Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Methyl chloride merupakan senyawa chloromethane selain Methylene

chloride, chloroform dan carbon tetrachloride. Senyawa chloromethane dapat

diproduksi dengan klorinasi fase gas metana atau metil klorida pada suhu tinggi

(Harvey & Pitsch, 2000), sehingga bahan baku utama chloromethane adalah

klorin dan metana. Oleh karena itu klorin yang diproduksi dunia dimana 36%

digunakan untuk membuat monomer vinyl chloride juga akan lebih

menguntungkan jika sebagian dijadikan bahan baku untuk membuat senyawa

chloromethane, karena chloromethane mempunyai harga lebih mahal dari

klorin. Dan karena Indonesia adalah salah satu negara penghasil klorin, maka

senyawa chloromethane seperti methyl chloride layak diproduksi di dalam

negeri.

Senyawa chloromethane digunakan luas di industri. Penggunaan utama

senyawa tersebut adalah untuk pelarut industri, membuat refrigerants dan

produksi silikon. Methyl chloride atau chloromethane yang dihasilkan

beberapa pabrik di dunia dimanfaatkan untuk ; silicon 89%, methyl cellulose

ethers 3%, quternary ammonium compounds 3%, herbicides 2%, butyll

rubber 1%, dan miscellaneous 2% (www.the-innovation-group.com).

Pabrik metil klorida dengan proses klorinasi juga layak dirancang karena

termasuk minim dalam pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan dalam

produksinya tidak ada bahan samping atau limbah yang secara langsung
dihasilkan dan dibuang. Selain metil klorida akan dihasilkan juga bahan kimia

lainnya seperti metilen chloride, kloroform, karbon tetraklorida dan asam

klorida yang semuanya dapat dijual. Oleh karenanya dengan mencegah

kebocoran selama proses dan menjaga suhu klorinasi yang aman, maka efek

buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup sekitar dapat dicegah.

Indonesia sebagai negara berkembang, terlebih lagi memasuki era

perdagangan bebas, dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain

dalam bidang industri dan sektor industri kimia memegang peranan penting

untuk memajukan perindustrian di Indonesia. Perkembangan industri sangat

berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menghadapi pasar

bebas. Inovasi proses produksi maupun pembangunan pabrik baru yang

menghasilkan produk bernilai ekonomis lebih tinggi semisal metil klorida

sangat diperlukan untuk menambah devisa negara . Disamping itu pendirian

pabrik metil klorida dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri

industri kimia lain dan akan menyerap sebagian tenaga kerja dalam negeri..

Pendirian pabrik metil klorida ini dapat dirancang untuk berproduksi

dengan kapasitas kurang lebih 50.000 ton per tahun dan diorientasikan untuk

ekspor ke luar negeri.

1.2. Penentuan Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimal output yang

dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Pabrik yang didirikan harus

mempunyai kapasitas produksi yang optimal yaitu jumlah dan jenis produk
yang dihasilkan harus dapat menghasilkan laba maksimal dengan biaya yang

minimal.

Kapasitas produksi dirancang dengan pertimbangan pertimbangan :

1. Kebutuhan metil klorida

Untuk memenuhi kebutuhan metilen klorida di dalam negeri , Indonesia

masih mengimpor dari negara lain.

Tabel 1.1. Data impor metil klorida dalam negeri

Tahun Volume ( ton )


1999 538,516
2000 1,114364
2001 275,133
2002 192,285
2003 358,180

(BPS Indonesia, 1999-2003)

Pada tabel 1.1. dapat dilihat impor metil klorida mengalami penurunan cukup

signifikan pada kurun tahun 2000 dan 2001. Hal ini mungkin merupakan imbas

dari krisis ekonomi di dalam negeri, karena tahun berikutnya mengalami

kenaikan impor kembali.

Di luar negeri, ekspor metil klorida di Amerika tahun 1998 sebesar 14

juta pound dan naik menjadi 3,5 juta pound pada tahun 1999. Impornya turun

dari 1,6 juta menjadi 1,2 juta pound. Data tersebut menunjukkan kebutuhan luar

negeri masih cukup besar dan untuk tahun- tahun mendatang diperkirakan

kebutuhan luar negeri masih stabil pada kisaran 200 juta pound /tahun

(www.the-innovation-group.com, published 10/9/2000).

2. Ketersediaan bahan baku.


Adanya industri yang mendukung pabrik metil klorida, terutama dalam hal

penyedian bahan baku merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Bahan

baku utama yaitu klorin (Cl2) tersedia di dalam negeri yaitu dapat diperoleh dari

P.T. Assahimas, Cilegon sedangkan metana (CH4) diperoleh dari dalam negeri

yaitu dari Bojonegoro, Jawa Timur yang kesemuanya dikelola Exxon Mobil .

3. Kapasitas rancang minimum.

Beberapa pabrik yang memproduksi metil klorida mempunyai kapasitas

antara 100 juta pound /tahun (Vulcan, Geismar, LA) sampai kapasitas 150 juta

pound/ tahun (Dow, Freeport, TX ).

Dalam prarancangan pabrik metil klorida ini diambil kapasitas produksi sebesar

50.000 ton/ tahun (110 juta pound) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri dan ekspor keluar negeri.

1.3. Lokasi Pabrik

Lokasi geografis dari suatu pabrik akan berpengaruh pada kegiatan

pabrik baik proses produksi maupun distribusi produk yang semuanya itu akan

berpengaruh pada perkembangan dan kelangsungan hidup dari pabrik. Banyak

faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menentukan lokasi

suatu pabrik. Lokasi pabrik pada umumnya ditetapkan atas dasar orientasi

bahan baku dan orientasi pasar, karena hal in bersifat ekonomis.

Lokasi pabrik ditetapkan di Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur dengan

pertimbangan sebagai berikut :

1. Sumber bahan baku

Bahan baku klorin dapat diperoleh dari P.T. Assahimas, Cilegon sedangkan
metana dari Bojonegoro.

2. Pemasaran produk

Daerah tersebut berdekatan dengan jalur Pantura yang merupakan lintas menuju

Jakarta, Bogor, dan Tangerang dan termasuk area industri yang potensial

sebagai daerah pemasaran. Selain itu juga dekat dengan pelabuhan Tanjung

Mas yang memudahkan dalam pemasaran keluar Jawa maupun luar negeri.

3. Sarana transportasi

Daerah tersebut dekat dengan pelabuhan dan jalan raya yang memudahkan

pengangkutan bahan baku dan produk. Ini sangat menguntungkan karena bahan

baku Cl2 didatangkan dari P.T. Assahimas Cilegon dan metana dari

Bojonegoro .

4. Tersedianya sarana pendukung

Daerah Bojonegoro merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia,

sehingga penyediaan utilitas utamanya air untuk proses dan pendingin tidak

mengalami kesulitan, karena dekat dengan aliran sungai dan apabila tidak

mencukupi, di Daerah Bojonegoro terdapat penyedia air yaitu PDAM.

5. Tenaga kerja

Tenaga kerja untuk pabrik dapat direkrut dari daerah Bojonegoro dan

sekitarnya, dimana kepadatan penduduknya tinggi sehingga merupakan sumber

tenaga kerja yang potensial.

6. Kemasyarakatan
Keadaan sosial kemasyarakatan sudah terbiasa dengan lingkungan industri

sehingga pendirian pabrik baru dapat diterima dan dapat beradaptasi dengan

mudah dan cepat.

1.4. Tinjauan Pustaka

1.4.1. Macam macam Proses.

Dalam Mc. Ketta (1972), secara umum metil klorida dapat dibuat dengan

beberapa cara, antara lain :

1. Proses thermal chlorination

2. Proses photochlorination

3. Proses klorinasi metana dengan katalis alumina

1. Proses thermal chlorination

Proses ini didasarkan pada reaksi klorinasi langsung terhadap metana atau

klorometana pada suhu yang tinggi. Temperatur reaksi antara 275 sampai 450
o
C.

Reaksi yang terjadi:

Keuntungan :
a. Dengan proses termal ini temperatur yang tinggi dapat

membuat molekul klorin (Cl2) menjadi radikal Cl* sehingga dapat terjadi

reaksi, dengan demikian tidak memerlukan katalis.

b. Impuritas sedikit

c. Biaya ekonomis

d. Yield tinggi yaitu 80 92 % .

2. Proses photochlorination.

Proses ini didasarkan pada reaksi klorinasi metana oleh aktivasi dari

reaksi massa dengan radiasi sinar. Adapun pemisahan molekul klorin (Cl2)

menjadi radikal Cl* adalah dengan meradiasikan reaksi massa dengan sumber

sinar yang mempunyai radiasi sebesar 3000 5000 A. Bahan baku yang

digunakan adalah metana dengan kemurnian tinggi. Konversi dari proses ini

adalah 90 %. Adapun reaktor yang digunakan adalah reaktor photochemical.

Keuntungan dari proses ini adalah dapat mengurangi impuritas yang ada pada

klorometana yang dihasilkan.

Kekurangan :

a. Penggunaan reaktor photochemical harus terbuat dari

permukaan kaca yang tahan terhadap pembebasan panas mengingat reaksi

klorinasi adalah reaksi eksotermis.

b. Penyimpanan dan peralatan sekitar reaktor baru terbuat dari

kaca, hal ini menyebabkan tingginya biaya pembuatan dan perawatan

c. Lebih sensitive terhadap impuritas dari umpan, karena dapat

terjadi terminasi pada reaksi rantai.


d. Reaktor membutuhkan energi yang cukup besar untuk

menghasilkan radiasi sinar dengan kekuatan 3000 5000 A.

e. Kapasitas per reaktor rendah.

f. Sering terjadi akumulasi pada daerah reaktor sehingga dapat

mengakibatkan ledakan.

3. Proses klorinasi metana dengan katalis alumina.

Proses klorinasi ini didasarkan pada reaksi klorinasi metana dengan

bantuan katalis alumina. Bahan baku yang digunakan adalah metana dengan

kemurnian tinggi. Konversi dari proses ini adalah 95 %. Adapun reaktor yang

digunakan adalah reaktor fixed bed katalitik. Keuntungan dari proses ini adalah

konversi yang dihasilkan cukup tinggi.

Kekurangan :

a. Penggunaan fixed bed reactor harus mempunyai konstruksi

penyangga yang kuat untuk menyangga katalis. Reaktor harus terbuat dari

bahan yang tahan terhadap pembebasan panas mengingat reaksi klorinasi

adalah reaksi eksotermis, sehingga reaktor lebih berat dan biayanya juga

mahal.

b. Perlu adanya regenerasi katalis pada waktu waktu tertentu.

c. Proses ini sensitif terhadap adanya impuritas.

Ketiga proses tersebut proses thermal clorination yang dipilih.

1.4.2. Kegunaan Produk

Penggunaan metil klorida dewasa ini adalah untuk antara lain :


a. Bahan aktif untuk memproduksi silikon.

b. Bahan aktif untuk pembuatan kosmetik, household products,

makanan.

c. Komponen penting dalam butyl rubber.

d. Bahan aktif untuk memproduksi cationic polymer yang

digunakan sebagai flokulan dalam pengolahan air.

1.4.3. Sifat fisis dan kimia

1. Bahan Baku

Metana

Sifat sifat fisis :

Rumus molekul : CH4

Berat molekul : 16,04

Fase storage : gas

Bau : khas

Warna : tak bewarna

Densitas , at 293 K : 0,722 kg/m3

at 373 K : 0,513 kg/m3

Titik didih (1atm) : -116,3 0C

Sifat sifat kimia :

a. Oksidasi

2 CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O + 213 kkal/mol

2 CH4 + 2 O2 CO + 3 H2

b. Halogenasi.
CH4 CJ3X + HX CH3X2 + HX CHX3 + HX

c. Klorinasi terhadap CH4 akan menghasilkan metil klorida dan

HCl.

Klorin

Sifat sifat fisis :

Rumus molekul : Cl2

Berat molekul : 70,906

Fase storage : cair

Bau : tajam

Warna : kuning

Densitas (0 0C, 1 atm) : 3,214 kg/m3

Titik didih (1atm) : -35,5 0C

Sifat sifat kimia :

a. Cl2 bereaksi dengan alkali dan alkali tanah membentuk bleaching agent

Cl2 + 2 NaOCl NaOCl + H2O

b. Reaksi dengan ammonia membentuk hidrazin.

2 NH3 + NaOCl N2H4 + NaCl + H2O

c. Cl2 bereaksi dengan hidrokarbon jenuh menghasilkan hidrokarbon

terklorinasi dan HCl.

3. Produk

Metil klorida

Sifat sifat fisis :

Rumus molekul : CH3Cl


Berat molekul : 50,488

Fase storage : cair

Bau : khas

Warna : tak bewarna

Densitas (0 0C, 1 atm) : 2,3045 g/L

Titik didih (1atm) : -23,73 0C

Sifat sifat kimia :

d. Dalam larutan eter, CH3Cl bereaksi dengan sodium membentuk

etana ( proses sintesa Wurtz).

2 CH3Cl + 2 Na CH3CH3 + 2 NaCl

e. Metil klorida digunakan pada reaksi Fridel Craft membentuk

toluene dengan menggunakan katalisator AlCl3.

CH3Cl + C6H6 C6H5CH3 + HCl

f. Bila dipanaskan pada temperatur yang sangat tinggi, metil

klorida akan berpasangan membentuk etilena.

2 CH3Cl CH2 = CH2 + 2 HCl

Klorinasi terhadap CH3Cl akan menghasilkan metilen klorida dan HCl

Metilen klorida

Sifat - sifat fisis :

Rumus molekul : CH2Cl2

Berat molekul : 84,933

Fase storage : cair

Bau : khas
Warna : tak bewarna

Densitas (0 0C, 1 atm) : 2,93 kg/m3

Titik didih (1atm) : 39,8 0C

Sifat sifat kimia :

a. Bila kontak dengan air dalam waktu yang lama, metilen klorida akan

terhidrolisa secara perlahan membentuk HCl sebagai produk primer.

b. Bila metilen klorida dipanaskan dengan air dalam waktu yang lama dalam

tangki tertutup pada suhu 140 170 oC , maka akan terbentuk formaldehid

dan HCl.

CH2Cl2 + H2O HCHO + 2 HCl

c. Klorinasi terhadap metilen klorida akan menghasilkan kloroform dan HCl.

Kloroform

Sifat - sifat fisis :

Rumus molekul : CHCl3

Berat molekul : 119,378

Fase storage : cair

Bau : khas

Warna : tak bewarna

Densitas (0 0C, 1 atm) : 4,36 kg/m3

Titik didih (1atm) : 61,3 0C

Sifat sifat kimia :

a. Klorinasi terhadap kloroform membentuk karbon tetraklorida dan HCl

b. Bila kontak dengan besi dan air akan membentuk hidrogen peroksida
CHCl3 + O2 (Cl3COOH) Cl3OH + H2O2

c. Dengan basa akan mengalami hidrolisa.

CHCl3 + 3 NaOH CO + 3 NaCl + 2 H2O

d. Kloroform bila kontak dengan potassium amalgam akan membentuk asetilen

2 CHCl3 + 6 (KHg) HC=CH + 6 KCl(Hg)

Karbon tetraklorida

Sifat sifat :

Rumus molekul : CCl4

Berat molekul : 153,823

Fase storage : cair

Bau : khas

Warna : tak bewarna

Densitas (0 0C, 1 atm) : 5,32 kg/m3 (uap)

Titik didih (1atm) : 76,72 0C

Sifat sifat kimia :

a. CCl4 kering tidak bereaksi dengan logam seperti besi dan nikel tetapi

bereaksi secara perlahan dengan tembaga dan timah hitam.

b. Dengan katalis platinum atau Zn dan asam, CCl 4 akan terbentuk kembali

menjadi kloroform.

c. Dengan potassium amalgam dan air, CCl4 akan terbentuk kembali menjadi

metana.

Asam klorida

Sifat- sifat fisis :


Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,461

Fase storage : cair

Bau : khas

Warna : tak bewarna

Densitas ( 1 atm) : 1,045 g/cm3 (118,16K,liquid)

Titik didih (1atm) : -85,05 0C

Sifat sifat kimia :

a. Reaksi dengan oksidator membentuk Cl2

4 HCl + O2 2 Cl2 + 2 H2O

b. Reaksi dengan sulfur trioksida membentuk asam klorosulfat.

HCl + SO3 ClSO3H

c. Reaksi HCl dan asetilen akan menghasilkan kloroprena.

1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum

Klorinasi didefinisikan sebagai suatu proses dimana satu atau lebih atom

klorin dibentuk menjadi suatu senyawa kimia. Secara umum reaksi

menyebabkan perubahan densitas, viskositas , dan reaktifitas kimia dari

senyawa organik menjadi naik. Proses thermal chlorination ini di dasarkan

pada reaksi klorinasi langsung terhadap metana atau klorometana ( metil

klorida) pada suhu yang tinggi . Temperatur reaksi antara 275 sampai 450 oC

(Mc. Ketta, 1972).

Metana dan klorin dalam fase gas dengan perbandingan tertentu

dipanaskan sampai suhu 300 oC di mana pada suhu tersebut klorin akan
mengalami disosiasi dan akan mulai terjadi reaksi terklorinasi terhadap metana,

sedangkan tekanan dipertahankan 3 atm. Di dalam multi tube tubular reactor

suhu dipertahankan jangan sampai melebihi 450 oC. Bila reaksi berlangsung di

atas suhu tersebut maka dapat terjadi reaksi pirolisis terhadap CH 3Cl

membentuk karbon bebas, sedangkan klorin dan hidrogen membentuk asam

hidroklorida. Produk reaksi kemudian masuk kolom stripper untuk memisahkan

antara metana dan HCl produk atas stripper masuk ke absorber untuk

mengambil HCl, produk bawah stripper masuk ke kolom destilasi untuk

memurnikan produk dan mengambil kembali sisa reaktan untuk dikembalikan

ke reaktor.

Anda mungkin juga menyukai