Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya kita pernah meminum minuman yang
bersoda, saat kita menuangkan minuman bersoda tersebut dapat kita lihat gelembung-gelembung
yang terbentuk. Gelembung-gelembung minuman bersoda merupakan inti molekul-molekul.
Gelembung-gelembung minuman bersoda akan berjumlah banyak dan volumenya semakin
membesar saat dituangkan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
tekanan dan jumlah mol dalam minuman tersebut. Fenomena ini merupakan contoh keseharian
dari teori kinetik gas. Pada minuman bersoda yang dituang ke dalam gelas, akan tampak adanya
gelembung-gelembung udara. Gelembung tersebut merupakan inti molekul–molekul CO2. Proses
Ketika minuman dituangkan yaitu, temperatur relatif tetap. Volume V gas dalam gelembung
sehubungan dengan suhu mutlak T, tekanan P dan jumlah n mol CO2, menurut persamaan umum
gas ideal V = nRT/P. karena itu satu dari besaran-besaran ini harus berperan dalam bertambahnya
ukuran sebuah gelembung. suhu adalah tetap pada keseluruhan gelas, sehingga volume
gelembung tidak berubah karena perubahan suhu. Bagaimana dengan tekanan? selama sebuah
gelembung bergerak ke atas. Namun, tekanan hidrostatis minuman bersoda saat dituang di dalam
gelas sedikit berubah. Oleh karena itu, gelembung yang naik dari dasar permukaan minuman
semakin besar, kemudian kedalamannya akan berkurang, dan karena itu tekanan hidrostatis
fluida dalam minuman juga berkurang. Karena volume gas berbanding terbalik dengan
tekanannya, sehingga sebagian gelembung (membesar) sehubungan dengan penurunan tekanan
hidrostatis. Dari fenomena diatas kami ingin menyelidiki penyebab dari fenomena diatas dengan
mengkaji teori kinetic gas.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapt dirumuskan yaitu:
1.2.1 bagaimana hubungan tekanan gas dengan kecepatan rata- rata
1.2.2 bagaimana hubungan suhu gas dengan kecepatan rata- rata
1.2.3 Bagaimana penerapan rumus tekanan gas dengan kecepatan rata- rata
1.2.4 Bagaimana energi dalam gas diatomik dalam berbagai suhu

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.3.1 untuk mengetahui hubungan tekanan gas dengan kecepatan rata- rata
1.3.2 untuk mengetahui hubungan suhu gas dengan kecepatan rata- rata
1.3.3 untuk mengetahui penerapan rumus tekanan gas dengan kecepatan rata- rata

1
1.3.4 untuk mengetahui energi dalam gas diatomik dalam berbagai suhu

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini dapat dibagi mennjadi 2 yaitu:


1.4.1 Manfaat bagai penulis
 Memahami tentang teori kinetik gas dalam kehidupan
 Menambah wawasan pembaca dan penulis dalam memahami dan menjelaskan
tentang teori kinetik

1.4.2 bagi pembaca


Memberikan informasi kepada pembaca tentang perpindahan teori kinetik
pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rumus Hubungan antara Tekanan Gas dengan Kecepatan Rata- Rata

Gas ideal sering digambarkan terdiri dari atom tunggal, asumsi bahwa prilaku molekular
gas mendekati sifat gas ideal pada tekanan rendah. Rotasi dan getaran molekul tidak

2
berpengaruh pada jarak, pada gerakan. Kita dapat langsung melihat bagaimana pandangan
kinerik mengenai gas ini menjelaskan Hukum Boyle. Tekanan yang diberikan pada dinding
wadah atau bejana gas disebabkan oleh tumbukan molekul yang terus-menerus. Jika volume
dikurangi setengahnya, molekul-molekul akan lebih dekat satu sama lain dan dua kali lipat akan
menumbuk dinding bejana per detik. Berarti kita mengharapkan tekanan akan dua kali lipat lebih
besar, seperti pada Hukum Boyle. Misalkan tekanan suatu gas ideal dengan jumlah molekul N
pada suatu wadah dengan volume V. wadah berbentuk kubus dengan panjang rusuk d. molekul
gas dengan massa m, misalkan molekul gas bergerak, sehingga komponen kecepatan pada
sumbuk x adalah v x 0 .

Gambar 2.1 partikel dengan massa m dan kecepatan v x dalam sebuah tabung.

Molekul mengamami tumbukan elastis dengan dinding, komponen kecepatanya tegak


lurus terhadap dindiding hal ini dikarenakan massa dinding lebih besar dibandingkan dengan
massa molekul gas.

3
Gambar 2.2 molekul gas menumbuk dinding.

Karena komponen momentum molekul p x 0 yaitu mv x 0 sebelum tumbukan dan


 mv x 0 setelah tumbukan. Perubahan komponen momentum molekul pada sumbu x dapat

ditulis:

p x 0   mv x 0  (mv x 0 )  2mv x 0

Karena molekul tunduk pada hukum gerak newton, sehingga dapat diterapkan teorema inpuls
momentum pada molekul gas sehingga kita peroleh:

Fi padamolekul t tumbukan  p xi  2mv xi

Dimana Fi padamolekul merupakan energy rata-rata komponen x yang diberikan oleh dinding

terhadap molekul selama tumbukan, dan t tumbukan merupakan selang waktu tumbukan. Suatu
molekul mengalami tumbukan dengan dinding yang sama setelah tumbukan pertama, molekul
melewati jarak sebesar 2d pada sumbuk x atau arah horizontal. Sehingga selang waktu antara 2
tumbukan dengan dinding yang sama yaitu:

2d
t 
v x0

4
Energi yang mengakibatkan perubahan momentum molekul saat tumbukan dengan dinding

selama tumbukan

F0 .t  2mv x 0

Jadi kita dapat persamaan lain yaitu:

Tetapi pada dinding, gaya molekul gas dapat dinyatakan dengan:

Dengan menggunakan persamaan hukum 3 newton energy rata-rata yang diberikan oleh molekul
pada sumbu x terhadap dinding sama besarnya sama tetapi arahnya berbeda, sehingga dapat
ditulis:

  2mv xi 2  2mv xi 2
Fi padadindin g   Fi    

 d  d

Total energi rata-rata yang diberikan oleh molekul gas terhadap dinding dapat kita ketahui
dengan menambahkan gaya rata-rata yang diberikan oleh masing-masing molekul. Sehingga
dapat dinyatakan dengan

5
Molekul dengan komponen kecepatan vxi, vyi dan vzi. Dengan menggunakan teorema phytagoras v
hubungan kuadrat kecepatan kecepatan molekul terhadap kuadrat komponen kecepatan:

= + +

Karena gerakannya acak, nilai rata –rata , dan sama satu sama lain. Gunakan

v 2  3v x2

Dari persamaan tersebut, energitotal yang diberikan kepada dinding yaitu

Gunakan persamaan , dapat ditentukan tekanan yang diberikan molekul terhadap dinding yaitu:

2.2 Hubungan antara Suhu dengan Kecepatan Rata-Rata


Hubungan antara temperatur dengan kecepatan rata-rata partikel dapat diperoleh dari
persamaan-persamaan yang digabungkan. Suatu gas memiliki kerapatan yang formulasinya
sebagai berikut

Dengan adalah berat molekuler (gram/mol) dan adalah banyaknya mol (mol).
Menggabungkan formulasi diatas dengan hukum gas ideal seperti berikut ini.

6
Pada persamaan sebelumnya telah diperoleh,

Sehingga laju bunyi pada temperature dihubungkan kepada laju bunyi di dalam

gas yang sama pada temperatur diperoleh,

Jadi, formula untuk hubungan antara temperatur dengan kecepatan rata-rata partikel yaitu,

2.3 Penerapkan Persamaan PV = mv2)

Kenyataan bahwa konstanta gas R memiliki nilai yang sama untuk semua gas yang
berbeda. Avogrado menyatakan bahwa volume gas yang sama pada tekanan dan temperature
yang sama berisi molekul yang jumlahnya sama. Jumlah molekul dalam suatu mol dikenal
sebagai bilangan Avogadro (NA), dimana NA = 6,02 x 1023. Berdasarkan hubungan n=N/NA, dan k
= R/N, dengan k = konstanta Boltzmann (1,38 x 10-23 J/K), dan N= jumlah partikel, maka
didapatkan persamaan: PV = NkT

Contoh penerapan :

Tekanan gas dalam tabung tertutup menurun 64% dari semula. Jika kelajuan partikel semula
adalah v, tentukan kelajuan partikel sekarang !

7
Penyelesaian :

Diketahui :

P2 = 36% P1

V1 = v

Ditanyakan :

V2 = …. ?

Jawaban :

3 PV = 2N ( mv2)

3 PV = Nmv2

P=

P=

= x

8
=

= 36%

v2 = v2

= v

= 0,6 v2

2.4 Energi Dalam Gas Diatomik dalam Berbagai Suhu

Energi dalam pada gas ideal atau sering diberikan notasi U, merupakan jumlah energi
kinetik total dari seluruh molekul gas dalam suatu ruangan.

Monoatomik adalah ion yang terbentuk dari atom tunggal. Ion dengan muatan positif.
Seperti natrium (Na+) yang kation, ion dengan muatan negatif, seperti klorin (Cl–) yang anion.
Ion monoatomik juga dikenal sebagai ion sederhana

Diatomik adalah molekul yang hanya terdiri dari dua atom. Kedua atom tersebut dapat
berupa unsur yang sama maupun berbeda. Awalan di- pada kata diatomik berasal dari bahasa
Yunani yang artinya dua. Unsur-unsur yang ditemukan dalam bentuk molekul diatomik meliputi
hidrogen (H2), nitrogen (N2), oksigen (O2), dan halogen. Misalnya logam yang dipanaskan
sampai menjadi gas.

Perbedaan antara monoatomik dan diatomik :

1. Unsur monoatomik memiliki satu atom sedangkan unsur diatomik memiliki dua atom.
2. Unsur monoatomik umumnya tidak stabil, tetapi unsur diatomik umumnya stabil.
3. Gas mulia hanya ditemukan dalam bentuk monoatomik dan tidak ditemukan dalam
bentuk diatomik.

9
4. Ikatan kimia terjadi di antara unsur diatomik sedangkan tidak ada ikatan kimia dalam
unsur monoatomik.

Energi Dalam suatu gas atau sering disimbolkan dengan U, merupakan jumlah energi kinetik
total dari seluruh molekul gas dalam suatu ruangan. Secara matematis :

U = Ek1 + Ek2 + ..... + Ekn

Berdasarkan rumus di atas, besar energi dalam bergantung pada jumlah molekul, suhu gas, serta
jenis gas apakah monoatomik atau diatomik.

 Gas monoatomik (f= 3) traslasi seperti He, Ne dan Ar.

Ek = NkT

Pada molekul gas monoatomik/beratom tunggal, molekul gas hanya melakukan gerak traslasi
sehingga energi yang ada masing-masing digunakan untuk gerak traslasi pada arah sumbu x, y,
dan z ( ½ mvx2 , ½ mvy2 , ½ mvz2) oleh sebab itu molekul gas monoatomik dikatakan memiliki
3 derajat kebebasan.

 Gas diatomik traslasi/rotasi sepeti H2 dan O2

Pada suhu rendah (T= ±250 K), f= 3, maka

Ek = NkT

Pada suhu sedang (T= ±500 K), f= 5, maka

Ek = NkT

Pada suhu tinggi (T= ±1000 K), f= 7, maka

Ek = NkT

10
Untuk molekul gas diatomik/beratom dua, disamping melakukan gerak translasi, molekul juga
melakukan gerak rotasi dan vibrasi. Energi dalam gas ideal diatomik merupakan jumlah total
energi kinetik translasi, energi kinetik rotasi dan energi kinetik vibrasi molekul-molekul gas ideal
diatomik.

Contoh soal :

1. Di dalam sebuah ruangan tertutup terdapat gas dengan suhu 27°C. Apabila gas di
panaskan sampai energi kinetiknya menjadi 5 kali energi semula, maka gas itu harus
dipanaskan sampai suhu ?

PEMBAHASAN

Diketahui : T1 = 27°C = 27 + 273 = 300°K

Ek2 = 5 Ek1

Ditanya : T2 = .... ?

Jawab :

Ek = Kt

T2 = x T1

= x 300

= 1500°K

k B  R / N A untuk jumlah mol gas

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tekanan yang diberikan pada dinding wadah atau bejana gas disebabkan oleh tumbukan
molekul yang terus-menerus. Jika volume dikurangi setengahnya, molekul-molekul akan lebih
dekat satu sama lain dan dua kali lipat akan menumbuk dinding bejana per detik. Persamaan
hubungan tekanan dengan kecepatan rata –rata yaitu:

Hubungan antara temperatur dengan kecepatan rata-rata partikel dapat diperoleh dari
persamaan-persamaan yang digabungkan. Suatu gas memiliki kerapatan yang formulasinya:

12
Energi dalam pada gas ideal atau sering diberikan notasi U, merupakan jumlah energi
kinetik total dari seluruh molekul gas dalam suatu ruangan. Diatomik adalah molekul yang hanya
terdiri dari dua atom. Kedua atom tersebut dapat berupa unsur yang sama maupun berbeda.

3.2 Saran

Saran dari kelompok kami adalah teruslah mempelajari peristiwa tentang teori kinetik gas dan
harapannya semoga dengan kelompok kami mempersentasikan tentang teori kinetik gas ini
mudah – mudahan kita lebih dapat bisa mengerti lagi tentang apa itu teori kinetik gas. Kami
harap teman – teman dapat memahaminya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari –
harinya

Sumber: Raymond A. Serway, John W. Jewett.1999. Physics For Scientists and


Engineers. California State Polytechnic University, Pomona: California

13

Anda mungkin juga menyukai