Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FISIKA

TEORI KINETIKA GAS DAN GAS IDEAL

DISUSUN OLEH :
DEBORA ANASTASYA SINGAL (X1MIPA1)

SMA NEGERI 2 MANADO


Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya
menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan, suhu,
atau volume, dengan memperhatikan
komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini
menyatakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh denyut-
denyut statis di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac
Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang
bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda.
Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-
Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas.

Faktor :
Tekanan
Tekanan dapat dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan
dari gaya yang dihasilkan oleh molekul-molekul gas yang
menabrak dinding wadah. Misalkan suatu gas dengan N molekul,
masing-masing bermassa m, terisolasi di dalam wadah yang mirip
kubus bervolume V. Ketika sebuah molekul gas menumbuk
dinding wadah yang tegak lurus terhadap sumbu koordinat x dan
memantul dengan arah berlawanan pada laju yang sama
(suatu tumbukan lenting), maka momentum yang dilepaskan oleh
partikel dan diraih oleh dinding adalah:

Suhu dan energi kinetik


Dari hukum gas ideal :
Dimana B adalah konstanta Boltzmann dan T adalah suhu
absolut. Dan dari rumus diatas, dihasilkan
yang menuju ke fungsi energi kinetik dari sebuah molekul.
Energi kinetik dari sistem adalah N kali lipat dari molekul
Suhunya menjadi persamaan 3, ini adalah salah satu hasil
penting dari teori kinetika.
Dari persamaan 1 dan 3 didapat dengan demikian, hasil dari
tekanan dan volume tiap mol sebanding dengan rerata energi
kinetik molekuler. Persamaan 1 dan 4 disebut dengan hasil klasik,
yang juga dapat diturunkan dari mekanika statistik.[1]
Karena 3N adalah derajat kebebasan (DK) dalam sebuah sistem
gas monoatomik dengan N partikel, energi kinetik tiap DK adalah:
Dalam energi kinetik tiap DK, konstanta kesetaraan suhu
adalah setengah dari konstanta Boltzmann. Hasil ini
berhubungan dengan teorema ekuipartisi. Seperti yang
dijelaskan pada artikel kapasitas bahang, gas diatomik
seharusnya mempunyai 7 derajat kebebasan, tetapi gas
yang lebih ringan berlaku sebagai gas yang hanya
mempunyai 5. Dengan demikian, energi kinetik tiap kelvin
(gas ideal monoatomik) adalah:

 Tiap mole: 12.47 J


 Tiap molekul: 20.7 yJ = 129 μeV
Pada STP (273,15 K , 1 atm), didapat:

 Tiap mole: 3406 J


 Tiap molekul: 5.65 zJ = 35.2 meV

Banyaknya tumbukan dengan dinding


Jumlah tumbukan atom dengan dinding wadah tiap satuan luar
tiap satuan waktu dapat diketahui. Asumsikan pada gas ideal,
derivasi dari [2] menghasilkan persamaan untuk jumlah seluruh
tumbukan tiap satuan waktu tiap satuan luas:

Laju RMS molekul


Dari persamaan energi kinetik dapat ditunjukkan bahwa :

dengan v pada m/s, T pada kelvin, dan R adalah konstanta


gas. Massa molar diberikan sebagai kg/mol. Kelajuan paling
mungkin adalah 81.6% dari kelajuan RMS, dan rerata
kelajuannya 92.1% (distribusi kelajuan Maxwell-Boltzmann).

Banyaknya tumbukan dengan dinding


One can calculate the number of atomic or molecular collisions
with a wall of a container per unit area per unit time.
Assuming an ideal gas, a derivation[3] results in an equation for
total number of collisions per unit time per area:

Gas ideal adalah sekumpulan partikel gas yang tidak saling


berinteraksi satu dengan lainnya. Artinya, jarak antarpartikel gas
ideal sangat berjauhan dan bergerak secara acak. Energi kinetik
gas ideal dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat dilihat
dari persamaannya. Berdasarkan persamaannya, energi kinetik
gas ideal dipengaruhi oleh derajat kebebasan gerak gas dan suhu
gas.

sifat-sifat gas ideal adalah sebagai berikut :

1. Molekul-molekul pada gas ideal diasumsikan tersebar


secara merata dalam wadah.
2. Memiliki partikel-partikel gas yang jumlah sangat
banyak dan tidak ada interaksi antar partikel gas.
3. Tidak ada gaya tarik menarik antara partikel satu
dengan partikel gas yang lain.
4. Partikel gas bergerak secara acak ke semua arah.
Ukuran partikel gas bisa diabaikan jika dibandingkan
dengan ukuran ruangan.
5. Tumbukan antar partikel gas dan juga tumbukan
dengan wadah merupakan tumbukan lenting sempurna.
Partikel gas tidak berkumpul pada satu titik melainkan
tersebar secara merata pada ruangan.
6. Hukum Newton berlaku pada gerak partikel gas dengan
energi kinetik rata-rata molekul gas ideal sebanding
dengan suhu mutlaknya.

Energi Kinetik Gas Ideal : Energi kinetik gas ideal disebabkan


oleh adanya gerakan partikel gas di dalam suatu ruangan. Gas
selalu bergerak dengan kecepatan tertentu. Kecepatan inilah
yang nantinya berpengaruh pada energi kinetik gas. Secara
matematis, energi kinetik gas ideal dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

k = konstanta Boltzman (1,38 × 10-23 J/K);

T = suhu gas (K)

N = jumlah partikel

n = jumlah mol gas (mol)

R = tetapan gas ideal (8,314 J/mol.K)

Persamaan Umum Gas Ideal : PV=nRT


Keterangan : P adalah tekanan gas ideal (Pa). V adalah volume gas ideal
(m3). n adalah jumlah mol partikel (mol). R adalah ketetapan gas ideal
dengan nilai R untuk semua gas adalah sama. R = 8,314 x 103 J/kmol.K.
T adalah suhu gas ideal (K).

Persamaan Keadaan Gas Ideal : Pada ruang tertutup keadaan suatu gas
ideal dipengaruhi oleh tekanan, suhu, volume dan jumlah molekul gas.
Ternyata, ada beberapa hukum yang menjelaskan keterkaitan antara
keempat besaran tersebut.

1. Hukum Boyle :
Hukum Boyle dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu
Robert Boyle. Adapun pernyataan Hukum Boyle adalah “jika suhu
suatu gas dijaga konstan, maka tekanan gas akan berbanding
terbalik dengan volumenya”. Istilah lainnya bisa dinyatakan
sebagai hasil kali antara tekanan dan volume suatu gas pada suhu
tertentu adalah tetap (isotermal). Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut.

2. Hukum Charles :
Hukum yang ditemukan oleh Jacques Charles ini
menyatakan bahwa “jika tekanan suatu gas dijaga konstan,
maka volume gas akan sebanding suhu mutlaknya”. Istilah
lain dari Hukum Charles ini adalah hasil bagi antara volume
dan suhu pada tekanan tetap (isobar) akan bernilai tetap.
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

3. Hukum Gay Lussac


Hukum Gay-Lussac ditemukan oleh seorang ilmuwan Kimia asal
Prancis, yaitu Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun 1802. Adapun
pernyataan Hukum Gay-Lussac adalah “jika volume suatu gas
dijaga konstan, tekanan gas akan sebanding dengan suhu
mutlaknya”. Artinya, proses berlangsung dalam keadaan isokhorik
(volume tetap). Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

4. Hukum Boyle-Gay Lussac


Hukum Boyle- Gay Lussac adalah “hasil kali antara tekanan dan
volume dibagi suhu pada sejumlah partikel mol gas adalah tetap”.
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Energi Dalam Gas Ideal :


1. Energi dalam untuk gas monoatomik, seperti He, Ne, Ar

2. Energi dalam untuk gas diatomik, seperti O2, N2, H2

Anda mungkin juga menyukai