Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH FISIKA MODERN

CRITICAL BOOK REVIEW


TEORI RELATIVITAS KHUSUS

Oleh:

PUTRI YANI
NIM 4173540015
FISIKA NONDIK A 2017

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadiran ALLAH SWT, Atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
Serta Salam Tetap Tercurahkan Kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah critical book report berjudul “TEORI RELATIVITAS
KHUSUS”. Sebagai salah satu pemenuhan tugas.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
makalah ini . penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan yang
disebabkan oleh keterbatasan menulis. Maka dari itu kritik dan saran dan masukan dari semua
pihak sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalh ini.

Medan, 27 Februari 2020

Penulis
BAB I

PENGANTAR

Identitas Buku
1. Buku I
Judul : Modern Physics Third Edition
Penulis : Raymond A. Serway, Clement J. Moses, Curt A. Moyer
Kota : USA
Penerbit : Thomson Learning
Tahun : 2005
Halaman : 682

2. Buku II
Judul buku : Konsep Dasar Fisika Modern
Penulis : dadan rosana, sukardiyono, dan supriyadi
Penerbit : JICA
Tahun terbit : 2003

Pada tugas critical book report, Saya menggunakan dua buah buku yakni buku
buku Modern Physics Third Edition yang ditulis oleh Raymond A. Serway Dkk dan buku
Konsep Dasar Fisika Modern yang ditulis oleh Dadan Rosana Dkk, dengan hanya menganalisis
materi relativitas khusus pada bab I, dengan hanya menganalisis materi tentang Relativitas
Khusus.
BAB II
RINGKASAN BUKU

BUKU 1
1. Relativitas Khusus
Sebagian besar pengalaman kita sehari-hari berurusan dengan benda yang bergerak
dengan kecepatan jauh lebih sedikit daripada cahaya. Mekanika Newton dan ide-ide awal tentang
ruang dan waktu dirumuskan untuk menggambarkan gerak benda-benda tersebut, dan
formalisme ini sangat berhasil dalam menggambarkan berbagai fenomena. Meskipun mekanika
Newton bekerja dengan sangat baik pada kecepatan rendah, ia gagal jika diterapkan pada partikel
yang kecepatannya mendekati cahaya. Secara eksperimental, seseorang dapat menguji prediksi
teori Newton pada kecepatan tinggi dengan mempercepat elektron melalui perbedaan potensial
listrik yang besar. Misalnya, dimungkinkan untuk mempercepat elektron hingga kecepatan 0,99c
dengan menggunakan beda potensial beberapa juta volt. Menurut mekanika Newton, jika
perbedaan potensial (dan juga energi yang sesuai) meningkat dengan faktor 4, maka kecepatan
elektron harus digandakan menjadi 1,98c. Namun, percobaan menunjukkan bahwa kecepatan
elektron — serta kecepatan semua partikel lain di alam semesta — selalu tetap kurang dari
kecepatan cahaya, terlepas dari ukuran tegangan percepatannya. Sebagian karena tidak
menempatkan batas atas pada kecepatan yang dapat dicapai suatu partikel, mekanika Newton
bertentangan dengan hasil eksperimen modern dan karenanya jelas merupakan teori terbatas.

2. Prinsip Relativitas

Menurut prinsip relativitas Newton, hukum mekanika harus sama dalam semua kerangka
referensi inersia. Misalnya, jika Anda melakukan percobaan saat diam di laboratorium, dan
pengamat di truk yang lewat bergerak dengan kecepatan konstan melakukan eksperimen yang
sama, hukum Newton dapat diterapkan pada kedua rangkaian pengamatan. Khususnya, di
laboratorium atau di truk bola yang dilontarkan naik dan kembali ke tangan pelempar. Selain itu,
kedua peristiwa diukur untuk mengambil waktu yang sama di truk atau di laboratorium, dan
hukum kedua Newton dapat digunakan di kedua frame untuk menghitung waktu ini. Meskipun
percobaan ini terlihat berbeda untuk pengamat yang berbeda (lihat Gambar 1.1, di mana
pengamat Bumi melihat jalur yang berbeda untuk bola) dan pengamat mengukur nilai posisi dan
kecepatan bola yang berbeda pada saat yang sama, kedua pengamat setuju pada validitas hukum
dan prinsip Newton seperti konservasi energi dan konservasi momentum. Ini menyiratkan bahwa
tidak ada percobaan yang melibatkan mekanik dapat mendeteksi perbedaan penting antara dua
frame inersia. Satu-satunya hal yang dapat dideteksi adalah gerakan relatif dari satu frame
terhadap yang lain.

Pertimbangkan dua sistem inersia atau kerangka S dan, seperti pada Gambar 1.2. Frame
bergerak dengan kecepatan konstan v di sepanjang sumbu x, di mana v diukur relatif terhadap
frame S. Jam di S dan disinkronkan, dan asal-usul S dan bertepatan pada t = = 0. Kami berasumsi
bahwa suatu peristiwa titik, sebuah fenomena fisik seperti bola lampu, terjadi pada titik P.
Seorang pengamat dalam sistem S akan menggambarkan peristiwa dengan koordinat ruang-
waktu (x, y, z, t), sedangkan pengamat di akan menggunakan (,,, ) untuk menggambarkan acara
yang sama. Seperti yang bisa kita lihat dari Gambar 1.2, koordinat ini terkait dengan persamaan

Persamaan ini membentuk apa yang dikenal sebagai transformasi koordinat Galilea.
Perhatikan bahwa koordinat keempat, waktu, diasumsikan sama di kedua frame inersia. Yaitu,
dalam mekanika klasik, semua jam berjalan pada kecepatan yang sama terlepas dari
kecepatannya, sehingga waktu di mana suatu peristiwa terjadi untuk pengamat di S sama dengan
waktu untuk kejadian yang sama di. Akibatnya, interval waktu antara dua peristiwa berturut-turut
harus sama untuk kedua pengamat. Meskipun asumsi ini mungkin tampak jelas, ternyata salah
ketika menangani situasi di mana v sebanding dengan kecepatan cahaya. Bahkan, titik ini
merupakan salah satu perbedaan paling mendalam antara konsep Newton dan ide-ide yang
terkandung dalam teori relativitas Einstein.

3. Postulasi Relativitas Khusus


Postulat pertama menyatakan bahwa semua hukum fisika, yang berhubungan dengan
listrik dan magnet, optik, termodinamika, mekanika, dan sebagainya, akan memiliki bentuk
matematika yang sama atau menjadi kovarian dalam semua kerangka koordinat yang bergerak
dengan kecepatan konstan relatif satu sama lain. Postulat ini adalah generalisasi prinsip
relativitas Newton, yang hanya merujuk pada hukum mekanika. Dari sudut pandang
eksperimental, prinsip relativitas Einstein berarti bahwa tidak ada eksperimen dalam jenis apa
pun yang dapat membentuk kerangka istirahat absolut, dan bahwa semua kerangka referensi
inersia secara eksperimental tidak dapat dibedakan secara eksperimental.
Eksperimen Michelson-Morley dilakukan sebelum Einstein menerbitkan karyanya
tentang relativitas, dan tidak jelas bahwa Einstein mengetahui detail percobaan. Meskipun
demikian, hasil nol dari percobaan dapat dengan mudah dipahami dalam kerangka teori Einstein.
Menurut prinsip relativitasnya, premis eksperimen Michelson-Morley salah. Dalam proses
mencoba menjelaskan hasil yang diharapkan, kami menyatakan bahwa ketika cahaya bergerak
melawan angin eter kecepatannya adalah c - v, sesuai dengan hukum penambahan kecepatan
untuk Galilea.

BUKU 2
1. Relativitas Khusus
Sebuah benda dikatakan bergerak relative terhadap benda lain jika dalam selang waktu
tertentu kedudukan relative benda yang bersangkutan berubah terhadap benda yang lain tersebut.
Sebaliknya jika kedudukan relatif tersebut tidak berubah, benda yang bersangkutan dikatakan
berada dalam keadaan diam. Keadaan diam atau bergeraknya suatu benda merupakan konsep
relatif, artinya bergantung pada keadaan relatif benda yang satu terhadap benda yang lain yang
digunakan sebagai acuan. Untuk memastikan gerak suatu benda, seorang pengamat harus
menentukan kerangka acuan inersial yang digunakan sebagai acuan untuk menganalisis gerak
benda tersebut.
Kerangka acuan yang bergerak dengan kerangka acuan inersial. Kerangka inersial yang
bergerak dengan kecepatan konstan (tidak berotasi) terhadap kerangka acuuan inersial yang lain
merupakan kerangka inersial juga. Kerangka acuan yang dipercepat terhadap suatu kerangka
acuan inersial bukan merupakan kerangka acuan inersial.
Didalam kerangka acuan inersial berlaku hokum pertama Newton yang merupakan
hokum inersia, dimana benda dalam keadaan diam akan tetap diamdan benda yang bergerak akan
tetap bergerak dengan kecepatan konstan dalam lintasan lurus jika tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda tersebut.
2. Postulat Einstein
Menurut transformasi Galileo, kecepatan (termasuk kecepatan cahaya) yang teramati oleh
pengamat yang berada pada dua kerangka acuan yang berbeda yang saling bergerak relatif satu
sama lain tergantung pada kecepatan relatif kerangka acuan tersebut. Sedangkan Michelson-
Morley yang dilakukan pada tahun 1887 telah membuktikan bahwa kecepatan cahaya tidak
dipengaruhi oleh kecepatan kerangka acuan . untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam
percobaan Michelson-Morley, Einstein pada tahun 1905 mengajukan dua postulat sebagai
berikut:
1. Asas relativitas: hokum-hukum fisika mempunyai bentuk yang sama didalam setiap
kerangka acuan inersial.
2. Ketidakubahan laju cahaya: laju cahaya mempunyai nilai yang sama disemua kerangka
inersial, tidak bergantung dari gerak sumber maupun pengamatnya.

Postulat tersebut yang kemudian dikenal dengan teori relativitas khusus. Teori relativitas
khusus ini cocok dengan eksperimen dan belum pernah ditemukan keberatan secara eksperimen
terhadap eksperimen ini.
BAB III
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

1. KEUNGGULAN BUKU
A. Keterkaitan Antar Bab
Buku Utama
Buku ini memiliki keunggulan pada bagian ini, karena semua bab memiliki keterkaitan
antar satu bab dengan bab yang lain. Dalam buku ini antara judul dengan isi buku sangat sesuai
dan bab dengan sub bab ataupun materinya saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Buku Pendamping
Buku ini memiliki keunggulan pada bagian ini, karena semua bab memiliki keterkaitan
antar satu bab dengan bab yang lain. Dalam buku ini antara judul dengan isi buku sangat sesuai
dan bab dengan sub bab ataupun materinya saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

B. Kemutakhiran Isi Buku


Buku Utama
Cakupan materi pada buku ini di jabarkan sangat baik dan terperinci, juga di sertai
dengan penjabaran persamaan rumus dan metode-metode yang terkait dengan materi yang di
jabarkan secara komunikatif juga adanya hasil dari penelitian yang telah di lakukan sebelumnya.
Sehingga buku ini dapat di katakan mutakhir. Isi materi buku lengkap, karena semua bahasan
mengenai topik utama di jabarkan secara terperinci. Pada buku ini penggunaan bahasa cukup
komunikatif, adanya keruntutan alur berpikir yang baik, penggunaan istilah pada pembahasan
rumus.
Serta penulis memaparkan materi dengan mengikutsertakan aplikasi teori tersebut pada
kehidupan sehari-hari dan dengan ini kita dapat menjadi lebih paham terhadap materi yang
dibahas dan juga terdapat gambar-gambar untuk membantu pembaca memahami materi.
Buku Pendamping
Pada bagian ini, buku pendamping tidak terlalu keunggulan karena materi yang dijabarkan
hanya sub materi dari relativitas khusus. Buku ini membahas relativitas khusus dengan
penjabaran postulat serta eksperimen yang membahas tentang relativitas khusus.

2. KELEMAHAN BUKU
A. Keterkaitan Antar Bab
Buku Utama
Tidak memiliki kelemahan pada aspek ini, karena isi buku sesuai dengan aspek yang
akan di kritisi. Yaitu bab satu dengan yang lainnya berkaitan dengan subbabnya.
Buku Pendamping
Tidak memiliki kelemahan pada aspek ini, karena isi buku sesuai dengan aspek yang
akan di kritisi.

B. Kemutakhiran Isi Buku


Buku Utama
Tidak memiliki kelemahan pada aspek ini, karena isi buku sesuai dengan aspek yang
akan di kritisi.
Buku Pendamping
Tidak memiliki kelemahan pada aspek ini, karena isi buku sesuai dengan aspek yang
akan di kritisi.
BAB IV
PENUTUP

Simpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari critical book report ini yaitu bahwa ke dua buku ini
mempunyai makna yang sama. Namun setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangan nya
masing-masing. Dan menurut penulis diantara ke dua buku ini yang paling mudah di pahami
oleh mahasiswa adalah buku I selain mudah dimengerti buku ini juga dapat dipahami.

Saran
Saran penulis adalah Critical Book ini sebaiknya dapat mengkaji buku lebih dalam, buku
bukan hanya melihat dari sudut penjelasan materinya saja. Melainkan dari semua isi bab nya.
Dan penulis juga mengharapkan saran maupun kritik agar dapat memperbaiki kesempurnan dari
tugas ini.

Anda mungkin juga menyukai