Anda di halaman 1dari 4

Judul EVAPORASI MULTI TAHAP MENGGUNAKAN

FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) UNTUK


MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI
KONSENTRAT NANAS MADU
Jurnal JURNAL TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Download Jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
Tahun 2017
Penulis Nur Istianah
Riviewer Dewi Apriyani Utari
Tanggal 04 Desember 2018

Abstrak Jurnal yang berjudul “Evaporasi Multi Tahap


Menggunakan Falling Film Evaporator (FFE) Untuk
Meningkatkan Efisiensi Produksi Konsentrat Nanas
Madu” ini berisi tentang pemanfaatan metode evaporasi
untuk menghasilkan konsentrat nanas madu yang manis
dan legit yang berpotensi menjadi pemanis sekaligus
perisa alami pada produk minuman atau kue.
Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan
dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa
Internasional (Bahasa Inggris). Secara keseluruhan isi
dari abstrak ini langsung menuju ke topik bahasan yang
dibahas dalam jurnal ini, sehingga pembaca lebih mudah
untuk memahaminya.
Pendahuluan Didalam paragraf pertama, penulis menjelaskan
tentang kadungan fruktosa pada nanas madu yang
berpotensi untuk menjadi pemanis alami. Selain itu nanas
madu mengandung 15 mg vitamin c dalam setiap 100 gr
nanas segar. Saya pribadi sangat setuju dengan hal
tersebut, karena nanas madu memiliki rasa manis yang
dominan dan rasa asam yang khas sehingga sangat
berpotensi untuk digunakan sebagai pemanis dan perasa
alami. Kemudian penulis menjelaskan bahwa nanas madu
memiliki umur simpan yang relatif pendek, oleh karena
itu diperlukannya suatu pengolahan khusus yang mampu
memperpanjang umur simpan nanas tersebut. Salah satu
teknik yang disarankan oleh penulis yaitu dengan cara
membuat konsentrat nanas. Dimana seperti yang kita
ketahui bahwa konsentrat nanas memiliki kegunaan yang
sangat luas pada industri makanan maupun minuman,
sehingga sangat berpotensi untuk meningkatkan kualitas
dari nanas tersebut.
Pada paragraf kedua, penulis menjelaskan bahwa
untuk membuat konsentrat nanas tidak bisa dilakukan
dalam suhu yang tinggi. Hal ini karena dapat merusak
kandungan vitamin yang terdapat pada nanas madu
tersebut. Dengan demikian penulis menemukan alternatif
pengolahan nanas menjadi konsentrat dengan
menggunakan Falling Film Evaporator (FFE) pada
tekanan vakum untuk mengurangi kerusakan vitamin
yang terkandung pada nanas madu tersebut. Saya pribadi
sangat setuju dengan alternatif yang dipakai oleh penulis,
karena tekanan vakum yang digunakan pada Falling Film
Evaporator (FFE) tidak memerlukan suhu yang tinggi
sehingga tidak akan merusak kandungan vitamin yang
terdapat dalam nanas madu tersebut.
Metode Pada bagian metode, penulis membahas beberapa
poin penting seperti bahan yang digunakan, mekanisme
proses, dan beberapa analisa yang digunakan. Analisa
yang digunakan tersebut antara lain yaitu analisa brix,
analisa densitas, dan analisa viskositas. Selain itu juga
dilakukan perhitungan neraca massa untuk menghitung
massa total dari aliran sari nanas sebagai input di Falling
Film Evaporator dan massa total konsentrat nanas
sebagai produk yang akan dihasilkan, serta perhitungan
efisiensi evaporasi untuk mengetahui berapa banyak
kadar air yang dapat dihilangkan melalui penguapan
komponen air dari bahan yang masuk (input) ke Falling
Film Evaporator.
Dalam pokok bahasan diatas, penulis telah cukup
menjelaskan secara rinci bagaimana metode-metode
penelitian yang akan dilaksanakan. Selain itu
pembahasan yang dilakukan oleh penulis mudah
dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis membagi sub
pokok bahasan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Karakteristik konsentrat nanas madu
Terdapat beberapa karakteristik yang dianalisa
oleh penulis, yaitu analisa brix, analisa densitas,
dan analisa viskositas.
2. Efisiensi FFE (Faling Film Evaporator)
Efisiensi evaporator dilihat dari banyaknya uap
air yang dapat dihilangkan dari aliran input yang
melibatkan perhitungan neraca massa total
maupun komponen pada FFE.
3. Laju evaporasi
Laju evaporasi berhubungan erat dengan efisiensi
evaporator yang dihasilkan. Dimana semakin
cepat laju alir maka efisiensi akan semakin
meurun. Hal ini karena kontak waktu yang sangat
singkat menyebabkan air tidak menyerap cukup
panas untuk berubah fase, sehingga penghilangan
kadar air pada input akan semakin rendah.
Dalam sub pokok bahasan diatas, penulis tidak
menjelaskan secara rinci bagaimana penelitian tersebut
dilaksanakan, namun pembahasan yang dilakukan oleh
penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh
pembaca.
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan
menjelaskan bahwa evaporasi sari nanas madu
menggunakan Falling Film Evaporator tiga tahap
memberikan memberikan hasil yang lebih bagus dilihat
dari naiknya derajat brix, densitas, dan viskositas. Namun
perlu dilakukannya kajian terhadap kualitas konsentrat
nanas secara kimiawi dan biologi untuk menjamin mutu
yang dihasilkan.
Pada bagian kesimpulan ini, bahasa yang digunakan
oleh penulis sangat sederhana dan mudah dipahami oleh
pembaca. Namun penulis kurang detail dalam
memberikan hasil yang didapat dalam melakukan
penelitiannya.
Kelebihan 1. Teori dan model analisis yang digunakan sesuai
dengan permasalahan yang ada.
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah
dipahami maksud dan tujuannya.
Kekurangan 1. Penulis kurang detail dalam menyimpulkan
keseluruhan isi dalam jurnal.
2. Penulis kurang detail dalam memberikan hasil
yang didapat dalam melakukan penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai