Tiap-tiap atom pada benda padat ini dapat berisolasi ketiga arah secara bebas
dan independen, sehingga padatan dapat dipandang sebagai system yang
memiliki 3N osilator harmonic sederhana, dengan N menunjukan jumlah atom
dalam kristal tersebut. Oleh karena setiap osilator hormonik memiliki energi
rata-rata kBT, energi total rata-rata padatan itu adalah sebesar 3NkBT, dan
kapasitas kalornya 3NkB.
Kapasitas panas adalah sejumlah panas (∆Q) yang diperlukan per mol zat untuk
menaikkan suhunya 1 K, disebut kapasitas kalor. Untuk membedakan dengan
kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan Cp), maka panas
spesifik ditulis dengan huruf kecil (cv dan cp). Bila kenaikan suhu zat ∆T, maka
kapasitas panas adalah :
∆𝑄
𝐶= (1.1)
∆𝑇
Jika proses penyerapan panas berlangsung pada volume tetap, maka panas yang
diserap sama dengan peningkatan energi dalam zat ∆Q = ∆U. Kapasitas kalor
pada volume tetap dinyatakan dengan :
∆𝑈 𝜕𝑈
𝐶𝑣 = ( ∆𝑇 ) 𝑣 = ( 𝜕𝑇 ) 𝑣 (1.2)
Dengan U adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetic elektron bebeas.
Kapasitas panas dengan tekanan konstan, (Cp) dengan relasi :
𝜕𝐻
C p = ( ∆𝑇 )p (1.3)
Kapasitas panas yang ada pada sebagian system tidaklah konstan, namun
bergantung pada variasi kondisi dari system thermodinamika. Kapasitas panas
bergantung pada temperature itu sendiri, dan juga tekanan dan volume dari
system. Berbagai cara untuk mengukur kapasitas panas dapat dilakukan pada
kondisi atau volume konstan. Sehingga symbol kapasitas jenisnya di sesuaikan,
menjadi Cp untuk kapasitas jenis pada tekanan konstan, dan Cv untuk kapasitas
jenis pada volume konstan. Pengukuran pada tekanan konstan akan
menghasilkan nilai yang lebih besar karena nilai tekanan konstan juga
mencakup energi panas yang digunakan untuk melakukan kerja untuk
mengembangkan volume zat ketika temperature ditinggikan.
Rasio kapasitas panas atau indeks adiabatik adalah rasio dari kapasitas panas
pada tekanan konstan terhadap kapasitas panas pada volume konstan , yang
dapat disebut juga sebagai factor ekspansi isentropic.
Penyelesaian:
Untuk perhitungan kapasitas panas batubara dibutuhkan data fraksi primary
dan secondary volatile. Besar fraksi secondary volatile matter adalah 10%
dari batubara kering bebas abu (dry ash free, daf), maka:
0,1 (0,54 + 0,21) = 0,075
Sehingga fraksi primary volatile matter adalah
0,21 – 0,075 = 0,135
Kapasitas panas untuk fixed carbon menjadi:
= 0,189 Btu/lbm oF