Anda di halaman 1dari 14

TERMOKIMIA

PANAS REAKSI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

NAMA : Arrahman Nopriansah (061630400292)


Devi Romantika (061630400294)
Kristrianti Ningrum (061630400299)

KELAS : 1 KA

DOSEN PEMBIMBING : Meilianti, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya..

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia
Fisika..

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik berupa materi maupun dorongan dan bimbingan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1) Meilianti, S.T., M.T. selaku Dosen mata kuliah Kimia Fisika.


2) Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, baik berupa materi, nasehat,
maupun doa.
3) Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa
kondisi di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang pengkajian sumber-
sumber termokimia, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan
keterbukaan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Palembang, 3 januari 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan Penulisan 4

Bab II Pembahasan
A. Panas Reaksi 5
B. Hukum Hess 6
C. Panas Reaksi pada Volume dan Tekanan Tetap 7
D. Jenis Jenis Panas Reaksi

Bab III Penutup


A. Kesimpulan 13
B. Saran 13

Daftar Pustaka 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau
senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat
tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau
entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada
suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol H.

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi
kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.

Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat
diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian
teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah
kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia


yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

Panas Reaksi adalah suatu panas (kalor) yang diberikan atau diperoleh dari suatu reaksi kimia
sehingga menyebabkan perubahan energi. Penaruh kalor inilah yang disebut Termokimia dan
dinyatakan sebagai panas reaksi.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dibiatkannya makalah ini adalah sebagai berikut:

1) Dapat menjelaskan dan memahami tentang panas reaksi.


2) Memahami tentang hukum hess
3) Mengetahui cara perhitungan panas pada reaksi kimia.
4) Mengetahui jenis jenis panas reaksi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Panas Reaksi

Panas Reaksi adalah suatu panas (kalor) yang diberikan atau diperoleh dari suatu
reaksi kimia sehingga menyebabkan perubahan energi. Penaruh kalor inilah yang disebut
Termokimia dan dinyatakan sebagai panas reaksi. Perubahan energy timbul dari kerja
mekanik langsung terhadap sistem atau dari terjadinya kontak kalor antara dua sistem pada
suhu yang berbeda.
Berdasarkan reaksi yang terjadi terhadap perubahan kalor, reaksi terbagi 2 :

1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, karena
pelepasan panas, maka kalor mempunyai tanda negatif (H = -). Pengukuran menunjukan
bahwa satu mol CO yang direaksikan dengan 0,5 mol O2 pada 25C dan tekanan tetap 1
atm, menghasilkan perubahan entalpi (H) sebesar -283,0 kJ, sehingga reaksinya dapat
ditulis :

CO(g) + O2(g) CO2(g) H = - 283,0 kJ

2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah Reaksi yang menyerap panas dari lingkungan ke sistem, karena
terjadi penyerapan panas maka kalor mempunyai tanda positif (H = +). Jika arah reaksi
pada pembentukan karbon dioksida dibalik maka perubahan entalpi akan berubah tanda
sehingga kalor diperlukan untuk mengubah CO2 menjadi CO dan O2 pada tekanan tetap.
Sehingga persamaan reaksinya dapat ditulis :
CO2(g) CO(g) + O2(g) H = +283,0 kJ

5
Karena diketahui bahwa perubahan entalpi sebesar -243 kJ dilakukan oleh 2 mol P, maka
perubahan entalpi yang dilakukan oleh 0,0849 mol P adalah :

243
H = 0,0849 mol P x = -10,3 kJ
2

B. Hukum Hess

Bunyi Hukum Hess :

Jika dua tau lebih persamaan kimia ditambahkan untuk menghasilkan persamaan kimia
lainnya, masing-masing entalpi reaksinya harus ditambahkan.

Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk


ekspansi Hess dalam siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi
perubahan entalpi dari hukum kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi keadaan H).
Hukum Hess dapat digunakan untuk menghitung jumlah entalpi keseluruhan proses reaksi
kimia walaupun menggunakan rute reaksi yang berbeda.
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari
suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk
memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang
berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak
dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmetika pada
beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan
reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan
menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau
dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika
persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -
H).
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai H juga dapat diketahui dengan
pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan.
Secara matematis
Kalor yang akan dibebaskan dapat ditentukan dengan perhitungan, bahwa H tidak
tergantung dari lintasan yang ditempuh oleh reaktan menuju produk.

6
Perubahan entalpi dari pembakaran karbon :

C(s) + O2 (g)

H = -110,5 kJ

CO(g) + O2 (g)
H = -393,5
kJ
H = +283,0 kJ

CO2(g)

Satu lintasan dipilih dimana satu mol C dibakar dengan O2 menjadi CO2 (dengan H
= -393,5 kJ, dank e dalam persamaan itu ditambahkan perubahan entalpi yang dihitung
untuk analisa dimana CO2 diubah menjadi CO dan O2 (H = +283,0 kJ) . Maka H total
adalah penjumlahan dari kedua perubahan entalpi yang diketahui, -393,5 kJ + 283,0 kJ = -
110,5 kJ.

C(s)+ O2 (g) CO2(g) H1 = 393,5 kJ


CO2(g) CO(g)+ O2 (g) H2 = +283,0 kJ
C(s)+ O2 (g) CO(g) H = H1 + H2 = 110,5 kJ

C. Panas Reaksi Pada Volume Dan Tekanan Tetap


Perubahan energi dalam (E) ini ada hubungannya dengan
E = H - (PV)
Gas dapat dianggap mengikuti hukum gas ideal, sehinga :
(PV) = (nRT) = RT ng (pada suhu tetap 250C)
ng = perubahan jumlah mol gas dalam reaksi, seperti ditulis :
ng = mol total gas produk mol tas gas reaktan

7
Contoh :
Pada reaksi C(s) + O2 (g) CO(g) H = -110,5 kJ
Perubahan energinya yaitu :
E = H - (PV)
ng = mol total gas produk mol tas gas reaktan
= 1 mol mol
= mol
(PV) = R . T . ng
= (8,315 J/mol.K)(298K) (1/2 mol)
= 1,24 x 103 J
= 1,2 kJ
E = -110,5 kJ - 1,2 kJ
= 111,7 kJ

Untuk reaksi yang hanya melibatkan zat cair dan padat, atau reaksi yang dimana
jumlah mol gas tidak berubah, perubahan entalpi dan energi hampir sama dan selisihnya
dapat diabaikan.
Perubahan fasa bukan merupakan reaksi kimia, tetapi dapat dianggap dalam konteks
yang sama. Hfus adalah entalpi peleburan molar, yaitu kalor yang haus dipindahkan pada
tekanan tetap untuk melelehkan satu mol senyawa. Bila zat cair membeku maka reaksi
menjadi terbalik, dan jumlah kalor yang sama diberikan ke lingkungannya , yaitu H freez =
-Hfus. Penguapan satu mol zat cair pada tekanan dan suhu tetap membutuhkan jumlah
kalor yang disebut entalpi penguapan molar, Hvap.
Contoh :
1. Peleburan es
H2O(s) H2O(l) Hfus = +6,007 kJ/mol
2. Penguapan air
H2O(l) H2O(g) Hfus = -40,7 kJ/mol

Tabel berikut menunjukkan perubahan entalpi peleburan dan penguapan dari beberapa zat
Zat Hfus (kJ/mol) Hvap (kJ/mol)
NH3 5,65 23,35
HCl 1,992 16,15
CO 0,836 6,04
CCl4 2,5 30,0
H2O 6,007 40,66
NaCl 28,8 170

Contoh Soal :

8
Untuk menguapkan 100 gram karbon tetrakloridapada titik didih normalnya, 349,9 K; dan
P = 1 atm; 19,5 kJ diperluksn kalor. Hitung Hvap untuk CCL4 dan bandingkan dengan E
untuk proses yang sama.
Penyelesaian :
Mr. CCL4 = 153,8 gr/mol
100
Mol CCL4 = = 0,6502 mol
153,8 /
Perubahan entalpi untuk satu mol CCL4 adalah :
19,5
Hvap = x 100 = +30,0 Kj
0,6502
Perubahan energinya adalah :
E = Hvap - (PV) = Hvap - RT ng
Dengan T = 349,9 K dan ng = 1 ( karena ada kenaikan satu mol produk gas untuk setiap
mol zat cair yang diuapkan) akan didapatkan
E = 30,0 kJ ( 8,315 J/mol.K)(349,9 K)(1mol ) (10-3 kJ/J) = +27,1 kJ/mol

D. Jenis Jenis Panas Reaksi


1. Panas Pembentukan (Heat of Formation)
Panas pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan 1 mol zat dari unsur-
unsurnya.

2. Panas Pembakaran
Panas pembakaran ialah panas yang timbul pada pembakaran1 mol suatu zat. Biasanya
panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap dengan menggunakan
Bomb Calorimeter. Dapat dicari dengan :
H = E + PV
Dari panas pembakaran, dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa
organik, seperti :
C3H8(g) + 5O2 3CO2(g) + 4H2O(l) H= -530.600 kal
H25C = 3HCO2 + 4HH2O HC3H8
HC3H8 = 3(-94.050) + 4(-68.320) + 530.600
= -24.830 kal
Panas pembakaran mempunyai arti penting pada bahan-bahan bakar, sebab nilai suatu
bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang bersangkutan. Kalau
dilihat panas pembakaran pada homolog alkana, panas pembakaran naik 157.000 kal
tiap kenaikan CH2

9
Zat H25C (kal/mol) Kenaikan H per CH2

CH4(g) -212.800 > 160.000

C2H6(g) -372.820 > 157.800

C3H8(g) -530.600 > 157.400

n-C4H10(g) -687.980 > 157.200

n-C5H12(g) -845.160 > 157.200

3. Panas Netralisasi
4. Panas netralisasi adalah panas yang timbul pada netralisasi asam dan basa untuk tiap
mol H2O yang terbentuk. Untuk netralisasi asam kuat dan basa kuat harga panasnya
adalah konstan atau hampir sama. Contoh :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H= -13.680 kal
HCl(aq) + LiOH(aq) LiCl(aq) + H2O(l) H= -13.700 kal
Atau : H+(aq) + OH-(aq) H2O(l) H= -13.600 kal
Asam kuat dan basa kuat terionisasi sempurna dan reaksinya :

10
Bila asam atau basanya lemah, panas netralisasi tidak lagi tetap, sebab ada panas yang
diperlukan untuk ionisasi. Contoh :

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l) H(l) = -13.300 kal


Asam terionisasi menjadi ion-ion H+ dan anion :
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq) H = H1
Basa terionisasi menjadi ion-ion OH- dan kation :
H+(aq) + NaOH(aq) Na+(aq) + H2O(l) H = -!3.600 kal
Sehingga :
H(l) = H1 + H2
H1 = H(l) + H2
= -13.300 (-13.600)
= + 30

d. Panas Pelarutan
panas pelarutan adalah panas yang timbul atau diserap pada
pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut. Besarnya panas pelarutan
tergantung jumlah mol pelarut dan zat terlarut.
Jumlah H(ka
Mol Air l)

0,11 -920

0,25 -1.970

0,43 -3.300

0,67 -4.890

1,00 -6.740

1,50 -8630

3,33 -13

4,00 -15

9,00 -16

19,00 -
20.200

11
e. Panas Hidrasi
Adalah panas yang timbul atau diperlukan pada pembentukan hidrat
hidrat seperti :
CaCl2 (s) + 2H2O (l) CaCl2H2O (s) H = 7.960 kal
Besarnya panas hidrasi dapat dicari dari panas pelarutan. Contoh :
CaCl2 + 400 H2O CaCl . 400 H2O ) H = - 17.990 kal
Cacl2 . 2 H2O + 398 H2O CaCl2 . 400 H2O H = - 1830 kal
Cacl . 6H2O + 294 H2O CaCl2 . 400 H2O H = + 4.50 kal

Jadi :
H2SO4(l) + 4H2O(l) H2SO4.4H2O H18C=-13.010 kal
Bila airnya sangat banyak, H18C tidak bertambah dan larutannya dikatakan
encer
H2SO4 (l) + Aq H2SO4 , H18C = - 20.200 kal
beda panas pelarutan dari dua larutan disebut panas pengenceran

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Panas Reaksi adalah suatu panas (kalor) yang diberikan atau diperoleh dari suatu reaksi
kimia sehingga menyebabkan perubahan energi. Penaruh kalor inilah yang disebut Termokimia
dan dinyatakan sebagai panas reaksi
Materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib untuk
dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup Panas reaksi,
Reaksi endoterm, Hukum dalam termokimia, Energi ikatan, dan arah proses merupakan materi-
materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang
tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca
lebih mudah memahaminya.
Panas reaksi didalam termokimia ada istilah sistem dan lingkungan. Sistem yang
dimaksud adalah bagian dari alam yang dipelajari atau yang manjadi pokok perhatian dalam
termokimia yang dipelajari, yaitu perubahan energinya. Sedangkan lingkungan yang dimaksud
adalah segala sesuatu di luar sistem, dengan apa sistem melakukan dan mengadakan pertukaran
energi.
Energi adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi
hanya dapat diubah bentuknya dari bentuk yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada
pembangkit tenaga uap, perubahan energi dimulai dari energi panas yang terbentuk di boiler
berubah menjadi energi mekanik pada turbin, dan energi mekanik diubah menjadi energi listrik
pada generator.

B. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca
dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca
dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan
pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai materi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
http://dokumen.tips/documents/makalah-termokimia-yusup-abdilah.html
Modul kuliah kimia fisika. Politeknik negeri sriwijaya Palembang.

14

Anda mungkin juga menyukai