Anda di halaman 1dari 4

Judul Acute Toxicity and Genotoxic Activity of Avocado

Seed Extract
(Persea americana Mill., c.v. Hass)
Jurnal Hindawi Publishing Corporation
The ScientificWorld Journal
Download http://dx.doi.org/10.1155/2013/245828
Tahun 2013
Penulis Eduardo Padilla-Camberos, Moisés Martínez-
Velázquez, JoséMiguel Flores-Fernández, and Socorro
Villanueva-Rodríguez
Riviewer Devi Romantika
Tanggal 05 Desember 2018

Pendahuluan Buah alpukat (Persea Americana) sendiri dijelaskan


adalah buah yang berasal dari amerika Tengah dan dapat
tubuh pada daerah tropis. Kandungan senyawa dalam
buah alpukat adalah linoleate, oleat, palmitat, stearate,
caprik, dan asam miristat.
Biji pada alpukat sendiri tidak banyak dipakai sehari-hari
dan lebih banyak digunakan pada industri. Hal ini
dikarenakan biji alpukat adalah sumber dari senyawa
bioaktif seperti antioksidan, antihipertensi, larvasida,
fungisida, hipolipidemik, dan aktivitas amobasida serta
giardisida. Untuk kandungan yang dimilikinya, sampai
saat jurnal ini dibuat belum ada studi yang telah selesai
membahas mengenai efek genotoxic dari biji alpukat.
Dan studi ini ada untuk melanjutkan dan mengevaluasi
studi sebelumnya.
Material dan Metode Material yang dipakai pada studi ini adalah :
1. Biji Alpukat yang telah dikeringkan pada suhu
40oC dan disimpan dalam kemasan kedap udara.
2. Ekstrak biji alpukat yang diambil melalui metode
soklet dengan pelarut etanol. Setelah di ekstraksi
kemudian di evaporasi dengan rotary evaporator
dan digiling. Setelahnya, biji alpukat melalui
proses penghilangan lemak dengan Petrol Eter
dan terakshir dimaserasi dengan Etanol murni.
3. Hewan. Pada studi ini digunakan tikus berjumlah
45 ekor yang diberi makan Teklad dan air. Tikus-
tikus disimpan dalam ruangan pada suhu ruangan
selama 12 jam dengan penerangan, dan 12 jam
tanpa penerangan pada suhu 22oC. 30 tikus
ditujukan untuk uji toksiksitas akut dan 15 lainnya
ditujukan untuk uji genotoksitas.
Metode :
1. Uji Toksiksitas Akut
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan
median dari dosis kematian ekstrak biji alpukat. 6
kelompok tikus yang terdiri dari 5 tikus masing-
masing telah diberikan ekstrak dengan dosis yang
berbeda-beda. Kematian direkam selama 24 jam
setlah ekstrak diberikan dan akan dilakukan
obervasi selama 1 minggu untuk mengetahui
tanda-tanda keterlambatan racun.
2. Uji Genoktisitas
Uji ini dilakukan dengan menggunakan tes
identifikasi dan quantifikasi dari mikronelus
eritrosit. Dosis yang paling sesuai telah
ditentukan dan 3 kelompok dengan masing-
masing 5 tikus dipekerjakan untuk tes ini.
Kelompok pertama diberi ekstrak biji alpukat
dengan dosis 250 mg/kg yang dilarutkan dalam
pelarut alcohol:air dengan perbandingan 1:1.
Kelompok kedua diberi kalkosina yang telah
dilarutkan dalam garam fisilogis dengan dosis 4
mg/kg dan dilihat pada control positif hal yang
sama dilakukan pada kelompok ketiganamun
larutan yang dipakai adalah larutan alcohol-air
dengan control negative. Setelah 36 jam, maka
tetesan darah dari tikus akan dilihat dapa
mikroskop floresiansi untuk menghitung sel
mikronukleat.
3. Analisa Statiska
Untuk Analisa ini digunakan ANOVA
mengetahui dengan jelas perbedaan dari hasil jika
dibandingakan dengan dosis yang telah diberikan

Hasil dan Untuk uji toksiksitas, dosis 125 dan 250 tidak
Pembahasan menyebabkan kematian, dan untuk dosis 500, 1000, dan
2000 menyebabkan kematian dengan persentasi 20, 60
dan 80 persen.
Untuk uji Genoktisitas, dosis yang dipakai adalah dosis
250. Untuk ketiga grup yang diuji, grup dengan negative
control terlihat jumlah yang sedikit dari sell
mikronukleat, dan dengan positif control terlihat
kerusakan

Pembahasan dan Hal yang dibahas adalah mengenai efek yng ditunjukkan
Kesimpulan oleh ekstrak biji alpukat. Ternyata untuk efek sendiri,
ekstrak biji alpukat ini diharapkan dapat dikonsumsi
untuk manusia, sebagai kosmetik dan parmasi,
dikarenakan terdapat kandungan yang baik di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai