Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

PENGANTAR UMUM MATERIAL KOMPOSIT

Dosen Pengampu:
Dr. Karya Sinulingga, M. Si

Disusun Oleh:
Nama : Ruth Thifany Simanihuruk
NIM : 4193240004
Prodi : Fisika 2019 A
Mata Kuliah : Material Komposit

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(The Character of Building University)
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan anugrah-Nya yang memberikan kepada saya kemampuan untuk
menyelesaikan tugas Critical Book Report dengan materi tentang Pengantar
Umum Material Komposit sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Material Komposit, yaitu Bapak Dr. Karya Sinulingga, M. Si atas
bimbingan dan arahannya kepada saya dalam proses pengerjaan Critical Book
Report dengan materi tentang Pengantar Umum Material Komposit sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
Saya berharap semoga tugas Critical Book Report ini mampu
menambah wawasan mahasiswa maupun pembaca. Saya mengetahui bahwa hasil
dari laporan Critical Book Report ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya hasil Critical Book Report selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 01 Desember 2021


Penulis

Ruth Thifany Simanihuruk


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..…...

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................


2.1 Identitas Buku...............................................................................................
2.2 Ringkasan Isi Buku.......................................................................................
2.2.1 Buku Utama........................................................................................
2.2.2 Buku Pembanding...............................................................................

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................


3.1 Keterkaitan antar Bab...................................................................................
3.2 Kemutakhiran Buku.....................................................................................

BAB IV IMPIKASI..................................................................................................
4.1 Teori/ Konsep................................................................................................
4.2 Program Pembangunan di Indonesia.............................................................
4.3 Analisis Mahasiswa.......................................................................................

BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1 Kesimpulan...................................................................................................
5.2 Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Material komposit adalah sebuah dan atau sekumpulan material yang
terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level
makroskopik selagi membentuk komponen tunggal.
Bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan baru
hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau bisa juga lebih dari dua bahan. dimana
sifat masing-masing bahan tersebut berbeda setiap satu sama lainnya baik itu
sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut
(bahan komposit).
Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang
lebih ringan, kekuatan dan kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki
biaya perakitan yang lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen dan
baut-baut penyambung. Kekuatan tarik dari komposit serat karbon lebih tinggi
daripada semua paduan logam. Sehingga hal itu menghasilkan berat pesawat yang
lebih ringan, dengan daya angkut yang lebih besar, hemat bahan bakar dan jarak
tempuh yang lebih jauh.
Militer Amerika Serikat adalah pihak yang pertama kali mengembangkan
dan memakai bahan komposit. Pesawat AV-8D mempunyai kandungan bahan
komposit 27% dalam struktur rangka pesawat pada awal tahun 1980-an.
Penggunaan bahan komposit dalam skala besar pertama kali terjadi pada tahun
1985. Ketika itu Airbus A320 pertama kali terbang dengan stabiliser horisontal
dan vertikal yang terbuat dari bahan komposit. Airbus telah menggunakan
komposit sampai dengan 15% dari berat total rangka pesawat untuk seri A320,
A330 dan A340.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu karakteristik bahan komposit?
2. Bagaimana tipe-tipe dari material komposit?
3. Bagaimana kelebihan dan kelemahan material komposit?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Komposit.
2. Untuk mengetahui apa itu karakteristik material komposit.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe dari material komposit.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan material komposit..
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

Identitas Buku Utama Buku Pembanding


Judul Buku Pengujian Material An Introduction to
Composite Materials
No. ISBN 979-623-7829-13-3 978-0-521-86095-6
Penulis 1. Eko Budiyanto, M.T. 1. T.W. Clyne
2. Sulis Dri Handono, 2. D. Hull
M.Eng.
Penerbit CV Laduny Alifatama Cambridge University
Press
Tahun 2020 2019
Terbit
Edisi 1 3
Halaman viii + 118 halaman xvi + 345 halaman
Kota Terbit Lampung New York

2.2 Ringkasan Isi Buku


2.2.1 Ringkasan Buku Utama
Komposit adalah material yang tersusun oleh campuran dua atau lebih
material dengan sifat yang berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang
memiliki sifat berbeda dengan material penyusunnya. Berdasarkan fungsinya,
material penyusun komposit dibedakan menjadi fiber dan matriks. Fiber disebut
juga sebagai serat atau penguat (reinforcement). Fiber berfungsi sebagai rangka
penyusun material komposit, sedangkan matriks berfungsi untuk merekatkan fiber
yag telah tersusun sebelumnya dan menjaganya agar tidak berubah posisi. Matriks
juga sering disebut sebagai bahan pengikat atau bahan pengisi. Campuran fiber
dan matriks tersebut menghasilkan material yang keras, kuat, namun ringan yang
disebut komposit.
Sifat dari material fiber adalah mudah untuk diubah bentuknya baik
dengan cara dipotong atau juga dicetak sesuai dengan kebutuhan desain.
Penyusunan fiber yang berbeda akan memberikan sifat yang berbeda pula pada
material komposit ynag dihasilkan. Pada kondisi tertentu, fiber dapat digantikan
dengan serat alam yang terbuat dari serat-serat tumbuhan. Material komposit yang
menggunakan serat alam sebagai penguatnya disebut dengan biokomposit.
Matriks pada umumnya terbuat dari bahan resin. Matriks berfungsi
sebagai bahan perekat material fiber yang sudah tersusun sehingga susunan fiber
tersebut dapat merekat dengan kuat. Matriks akan mengisis seluruh ruang sesuai
bentuk cetakan dan akan saling mengikat material fiber sehingga jika diberikan
beban gaya pada material komposit maka beban tersebut akan menyebar secara
merata. Matriks juga berfungsi sebagai pelindung fiber dari kontaminasi bahan
kimia maupun kondisi cuaca ekstrim yang dapat merusaknya.
Komposit memiliki keunggulan yaitu mudah untuk didesain ke segala
bentuk. Selain itu, komposit juga dapat dirancang menjadi sangat kuat dan kaku
namun dengan berat cukup ringan. Komposit memiliki rasio perbandingan
kekuatan dengan berat (strength/weight) serta kekakuan dengan berat
(stiffness/weight) lebih baik dibandingkan dengan baja dan aluminium. Aplikasi
penggunaan komposit adalah komposit banyak digunakan untuk membuat
komponen pada pesawat terbang, mobil, truk, raket tenis, pemukul golf, busur
panah, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis bahan penguatnya, komposit dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Komposit serat adalah material komposit yang terdiri dari serat dan bahan
dasar yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat yang digabungkan
dengan resin sebagai bahan perekat.
2) Komposit lapis (laminated composite) adalah material komposit yang terdiri
dari lapisan dan bahan penguat.
3) Komposit partikel (particulate composite) adalah komposit yang terdiri dari
partikel dan bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat
dengan semen.
Berdasarkan jenis bahan matriksnya, komposit dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Metal Matrix Composites (MMC) adalah material komposit yang tersusun oleh
bahan logam sebagai matriksnya.
2) Ceramic Matrix Composites (CMC) adalah material komposit yang tersusun
oleh bahan keramik sebagai matriksnya.
3) Polymers Matrix Composites (PMC) adalah material komposit yang tersusun
oleh bahan polimer sebagai matriksnya.
Kelebihan yang dimiliki material komposit antara lain:
1) Komposit memiliki sifat yang berbeda dari material penyusunnya, bahkan
komposit dapat menjadi material yang jauh lebih baik dari material
penyusunnya,
2) Komposit mudah untuk dirancang sesuai kebutuhan,
3) Komposit dapat didesain menjadi sangat kuat dan kaku namun ringan,
4) Komposit memiliki rasio perbandingan kekuatan dengan berat dan rasio
kekakuan dengan berat lebih baik dibandingkan dengan baja dan aluminium,
5) Sifat fatigue (Lelah) dan keuletan dari komposit secara umum lebih baik
dibandingkan dengan logam teknik,
6) Komposit dapat didesain supaya tidak mudah berkarat,
7) Material komposit memungkinkan kita memperoleh sifat yang tidak dapat
dicapai oleh logam, keramik, dan polimer,
8) Komposit memungkinkan kita merancang material dengan penampilan luar
yang menarik.
Kelemahan dalam menggunakan komposit antara lain:
1) Beberapa material komposit bersifat anisotropic, kondisi dimana terjadi
perbedaan sifat secara sistematik tergantung pada arah pengukuran,
2) Komposit berbasis polimer banyak yang menjadi subjek serangan bahan kimia
atau bahan pelarut. Karena polimer rentan terhadap serangan bahan kimia atau
bahan pelarut.
3) Material komposit secara umum mempunyai harga yang cukup mahal,
4) Proses dalam pembuatan dan pembentukan material komposut lambat dan
mahal.

2.2.2 Buku Pembanding


Many materials are effectively composites. This is particularly true of
natural biological materials, which are often made up of at least two constituents.
In many cases, a strong and stiff component is present, often in elongated form,
embedded in a softer and more compliant constituent forming the matrix. For
example, wood is made up of fibrous chains of cellulose molecules in a matrix of
lignin, while bone and teeth are both essentially composed of hard inorganic
crystals (hydroxy-apatite or osteones) in a matrix of a tough organic constituent
called collagen. Many of the complexities of the structure and properties of bone
are well illustrated in the extensive work of Currey [1,2] and a brief survey of
biological composites is presented later in this book (Chapter 13). Commonly,
such composite materials show marked anisotropy – that is to say, their properties
vary significantly when measured in different directions. This usually arises
because the harder (and stiffer) constituent is in fibrous form, with the fibre axes
preferentially aligned in particular directions. In addition, one or more of the
constituents may exhibit inherent anisotropy as a result of their crystal structure.
In natural materials, such anisotropy of mechanical properties is often exploited
within the structure. For example, wood is much stronger in the direction of the
fibre tracheids, which are usually aligned parallel to the axis of the trunk or
branch, than it is in the transverse directions. High strength is required in the axial
direction, since a branch becomes loaded like a cantilevered beam by its own
weight and the trunk is stressed in a similar way by the action of the wind. Such
beam bending causes high stresses along the length, but not through the thickness.
In making artificial composite materials, this potential for controlled
anisotropy offers considerable scope for integration between the processes of
material specification and component design. This is an important point about use
of composites, since it represents a departure from conventional engineering
practice. An engineer designing a component commonly takes material properties
to be isotropic. In fact, this is often inaccurate even for conventional materials.
For example, metal sheet usually has different properties in the plane of the sheet
than those in the through-thickness direction, as a result of crystallographic
texture (preferred orientation) produced during rolling, although such variations
are in many cases relatively small. In a composite material, on the other hand,
large anisotropies in stiffness and strength are possible and must be taken into
account during design. Not only must variations in strength with direction be
considered, but the effect of any anisotropy in stiffness on the stresses created in
the component under external load should also be taken into account. The material
can thus be produced bearing in mind the way it will be loaded when it is made
into a component, with the processes of material production and component
manufacture being integrated into a single operation. This happens when
biological materials are produced. In fact, the fine-scale structure of a natural
material such as wood is often influenced during its creation by stresses acting on
it at the time.
There are several different types of composites. Examples of possible
configurations with different types of reinforcement are shown in Fig. 1.1. The
matrix material may be polymeric, metallic or ceramic, although by far the largest
proportion of composites in

Fig. 1.1 Schematic depiction of different types of reinforcement configuration.

industrial use are based on polymers – predominantly thermosets (resins),


although in some cases thermoplastics are used. Reinforcements are usually
ceramics of some sort, most commonly long fibres of carbon or glass. It should,
however, be appreciated that other types of fibre, including polymeric and
metallic forms, are used in commercial composite materials and that there are also
materials containing short fibres or particulate reinforcement. Composites with
metallic or ceramic matrices (MMCs and CMCs) are also of industrial
significance. Furthermore, it should be noted that there is extensive ongoing
research into novel types of composites. As might be expected, property
enhancements sought by the introduction of reinforcement into metals or ceramics
are often less pronounced that those for polymers, with improvements in high-
temperature performance or tribological properties often of interest for MMCs.
With CMCs, on the other hand, the objective is usually to enhance the toughness
of the matrix. With all three types of matrixs, there is enormous potential for
achieving property combinations that are unobtainable in monolithic materials.
In considering the formulation of a composite material for a particular
type of application, a starting point is clearly to consider the properties exhibited
by the potential constituents. Properties of particular interest include the stiffness
(Young’s modulus), strength and toughness. Density is also of great significance
in many situations, since the mass of the component may be of critical
importance. Thermal properties, such as expansivity and conductivity, must also
be taken into account. In particular, because composite materials are subject to
temperature changes (during manufacture and/or in service), a mismatch between
the thermal expansivities of the constituents leads to internal residual stresses.
These can have a strong effect on the mechanical behaviour.
Some indicative property data are shown in Table 1.1 for a few
engineering materials, including some composites. These values are very
approximate, but they immediately confirm that some attractive property
combinations (for example, high stiffness/strength/toughness, in combination with
low density) can be obtained with

composites. They also, of course, highlight the potential significance of


anisotropy in the properties of certain types of composites. An outline of how
such properties can be predicted from those of the individual constituents forms a
key part of the contents of this book.

BAB III

PEMBAHASAN

3.3 Keterkaitan antar Bab


Buku utama dan buku pembanding memiliki keterkaitan antar bab yang
baik. Hal tersebut dikarenakan buku utama dan buku pembanding memulai bab
awal dengan pengantar umum atau pengenalan umum terkait material komposit
dan pada bab selanjutnya menjelaskan tentang karakteristik, jenis-jenis, fabrikasi
dan materi lainnya yang berhubungan dengan material komposit. Namun,
keterkaitan antar bab yang kuat terdapat pada buku pembanding dikarenakan buku
pembanding merupakan buku khusus terkait material komposit dan berbeda
dengan buku utama yang memiliki keterkaitan antar bab secara umum terkait
jenis-jenis material.

3.4 Kemutakhiran Isi Buku


Buku utama menyajikan materi terkait material komposit tetapi belum
lengkap terkait materi mengenai material komposit. Buku utama juga menyajikan
materi yang jelas dan sistematis dan mampu memberi pemahaman yang baik
kepada para pembaca.
Buku pembanding menyajikan materi yang sangat lengkap terkait dengan
material komposit. Hal tersebut dapat dilihat dari materi yang disajikan di setiap
bab. Buku pembanding memiliki isi yang menyajikan materi material komposit
secara meluas sehingga untuk mahasiswa Jurusan Fisika yang mengambil
peminatan fisika material maka akan sangat cocok untuk membaca buku
pembanding karena materi yang disajikan sangat lengkap dan terdapat gambar-
gambar untuk menunjang pemahaman yang lebih kepada para pembaca.
BAB IV

IMPLIKASI

4.1 Teori/ Konsep


Teori yang disajikan pada buku utama cukup baik dikarenakan menyajikan
materi pengenalan umum material komposit. Akan tetapi, buku pembanding
menyajikan materi yang baik dikarenakan kelengkapan materi yang sudah sesuai
dengan topik yang diberikan, yaitu pengenalan umum material komposit. Oleh
karena itu, dari segi teori/ konsep maka buku pembanding memiliki teori atau
konsep yang lebih lengkap dan dikarenakan buku pembanding merupakan buku
khusus terkait material komposit.

4.2 Program Pembangunan di Indonesia


Beberapa manfaat material keramik dalam pembangunan di Indonesia
adalah komposit memiliki rasio perbandingan kekuatan dengan berat
(strength/weight) serta kekakuan dengan berat (stiffness/weight) lebih baik
dibandingkan dengan baja dan aluminium. Aplikasi penggunaan komposit adalah
komposit banyak digunakan untuk membuat komponen pada pesawat terbang,
mobil, truk, raket tenis, pemukul golf, busur panah, dan lain-lain.

4.3 Analisis Mahasiswa


Buku utama menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik serta
penggunaan kalimat di dalam buku juga efektif dan mudah dimengerti oleh
pembaca. Selain itu, gambar yang disajikan terlihat dengan jelas serta penjelasan
juga didukung dengan bentuk point-point sehingga materi terstruktur dengan baik
dan memudahkan pembaca untuk memahami materi yang disajikan.
Buku pembanding menyajikan materi dengan kalimat yang aktif dan
efisien serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik. Buku pembanding juga
memiliki struktur penulisan yang terstruktur dengan baik sehingga memberi
kenyamanan bagi pembaca ketika membaca dan menelaah isi buku. Selain itu,
gambar-gambar yang disajikan oleh buku pembanding lebih menarik sehingga
mendukung untuk peningkatan pemahaman pembaca dan diberi penjelasan terkait
gambar yang disajikan. Materi yang disajikan oleh buku pembanding juga sangat
luas sehingga menambah wawasan serta pengetahuan pembaca dan sangat
direkomendasikan bagi mahasiswa-mahasiswi fisika yang ingin memperdalam
terkait materi material komposit.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Komposit adalah material yang tersusun oleh campuran dua atau lebih
material dengan sifat yang berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang
memiliki sifat berbeda dengan material penyusunnya. Berdasarkan fungsinya,
material penyusun komposit dibedakan menjadi fiber dan matriks. Fiber disebut
juga sebagai serat atau penguat (reinforcement). Fiber berfungsi sebagai rangka
penyusun material komposit, sedangkan matriks berfungsi untuk merekatkan fiber
yag telah tersusun sebelumnya dan menjaganya agar tidak berubah posisi. Matriks
juga sering disebut sebagai bahan pengikat atau bahan pengisi. Campuran fiber
dan matriks tersebut menghasilkan material yang keras, kuat, namun ringan yang
disebut komposit.
Komposit memiliki rasio perbandingan kekuatan dengan berat
(strength/weight) serta kekakuan dengan berat (stiffness/weight) lebih baik
dibandingkan dengan baja dan aluminium. Aplikasi penggunaan komposit adalah
komposit banyak digunakan untuk membuat komponen pada pesawat terbang,
mobil, truk, raket tenis, pemukul golf, busur panah, dan lain-lain.

5.2 Saran
Untuk buku utama dan buku pembanding, saya mengharapkan buku
utama dan buku pembanding tetap memberikan materi yang menarik seperti ini
dan tetap menyajikan materi yang lengkap sesuai dengan bahasan yang diperlukan
terkait suatu topik. Hal ini bertujuan agar pembaca memiliki pemahaman yang
terstruktur dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, E., Handono, S.D. 2020. Pengujian Material. Lampung: CV Laduny


Alifatama.

Clyne, T.W., Hull, D. 2019. An Introduction to Composite Materials. New York:


Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai