah satu sumber penularan virus yang menyebabkan gastroenteritis (WGO, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Adyanastri, Festy, 2012.Etiologi dan Gambaran Klinis Diare Akut di RSUP


Dr.Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Al-Thani, A., Boris, M., Al-Lawati, N. Dan Al-Dhahry. S., 2013.


Characterising theaetiology of severe acute gastroenteritis among patients
visiting a hospital inQatar using real-time polymerase chain reaction. BMC
infectious Disease, 13 :329

Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among
AdultsVisiting Emergency Departments in the United States.The Journal of
InfectiousDisease.205 : 1374-1381.

Chan,S.S.W., Ng, K.C., Lyon, D.J., Cheung, W.L., Cheng, AFB., Rainer, T.H.,
2003.Acute bacterial gastroenteritis: a study of adult patients with positive
stoolcultures treated in the emergency department. Emerg Med J, 20:335–338

Chow, C. M., Leung, A. K. C., Hon, K. L., 2010. Acute Gastroenteritis :


FromGuideline to Real Life. Clinical and Experimental
Gastroenterology,3:97-112

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012.Profil Kesehatan Indonesia


Tahun2011.Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Dinarello, C. A., Porat, R., 2012.Fever and Hyperthermia.Dalam : Longo, D.


L.,Fauci, A. S., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Jameson, J. L., Loscalzo, J. (eds).

2012. Harrison’s Principles of Internal Medicinie. 18𝑡𝑡ℎ ed. USA : The Mc


Graw-HillCompanies,Inc.
Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2014. Rekapitulasi Laporan Penyakit Diare
TingkatPropinsi.

Hasler, W. L., 2012. Nausea, Vomiting, and Indigestion.Dalam : Longo, D. L.,


Fauci,A. S., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Jameson, J. L., Loscalzo, J. (eds).
2012.

Harrison’s Principles of Internal Medicinie. 18𝑡𝑡ℎ ed. USA : The Mc Graw-


HillCompanies,Inc.

Ismail, R., Wahyu, H., 1988. Muntah Pada Anak. Dalam : Suharyono,
Boediarso, A.,Halimun, E.M. (eds). 1988. Gasteroenterologi Anak Praktis.
Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta :109-115.

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Situasi diare di Indonesia.Jendela Data


danInformasi Kesehatan.Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Korompis, F., Tjitrosantoso, H., Goenawi, L.R., 2013.Studi Penggunaan Obat


padaPenderita Diare Akut di Instalasi Rawat Inap BLU RSUP Prof. Dr. R.
KandouManaso Periode Januari-Juni 2012. Jurnal Ilmiah Farmasi Unsrat (2)
: 2302-2493.

Lopman, B. A., Hall, A. J., Curns, A. T., dan Parashar, U. D., 2011. Increasing
Ratesof Gastroenteritis Hospital Discharges in US Adults and the
Contribution ofNorovirus, 1996-2007. Clinical Infectious Disease 52 (4): 466-
474.

Anda mungkin juga menyukai