Dosen Pengampu:
Prayetno, S. I. P., M. Si
Disusun Oleh:
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(The Character Building University)
2020
KATA PENGANTAR
.
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan anugrah-Nya yang memberikan kepada saya kemampuan untuk menyelesaikan tugas
Critical Jurnal Review dengan materi Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Bapak Prayetno, S. I. P., M. Si atas bimbingan dan
arahannya kepada saya dalam proses pengerjaan Critical Journal Review dengan materi
Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Saya berharap semoga tugas Critical Journal Review ini mampu menambah
wawasan mahasiswa maupun pembaca. Saya tahu bahwa hasil dari laporan Critical Journal
Review ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya hasil Critical Journal Review selanjutnya
yang lebih baik lagi.
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
4.1 Kesimpulan..........................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara dan warga negara memiliki hubungan timbal balik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab terhadap warga
negaranya begitu juga sebaliknya. Untuk memfomulasikan Menurut Miriam Budiardjo
“Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat
dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangan melalui penguasaan monopolistis terhadap kekuasaan yang sah”.
Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang menjadi tujuan negara
adalah “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaiaan abadi dan
keadilan sosial”. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa hubungan antara negara dan warga
negaranya memiliki relevansi dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun demikian, negara yang berkewajiban dalam memenuhi hak-hak warga
negaranya tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa dukungan warganya. Dukungan
yang dimaksud adalah adanya bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara. Dalam
pemenuhan hak warga negaranya haruslah sejalan dengan pelaksanaan kewajibannya,
salah satunya warga negara harus menunjukkan sikap patuh terhadap peraturan yang
diberlakukan.
Sebagai warga negara, bentuk keterikatan kita bterhadap negara adalah adanya hak
dan kewajiban secara timbal balik (resiprokalitas). Warga negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
warga negara. Hak dan kewajiban warga negara merupakan isi konstitusi negara perihal
hubungan antara warga negara dengan negara. Di Indonesia, pengaturan hak dan
kewajiban warga negara diatur dalam UUD NRI 1945.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari critical journal review ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk memahami pentingnya pelaksanaan antara hak dan kewajiban
3. Untuk memahami konsep hak dan kewajiban warga Negara di Indonesia
4. Untuk memahami konsep hak dan kewajiban Negara di Indonesia
5. Untuk melatih pemahaman mahasiswa dalam menganalisis beberapa jurnal
BAB II
IDENTITAS JURNAL
2.1 Identitas Jurnal I
REVIEW JURNAL
3.1 Latar Belakang
3.1.1 Jurnal I
The 1945 Constitution explain that Indonesia is a country based on law,
that law as the main parameter in making policy and directing ideal of the country.
Policy and orientation of country is inseparable from an Indonesian nation ideology
and Indonesian basic norms. Because nation ideology is an characteristic of
Indonesian nation in inspiring the material substance of constitution and legislation.
In recognizing fundamentally ideology values of Indonesian nation can be traced in
the thinking of the founders of Indonesian nation. The founders of Indonesian nation
has initiated a debate, design structure, crystallization great ideas to directing the ark
of Indonesian toward a
law nation-country that modern, large and create a better fate. Debate and
formulation of basic values integrated in constitution and legislation is related to
format of citizens' basic values that must be respected, protected and fulfilled by the
Republic of Indonesia named human rights (HAM).
3.1.2 Jurnal II
Status adalah keadaan atau kedudukan (orang, badan dan sebagainya)
dihubungannya dengan masyarakat sekitarnya. UU No.12 tahun 2006 yaitu undang-
undang yang mengatur Kewarganegaraan Republik Indonesia. Warga Negara
merupakan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara. Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara Warga Negara dengan warga lain. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui status kewarganegaraan etnis Tionghoa setelah adanya UU No.12 tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dan pelaksanaan UU No.12
tahun 2006 pada etnis Tionghoa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di Kecamatan
Medan Sunggal Kota Medan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan cara observasi dan penyebaran angket. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 285 KK dan sampel yang ditentukan adalah sebesar 20% dari
jumlah populasi yaitu 57 KK. Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data
dapat disimpulkan setelah lahirnya atau adanya UU No.12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia masyarakat etnis Tionghoa di Lingkungan VII
Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan memiliki status
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
3.2 Rumusan Masalah
3.2.1 Jurnal I
Negara merupakan organisasi besar dan kuat dengan dijamin dan dilindungi
atas nama hukum / undang-undang yang mempunyai kewenangan (otoritas), kekuatan
memaksa, mengatur, penganggaran dan pengguna anggaran (eksekutif, legislatif,
yudikatif), pasukan tempur (TNI) dan institusi-institusi penegakan hukum (kepolisian,
kejaksaan, peradilan, KPK, dll), dengan diberi atribut kekuatan-kekuatan
konstitusional yang menempelnya tersebut, disisi lain negara juga diberi atribut
kewajiban-kewajiban konstitusional yang menempel pula. Dalam pembentukan atribut
hukum dalam suatu negara hukum sangat menentukan karakteristik negara dalam
implementasi tugas, fungsi dan kewenangannya, jika negara berkarakter demokratis
maka penyusunan hukumnya pun responsif, sebaliknya jika negara berkarakter
otoriter maka penyusunan hukumnya pun represif.
Bahwa atribut hukum yang dimiliki oleh negara dalam rangka melaksanakan
kewajiban-kewajiban konstitusional untuk warga negaranya adalah dijamin dan
dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Bahwa kewajiban negara tersebut disisi lain adalah hak yang dimiliki oleh
warga negara (rakyat Indonesia) Bahwa didalam konstitusi, negara sudah menegaskan
dan mendeklarasikan diri untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam rangka
memenuhi hak-hak dasar warga negara (hak asasi manusia), hak-hak tersebut tersebar
dan tertulis jelas baik didalam pembukaan konstitusi UUD 1945 dan batang tubuh
maupun peraturan perundang-undangan, beberapa kewajiban negara yang merupakan
bagian melekat hak-hak warga negara (rakyat Indonesia) sebagaimana yang tercantum
didalam pembukaan konstitusi UUD 1945 yakni hak untuk merdeka / terbebas
penjajahan, hak bahagia dan sentausa sebagai rakyat, hak kedaulatan, keadilan,
kemakmuran, hak kesejahteraan umum, perlindungan seluruh tumpah darah, hak
pencerdasan kehidupan berbangsa, hak mendapatkan ketertiban, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, hak mendapatkan penyelenggaraan pemilihan pimpinan yang hikmat,
kepemimpinan musyawarah dan keterwakilan. Sedangkan hak-hak dasar warga Negara
(hak asasi manusia) yang tercantum didalam batang tubuh konstitusi UUD 1945 yakni
hak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 UUD 1945), hak
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran, hak kawin, hak anak,
hak kebutuhan dasar, hak jaminan perlindungan kepastian hukum, hak imbalan dan
perlakuan adil dalam kerja, hak status kewarganegaraan, hak bebas ibadah dan
memeluk agama, hak bebas dari penyiksaan, hak jaminan sosial (Pasal 28 UUD 1945),
hak berketuhanan dan kemerdekaan memeluk agama dan berkeyakinan,
berkepercayaan (Pasal 29 UUD 1945). Hak pertanahan dan keamanan hidup di NKRI
(Pasal 30 UUD 1945), hak mendapatkan pendidikan, pendidikan dasar, hak
mendapatkan pembiayaan atas kewajiban pemerintah, hak pendidikan minimal 20 %
dari APBN (Pasal 31 UUD 1945), hak kebudayaan nasional dan pengembangan nilai
budayaan sebagai kekayaan nasional (Pasal 32 UUD 1945), hak demokrasi ekonomi
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 33 UUD 1945), hak fakir miskin,
anak-anak terlantar dipelihara negara, hak jaminan sosial dan pemberdayaan
masyarakat lemah dan tidak mampu, hak mendapat fasilitas pelayanan kesehatan dan
pelayanan umum yang layak (Pasal 34 UUD 1945).
3.2.2 Jurnal II
Penentuan Warga Negara Republik Indonesia ditetapkan menurut
persetujuan kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada
tanggal 27 Desember 1949, Selanjutnya diterbitkan lagi aturan kewarnegaraan yang
diatur dalam UU No.3 tahun 1946, selanjutnya diterbitkan lagi aturan
kewarganegaraan UU No. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Adapun latar belakang diterbitkannya UU No.12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, karena untuk memenuhi tuntutan masyarakat
dan melaksanakan amanat UUD 1945. Menurut Penjelasan Umum UU No.12 tahun
2006(2006: 27) menyatakan: ”UU No. 62 tahun 1958 tersebut secara filosofis, yuridis
dan sosiologis sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan
ketatanegaraan Republik Indonesia. Secara filosofis, UU tersebut masih mengandung
ketentuan-ketentuan yang belum sejalan dengan falsafah pancasila, antara lain karena
bersifat diskriminasi, kurang menjamin pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) dan
persamaan antar warga negara serta kurang memberikan perlindungan antar Warga
Negara serta kurang memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
Secara yuridis, landasan konstitusional pembentukan UU tersebut adalah UUD
Sementara tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak dikeluarkan dekrit presiden 5
Juli 1959 yang menyatakan kembali kepada UUD 1945 Republik Indonesia setelah
mengalami perubahan terhadap undang-undang sebelumnya. Secara sosiologis,UU
tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat
Indonesia setelah terjadinya reformasi, dalam pergaulan yang menghendaki adanya
persamaan perlakuan dan kedudukan Warga Negara di hadapan hukum serta adanya
kesetaraaan dan keadilan gender.”
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat UUD
1945, oleh karena itu pemeritah mengeluarkan UU No.12 tahun 2006 sebagai landasan
yuridis tentang Kewarganegaran Republik Indonesia. UU NO.12 tahun 2006 lebih
menjamin HAM dan persamaan di hadapan hukum bagi setiap orang terutama orang-
orang asing yang tinggal di Indonesia dan menikah dengan Warga Negara Indonesia
serta anak-anak yang berasal dari perkawinan antara Warga Negara Indonesia dengan
Warga Negara Asing.
Menurut Gautama (1996: 2-4) menyatakan: ”Pentingnya kewarganegaraan
dapat dilihat dari dua perspektif yaitu: Dalam hukum Perdata internasional; dikenal
adanya asas kewarganegaraan. Menurut asas ini hukum yang berlaku bagi seseorang
warga negara mengenai ” status, hak-hak dan kewenangannya” tetap melekat padanya
di mana pun ia berada. Ini berarti apabila yang bersangkutan merantau ke luar negeri
maka hukum yang berlaku baginya tetap hukum nasionalnya.
Dalam hukum publik; hubungan antar negara dengan perseorangan lebih
memperjelas status kewarganegaraan seseorang. Seseorang yang berstatus warga
negara dengan seseorang berstatus asing membawa konsekuensi yang sangat nyata
dan besar dalam kehidupan publik.” Menurut Harefa (2006: 24) menyatakan:
”Kewarganegaran seseorang merupakan satu faktor yang mempengaruhi kewenangan
berhak seseorang; misalnya: Pasal 21 ayat (1) UUPA yang memutuskan bahwa hanya
Warga Negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik. ”
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewarganegaraan
seseorang merupakan hal yang sangat penting. Karena kewarganegaraan akan
menimbulkan hubungan timbal balik antara Warga Negara dengan Negara, yaitu
dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai seorang Warga Negara. Akan tetapi
pada kenyataannya sekaran ini masih ada juga kendala yang menghambat terwujudnya
cita-cita bangsa hak dan kewajiban telah disamakan, tidak jarang sebagian masyarakat
keturunan Tionghoa mengabaikan hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik
Indonesia. Pada dasarnya hanya sebagian kecil masyarakat keturunan Tionghoa yang
melaksanakan kewajibannya. Rasa nasionalisme masyarakat keturunan Tionghoa ini
sangat kurang terhadap bangsa Indonesia, hal ini dapat di lihat dalam penggunaan
bahasa Tionghoa di tempat-tempat umum, misalnya; sekolah.
3.3.1 Jurnal I
-
3.3.2 Jurnal II
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kewarganegaraan etnis
Tionghoa setelah adanya UU No.12 tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia dan pelaksanaan UU No.12 tahun 2006 pada etnis Tionghoa.
3.4.2 Jurnal II
-
3.5.2 Jurnal II
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Sunggal Kota
Medan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
observasi dan penyebaran angket. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 285 KK
dan sampel yang ditentukan adalah sebesar 20% dari jumlah populasi yaitu 57 KK.
Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan setelah lahirnya
atau adanya UU No.12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
masyarakat etnis Tionghoa di Lingkungan VII Kelurahan Lalang Kecamatan Medan
Sunggal Kota Medan memiliki status Kewarganegaraan Republik Indonesia.
3.6.2 Jurnal II
Jurnal ini memiliki jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
3.7.2 Jurnal II
Menurut UU No. 62 tahun 1958 pasal 1 dikenal ada dua istilah status
kewarganegaraan yaitu; kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa
kewarganegaraan (apatride). Hal ini menimbulkan kesulitan seseorang baik berstatus
sebagai bipatride maupun apatride dalam konteks menjadi penduduk pada suatu
negara, yaitu pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai Warga Negara dan jaminan
persamaan dihadapan hukum. Namun setelah adanya UU No.12 tahun 2006 tidak
terdapat istilah bipatride dan apatride, sehingga mempertegas status
kewarganegaraan seseorang khususnya dalam hal ini adalah Warga Asing yang
tinggal di Indonesia dan anak-anak yang lahir dari perkawinan antara Warga Negara
Indonesia Asli dengan Warga Asing.
Status kewarganegaraan secara yuridis di atas oleh peraturan
perundangundangan, menetapkan siapa-siapa yang menjadi Warga Negaranya dan
syaratsayarat yang harus dipenuhi. Status kewarganegaraan seseorang menimbulkan
hubungan timbal balik antara Warga Negara dengan Negaranya. Hubungan akan
berakibat pada pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sebagai Warga Negara. Hak
dan kewajiban Warga Negara dijamin oleh UUD 1945.
Berikut ini adalah hak-hak Warga Negara yang terdapat dan dijamin dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut: Hak atas kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (pasal 27 ayat 1); Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
(pasal 27 ayat2); Hak atas kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal28); Hak
untuk hidup (pasal 28 A); Hak untuk membentuk keluarga (pasal 28B ayat); Hak atas
kebebasan beragama (pasal 29); Hak atas pengajaran (pasal 31 ayat1); Hak atas status
kewarganegaraan (pasal28 D ayat 4); Dan sebagainya.
Berikut ini adalah kewajiban Warga Negara yang dijamin dalam UUD 1945
adalah sebagai berikut: Kewajiban Warga Negara dalam bidang hukum dan
pemerintahan (pasal 27 ayat 1); Kewajiban Warga Negara dalam bidang hukum dan
pemerintahan (pasal 27 ayat 1); Kewajiban Warga Negara dalam bidang politik dan
HAM (pasal 28 A- J); Kewajiban Warga Negara dalam bidang agama (pasal 29);
Kewajiban Warga Negara dalam bidang HANKAM (pasal 30); Kewajiban Warga
Negara dalam bidang pendidikan (pasal 31); Kewajiban Warga Negara dalam budaya
(pasal 32); Kewajiban Warga Negara dalam bidang ekonomi (pasal 33); Kewajiban
Warga Negara dalam bidang sosial (pasal 33).
Menurut penjelasan umum UU No.12 tahun 2006 (2006: 28) menyatakan:
”terdapat asas-asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang; yaitu: Asas
keturunan (ius sanguinis) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran; Asas kelahiran
(ius soli) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan bagi setiap orang; Asas
kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang; Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
UU No. 12 tahun 2006.”
3.8 Kesimpulan
3.8.1 Jurnal I
Negara Indonesia sebagai negara hukum yang memiliki kewajiban untuk
memberikan pemenuhan hak asasi warga negara, agar hak-hak warga negara
terpenuhi dan kemudian menjadikan kualitas hidup warga negara yang baik dan
meningkat, hak-hak tersebut adalah hak pendidikan, hak kesehatan, hak sandang, hak
pangan, hak perumahan, sebagaimana diatur dalam konstitusi UUD 1945. Selain
kewajiban pemenuhan, bahwa negara Indonesia juga memiliki kewajiban
perlindungan hak asasi warga negara, hal ini juga agar memberikan kualitas yang
baik dalam perlindungan, perlindungan tersebut adalah hak hidup, hak aman tentram,
hak budaya, hak kawin, hak keyakinan, hak berorganisasi, sebagaimana diatur dalam
konstitusi UUD 1945. Ketika negara Indonesia tidak melaksanakan kewajiban
pemenuhan maupun perlindungan tersebut maka negara berpotensi besar melakukan
perbuatan melawan hukum terhadap konstitusi UUD 1945, oleh karena itu negara
harus dan wajib untuk melaksanakan dan komitmen pada nilai-nilai yang
terkandung didalamnya. Substansi negara hukum Indonesia dalam melaksanakan
kewajiban pemenuhan dan perlindungan kepada hak asasi warga negara adalah untuk
mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin seluruh warga negara Indonesia.
3.8.2 Jurnal II
Untuk mengetahui status kewarganegaraan etnis Tionghoa setelah adanya
UU No.12 tahun 2006. Diperlukan pemahaman masyarakat keturunan Tionghoa
tentang UU No.12 tahun 2006 agar dapat melaksanakan hak dan kewajiban sebagai
Warga Negara Indonesia dan dapat meningkatkan rasa nasonalisme terhadap bangsa
Indonesia. Kondisi seperti ini harus dirubah seiring dengan kemajuan zaman,
diharapkan setelah adanya UU No.12 tahun 2006 ini, masyarakat keturunan
Tionghoa memiliki pemahaman akan adanya hak dan kewajiban sebagai Warga
Negara Indonesia serta dapat merasakan persamaan kedudukan di hadapan hukum.
Adanya UU No.12 tahun 2006 semakin menjamin persamaan kedudukan dihadapan
hukum, di mana dalam pasal 27 ayat (1) sebagai dasar untuk Negara Republik
Indonesia dalam menjamin setiap individu mempunyai kedudukan yang menyangkut
dalam hak dan kewajiban adalah sama tanpa memandang pada kedudukan, etnis, ras
dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan adanya pemahaman mengenai UU No.12
tahun 2006 kepada seluruh warga Negara Republik Indonesia, khususnya kepada
Warga Negara etnis atau Warga Negara keturunan Tionghoa. Sehinga masyarakat,
khususnya etnis Tionghoa tidak mengalami kekaburan terhadap adanya UU tersebut.
Masyarakat etnis Tionghoa yang ada Medan memiliki status kewarganegaraan etnis
Tionghoa adalah status kewarganegaraan Indonesia. Pelaksanaan UU No.12 tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia telah dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, meskipun masih ada yang belum dapat
melaksanakannya dalam kehidupan mereka. Mereka telah lama tinggal dan menetap
di Indonesia, bahkan telah secara turun temurun tinggal menetap di Indonesia dan
dinyatakan sebagai Warga Negara Indonesia berdasarkan undang-undang, hal ini
semakin dipertegas dengan lahirnya UU No.12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia.
3.9 Pembahasan
Review Jurnal I Jurnal II
Kelengkapan Jurnal Untuk jurnal I memiliki jurnal Untuk jurnal II memiliki jurnal
yang lengkap dengan volume yang lengkap dengan volume
jurnal, nomor jurnal, tahun jurnal, nomor jurnal, tahun
terbit jurnal, penulis jurnal, terbit jurnal, penulis jurnal,
bahkan ISSN yang artinya bahkan ISSN yang artinya
jurnal ini sudah memiliki izin jurnal ini sudah memiliki izin
publikasi dan menjadi salah publikasi dan menjadi salah
satu factor yang mendukung satu factor yang mendukung
ketika akan digunakan sebagai ketika akan digunakan sebagai
sumber dalam melakukan sumber dalam melakukan
penelitian. penelitian.
Isi Jurnal Jurnal I memiliki materi yang Jurnal II juga memiliki materi
baik dan lengkap. Materi juga yang cukup lengkap. Kedua
tersusun dengan baik dan jurnal apabila digabungkan
mencantumkan UU sebagai menjadi kumpulan materi yang
bukti-bukti berbagai macam sangat lengkap karena terdapat
hak dan kewajiban Negara dan materi di jurnal II yang tidak
warga Negara. kita temukan pada jurnal I.
Seharusnya:
“Status Kewarganegaraan Etnis
Tionghoa Pasca Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006
di Kota Medan”.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Warga Negara dari suatu Negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu Negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota
atau warga suatu Negara haruslah ditentukan oleh undang-undang yang dibuat oleh Negara
tersebut. Beberapa hak warga Negara antara lain sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
2. Hak membela Negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kemerdekaan memeluk agama
5. Hak mendapatkan pengajaran
6. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapat dan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminanan keadilan sosial
Berikut ini adalah kewajiban warga Negara Indonesia:
a. Wajib menaati hukum dan pemerintahaan.
b. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
c. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
d. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-undang
e. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban Negara terhadap warga Negara. Hak
dan kewajiban Negara terhadap warga Negara pada dasarnya merupakan hak dan
kewajiban warga Negara terhadap Negara. Beberapa ketentuan tersebut, antara lain
sebagai berikut:
1. Hak Negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
2. Hak Negara untuk dibela
3. Hak Negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat
4. Kewajiban Negara untuk menjamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban Negara untuk menjamin hak asasi warga Negara
6. Kewajiban Negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7. Kewajiban Negara memberi jaminan sosial
4.2 Saran
Untuk jurnal I dan jurnal II, saya sarankan untuk lebih memperhatikan struktur
jurnal dan terkhusus untuk jurnal II agar lebih memperhatikan ejaan dan tanda baca yang
tepat agar materi yang disampaikan lebih mudah dimengerti pembaca. Selain itu,
menggunakan kalimat yang efektif sehingga pembaca dapat lebih mudah dalam
memahami suatu penyampaian materi.
Saya harap jurnal I dan jurnal II tetap memberikan materi yang menarik seperti ini
dan disertai dengan ilustrasi baik gambar maupun cerita. Hal itu untuk mendukung
pemahaman pembaca dalam memahami materi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Suharyanto, A. (2015). Status Kewarganegaraan Etnis Tionghoa Pasca Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006 di Kota Medan. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Politik. 3(2): 175-186.
Zaini, N. A. (2016). Politik Hukum dan HAM (Kajian Hukum Terhadap Kewajiban
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia).
Jurnal Panorama Hukum. 1(2):1-16.