Anda di halaman 1dari 4

Proses Industri Kimia

Kelompok 9 : Kapasitas Panas (Heat Capacity)


Nama/ Nim : 1. Wahyu Cantika (1809065021)
2. Muhammad Alfhianto As Shaggy (1809065026)

1.1 Kapasitas Panas (Heat Capacity)


Dalam padatan, terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalamnya
yaitu energi vibrasi atom atom disekitar posisi keseimbangannya dan energi
kinetik yang dikandung elektron bebas. Jika suatu padatan menyerap panas
maka energi internal yang tersimpan dalam padatan meningkat yang
diindikasikan kenaikan temperature nya. Jadi perubahan energi pada atom
atom dan elektron bebas menentukan sifat-sifat thermal padatan. Sifat-sifat
thermal yang akan kita bahas adalah kapasitas panas.

Kapasitas panas atau kapasitas kalor merupakan besaran terukur yang


menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu
zat (benda) sebesar jumlah tertentu. Besarnya kalor tersebut bergantung pada
massa jenis bahan. Kapasitas panas per mol zat disebut panas jenis molar.
Menurut system Satuan Internasional (S.I), satuan panas jenis adalah
joule/(Kilogram.K) dan untuk panas jenis molar joule/(mol.K). Panas jenis
molar gas ideal konstan, tak bergantung pada tekanan dan suhu. Selisih Cp dan
Cv bergantung pada banyaknya atom dalam molekul.

Tiap-tiap atom pada benda padat ini dapat berisolasi ketiga arah secara bebas
dan independen, sehingga padatan dapat dipandang sebagai system yang
memiliki 3N osilator harmonic sederhana, dengan N menunjukan jumlah atom
dalam kristal tersebut. Oleh karena setiap osilator hormonik memiliki energi
rata-rata kBT, energi total rata-rata padatan itu adalah sebesar 3NkBT, dan
kapasitas kalornya 3NkB.

Kapasitas panas adalah sejumlah panas (∆Q) yang diperlukan per mol zat untuk
menaikkan suhunya 1 K, disebut kapasitas kalor. Untuk membedakan dengan
kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan Cp), maka panas
spesifik ditulis dengan huruf kecil (cv dan cp). Bila kenaikan suhu zat ∆T, maka
kapasitas panas adalah :
∆𝑄
𝐶= (1.1)
∆𝑇
Jika proses penyerapan panas berlangsung pada volume tetap, maka panas yang
diserap sama dengan peningkatan energi dalam zat ∆Q = ∆U. Kapasitas kalor
pada volume tetap dinyatakan dengan :
∆𝑈 𝜕𝑈
𝐶𝑣 = ( ∆𝑇 ) 𝑣 = ( 𝜕𝑇 ) 𝑣 (1.2)

Dengan U adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetic elektron bebeas.
Kapasitas panas dengan tekanan konstan, (Cp) dengan relasi :
𝜕𝐻
C p = ( ∆𝑇 )p (1.3)

Dengan H adalah enthalpi, guna mempermudah analisis yaitu :


H = U + PV (1.4)

dengan P adalah tekanan dan V adalah volume.

Kapasitas panas yang ada pada sebagian system tidaklah konstan, namun
bergantung pada variasi kondisi dari system thermodinamika. Kapasitas panas
bergantung pada temperature itu sendiri, dan juga tekanan dan volume dari
system. Berbagai cara untuk mengukur kapasitas panas dapat dilakukan pada
kondisi atau volume konstan. Sehingga symbol kapasitas jenisnya di sesuaikan,
menjadi Cp untuk kapasitas jenis pada tekanan konstan, dan Cv untuk kapasitas
jenis pada volume konstan. Pengukuran pada tekanan konstan akan
menghasilkan nilai yang lebih besar karena nilai tekanan konstan juga
mencakup energi panas yang digunakan untuk melakukan kerja untuk
mengembangkan volume zat ketika temperature ditinggikan.

Kapasitas panas pada tekanan konstanta, Cp, adalah kuantitas yang


menunjukkan jumlah panas, ΔQ, yang dibutuhkan untuk mengubah suhu
sampel sebesar ∆T.
Cp = ΔQ / ΔT (1.5)

Kapasitas panas umumnya dinormalisasi berdasarkan ukuran sampel, sehingga


menghasilkan kapasitas panas jenis, cp

1.2 Hubungan antara Kapasitas Panas (Heat Capacity)


Pengukuran kapasitas panas pada volume konstan sering kali sulit dilakukan
pada benda berwujud padat dan cair, karena perubahan temperature dapat
membuat volume zat mengalami pemuaian sehingga membutuhkan
penampung yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Lebih mudah
menghitung secara tekanan konstan dan lalu menurunkannya menggunakan
persamaan thermodinamika dasar.
𝜕𝑝 𝜕𝑉
Cp – Cv = T (𝜕𝑇) 𝑉, 𝑁 (𝜕𝑇 )p, N

Rasio kapasitas panas atau indeks adiabatik adalah rasio dari kapasitas panas
pada tekanan konstan terhadap kapasitas panas pada volume konstan , yang
dapat disebut juga sebagai factor ekspansi isentropic.

2.1 Contoh soal Kapasitas Panas (Heat Capacity)


Hitung kapasitas panas batubara dengan data analisa proksimat sebagai
berikut (%-berat): fixed carbon 54%, volatile matter 21%, abu 5%, dan
moisture 20% pada 100 oF. Kapasitas panas untuk masing-masing
komponen di atas dalam Btu/lbm oF dinyatakan dengan:
Fixed carbon : 54%
Abu (ash) : 5%
Primary volatile matter : 21%
Secondary volatile matter : 10%

Penyelesaian:
Untuk perhitungan kapasitas panas batubara dibutuhkan data fraksi primary
dan secondary volatile. Besar fraksi secondary volatile matter adalah 10%
dari batubara kering bebas abu (dry ash free, daf), maka:
0,1 (0,54 + 0,21) = 0,075
Sehingga fraksi primary volatile matter adalah
0,21 – 0,075 = 0,135
Kapasitas panas untuk fixed carbon menjadi:
= 0,189 Btu/lbm oF

Untuk primary dan secondary volatile matter masing-masing adalah


= 0,426 Btu/lbm oF
= 0,733 Btu/lbm oF
Sedangkan untuk abu:
= 0,188 Btu/lbm oF
Kapasitas panas air dalam bentuk cair pada 100 oF harganya mendekati 1
Btu/lbm oF.
Kapasitas panas batubara:
Cp,batubara = (0,189)(0,54) + (0,426)( 0,135) + (0,733)( 0,075) +
(0,188)(0,05) + (1)(0,2)
= 0,423945 Btu/lbm oF

Anda mungkin juga menyukai