PENDAHULUAN
diproduksi dengan klorinasi fase gas metana atau metil klorida pada suhu tinggi
(Harvey & Pitsch, 2000), sehingga bahan baku utama chloromethane adalah
klorin dan metana. Oleh karena itu klorin yang diproduksi dunia dimana 36%
klorin. Dan karena Indonesia adalah salah satu negara penghasil klorin, maka
negeri.
Pabrik metil klorida dengan proses klorinasi juga layak dirancang karena
produksinya tidak ada bahan samping atau limbah yang secara langsung
dihasilkan dan dibuang. Selain metil klorida akan dihasilkan juga bahan kimia
kebocoran selama proses dan menjaga suhu klorinasi yang aman, maka efek
dalam bidang industri dan sektor industri kimia memegang peranan penting
industri kimia lain dan akan menyerap sebagian tenaga kerja dalam negeri..
dengan kapasitas kurang lebih 50.000 ton per tahun dan diorientasikan untuk
dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Pabrik yang didirikan harus
mempunyai kapasitas produksi yang optimal yaitu jumlah dan jenis produk
yang dihasilkan harus dapat menghasilkan laba maksimal dengan biaya yang
minimal.
Pada tabel 1.1. dapat dilihat impor metil klorida mengalami penurunan cukup
signifikan pada kurun tahun 2000 dan 2001. Hal ini mungkin merupakan imbas
juta pound dan naik menjadi 3,5 juta pound pada tahun 1999. Impornya turun
dari 1,6 juta menjadi 1,2 juta pound. Data tersebut menunjukkan kebutuhan luar
negeri masih cukup besar dan untuk tahun- tahun mendatang diperkirakan
kebutuhan luar negeri masih stabil pada kisaran 200 juta pound /tahun
penyedian bahan baku merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Bahan
baku utama yaitu klorin (Cl2) tersedia di dalam negeri yaitu dapat diperoleh dari
P.T. Assahimas, Cilegon sedangkan metana (CH4) diperoleh dari dalam negeri
yaitu dari Bojonegoro, Jawa Timur yang kesemuanya dikelola Exxon Mobil .
antara 100 juta pound /tahun (Vulcan, Geismar, LA) sampai kapasitas 150 juta
Dalam prarancangan pabrik metil klorida ini diambil kapasitas produksi sebesar
50.000 ton/ tahun (110 juta pound) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
pabrik baik proses produksi maupun distribusi produk yang semuanya itu akan
suatu pabrik. Lokasi pabrik pada umumnya ditetapkan atas dasar orientasi
Bahan baku klorin dapat diperoleh dari P.T. Assahimas, Cilegon sedangkan
metana dari Bojonegoro.
2. Pemasaran produk
Daerah tersebut berdekatan dengan jalur Pantura yang merupakan lintas menuju
Jakarta, Bogor, dan Tangerang dan termasuk area industri yang potensial
sebagai daerah pemasaran. Selain itu juga dekat dengan pelabuhan Tanjung
Mas yang memudahkan dalam pemasaran keluar Jawa maupun luar negeri.
3. Sarana transportasi
Daerah tersebut dekat dengan pelabuhan dan jalan raya yang memudahkan
pengangkutan bahan baku dan produk. Ini sangat menguntungkan karena bahan
baku Cl2 didatangkan dari P.T. Assahimas Cilegon dan metana dari
Bojonegoro .
sehingga penyediaan utilitas utamanya air untuk proses dan pendingin tidak
mengalami kesulitan, karena dekat dengan aliran sungai dan apabila tidak
5. Tenaga kerja
Tenaga kerja untuk pabrik dapat direkrut dari daerah Bojonegoro dan
6. Kemasyarakatan
Keadaan sosial kemasyarakatan sudah terbiasa dengan lingkungan industri
sehingga pendirian pabrik baru dapat diterima dan dapat beradaptasi dengan
Dalam Mc. Ketta (1972), secara umum metil klorida dapat dibuat dengan
2. Proses photochlorination
Proses ini didasarkan pada reaksi klorinasi langsung terhadap metana atau
klorometana pada suhu yang tinggi. Temperatur reaksi antara 275 sampai 450
o
C.
Keuntungan :
a. Dengan proses termal ini temperatur yang tinggi dapat
membuat molekul klorin (Cl2) menjadi radikal Cl* sehingga dapat terjadi
b. Impuritas sedikit
c. Biaya ekonomis
2. Proses photochlorination.
Proses ini didasarkan pada reaksi klorinasi metana oleh aktivasi dari
reaksi massa dengan radiasi sinar. Adapun pemisahan molekul klorin (Cl2)
menjadi radikal Cl* adalah dengan meradiasikan reaksi massa dengan sumber
sinar yang mempunyai radiasi sebesar 3000 5000 A. Bahan baku yang
digunakan adalah metana dengan kemurnian tinggi. Konversi dari proses ini
Keuntungan dari proses ini adalah dapat mengurangi impuritas yang ada pada
Kekurangan :
mengakibatkan ledakan.
bantuan katalis alumina. Bahan baku yang digunakan adalah metana dengan
kemurnian tinggi. Konversi dari proses ini adalah 95 %. Adapun reaktor yang
digunakan adalah reaktor fixed bed katalitik. Keuntungan dari proses ini adalah
Kekurangan :
penyangga yang kuat untuk menyangga katalis. Reaktor harus terbuat dari
adalah reaksi eksotermis, sehingga reaktor lebih berat dan biayanya juga
mahal.
makanan.
1. Bahan Baku
Metana
Bau : khas
a. Oksidasi
2 CH4 + 2 O2 CO + 3 H2
b. Halogenasi.
CH4 CJ3X + HX CH3X2 + HX CHX3 + HX
HCl.
Klorin
Bau : tajam
Warna : kuning
a. Cl2 bereaksi dengan alkali dan alkali tanah membentuk bleaching agent
3. Produk
Metil klorida
Bau : khas
Metilen klorida
Bau : khas
Warna : tak bewarna
a. Bila kontak dengan air dalam waktu yang lama, metilen klorida akan
b. Bila metilen klorida dipanaskan dengan air dalam waktu yang lama dalam
tangki tertutup pada suhu 140 170 oC , maka akan terbentuk formaldehid
dan HCl.
Kloroform
Bau : khas
b. Bila kontak dengan besi dan air akan membentuk hidrogen peroksida
CHCl3 + O2 (Cl3COOH) Cl3OH + H2O2
Karbon tetraklorida
Sifat sifat :
Bau : khas
a. CCl4 kering tidak bereaksi dengan logam seperti besi dan nikel tetapi
b. Dengan katalis platinum atau Zn dan asam, CCl 4 akan terbentuk kembali
menjadi kloroform.
c. Dengan potassium amalgam dan air, CCl4 akan terbentuk kembali menjadi
metana.
Asam klorida
Bau : khas
Klorinasi didefinisikan sebagai suatu proses dimana satu atau lebih atom
klorida) pada suhu yang tinggi . Temperatur reaksi antara 275 sampai 450 oC
dipanaskan sampai suhu 300 oC di mana pada suhu tersebut klorin akan
mengalami disosiasi dan akan mulai terjadi reaksi terklorinasi terhadap metana,
suhu dipertahankan jangan sampai melebihi 450 oC. Bila reaksi berlangsung di
atas suhu tersebut maka dapat terjadi reaksi pirolisis terhadap CH 3Cl
antara metana dan HCl produk atas stripper masuk ke absorber untuk
ke reaktor.