Anda di halaman 1dari 329

FISIKA

MODERN

Oleh
Dr.P.Sinaga M Si

Departemen Pendidikan Fisika


FP MIPA UPI
1
Kata Pengantar

Fisika modern dibagi kedalam 2 kategori besar yaitu :


1. Pendahuluan teori relativitas ,Fisika kuantum dan Fisika statistic
2. Aplikasi teori kuantum elementer pada molekul ,zat padat ,nuklir dan fisika
partikel.
Pada akhir abad ke 19 ,para ilmuwan meyakini bahwa mereka telah mempelajari
sebagian besar dari apa yang ada yang harus diketahui dari fisika seperti : Hukum
hukum gerak Newton dan teori gravitasi umum ;Teori Maxwell : penggabungan
kelistrikan dan kemagnetan ;Hukum Termodinamika dan teori kinetic. Pada awal
abad ke 20 terjadi revolusi besar yang mengejutkan dunia fisika. Tahun 1900 Planck
mengusulkan pemikiran mendasar yang mengarah pada formulasi teori kuantum .
Tahun 1905 Einstein memformulasikan teori relativitas yang sangat brilian. Kedua
pemikiran tersebut telah membawa pengaruh yang besar terhadap pemahaman kita
tentang alam.Selama beberapa decade teori teori teresebut telah memberikan
inspirasi bagi pengembangan teori teori baru dalam bidang fisika atom ,fisika
nuklir dan fisika zat padat. Meskipun fisika modern telah dikembangkan selama
abad ini dan telah membawa kemajuan dalam perkembangan teknologi penting
namun tidak selesai sampai disitu , penemuan penemuan baru akan berlanjut selama
kehidupan kita sehingga akan lebih memperdalam atau memperbaiki kembali
pemahaman kita tentang alam dan dunia disekitar kita.

Kedudukan matakuliah Fisika Modern adalah untuk menjembatani antara


matakuliah siklus dasar dengan kelompok matakuliah lanjutan. Mahasiswa sebelum
masuk pada matakuliah lanjutan seperti zat padat, fisika kuantum, fisika inti,
mekanika statistik dan matakuliah pilihan pada KBK perlu mengikuti dulu
matakuliah Fisika Modern. Tujuannya ialah agar terjadi internalisasi yang baik
antara pengetahuan yang diperoleh dari matakuliah siklus dasar dengan matakuliah
lanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu upaya yang telah dilakukan
ialah dengan menyediakan catatan kuliah (lecture notes) bagi mahasiswa.

Buku Fisika Modern ini disusun dari catatan persiapan untuk perkuliahan fisika
modern pada program Pendidikan Fisika dan Program Fisika Departemen
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.. Buku ini juga digunakan (pada beberapa bab)
untuk penguatan materi fisika SMA pada peserta PLPG dan juga digunakan pada
peserta PPG untuk guru fisika. Selain di lingkungan Departemen Pendidikan Fisika,
draft buku ini juga dipakai oleh sebagian peserta perkuliahan Fisika Modern di
Departemen pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

2
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. RELATIVITAS KHUSUS ,
1.pengantar , 2. Postulat Relativitas Khusu, 3.Prinsip relativitas, 4.
Konsekuensi postulat Relativitas Khusus, 5. Momentum Relativistik ,6.
Energi kinetik relativistik, 7.massa sebagai ukuran energi, 8. Hubungan
antara energi total dan momentum relativistik suatu partikel

Bab II. SIFAT PARTIKEL dari CAHAYA


1.pendahuluan, 2. Radiasi benda hitam, 3. Persamaan distribusi Rayleigh-
Jeans dan Hukum Planck, 4. Efek Foto listrik , 5. Piranti fotolistrik, 6. Sinar-
X, 7. Pendeteksian sinar x, 8. Effek Compton, 9. Apakah cahaya dipengaruhi
grafitasi

Bab III. STRUKTUR ATOM


1.Pendahuluan, 2.teori atom dari democritos, 3. Model atom John Dalton, 4.
Eksperimen sinar katoda, 5. Model Atom J.J Thomson , 6. Eksperimen
hamburan partikel alva oleh lempeng emas dan model atom Rutherford, 7.
Model atom Niels Bohr, 9. Eksperimen Franck-Hertz, 10.Kuantisasi panjang
orbit elektron

Bab IV. SIFAT GELOMBANG dari MATERI


1.Pendahuluan, 2. Postulat de Broglie, 3. Eksperimen davisson –Germer, 4.
Eksperimen G.P.Thomsom, 5. Grup gelombang, 6. Mikroskop elektron, 7.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg

Bab V. PENGENALAN MEKANIKA KUANTUM


1.Pengantar, 2. Persamaan keadaan suatu sistem, 3. Persamaan Scrodinger, 4.
Persamaan Schrodinger bergantung waktu, 5. Persamaan Schrodinger tidak
bergantung waktu

Bab VI. PENERAPAN PERSAMAAN SCHROEDINGER


1.Permasalahan gaya sentral, 2. Persmaan nilai eigen, 3. Polimial Laguere, 4.
Fungsi keadaan dasar, 5. Fungsi gelombang radial, 6. Fungsi gelombang
orbital, 7.Fungsi gelombang elektron pada atom hidrogen, 8. Fungsi
gelombang sub orbital

Bab VII. ATOM BERELEKTRON BANYAK

3
1.Pengantar, 2. Efek Zemann normal, 3. Spin elektron, 4. Prinsips eklusi
Pauli, 5. Konfigurasi elektron, 6. Tabel periodik unsur-unsur,
7.kecenderungan dalam tabel periodik, 8. Sifat kemagnetan
Bab VIII. STRUKTUR MOLEKUL
1.Pendahuluan, 2.Jenis ikatan molekul, 3.Tingkat energi rotasional
molekular, 4.Tingkat-tingkat energi vibrasional molekular, 5. Spektrum
energi molekular

Bab IX. STRUKTUR INTI ATOM


1.Pendahuluan, 2. Inti atm, 3. Dimensi inti atom, 4.Stabilitas inti, 5.Energi
ikat inti, 6. Radioaktivitas, 7. Proses peluruhan, 8. Radioaktivitas alami, 9.
Pemanfaatan sinar radioaktif dalam kedokteran, 10. Pemanfaatan sinar
radioaktif dalam pertanian dan peternakan

Bab X. REAKSI INTI


1.Pendahuluan, 2. Reaksi inti, 3. Reaksi Fisi Nuklir, 4, raktor fisi nuklir, 5.
Reaksi fusi nuklir, 8. Reaktor fusi nuklir, 7. Interaksi partikel dengan materi

Bab XI. PENGENALAN MEKANIKA STATISTIK


1.Pendahuluan, 2. Distribusi Maxwell-Boltzmann, 3. Aplikasi distribusi
Maxwell-Boltzmann, 4. Distribusi kecepatan Maxwell untuk molekul-
molekul gas dalam keadaan kesetimbangan termal, 5. Laju rata-rata, 6. Root
mean square kelajuan, 7. Quantum statistic indistingushability dan prinsip
eklusi Pauli, 8. Aplikasi statistik Fermi- Dirac

Bab.XII. PENGENALAN ZAT PADAT


1.Pendahuluan, 2. Ikatan dalam zat padat, 3. Ikatan kovalen, 4. Padatan
logam, 5. Padatan amorf, 6. Teori pita dalam zat padat, 7. Kondukli dalm
logam, insulator dan semikonduktor

4
BAB 1

RELATIVITAS KHUSUS
1. Pengantar

Gelombang cahaya dan bentuk bentuk lain dari radiasi elektromagnetik merambat
melalui ruang hampa dengan kelajuan C = 3. 108 m/s . Kecepatan cahaya tersebut
merupakan batas tertinggi dari kecepatan partikel partikel dan gelombang mekanik.
Mekanika Newton yang mendeskripsikan gerak benda telah berhasil dalam
mendeskripsikan berbagai fenomena. Ternyata mekanika Newton hanya berfungsi
dengan baik untuk benda benda yang bergerak dengan kecepatan rendah ,namun
menjadi salah (dalam arti antara prediksi teori dan fakta eksperimen tidak
bersesuaian) apabila diterapkan pada kasus gerak benda (partikel) yang
kecepatannya mendekati kecepatan cahaya.
Pada Tahun 1905 (pada usia 26 tahun ) A. Einstein mempublikasikan teori
relativitas khusus, yang merupakan kontribusi penting bagi sains . Teori relativitas
khusus ini merepresentasikan satu dari Greatest Intellectual achievement pada
abad ke 20. Dengan teori tersebut dapat dikoreksi prediksi eksperimental dan
observasi meliputi seluruh rentang kelajuan dari kecepatan nol hingga kecepatan
mendekati kecepatan cahaya. Mekanika Newton yang telah diterima dan digunakan
selama 200 tahun ternyata merupakan kasus khusus dari teori relativitas khusus.

Gb 1.1Albert Einstein
1879-1955

5
2. Postulat Relativitas Khusus
Dua postulat dasar dari teori relativitas khusus adalah sebagai berikut :
- Hukum hukum fisika haruslah mempunyai bentuk yang sama untuk seluruh
pengamat (kerangka referensi ) yang bergerak dengan kecepatan konstan
terhadap kerangka referensi lainnya.
- Kecepatan cahaya haruslah sama untuk seluruh pengamat inersial ,tidak
bergantung pada gerak relative masing masing.
3. Prinsip Relativitas
Hukum hukum Newton valid dalam seluruh kerangka referensi inersial. Kerangka
referensi inersial atau sistem inersial adalah suatu sistim dimana benda bebas tidak
mengalami percepatan. Setiap sistem yang bergerak dengan kecepatan konstan
terhadap suatu sistem inersial adalah merupakan sistim inersial juga.Menurut
principle of Newtonian Relativity bahwa hukum hukum mekanika haruslah sama di
seluruh kerangka referensi inersial. Lokasi dan waktu dari suatu kejadian dapat
dinyatakan oleh koordinat (x,y,z,t ). Kita dapat mentransformasi koordinat ruang
dan waktu suatu kejadian dari suatu sistim inersial ke sistem lain yang bergerak
dengan kecepatan konstan relatif terhadap sistim inersial pertama. Misalkan dua
sistim inersial S dan S’ ,sistim inersial S dinyatan oleh koordinat (x,y,z,t) dan sistim
inersial S’ dinyatakan oleh koordinat (x’.y’,z’,t’), dimana pada keadaan awal kedua
sistim kerangka referensi berimpit , selanjutnya sistim inersial S’ bergerak kekanan
searah sumbu x dengan kecepatan konstan v relatif terhadap kerangka S

6
y y’
S S’
v
vt x’

x x x’

z z’
Gb.1.2. Kerangka referensi inersial
Maka kedua sistim koordinat dihubungkan oleh persamaan
x’ = x – vt
y’ = y
z’ = z
t’ = t
persamaan tersebut dikenal sebagai transformasi koordinat Galilean. Catatan bahwa
koordinat keempat yaitu waktu diasumsikan sama dikedua sistim inersial,

konsekuensinya ialah interval waktu antara dua kejadian yang berurutan haruslah
sama diamati oleh kedua pengamat di kerangka S dan S’.

Gb.1.3.Galileo Galilei
1564 -1642

7
Misalkan dua kejadian diamati oleh pengamat di S jaraknya ialah dx dan interval
waktunya dt ,sedangkan menurut pengamat di kerangka S’ perpindahannya ialah
dx’ = dx – vdt, karena dt = dt’maka

dx ' dx
 v atau
dt ' dt

U’x = Ux – v
Dimana Ux ialah kecepatan benda relatif terhadap kerangka S, U’x ialah kecepatan
benda relatif terhadap kerangka S’. Persamaan tersebut dinamakan Hukum
penjumlahan kecepatan Galilean atau transformasi kecepatan Galilean.
Apakah hukum penjumlahan kecepatan Galilean tersebut berlaku untuk seluruh
rentang kecepatan benda ?. Misalkan dua orang pengamat jane dan jun sama sama
mengamati cepat rambat cahaya

Jane Jun

Gb.1.4. Dua orang pengamat mengamati kecepatan cahaya

Jun berada gerbong kereta api, dimana kereta api bergerak dengan kecepatan
konstan v relatif terhadap jane yang ada di pinggir rel kereta api. Jun menyalakan
senter dengan arah rambat cahaya searah dengan arah gerak kereta. Menurut jun
cepat rambat cahaya tersebut ialah C . Berdasarkan hukum penjumlahan kecepatan
Galilean berapakah cepat rambat cahaya menurut jane ?. Cepat rambat cahaya
menurut jane ialah
Ux =U’x + v = C + v

8
Hal itu berarti Ux > C , dan ini bertentangan dengan fakta bahwa cepat rambat
cahaya diruang hampa adalah kecepatan objek terbesar, dan ini menunjukan bahwa
hukum penjumlahan kecepatan Galilean memiliki keterbatasan keberlakuan yaitu
hanya berlaku untuk gerak benda yang kecepatannya jauh lebih kecil dari cepat
rambat cahaya, dan menjadi salah bila diterapkan pada kasus gerak benda yang
kecepatannya mendekati cepat rambat cahaya

Eksperimen Michelson-Morley
Para fisikawan pada hingga tahun 1800 berpendapat bahwa gelombang cahaya
seperti halnya gelombang bunyi dan gelombang air, memerlukan medium untuk
merambatnya. Medium sebagai tempat merambatnya gelombang cahaya seperti
sinar matahari merambat kebumi dihipotesiskan berupa medium yang disebut ether.

Gb 1.5. Medium Ether


Kecepatan cahaya sebesar c itu adalah kondisi khusus yaitu ketika kerangka
absolutnya berada dalam keadaan diam terhadap ether. Jika diasumsikan matahari
relatif diam terhadap ether, bumi bergerak mengitari matahari dengan kelajuan
relatif v, maka menurut pengamat dibumi angin ether bergerak relatif terhadap bumi
dengan kecepatan v. Berdasarkan transformasi kecepatan Galilean maka kelajuan
cahaya maksimum ialah c+v (arah rambat cahaya searah dengan arah kecepatan
ether),hal ini bertentangan dengan fakta bahwa kecepatan benda terbesar ialah cepat
rambat cahaya dalam vakum yaitu c. Kelajuan cahaya minimum ialah c-v (arah
kecepatan cahaya dan kecepatan ether berlawanan). Apabila arah rambat cahaya
tegak lurus terhadap arah kecepatan ether maka kelajuan cahaya menjadi

c 2
 v2 
1/ 2
. Ada perubahan kecil dari harga kecepatan cahaya di dalam medium

9
ether. Permasalahannya ialah bagaimana kita dapat mengukur perubahan kecil dari
harga c tersebut ?. Pada tahun 1887 dua orang ilmuwan Amerika yaitu Alberth A
Michelson dan Edward W Morley merancang eksperimen untuk mengukur
perubahan kecil dari harga cepat rambat cahaya atau secara langsung membuktikan
kebenaran dari hipotesis ether. Alat yang digunakannya dikenal dengan nama
interferometer Michelson, diagram percobaannya sebagai berikut

C1
Angin ether
v
L

C2
Sumber BS
cahaya L

teleskop

Gb.1.6. Skema diagram Eksperimen Michelson-Morley

10
Gb.1.7. Set eksperimen Michelson-Morley dan pola
interferensi sinar dari cermin satu dan cermin dua

Cahaya yang merambat dalam arah horizontal yaitu dari beam spliter (BS) ke C2
dan dari C2 ke BS memerlukan waktu sebesar
1
L L 2 Lc 2L  c 2 
t2    2  1  
c  v c  v c  v2 c  v 2 
Ketika cahaya merambat dalam arah vertikal yaitu arah rambat cahaya tegak lurus
dengan arah kecepatan ether,maka waktu yang diperlukan cahaya untuk merambat
dari BS ke C1 dan kembali lagi ke BS ialah
1 / 2
2L 2L  v 2 
t1   1  
c 2
 v2 
1/ 2
c  c 2 
Perbedaan waktu antara berkas cahaya yang merambat horizontal dan yang
merambat vertikal ialah

2 L  v 2   v2  
1 1 / 2

t  t 2  t1  1    1  2  
c  c 2   c  

Karena v 2 / c 2 1 maka yang berada dalam tanda kurung diubah kedalam ekspansi
binomial maka

11
Lv 2
t 
c3
Jadi secara teoritis ada perbedaan waktu antara berkas cahaya yang merambat
sejajar dengan ether dan berkas cahaya yang merambat tegak lurus terhadap
ether,meskipun jarak yang ditempuhnya (perpindahannya) sama. Namun fakta hasil
pengukuran menunjukan bahwa bahwa kedua berkas cahaya selalu tiba dalam
waktu yang sama atau tidak ada perbedaan waktu. Percobaan diulang ulang dan
dilakukan oleh orang yang berbeda dan tempat yang berbeda beda hasilnya selalu
sama yaitu tidak ada perbedaan waktu tempuh dari kedua berkas cahaya tersebut.
Berdasarkan fakta eksperimen tersebut berarti bahwa medium hipotetis ether itu
tidak ada, yang artinya bahwa cahaya (gelombang elektromagnetik) tidak
memerlukan medium untuk merambatnya. Konsekuensi dari fakta tersebut ialah
tidak ada kerangka acuan universal, yang berarti semua gerak benda bersifat relatif.
Sebagai contoh dua orang pengamat sama sama mengamati gerak sebuah bola. Bola
tersebut dibawa oleh penumpang pesawat, dimana pesawat bergerak dengan
kecepatan v konstan relatif terhadap bumi. Bola dilemparkan oleh penumpang
pesawat dan dia mengamati bahwa gerak bola tersebut merupakan gerak vertikal.

menurut Pengamat di pesawat bola bergerak


secara vertikal

12
Menurut pengamat di bumi bola itu
bergerak dengan lintasan parabola

Gb 1.8. Dua orang pengamat masing masing mengamati gerak bola

Menurut pengamatan orang yang ada dibumi, gerak bola tersebut tidak vertikal
tetapi merupakan gerak parabola. Pengamatan siapa yang benar ?.Berdasarkan
prinsip gerak relatif,kedua hasil pengamatan itu benar sebab masing masing
mengacu pada kerangka acuan yang digunakannya. Penumpang pesawat kerangka
acuan yang dipakainya ialah lantai pesawat, sedangkan pengamat di bumi kerangka
acuan yang digunakannya ialah bumi.

Transformasi Lorenzt
Apabila persamaan transformasi koordinat Galilean diterapkan pada kasus
kecepatan besar yaitu mendekati kecepatan cahaya maka hasilnya menjadi salah
(tidak sesuai dengan fakta eksperimen). Bagaimanakah persamaan transformasi
yang berlaku untuk gerak benda dengan rentang kecepatan 0  v  c ?.
Untuk kasus kecepatan benda mendekati kecepatan cahaya tersebut maka
Transformasinya dikenal dengan nama Transformasi Lorentz, yang dikembangkan
oleh Hendrik A Lorentz pada tahun 1890. Transformasi Lorentz berupa suatu set
persamaan yang menghubungkan koordinat ruang dan waktu dari dua kerangka
referensi inersial S dan S’yang bergerak dengan kecepatan relatif v konstan

13
terhadap S. Kerangka referensi S dinyatakan oleh koordinat (x,y,z,t) sedangkan
kerangka referensi S’ dinyatakan oleh koordinat (x’,y’,z’,t’).
Pada keadaan awal t = t’ = 0, kedua kerangka referensi berimpit. Kemudian
kerangka referensi S’ bergerak searah sumbu x x’ dengan kecepatan konstan v
relatif terhadap S. Pengamat di kedua kerangka referensi sama sama mengamati
suatu kejadian misalnya kilatan dari suatu lampu di titik p di ruang waktu tersebut.
Perkiraan yang rasional tentang hubungan x’ dengan x dan t ialah

x’= G(x – vt)


dengan G ialah faktor tak berdimensi yang tidak bergantung pada x dan t tapi
merupakan fungsi dari v/c. Seandainya rumusan tersebut benar maka persamaan
invers nya ialah

x = G(x’ + vt’)

Menurut postulat relativitas khusus Einstein ke 2 ,laju cahaya haruslah sama c


menurut ke dua pengamat dikerangka S dan S’. Jarak ke titik P pada front
gelombang diukur oleh pengamat dikerangka S ialah r = ct , sedangkan menurut
pengamat di kerangka S’ ialah r’ = c t’. Karena kerangka S’ bergerak sepanjang
sumbu xx’ maka x = ct dan x’ = c t’. Maka persamaan menjadi

ct’ = G(ct – vt)


ct = G(ct’ + vt’)
eleminir t’ dari kedua persamaan tersebut maka akan diperoleh

𝐺2
𝑐𝑡 = (𝑐 + 𝑣)(𝑐 − 𝑣)𝑡
𝑐

Atau

1
𝐺≡𝛾= 2
√1−(𝑣2 )
𝑐

14
Sifat dari faktor gama ditunjukkan pada gambar berikut

Gb.1.9. grafik hubungan γ dengan ratio v terhadap c


Dengan demikian

x’ =  (x – vt ) dan inversnya
x =  (x’ + vt’)

bila dari kedua persamaan tersebut kita eliminir x’nya maka kita peroleh

𝑥 1
x = [(x-vt) + vt’] atau 𝑡 ′ = [𝑡 + 𝑣 ( 𝛾2 − 1)]

1/2 – 1 = - v2/c2 maka

𝑣𝑥
𝑡 ′ = 𝛾(𝑡 − )
𝑐2

y y’ v p
’y
r

r’

15
O x O’ x’
o
Gb. 1.10.Dua pengamat di kerangka S dan S’sama sama mengamati berkas cahaya
di P

Maka persamaan transformasi Lorenznya menjadi


x’ = γ (x – vt )
y’ = y
z’ = z
t’ = γ ( t – vx/c2 )
Transformasi Lorentz kebalikannya (invers) atau transformasi Lorentz dari S’ ke S
ialah
x = γ (x’ + vt’ )
y = y’
z = z’
t = γ ( t’ + vx’/c2 )
dengan
1
γ=
1  (v 2 / c 2 )

Pada persamaan transformasi Lorentz ini t tidak sama dengan t’ atau waktu tempuh
sinar dari titik p ke masing masing pengamat di kerangka S dan S’ tidak sama, hal
ini bersesuaian dengan postulat relativitas khusus Einstein ke 2. Pada transformasi
Lorentz ini, t bergantung pada kedua t’ dan x’ dan sebaliknya t’ bergantung pada
kedua t dan x. Hal itu berbeda dengan transformasi Galilean dimana t = t’.
Apabila kecepatan benda v << c, maka persamaan transformasi Lorentz akan
berubah menjadi transformasi Galilean. Hal itu dapat diperiksa dengan mengambil
kasus ketika v kecil misal cepat rambat bunyi diudara ,maka γ = 1, sehingga
persamaan menjadi
x’= x – vt y’= y z’ = z dan t’ = t

16
Transformasi kecepatan Lorentz
Misal suatu objek di kerangka acuan S’ berpindah sejauh dx’ dalam selang waktu
dt’,maka pengamat dikerangka S’ mengukur kelajuan objek itu ialah

dx '
u x' 
dt '
Dengan menggunakan persamaan sebelumnya kita peroleh
dx '   dx  vdt 
 vdx 
dt '    dt  2 
 c 

Maka

dx ' dx  vdt (dx / dt )  v


u x'   
dt '
dt  vdt / c 2
1  (v / c 2 )( dx / dt )
atau

ux  v
U’x =
1  (u x v / c 2 )
Transformasi kecepatan Lorentz kebalikannya (inversnya) ialah

u x'  v
Ux =
1  (u x' v / c 2 )

Apakah benar persamaan transformasi ini berlaku untuk dari kecepatan sangat kecil
hingga kecepatan benda mendekati cepat rambat cahaya c ?. Mari kita gunakan
persamaan ini untuk menentukan cepat rambat cahaya dari lampu senter menurut
jane seperti soal sebelumnya. Dengan menggunakan persamaan transformasi
kecepatan Lorentz,maka cepat rambat cahaya menurut jane ialah

17
u x'  v cv cv c (c  v )
Ux =    c
1  (u x v / c ) 1  (cv / c ) 1  v / c
' 2 2
cv

Jadi berdasarkan persamaan transformasi kecepatan Lorentz, cepat rambat cahaya


ialah sama c baik yang diamati oleh pengamat di kereta jun , maupun yang diamati
oleh pengamat di pinggir rel kereta jane.

Contoh 1
Pengendara sepeda motor jet bergerak dengan kelajuan 0,8 C relatif terhadap
seorang pengamat yang berdiri di pinggir jalan. Sambil mengendarai sepeda
motornya dia menembakan senapan dimana peluru yang keluar dari senapan
bergerak searah dengan arah majunya motor dengan kecepatan 0,4 C relatif
terhadap pengendara motor. Berapakah kelajuan peluru menurut orang yang
berada di pinggir jalan ?
Jawab
Dalam menjawab persoalan ini perhatikan mana kerangka S , mana kerangka S’
dan mana objek yang diamati oleh kedua pengamat. Pada soal ini kerangka S
ialah orang yang berdiri di pinggir jalan , kerangka S’ ialah pengendara sepeda
motor ,dan objek yang diamati ialah roket.

u x'  v 0,4.C  0,8.C 1,2.C


Ux = =   0,909.C
1  (u x v / c )
' 2
0,4Cx0,8C 1,32
1
C2
Contoh 2
Dua buah roket A dan B bergerak berlawanan arah di angkasa, roket A bergerak
kekanan dan roket B bergerak ke kiri, masing masing kecepatannya 0,7 C dan
0,6C relatif terhadap pengamat yang ada di bumi . Berapakah kecepatan roket
A menurut pengamat di roket B
Jawab
18
Pada soal ini kerangka S ialah bumi , kerangka S’ ialah pengamat di roket B
,dan objek yang diamati ialah roket A

ux  v 0,7.C  (0,6.C ) 1,3.C


U’x =    0,9155.C
1  (u x v / c ) 1 
2
( 0, 7 .C ) x ( 0, 6.C ) 1,42
C2
Latihan
1. Elektron bergerak kekanan dengan kelajuan 0,9c relative terhadap kerangka
laboratorium. Proton bergerak kekanan dengan kelajuan 0,7c relative
terhadap electron. Tentukanlah kelajuan proton relative terhadap kerangka
laboratorium.
2. Dua pesawat ruang angkasa menurut pengamat di bumi bergerak saling
mendekati dengan lintasan saling tegak lurus. Pesawat A bergerak dengan
lintasan horizontal sedangkan pesawat B bergerak dengan lintasan vertical .
Menurut pengukuran pengamat dibumi kelajuan pesawat Ux = 0,6c dan
kelajuan pesawat B ialah Uy = 0,6c. Tentukanlah kelajuan pesawat A
menurut pilot di pesawat B.

Jika suatu objek pada sistim kerangka acuan S memiliki kecepatan (Ux , Uy,Uz ) ,
kecepatan objek menurut pengamat di kerangka S’ yang bergerak dengan kecepatan
konstan v relatif terhadap kerangka S ialah

𝑈𝑥 − 𝑣
𝑈𝑥′ =
𝑣𝑈
1 − 2𝑥
𝑐
𝑈𝑦
𝑈𝑦′ =
𝑣𝑈
ϒ(1 − 2𝑥 )
𝑐
𝑈𝑧
𝑈𝑧′ =
𝑣𝑈
ϒ(1 − 2𝑥 )
𝑐

Contoh

19
Pada kerangka referensi S sebuah elektron memiliki kecepatan c/2 searah sumbu –x,
dan sebuah foton memiliki kecepatan c yang bergerak searah sumbu-y . Berapakah
kelajuan relatif dari elektron dan foton menurut pengamat di kerangka S’ yang
bergerak relatif terhadap kerangka S dengan kecepatan konstan c/2 searah sumbu
xx’?

Jawab

Kecepatan elektron menurut pengamat di kerangka S’. Menurut pengamat di


kerangka S’ elektron berada dalam keadaan diam. Komponen kecepatan foton pada
kerangka S’ ialah

𝑐
𝑈𝑥 − 𝑣 0−2 −𝑐
𝑈𝑥′ = = =
𝑣𝑈 𝑐. 0 2
1 − 2𝑥 1 − 2
𝑐 2𝑐

Dan
𝑈𝑦 𝑐 √3
𝑈𝑦′ = = = 𝑐
𝑣𝑈 2
𝛾(1 − 2𝑥 ) √4 (1 − 𝑐. 0
𝑐 3 2𝑐 2

Kecepatan foton kearah sumbu z ialah nol. Maka kelajuan foton ialah

𝑐 2 3𝑐 2
√(𝑈𝑥′ )2 + (𝑈𝑦′ )2 + (𝑈𝑧′ )2 = √ + +0=𝑐
4 4

4. Konsekuensi Postulat Relativitas Khusus Einstein


Beberapa konsekuensi dari teori relativitas khusus adalah sebagai berikut :
- Jam yang bergerak relative terhadap seorang pengamat menjadi diperlambat
dengan factor γ , hal itu dinamakan dilatasi waktu
T = T’γ
- Panjang benda dalam keadaan bergerak akan mengalami pemendekan dalam
arah yang searah dengan gerak benda dengan factor 1/γ . Hal tersebut
dinamakan kontraksi panjang.
L = L’/ γ

20
- Massa benda yang dalam keadaan bergerak relatif terhadap seorang pengamat
akan membesar dengan factor γ, yaitu m = m’γ.

Time dilation (pemuluran waktu)


Dua orang pengamat O’ dan O masing masing mengamati waktu tempuh berkas
sinar laser

Kerangka referensi Kerangka Referensi dari pengamat


dari pengamat O’ di O di tanah
kereta

Gb.1.11. Kecepatan cahaya menurut pengamat di kerangka inersial

Sinar laser dipancarkan menuju cermin, dipantulkan oleh cermin dan berkas sinar
laser kembali lagi pada sumber laser. Berapakah waktu tempuh sinar laser menurut
pengamat O’ (dikereta yang bergerak dengan kecepatan konstan v relative terhadap
pengamat O di pinggir rel kereta) dan menurut pengamat O ?.

Menurut pengamat O’ interval waktu sinar laser dari mulai dipancarkan hingga tiba
lagi di sumber laser ialah
2d
T '
c
Waktu yang diukur oleh O’ ialah waktu sebenarnya (propert time)
Menurut pengamat O interval waktu sinar laser ialah

21
Gb.1.12. Kecepatan cahaya menurut pengamat di kerangka O

 cT   vT 
2 2

    d
2

 2   2 

T 2 (c 2  v 2 )  (2d ) 2

2d 1
T   T '
c v2
1 2
c

Karena γ > 1 maka berarti T  T ' inilah yang disebut time dilation.

Gb.1.13. Dilatasi waktu

22
Apakah fenomena pemuluran waktu itu benar benar bisa terjadi ?. Time dilation
merupakan fenomena nyata dan telah dibuktikan melalui berbagai eksperimen.
Sebagai contoh adalah pengukuran waktu hidup partikel muon. Muon adalah
partikel elementer yang tidak stabil, muatannya sama dengan muatan elektron dan
massanya 207 kali massa elektron. Muon ini dapat dihasilkan melalui tumbukan
radiasi kosmik dengan atom atom diatmosfir. Waktu hidup muon 2,2 μs bila diukur
dikerangka yang diam terhadap muon. Bila diasumsikan 2,2 μs adalah rata rata
waktu hidup muon dan kelajuan muon hampir sama dengan c,maka partikel ini
dapat menenpuh jarak 650 m sebelum partikel ini meluruh menjadi partikel lain.
Bila partikel ini masuk ke bumi maka tidak akan sampai dibumi. Namun
pengamatan eksperimen membuktikan bahwa banyak partikel muon yang sampai
dibumi. Fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan time dilation sebagai berikut:
relatif terhadap pengamat di bumi muon memiliki waktu hidup γT dengan T = 2,2
μs
Adalah waktu hidup dikerangka referensi yang bergerak bersama muon. Misalkan
kecepatan muon ialah 0,99c maka γ = 7,1 dan γT=16 μs. Jarak tempuh rata rata
muon diukur oleh pengamat dibumi ialah 0,99x 3. 108 x16 x10 6  4700m . Jadi
dengan demikian muon yang bergerak dengan kelajuan mendekati kecepatan cahaya
memiliki waktu hidup lebih panjang dari pada muon yang diam.

Gb.1.14. Pengukuran waktu hidup partikel muon ketika diam dan ketika
bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya

23
Bagaimana bila fenomena itu diterapkan pada organisme, misalnya orang pergi
keluar angkasa dengan pesawat yang kecepatannya mendekati kecepatan cahaya,
apakah ketika ia balik lagi kebumi usianya menjadi lebih muda dari teman
seangkatannya di bumi ?. Fenomena tersebut disering disebut paradok anak kembar

Dua teman sebaya dina dan doni, dina pergi keluar


angkasa dengan pesawat luar angkasa. Doni tinggal
di bumi. Ketika dina pulang lagi ke bumi doni
melihat bahwa dina menjadi lebih muda
dibandingkan dirinya.
Apakah fenomena ini sungguh bisa terjadi ?.
sayangnya belum bisa dibuktikan, karena umat
manusia belum mampu membuat pesawat yang
kecepatannya bisa mendekati kecepatan cahaya,
namun tidak mustahil.
Gb.1.15. Paradoks anak kembar

Contoh
Seorang astronot ketika diam dibumi rata rata detak jantungnya diukur dan
diperoleh sebesar 70 denyut/menit.Berapakah rata rata detak jantung astronot
tersebut ketika dia terbang menggunakan pesawat ruang angkasa dengan kelajuan
0,9c relatif terhadap bumi,menurut a) temannya yang ada dipesawat, b) menurut
pengamat yang diam di bumi
Jawab
a. Temannya yang ada dipesawat relatif diam terhadap si astronot sehingga
rata rata detak jantung si astronot sama dengan ketika diam dibumi yaitu 70
denyut/menit.

24
v2 (0,9c) 2
b. T = T’γ = T ' / 1   70 / 1  159,1denyut / menit
c2 c2

Bagaimana bila rata rata denyut jantung seorang pengamat dibumi yang menurut
pengukurannya 1 detik diukur oleh seorang astronot yang bergerak meninggalkan
bumi dengan kecepatan konstan 0,95 c. Untuk itu akan kita bandingkan hasil
pengukuran waktu di dua kerangka referensi berbeda yang satu sama lain bergerak
dengan kecepatan konstan. Misalkan Seorang awak pesawat ruang angkasa
bergerak meninggalkan temannya di bumi menuju suatu bintang yang jaraknya 4,3
tahun cahaya dengan kecepatan konstan 0,95 c. Menurut pengamat dibumi

Gb.1.16. gerak pesawt menurut pengamat di bumi

Menurut pengamat di pesawat bukan dia yang bergerak tetapi temannya dibumi
yang pergi meninggalkannya

25
Gb. 1.17.Gerak pesawat menurut pengamat di pesawat

Bila si astronot mengukur detak jantungnya sendiri dengan jam yang dia bawa dan
dia mendapatkan bahwa detak jantungnya normal yaitu 1 detik selang dua denyutan.
Waktu yang diukur oleh siastronot ialah propert time. Menurut pengamat dibumi
denyut jantung si astronot ialah 3,2 detik. Pengamat di bumi mengamati bahwa
detak jantung si astronot tidak normal demikian juga jam yang dibawa si astronot
putarannya lambat. Pengamat di bumi akan mengamati bahwa si astronot menjadi
lebih muda dibandingkan dengan dirinya. Relativitas khusus memprediksi bahwa si
astronot akan tidak setuju dikatakan menjadi lebih muda dibandingkan dengan
temannya dibumi. Mengapa demikian ?. Bila pengamat di bumi mengukur detak
jantungnya dengan menggunakan jamnya dan mendapatkan bahwa rata rata detak
jantungnya 1 detik ,maka waktu yang diukurnya itu
adalah proper time ,dan bila denyut jantung pengamat dibumi diukur oleh si
astronot ,ternyata denyut jantung si pengamat dibumi lambat yaitu 3,2 detik
demikian juga jam sipengamat dibumi putarannya lambat menurut si astronot.

26
Supaya tidak membingungkan perihal pemuluran waktu tersebut maka ada resolusi
sebagai berikut :
• Relativitas khusus diaplikasikan hanya terhadap kerangka referensi yang
bergerak dengan kelajuan konstan.
• Untuk berputar dan kembali lagi, astronot harus mempercepat pesawat
dalam waktu singkat.
• Penentuan interval waktu menggunakan relativitas khusus adalah benar
hanya menurut pengamat bumi.
Konstraksi Panjang
Bagaimana dengan waktu tempuh si astronot hingga tiba di bintang menurut
pengamat di bumi. Menurut pengamat dibumi jarak bumi bintang ialah 4,3 tahun
cahaya dan pesawat bergerak dengan kecepatan konstan 0,95 c, maka waktu tempuh
astronot tiba di bintang ialah
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 4,3 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎
𝑡𝑏𝑢𝑚𝑖 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 0,95 𝑐
= 4,5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Sedangkan waktu tempuh menurut siastronot ialah


𝑡𝑎𝑠𝑡𝑟𝑜𝑛𝑜𝑡=𝑡𝑏𝑢𝑚𝑖 = 4,5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 1,4 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝛾 3,2

Mengapa hasil pengukuran mereka terhadap waktu tempuh mendapatkan hasil yang
berbeda (4,5 tahun dan 1,4 tahun), padahal kedua pengamat setuju bahwa kecepatan
pesawat ialah konstan 0,95 c ?. Menurut pengamat di bumi, pesawat yang bergerak
meninggalkannya dan jarak bumi bintang tetap. Pengamat di pesawat berpendapat
bahwa dia diam tapi bumi dan bintanglah yang bergerak meninggalkannya. Bila
keduanya sepakat bahwa kelajuan pesawat ialah 0,95 c ,bagaimana mungkin kedua
pengamat mengukur waktu tempuh yang berbeda. Hal itu menyimpulkan bahwa
jarak bumi bintang yang diukur oleh pengamat di bumi berbeda dengan yang diukur
oleh astronot. Jarak bumi bintang yang diukur oleh astronot lebih pendek dari yang
diukur oleh pengamat di bumi, itulah konsekuensi relativitas khusus yang disebut
konstraksi panjang.

27
L = L’/
Dengan L adalah panjang benda yang diukur oleh pengamat yang bergerak relatif
terhadap benda dengan kelajuan konstan, L’ adalah panjang benda yang diukur oleh
pengamat yang diam terhadap benda (propert length)

Gb.1.18. Konstraksi Panjang


Contoh
Pesawat ruang angkasa,ketika diam dibumi diukur panjangnya 100 m. Kemudian
pesawat pergi meninggalkan bumi dengan kelajuan 0,99C relatif terhadap bumi.
A).Berapakah panjang pesawat menurut pengamat di bumi .B) bila pesawat itu
bergerak meninggalkan bumi dengan kelajuan 0,01 C, berapakah panjang pesawat
menurut pengamat di bumi?
Jawab
a. L = L’(1- V2 /C2)1/2 = 100 m {1 – (0,99C)2/c2}1/2 = 14 m
b. L = L’(1- V2 /C2)1/2 = 100 m {1 – (0,01C)2/c2}1/2 = 99,99 m

Latihan
1. Waktu hidup rata rata partikel pi meson pada kerangka acuannya ialah 26
ns. Jika partikel itu bergerak dengan kelajuan 0,95C, berapakah a. waktu
hidup rata rata partikel pi meson menurut pengamat dibumi, b. jarak yang
ditempuh partikel menurut pengamat dibumi sebelum partikel meluruh jadi
partikel lain.
2. Berapakah kecepatan batang meteran relative terhadap bumi, bila pengamat
dibumi mengukur bahwa panjang batang meteran itu 0,5 m.

28
3. Pesawat ruang angkasa bergerak dengan kelajuan 0,9 C relative terhadap
bumi. Awak pesawat mengukur bahwa panjang pesawat tersebut ialah L,
berapakah panjang pesawat menurut pengamat di bumi ?
4. Propert time dari partikel tau lepton ialah 0,3 ps. Berapakah kelajuan
partikel tersebut supaya dapat menempuh jarak 1 mm sesaat sebelum
meluruh jadi partikel lain ?
5. Pion bermuatan memiliki propert lifetime 26 ns, jika pion bergerak dengan
kelajuan 0,99 c ,tentukanlah jarak rata rata yang ditempuh sebelum pion
meluruh jadi partikel lain ?
6. Di kerangka laboratorium sebuah partikel bergerak dengan kelajuan 0,99c
dan menempuh jarak 1mm sebelum meluruh menjadi partikel lain.
Berapakah waktu hidup propert dari partikel tersebut.
7. Tau lepton memiliki waktu hidup propert 0,3 ps. Berapakah kelajuan yang
harus dimiliki tau lepton supaya dapat menempuh jarak 1mm sebelum
meluruh.
8. A. Partikel muon memiliki proper lifetime 2 µs , jika bergerak dengan
kelajuan v= 0,99 c, berapakah jarak rata rata yang ditempuh sebelum
meluruh menjadi partikel lain
B. Partikel pion memiliki proper lifetime 26 ns, jika partikel pion itu
bergerak dengan kelajuan 0,99c , berapakah jarak rata rata yang ditempuh
partikel itu sebelum meluruh menjadi partikel lain.

Cara Mengamati Relativitas Dalam Kehidupan Sehari hari

Relativitas adalah salah satu teori paling sukses yang pernah dijumpai Albert
Einstein. Ini mengguncang dunia dengan mengubah cara kita memikirkan
ruang dan waktu. Mungkin mengejutkan Anda untuk mendengar, bahwa
relativitas itu adalah sesuatu yang kita alami setiap hari. Ini ditemukan di
tempat yang paling teknis, dan beberapa tempat yang mungkin bahkan tidak
pernah terpikirkan oleh Anda sebagai orang awam. Sejak 100 tahun ketika
Einstein mempublikasikan makalahnya tentang relativitas umum, sepertinya
29
kesempatan yang tepat untuk mengetahui bagaimana relativitas
mempengaruhi kita sehari-hari.

a. GPS

Gb.1.19. efek dilatasi waktu pada GPS

Agar navigasi GPS mobil Anda berfungsi semaksimal mungkin, satelit harus
memperhatikan efek relativistik. Hal ini karena meski satelit tidak bergerak
mendekati kecepatan cahaya, mereka tetap berjalan cukup cepat. Satelit juga
mengirimkan sinyal ke stasiun bumi di Bumi. Stasiun ini (dan unit GPS di
mobil Anda) semuanya mengalami akselerasi yang lebih tinggi karena
gravitasi daripada satelit di orbit. Untuk mendapatkan akurasi yang tepat,
satelit menggunakan jam yang akurat sampai beberapa miliar detik
(nanodetik)

Hampir semua orang yang memiliki smartphone memiliki akses ke sistem


penentuan posisi global atau GPS. Setiap kali Anda mencoba merencanakan
rute dari "lokasi saya saat ini", telepon Anda perlu terhubung ke satelit untuk
mencari tahu dengan tepat di mana "lokasi Anda saat ini" berada. Satelit
mengelilingi bumi dengan kecepatan yang cukup cepat: sekitar 10.000
kilometer per jam (kira-kira 6213 mil per jam). Ini mungkin terdengar cepat,
tapi hanya sekitar seperseribu kecepatan cahaya, jadi Anda mungkin tidak
berpikir bahwa cukup cepat untuk terjadinya efek relativistik. Tapi, meski
dengan kecepatan yang jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya, satelit
masih mengalami dilatasi waktu: Satelit kedapatan "lebih tua" sekitar 4
mikrodetik setiap hari. Satelit tersebut mengalami perjalanan waktu lebih
30
cepat daripada orang-orang di Bumi. Selain itu efek gravitasi (yang juga
menyebabkan dilatasi waktu) dan angka ini mendekati sekitar 7 mikrodetik.
Anda bahkan hampir tidak bisa berkedip dalam 7 mikrodetik (0.000007
detik) namun jika efek ini tidak diketahui maka GPS Anda akan membuat
Anda tersesat dengan sangat cepat. Dalam waktu hanya sehari, lokasi Anda
sesuai GPS bisa menyimpang sampai 8 kilometer (sekitar 5 mil) dari lokasi
Anda yang sebenarnya. Untungnya, satelit diprogram untuk
mempertimbangkan efek ini saat merencanakan rute Anda.

b. Warna kemilau dari logam Emas

Gb.1.20. Kemilau emas sebagai efek kecepatan elektron dalam atom

Emas memiliki karakteristik, mellow, warna kuning. Kemilau indahnya


tampak lebih eksotis saat Anda mengetahui bahwa itu sebenarnya karena
efek relativistik. Jika Anda menghitung frekuensi (warna) cahaya yang
dipancarkan emas tanpa mempertimbangkan relativitas, Anda akan
memperkirakannya memiliki kemilau perak. Namun, warna emas sebenarnya
mengarah lebih jauh ke ujung spektrum merah. Perbedaan ini dapat
dijelaskan saat memeriksa bagaimana elektron di atom emas bergerak di
dalam orbitnya. Ada total 79 elektron yang meluncur di sekitar inti atom
emas, dan 79 proton di nukleus. Dalam orbital yang paling dekat dengan
nukleus (atau dikenal sebagai orbital 1s), elektron harus bergerak dengan
kecepatan yang sangat cepat. Mereka bergerak kira-kira setengah kecepatan
cahaya untuk menghindari gaya tarikan ke dalam nukleus oleh muatan
positif yang kuat dari proton di nukleus, dan itu menyebabkan banyak efek
relativistik.
Karena elektron bergerak begitu cepat, orbital-orbital elektron terpisah
tampak lebih dekat dari sebenarnya. Bagi elektron untuk beralih ke tingkat
energi yang lebih tinggi, ia perlu menyerap panjang gelombang cahaya
tertentu. Di atom emas, panjang gelombang yang bisa diserap biasanya
berada pada kisaran ultraviolet (tidak tampak oleh mata). Namun, ketika kita
31
memperhitungkan efek relativistik yang tampaknya meremas orbital lebih
dekat, kita menemukan bahwa emas benar-benar mulai menyerap cahaya
dengan frekuensi yang lebih kecil..Cahaya biru diserap dan hanya warna
merah yang tercermin di mata kita. Karenanya, emas memiliki kemilau
glamor dan kekuningan. Sebagian besar logam mengkilap karena elektron di
atom melompat dari tingkat energi yang berbeda, atau "orbital". Beberapa
foton yang terkena logam bisa diserap dan dipancarkan ulang, meski pada
panjang gelombang yang lebih panjang. Cahaya yang paling terlihat , hanya
yang dipantulkan. Emas adalah atom yang berat, sehingga elektron dalam
bergerak cukup cepat sehingga peningkatan massa relativistik signifikan,
begitu pula kontraksi yang panjang. Akibatnya, elektron berputar di sekitar
nukleus di jalur yang lebih pendek, dengan lebih banyak momentum.
Elektron dalam orbital dalam membawa energi yang mendekati energi
elektron terluar, dan panjang gelombang yang terserap dan terpantulkan lebih
panjang.
Panjang gelombang cahaya yang lebih panjang berarti bahwa beberapa
cahaya tampak yang biasanya hanya dipantulkan akan diserap, dan cahaya
itu berada di ujung spektrum yang biru. Cahaya putih adalah campuran
semua warna pelangi, namun dalam kasus emas, saat cahaya diserap dan
dipancarkan kembali, panjang gelombang biasanya lebih panjang. Itu berarti
perpaduan antara gelombang cahaya yang kita lihat cenderung kurang biru
dan ungu di dalamnya. Hal ini membuat emas tampak berwarna kekuningan
karena kuning, oranye dan merah merupakan panjang gelombang yang lebih
panjang dari pada warna biru. Efek relativistik pada elektron emas juga
merupakan salah satu alasan mengapa logam tidak menimbulkan korosi atau
bereaksi dengan hal lain dengan mudah. Emas hanya memiliki satu elektron
di kulit terluarnya, namun tetap tidak reaktif seperti kalsium atau lithium.
Sebaliknya, elektron dalam emas, yang "lebih berat" dari pada seharusnya,
semuanya dipegang dekat dengan inti atom. Ini berarti bahwa elektron
terluar tidak mungkin berada di tempat di mana ia dapat bereaksi sama sekali
- sama seperti berada di antara elektronnya yang dekat dengan nukleus.

c. Tabung Sinar katoda Pada TV

Televisi lama, dipasang instrumen yang disebut tabung sinar katoda atau
Cathode rays Tube (CRT). Perangkat ini mempercepat elektron dan
diarahkan ke layar. Pada bagian belakang layar dilapisi oleh lapisan yang
akan mengeluarkan cahaya saat dilanda elektron. Hasilnya adalah Anda bisa
duduk dan menikmati siaran televisi. Namun, tidak sesederhana
menembakkan beberapa elektron di layar. Elektron bermuatan negatif
diarahkan ke titik yang benar di layar menggunakan medan magnet sehingga
pemirsa bisa menonton gambar yang sempurna. Elektron ini bergerak pada
32
kira-kira sepertiga dari kecepatan cahaya. Ini berarti bahwa para insinyur
harus memperhitungkan kontraksi panjang saat merancang magnet yang
mengarahkan elektron untuk membentuk gambar di layar. Tanpa
memperhitungkan efek ini, berkas elektron mungkin tidak sampai di layar
atau sampai dilayar tapi di posisi yang salah sehingga akan menciptakan
gambar yang tidak dapat dipahami.

5. Momentum dan Energi Relativistik.


Pernyataan relativistic untuk momentum dari partikel yang bergerak dengan
kecepatan v adalah
P = γm0 v
1
Dengan γ =
1  (v 2 / c 2 )
m0 adalah massa benda atau partikel dalam keadaan diam

Gb.1.21. Grafik hubungan ratio v/c terhadap momentum relativistik

Besar momentum klasik dan momentum relativistik sebagai fungsi kecepatan


digambarkan pada Gb. Harga momentum klasik akan semakin membesar terus
sebanding dengan kecepatan bendanya seperti dinyatakan oleh kurva berwarna
hitam, namun momentum relativistik harganya mula mula meningkat dan ketika

33
kecepatannya mendekati cepat rambat cahaya maka harga momentumnya hampir
konstan tidak membesar lagi.

Massa Relativistik
Berdasarkan persamaan momentum relativistik kuantitas m0 adalah merupakan
massa relativistik atau
m = m0
massa partikel menjadi sangat masiv ketika partikel bergerak dengan kecepatan
mendekati cepat rambat cahaya. Berikut ini digambarkan grafik hubungan antara
rasio massa relativistik terhadap massa diam sebagai fungsi dari kecepatannya.
Massa relatistik menjadi beberapa kali dari massa diam ketika kecepatan benda
semakin besar mendekati cepat rambat cahaya.

Gb.1.22. grafik hubungan rasio massa relativistik dengan massa


diam terhadap rasio kelajuan terhadap kecepatan cahaya

6. Energi Kinetik Relativistik


Sebelumnya telah kita pelajari bahwa momentum dan hukum hukum gerak
memerlukan pendefinisian ulang ketika kelajuan benda mendekati cepat rambat
cahaya, demikian juga formulasi energi kinetik perlu dimodifikasi. Kita dapat
menggunakan teorema usaha-energi untuk memperoleh bentuk relativistik energi
kinetik. Berdasarkan definisi usaha yang dikerjakan oleh suatu gaya
34
𝑥2 𝑥2
𝑑𝑃
𝑊 = ∫ 𝐹𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥
𝑥1 𝑥1 𝑑𝑡
Pada persamaan tersebut diasumsikan bahwa gaya dan gerak benda searah sumbu x.
P adalah momentum relativistik, maka
𝑑𝑣
𝑑𝑃 𝑑 𝑚𝑣 𝑚( )
= = [1−(𝑣 2 𝑑𝑡2 )]3/2
𝑑𝑡 𝑑𝑡 √1−(𝑣 2 /𝑐 2 ) /𝑐

Sehingga pernyataan untuk usaha dengan asumsi bahwa partikel dipercepat dari
keadaan diam hingga kecepatan v , menjadi

𝑑𝑣
𝑥 𝑚( )𝑣𝑑𝑡 𝑣 𝑣 𝑑𝑣
𝑊 = ∫𝑥 2 [1−(𝑣𝑑𝑡
2 /𝑐 2 )]3/2 = 𝑚 ∫0 [1−(𝑣 2 /𝑐 2 )]3/2
1

Atau
𝑚𝑐 2
𝑊= 2
− 𝑚𝑐 2
√1−(𝑣2 )
𝑣

Teorema usaha energi menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya yang
bekerja pada benda adalah sama dengan perubahan energi kinetik benda tersebut.
Karena energi kinetik awal sama dengan nol maka kita simpulkan bahwa usaha W
equivalen dengan energi kinetik relativistik K

𝑚𝑐 2
𝐾= 2
− 𝑚𝑐 2
√1−(𝑣2)
𝑣

atau
K = γmo c2 – mo c2
Dimana mo c2 adalah energi partikel dalam keadaan diam Eo(kesetaraan massa –
energi dari Einstein) sedangkan γmc2 adalah energi total partikel E atau E = γEo
,dengan demikian pernyataan untuk energi kinetik relativistik dapat dituliskan
sebagai berikut
K = (γ-1)Eo

35
4

2
(KINETIC ENERGY) / m c
o
3

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
SPEED / SPEED OF LIGHT
Gb.1.23. grafik hubungan antara energi kinetik terhadap rasio v/c

Energi kinetik klasik dan energi kinetik relativistik sebagai fungsi dari kelajuan
digambarkan pada gambar diatas. Energi kinetik klasik akan semakin membesar
terus seiring dengan pertambahan kecepatan benda seperti dinyatakan oleh kurva
biru, sedangkan energi kinetik relativistik mula mula harganya membesar namun
ketika kelajuan benda mendekati cepat rambat cahaya harganya hampir konstan
(tidak bertambah lagi).
Bagaimana bila persamaan energi kinetik relativistik tersebut diaplikasikan pada
gerak benda yang kecepatannya rendah atau jauh lebih kecil dari cepat rambat
cahaya ?. Ketika kecepatan partikel kecil maka (v/c) << 1 ,maka kuantitas  harus
diekspansikan kedalam deret binomial

1 𝑣2 1 𝑣2
= (1 − 𝑐 2 )−1/2 = 1 + 2 𝑐 2 + ⋯
√1−𝑣 2 /𝑐 2

Maka
1 𝑣2
K = mc2(1 + + ⋯) – mc2 = (1/2)mv2
2 𝑐2

Jadi ketika kecepatan partikel jauh lebih kecil dari cepat rambat cahaya maka
persamaan energi kinetiknya sama dengan persamaan energi kinetik klasik

7. Massa Sebagai Ukuran Energi

36
Persamaan energi total suatu partikel E = mc2 ,apabila diterapkan pada partikel
yang sedang dalam keadaan diam (=1) ternyata partikel masih memiliki sejumlah
energi yaitu E = mc2 , energi tersebut muncul sebagai konversi massa menjadi
energi. Partikel yang massa diamnya m dapat diubah seluruhnya menjadi energi
sebesar E = mc2 atau equivalensi massa – energi. Secara eksperimen dapat
ditunjukkan bahwa equivalensi massa energi terjadi di dalam inti atom dan pada
interaksi interaksi partikel elementer.

8. Hubungan antara Energi Total dan Momentum Relativistik


Berdasarkan persamaan energi total suatu partikel dan persamaan momentum
relativistik
Masing masing persamaan dikuadratkan lalu dikurangkan maka dapat ditentukan
relasi
antara momentum relativistic dengan energi total dari suatu partikel
𝑣2
𝐸 2 − 𝑃2 𝑐 2 = 𝛾 2 (𝑚2 𝑐 4 − 𝑚2 𝑣 2 𝑐 2 ) = 𝛾 2 𝑚2 𝑐 4 (1 − ) = 𝑚2 𝑐 4
𝑐2
Yang dinyatakan oleh persamaan

E2 = p2c2 + (mc2)2

Ketika partikel dalam keadaan diam maka p = 0 dan energi total partikel menjadi
sama dengan energi diamnya E = mc2. Untuk kasus partikel tak bermassa seperti
foton m = 0 maka persamaan menjadi
E = pc
Persamaan tersebut merupakan pernyataan eksak yang menghubungkan energi dan
momentum untuk partikel tak bermassa seperti foton dan neutrino yang selalu
bergerak dengan kecepatan sama dengan cepat rambat cahaya.

Contoh

37
Elektron bergerak kekanan dengan kelajuan 0,75C relatif terhadap kerangka
laboratorium. Tentukanlah:
a. kelajuan proton yang energi kinetiknya sama dengan energi kinetik elektron.
b. kelajuan proton yang memiliki momentum yang sama dengan elektron
c. massa proton dan massa elektron ketika bergerak (dari soal a)
d. bila proton pada soal b bergerak kekanan relatif terhadap kerangka
laboratorium,berapakan kelajuan proton relatif terhadap elektron.
Jawab
a) Kecepatan proton
Energi kinetik elektron

 
 
 1 
K e  (  1)me c 2    1 x9,1.10 31 kg.(3.10 8 m / s) 2
2
 1  (0,75c ) 
 
 
2
c
 1 
   1.81,9 x10 15 joule  41,92 x10 15 joule
 1  0,5626 

Energi kinetik proton = Energi kinetik Elektron


( p  1)m p c 2  41,92 x10 15 joule
41,92 x10 15 joule
p   1  1,0002798
1,67.10  27 kg.(3.10 8 m / s ) 2
1
 1,0002798
v 2p
1
c2
v p  0,0236.c  7,08.10 6 m / s

b) Kecepatan proton yang memiliki momentum yang sama dengan momentum


elektron
Momentum elektron

38
1 1
Pe  me v  me v  .9,1.10 31 kg.0,75 x3.10 8 m / s
2
ve (0,75c)
1 1
c2 c2
 30,9553x10  23 kgm / s

Momentum proton = momentum elektron


m p v p  30,9553x10 23 kg.m / s
30,9553 x10  23 kg.m / s
v p   18,536 x10 4 m / s
1,67 x10  27 kg
vp
 18,536 x10 4.m / s
2
v
1
p

c2
v 2p
v  (1 
2
p 2
)(18,536 x10 4 m / s ) 2
c
v p  2,9 x10 4 m / s

c) Masa elektron dan massa proton dalam keadaan bergerak


Massa elektron
9,1x10 31 kg
me'  me   13,7579 x10 31 kg
2
(0,75.c)
1
c2

Massa proton
1,67 x10 27 kg
m  m p 
'
p  1,6704678 x10  27 kg
2
(0,0236.c)
1
c2

d) Kelajuan proton relatif terhadap elektron

39
Ux  v 2,9.10 4  0,75.x3.10 8  2,24971x10 8
U 
'
x    0,7504.C
U xv 2,9.10 4 x0,75 x3.10 8 0.9993475
1 2 1
c (3.10 8 ) 2

Latihan
1. Proton dalam alat pemercepat partikel bergerak dengan kecepatan 300
Km/detik, tentukanlah (a).energi diam proton, (b).Energi total proton,
(c).Energi kinetik proton.
2. Dalam alat pemercepat partikel elektron dipercepat hingga energi kinetiknya
2.MeV, tentukanlah, (a).Kelajuan elektron, (b).Energi total elektron
3. Sebuah proton memiliki energi total 3 GeV. Tentukanlah (a) momentum
proton, (b).Kelajuan proton
4. Hitunglah momentum suatu foton yang energinya 1 eV
5. Suatu elektron dipercepat melalui beda potensial 0,01 MV. Hitunglah
momentum dari elektron tersebut.
6. Tentukanlah momentum dari suatu elektron yang kelajuannya 0,5 c.
7. Tentukanlah energi total dari suatu elektron yang bergerak dengan kelajuan 0,8
c
8. Suatu elektron memiliki momentum 1 MeV/c, hitunglah : a)energi total,
b)kelajuan, c)energi kinetik, dan d)faktor gama
9. Neutrino memiliki energi total E, hitunglah kelajuan dari partikel tersebut
10. Kelajuan dari suatu partikel ialah c , tentukanlah massa partikel tersebut.
11. Tentukanlah momentum dan kelajuan proton yang memiliki energi kinetik 1
GeV
12. Sebuah elektron memiliki energi kinetik sama dengan energi diamnya,
tentukanlah energi foton yang momentumnya sama dengan momentum elektron

40
13. Elektron yang energi kinetiknya 1 MeV ,masuk ke daerah medan magnet 1T
dengan arah kecepatan tegak lurus pada arah medan magnet. Tentukanlah jari
jari kelengkungan lintasan elektron dalam daerah medan magnet tersebut.
14. Elektron dan proton masing masing masuk kedaerah medan magnet uniform,
ternyata jari jari kelengkungan lintasan elektron dan proton sama besar. Apabila
kelajuan elektron dua kali kelajuan proton ,berapakah momentum masing
masing partikel tersebut
15. Hitunglah jari jari lintasan dari elektron 10 GeV yang berada dalam medan
magnetik 1T.

Referensi
Beiser, A, Konsep Fisika Modern
Crane Modern Physics
James, W,R (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and Sons,Onc
Serway,R.A ; Moses, C.J. and Moyer, C.A (1997) Modern Physics, Sunders College
Publishing.

41
BAB II
SIFAT PARTIKEL dari CAHAYA

1. Pendahuluan
Pada akhir abad 18 para ilmuwan menganggap bahwa semua fenomena alam fisika
seluruhnya dapat dijelaskan dengan dua pilar hukum fisika yaitu Mekanika Newton
dan Teori Gelombang elektromagnet Maxwell serta ditambah dengan
Thermodinamika dan teori kinetik. Penemuan fenomena baru seperti radiasi benda
hitam ,efek foto listrik, sinar x ,efek compton telah menyadarkan para fisikawan
bahwa fisika klasik tidak mampu menjelaskan secara teoritis dengan benar atau ada
keterbatasan keberlakuan dari teori dan hukum hukum fisika yang saat itu sudah
ada. Temuan fenomena fisika baru tersebut menantang para ilmuwan untuk
membangun konsep dan teori teori baru. Pada bab ini kita akan mempelajari sejauh
mana keberlakuan fisika klasik apabila diterapkan pada benda benda mikroskopik
setingkat atomik dan sub atomik serta konsep dan teori baru apakah yang pada
akhirnya dapat menjelaskan secara teoritis terhadap temuan fenomena fisika baru
tersebut.

Salah satu masalah para ilmuwan menjelang akhir abad ke-19 ketika mencoba untuk
memahami cara di mana atom berinteraksi dengan radiasi (cahaya). Cara termudah
adalah dengan melihat panas objek. Sebuah benda panas memancarkan energi
42
elektromagnetik, dan semakin panas benda, semakin banyak energi yang
memancarkan panjang gelombang yang lebih pendek ( kurva radiasi benda hitam).
Para ilmuwan menggunakan ide dari 'benda hitam' karena seperti menyerap semua
radiasi yang jatuh di atasnya. Sebuah benda hitam bisa menjadi bola berongga
dengan lubang kecil di satu sisi. Setiap radiasi, seperti cahaya, yang bisa masuk
melalui lubang akan mengalami beberapa refleksi dan tidak mungkin untuk
melarikan diri. Ketika benda hitam dipanaskan, pertama kali bersinar, menjadi
merah-panas dan akhirnya putih-panas, memberikan radiasi. Ada sangat sedikit
radiasi pada panjang gelombang pendek dan lagi sangat sedikit pada panjang
panjang gelombang tetapi sebagian besar energi yang terpancar dalam panjang
gelombang middle band. Pergeseran puncak intensitas ketika temperatur benda
semakin tinggi bergeser kearah panjang gelombang lebih pendek.
Di sinilah konflik muncul. teori klasik mengatakan bahwa benda hitam akan
memiliki tak terbatas jumlah energi pada panjang gelombang terpendek. jadi semua
radiasi benda hitam harus mampu menghasilkan banyak energi frekuensi tinggi,
khususnya di ultraviolet dan seterusnya. Hal ini dikenal sebagai bencana 'Ultra-
violet '. Sebuah hukum, yang dikenal sebagai Hukum Rayleigh-Jeans, bisa
menjelaskan pengamatan di sisi frekuensi rendah dari spektrum. Wilhelm Wien
(1864-1928) mengembangkan hukum yang memprediksi panjang gelombang di
mana puncak kurva terjadi pada suhu apapun.
2. Radiasi Henda Hitam
Hasil pekerjaan Maxwell dan Hertz telah menunjukan kesimpulan bahwa cahaya ,
radiasi panas, dan gelombang radio seluruhnya adalah gelombang elektromagnetik
yang berbeda hanya frekuensi dan panjang gelombangnya. Selanjutnya teori
Maxwell tersebut digunakan untuk menjawab teka teki yang sudah lama yaitu
tentang radiasi yang disebut “radiasi benda hitam”. Permasalahannya adalah
meramalkan intensitas radiasi pada panjang gelombang tertentu yang dipancarkan
benda padat berpijar pada temperatur tertentu. Secara eksperimen grafik hubungan
antara intensitas terhadap panjang gelombang yang dipancarkan benda padat
berpijar pada berbagai temperatur dinyatakan oleh gambar di bawah ini. Dengan

43
kata lain bagaimanakah menentukan persamaan intensitas sebagai fungsi dari
panjang gelombang yang dipancarkan benda padat berpijar yang temperaturnya
tertentu.

Gb.2.1. Idealisasi benda hitam

Spektrometer

Gb.2.2. Kiri menunjukan idealisasi benda hitam sempurna, cahaya


datang dengan membawa energi diserap seluruhnya oleh benda. Gb.
Kanan menunjukan grafik hubungan intensitas terhadap panjang
gelombang untuk berbagai temperature permukaan benda

Pada tahun 1859,Gustav Kirchhoff menyatakan bahwa setiap benda yang berada
dalam keseimbangan termal dengan radiasi, daya yang dipancarkan sebanding
dengan daya serapnya
Ef = J(f,T) Af

44
Gb.2.3. Gustav Kirchhoff (1860).
Dengan Ef adalah daya pancaran persatuan luas dan persatuan frekuensi dari suatu
objek, Af adalah daya serap, dan J(f,T) adalah fungsi umum yang hanya bergantung
frekuensi cahaya f dan temperatur mutlak benda T. Benda hitam didefinisikan
sebagai benda yang menyerap seluruh radiasi elektromagnetik yang datang
padanya. Benda hitam diidealisasikan seperti sebuah rongga yang ada lubang kecil
dipermukaannya. Apabila radiasi elektromagnetik yang energinya tertentu datang
masuk pada rongga melalui lubang kecil tersebut maka didalam rongga cahaya itu
akan diserap sebagian energinya ketika datang pada dinding bagian dalam dan
sebagian lagi akan dipantukan , demikian seterusnya sehingga seluruh energi cahaya
itu akan diserap oleh rongga tersebut. Untuk benda hitam tersebut maka A f = 100%
atau 1 untuk seluruh rentang frekuensinya, sehingga teori Kirchhoff untuk benda
hitam menjadi
Ef = J(f,T)
Persamaan tersebut menyatakan bahwa daya pancaran persatuan luas dan persatuan
frekuensi dari benda hitam hanya bergantung pada temperatur dan frekuensi cahaya.

Pada tahun 1879 , Joseph Stefan secara eksperimen menemukan bahwa daya total
persatuan luas pancaran pada seluruh rentang frekuensi dari benda padat berpijar
adalah sebanding dengan pangkat empat dari temperatur mutlaknya, yang dapat
dituliskan sebagai berikut


𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∫ 𝐸𝑓 𝑑𝑓 = 𝑇 4
0

45
Dengan  adalah konstanta Stefan-Boltzmann yaitu 5,67x10-8 W.m-2K-4. Untuk
benda benda yang bukan benda hitam juga akan memenuhi persamaan umum yang
sama namun dengan koefisien a kurang dari satu
Etotal = aT4

Pada tahun 1893, Wilhelm Wien menyatakan bentuk umum untuk hukum distribusi
benda hitam yang memberikan hubungan eksperimental yang benar antara λmax
dengan temperatur mutlak T. Hukum ini dikenal sebagai hukum pergerseran Wien,
yang dinyatakan sebagai berikut
λmax T = 2,898x10-3m.K
dengan λmax adalah panjang gelombang dimana intensitasnya berharga maksimum.

Contoh
Perkirakanlah temperature permukaan matahari,bila daya persatuan luas(pada
seluruh frekuensinya)dari matahari yang diukur dibumi ialah 1400 W untuk tiap
meter persegi. Jarak rata rata matahari bumi ialah 1,5 x1011 m dan jari jari matahari

ialah 7 x10 8 m , asumsikan matahari berupa benda hitam sempurna.

Solusi
Untuk benda hitam sempurna a = 1 sehingga persamaan 4 menjadi e( Rs )  T 4

Menurut hukum kekekalan energi bahwa energi yang dipancarkan matahari e(Rs)
sama dengan energi yang diterima bumi e(Rb)
e( Rs )4Rs2  e( Rb )4Rb2

Rb2
e( Rs )  e( Rb ) 2 maka
Rs

46
1/ 4 1/ 4
 e( Rb ) Rb2   (1400W / m 2 )(1,5 x1011 m) 2 
T    2
 5800 K
 Rs 
2 8 2 4 8
 (5,67 x10 W / m K )(7 x10 m) 
Jadi temperature permukaan matahari diperkirakan 5800 K

Latihan
1. Temperatur permukaan kulit kita ialah sekitar 36 o C ,berapakah panjang
gelombang pada puncak radiasi yang dipancarkan dari kulit kita ?
2. a) Hitunglah daya radiasi total persatuan luas yang dipancarkan oleh
filament tungsten yang temperaturnya 3000 K. (asumsi bahwa filament
adalah ideal radiator). b) Jika filament Tungsten pada bola lampu daya rata
ratanya 75 W,berapakah luas permukaan filament ?
3. Berapakan panjang gelombang yang akan dipancarkan oleh benda benda
pada temperatur kamar?
4. Mata sangat sensitif pada cahaya yang panjang gelombangnya 500 nm Pada
temperatur berapakah suatu objek akan meradiasikan spektrum daya yang
akan menghasilkan panjang gelombang tersebut.
5. Perkirakanlah temperatur planet kita (bumi) bila diasumsikan bumi adalah
benda hitam sempurna yang menyerap energi dari matahari. Rata rata
energi matahari yang sampai persatuan luas dibumi (konstanta matahari)
ialah S = 1350 W/m2.
6. Anggap matahari berbentuk bola hidrogen panas dengan temperatur yang
sangat tinggi. Apabila energi internal matahari tidak ada berapa lamakah
waktu yang diperlukan matahari agar temperaturnya menjadi 6000 K

Hukum Rayleigh-Jeans dan Hukum Planck


Hukum Rayleigh-Jeans
Ketika radiasi datang pada benda hitam atau bila digunakan idealisasi benda hitam
yaitu berupa rongga ,radiasi gelombang elektromagnetik masuk kedalam rongga
maka Rayleigh-Jeans beranggapan bahwa radiasi gelombang elektromagnetik
tersebut akan membentuk gelombang berdiri sambil terus terjadi pertukaran energi
47
dengan dinding rongga sehingga akhirnya akan terjadi keseimbangan temperatur
pada suhu T. Selanjutnya mereka beranggapan bahwa gelombang elektromagnet
terpolarisasi berdiri equivalen dengan osilator satu dimensi. Rapat energi adalah
jumlah gelombang berdiri (osilator) dikalikan dengan energi rata rata tiap osilator.
Dengan menggunakan hukum distribusi Boltzmann mereka mendapatkan energi
rata rata osilator ialah kBT ,dan jumlah osilator ialah (8f2)/c3 maka rapat energi
spektralnya ialah

8𝜋𝑓2 𝑘𝐵 𝑇
U(f,T)df = 𝑐3
𝑑𝑓

Persamaan klasik tersebut dinamakan hukum Rayleigh-Jeans. Apabila kita plot


persaman tersebut pada grafik hubungan rapat energi sebagai fungsi frekuensi untuk
harga temperatur T tertentu kemudian dibandingkan dengan hasil eksperimen pada
T yang sama ,ternyata hukum rayleig –Jeans ini hanya berlaku didaerah frekuensi
rendah atau terdapat kesesuaian antara kajian teori Rayleig_Jeans dengan fakta
eksperimen pada daerah frekuensi rendah ,namun ketika frekuensinya bergeser ke
daerah ultra violet kurva berdasarkan hukum Rayleigh-Jeans menyimpang dari
grafik hasil eksperimen. Karena penyimpangannya terjadi didaerah ultraviolet maka
fenomena tersebut dinamakan bencana ultra violet (UV Catastropy).

Gb.2.4. Grafik hubungan intensitas terhadap panjang gelombang hasil


eksperimen dan prediksi teoritis Planck’s dan teori klasik

48
Latihan
Ubahlah hukum Rayleigh-Jeans yang asalnya rapat energi sebagai fungsi frekuensi
menjadi rapat energi sebagai fungsi panjang gelombang.

Hukum Planck
Max Planck memandang bahwa benda hitam dihasilkan oleh osilator osilator listrik
submikroskopik yang dinamakan resonator resonator. Dia berasumsi bahwa dinding
rongga berpijar tersusun oleh berjuta juta resonator, yang semuanya bervibrasi
dengan frekuensi berbeda beda. Planck berasumsi bahwa energi total dari suatu
resonator yang bergetar dengan frekuensi mekanik f hanya dapat berupa kelipatan
integral dari hf atau
Eresnator = nhf , n = 1,2,3,............
Dengan h ialah konstanta dasar yaitu 6,63 x10-34 Js dan disebut konstanta Planck.
Asumsi Planck tersebut adalah merupakan gagasan baru yaitu bahwa energi osilator
itu terkuantisasi atau diskrit ,hal itu berbeda dengan teori klasik yang menyatakan
bahwa energi osilator adalah kontinyu.

Gb.2.5.Max Planck
(1901)

49
Gambar.2.6 Kuantisasi energi (energi diskrit)

Selanjutnya Planck menyimpulkan bahwa emisi radiasi dengan frekuensi f dari


benda hitam terjadi ketika resonator jatuh kekeadaan energi rendah dibawahnya
atau
△E = nhf – (n-1)hf = hf
Berdasarkan asumsi asumsi tersebut Planck menemukan bahwa rapat energi sebagai
fungsi dari frekuensi untuk temperatur T tertentu ialah
8f 2 hf
U(f,T) df = ( hf / k T )df
c 3
e b 1

Dengan menggunakan persamaan tersebut Planck dapat menjelaskan secara


teoritis Hukum Stefan Boltmann yang diperoleh secara eksperimen
R = aσT4
Dapat menjelaskan secara teoritis Hukum pergeseran Wien
λmax T = konstan

50
Gb2.7..a. Kurva radiasi benda hitam atau fungsi Planck , b. Hukum Wien
c. Hukum Stefan Boltzman yaitu sama dengan luas area dibawah kurva

3. Effek Photo Listrik


Ketika radiasi elektromagnetik dengan frekuensi cukup tinggi (panjang gelombang
pendek) jatuh pada permukaan logam, maka elektron dikeluarkan. Fenomena ini
dikenal sebagai efek fotolistrik, dan penemuannya pada akhir abad kesembilan belas
yang menyebabkan ilmuwan mengevaluasi kembali teori gelombang cahaya.
Fenomena itu bertentangan dengan ide dari Maxwell, tetapi memberi dukungan
kepada teori kuantum yang dikemukakan oleh fisikawan Jerman Max Planck
(1858-1947) untuk menjelaskan fakta-fakta radiasi benda hitam.
Isaac Newton (1642-1727) yang, pada tahun 1660, meneruskan ide dari teori
sel cahaya, yaitu cahaya yang terdiri dari partikel bergerak atau corpuscles. Teori ini
bisa menjelaskan refleksi dan refraksi tapi tidak mampu menjelaskan peristiwa
interferensi dan difraksi. Ilmuwan Belanda Christiaan Huygens (1629- 1695)
mengusulkan teori gelombang cahaya dan ia menjelaskan gangguan dan difraksi
dengan mengatakan bahwa cahaya adalah perambatan gelombang dalam suatu

51
Issac Newton Christian Huygens
Gb 2.8. Issac Newton dan Cristian Huygens
media. Pada tahun 1802 fisikawan Inggris Thomas Young (1773- 1829) berhasil
menunjukkan gangguan cahaya dan, sebagai hasilnya, ide-ide Newton kemudian
ditinggalkan.
Planck mengkuantisasi energi dari osilator osilator atomic, tetapi Einstein
mengembangkan konsep dari kuantisasi dari cahaya itu sendiri. Dalam pemikiran
Einstein , cahaya yang frekuensinya f terdiri dari foton foton , tiap foton memiliki
energi E = hf . Effek photo listrik adalah suatu proses dimana electron akan keluar
dari permukaan logam ketika cahaya dengan frekuensi yang cukup tinggi datang
pada permukaan logam tersebut. Fenomena effek foto listrik pertama kali
ditemukan oleh Hertz ,yaitu bahwa permukaan logam yang bersih ketika disinari
oleh cahaya ultra violet akan memancarkan partikel bermuatan listrik.

Gb.2.9.Hertz

Penelitian lebih mendalam tentang fenomena effek foto listrik dilakukan oleh
Philip Lenar. Hasil percobaan efek photo listrik yang dilakukan oleh Philip
Lenard(1902)

52
Cahaya

A
V

Gb.2.10. Skema diagram percobaan efek foto listrik

1. Energi kinetic rata rata electron foto tidak bergantung pada intensitas cahaya
yang digunakan K = eVo ,dengan Vo adalah stopping potensial. Memperbesar
intensitas hanya menyebabkan makin banyaknya electron foto yang dihasilkan
atau arus yang terukur oleh amperemeter makin besar, namun energi kinetic
elektronfoto tetap sama.
2. Energi kinetic electron foto akan makin besar bila frekuensi cahaya yang
digunakan untuk menyinari permukaan logam bertambah besar
3. Tiap jenis logam memiliki cut off frekuensi(frekuensi ambang) yang berbeda
beda, bila cahaya yang datang pada permukaan logam frekuensinya lebih kecil
dari frekuensi ambangnya maka tidak akan terjadi efek foto listrik meskipun
intensitas cahayanya cukup besar.

53
l

intensitas
arus Vo

f1
f2

f3

Vo V V01 V02 V fo f
start
Vo adalah stoping f3 >f2 > f1 of
potensial the
start
Gb .2.11. Fakta eksperimen effec foto listrikof
the
Fakta fakta eksperimen tersebut, tidak bisa dijelaskanhear secara benar dengan
menggunakan fisika klasik (teori gelombang elektromagnetik), t of yaitu penjelasan
coff
teoritis tidak sesuai dengan fakta eksperimen, hal itu berarti ada keterbatasan
ee
kemampuan teori teori fisika klasik ketika diterapkan pada and fenomena efek foto
listrik. start
03
Einstein (1905) mengemukakan teorinya untuk menjelaskan fenomena efek foto
listrik, dia berasumsi bahwa pada peristiwa efek fotolistrik cahaya yang datang pada
permukaan logam tidak berbentuk gelombang elektromagnetik, tetapi berbentuk
partikel partikel yang disebut foton. Tiap foton bervibrasi dengan frekuensi f dan
tiap foton memiliki energi E = nhf. Foton bergerak dengan kecepatan sama dengan
cepat rambat cahaya dan memiliki momentum linier P = E/c .

Berbeda dengan gelombang elektromagnetik, ketika foton bergerak dalam ruang dia
tidak menyebar namun tetap terkonsentrasi dalam paket paket kecil.

54
Gb.2.12.Alberth Einstein

Gelombang
Foton foton elektromagnetik

Gb.2.13. Cahaya sebagai partikel (foton) dan sebagai gelombang EM

Sifat foton dari cahaya :


• Photon yg frequensi alaminya f memiliki energi hf
• Cahaya merah hanya terbuat dari photon merah
• Intensitas cahaya dapat ditingkatkan dengan memperbesar jumlah
photon/second.
• Photon/second = energi second = power

55
Energi foton makin tinggi

Gb.2.14. Sfektrum energi foton pada daerah cahaya tampak

Ketika foton foton jatuh pada permukaan logam, maka energi sebuah foton hf akan
diserap oleh sebuah electron sehingga electron dapat loncat keluar dari permukaan
logam. Pada peristiwa tersebut logam dapat diumpamakan seperti seember elektron

elektron loncat

Gb.2.15 Elektron loncat dari permukaan logam ketika disinari cahaya/foton

Jumlah energi yang diperlukan electron untuk loncat keluar logam atau untuk
membebaskan diri dari energi ikat terhadap intinya disebut fungsi kerja (work
function) W. Bila energinya masih ada sisa maka energi tersebut akan digunakan
oleh electron foto untuk bergerak(energi kinetik K) ke keping kolektor. Berdasarkan
hukum kekekalan energi maka

hf =W+Kmax
dimana W adalah fungsi kerja dari logam, W = hfo, sehingga
56
Kmax = h(f – fo)
Yang menyatakan bahwa energi kinetic electron foto hanya bergantung pada
frekuensi cahaya yang digunakan, dan sama sekali tidak bergantung pada intensitas
cahaya(sesuai dengan fakta eksperimen). Tabel berikut menunjukkan harga fungsi
kerja dari beberapa unsur yang ditentukan dari efek fotolistrik
Tabel. Fungsi kerja beberapa unsur
Unsur Fungsi Kerja (eV)
Aluminum 4,3
Berilium 5,0
Calcium 2,9
Cesium 2,1
Tembaga 4,7
Emas 5,1
Besi 4,5
Platinum 5,7
Silver 4,3
sodium 2,8
Magnesium 3,7
Nikel 5,2
Zinc 4,1
Potasium 2,3

Contoh

Tiga buah logam yaitu Lithium, Berilium dan Mercuri masing masing fungsi
kerjanya 2,3eV; 3,9eV dan 4,5eV. Jika cahaya dengan panjang gelombang 300 nm
dan intensitasnya 100 Watt/ m 2 disinarkan pada ketiga logam tersebut
a. Logam mana yang akan terjadi efek photo listrik dan mana yang tidak
b. Berapakah energi kinetik maksimum elektron foto pada logam yang terjadi
EFL.
c. Jika cahaya datang tersebut intensitasnya dinaikan menjadi 300 Watt/ m 2
sedangkan panjang gelombangnya sama ,manakah logam yang akan terjadi
efek foto listrik dan manakah yang tidak akan terjadi.

57
d.Jika cahaya datang panjang gelombang diperkecil menjadi 200 nm sedangkan
intensitasnya tetap,manakah logam yang akan terjadi EFL dan mana yang
tidak.
e. pada soal d tentukanlah stoping potensial masing elektron foto yang
dipancarkan oleh logam yang terjadi EFL.
Jawab
1. a) Energi foton datang ialah

hc (6,63x10 34 js)(3.10 8 m / s)


E   6,63x10 19 j  4,1386eV
 300 x10 9 m
Energi foton datang ini ternyata lebih besar dari fungsi kerja logam
litium dan berilium namun lebih kecil dari fungsi kerja logam merkuri
maka akan terjadi EFL pada logam Lithium dan berilium sedangkan
pada logam merkuri tidak terjadi EFL.
b) Energi kinetik elektron foto pada Lithium
K  E  W0  4,1386eV  2,3eV  1,8386eV
 2,945 x10 19 Joule

Energi kinetik elektron foto pada Berilium


K  E  W0  4,1386eV -3,9 eV = 0,2386 eV
c) Intensitas cahaya tidak mempengaruhi terjadinya effek foto listrik,
sehingga meskipun intensitas diperbesar dari intensitas semula tapi
panjang gelombang foton datang tetap sama, maka EFL terjadi pada
logam Berilium dan Lithium sedangkan pada logam Merkuri tetap tidak
terjadi EFL.

d) Energi foton datang yang yang panjang gelombangnya 200 nm ialah

hc (6,63x10 34 js)(3.10 8 m / s)


E   9,945 x10 19 J
 200 x10 m 9

 6,2078eV
58
Energi foton datang ini lebih besar dari fungsi kerja ke tiga jenis logam
,maka EFL akan terjadi pada ketiga logam tersebut.
e) Ketika logam disinari oleh foton yang panjang gelombangnya 200 nm
maka stopping potensial ketiga jenis logam ialah
E foton  W0
V0 
e
Stoping potensial logam Lithium
6,2078eV  2,3ev
V0   3,91.volt
e
Stoping potensial logam Berilium
6,2078eV  3,9eV
V0   2,31.volt
e
Stoping potensial logam merkuri
6,2078.eV  4,5.eV
V0   1,71.volt
e

Tugas
Kerjakanlah soal soal Latihan berikut

1. Tentukanlah energi photon yang frekuensinya 5x 1014 Hz dalam satuan


electron volt.

2. Daya rata rata yang dihasilkan oleh matahari ialah 3,74 x 10 26 W . Dengan
asumsi bahwa rata rata panjang gelombang yang dipancarkan matahari ialah
500 nm, tentukanlah jumlah photon yang dipancarkan matahari dalam satu
detik.

3. Pada percobaan efek foto listrik,permukaan logam disinari cahaya yang


panjang gelombangnya 250 nm, bila arus pada amperemeter menunjukan
59
nol ketika beda potensial perlambatannya 2,92 V, tentukanlah fungsi kerja
dari material logam.

4. Molibdenum mempunyai fungsi kerja 4,2 eV, tentukanlah (a) panjang


gelombang ambang dan frekuensi ambang untuk efek foto listrik. (b)
tentukanlah stoping potensial jika logam disinari dengan cahaya yang
panjang gelombangnya 200 nm

5. Cahaya dengan panjang gelombang 500 nm datang pada permukaan logam.


Jika stoping potensialnya 0,45 V, tentukanlah (a) energi kinetik maksimum
dari elektron foto, (b) fungsi kerja dan (c) cut off panjang gelombang

6. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 200 nm datang pada


permukaan katoda dari alumunium. Berapakah beda potensial yang
diperlukan agar elektron foto yang keluar dari permukaan katoda tidak
sampai di anoda, bila fungsi kerja alumunium ialah 4,3 eV

7. Berkas foton datang pada permukaan potasium yang memiliki fungsi kerja
2,3 eV. Elektron foto diamati loncat keluar dari permukaan potasium
dengan energi kinetikmaksimum 0,7 eV. Berapakah panjang gelombang
foton yang datang

8. Foton dengan panjang gelombang 200 nm diarahkan pada permukaan


katoda perak. Berapakah energi kinetik maksimum dari elektronfoto yang
dipancarkan dari permukaan katoda ? Diketahui fungsi kerja perak ialah 4,3
eV.

9. Foton dengan energi E datang pada photokatoda dan dipancarkan elektron


dengan energi kinetik maksimum 2 eV. Apabila energi foton digandakan
ternyata energi kinetik maksimum elektronfoto terukur menjadi 8 eV,
berapakah fungsi kerja dari photokatoda?

60
Fenomena effek foto listrik baru bisa dijelaskan secara teoritis dengan benar ketika
dianggap bahwa cahaya yang datang pada permukaan logam adalah berupa foton
foton atau partikel partikel. Pada peristiwa lainnya cahaya harus dianggap sebagai
gelombang misal pada peristiwa difraksi ,refraksi ,polarisasi ,interferensi, dan lain
lain. Jadi dengan demikian cahaya bersifat dualisme yaitu bahwa cahaya pada suatu
peristiwa bersifat gelombang dan pada peristiwa lain bersifat sebagai partikel,
namun kedua sifat itu tidak pernah muncul secara bersamaan artinya kalau tidak
gelombang ya sebagai gelombang.

Aplikasi Effek Foto Listrik


Sel photovoltaic
Sebuah sel fotovoltaik terdiri dari persambungan semikonduktor pn (PN junction) di
mana p-lapisan cukup tipis untuk memungkinkan cahaya untuk lolos melaluinya
dan masuk ke lapisan deplesi, seperti ditunjukkan gambar dibawah. Dalam lapisan
tipis cahaya menghasilkan pasangan lubang (hole) dan elektron bebas yang pindah
ke p-layer dan n layer, masing-masing, di bawah pengaruh tegangan. Jika dua
lapisan eksternal terhubung maka arus akan mengalir dalam rangkaian.

Gb. 2.16.Skema diagram sel surya

61
Sel surya, tergantung pada bahan yang digunakan, dapat menghasilkan 0,5 V per sel
di bawah sinar matahari penuh dengan arus dari 35 mA per cm2 sel, dan dengan
efisiensi 10 -15%. Gabungan dari tiap sel menghasilkan panel surya yang digunakan
dalam berbagai keperluan sebagai sumber energi listrik tenaga surya.

Gb.2.17. Panel sel surya


Sel Photoemissive
Ketika cahaya frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi ambang batas jatuh
pada katoda dari jenis sel, maka elektron dipancarkan. Elektron ini tertarik ke
anoda dan karenanya arus dapat mengalir dalam sirkuit eksternal. Ukuran saat ini
sebanding dengan intensitas cahaya. Perangkat ini digunakan dalam operasi
menghitung dalam aplikasi industri, dan sebagai bagian dari sirkuit alarm pencuri.
Ini juga telah digunakan untuk 'membaca' trek suara film film.

Gb . 2.18.Detektor asap photolistrik


Sel fotokonduktif
Jenis sel ini berubah resistansinya sesuai dengan intensitas cahaya yang jatuh di
atasnya. Sel-sel seperti ini dapat memiliki tahanan hingga 1 MΩ dalam gelap dan

62
serendah 100 Ω dalam cahaya terang. Salah satu yang paling dikenal umum resistor
cahaya terikat adalah ORP12, yang terbuat dari cadmium sulfida (CdS). Berbeda
dengan sel fotovoltaik, sel fotokonduktif membutuhkan baterai dalam rangkaian
(baterai diperlukan untuk menjalankan lampu meteran kamera). Kelemahan utama
adalah bahwa sel-sel ini lambat (100 ms) untuk menanggapi perubahan intensitas
cahaya, dibandingkan dengan dioda (1 ms). Sel-sel fotokonduktif karena itu tidak
cocok untuk operasi penghitungan cepat.

Photodiode / Phototransistor
Sebuah fotodioda adalah suatu normal pn dioda di mana cahaya dapat masuk
melalui jendela kecil di casing. Photodioda ini dioperasikan pada bias balik (reverse
bias) dan arus yang dihasilkan adalah sebanding dengan banyaknya cahaya yang
masuk jendela. Piranti dioda ini digunakan sebagai penerima pada serat optik, dan
counter cepat karena waktu respon yang cepat. Sebuah phototransistor biasanya
digunakan dengan dasar terputus dan dengan jendela yang memungkinkan cahaya
untuk bersinar ke persimpangan kolektor-basis. Hal ini memungkinkan pasangan
elektron-lubang lebih yang akan diproduksi. sebagai transistor penguat arus.
Dengan cara ini phototransistor adalah fotodioda ditambah amplifier.

Photomultiplier Tube.
Ketika cahaya dari sintilator jatuh pada photocathode, akan menyebabkan elektron
dipancarkan. Elektron- elektron kemudian dipercepat dan dilipatgandakan dengan
serangkaian elektroda yang disebut dynodes, yang dipasang di sepanjang tabung.
Paduan yang digunakan seperti berilium-tembaga karena mereka menyebabkan
beberapa elektron sekunder menjadi dipancarkan. Proses ini diulang beberapa kali,
menyebabkan perkalian /multiplikasi setiap saat. Elektron akhirnya dikumpulkan
oleh anoda dan kemudian dikeluarkan ke penguat lebih lanjut. Hal ini
dimungkinkan untuk memperkuat cahaya asli dengan faktor antara 105 dan 108.

63
Gb. 2.19.Skema diagram Photo Multiflier Tube
Tabung dapat digunakan dalam image intensifying kamera, untuk mendapatkan
gambar dari cahaya tingkat rendah (kamera termal-image) atau dalam kilau sebuah
counter untuk mendeteksi peristiwa pengion. Sintilator yang paling umum adalah
natrium iodida, diaktifkan dengan 0,5% thallium iodida. Ini digunakan di rumah
sakit untuk deteksi sinar-X dan sinar gamma.

4. Sinar- X
Keberhasilan teori foton yang dikemukakan Einstein dalam menjelaskan effek foto
listrik ternyata dapat digunakan juga untuk menjelaskan bagaimana proses
terjadinya sinar X yang jauh sebelumnya telah ditemukan oleh W Rontgen (1895).

Photo sinar-x dari tangan


Wilhelm Rontgen
Gb.2.20 Wilhelm Rontgen dan foto sinar x telapak tangan

64
Ternyata bahwa proses terjadinya sinar X merupakan kebalikan dari fenomena effek
foto listrik. Pada efek foto listrik, foton datang pada permukaan logam lalu dari
permukaan logam dikeluarkan electron foto. X-rays dapat dijelaskan sebagai berikut
: elektron energetik menumbuk permukaan logam ,dan dari permukaan logam
dipancarkan sinar-x atau foton foton. Energi kinetik elektron diubah seluruhnya
menjadi energi foton
eV = hf = hc/λmin

hc 1,24 x10 6 vm
min  
eV V
dengan V adalah beda potensial pemercepat

Panjang gelombang sinar x yang dipancarkan bermacam macam namun harganya


tidak akan lebih kecil dari λmin.

Gb. 2.21.Lampu Rontgen


Spectrum sinar x berada pada daerah cahaya tidak tampak (invisible), dengan
panjang gelombang sangat pendek (orde angstrum) atau memiliki frekuensi yang
sangat tinggi, sehingga sinar x memiliki daya tembus tinggi. Tabung sinar x dapat
digambarkan sebagai berikut

65
Gb. 2.22.Skema diagran dan tabung sinar -x
Bagaimanakah caranya supaya dapat mengukur panjang gelombang dari spectrum
sinar x yang panjang gelombangnya sangat kecil tersebut ?.
Seorang ilmuwan bernama W.L.Bragg (1912) mengusulkan untuk menggunakan
Kristal sebagai kisi untuk mendifraksikan sinar x.

Gb.2.23.William Bragg (Quain


Professor of Physics, UCL, 1915-
1923

Jarak antar atom yang berdekatan dalam Kristal dimanfaatkan sebagai lebar celah
karena jaraknya hampir sama dengan panjang gelombang sinar x.

Gb.2.24.Spektrometer Bragg Gb.2.25 X-ray terdifraksi ke layar

66
Gb. 2.26.Struktur kristal Gb. 2.27Sinar x yang dihamburkan

Gb.2.28.Difraksi
maksimum
2d sin   m

Pola difraksi sinar x yang dihasilkan pada layar

Gb.2.29. Gb pola difraksi sinar X pada layar


Berdasarkan persamaan difraksi Bragg tersebut panjang gelombang sinar x akan
diketahui apabila jarak antar atom d kristalnya diketahui, sebaliknya bila sinar x

67
panjang gelombangnya diketahui maka dapat digunakan untuk mengetahui struktur
Kristal.

Produksi Sinar-X
Munculnya sinar –x ketika permukaan logam ditembak oleh electron electron
energetic secara mikroskopis dapat dijelaskan sebagai berikut:
c. Effek Pengereman
Ketika electron cepat (energetic) masuk kedalam material logam,
electron akan berinteraksi (bertumbukan ,bersinggungan) dengan
atom atom penyusun material logam tersebut. Akibat interaksi
tersebut kecepatan electron menjadi berkurang (seperti direm). Hal itu
berarti ada energi kinetic electron yang hilang, energi kinetic yang
hilang inilah yang muncul dalam bentuk sinar-x.

Gb.2.30. Grafik hubungan intensitas terhadap panjang gelombang


b. Eksitasi Transisi Atom Logam
Ketika atom atom logam bertumbukan dengan electron, electron akan
menyerahkan sebagian atau seluruh energinya pada atom. Hal itu
terjadi karena atom jauh lebih massif dibandingkan dengan electron.
Energi yang diserap atom mengakibatkan electron electron dalam
atom akan tereksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi. Elektron
yang berada dalam keadaan eksitasi dengan segera bertransisi

68
kembali. Pada saat electron bertransisi itulah dipancarkan foton
berupa sinar-x.

L
Lα Lβ

K
Kα Kβ Kγ

Transisi elektron pada logam target yang lebi banyak ditunjukkan pada gambar
berikut

Gb.2.31. Sinar X sebagai hasil tansisi elektron dalam atom target

69
HukumMoseley
Moseley meneliti secara sistematis, radiasi karakteristik yang dipancarkan
oleh target yang berbeda. Berdasarkan eksperimennya, dia
Menyimpulkan bahwa frekuensi garis spektrum pada spektrum sinar-X
karakteristik berbanding lurus dengan kuadrat dari nomor atom (Z) elemen
target. Ini dikenal sebagai hukum Moseley. f α Z2 atau f = a (Z - b)
Dimana a dan b adalah konstanta tergantung pada garis spektral tertentu.
Ketika electron bertransisi dari keadaan awal ni ke kedaan akhir nf maka akan
dipancarkan sinar-x dengan frekuensi

1 1
f  cR( Z  1) 2 ( 2
 2)
n f n1

Frekuensi sinar-x Kα hasil dari transisi kulit L (ni = 2)ke kulit K (nf = 1)

3
f  cR( Z  1) 2
4
dengan Z ialah nomor atom logam target, R ialah konstanta Ridberg = 1,097x
10 7 m 1 dan c ialah cepat rambat cahaya.
Energi sinar-x Kα ialah
E ( K  )  10,2eVx( Z  1) 2

Berikut ini radiasi sinar x monokromatik dari kristal tembaga (Cu)

Gb.2.32. Grafik intensitas terhadap panjang gelombang untuk Cu


70
Sinar X merupakan instrumen yang penting dalam mempelajari zat padat, misalnya
untuk menentukan unsur apa saja yang terkandung dalam suatu zat dan bagaimana
struktur kristalnya. Zat padat yang struktur kristalnya sama akan menunjukann pola
difraksi yang hampir sama , misalnya kristal KCl dan KBr berikut

Gb. 2.32.Pola difraksi dari dua kristal KCl dan KBr yang Struktur kristalnya sama
yaitu kubik

Contoh
1. Sinar x yang panjang gelombangnya 0,64 A digunakan untuk menyinari kristal
Jika sinar terhambur dideteksi pada sudut 45 derajat, tentukanlah jarak
antar bidang Bragg dari kristal tersebut.
Jawab
n  2d sin 
 0,64. A
d   0,4525 A  0,045nm
2 sin  2 sin 45

71
2.Pada mesin sinar x beda potensial pemercepatnya diatur pada 50 KV, tentukanlah
panjang gelombang minimum dari spectrum sinar x yang dipancarkan.
Jawab

1,24 x10 6 Vm
min   2,48.10 11 m
50.000V
3 Tentukanlah frekuensi dan panjang gelombang sinar-x Kα ,Kβ, apabila logam
target pada mesin sinar x berupa logam Cu
Jawab
1 1
f  cR( Z  1) 2 ( 2
 2)
n f n1
Kα yaitu ni = 2 dan nf = 1
1 1
f   (3.10 8 m / s)(1,097.10 7 / m)( 29  1) 2 ( 2  2 )  1,935.1018 Hz
1 2
8
c 3.10 m / s
   18
 1,55.10 10 m
f  1,935.10 Hz

Kβ yaitu ni = 3 dan nf = 1
1 1
f   (3.10 8 m / s)(1,097.10 7 / m)( 29  1) 2 ( 2  2 )  2,293.1018 Hz
1 3
8
c 3.10 m / s
    1,31.10 10 m
f  2,293.1018 Hz
Latihan
1. Manakah energi sinar- x dari suatu unsur yang lebih besar apakah Kα atau
Kβ?
2. Perkirakanlah energi sinar –x Kα yang dipancarkan dari logam target timbal
3. Unsur apakah yang panjang gelombang sinar-x Lα nya hampir sama dengan
panjang gelombang sinar-x Kα yang dipancarkan dari logam target mangan
(Z = 25)?
Pendeteksian X-Rays

72
Dua cara utama pendeteksian X-ray yaitu fotografi dan tabung GM (Geiger-Muller
Tube). Untuk pekerjaan yang akurat di Spektroskopi sinar-X, sebuah scintillation
counter kadang-kadang digunakan. Kualitas foto sinar-X ditingkatkan dengan
memperbesar intensitas sinar-X yang digunakan. Namun, dalam aplikasi medis high
intensity x ray dapat membahayakan subjek, dan kompromi harus dibuat antara
keselamatan dan kualitas gambar. Tabung GM digunakan ketika diperlukan
perkiraan intensitas sinar-X , biasanya untuk pemantauan keamanan. Kerja yang
akurat adalah sebagian besar dilakukan dengan counter kilau (sintilasi) dan
photomultiplier, yang dapat merekam baik jumlah jumlah foton dan juga energi
mereka.

Pencitraan Sinar X
Ketika sinar-X melakukan perjalanan melalui materi mereka dilemahkan (yaitu
intensitas mereka berkurang) karena foton dibelokkan dari balok dan / atau diserap.
Jumlah atenuasi tergantung pada komposisi bahan yang dilalui. Atom-atom dari
jaringan lunak, seperti otot, memiliki jumlah proton rata-rata sekitar 7, sebagai otot
terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Namun, atom tulang memiliki
nilai rata-rata 14, tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfor. Kepadatan adalah
kedua faktor penting; jaringan lunak memiliki kepadatan relatif sekitar 1,0 tapi
tulang memiliki kepadatan relatif 1,8. Perbedaan-perbedaan ini merupakan dasar
dari pencitraan X-ray. dalam banyak kasus sinar-X dapat membedakan antara
jaringan-jaringan dengan perbedaan yang sangat kecil dalam kimia komposisi. Jika
terjadi selisih terlalu kecil maka mereka dapat ditingkatkan dengan pengenalan
bahan dengan nomor proton tinggi seperti barium atau yodium. Jadi 'barium meal'
(semacam bubur barium sulfat dan air) seringkali diberikan kepada pasien sebelum
penyelidikan sistem pencernaan mereka . Film fotografi sensitif terhadap sinar-X
tapi jauh lebih sensitif terhadap cahaya. Untuk hanya mengandalkan sinar-X akan
membutuhkan waktu eksposur yang tinggi. Karena kemampuan pengion sinar-X ini
tidak diinginkan. waktu pemaparan harus selalu dijaga agar tetap minimum
(misalnya untuk tengkorak lamanya penyinaran X-ray, sekitar 0.40 detik). Oleh

73
karena itu sebuah image intensifying kaset digunakan. Bahan neon seperti seng
sulfida digunakan untuk melapisi mengintensifkan layar; ini menyerap sinar-X dan
kembali memancarkan energi sebagai cahaya. Ini adalah cahaya yang dihasilkan
yang mempengaruhi film fotografi.
Aplikasi sinar-X
Sinar-X memiliki sejumlah aplikasi. Beberapa di antaranya tercantum di bawah ini:

Aplikasi medis
(I) Sinar-X banyak digunakan untuk mendeteksi patah tulang, tumor, adanya benda
asing seperti peluru, dll., dalam tubuh manusia.
(Ii) Sinar-X juga digunakan untuk diagnosis tuberkulosis, batu ginjal, kantung
empedu dll.
(Iii) Banyak jenis penyakit kulit, luka ganas, kanker dan tumor telah disembuhkan
dengan paparan sinar-X yang terkontrol dengan kualitas yang sesuai.
(Iv) Sinar-X keras digunakan untuk menghancurkan tumor di dalam tubuh.

Aplikasi industri
(I) Sinar-X digunakan untuk mendeteksi cacat atau kekurangan pada material
(Ii) Sinar-X dapat digunakan untuk menguji homogenitas sambungan las, bahan
insulasi dll.
(Iii) Sinar-X digunakan untuk menganalisis struktur paduan dan komposit lainnya.
(Iv) Sinar-X juga digunakan untuk mempelajari struktur bahan seperti karet,
selulosa, serat plastik, dll.
Penelitian ilmiah
(I) Sinar-X digunakan untuk mempelajari mempelajari struktur padatan dan paduan
kristal.
(Ii) Sinar-X digunakan untuk identifikasi unsur kimia termasuk penentuan nomor
atom mereka.
(Iii) Sinar-X dapat digunakan untuk menganalisis struktur molekul kompleks
dengan memeriksa pola difraksi sinar-X mereka. Padatan dan paduan kristal.

74
Contoh aplikasi X-Rays pada bidang medis
Penggunaan pada bidang medis ada dua jenis yaitu untuk diagnosis dan terapi.
Diagnostik digunakan terutama untuk menghasilkan foto-foto X-ray seperti tulang
atau jaringan paru-paru untuk mengidentifikasi patah tulang dan kelainan lainnya.

Gb 2.33.Hasil foto x-ray dari paru paru


Diagnosis tulang patah diduga adalah mungkin yang pertama perjumpaan dengan
sinar-X bagi kebanyakan orang dan ini adalah rutinitas kerja dalam kecelakaan dan
departemen darurat rumah sakit. Rontgen dada juga digunakan untuk diagnosis
tuberkulosis dan kanker. Perempuan memiliki mammogram, di mana payudara
mereka yang diperiksa dengan sinar X-untuk mencari tanda-tanda awal kanker
payudara kanker.

Gb 2.34.AlatMamography
Dokter gigi menggunakan sinar-X untuk menemukan masalah kerusakan gigi dan
abses.

75
Gb. 2.35.Hasil x ray dari gigi
Kedua diagnosis X-ray dan terapi menguntungkan pasien tetapi, seperti dengan
penggunaan radiasi dalam bentuk apapun, yang Manfaat harus lebih besar daripada
risiko untuk itu harus digunakan. X ray tabung untuk diagnosis dijalankan pada
tegangan di wilayah sekitar 60-125 kilovolt; Foton sinar-X dari energi ini sebagian
besar diserap di peristiwa fotolistrik . Untuk tujuan terapi, foton sinar-X diproduksi
pada tegangan 1 MV atau di atasnya, dan diserap terutama di hamburan Compton
Pada saat saat awal sinar-X yang digunakan oleh orang-orang dengan sedikit
atau tidak ada proteksi. Namun, dalam waktu yang sangat singkat, dokter menyadari
efek berbahaya dari overexposure radiasi. Salah satu yang tercatat kematian pertama
akibat paparan sinar-X adalah Clarence Dally, yang bekerja untuk Thomas Edison.
Dia meninggal pada tahun 1904 berusia hanya 39 tahun. Dalam lingkungan
terkendali, sinar-X digunakan untuk membunuh tumor dalam tubuh. Dalam proses
yang dikenal sebagai radioterapi, sinar-X diarahkan pada tumor untuk
menghancurkannya. Sebuah cara ditemukan pemberian dosis sinar-X tinggi untuk
tumor ganas tanpa memberikan dosis yang sama pada jaringan normal di dekatnya.
X rays diproduksi oleh akselerator linear menghasilkan energi hingga 6 MeV
(dibandingkan dengan energi 120 keV untuk tujuan diagnostik). Elektron bergerak
sepanjang tabung dimana beda potensial berulang kali diterapkan antara bagian
yang berdekatan untuk mempromosikan elektron ke energi yang lebih tinggi. Mesin
X-ray diputar dalam busur di sekitar pasien. Hal ini memastikan bahwa tumor
menerima dosis maksimal tetapi jaringan sehat sekitarnya tidak menerima terlalu
banyak. Tumor yang posisinya telah ditemukan menggunakan CT (lihat di bawah)

76
scanner dan radioterapis yang akan menggunakan gambar yang dihasilkan komputer
tersebut untuk menargetkan Sinar X-ray.
Low-energi X-ray panjang gelombang yang akan terjadi besarnya hampir sama
dengan i panjang jarak interatomik dalam molekul. Karena itu, teknik difraksi
sinar-x digunakan untuk menyelidiki struktur molekul dalam berbagai bahan, dari
kristal sederhana hingga untuk protein kompleks. Sinar-X memainkan peran penting
dalam penemuan struktur heliks DNA.

CT Scanning
Jumlah informasi yang bisa diperoleh melalui penggunaan alat diagnostik X=rays
sangat terbatas. Cara yang lebih rinci dan dengan kualitas gambar yang lebih jelas
untuk mendiagnosis objek tiga dimensi seperti tubuh manusia ialah dengan
menggunakan tomografi komputer (CT scan) yaitu suatu perkembangan utama
baru-baru ini dalam penerapan Xrays. Ini adalah cara untuk mendapatkan
pandangan penampang tubuh tanpa bayangan dari organ lain yang dicitrakan.
Sebuah komputer digunakan untuk mengumpulkan gambar dari sejumlah besar
irisan tubuh ', untuk menghasilkan komposit gambar tiga dimensi. Metode ini
sangat baik dalam memeriksa jaringan lunak. Dalam CT scanner pasien berbaring
pada sofa horisontal yang dapat bergerak meluncur masuk dan keluar dari scanner.
Sebuah sumber sinar-X bergerak di busur sekitar pasien dan menghasilkan ledakan
singkat sinar-X. Sejumlah besar detektor X-ray diatur, juga di busur, di seberang
pasien dari sumber. Detektor terdiri dari kristal natrium iodida untuk mendeteksi
sinar-X dan dioda untuk mencatat scintillations dari kristal. Komputer digunakan
untuk mengumpulkan informasi dari dioda dan untuk merekonstruksi potongan
tubuh pada layar TV dalam beberapa detik. sementara dosis radiasi yang lebih
tinggi dari standar radiografi, dapat mendeteksi tumor, bekuan darah, dll, yang oleh
mesin X-ray konvensional tidak akan mampu dideteksi. CT scanner ditemukan
oleh Godfrey Hounsfield yang bekerja untuk perusahaan EMI. dia dianugerahi
hadiah Nobel untuk pengobatan pada tahun 1979.

77
Fluoroskopi
Dalam teknik ini, sinar X-ray melewati pasien menjadi sebuah gambar-intensifier,
dan gambar yang bergerak kemudian ditampilkan pada monitor TV. Namun ini
menggunakan dosis tinggi sinar-X dari konvensional pencitraan Table 1.3
Radiation dose obtained during differenttypes of X-ray examination

Examination Effective dose/mSv natural radiation


Equivalent period of background
Limb (XR) 0.01 1.5 days Chest (XR) 0.02 3 days Lumbar Spine
(CT) 2 1 year Thoracic Spine (CT) 6 3 years
Chest (CT) 8 4 years Barium enema (XR) 9 4.5 years
Examination Effective dose/mSv natural radiation
Equivalent period of background
Limb (XR) 0.01 1.5 days Chest (XR) 0.02 3 days Lumbar Spine
(CT) 2 1 year Thoracic Spine (CT) 6 3 years
XR = conventional X-ray , CT = computed tomography
Latihan
1. Sinar elektron yang bergerak dengan kecepatan seragam 4 × 107 ms-1
diproyeksikan secara tegak lurus ke medan magnet seragam dimana B = 1 ×
10-3 Wb / m2. Berapakah diameter lintasan elektron di medan magnet?
2. Dalam percobaan Thomson untuk pengukuran e / m  elektron, berkas
elektron tetap tidak terdefleksi, bila medan listriknya E = 105 V / m dan
medan magnetnya adalah B = 10-2 tesla. Balok pada awalnya dipercepat
melalui beda potensial 285 volt. Hitunglah nilai muatan spesifik elektron.
3. Dalam spektrometer Bragg, sudut untuk spektrum orde pertama diamati
pada sudut 80 . Hitung panjang gelombang sinar-X, jika d = 2,82 × 10-10 m.
Pada sudut manakah maksimum kedua akan terjadi?
4. Hitung panjang gelombang terpanjang pada orde pertama yang dapat
dianalisis dengan kristal garam dapur dimana jarak d = 2.82Å .
5. Sinar X Monokromatik dengan panjang gelombang 1Å, ketika jatuh pada
kristal, refleksi berturut-turut terjadi pada sudut 3000 dan 450 masing-
masing. Temukan konstanta kisi kristal.
6. Atom hidrogen dalam keadaan dasarnya menyerap radiasi monokromatik
dengan panjang gelombang 970,6 Å.sehingga menjadi tereksitasi ketingkat
energi yang lebih tinggi. Berapa banyak transisi yang berbeda yang
mungkin terjadi dalam spektrum emisi yang dihasilkan? Temukan panjang
gelombang terpanjang di antara ini. (Energi ionisasi atom hidrogen dalam
keadaan dasarnya adalah 13,6 e.
7. Sinar elektron melewati medan magnet melintang 2 × 10-3 tesla dan medan
listrik E 3.4 × 104 V / m yang bekerja secara bersamaan. Jika jalur elektron

78
tetap terjaga, hitunglah kecepatan elektron. Jika medan listrik dilepaskan,
berapakah radius jalur elektron?
8. Dalam percobaan Millikan diamati, setetes minyak silikon dengan diameter
10-4 cm dan densitas 0,9 gm / cm3 . jarak kedua pelat elektroda ialah 2 cm.
Beda Potensial 72 V yang diterapkan pada kedua pelat elektroda
menyebabkan tetes minyak berada dalam keadaan terminal. Berapa banyak
elektronik yang ada di tetes minyak?
9. Difraksi sinar-X dari kristal memberikan garis paling dekat pada sudut 60
27 '. Jika panjang gelombang sinar-X adalah 0.58Å, carilah jarak antara dua
bidang bragg.
10. Berapakah voltase tabung sinar-X sehingga elektron yang dipancarkan dari
katoda dapat memberikan sinar-X dengan panjang gelombang 1Å setelah
mencapai sasaran
11. Carilah panjang gelombang sinar-X minimum yang dihasilkan oleh tabung
sinar-X pada 1000 kV

5. Effek Compton
Meskipun pemikiran bahwa cahaya terdiri dari foton foton dengan energi hf
telah dikemukakan pada tahun 1905 ,namun pemikiran bahwa foton foton itu juga
membawa momentum belum bisa dibuktikan secara eksperimen hingga tahun 1923.
Pada tahun 1923 ditemukan bahwa sinar-x dihamburkan oleh electron bebas dimana
panjang gelombang sinar x hamburan lebih panjang dari sinar x sebelum
berinteraksi dengan electron bebas tersebut, peristiwa tersebut dinamakan
pergerseran Compton.

X ray terhambur
X ray datang

Electron
diam
v
Electron
bergerak

Gb. 2.36. Hamburan Compton

79
Ketika sinar –x yang frekuensinya f dipandang sebagai partikel dengan energi hf
dan momentum liniernya hf/c , maka persamaan pergeseran Compton dapat
dihasilkan

h
∆λ= (1  cos  )
mc
dimana m adalah massa electron dan θ adalah sudut hamburan sinar-x. Persamaan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berdasarkan hukum kekekalan energi diperoleh
E  me c 2  E ' Ee

Dengan E ialah energi foton datang , mec 2 adalah energi electron diam , E’ adalah

energi foton terhambur ,dan Ee adalah energi total elektron relativistic setelah
tumbukan. Berdasarkan hukum kekekalan momentum
p  p' cos   pe cos 
9a
p' sin   pe sin 
dan 9b
Dengan p adalah momentum foton datang, p’ adalah momentun foton hamburan,
dan pe adalah momentum electron setelah tumbukan, θ adalah sudut hamburan
foton ,dan Ф adalah sudut hamburan electron.

Dari persamaan 9a dan 9b eliminir sudut Ф maka diperoleh


pe2  ( p ' ) 2  p 2  2 pp ' cos  10

Energi foton E = hf dan momentum foton p = hf/c masing masing substitusikan ke


persamaan 8 dan 10 maka diperoleh
Ee  hf  hf ' me c 2 11

hf ' 2 hf 2 2h 2 ff '
pe2  ( ) ( )  cos 12
c c c2
Energi total electron relativistic ialah
Ee2  pe2 c 2  me2 c 4 13
80
Substitusi pers. 11 dan pers 12 kedalam persamaan 13 maka diperoleh
h
   'o  (1  cos )
me c

Gb.2.37.Arthur Holly Compton

Keberhasilan teori foton dalam menjelaskan interaksi antara cahaya dan electron ,
secara tajam kontras dengan keberhasilan teori gelombang klasik dalam
menjelaskan polarisasi, refleksi dan polarisasi dari cahaya. Hal tersebut tentu
menimbulkan pertanyaan apakah cahaya itu gelombang atau partikel ? namun
sekarang telah diterima bahwa cahaya dan partikel bersifat dualisme

Contoh
Photon yang awalnya memiliki energi 0,1 MeV mengalami hamburan Compton dan
hamburannya dideteksi pada sudut 60 derajat terhadap arah gerak semula.
a. Energi photon terhambur
b. Energi kinetik recoil elektron
c. Sudut hamburan elektron
d. energi photon yang diserap elektron
Jawab
a) Energi foton terhambur
pergeseran panjang gelombang
h 6,63x10 34 js
'    (1  cos  )  (1  cos 60)
mc 9,1x10 31 kg.x3.10 8 m / s
 1,2 x10 12 m
Panjang gelombang foton datang yang energinya 0,1 MeV

81
hc
E

hc (6,63x10 34 js)(3.10 8 m / s)
  6 19
 12,4157 x10 12 m
E 0,1x10 x1,602.10 j

Panjang gelombang foton terhambur

'    1,2.10 12 m  12,4157.10 12 m  1,2.10 12 m  13,6157 x10 12 m

Energi foton terhambur ialah

hc (6,63.10 34 js)(3.10 8 m / s)


E'  
' 13,6157 x10 12 m
 1,4608 x10 14 Joule

b) Energi recoiling elektron

E f  me c 2  Ee  E 'f
Ee  E f  me c 2  E 'f  1,602 x10 14 J  (9,1x10 31 kg)(3.10 8 ) 2  1,4608 x10 14 J
 8,33x10 14 Joule

c) sudut hamburan elektron


Momentum elektron terhambur
E 'f Ef Ef E 'f
Pe2  ( )2  ( ) 2  2( )( ) cos 
c c c c
2 2
 1,4608 x10 14 J   1,602 x10 14 j   1,602 x10 14 j  1,4608 x10 14 J 
 8
   8
  2 8
 8
 cos 60
 3.10 m / s   3.10 m / s   3.10 m / s  3.10 m / s 
 0,262238 x10  44
Pe  0,5121x10  22 kgm / s

Sudut hamburan elektron


82
0,4809 x10 22
sin    0,951
0,5121x10  22
  72 0

d) Energi foton yang diserap elektron

E serap  Ee  me c 2  8,33x10 14 j  8,19 x10 14 j  1,412 x10 15 j


atau
E serap  E 'f  E f

Tugas
Kerjakanlah soal soal Latihan berikut
1. sinar x dengan energi 300 keV mengalami hamburan Compton oleh target.
Jika sinar x terhambur dideteksi pada sudut 30 derajat dari arah sinar datang
,tentukanlah (a) pergeseran Compton, (b) energi berkas sinar x yang
dihamburkan ,(c) energi recoiling electron.
2. Sinar-x dengan panjang gelombang 0,15 nm menumbuk electron diam ,
sinar-x terhambur dan hamburannya dideteksi pada sudut 45 derajat dari
arah semula. Tentukanlah frekuensi sinar-x yang terhambur
3. Foton dengan energi kinetik sama dengan energi diam elektron menumbuk
elektron yang dalam keadaan diam dan terhambur dengan sudut hamburan
π/2. Tentukanlah energi elektron setelah tumbukan
4. Photon dengan energi 1 MeV menumbuk sebuah proton yang dalam
keadaan diam, foton terhambur dengan sudut hamburan 450 tentukanlah a)
energi dari foton terhambur, b) energi kinetik proton setelah tumbukan
5. Foton dengan energi 10 GeV menumbuk suatu elektron yang dalam
keadaan diam, foton dideteksi terhambur kearah belawanan dengan arah
semula berapakah energi elektron dan energi foton setelah tumbukan
6. Suatu photon dengan energi kinetik sama dengan energi diam elektron
bertumbukan dengan elektron yang dalam keadaan diam dan dihamburkan
dengan sudut hamburan π/2. Hitunglah energi elektron setelah dihamburkan
83
7. Photon dengan energi E menumbuk elektron yang dalam keadaan diam.
Hitunglah jumlah energi kinetik maksimum yang dapat ditransfer ke
elektron.

6. Apakah Cahaya dipengaruhi Gravitasi ?


Fenomena effek foto listrik dan fenomena efek Compton telah berhasil dijelaskan
secara teoritis dengan baik ketika cahaya pada kedua fenomena itu dianggap sebagai
partikel (foton). Pertanyaan berikutnya bila cahaya itu berupa partikel (foton)
,apakah foton dapat dipengaruhi oleh gravitasi ?. Pada bab sebelumnya kita sudah
pelajari bahwa foton adalah partikel yang tidak memiliki massa diam atau massa
diamnya nol namun memiki massa inersial effectiv. Berdasarkan kesetaraan massa
energi untuk foton yang energinya E maka massa inersialnya ialah
𝐸 ℎ𝑓
𝑚𝑖 = =
𝑐2 𝑐2

Hasil yang sama dapat diperoleh dari relasi momentum linier untuk foton
𝑃 ℎ𝑓
𝑚𝑖 = =
𝑐 𝑐2

Massa inersial efektiv menentukan bagaimana foton merespon terhadap gaya yang
bekerja padanya seperti terjadi pada efek compton yaitu selama bertumbukan
dengan elektron. Maasa gravitasi suatu benda menentukan gaya dari tarikan
gravitasi benda tersebut terhadap benda lain. Kita asumsikan bahwa foton seperti
benda lainnya juga memiliki massa gravitasi yang sama dengan massa inersialnya.
Misalkan foton jatuh dari ketinggian H ke permukaan bumi.

84
A Sumber memancarkan
Frekuensi f

B Detektor mengukur
frekuensi f’
Bumi
Gb.2.38.Cahaya dari suatu bintang datang ke bumi

Ketika foton jatuh dari A ke B maka energinya meningkat sebesar mgH dan juga
frekuensinya meningkat ,namun kelajuan foton tetap tidak berubah yaitu c.
Berdasarkan hukum kekekalan energi

EkB + EpB = EkA + EpA


Karena energi kinetik foton ialah E = pc = hf dan energi potensialnya mgH dengan
m = hf/c2 , maka
hf’ + 0 = hf + (hf/c2) gH
atau

𝑔𝐻
𝑓 ′ = 𝑓(1 + )
𝑐2

Perubahan fraksional dalam frekuensi dinyatakan oleh

∆𝑓 𝑓 − 𝑓′ 𝑔𝐻
= = 2
𝑓 𝑓 𝑐

85
Jadi foton yang jatuh masuk kedalam medan gravitasi frekuensinya akan meningkat,
sebagai contoh bila H = 100 m maka perubahan fraksional dalam frekuensinya ialah

𝑚
∆𝑓 𝑔𝐻 (9,8 𝑠 2 ) (100𝑚)
= 2 = = 1,8𝑥10−14
𝑓 𝑐 3𝑥108 𝑚 2
( 𝑠 )

Untuk foton yang keluar dari medan gravitasi menuju tak hingga,misalkan foton
yang keluar dari suatu bintang maka frekuensi foton akan mengecil, fenomena
tersebut dinamakan pergeseran merah gravitasi. Dengan menggunakan hukum
kekekalan energi yaitu
(Ek + Ep)R=~ = (Ek + Ep)R=Ro

Energi kinetik foton ialah hf , energi potensial ialah -GmM/R dan m =hf/c2
dimana R0 adalah radius bintang maka
𝐺𝑀 ℎ𝑓
ℎ𝑓 ′ + 0 = ℎ𝑓 − ( )
𝑅0 𝑐 2
atau
𝐺𝑀
𝑓 ′ = 𝑓 (1 − )
𝑅0 𝑐 2

f
Bintang f’
massa M
radius Ro

R= ~
Gb, Radiasi gel EM dari bintang bermassa M dan radius

86
Perkembangan konsep quantum secara kronologi dapat di petakan sebagai
berikut

Stefan (1879) Roentgen(1895), x-ray Balmer(1884)


Wien (1893) Becquerel(1896), radioaktivitas Rydberg(1890)
Rayleigh (1900) Zeeman(1896)
Jeans (1905)

Studi spektral garis


Radiasi termal

Planck (1900)
E = nhf
Fisika Modern

Einstein(1905)
Photon

Referensi
Beiser, A, Konsep Fisika Modern
Crane Modern Physics
James, W,R (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and Sons,Onc
Serway,R.A ; Moses, C.J. and Moyer, C.A (1997) Modern Physics, Sunders College
Publishing.

87
BAB III

STRUKTUR ATOM
1. Pendahuluan
Pada bab sebelumnya kita sudah membahas tentang dualime gelombang partikel
dari cahaya.Beberapa fenomena fisika tentang interaksi cahaya dengan materi tidak
dapat dijelaskan secara teoritis dengan benar dengan menggunakan fisika klasik
yaitu bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang energinya kontinyu.
Upaya mencari penjelasan secara rasional tentang fenomena baru fisika tersebut
telah melahirkan ide ide yang revolusionir dari beberapa fisikawan. Ide Planck yang
sangat brilian yaitu bahwa energi radiasi yang dipancarkan benda hitam merupakan
kelipatan dari frekuensi osilator dikalikan konstanta adalah gagasan yang sama
sekali baru yaitu kuantisasi energi. Ide kuantisasi energi ini telah dikembangkan
oleh Einstein dalam upayanya menjelaskan secara teoritis tentang fenomena effek
photo listrik dengan menganggap bahwa cahaya yang datang pada permukaan
logam merupakan foton foton (materi). Foton ini memiliki momentum linier.
Selanjutnya Compton berhasil membuktikan secara eksperimen kebenaran
pernyataan Einstein tentang eksistensi foton sebagai partikel(materi) yang memiliki
momentum linier. Pada bab ini kita akan membahas apa sesungguhnya bahan
penyusun dari materi/benda benda. Akan dipelajari gagasan/pemikiran para
ilmuwan tentang bagian terkecil dari benda dari mulai gagasan Democritos hingga
model atom Niels Bohr.

2. Teori Atom dari Democritus (460 BC)


Material dalam mangkuk bila digerus secara terus menerus,maka akhirnya akan
sampai pada suatu ukuran yang tidak bisa dipecah lagi yang disebut ATOMA

88
Gb.3.1. Demokritos dan konsep atomos

Menurut Demokritos, atom atom itu kecil, partikel partikel keras dimana semuanya
terbuat dari material yang sama tetapi berbeda bentuk dan ukurannya. Atom atom
jumlahnya tak berhingga (infinite ), selalu bergerak dan mampu untuk bergabung
secara bersama sama. Teori ini diabaikan dan dilupakan hampir selama 2000 tahun

3. Model Atom dari John Dalton (1808)

Mengusulkan bahwa seluruh materi terbuat dari bola


bola kecil yang dapat dipantulkan kesekitarnya
dengan elastisitas sempurna dan bola bola kecil itu
disebut ATOM

Gb.3.2. John Dalton

Teori Atom Dalton


1. Seluruh materi terbuat dari partikel partikel kecil yang tidak dapat dibagi
lagi yang disebut atom.
2. Atom atom dari unsur yang sama adalah identik(ukuran ,massa ,sifat
kimia). Atom atom dari suatu unsur berbeda dengan atom atom dari unsur
lain.
3. Atom atom dari unsur berbeda dapat bergabung satu sama lain membentuk
senyawa dimana perbandingan jumlah atom relatif dari tiap unsur dalam
senyawa yang terbentuk selalu sama dan angkanya sederhana.
89
4. Reaksi kimia terjadi ketika atom atom dalam keadaan terpisah bergabung
atau hanya pengaturan kembali atom atom,namun atom dari suatu unsur
tidak dapat berubah menjadi atom lainnya(atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan) melalui reaksi kimia biasa.
Teori ini menjadi salah satu dasar dari kimia modern

Gb.3.3. Hukum perbandingan berganda dari Dalton

Gb.3.4. Hukum kekekalan massa dari Dalton

4. Eksperimen Sinar Katoda


Banyak scientists telah memodifikasi dan mengelaborasi Teori Atom Dalton.
Pengembangan utamanya dimungkinkan dengan berkembangkanya teknologi
tabung lucutan gas. Sir William Crookes merupakan pemimpin dalam experiment
tabung lucutan gas ( gas discharge tubes)

90
Gb.3.5. Tabung sinar katoda
Bukti:
• Ketika tegangan tinggi disambungkan pada ujung ujung dari tabung, pada
ujung tabung positif menjadi berpendar(glow).
• Ketika terminal negatif digerakan, bagian yang berpendar juga ikut
bergerak, tapi bila terminal positif digerakan bagian yang berpendar tidak
ikut bergerak.
• Jika sepotong logam ditempatkan diantara terminal negatif dan positif,
terbentuk bayangan pada bagian yang berpendar. Bentuk bayangan identik
dengan bentuk logamnya.

Claim
• Sesuatu yang dihasilkan pada terminal negatif (katoda) dan bergerak
menuju terminal positif (anoda).
• Sesuatu yang dihasilkan dari katoda bergerak menurut garis lurus menuju
ke anoda .
Reasoning:
• Katode merupakan sumber sinar karena sinar sinar dihasilkan dan bergerak
dari katoda.
• Sinar sinar haruslah bergerak secara garis lurus karena bentuk bayangan
benda yang ditempatkan antara katoda dan anoda bentuknya identik.
Karena sinar itu datang dari katoda dan bergerak secara garis lurus ke anoda,
maka fenomena itu dinamakan sinar katoda.
Penentuan komposisi dari atom yang lebih modern dibangun oleh 4 eksperimen
klasik sebagai berikut :
- Hukum elektrolisis Faraday
91
(q)( massamolar )
m=
(96500.C )(valensi)
Hukum Faraday menunjukan bahwa atom atom tersusun oleh muatan positif
dan negative dan muatan atom selalu terdiri dari kelipatan beberapa unit
muatan.

- J.J Thomson (1896)

Menemukan bahwa atom atom sesekali


dapat melepaskan partikel negatif yang
jauh lebih kecil dari atom yang disebut
ELEKTRON

Gb.3.6. JJ Thomson

Gb. 3.7.Alat percobaan menentukan rasio muatan terhadap massa


elektron

Bukti:
• Ketika sinar sinar katoda merambat melalui medan listrik, mereka akan
ditolak oleh sisi negatif dari medan dan ditarik pada bagian sisi positif.

92
• Dari pengukuran simpangan sinar sinar katoda ketika dipengaruhi leh
medan listrik dan medan magnet, Thomson dapat menentukan bahwa sinar
katoda memiliki massa dan muatan.
• Hasil yang sama diperoleh meskipun bahan katodanya berbeda beda.
Klaim
• Sinar katoda tersusun oleh partikel partikel bermuatan negatif.

• Partikel- partikel ini merupakan pembangun seluruh atom atom.


Reasoning:
• Partikel bermuatan negatif karena ditolak oleh muatan negatif dan ditarik
menuju muatan positif.
• Partikel partikel merupakan dasar dari atom atom karena hasil yang sama
diperoleh tidak bergantung pada bahan pembuat katodanya yang
menghasilkan elektron.
5. Model Atom dari J.J Thomson
Berdasarkan pengukuran rasio antara muatan electron terhadap massa electron
untuk berbagai elemen , Thomson mengemukakan pemikirannya bahwa atom
seperti bola materi bermuatan positif serbasama yang mengandung electron.
Model atom yang dikemukakan Thomson dikenal dengan model atom Plum
Puding

Gb.3.8.Eksperimen sinar
Katoda oleh J.J.Thomson
e/m=  1,76 x108 C / Kg

93
Gb.3.9.Model atom Plum Puding dari J.J.Thomson

- Penentuan /pengukuran muatan electron oleh R.A.Millikan

Gb3.11R.A.Millikan
Gb.3.10. Skema eksperimen Millikan
Dari eksperimen tersebut Millikan mendapatkan bahwa muatan electron ialah
1,6 x10 19 C , dengan menggunakan hasil percobaan Thomson maka massa

electron dapat ditentukan yaitu sebesar 9,1x10 31 Kg

6. Eksperimen Hamburan partikel alva dari lempeng emas dan


Model Atom oleh Rutherford (1910).

94
Ernest Rutherford dan kawan kawannya
Geiger and Marsden merancang
eksperimen.

Mereka menembakan inti atom helium


(bermuatan positip) pada lempeng emas
tipis yang tebalnya beberapa lapisan
Gb.3.12. E.Rutherford atom.
SKEMA PERCOBAAN HAMBURAN
PARTIKEL ALVA
Dibelakang lempeng emas
ditempatkan detektor (layar
flouresen)

Gb.3.13.a skema diagram percobaan dan .b. analisis Rutherford

Dengan mengukur rata rata partikel alva yang dihamburkan pada sudut θ ,
Rutherford telah dapat menjelaskan bahwa sebagian besar massa atom dan
seluruh muatan poitif dari atom(disebut inti atom ) terkonsentrasi di tengah
tengah dari atom yang jari jarinya sekitar 10-14m . Rutherford mengemukakan
pemikirannya tentang atom yang dikenal dengan model tata surya yaitu
bahwa atom terdiri dari inti dan electron elektronnya bergerak mengelilingi
inti dengan lintasan melingkar pada jarak yang cukup jauh dari inti (lihat
ilustrasi pada gambar berikut)

95
Gb.3.14.Model atom tata
surya (solar sel ) dari
Rutherford

Pengukuran Struktur dan Hamburan Partikel


Pada tahun 1909 dua orang ilmuwan Hans Geiger dan Ernst Marsden
mengamati bahwa partikel alva ( yang dipancarkan dari peluruhan unsur
radioaktif) sebagian dihamburkan dengan sudut besar yaitu lebih besar dari
90 derajat , ketika ditembakan pada selembar lempeng tipis emas. Hal itu
hanya mungkin terjadi jika ada gaya yang cukup besar bekerja pada partikel
alva. Gaya sebesar itu hanya mungkin terjadi jika partikel alva lewat sangat
dekat pada partikel yang menghamburkannya, kira kira jaraknya lebih kecil
dari ukuran diameter suatu atom. Hal itulah yang mendorong E. Rutherford
pada tahun 1912 mendeduksi bahwa muatan muatan positif pada atom
haruslah terkonsentrasi didalam suatu nukleus . inilah era dimana eksperimen
hamburan partikel digunakan untuk memahami struktur dari materi.
Awal abad 20 , E Rutherford merancang eksperimen untuk mengukur
struktur dari atom dengan menggunakan partikel alva sebagai probe..
Partikel alva yang digunaklan dihasilkan dari peluruhan Radon. Massa
partikel alva ialah sekitar 3,7 GeV/c2, dengan muatan listrik +2e. Rutherford
menyatakan bahwa partikel alva ialah inti atom Helium He yang kehilangan
dua elektron. Pada saat dia melakukan eksperimen dia tidak tahu struktur
96
dari partikel alva, tetapi diasumsikan bahwa struktur partikel alva sangat
kecil dibandingkan dengan ukuran atom.
Contoh
Paartikel alva yang asli digunakan pada eksperimen Rutherford memiliki
energi kinetik Ek= 5,5 MeV, suatu tipe energi peluruhan inti. Perkirakanlah
distribusi spasial yang dapat diperoleh melalui hamburan partikel alva
tersebut.
Jawab
Batas resolusi spasial dari eksperimen ini ditentukan oleh panjang
gelombang partikel alva. Bila partikel alva dikonversi menjadi energi melalui
kesetaraan massa energi dari Einstein
Mc2 = 3730 MeV
Berdasarkan relasi energi total terhadap momentum
E2 = P2c2 + (mc2)2
Dimana enegi total partikel ialah energi kinetik ditambah energi partikel
dalam keadaan diam
E = Ek + E0 = Ek + mc2
Maka diperoleh
P c = √𝐸𝑘2 + 2(𝑚𝑐 2 )𝐸𝑘 ~ √2(𝑚𝑐 2 )𝐸𝑘
Menurut postulat de Broglie, panjang gelombang partikel alva ialah

ℎ ℎ𝑐 ℎ𝑐 1240 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚
𝜆= = = = = 6𝑓𝑚
𝑝 𝑝𝑐 √2(𝑚𝑐 2 )𝐸𝑘 √2(3730 𝑀𝑒𝑉)(5,5 𝑀𝑒𝑉)

= 6. 10−15 𝑚
Panjang gelombang partikel alva tersebut jauh lebih kecil dari ukuran atom
yaitu satu angstrom.

97
Rancangan Konseptual Eksperimen Hamburan Rutherford.

Detektor
partikel
alva

Sumber shielding
radioaktif

Lempeng tipis emas atom target

Gb.3.15 Eksperimen hamburan Rutherford

Distribusi angular dn/dθ , dari sejumlah besar partikel alva yang


dihamburkan, memberikan informasi rinci pada kita tentang struktur dari
atom. Pada saat eksperimen ini dilakukan, diketahui bahwa atom
kelistrikannya netral, mengandung elektron dan juga mengandung muatan
positif , seperti dikemukakan model atom J,J.Thomson. namun tidak ada
yang mengetahui bagaimana muatan positif terdistribusi dalam atom-atom.
Pada eksperimen ini yang jadi perhatian ialah tumbukan partikel alva dengan
muatan positif, sedangkan tumbukan partikel alva dengan elektron bisa
diabaikan karena partikel alva jauh lebih masif dibandingkan massa elektron.
Contoh
Perkirakanlah energi kinetik maksimum yang dapat ditransfer pada elektron
dari suatu tumbukan dengan partikel alva yang energinya 6 MeV.
Jawab
Energi kinetik akan ditransfer bila tumbukkannya berlangsung tumbukan
antar muka (head on collision). Misal m adalah massa partikel alva dan me
adalah massa elektron dan misal v adalah laju awal dari partikel alva dan ve
adalah laju recoil dari elektron. Laju partikel alva ialah

98
𝑚𝑣 2 2𝐸𝑘
= 𝐸𝑘 maka v=√
2 𝑚

Berdasarkan hukum kekekaan momentum , laju elektron setelah tumbukan


menurut pengamat dikerangka acuan dimana partikel alva dalam keadaan
diam ialah
2𝐸𝑘
Ve = 2v = 2√ 𝑚

Kenaikan energi kinetik elektron ialah


𝑚𝑒 𝑣 2 1 2𝐸𝑘 2 4𝑚𝑒 𝐸𝑘 4.(0,511 𝑀𝑒𝑉)(6𝑀𝑒𝑉)
ΔE = = 2 𝑚𝑒 ( 2√ ) = = = 3𝐾𝑒𝑉
2 𝑚 𝑚 3730 𝑀𝑒𝑉

Energi ini jauh lebih kecil dari energi kinetik partikel alva
Berapakah sudut hamburan partikel alva ? misal partikel alva bergerak
dengan kelajuan v dan datang dari jarak sejauh r dari pusat hamburan atom.
Misalkan Q1 ialah muatan partikel alva yaitu sebesar 2e , dan Q2 ialah
muatan positif atom Ze. Perubahan momentum partikel alva ketika melewati
pusat hamburan atom adalah sama dengan gaya listrik yang bekerja dalam
waktu Δt adalah

alva Θs
r
Atom pusat hamburan

Gb.3.16. Partikel alva melewati pusat hamburan


𝑘𝑄1 𝑄2 2𝑟
Δp = FΔt = ( )( 𝑣 )
𝑟2

∆𝑝 2𝑘𝑄1 𝑄2 1 𝑘𝑄1 𝑄2 𝑘𝑄1 𝑄2


𝜃𝑠 = =( 𝑟2
) (𝑚𝑣) = 1 =
𝑝 𝑟( 𝑚𝑣 2 ) 𝑟𝐸𝑘
2
dengan Ek energi kinetik partikel alva
99
Contoh
Perkirakanlah sudut hamburan untuk tumbukan tunggal antara partikel alva
yang energi kinetiknya 6 MeV dengan atom Platina (z = 78) jika muatan
positifnya tersebar merata dalam atom
𝑘𝑄1 𝑄2 1,44 𝑒𝑉𝑚(2)(78)
𝜃𝑠 = = = 4𝑥10−4
𝑟𝐸𝑘 (0,1 𝑚𝑚)(6. 106 𝑒𝑉)
Sudut hamburannya sangat kecil sekali apabila muatan positif dalam atom
tersebar merata.

Definisi Cross Section


Suatu berkas bola proyektil diarahkan menuju target

detektor
Berkas
proyektil
target

Gb.3.17. Berkas bola proyektil menuj target

Peluang proyektil kena pada target disebut probabilitas hamburan (P).


Probabilitas hamburan berbanding lurus dengan luas total penampang lintang
(cross section area) σ target
P ~ σ ~ π r2
Misalkan partikel partikel proyektil meliputi area a dimana a >> r2 dan
datang dengan laju perubahan ΔN/Δt , maka fluk datang ialah
∆𝑁
∅1 = 𝑎∆𝑡

Dan laju perubahan hamburan (R) ialah


𝜋𝑟 2 ∆𝑁
𝑅=
𝑎 ∆𝑡

100
Cross section ialah laju hamburan dibagi fluk datang
𝜋𝑟2 ∆𝑁
𝑅
𝜎=∅ = 𝑎 ∆𝑡
∆𝑁 = 𝜋𝑟 2
1
𝑎∆𝑡

Satuan cross section ialah barn (b) , dimana 1 b = 10-28 m2


Tinjau kasus dimana proton proton datang pada target cairan hidrogen.
Target terbuat dari banyak proton dan interaksi fundamentalnya ialah
interaksi proton-proton (bukan interaksi proton-target). Setiap proton datang
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan proton-proton target
sepanjang keseluruhan panjang dari target. Pada kasus ini sangat berguna
untuk menghitung cross section pertarget proton flux datang yang
berhubungan, yang adalah sama dengan laju perubahan dimana proton
mengenai target dikalikan jumlah proton perluas pada target (Np/a)
bergantung pada panjang targetnya (L)

𝑁𝑝 𝑁𝑎 𝐿𝜌
= −3
𝑎 10 𝑘𝑔
Dengan Na ialah bilangan avogadro dan ρ ialah kerapatan cairan muatan

Contoh
Cross section total interaksi kuat proton-proton ialah sekitar 40 mb. Hitung
fraksi dari proton yang dihamburkan ketika berkas kolimator proton –proton
dikirimkan melalui target cairan hidrogen yang panjangnya 0,3 m , dimana
diketahui kerapatan cairan hidrogen ialah 70 kg/m3
Jawab
Misalkan Ri ialah rata rata laju proton proton datang pada target dan Rs
adalah rata rata hamburan. Flux proton datang ialah rata rata laju proton
datang dikalikan jumlah proton persatuan luas pada target

101
𝑁𝑝 𝑁𝑎 𝐿𝜌
= −3
𝑎 10 𝑘𝑔
Flux datang ialah

𝑅𝑖 𝑁𝑝 𝑅 𝑁 𝐿𝜌
∅𝑖 = = 10𝑖 −3𝑎𝑘𝑔
𝑎

Pernyataan untuk cross section perproton ialah laju hamburan dibagi denga
flux datang
𝑅𝑠 𝑅𝑠
𝜎= =
∅𝑖 𝑅𝑖 𝑁𝑎 𝐿𝜌
10−3 𝑘𝑔
Fraksi proton terhambur ialah
70𝑘𝑔
𝑅𝑠 𝑁𝑎 𝜎𝐿𝜌 (6𝑥1023 )(40𝑥10−31 𝑚2 )(0,3𝑚)( 3 )
= −3 = 𝑚 = 0,05
𝑅𝑖 10 𝑘𝑔 −3
10 𝑘𝑔

Penurunan Cross Section Rutherford


Tinjau suatu partikel alva energetik datang pada suatu inti yang dalam
keadaan diam, lintasan partikel alva ialah

φ θ
alva
b rd
inti

Gb.3.18. Lintasan partikel alva

102
Jika inti tidak menyebabkan terhamburnya partikel alva maka partikel alva
akan memiliki jarak terdekat ke inti ialah b . Variabel b disebut parameter
dampak ( impact parameter). Sudut hamburan θ didefinisikan sebagai sudut
terhambur partikel alva yang diukur terhadap lintasan partikel alva datang.
Ketika b besar, gaya antara partikel alva dan inti kecil dan sudut
hamburannya juga kecil. Sebaliknya parameter dampak yang kecil akan
menghasilkan gaya yang besar dan sudut hamburan besar. Dalam term
parameter dampak, diferensial cross section (dσ) sama dengan luas cincin
berjari jari b dengan ketebalan db

dσ = 2πb db
diferensial cross section ialah
𝑑𝜎
= 2𝜋𝑏
𝑑𝑏
Untuk bola padat, rentang dari b ialah dari 0 sampai r (jari jari bola), cross
section pada kasus ini ialah
𝑟
𝜎 = 2𝜋 ∫ 𝑏 𝑑𝑏 = 𝜋𝑟 2
0

Parameter dampak antara b dan b+db, maka sudut hamburannya antara θ dan
θ- Δθ , Differernsial cross section dapat ditulis

𝑑𝜎 𝑑𝜎 𝑑𝑏 𝑑𝑏
= = 2𝜋𝑏
𝑑 𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑑𝑏 𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃

Selanjutnya perlu ditentukan bagaimana b bergantung pada cosθ untuk


sampai pada pernyataan distribusi angular hamburan partikel alva.

103
Misalkan P1 ialah hamburan partikel alva sebelum dihambur dan P2 ialah
hamburan partikel alva setelah dihambur. Kuadrat perubahan momentum
ialah

(ΔP)2 = (P2 – P1)2 = 𝑃22 + 𝑃12 − 2𝑃1 𝑃2 𝑐𝑜𝑠𝜃

P
1 θ ΔP

P2
Gb.3.19. Perubahan momentum

Pada peristiwa ini besar momentum tidak berubah, tapi arah momentum
berubah. Massa inti jauh lebih besar dari massa partikel alva , momentum
inti ialah ΔP yang ditransfer padanya, tapi hanya energi yang sangat kecil,
seperti bola menumbuk tembok. Karena besar momentumnya tidak
mengalami perubahan maka dapat ditulis

P2 = P1 = P = mv

dengan m ialah massa partikel alva dan v ialah kecepatan partikel alva
Momentum yang ditransfer ke inti ialah

(ΔP)2 = 2P2 – 2P2 cosθ = 2P2(1 – cosθ)

ΔP = mv√2(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃
Besar gaya pada partikel alva ialah
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹=
𝑟2
104
q1 muatan partikel alva yaitu 2e dan q2 ialah muatan inti yaitu Ze.
Komponen gaya yang serah dengan transfer momentum ialah F cosϕ .
Transfer momentum dapat ditulis

𝑟 𝑟 𝑐𝑜𝑠∅
ΔP = ∫𝑟 2 𝐹𝑐𝑜𝑠∅ 𝑑𝑡 = 𝑘𝑞1 𝑞2 ∫𝑟 2 𝑑𝑡
1 1 𝑟2

Pada setiap titik sepanjang lintasan partikel alva, komponen kecepatan yang
tegak lurus terhadap arah gaya
𝑑∅
𝑣𝑇 = 𝑟
𝑑𝑡
Momentum angular partikel alva di sekitar inti ialah

𝑑∅ 𝑑∅
𝐿 = 𝑚𝑣𝑇 𝑟 = 𝑚 (𝑟 ) 𝑟 = 𝑚𝑟 2
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Ketika partikel alva jaraknya jauh dari inti , sebelum dihamburkan kita
definisikan parameter dampak
L= mvb
Berdasarkan hukum kekekalan momentum angular maka
𝑑∅ 𝑑𝑡 𝑑∅
Mvb = 𝑚𝑟 2 𝑑𝑡 atau 𝑟 2 = 𝑣𝑏

Pernyataan transfer momentum menjadi


𝑟 𝑟 𝑐𝑜𝑠∅ 𝑘𝑞1 𝑞2 ∅ 𝑘𝑞1 𝑞2
ΔP = ∫𝑟 2 𝐹𝑐𝑜𝑠∅ 𝑑𝑡 = 𝑘𝑞1 𝑞2 ∫𝑟 2 𝑑𝑡 = 0
∫−∅ 𝑑∅𝑐𝑜𝑠∅ = (𝑠𝑖𝑛∅0 − sin(−∅0 ))
1 1 𝑟2 𝑣𝑏 0 𝑣𝑏
2𝑘𝑞1 𝑞2
= 𝑠𝑖𝑛∅0
𝑣𝑏

Selanjutnya konversikan sudut ∅0 kembali ke sudut θ, dimana kedua sudut


dihubungkan oleh

105
𝜋 𝜃
2∅0 + 𝜃 = 𝜋 𝑎𝑡𝑎𝑢∅0 = 2 − 2

Momentum transfer menjadi

2𝑘𝑞1 𝑞2 2𝑘𝑞1 𝑞2 𝜋 𝜃 2𝑘𝑞1 𝑞2 𝜃


ΔP = 𝑠𝑖𝑛∅0 = 𝑆𝑖𝑛 ( 2 − 2) = cos( 2)
𝑣𝑏 𝑣𝑏 𝑣𝑏

𝜃 1 + 𝑐𝑜𝑠𝜃
cos ( ) = √
2 2

2𝑘𝑞1 𝑞2 1+𝑐𝑜𝑠𝜃
ΔP = √
𝑣𝑏 2

Berdasarkan dua persamaan transfer momentum tersebut maka

2𝑘𝑞1 𝑞2 1+𝑐𝑜𝑠𝜃
mv√2(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃 == √
𝑣𝑏 2

maka

𝑘𝑞1 𝑞2 1 + 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑏= √
𝑚𝑣 2 1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃

Misalkan cosθ = x maka parameter dampak dapat ditulis


𝑘𝑞1 𝑞2 2 1 + 𝑥
𝑏2 = ( )
𝑚𝑣 2 1 − 𝑥
Diferensiasi ruas kiri dan kanan

𝑘𝑞1 𝑞2 2 (1 − 𝑥 + 1 + 𝑥 𝑘𝑞1 𝑞2 2 𝑑𝑥
2𝑏𝑑𝑏 = ( ) 𝑑𝑥 = 2( )
𝑚𝑣 2 (1 − 𝑥)2 𝑚𝑣 2 (1 − 𝑥)2

Diferensial cross section sebagai fungsi dari sudut hamburan ialah


𝑘𝑞1 𝑞2 2 𝑑𝑥
𝑑𝜎 = 2𝜋𝑏𝑑𝑏 = 2𝜋( )
𝑚𝑣 2 (1 − 𝑥)2

106
𝑑𝜎 𝑘𝑞1 𝑞2 2 1
= 2𝜋( 2
)
𝑑𝑥 𝑚𝑣 (1 − 𝑥)2
Ganti lagi x dengan cosθ, maka
𝑑𝜎 𝑘𝑞1 𝑞2 2 1
= 2𝜋( )
𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑚𝑣 2 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)2
Diferensial cross section dalam term energi kinetik Ek= mv2/2

𝑑𝜎 𝜋 𝑘𝑞1 𝑞2 2 1
= ( )
𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃 2 𝐸𝑘 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)2

Dengan q1 ialah muatan partikel proyektil ze dan q2 ialah muatan inti Ze,
maka
𝑑𝜎 𝜋 𝑧𝑍𝑘𝑒 2 2 1
= ( )
𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃 2 𝐸𝑘 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)2

Dalam term kuat coupling Em(α) kita peroleh ke2 = hcα2


𝑑𝜎 𝜋 ℎ𝑐 1
= 𝑧 2 𝑍 2 ∝2 ( )2
𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃 2 𝐸𝑘 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)2

Persamaan tersebut dinamakan persamaan Rutherford yang menyatakan laju


hamburan sebagai fungsi dari sudut untuk interaksi elektromagnet dari dua
partikel bermuatan. Untuk kasus khusus partikel alva (z=2) hamburan dari
inti diperoleh
𝑑𝜎 ℎ𝑐 1
= 2𝜋𝑍 2 ∝2 ( )2
𝑑𝑐𝑜𝑠𝜃 𝐸𝑘 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)2
Contoh
Hitung cross section untuk partikel alva 12MeV dihamburkan dari inti perak
(Z=47) pada sudut hamburan lebih besar dari a) 900 b) 100
Jawab

107
Kita cari parameter dampak (bmax) yang berhubungan dengan sudut
hamburan 900. Selanjutnya parameter dampak lebih kecil dari bmak dihasilkan
dari hamburan pada sudut lebih besar dari 900. Harga bmax ialah

𝑘𝑞1 𝑞2 1 + 𝑐𝑜𝑠90 𝑘𝑞1 𝑞2


𝑏𝑚𝑎𝑥 = 2
√ =
𝑚𝑣 1 − 𝑐𝑜𝑠90 𝑚𝑣 2

Cross section ialah


dσ = 2πb db
𝑏𝑚𝑎𝑥
2
𝑘𝑞1 𝑞2 2
𝜎 = ∫ 𝑑𝜎 = 2𝜋 ∫ 𝑏𝑑𝑏 = 𝜋𝑏𝑚𝑎𝑥 = 𝜋( )
0 𝑚𝑣 2
Muatan alva ialah 2e muatan inti ialah Ze

𝑘𝑒 2 2 1,44 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚 2
𝜎 = 𝜋𝑍 2 ( ) = (3,14)(472 )( ) = 100 𝑓𝑚2 = 1𝑏𝑎𝑟𝑛
𝐸𝑘 12 𝑀𝑒𝑉

b) untuk sudut 100

1 + 𝑐𝑜𝑠10
√ = 130
1 − 𝑐𝑜𝑠10

Maka
σ = 130 barn

Pada eksperimen Rutherford, partikel alva dibuat melewati lempeng


emas tipis. Ketika partikel alva melewati lempeng emas maka akan memiliki
random sampling dan parameter dampak dengan banyak inti. Jika partikel
alva memiliki parammeter dampak kecil, maka sudut hamburan yang terjadi
ialah besar. Cara yang baik untuk menggambarkan partikel alva ketika
melewati lempeng emas tipis ialah memikirkan bahwa inti dalam foil emas
sebagai suatu fluks datang dari partikel streaming dalam arah umum dari

108
alva. Misal foil terbuat dari unsur dengan massa atom A dan kerapatannya ρ,
maka jumlah target inti persatuan volume ialah
𝑛 𝑁𝐴 𝜌
=
𝑉 𝐴(10−3 𝑘𝑔)

Jumlah inti target per area cross section ialah tebal L dikalikan n/V.
Jika laju partikel alva datang ialah Ri, laju partikel alva terhambur Rs , flux
datang ialah
𝑅𝑖 𝐿𝑁𝐴 𝜌
∅𝑖 =
𝐴(10−3 𝑘𝑔)
Cross section hamburan ialah

𝑅𝑠 𝑅𝑠 𝑅𝑠 𝐴(10−3 𝑘𝑔)
𝜎= = =
∅𝑖 𝑅𝑖 𝐿𝑁𝐴 𝜌 𝑅𝑖 𝐿𝑁𝐴 𝜌
𝐴(10−3 𝑘𝑔)
Contoh
Berkas partikel alva datang 6 MeV dilewatkan pada lempeng emas tipis yang
tebalnya 1µm pada rata rata 103 perdetik. Hitunglah rata rata dimana partikel
alva dihamburkan dengan sudut hamburan lebih besar dari 0,1 radian.
Kerapatan emas ρ = 1,93x104 kg/m3.
Jawab
𝜎𝑅𝑖 𝐿𝑁𝐴 𝜌
𝑅𝑠 =
197(10−3 𝑘𝑔)
Cross section nya ialah

𝑘𝑒 2 2 1 + 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜎 = 𝜋𝑍 2 ( ) √
𝐸𝑘 1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃

Cosinus 0,1 radian ialah cos(0,1) = 1- (0,1)2/2 = 0,995


Faktor angular

109
1 + 𝑐𝑜𝑠𝜃 1,995
= = 3,99𝑥102
1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃 0,005
Cross section ialah
1,44 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚 2
𝜎= (3,14)792 ( ) (3,99𝑥102 ) = 4,5𝑥10−25 𝑓𝑚2
6 𝑀𝑒𝑉
= 4,5𝑥10−25 𝑚2
Rata rata hamburan
𝜎𝑅𝑖 𝐿𝑁𝐴 𝜌
𝑅𝑠 =
197(10−3 𝑘𝑔)
(4,5𝑥10−25 𝑚2 )(103 𝑠 −1 )(6𝑥10−6 𝑚)(6𝑥1023 )(1,93𝑥104 𝑘𝑔/𝑚3
=
197(10−3 𝑘𝑔
= 26 s-1

Fraksi partikel alva terhambur ialah


F = Ri/Rs = 26/1000 = 0,026

Probing Struktur Inti


Jarak terdekat yang dapat didekati partikel alva terhadap inti bergantung
pada parameter dampak dan energi kinetik partikel alva. Jika parameter
dampak b sangat kecil dan energi kinetik partikel alva juga kecil maka
partikel alva akan ditolak kembali (dipantul) dan jarak inti terdekat yang
dapat didekati lebih besar dari parameter dampak. Jika energi kinetik partikel
alva sangat besar dan parameter dampak kecil, maka partikel alva dapat
ketemu pada inti. Apabila inti memiliki ukuran terbatas artinya distribusi
muatan tidak berupa suatu titik , tapi tersebar di seluruh ruang, maka pada
kasus ini partikel alva memiliki jarak yang didekati terdekat yaitu lebih kecil
dari jari jari luar dari muatan inti. Persamaan Rutherford untuk distribusi
mutan angular partike alva yang dihamburkan tidak begitu akurat, karena
gaya tidak diberikan oleh gaya coulomb kq1q2/r2 . Gaya kecil sebab muatan
110
efektif yang menghamburkan partikel alva lebih kecil dari muatan total inti.
Breakdown dari formula Rutherford memerlukan teknik eksperimen untuk
mengukur ukuran inti.
Jarak terdekat yang dapat dicapai untuk partikel alva nonrelativistik.
Misalkan jarak terdekat yang dapat didekati partikel alva ialah rd dan
misalkan kelajuan partikel alva pada jarak tedekat tersebut ialah vd.
Berdasarkan hukum kekekalan energi maka diperoleh

1 2𝑍𝑘𝑒 2
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣𝑑2 +
2 𝑟𝑑
Kekekalan momentum angular yang berkaitan dengan parameter dampak b
dan rd ialah

mvb = m vd rd

Energi kinetik partikel alva menjadi


1 𝑣𝑏 2 2𝑍𝑘𝑒 2 𝐸𝑘 𝑏 2 2𝑍𝑘𝑒 2
𝐸𝑘 = 𝑚( ) + = 2 +
2 𝑟𝑑 𝑟𝑑 𝑟𝑑 𝑟𝑑
Atau
2𝑍𝑘𝑒 2
𝑟𝑑2 − 𝑟 − 𝑏2 = 0
𝐸𝑘 𝑑
Sehingga

𝑍𝑘𝑒 2 1 2𝑍𝑘𝑒 2 2
𝑟𝑑 = + √( ) + 4𝑏 2
𝐸𝑘 2 𝐸𝑘

Untuk b = 0
2𝑍𝑘𝑒 2
𝑟𝑑 =
𝐸𝑘
Contoh

111
Perkirakanlah energi kinetik minimum dari partikel alva yang menyebabkan
partikel alva akan disimpangkan oleh lempeng emas Z = 79 ,pada percobaan
hamburan Rutherford. Pada initi emas terdapat 197 proton dan neutron,
dimana radius dari masing masing proton dan neutron ialah 1 fm.
Jawab
Energi kinetik partikel alva harus lebih besar dari energi potensial pada
permukaan rd dari inti emas
2𝑍𝑘𝑒 2
𝐸𝑘 = 𝑟𝑑

Ukuran inti emas dapat diperkirakan dari volumenya


4 3 4
𝜋𝑟𝑑 = 197 ( 𝜋) (1𝑓𝑚)3
3 3
𝑟𝑑 = (197)3 𝑓𝑚 = 6𝑓𝑚
Maka energi kinetik yang dibutuhkan partikel alva untuk menembus inti
emas ialah
2(79)(1,44 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚)
𝐸𝑘 = = 40 𝑀𝑒𝑉
6 𝑓𝑚

Model atom yang dikemukakan Rutherford mengandung beberapa kelemahan


dimana kajian teoritis yang dihasilkan tidak sesuai dengan fakta eksperimen ,seperti
eksperimen yang dilakukan oleh Balmer dan kawan kawan yang menyimpulkan
bahwa spectrum atom itu diskrit.

7. Pengukuran Spektrum Atom Hidrogen


Dengan menggunakan alat spectrometer Balmer dan kawan kawan melakukan
pengukuran spectrum yang dipancarkan atom Hidrogen. Balmer mengukur
spectrum pada daerah cahaya tampak sedangkan Lyman mengukur spectrum atom
Hidrogen pada daerah ultraviolet .Tiga orang lainnya yaitu Paschen, Bracket dan
Pfund mengukur spectrum atom hydrogen pada daerah inframerah (IR) dan far infra
112
red (FIR). Contoh spectrum atom Hidrogen dan spectrum atom Hg pada daerah
cahaya tampak dapat dilihat pada gambar berikut ini. Harga harga panjang
gelombang spectrum atom Hidrogen tersebut baik pada daerah cahaya tampak
maupun lainnya menunjukan adanya keteraturan, sehingga dapat dibentuk formulasi
matematis sebagai berikut:

Gb.3.20. Spektrum atom hidrogen pada daerah


cahaya tampak atau pada deret Balmer

Rumus Balmer
𝑛2
𝜆(𝑐𝑚) = 𝐶2 ( ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 3,4,5 …
𝑛2 −22

C2 = 3645,6X10-8 cm adalah konstanta yang disebut batas konvergensi


Spektrum pada daerah lainnya bentuk formulasi matematisnya diusulkan Balmer
sebagai berikut
𝑛2
𝜆(𝑐𝑚) = 𝐶3 (𝑛2 −32 ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 4,5,6 …
𝑛2
𝜆(𝑐𝑚) = 𝐶4 (𝑛2 −42 ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 5,6,7 …

Sebagaimana kita ketahui sekarang prediksi Bohr tersebut benar, dan sekarang
notasi seluruh deret tersebut dinyatakan oleh persamaan tunggal yang dirumuskan
oleh Rydberg
1 1 1
 R(  2)
 2
n f ni

113
Deret Lyman nf = 1 dan ni = 2,3,4,5,…

Deret Balmer nf = 2 dan ni =3,4,5,…

Deret Paschen nf = 3 dan ni = 4,5,6…

Deret Bracket nf = 4 dan ni = 5,6,7…

Deret Pfund nf = 5 dan ni = 6,7,8,…

Dengan R ialah konstanta Rydberg

Gb.3.21 Johannes Rydberg 1888

400 nm 500 nm 600 nm 700 nm

Hydrogen

Mercury
Wavelength (nm)
Gb. 3.22.Spektrum atom Hidrogen (atas), spektrum atom Hg(bawah)

Kelemahan Model Atom Rutherford.


Menurut teori gelombang elektromagnetik bahwa setiap partikel bermuatan yang
bergerak akan memancarkan energy dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Elektron
pada atom menurut Rutherford bergerak mengelilingi inti dibawah pengaruh medan
listrik yang ditimbulkan inti. Pada setiap saat electron akan kehilangan energinya
dan pada saat yang bersamaan pada electron bekerja gaya tarik Coulomb yang
114
arahnya menuju inti. Sehingga lintasan electron makin lama makin kecil dan
akhirnya akan jatuh ke inti. Pada kenyataannya tidak ada electron dalam atom yang
jatuh keinti. Rutherford tidak bisa menjelaskan apa yang mencegah sehingga
electron dalam atom tidak jatuh ke inti. Hal lainnya seandainya lintasan electron itu
makin mengecil maka seharusnya atom akan memancarkan spectrum kontinyu.
Hasil percobaan Balmer dkk menyimpulkan bahwa spectrum atom adalah diskrit

8. Model Atom Niels Bohr


Penjelasan gerak electron didalam atom dan penjelasan spectrum garis yang
dipancarkan atom dikemukakan oleh Bohr.

Bohr memperbaiki gagasan Rutherford


dengan menambahkan bahwa elektron
elektron berada pada orbit orbitnya. Seperti
planet planet mengorbit matahari. Dimana
tiap orbit hanya mungkin diisi oleh
sejumlah elektron.

Gb.3.23 Niels Bohr

Teori Bohr sebagian didasarkan pada mekanika klasik dan sebagian lagi pada
pemikiran baru yaitu kuantum. Teori Bohr dinyatakan dalam bentuk postulat
sebagai berikut :
1.Elektron electron bergerak disekitar inti dalam orbit orbit melingkar yang
ditentukan oleh hukum Coulomb dan hukum Newton.
2,Hanya orbit tertentu yang stabil. Elektron electron tidak memancarkan
energi elektromagnetik dalam orbit ini,dan karena energi konstan terhadap
waktu maka ini disebut keadaan stasioner.

115
3.Spektrum garis dengan frekuensi f dipancarkan ketika electron loncat dari
orbit mula mula dengan energi Ei ke orbit akhir dengan energi Ef dimana
hf = Ei - Ef
4.Ukuran kesetabilan orbit electron ditentukan oleh momentum angular
electron sama dengan kelipatan integral dari h
mevr = nћ dengan n = 1,2,3,…

Penerapan postulat Bohr pada kasus atom Hidrogen


Atom Hidrogen adalah atom yang paling sederhana dimana inti terdiri dari satu
proton dan satu electron bergerak mengelilingi inti. Antara electron dan proton
terjadi interaksi tarik menarik berupa gaya tarik Coulomb. Energi total electron
tersebut ialah
E = Energi kinetik + Energi potensial

1 e2
E  mv 2  k
2 r
Pada saat electron bergerak mengelilingi inti maka gaya Coulom sama dengan
gaya sentripetal
ke2 mv 2

r2 r

Dari persamaan tersebut dapat dicari energi kinetic electron yaitu

1 2 ke2
mv 
2 2r
Maka Energi total electron pada atom hydrogen ialah

ke2
E
2r
Berdasarkan postulat Bohr yang ke empat, kecepatan linier elektron ialah
nh
v
2mr
Substitusikan ke persamaan maka diperoleh

116
1 nh 2 ke2
m( ) 
2 2mr 2r
Atau

n2h2
rn   0,5292 A o n 2  ao n 2
4 mke
2 2

Persamaan tersebut menyatakan bahwa radius orbit elektron pada atom hidrogen
terkuantisasi, dengan ao adalah jari jari Bohr 0,5292 Angstrum

R2
R1

R3

Gb.3.24. Radius orbital atom

Kecepatan linier elektron pada lintasan ke n ialah


1 h
vn 
n 2ma0
Energi total elektron yang berada pada lintasan ke n ialah
1 ke 2 13,6ev
En   2

n 2a 0 n2

Persamaan tersebut menyatakan bahwa energi total elektron pada atom hidrogen
terkuantisasi atau energinya bertingkat tingkat.

E1 = -13,6 eV

117
E2 = -3,4 eV
E3 = -1,51 eV

n=4

n=3 E= - 1,51 eV

n=2 E=- 3,4 eV

n=1
E=-13,6 eV
Gb. 3.25.Tingkat tingkat energi

Berdasarkan postulat ke tiga yaitu atom akan memancarkan energi apabila ada
elektron loncat (bertransisi) dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih
rendah, besar energi yang dipancarkan ialah
E  Ei  E f

Frekuensi radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ialah


Ei  E f
f 
h
Energi total elektron di masing masing tingkat ialah

1 ke2 1 ke2
Ei   2 dan Ef   2
ni 2a0 n f 2a 0
Maka

118
ke2  1 1 
f   2
2ao h  n f ni 
2

Atau

1 ke2  1 1   1
  1 

   R
 2ca0 h  n 2f ni2   n2 n2 
 f i 

Dengan R = 1,097x 10 7 m 1 yang disebut konstanta Rydberg

Gb. 3.26.Transisi
elektron dan
memancarkan foton

Spektrum diskrit atom Hidrogen yang diukur oleh Balmer dan kawan kawan
berdasarkan model atom Bohr dapat dijelaskan sebagai berikut

119
Gb.3.27. Deret Lyman. Balmer, Paschen dll

Latihan
1. Berapakah panjang gelombang foton minimum yang dapat dipancarkan
oleh atom hidrogen
2. Berapakah panjang gelombang maksimum dari suatu radiasi yang dapat
diserap oleh atom hidrogen yang berada pada keadaan eksitasi pertama
3. Pada model atom Bohr untuk atom hidrogen , berapakah kelajuan terbesar
yang dapat dimiliki oleh elektron pada atom hidrogen? Dan berapakah
kelajuan elektron minimumnya?
4. Tentukanlah panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari
atom hidrogen ketika elektron bertransisi dari n=3 ke n=2
5. Elektron pada atom hidrogen berada keadaan eksitasi n=2, tentukanlah a)
jari jari orbit elektron , b) kelajuan elektron pada orbit tersebut, c)
berapakah energi total dari elektron
6. Berapakah energi foton yang harus diserap oleh atom agar elektron yang
berada pada keadaan dasar dalam atom hidrogen dapat tereksitasi keluar
dari atom hidrogen

120
9. Eksperimen Franck – Hertz

Model atom Niels Bohr menyatakan bahwa electron dalam atom berada
pada tingkat tingkat energy dimana energy tiap tingkatan energinya ialah
En = -13.6eV/n2 . Spektrum yang dipancarkan suatu atom misalnya spectrum atom
Hidrogen adalah sebagai hasil dari loncatan electron dari suatu tingkat energy ke
tingkat energy dibawahnya. Apakah benar bahwa electron dalam atom berada pada
tingkat tingkat energy tertentu ?. Tentu hal itu baru diketahui kebenarannya apabila
berhasil ditunjukkan melalui suatu eksperimen. Sederetan eksperimen yang
berdasarkan kepada tumbukan dilakukan oleh Frank – Hertz yang dimulai pada
tahun 1914. Eksperimen ini menunjukan secara langsung bahwa tingkat energi
atomik memang ada dan tingkat-tingkat itu sama dengan tingkat-tingkat yang
terdapat pada spektrum garis.
Frank – Hertz menembaki uap berbagai unsur dengan elektron yang energi
kinetiknya diketahui dengan memakai alat yang terlihat pada gambar dibawah ini.
perbedaan potensial kecil V0 dipasang diantara kisi keping dan pengumpul,
sehingga setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga maksimum
tertentu memberi konstribusi pada arus I yang melalui amperemeter. Ketika
potensial pemercepat V bertambah maka elektron yang datang pada keping
bertambah banyak dan arus I naik.

Gb.3.28. Skema diagram percobaan Franck Hertz


121
Pada percobaannya Franck dan Hertz mengisi tabungnya dengan uap raksa,
sehingga ketika electron dari filament bergerak dipercepat menuju keping
pengumpul terdapat peluang untuk bertumbukan. Karena atom Hg jauh lebih masiv
dari electron maka ketika terjadi tumbukan ,tumbukannya kan terjadi secara tak
lenting. Elektron akan menyerahkan sebagian atau seluruh energinya pada atom.
Ketika atom menyerap energy dari electron maka energy yang diserap tersebut
digunakan untuk mengeksitasi electron dalam atom tersebut kekeadaan eksitasi.
Menurut Bohr energy electron dalam atom itu terkuantisasi maka seharusnya atom
hanya menyerap energy electron pada saat bertumbukan yang besarnya tertentu saja
.
Pada percobaan tersebut energy kinetic electron eV dapat divariasikan
dengan cara memvariasikan beda potensial antara katoda dan grid. Untuk setiap
harga energy kinetic electron dicatat berapa arus yang terbaca pada amperemeter,
kemmudian data pengukuran di plot kedalam grafik hubungan antara arus listrik I
dengan beda potensial atau energy kinetiknya. Grafiknya dalah sebagai berikut

Gb.3.29. Grafik Arus terhadap beda potensial pemercepat

Energi kinetik elektron pada saat arusnya berharga maksimum menunjukan besar
energi yang diserap oleh atom. Bagaimana kita tahu hal tersebut ? yaitu dari besar
arus yang menurun secara tajam,yang menunjukan banyak elektron yang tidak
sampai ke keping kolektor karena elektron itu sudah kehilangan energinya. Pada
122
percobaan yang dilakukan Franck Hertz, berhasil ditunjukan bahwa energi elektron
yang diserap oleh atom Hg ialah 4,9 eV : 9,8 eV dan 14,7 eV. Hal itu menunjukan
bahwa elektron dalam atom Hg menempati tingkat tingkat energi tersebut.
Berdasarkan fakta eksperimen tersebut maka disimpulkan bahwa apa yang
dinyatakan oleh Franck dan Hertz dalam model atomnya adalah benar.

10. Kuantisasi Panjang Orbit Elektron


Model atom Bohr dalam dipublikasikan tahun 1913 yaitu sepuluh tahun sebelum de
Broglie memperkenalkan konsep gelombang materi, namun terdapat kesesuaian
yang luar biasa ketika diterapkan pada kasus penentuan panjang lintas edar electron
dalam atom.
Marilah kita mulai dengan memeriksa perilaku elektron dalam orbit sekitar inti
atom hidrogen. Panjang gelombang de Broglie untuk elektron yang bergerak pada
orbit ke n ialah

𝜆=
𝑚𝑣𝑛
Dengan 𝑣𝑛 menyatakan kecepatan linier elektron pada orbit ke n yaitu
𝑒
𝑣𝑛 =
√4𝜋𝜀0 𝑚𝑟𝑛
Jadi Panjang gelombang elektron orbital

ℎ 4𝜋𝜀0 𝑟𝑛
𝜆= √
𝑒 𝑚

Dengan rn adalah jari jari orbit ke n yaitu rn = n2x 0,529 A ,untuk n = 1 (jari jari
orbit pertama atau kulit K ) maka jari jarinya ialah 5,3 x 10-11 m . Panjang
gelombang de Broglie untuk electron yang berada pada n = 1 ialah

6,63 × 10−34 𝐽. 𝑠 4𝜋(8,85 × 10−12 𝐹 /𝑚)(5,3 × 10−11 𝑚)


𝜆= √
1,6 × 10−19 𝐶 9,1 × 10−31 𝑘𝑔

= 33 × 10−11 𝑚

123
Berapakah keliling orbit electron pada n = 1 ? Panjang lintas edar atau keliling
electron pada orbit ke n = 1 atau pada kulit K ialah

2𝜋𝑟 = 33 × 10−11 𝑚
Jadi untuk electron yang berada pada keadaan n = 1 ,panjang gelombang de
Broglienya sama dengan keliling orbitnya. Untuk electron yang berada pada
keadaan n = 2 (kulit L), jari jarinya ialah r2 = 2,116x10-10m. Panjang gelombang de
Broglienya ialah
λ= 6,644 x 10-10 m. Bila kita hitung keliling orbit electron pada keadaan n = 2 ialah
13,288 x 10-10 m . Berdasarkan hasil perhitungan tersebut ternyata keliling orbit
electron pada n = 2 sama dengan 2 kali panjang gelombangnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa
“keliling orbit electron sama dengan kelipatan dari panjang gelombang de
Broglienya”
2πrn =nλ

Gb 3.30. kuantisasi panjang orbital atom


Orbit elektron dalam atom hidrogen sesuai dengan satu gelombang elektron yang
titik ujung-pangkalnya dihubungkan

124
Kenyataan bahwa orbit elektron dalam atom hidrogen ialah satu panjang
gelombang elektron merupakan petunjuk yang diperlukan untuk membangun teori
alam. Jika kita tinjau vibrasi (getaran) sebuah sosok kawat (Gambar 4.18), kita
dapatkan bahwa kelilingnya tepat sama dengan bilangan bulat kali panjang
gelombang, sehingga setiap gelombang tersambung secara malar dengan gelombang
berikutnya. Jika kawatnya elastic sempurna vibrasi gelombang ini akan berlangsung
terus-menerus. Mengapa hanya vibrasi seperti itu yang mungkin terjadi dalam sosok
kawat? Jika bilangan pecahan kali panjang gelombang terdapat dalam sosok itu
seperti dalam Gambar 4.19, interferensi destruktif akan terjadi ketika gelombang
menjalar ke sekeliling sosok itu, dan vibrasinya akan mati dengan cepat.
• Gelombang berdiri dalam atom

Dengan menganggap perilaku gelombang elektron dalam atom hidrogen


serupa dengan vibrasi sosok kawat, kita dapat mengambil postulat bahwa sebuah
elektron dapat mengelilingi inti hanya dalam orbit yang mengandung bilangan
bulat kali panjang gelombang de Broglie.

Keliling = 2 panjang gelombang Keliling = 4 panjang gelombang


Gb.3.31. keliling orbit

125
Gb.3.32 .Kuantisasi panjang orbit elektron

Postulat ini menggabungkan sifat gelombang dan sifat partikel elektron


dalam satu pertanyaan tunggal, karena panjang gelombang elektronnya diturunkan
dari kecepatan orbital yang diperlukan untuk mengimbangi tarikan inti. Walaupun
kita tidak pernah mampu untuk mengamati sifat yang antithesis ini secara serentak,
sifat itu tak dapat dipisahkan secara alamiah.
Menurut postulat Bohr ke tiga bahwa electron berada pada orbit yang
momentum sudut elektronnya merupakan kelipatan dari konstanta Planck dibagi 2π
Ln = nћ dengan ћ = h/2π
mvr = nh/2π
2πrn = nh/mv = nh/p = nλ
Ternyata menghasilkan formulasi yang sama

Model atom Bohr masih mengandung beberapa kelemahan yaitu:


Kekurangan teori Bohr
Teori Bohr mampu menjelaskan dengan berhasil sejumlah pengamatan
eksperimental dan telah memprediksikan dengan benar garis spektral atom
hidrogen. Namun, teori tersebut gagal dalam aspek berikut.
(I) Teori ini tidak dapat menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks daripada
hidrogen.
(Ii) Teori ini tidak memberikan informasi apapun mengenai distribusi dan penataan
elektron dalam sebuah atom.
(Iii) Tidak dijelaskan, variasi eksperimental yang diamati pada intensitas garis
spektral elemen.
(Iv) Bila garis spektral atom hidrogen diperiksa dengan spektrometer yang memiliki
daya urai tinggi, ditemukan bahwa satu garis terdiri dari dua atau lebih komponen
dekat. Ini dikenal sebagai struktur garis spektral yang halus (fine structur). Teori
Bohr tidak bisa menjelaskan Struktur garis spektral yang halus.
126
(V) Ditemukan bahwa ketika medan listrik atau medan magnet diterapkan pada
atom, masing-masing garis spektrum terbagi menjadi beberapa garis. Efek
sebelumnya disebut sebagai efek Stark, sedangkan yang terakhir dikenal sebagai
efek Zeeman. Teori Bohr tidak bisa menjelaskan efek Stark dan efek Zeeman .
(VI). Hanya akurat bila diterapkan pada kasus atom berelektron tunggal atau atom
yang menyerupai atom hidrogen (hydrogen like), namun tidak akurat bila
diterapkan pada sistim (atom )berelektron banyak

Model atom Sommerfeld


Untuk menjelaskan struktur garis spektral yang diamati, Sommerfeld
memperkenalkan dua modifikasi utama dalam teori Bohr.
(I) Menurut Sommerfeld, jalur elektron di sekitar nukleus, secara umum, adalah
elips dengan nukleus pada salah satu fokusnya.
(Ii) Kecepatan elektron yang bergerak dalam orbit elips bervariasi di berbagai
bagian orbit. Hal ini menyebabkan variasi relativistik dalam massa elektron yang
bergerak.
Sekarang, ketika orbit elips diizinkan, seseorang harus berurusan dengan dua
jumlah variabel.
(I) Jarak elektron yang bervariasi dari nukleus (r).
(Ii) Posisi sudut yang bervariasi dari elektron berkenaan dengan nukleus, yaitu
sudut azimuthal φ (Gambar 6.13).
Untuk mengatasi kedua variabel ini, dua bilangan kuantum diperkenalkan
(I) bilangan kuantum utama n teori Bohr, yang menentukan
Energi dari elektron, dan (ii) sebuah bilangan kuantum baru yang disebut orbital
(atau azimuthal) bilangan kuantum (l) yang telah diperkenalkan untuk menandai
momentum sudut pada orbit, yaitu menentukan momentum sudut orbital elektron.
Nilai-nilainya bervariasi dari nol sampai (n-1) dalam langkah-langkah kesatuan.
Nomor kuantum orbital ini (l) berguna untuk menemukan orbit elips yang mungkin.
Orbit berbentuk elips seperti itu
b / a = (l +1) / n
Dimana a dan b adalah sumbu semi mayor dan semi minor masing-masing dari
elips.
Menurut model Sommerfeld, untuk bilangan kuantum utama n, ada n kemungkinan
127
orbit dari berbagai eksentrisitas yang disebut sub-orbits atau sub-shells. Dari n
subkulit, satu melingkar dan sisanya (yaitu n-1) berbentuk elips. Sub-orbit yang
mungkin ini memiliki energi yang sedikit berbeda karena variasi relativistik dari
massa elektron.
Perhatikan tingkat energi pertama (n = 1). Bila n = 1, l = 0 , pada tingkat energi ini,
hanya ada satu orbit atau sub-shell untuk elektron. Juga, bila a = b, kedua sumbu
elips sama. Sebagai hasil dari ini, orbit yang sesuai dengan n = 1 adalah lingkaran.
Subkulit ini ditunjuk sebagai sub-shell. Karena, sub-shell ini termasuk dalam n = 1,
maka ditetapkan sebagai 1s (lihat Gambar a dibawah).
Demikian pula, untuk tingkat energi kedua n = 2, ada dua sub-kerang yang
diizinkan untuk elektron. Untuk n = 2, dapat mengambil dua nilai l yaitu 0 dan 1.
N = 1 dan l = 0 maka b / a = 1 sesuai dengan orbit 1S
N = 2 dan l = 0 maka b / a = ½ sesai dengan orbit 2S
N = 2 dan l = 1, maka b / a = 1, sesuai dengan orbit 2p
seperti tampak pada gambar berikut

Gb.3.33. Model atom Sommerfeld


Kelemahan Model atom Sommerfeld
(I) Meskipun modifikasi Sommerfeld memberi latar belakang teoritis tentang
struktur garis spektral hidrogen yang halus, tidak dapat memprediksi jumlah
struktur teramati dari garis-garis ini dengan benar.
(Ii) Tidak dapat menjelaskan distribusi dan pengaturan elektron dalam atom.
(Iii) Model Sommerfeld tidak dapat menjelaskan spektrum logam alkali seperti
natrium, kalium, dll.

128
(Iv) Model atom ini juga tidak bisa menjelaskan efek Zeeman dan Stark.
(V) Model ini tidak memberikan penjelasan apapun untuk intensitas garis spektral.

Contoh
1. Elektron pada atom Hidrogen diketahui berada pada keadaan n = 2 (eksitasi
pertama)
Tentukanlah (a). Jari jari lintasan elektron ,(b).Kecepatan linier elektron pada
lintasannya, (c).Energi total elektron, (d).momentum sudut elektron.
Jawab
a) jari jari lintasan elektron
rn  0,52928 A o n 2  0,5292 x 2 2 A  2,116 A
b) Kecepatan linier elektron
1 h 1 6,63.10 34 js
vn  
n 2ma0 2 2.3,14.(9,1.10 31 kg).0,5292.10 10 m
 1,096 x10 6 m / s
c) Energi total elektron
13,6eV  13,6eV
En     3,4eV
n2 22
Atau

1 ke2 1 8,988.10 9 Nm 2 / C 2 .(1,602.10 19 C ) 2


En    
n 2 2a 0 22 2.0,5292.10 10 m
 5,4485.10 19 Joule
 3,4eV
d) Momentum sudut elektron
Ln  mvn rn
L2  mv2 r2  (9,1.10 31 kg)(1,096.10 6 m / s)( 2,116.10 10 m)
 2,1104 x10 34 kgm2 / s
129
Atau
Ln  n
L2  2.x1,055.10 34 js  2,11.10 34 kgm2 / s

Contoh
2. Tentukanlah panjang gelombang terbesar pada spektrum atom hidrogen untuk
deret
(a).Lyman , (b).Balmer, (c).Paschen.
Jawab

1  1 1 
 R 2  2 
 n 
 f ni 
a. Panjang gelombang terbesar pada deret Lyman diperoleh ketika
ni = 2

1  1 1  1 1 
 R 2  2   1,097.10 7 m 1  2  2   8,227.10 6 m 1
   1 2 
 n f ni 
  1,2155 x10 7 m
b. Panjang gelombang terbesar pada deret Balmer diperoleh ketika
ni = 3

1  1 1   1 1
 R 2  2   1,097 x10 7 m 1  2  2   0,15236.10 7 m 1
 n  2 3 
 f ni 
  6,5634 x10 7 m
c) Panjang gelombang terbesar pada deret Paschen diperoleh ketika
ni = 4

1  1 1   1 1 
 R 2  2   1,097 x10 7 m 1  2  2   0,0533x10 7 m 1
 n  3 4 
 f ni 
  18,76 x10 7 m
TUGAS
Kerjakan latihan soal soal berikut ini

130
1. Elektron pada atom hidrogen berada pada keadaan eksitasi ke 2 (n = 3).
(a).Foton dengan frekuensi berapakah harus diserap oleh atom supaya
elektron dapat tereksitasi ke keadaan eksitasi ke 4. (b). Ketika elektron dari
keadaan eksitasi ke 2 bertransisi ke keadaan dasar (groud state), berapakah
panjang gelombang foton yang dipancarkan atom.
2. Elektron pada atom Hidrogen berada pada keadaan eksitasi pertama, foton
dengan frekuensi berapakah harus diserap atom agar elektron dapat loncat
keluar atom
3. Tentukanlah panjang gelombang terbesar yang dipancarkan atom Hidrogen
untuk:
a).deret Lyman
b).deret Balmer
c).deret Paschen
d).deret Bracket
e).deret Pfund
4. Elektron pada atom Hidrogen berada pada keadaan dasar, tentukanlah :
a). Jari jari orbit elektron
b). Kecepatan linier elektron pada orbitnya
c). Energi kinetik elektron
d) .Energi total elektron
e). Momentum sudut elektron
5. Spektrum atom Hidrogen pada deret Lyman panjang gelombangnya 102,6
nm. Tentukanlah pada kulit manakah keadaan elektron awal sebelum
bertransisi ke keadaan dasar,

Perkembangan teori dan model atom secara kronolgi dapat digambarkan sebagai
berikut

J.J.Thomson(1987) Rutherford(1911) Bohr(1913) Mekanika Quantum


Penemuan elektron Inti atom Model atom Heisenberg(1925)
Model atom plump Model atom Schrodinger(1926)
puding Dirac(1927)
131
Referensi
Beiser, A, Konsep Fisika Modern
Crane Modern Physics
Serway, P.A ; Moses,C.J.; Moyer,C.A. (1997) Modern Physics. Saunders
College Publishing

132
BAB IV
GELOMBANG MATERI

1. Pendahuluan
Pada bab sebelumnya kita sudah membahas beberapa temuan penting dan konsep
konsep teoritis tentang partikel penyusun benda(materi). Pada bab ini akan dibahas
pemikiran atau ide ide brilian lainnya terutama yang dikemukakan oleh Count Louis
de Broglie yaitu bagaimana representasi elektron sebagai gelombang atau sifat
gelombang dari materi. Selain itu juga akan dibahas eksperimen difraksi elektron
oleh davisson – Germer yang merupakan konfirmasi hypotesis de Broglie. Bagian
akhir akan dibahas prinsip ketidak pastian Heisenbergh yang juga merupakan salah
satu pilar Fisika yang berkaitan dengan benda benda mikroskopik setingkat atomik
atau sub atomik.

2. Postulat de Broglie
Tahap pertama menuju ke mekanika baru dari sistim atom digulirkan oleh Louis
Victor de Broglie pada tahun 1923. Dalam disertasi doktoralnya dia
mempostulatkan bahwa”karena foton memiliki karakteristik partikel dan
gelombang maka seluruh bentuk materi juga memiliki karakteristik
gelombang selain sebagai partikel”. Ide de broglie ini sangat radikal dan tanpa ada
pembuktian secara eksperimen pada saat itu. Menurut de broglie partikel (seperti
elektron) bermassa m dan momentum p memiliki sifat gelombang dengan panjang
gelombang dinyatakan oleh relasi de Broglie
λ = h/p ,
dimana h ialah konstanta Planck dan P adalah momentum relativistik p = γmv
,kecepatan partikel ialah v ,frekuensi gelombang tersebut ialah f = E/h ,dan
hubungan energi total partikel dengan momentumnya ialah
E 2  p 2c 2  m2c 4

133
dengan menerapkan teori gelombang materi ini pada elektron electron didalam atom
, de Broglie dapat menjelaskan kuantisasi panjang orbit electron dalam atom yaitu
sebagai konsekuensi alami dari interferensi gelombang gelombang electron.

Gb 4.1.Victor Louis de Broglie


Contoh
1. Tentukanlah panjang gelombang dari bola baseball yang massanya 140
gram dan bergerak dengan kelajuan 27 m/s.
Jawab
ℎ 6,63𝑥10−34 𝑗𝑠
λ= = = 1,7𝑥10−34 𝑚
𝑚𝑣 (140𝑥10−3 𝑘𝑔)(27𝑚)
𝑠
Apakah bola baseball tersebut pada saat bergerak menampakan diri sebagai
gelombang atau sebagai benda(materi)?. Untuk itu kita bandingkan antara panjang
gelombang de Broglienya dengan dimensi dari bendanya. Bila dimensi dari benda
jauh lebih besar dari panjang gelombangnya maka benda tetap akan menampakan
diri sebagai materi teta[ sebaliknya bila dimensi benda jauh lebih kecil dari panjang
gelombang de Broglienya maka pada saat bergerak benda akan menampakan diri
sebagai gelombang, pada contoh soal tersebut misalkan diamater dari bola baseball
itu 6 cm atau 0,06 m maka jelas bahwa dimensi benda jauh lebih besar dari panjang
gelombangnya sehingga pada saat bola baseball itu bergerak tetap akan berwujud
sebagai benda(materi).

2. Elektron pada alat pemercepat partikel bergerak dengan kecepatan


5x105m/s, tentukanlah panjang gelombang de Broglienya.
Jawab

134
Karena kecepatannya jauh dibawah cepat rambat cahaya maka kita gunakan
momentum klasik
ℎ 6,63𝑥10−34 𝑗𝑠
λ= = = 1,46𝑥10−9 𝑚
𝑚𝑣 −31 5𝑥105 𝑚
(9,1𝑥10 𝑘𝑔)( )
𝑠
Kalau kitabandingkan dengan dimensi elektron, diameternya lebih kecil dari
10-19m maka panjang gelombang elektron jauh lebih besar dari dimensinya sehingga
pada saat elektron bergerak, elektron akan menampakan diri sebagai gelombang.

3. Eksperimen Davison-Germer
Pada tahun 1927 ,Davisson dan Germer mendemonstrasikan secara langsung sifat
gelombang dari electron dengan menunjukan bahwa electron energi rendah
didifraksikan oleh kristal tunggal nikel.

Gb.4.2. Skema diagram peralatan Davisson Germer

Gb. 4.3.Pola difraksi elektron yang dihasilkan

135
Gb.4.4.Clinton Davisson and Lester Gb.4.5. grafik hubungan
Germer intensitas terhadap akar
tegangan pemercepat

Pada eksperimennya Davisson dan Germer menembakan berkas electron pada krital
nikel. Berkas electron ditempatkan dalam medan potensial sehingga electron akan
bergerak dipercepat sebagai hasil perubahan dari energi potensial listrik menjadi
energi kinetic.

Gb.4.6. Skema diagram eksperimen Davison Germer fakta


eksperimen yang diperolehnya 136
Kecepatan electron dapat ditentukan sebagai beriku
eV= ½ mv2
maka kecepatan electron tersebut ialah

v = (2eV/m)1/2
Panjang gelombang elektron ditentukan dengan cara dihitung dengan menggunakan
persamaan de Broglie dan juga diukur dengan menggunakan difraksi Bragg.
Panjang gelombang menurut persamaan de Broglie ialah

ℎ ℎ ℎ
𝜆 = 𝑚𝑣 = =
𝑚√2𝑒𝑉/𝑚 √2𝑚𝑒𝑉

Pada percobaannya tersebut beda potensial pemercepat yang digunakan ialah 54


volt dan electron terhambur dengan sudut hamburan 500.
Panjang gelombang electron hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan de
Broglie ialah

ℎ 6,63𝑥10−34 𝑗𝑠
𝜆= =
√2𝑚𝑒𝑉 √2(9,1𝑥10−31 𝑘𝑔)(1,602𝑥10−19 𝐶)(54 𝑉)

= 1,67x10-10m = 1,67 A

Berikutnya panjang gelombang diukur dengan percobaan difraksi Bragg. Energi


berkas electron jauh lebih kecil dari sinar x sehingga ketika berkas electron
ditembakan pada kristal nikel maka akandihamburkanoleh atom atom pada lapisan
atas bidang Bragg, berkas electron tidak mampu menembus ke lapisan yang lebih
dalam, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7

137
B
d θ
A

Gb.4.7. hamburan berkas elektron oleh lapisan atom pada kristal

Beda lintasan optic dua berkas electron terhambur ialah


AB = d sinθ
dengan d ialah jarak dua atom yang berdekatan pada kristal nikel

Kedua berkas sinar tersebut akan berinterferensi maksimum bila beda lintasan
optiknya merupakan kelipatan dari panjang gelombang
d sinθ = nλ
Jarak antar dua atom yang berdekatan pada kristal nikel diukur dengan
mendifraksikan sinar x yang panjang gelombangnya diketahui pada kristal nikel,
dan diperoleh harga d ialah 2,15 A. Dengan demikian panjang gelombang berkas
electron (gelombang de Broglie) ialah
λ = d sinθ = 2,15 A sin 50 = 1,65 A
Berdasarkan data tersebut terdapat kesesuaian antara prediksi teoritis De Broglie
dengan hasil pengukuran secara eksperimen, dengan demikian postulat de Broglie
terbukti kebenarannya secara eksperimen.

4. Eksperimen oleh G.P.Thomson


Melakukan eksperimen difraksi elektron pada polikristalin SnO2 yang
diorientasikan secara random, dan dihasilkan pola difraksi berbentuk cincin

138
Gb.4.8. GP Thomson dan Pola difraksi elektron oleh polikristalin SnO2

Berdasarkan eksperimennya tersebut G.P.Thomson mendapat hadiah nobel pada


tahun 1937
Meskipun panjang gelombang dari gelombang materi secara eksperimen dapat
ditentukan , penting untuk dipahami bahwa tidak seperti gelombang lainnya karena
frekuensinya dan kecepatan phase tidak diukur secara langsung. Bahwa kecepatan
phase suatu individu gelombang materi lebih besar dari kecepatan cahaya dan
bervariasi dengan panjang gelombang atau bilangan gelombang. Untuk
merepresentasikan ,superposisi dari gelombang materi dengan perbedaan panjang
gelombang ,amplitude dan phase ,harus dipilih yang berinterferensi secara
konstruktif di area terbatas dalam ruang. Hasilnya berupa gelombang paket atau
group gelombang yang bergerak dengan kelajuan yang sama seperti partikel klasik.

Gb.4.9. Pola difraksi sinar x sama dengan pola difraksi elektron dan pola
difraksi neutron

Berdasarkan persamaan difraksi elektron, maka apabila panjang gelombang


berkas gelombang materi elektron diketahui maka dapat ditentukan jarak
139
antar atom dari kristal, dan sebaliknya apabila jarak antar atom pada kristal
target diketahui maka dapat ditentukan panjang gelombang materi.
Eksperimennya dapat menggunakan alat sebagai berikut yaitu tabung
difraksi elektron

Anode
Layar

filamen

katoda

Gelas
hampa
Pola difraksi
Gb.4.10. Tabung Difraksi Elektron
Dengan mengukur diameter dari dari masing masing cincin pada layar dan
beda potensial pemercepat elektron

Gb.4.11. Pola difraksi elektron yang tampak pada layar tabung

Maka akan dapat ditentukan karakteristik dari material kristalnya.


140
5. Grup Gelombang
Grup gelombang atau gelombang paket dapat dianalogikan dengan superposisi dua
gelombang atau lebih yang frekuensinya berbeda sedikit yaitu pada peristiwa
layangan (beat). Contoh superposisi dua gelombang yang frekuensinya 440 Hz dan
439 Hz

Gb 4.12. hasil superposisi dua gemobang


Superposisi tiga gelombang yang frekuensinya masing masing 440 Hz,439
Hz dan 438Hz

Gb 4,13, hasil superposisi tiga gelombang


Superposisi 5 gelombang yang masing masing frekuensinya 440Hz,439
Hz,438 Hz,437 Hz dan 436 Hz

Δx

Gb. 4.14. hasil superposisi lima gelombang


Sebaran ruang dari gelombang paket tersebut ialah Δx.

141
Cepat rambat gelombang

h E E mv 2 / 2 v
w  f  ( )  ( )    w  v Why?
p h p mv 2

Fungsi gelombang partikel de Broglie

 ( x, t )  sin 2 ( x /  t ) set   1/


 ( x, t )  sin 2 (x t )

Gb.4.15.Fungsi geleombang ψ(x,t)

(1) x tetap, pada waktu t amplitude ialah satu, frequensinya ν.


(2) t tetap, Ψ(x,t) ialah fungsi sine dari x.
(3) Fungsi akan nol pada

2 (xn t )  n n  0,1,2,.......


xn  n / 2 t  xn  n / 2  ( /  )t

nodes ini bergerak sepanjang sumbu x dengan kecepatan

w  dxn / dt   /   

142
Amplitudo Modulasi dari Gelombang

Gb.4.16. mplitudo modulasi gelombang

 ( x, t )  1 ( x, t )  2 ( x, t )
1 ( x, t )  sin 2 (x  t ), 2 ( x, t )  sin 2 [(  d ) x  (  d )t ]
d d (2  d ) (2  d )
  ( x, t )  2 cos[ x t ]  sin 2 [ x t]
2 2 2 2
d d
untuk d  2 dan d  2   ( x, t )  2 cos[ x t ]  sin 2 (x  t )
2 2
(1) kecepatan dari individual gelombang ialah w   / 
dν / 2 dν
(2) kecepatan group dari gelombang ialah g  
dκ / 2 d

Kecepatan grup dari gelobang sama dengan kecepatan gerak dari partikelnya

E dE 1 p dp
  d      d 
h h  h h
d dE / h dE
g  
d dp / h dp
1 dE
E  mv 2 p  mv  dE  mvdv  v
2 dp
g v

143
Latihan
1. Tentukanlah panjang gelombang de Broglie dari sebuah proton yang
bergerak dengan kecepatan 106 m/s.
2. Hitunglah panjang gelombang de Broglie dari sebuah electron yang
memiliki energi kinetic :a) 50 eV , b). 50 keV
3. Tentukanlah panjang gelombang de Broglie dari seorang pelari cepat yang
massanya 60 kg dan berlari dengan kelajuan 5 m/s
4. Proton dan electron memiliki energi kinetic yang sama 50 keV,tentukanlah
mana yang lebih besar panjang gelombang de Broglie elektron atau proton?
5. Panjang gelombang de Broglie dari sebuah electron dalam alat pemercepat
partikel ialah 1 A , tentukanlah beda potensial pemercepat yang dipasang
pada alat tersebut.

6. Mikroskop Elektron
Mikroskop electron adalah penemuan teknologi yang sangat penting dalam
perkembangan teknologi mikroskop sebagai aplikasi dari sifat partikel sebagai
gelombang. Daya urai(pisah) dan panjang gelombang terpendek yang sangat
berguna untuk pekerjaan optic ialah kira kira 200 nm. Elektron yang dipercepat
dengan beda potensial pemercepat 60 kV akan mempunyai panjang gelombang
0,0055 nm. Secara teoritis harga panjang gelombang dari electron tersebut
merupakan daya pisah dari electron mikroskop.
Pada prakteknya electron electron harus difokuskan dengan menggunakan
medan listrik dan medan magnet. Medan magnet dan medan listrik ini bertindak
sebagai lensa bagi gelombang materi. Proses tersebut akan membatasi daya urai
sampai kira kira menjadi 0,2 nm. Akan tetapi dengan daya urai sebesar itu
mikroskop electron masih 1000 kali lebih baik daripada mikroskop optic. Maka
dengan mikroskop electron dimungkinkan untuk melakukan pengkajian bahan
pembentuk selular yang kecil juga molekul.
Ada dua jenis mikroskop electron yang sudah lazim digunakan ialah mikroskop
transmisi electron (TEM) dan mikroskop electron pemayaran (scanning electron

144
microscope /SEM). Pada mikroskop electron transmisi dalam penggunaannya harus
menggunakan sample(bahan contoh) yang tebalnya kurang dari 100 nm. Jika
sample terlalu tebal maka energi yang hilang oleh electron di luar sumbu adalah
jauh lebih besar dari pada energi yang hilang oleh electron yang langsung masuk
kedalam sample itu. Maka panjang gelombang akan berubah sehingga electron
electron tidak dapat semuanya difokuskan secara serempak. Walaupun daya pisah
mikroskop ini sangat baik namun kesulitan dalam mempersiapkan sample
pengunaannya menjadi tidak praktis juga kedalaman medannya sangat kecil
sehingga struktur tiga dimensi dari sample tidak akan dapat difokuskan dengan
baik.
Ketidakpraktisan serta kekurangan lainnya dari mikroskop transmisi electron
dapat diatasi oleh mikroskop electron pemayaran. Sample tidak perlu diperispkan
secra khusus bahkan sample berupa organisme hidup dapat digunakan ,dan hasilnya
memperlihatkan struktur tiga dimensi yang baik dan jelas. Pada mikroskop electron
pemayaran, electron difokuskan kesebuah titik kecil yang disapu keseluruh
permukaan bahan contoh. Bayangan dibentuk dengan memantau electron sekunder
yang loncat keluar dari sample sebagai akibat penyinaran sinar utama. Elektron
electron sekunder itu dikumpulkan dan dipercepat didalam tabung CRT. Berkas
sinar katoda itu disapukan keseluruh permukaan layar pada kecepatan yang sama
dengan kecepatan sapuan sinar utama pada sampel. Banyaknya ewlektron sekunder
berubah seiring dengan perubahan komposisi dan orientasi dari permukaan sampel,
dan terangnya jejak elektron pada layar tabung sinar katoda berubah sesuai dengan
perubahan banyak sedikitnya elektron sekunder.

145
Gb 4.18.Alat TEM

Gb. 4.17.skema TEM dengan lensa magnetik dan skema


proyeksi cahayanya

Gb .4.19.Skema SEM

7. Prinsip Ketidakpastian Heisenbergh

Suatu gelombang paket yang terlokalisasi di suatu daerah ∆x mengandung rentang


dari bilangan gelombang ∆k , dimana ∆x ∆k≥ ½. Karena Px =ћk hal ini membawa
implikasi bahwa terdapat suatu prinsip ketidak pastian untuk posisi dan momentum
∆px ∆x ≥ ћ/2

146
dengan cara serupa dapat ditunjukan relasi ketidak pastian energi –waktu yang
dinyatakan sebagai berikut
∆E∆t ≥ ћ/2
Pemikiran tersebut dikemukakan oleh W.Heisenberg (1927) dan dikenal dengan
nama prinsip ketidakpastian Heisenbergh. Pada papernya yang terkenal, Heisenberg
menyatakan bahwa “tidak mungkin menentukan posisi dan momentum suatu
partikel secara simultan dengan ketelitian tak hingga”. Dengan kata lain “jika
pengukuran posisi dibuat dengan ketelitian Δx dan secara simultan mengukur
momentum yang searah sumbu x dengan ketelitian Δp, maka perkalian kedua
ketidak pastian tersebut tidak pernah lebih kecil dari h/4π, atau Δx. Δp   / 2
Arti mendasar dari prinsip ketidak pastian tersebut ialah bila kita dengan suatu
cara dapat mengupayakan untuk mengetahui posisi partikel secara tepat (ketidak
pastian posisinya nol) ,maka ketidak pastian momentum dari partikel itu menjadi
sangat besar sekali, yang artinya kita sama sekali tidak dapat mengetahui berapa
momentum dari partikel tersebut, dan sebaliknya.

Gb.4.20.Werner Heisenberg

Contoh
Misalkan kecepatan electron dan kecepatan peluru senapan yang massanya 0,03 kg
masing masing diukur dengan ketidak pastian kecepatan Δv = 10-3m/s. Berapakah
ketidak pastian posisi dari electron dan peluru tersebut ?

147
Jawab
h
xPx 
4
h
xmv 
4
h
x 
4mv
Untuk electron ketidakpastian posisinya ialah

h 6,63x10 34 js
x    0,058m
4mv 4(3,14)(9,1x10 31 kg)(10 3 m / s)
Untuk peluru senapan ketidakpastian posisinya ialah

h 6,63x10 34 js
x    1,75 x10 30 m
4mv 4(3,14)(0,03kg)(10 3 m / s)

Berdasarkan contoh tersebut, untuk benda benda makroskopik seperti peluru


senapan prinsip ketidak pastian tidak mengharuskan suatu batas efektif pada
pengukuran eksperimental karena kesalahan pengukuran kedudukan (dalam
eksperimen)selalu jauh lebih besar dari 10-30m. Bagaimana untuk benda benda
mikroskopik seperti atom atau sub atomic ?. Elektron jauh lebih kecil dari atom .
Dalam suatu Kristal jarak antar dua atom yang berdekatan kira kira sejauh 10 -10m,
maka pengukuran posisi electron dengan ketidak pastian 0,1 m membuat informasi
keberadaan electron dalam Kristal tersebut menjadi tidak jelas (kabur) ,electron bisa
berada dimana saja diantara bermilyar milyar atom dalam suatu Kristal
Prinsip ketidak pastian ini menuju ke kesimpulan bahwa didalam setiap
eksperimen kita tidak dapat mengamati secara serentak sifat partikel dan sifat
gelombang dari cahaya atau sifat partikel dan sifat gelombang dari materi. Tinjaulah
eksperimen interferensi celah ganda dimana sumber cahaya diganti dengan berkas

148
electron

Py
Θm θ

kisi

layar

Gb.4.21. Difraksi elektron oleh celah ganda

Kisi celah ganda dengan jarak antar celah d dan lebar celah d/4 ,sedangkan jarak
antar kisi ke layar ialah D. Berkas electron monoenergetik yang momentum
liniernya P datang pada kisi celah ganda , maka menurut postulat de Broglie
electron akan berperilaku sebagai gelombang dengan panjang gelombang λ = h/P.
Pada layar akan tampak pola interferensi berupa garis terang (intensitas maksimum)
dan garis gelap (intensitas minimum). Jarak antar garis terang atau garis gelap ke
terang pusat dinyatakan oleh persamaan
nλ =2 d sinθ
Intensitas maksimum terjadi pada saat θ = 0 dan minimum (gelap) pertama terjadi
pada
Sinθ = λ/2d. Apabila harga λ/2d sangat kecil maka Sinθ ~ θ, sehingga minimum
pertama terjadi pada θm = λ/2d. Jadi pengamatan θm dapat digunakan untuk
menentukan panjang gelombang λ . Harga panjang gelombang yang diperoleh
dapat dibandingkan dengan harga panjang gelombang menurut postulat de Broglie.
Bagaimana kalau pada peristiwa difraksi celah ganda tersebut kita anggap
elektron sebagai partikel atau materi ?. Bila pada saat tersebut kita anggap
149
elektronnya sebagai materi, maka seharusnya kita dapat menentukan celah mana
yang akan dilewati oleh elektron tersebut, apakah celah atas atau celah bawah. Hal
itu dapat dilakukan dengan melewatkan foton pada celah, ketika elektron melewati
celah maka elektron akan bertumbukan dengan foton sehingga foton akan
terhambur sedangkan elektronnya terus bergerak menuju layar. Hamburan foton
dapat dideteksi dan tempat terjadinya tumbukan dapat ditentukan. Sebagai contoh
jika tumbukan itu berlangsung di sebelah garis pusat maka berarti elektron bergerak
melewati celah atas, dan ketidak pastian kedudukan elektron pada saat melewati
celah maksimum ialah sebesar Δy = d/4. Menurut prinsip ketidakpastian
Heisenberg perkalian ketidakpastian posisi dan momentum ialah
Δy.ΔPy = h/2π
h h 2h
Py   
2y d d
2
4
Maka sudut simpangan elektron itu ialah
Py 2h / d 2
  
P h/ d

Dengan demikian θ > θm ,hal itu berarti bahwa pola interferensi akan menjadi tidak
jelas sebab kita tidak tahu dimana elektron akan jatuh dilayar . Berdasarkan hal
tersebut maka prinsip ketidakpastian ialah caranya alam untuk menjamin
bahwa sifat gelombang dan sifat partikel dari suatu materi tidak akan dapat
diamati secara serentak.

Latihan
1. Sebuah elektron yang sedang bergerak diketahui berada dikawasan sepanjang
0,1 m. Berapakah ketidak pastian kecepatannya .
2. Berapakah energi kinetik minimum dari sebuah partikel yang massanya 10 -20
kg ,jika ketidak pastian kedudukannya ialah 10-10m .

150
Referensi
Beiser, A, Konsep Fisika Modern
Crane Modern Physics
Serway, P.A ; Moses,C.J.; Moyer,C.A. (1997) Modern Physics. Saunders
College Publishing

151
BAB V
PENGENALAN MEKANIKA KUANTUM

1. Pengantar
Max Planc dalam upayanya dapat menjelaskan secara teoritis pakta eksperimen
tentang radiasi benda hitam telah mengemukakan pemikiran /gagasan yang sangat
brilian dan merupakan gagasan yang baru. Planck menyatakan bahwa dinding
rongga benda hitam tersusun oleh jutaan resonator resonator, tiap resonator
berfibrasi dengan frekuensi berbeda beda. Tiap resonator memiliki energi yaitu
merupakan kelipatan dari frekuensi reonator f dikalikan dengan konstanta h atau E
= nhf ,dengan n = 1,2,3,.... Berdasarkan gagasan tersebut energi reonator (osilator)
terkuantisasi sedangkan menurut teori gelombang elektromagnetik, energi osilator
itu kontinyu. Selanjutnya Planck mengemukakan bahwa benda hitam akan
memancarkan energi apabila ada resonator pindah atau loncat dari keadaan energi
nhf ke keadaan energi dibawahnya (n-1)hf atau adanya loncatan dari suatu keadaan
kuantum kekeadaan kuantumlain dibawahnya.

Berdasarkan gagasan Planck tersebut Einstein dalam upayanya dapat menjelaskan


fakta eksperimen tentang efek foto listrik ,menyatakan bahwa cahaya yang
menyinari logam pada efek foto listrik adalah berupa foton foton (partikel). Tiap
foton memiliki energi E= nhf, bergerak dalam ruang dengan kecepatan sama dengan
cepat rambat cahaya serta memiliki momentum linier P = E/c . Pada peristiwa efek
foto listrik energi tiap foton diserap oleh satu elektron . Teori Einstein ini
menyimpulkan bahwa cahaya bersifat dualisme..

Niels Bohr dalam upayanya membangun model atom dia menyatakan bahwa
elektron dalam atom yang berada dalam orbit stasionernya tidak memancarkan
energi. Atom akan memancarkan energi apabila ada elektron yang loncat dari
keadaan energi tinggi ke keadaan energi rendah. Ide Bohr ini hampir sama dengan
pemikiran max planck yaitu gagasan adanya loncatan kuantum (quantum jump).

152
De Broglie dalam disertasi doktoralnya mengemukakan pemikiran bahwa “seperti
halnya cahaya memiliki sifat gelombang dan partikel maka partikel juga memiliki
sifat sebagai gelombang dan sebagai partikel. Setiap partikel yang bergerak dengan
momentum relativistik P akan menampakan sifat gelombang dengan panjang
gelombang λ=h/P. Gelombang ini disebut gelomang materi (mater waves).
Gelombang materi ini berbeda dengan gelombang mekanik atau gelombang
elektromagnetik. Gelombang materi dapat dianalogikan dengan peristiwa layangan
(beat) yaitu superposisi dua gelombang atau lebih yang frekuensinya berbeda
sedikit. Selanjutnya Werner Heisenbergh menyatakan bahwa untuk benda benda
mikroskopik tidak mungkin mengukur ketidak pastian posisi dan ketidak pastian
momentum secara simultan dengan ketelitian tak hingga.

Berdasarkan gagasan gagasan yang brilian tersebut menyatakan bahwa mekanika


klasik tidak bisa digunakan untuk menjelaskan secara teoritis pada berbagai
fenomena fisika untuk benda benda mikroskopik atau benda benda setingkat atom
atau sub atom. Dan sekarang kita tahu bahwa untuk mempeajari fenomena fisis dari
benda benda mikroskopik maka harus digunakan mekanika kuantum.

2. Persamaan Keadaan Suatu Sistem


Persamaan keadaan suatu sistem dinyatakan oleh suatu fungsi yang diberi notasi
Ψ(r,t) yang menyatakan persamaan keadaan dari suatu sistem yang berada pada
posisi r dan pada waktu t. . Ψ(r,t) merupakan fungsi gelombang dan juga berupa
fungsi kompleks.. Fungsi tersebut mendeskripsikan keadaan suatu partikel secara
lengkap. Bagaimana kita dapat menarik informasi dari fungsi gelombang tersebut
?.Menurut interpretasi kopenhagen :
• Kuantitas | Ψ(r,t) |2 diinterpretasikan sebagai probabilitas bahwa partikel
dapat ditemukan pada posisi tertentu x dan pada waktu tertentu t
▪ Tindakan atau upaya pengukuran akan menyebabkan fungsi gelombang
‘collapses’ dan kembali kedalam bentuk partikel

153
3. Persamaan SCRODINGER
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan gelombang dalam variable Ψ.

Gb.5.1. Erwin Rudolf Josef Alexander Schrodinger


Persamaan gelombang dalam mekanika klasik dirumuskan oleh :

2 y 1 2 y
 (1)
x 2 v 2 t 2
Yang menyatakan gelombang dengan kuantitas variable Y yang menjalar dalam
arah x dengan kelajuan v. Dalam Mekanika Kuantum yang dipelajari adalah
gelombang de Broglie (ekuivalensi gelombang klasik) yaitu sifat gelombang
dari materi. Ekuivalensi ini bersesuaian dengan solusi umum persamaan (1)
untuk gelombang harmonik monokromatik tak teredam dalam arah + x yaitu :
Y = A e –i ω ( t – x/v) 2
atau
Y = A cos [ω(t-x/v)] – isin [ω(t-x/v)] 3

4. Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu


Persamaan gelombang dalam mekanika kuantum variabelnya adalah Ψ
dimana Ψ adalah berupa kuantitas kompleks dan tak dapat diukur.
Ψ = A e –i ω ( t – x/v) 4
Dengan ω = 2  υ dan v =  υ maka
Ψ = A e –2 i (υ t – x/) 5
154
Menurut de Broglie, setiap partikel yang momentumnya P dalam keadaan bergerak
akan berlaku seperti gelombang dengan panjang gelombang  = h/p dan menurut
Einstein energinya memenuhi hubungan E = h υ maka persamaan (5) dapat
ditulis :
Ψ = A e –(i/ћ ) (E t – px) 6
Yang menyatakan gelombang partikel berenergi E dan momentum p yang bergerak
dalam arah x positif.
Postulat mekanika kuantum ke 5 menyatakan Perubahan terhadap waktu
dari fungsi gelombang dinyatakan oleh persamaam Schrodinger

(r , t ) 
i  H (r ,t ) 7
t
Dimana operator Hamiltonian nonrelativistik untuk partikel tunggal bermassa
m dalam sistim koordinat 3 dimensi ialah
 2 2
H   U 8
2m
Atau

 (r , t ) 2 2
i  (   U )  (r ,t ) 9
t 2m

Gb.5.2. William Rowan Hamilton

155
Dalam sistim koordinat Cartesian ,bila partikelnya bergerak searah sumbu x maka
persamaannya ialah

 ( x, t ) 2 2
i  (  U )  ( x,t ) 10
t 2m x 2

Bila partikelnya bergerak dalam ruang tiga dimensi maka persamaannya menjadi


 ( x,y, z , t )  2
2 2
2
i  ( ( 2  2  2 )  U )  ( x, y , z , t ) 11
t 2m x y z
Persamaan tersebut dinamakan Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu.
(time dependent Shrodinger equation)

Contoh
Buktikanlah bahwa persamaan Schrodinger adalah linier dalam fungsi gelombang
Ψ(x,t) . Jawab : Harus dibuktikan bahwa jika Ψ1(x,t) dan Ψ2(x,t) adalahdua solusi
dari persamaanschrodinger untuk U(x,t) tertentu , maka Ψ(x,t) = λ 1 Ψ1(x,t) + λ2
Ψ2(x,t) . Periksa validitas dari kombinasi linier dengan mensubstitusikannya
kedalam persamaan schrodinger bergantung waktu
ħ𝟐 𝝏𝟐 𝜳 𝝏𝜳
−𝟐𝒎 𝝏𝒙𝟐
+ 𝑼𝜳 − 𝒊ħ 𝝏𝒕
=𝟎
𝝏𝟐 𝛹1 𝝏𝟐 𝛹2 𝝏𝜳𝟏 𝝏𝜳𝟐
(𝝀𝟏 𝝏𝒙𝟐
+ 𝝀𝟐 𝝏𝒙𝟐
)+ 𝑼(𝝀𝟏 𝜳𝟏 + 𝝀𝟐 𝜳𝟐 ) − 𝒊ħ(𝝀𝟏 𝝏𝒕
+ 𝝀𝟐 𝝏𝒕
) =𝟎

Kita dapat tuliskan


ħ𝟐 𝝏𝟐 𝛹1 𝝏𝜳𝟏 ħ𝟐 𝝏𝟐 𝛹2 𝝏𝜳𝟐
𝝀𝟏 ( 𝟐
+ 𝑈𝛹1 − 𝑖ħ ) + 𝝀𝟐 ( 𝟐
+ 𝑈𝛹2 − 𝑖ħ )=0
−𝟐𝒎 𝝏𝒙 𝝏𝒕 −𝟐𝒎 𝝏𝒙 𝝏𝒕

Jika kombinasi linier adalah solusi dari persamaan Schrodinger maka itu dipenuhi
oleh persamaan terakhir. Untuk seluruh harga λ1 dan λ2 karena masing masing yang

156
berada dalam tanda kurung sama dengan nol maka Ψ1 danΨ2 adalah solusi dari
persamaan schrodinger untuk U yang sama.

5. Persamaan Schrodinger Tak Bergantung Waktu


Dalam banyak permasalahan potensialnya tak bergantung waktu tapi hanya
bergantung pada kedudukan. Untuk potensial tak bergantung waktu persamaan
Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan kebergantungan terhadap
waktu. Demikian juga fungsi gelombang partikel bebas persamaan (6) dapat
diseparasikan sebagai berikut :

Ψ (x,t)= A e –(i/ћ)(Et-px) = A e –(iE/ћ)t e (ip/ћ)x


=  e –(iE/ћ)t
(12)
dengan  = e –(ipx/ћ)
Jadi Ψ(x,t) merupakan perkalian dari fungsi gelombang bergantung waktu e –(iE/ћ)t
dan fungsi gelombang bergantung pada kedudukan  . Subtitusikan persamaan (12)
ke dalam persamaan (10) maka diperoleh

 2 iE /  t  2 ( x)
i ( x) iE /  e iE /  t
 e 2
 U ( x)e iE /  t
2m dx
 2  2 ( x)
E ( x)    U ( x) ( x) atau
2m dx 2
 2 ( x) 2m
 2 E  U  ( x)  0
dx 2 
(13)

Persamaan (13) adalah persamaan Schrodinger bebas waktu untuk satu dimensi.
Perluasannya dalam ruang 3 dimensi ialah :
157
  2 ( x, y, z )  2 ( x, y, z )  2 ( x, y, z )  2m
     2 E  U  ( x, y, z )  0
 x 2 y 2 z 2  
Persamaan tersebut dinamakan persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu
(time independent Schrodinger equation )

Contoh
Partikel bebas bergerak dalam ruang .
Partikel yang bergerak dalam ruang dimana tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi,
medan magnet maupun medan listrik maka energi potensialnya akan nol. Persamaan
Schrodinger untuk partikel bebas dinyatakan oleh
2
 1 d 2 X 1 d 2Y 1 d 2 Z 
E    
2m  X dx 2 Y dy 2 Z dz 2 

Persamaan tersebut diperoleh dengan menganggap fungsi gelombang


Ψ (x,y,z) = X(x) Y(y) Z(z)

Karena ruas kiri berupa konstanta maka ruas kanan juga haruslah berupa konstanta,
persamaan dipisah menjadi

2
1 d2X
  Ex
2m X dx 2

2
1 d 2Y
  Ey
2m Y dy 2
2
1 d 2Z
  Ez
2m Z dz 2

158
Solusi ketiga persamaan tersebut ialah

X  x   eikx x
Y  y  e
ik y y

Z  z   eikz z

Maka

  x, y, z   e  
i kx x k y y kz z

Atau

  r   eik r

Energi partikel bebas tersebut ialah

2
k x2, y , z
Ex , y , z 
2m

Atau

2
k2
E
2m

159
Referensi
Esberg, R & Resnic,R (1974) Quantum Physics of Atoms ,Molecules,
Solids, Nuclei and Particles, John Wiley and Son

Pauling, L and Wilsson,E.B. (1935). Introduction to Quantum Mechanics,


Kogakusha Company, Ltd, Tokyo

160
BAB VI

PENERAPAN PERSAMAAN SCHRODINGER PADA


PERMASALAHAN PARTIKEL DALAM KEADAAN TERIKAT
(BOUND STATES) UNTUK TIGA DIMENSI.

1. Atom Hidrogen (Masalah Gaya Sentral)

Hamiltonian dan Nilai eigen


Hamiltonian untuk atom hidrogen atau atom menyerupai hidrogen (Hidrogen like
atom atau Hidrogenic atom) dengan nomor atom Z diungkapkan oleh

^ 2 ^ 2
^ pr L z e2
H   1
2m 2 r 2 r

persamaan Schrodinger yang berkaitan dengan sistem berupa hidrogenik atom itu
ialah

 ^ 2 ^2 
 pr L z e2 
     E 2
 2 m 2 m r 
 

 ^ 2 ^2 
 pr L z e2 
atau       E  3
 2 m 2 m r 
 

kita lakukan langkah-langkah yang sama seperti yang sudah anda pelajari pada
bagian pertama yaitu mula-mula menyatakan dalam koordinat bola kemudian
melakukan sevarasi variabel

 (r. . )  R( r ) Ym ( . ) 4

161
atau anda bisa juga menggunakan persamaan (3.35) operator

^ 1 
p r  i r
r r
^
 1   1  
p r2    i r    i r 5
 r r   r r 
2 1 
2
 r
r  r2

^ 2
dan menggunakan persamaan nilai eigen untuk operator L
^2
L    2   1

setelah kita lakukan tahap tahap pengerjaan diatas maka akan kita peroleh
persamaan radialnya adalah

 2 1 d2   2   1 ze 2 
  r     E  R( r )  0 6
 2 2 r
2 2
 r dr  r 

atau

 d2 r  1 2Ze 2 r 2 E r 
  2
r  2
 2
 2  Rr   0 7
 dr r  r  

misalkan   r R 8

 d 2   1 2Ze 2 2 E 
maka  2  2
 2  2   0 9
 dr r  r  

162
pada persamaan bab sebelumnya kita sudah menggunakan nilai E sebagai berikut

 2k 2
E 
2

misalkan ρ =2kr

1
atau r = 
2k
1
r2 = 2
2 10
4k

1
dr2 = 2
d 2
4k

substitusikan kedalam persamaan (9) maka diperoleh

 2 d
2
4k 2 (  1) 4k ze 2 
  4 k    k2   0
 d 2
 2
 
2

atau

 d 2   1  ze 2 1 
 2  2    0 11
 d 2 k  4 

dalam fisika modern sudah didefinisikan bahwa

2
 ao yaitu radius Bohr 12
 e2

163
2
R = yaitu konstanta Rydberg 13
2  ao2

2
 z  Z 2R
dan   
2
  14
ka 0  E

persamaan (11) dinyatakan dalam term a0, R dan  menjadi sebagai berikut

d 2    1  1
      0 15
d    4
2 2

persamaan (15) dapat dianalisa sebagai berikut :

1. untuk harga ρ besar maka persamaan direduksi menjadi

d2  1
 0 16
d 2 4

dan solusinya adalah

  A e  2  Be  2 17

solusi yang kita cari haruslah berupa fungsi berkelakuan baik

yaitu lim U untuk   harganya harus berhingga (menuju nol)

kondisi tersebut dipenuhi apabila A = 0 dengan demikian solusinya


 = Be –ρ/2
164
2. untuk harga  berada di sekitar titik pusat koordinat (origin) persamaan (15) di
reduksi menjadi

d 2    1
 0 18
d 2 2

solusi persamaan (18) dapat dilakukan dengan mensubstitusikan fungsi coba


 a
maka diperoleh

  A    B 1 19

bila  berada di pusat koordinat maka A = 0

jadi  =Be  1 untuk   0 20

Dengan dua bentuk asimtot tersebut maka solusi persamaan (15) dapat
dijabarkan dalam bentuk polinomial. Solusinya diungkapkan dalam
    e  2  1 F   21

~
dengan F     Ci  i 22
i 0

substisusi persamaan (21) ke dalam persamaan (15) maka diperoleh

 d2 
  d 2  2  2    d    1    F    0
d
23
 

165
Untuk suatu harga bilangan kuantum orbital  tertentu persamaan (23) tak lain
adalah persamaan nilai eigen dengan nilai eigen 
Berikutnya kita substitusikan persamaan (22) dan turunannya ke dalam
persamaan (23)


F     Ci  i
i 0

 C0  C1   C2  2  C3  3  C4  4  C5  5  .......Ci  i

d F ( )
= C1  2C2   3C3  2  4C4  3  5C5  4  .........
d

d 2 F ( )
= 2C2  6C3   12C4  2  20C5  3  .........
d 2

maka diperoleh

2C   6C   12C   20C   ..... 


2 3
2
4
3
5
4

(2  2  ) C  2C   3C   4C   ..... 
1 2 3
2
4
3
24
(  1   ) C  C   C   C   C   .....  0
0 1 2
2
3
3
4
4

selanjutnya kita lakukan pengelompokkan dalam variabel  dengan orde yang


sama

166
2  2C1    1   C0  0  2C2  C1    1  C1  2  22C2  
6C3  2  23C3  2C2     C2  2 
12C4  2  24C4    1   C3  3C3  3  .....  0
25

atau dalam bentuk umum persamaan (25) diungkapkan oleh

 i    1   Ci  i  1i  2  2Ci 1  i 0 26

karena  i adalah variabel dan tidak sama dengan nol maka konstantanyalah
yang harus sama dengan nol

 i    1   Ci  i  1i  2  2Ci1  0 27

atau

Ci 1 
i    1   C  C i C i 28
i  1i  2  2 i

Untuk i berharga besar sekali i >>> maka

Ci
Ci 1 ~
i

yang sama dengan koefisien rasio yang diperoleh dalam penjabaran

167
i
e   Ci  i  i!

Ci 1 i! 1 1
  ~
Ci  i  1! i  1 i

Berdasarkan apa yang sudah kita pelajari ternyata bentuk dari    


dibangkitkan oleh deret persamaan (21) mempunyai karakteristik sebagai berikut

   ~ e  / 2   1 e 
29
     e  / 2   1

Persamaan tersebut divergen untuk harga  besar atau

  maka     
Berarti fungsi solusi yang diperoleh tidak memenuhi syarat sebagaimana dinyatakan
dam postulat mekanika kuantum

Untuk memperoleh suatu fungsi gelombang yang finit maka penjabaran persamaan
(21) harus diterminasi pada batas harga tertentu dari i kita namakan saja misalnya
im dimana pada harga i = im haruslah i  0 . Dengan demikian seluruh parameter
persamaan (28) adalah positif i dapat dihilangkan jika

imax    1   30

168
Fungsi  adalah suatu polinomial dalam term eksponensial berbentuk persamaan
(21) .Ternyata dengan melakukan terminasi fungsi gelombang menjadi finit atau
terbatas di setiap tempat sesuai dengan yang diinginkan.
Karena i dan  adalah integer maka  juga integer yang dinamakan bilangan
kuantum utama n

n  imax    1 31

Jadi syarat pencilan (cut off ) pada deret persamaan (21) yang akan membuat   
menjadi finit untuk seluruh  juga dapat membantu menentukan nilai eigen  .
Dari persamaan (14)

Z2 R
 n 
2
n
2

En
atau

Z2 R
En   En  32
n2

menyatakan energi elektron dalam atom pada orbital yang menempati bilangan
kuantum utama n. Perumusan tersebut tepat sama seperti yang diturunkan oleh
Bohr.
3. Polinomial Laquerre
Fungsi eigen hidrogen yang berkaitan dengan nilai eigen En diungkapkan dalam

term persamaan (21) dengan deret mencakup i yang dibatasi pada harga

imax  n    1 33

dan dengan relasi recurrence untuk koefisien Ci  diungkapkan oleh persamaan

(28) ialah

169
n     e  / 2   1 Fn   
n   1
 An e /2
  1
C  i
i
34
i0

Ci 1  i Ci 35

  2 kn r
Z
kn 
a.n

dengan An adalah konstanta normalisasi. Polinomial Fn    yang berorde


n    1 diperoleh dari apa yang dikenal sebagai Polinomial Laquerre terasosiasi
(associated Laquerre Polinomials L2n11 )

Degenerasi
Harga imax pada persamaan (33) lebih besar dan sama dengan nol imax  0 maka
  n 1 41
Jadi untuk suatu harga bilangan kuantum utama n tertentu , harga bilangan kuantum
orbital ( bilangan kuantum azimuth  ) selalu lebih kecil dari n

 max  n  1 42

Dengan demikian harga-harga  ialah

 = 0,1,2,3,…, (n-1) 43

Masing-masing harga  max ini berkaitan terhadap perbedaan harga dari imax dan

fungsi gelombangnya juga berbeda-beda. Energi eigen En hanya bergantung pada

bilangan kuantum utama n. Untuk tiap n harga  dan m nya berbeda-beda atau

170
mkeadaan orbitalnya berdegenerasi. Artinya beberapa fungsi eigen yang berbeda
mempunyai satu nilai eigen yang sama. Sebagai contoh terdapat tiga fungsi
gelombang radial yang berbeda beda yang berkaitan pada suatu nilai eigen E3 yaitu

U 3.0 U 3.1 U 3.2 .


Keadaan eigen atau fungsi eigen yang lengkap dari operator Hamiltonian di
atas (persamaan 3.55) selain mengandung fungsi radial juga mengandung factor
yang bergantung pada sudut yaitu berupa fungsi harmonik bola Ym    

Untuk suatu harga  tertentu terdapat sejumlah 2  1 harga m yaitu

m    , ... ,   44

Yang akan memberikan fungsi-fungsi Ym  ,   yang berbeda-beda tetapi fungsi-

^2
fungsi tersebut menghasilkan satu nilai eigen yang sama dari operator  yaitu
 2     1 .
Keseluruhan fungsi-fungsi tersebut yaitu sejumlah ( 2   1 ) bila disubstitusikan
pada persamaan Schrodinger akan menghasilkan persamaan persamaan radial yang
sama yang hanya bergantung pada orbital  . Berdasarkan hal itu untuk masing-
masing solusi dari persamaan (11) Terdapat sejumlah ( 2   1 ) solusi persamaan

Schrodinger yang berkaitan dengan nilai eigen yang sama En .

Dengan cara ini kita peroleh degenerasi dari energi eigen En yaitu

n 1
En  2  1  n 2 45
0

Harga-harga yang diijinkan dari n,  , dan m ialah

n = 1,2,3,4,…
 = 0,1,2,3,…,(n-1)
171
m = -  , -  +1,…,0,1,2,…+ 
Tabel 3.1. Harga-harga yang diperbolehkan untuk  dan m pada harga n =
1,2, dan 3

n 1 2 3
 0 0 0 1 2
1
Notasi Spektroskopik 1S 2S 3S 3p 3d
Untuk keadaan (state ) 2p
m 0 0 -1 0 0 -1 0 1 -2 -1 0 1
1 2
Degenerasi dari keadaan n2 1 4 9

Bila dinyatakan dalam bentuk diagram maka dapat digambarkan sebagai berikut :

n
m=+ l

l =n -1

m=- l

m=2
m=1
l =2 m=0

m=1
l =1 m=0

l =0 m=0
172
Gb.6.1. Degenerasi keadaan yang berkaitan dengan bilangan kuantum utama
Berdasarkan uraian diatas maka energi eigen dan fungsi eigen dari Hamiltonian
hidrogenik yang diungkapkan oleh persamaan

Pˆ 2 Lˆ 2 Ze 2
Hˆ  r  
2m 2  r 2 r
ialah : Fungsi eigen

 n m (r, , )  R n (r )Y m ( ,  ) 46

A n  n
dengan R n  (r )  47
r
Anℓ adalah konstanta normalisasi yang ditentukan oleh syarat

 n  m  n  m  4 d  r 2 dr  *n  m  n  m 1 48
0


2 2
A n n dr 
0

1 n1!
A n 
a  2nn !
3 3 49
2
o

Keortogonalan fungsi-fungsi itu memenuhi relasi

 n  m  n m  
' ' '
n' n
  '
mm
' 50

Energi eigen diungkapkan oleh

173
Z2 R
En  
n2
  Z e2 
2 51

2 n 2

4. Fungsi Keadaan Dasar


Keadaan dasar ialah keadaan dimana n = 1, ℓ = 0 dan m = 0 dan dituliskan oleh
fungsi φ100. Dari persamaan (46) dan persamaan (47)

 n  m r , ,   A n   n  Y n  , 
1 1
(52)
r

 100  10 A 10 Y 00  ,  
1
(53)
r

Berarti untuk menentukan fungsi keadaan dasar pertama kita harus menentukan
U100. Dari persamaan (34)

 n   1
n (  )  A n e 2
  1 C i  i

i0


10 (  )  A10 e 2
 Co

Harga C0 = 1

maka 10 (  )  A10 e 2

kemudian menentukan harga konstanta normalisasi A10 sebagai berikut

174

2
10 dr 1 (54)


2
A 10 2
e   dr 1


Dari persamaan r  maka
2k n



2
A10 2
e  d 1
2k 1

1  2 
  e d 1
2
A10
2k 1 0
2 1
A10 2 1
2k 1

Z
Dari persamaan k n  untuk keadaan dasar atom hidrogen n = 1 dan z = 1
aon
maka

1
k1 
ao
maka
1
A10  (55)
ao

Dengan demikian fungsi gelombang keadaan dasar ternormalisasi.


5. Fungsi Gelombang radial
Untuk kearah radial dari atom hidrogen ialah

175
1 
10   e
a 
2
1 (56)
2
o

n
R n  r  (57)
r

1 1 
R 10  r   1  e
r a o  2
2

2 z r 2r
karena   2k n r   maka
ao ao

1 r
R 10  r    2 e
a 
a
1 (58)
2
o

Dengan cara yang sama Anda bisa menentukan fungsi gelombang radial hidrogen
untuk n = 2 yaitu R20 (r) dan R21 (r), juga untuk n = 3 yaitu R30 (r), R31 (r) dan R32 (r)
dan seterusnya.
Fungsi-fungsi tersebut dicantumkan dalam tabel berikut

176
Table 3.2. Fungsi-fungsi gelombang radial hidrogen

N ℓ Rnℓ (r)

1 0 1 r
R 10  r   2e ao

a 
o
3
2

1  r   r 2a o
R 20  r   21  e
2 0
2 a  o
3
2  2a o 

1 r r
2 1 R 21  r   e 2a o
2a  o
3
2 3ao

1  2r 2  1    r 3a o
2

R 30  r   21     e
3 0 3a  o
3
2  3a o 27  a o  

1 4 2 r  r  r a o
3 1 R 31  r   1  e
3a 
o
3
2 3 a o  6a o 

2 2  1   r 3a o
2
1
R 32  r     e
3 2 3a  o
3
2 27 5  a o 

Pada persamaan (3.91) Fnℓ (ρ) ( yang berorde n - ℓ - 1) diperoleh dari apa yang
disebut Polinominal Laquerre terasosiasi ( associated Laquerre
Polynominals) yang dinotasikan dengan

177
L 2n 11   
n   1
n   !2
  1
k 1
 k
59
k 0 n1k ! 21 k ! k !

jadi dengan demikian fungsi gelombang radial untuk atom hidrogen ternormalisasi
ialah
1
 z 
3
n 1!  2 e   2   L 2 1  
R n  r     
2n n  ! 
n 60
 n ao
3

dengan
n   1
     1 k 1
n !2
n1k !21 k !k! 
2  1 k
L n (61)
k u

Sedangkan fungsi-fungsi gelombang untuk keadaan stasioner diskrit dari suatu


elektron atau atom seperti hidrogen ialah

 n m r, ,  R n  r Y m  ,  62

6. Fungsi Gelombang Orbital


Berikutnya kita tinjau solusi untuk fungsi yang bergantung pada sudut. Persamaan
(2) dinyatakan dalam sistem koordinat bola ialah

1   2   2      2m
 r  
1
2  2
1
sin   E  V  r , ,   0
r r  r  r sin  
2 2 2
r sin       2
(63)

Kemudian kita lakukan pemisahan variable


misalkan :  n m
r, ,   R n r      64

178
setelah disubstitusikan ke dalam persamaan (63), selanjutnya masing-masing suku
kita bagi dengan R n  r        maka akan diperoleh persamaan

1   2 Rr   1 d 2  
 r   
Rr  r 2  r  r  r 2 sin 2    d 
65
1       2m  Ze 2 
 sin    E  0
r 2 Sin         2  r 
atau
1 d  2 dRr   1 d 2   1 1 d  d   
r  2  Sin 
Rr  dr  dr  Sin    d 2
Sin    d  d 
2mr 2  Ze 2 
 2  E    0
  r 
Semua suku pada persamaan diatas berupa konstanta misalkan :

1 d  2 dRr   2mr 2  Ze 2 
r   E     L2 66
Rr  dr  dr   2  r 

maka

1 d 2    1 d  d    2
   Sin  L 0 67
Sin    
2
d 2
Sin    d  d 

misalkan lagi

1 d 2 
 m 2 68
 d 2

maka m   A e im 69

dengan A adalah konstanta yang dapat kita tentukan dengan cara menormalisasinya
2

     d 1

m m
0

179
2

A 2
 d 1
0

A 2 2  1

1
A
2
1 i m
jadi m   e 70
2

dengan pemisalan tersebut maka persamaan (67) menjadi

1 d  d    m2
 Sin   ( L2  2 )( ) 0 71
Sin d  d  Sin 

Langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah memasukkan variable baru
yaitu kita misalkan
X  Cos  72

dan     Wlm (x) 73

dx 1
maka   Sin atau d   dx
d Sin 

Sin 2   1  Cos 2   1  X 2
maka persamaan (71) menjadi sebagai berikut

2 dP x    2 m2 
d 
dx 

 1 X 
dx  
  L  Wlm x   0
1 X 2 
74

Ada dua jenis solusi yang indipenden

180
dm
Wlm ( x)  Pl m ( x)  (1  x 2 )
m /2
Pl ( x)
dx m
dan 75
m
d
Wlm ( x)  Qlm ( x)  (1  x 2 )
m /2
Ql ( x)
dx m
Dimana Pl ( x)..dan..Ql ( x) adalah solusi dari persamaan differensial Legendre

 2 d
2
d 
(1  x ) 2
 2 x  l (l  1)Wl ( x)  0
 dx dx 
Yang dikenal sebagai polinomial Legendre jenis pertama dan jenis kedua tingkat l.
Sedangkan Pl m ( x)..dan..Qlm ( x) masing masing merupakan fungsi Legendre

terasosiasi jenis pertama dan jenis kedua.. Qlm (x ) tidak memenuhi syarat sebagai

fungsi gelombang sebab tidak finite diseluruh titik pada interval  1  x  1 , jadi
solusinya ialah Pl m (x) . Menggunakan formula Rodrigue

1 dl 2
Pl ( x)  ( x  1) l
2 l l! dx l
Untuk polinomial Legendre solusinya dapat ditulis

1 d l m 2
Pl ( x)  (1  x )
m 2 m/2
l l m
( x  1) l 76
2 l! dx
Dengan demikian fungsi gelombang orbital yang bergantung pada sudut θ ialah
 lm    Clm P m x   Clm P m Cos   77

dengan C adalah konstanta normalisasi yang dapat kita cari dengan cara
menormalisasikannya yaitu

1  0 bila     
2
 P x  P x  dx  C
m m 2 
 2   m ! 
1
untuk    
Clm 78
  
 2  1   m 
lm
1 
 

181
Berdasarkan hasil normalisasi tersebut kita peroleh konstanta normalisasi C. jadi
bentuk θ (θ) sekarang menjadi

  m    (1) m
2  1   m  m
x 
  m 
P 79
2

(81)

7. Fungsi Gelombang Elektron pada Atom Hidrogen


Jadi dengan demikian fungsi gelombang elektron pada atom hidrogen ialah
 n  m r,,  R n   r   m    m  82

dengan Rnℓ (r) diungkapkan oleh persamaan (60)


θℓm (θ) diungkapkan oleh persamaan (79)
Фm (ф) diungkapkan oleh persamaan (70)
Persamaan gelombang tersebut menunjukkan bahwa keadaan elektron dalam atom
direpresentasikan oleh seperangkat bilangan kuantum n ,l, dan m.
Pada persamaan tersebut Fungsi gelombang yang bergantung pada sudut disebut
fungsi gelombang orbital Yl m ( ,  )   lm ( ) m ( )

1/ 2
 (2l  1) (l  m)!
Yl ( ,  )  
m
 e im Pl m (cos  )
 4 (l  m)!
atau
1/ 2
1  2l  1 (l  m)! d l m
Yl m ( ,  )    (sin  ) m (sin  ) 2l e im
2 l l!  4 (l  m)! d (cos  ) l m

Fungsi keadaan dasarnya ialah


 100 r,,  R 100  r   100    100 

2 r 1 1
 e ao

2
1
ao 2 2

182
1 1 r
 3 e
ao
83
 ao 2

Fungsi-fungsi keadaan lainnya dicantumkan dalam table 3.4.

8. Fungsi Gelombang Sub. Orbital.

Ym ( ,  )  ( )( )

Untuk l = 0 dan m = 0 merupakan sub orbital s dan hanya satu sub orbital s

Untuk l = 1 dan m = -1 ,0,1 merupakan sub orbital p dimana

p z  Y10 ( ,  )
1
p y  i (Y11 ( ,  )  Y11 ( ,  ))
2
p x  2 (Y11 ( ,  )  Y11 ( ,  ))
Dengan demikian terdapat tiga sub orbital p
Untuk l=2 dan m = -2,-1,0,1,2 merupakan sub orbital d dimana
d z 2  Y20 ( ,  )
1
d XZ  (Y21 ( ,  )  Y21 ( ,  ))
2
1
d YZ  i (Y21 ( ,  )  Y21 ( ,  ))
2
1
d x2  y2  (Y22 ( ,  )  Y2 2 ( ,  ))
2
1
d xy  i (Y22 ( ,  )  Y2 2 ( ,  ))
2
Dengan demikian terdapat lima buah sub orbital d
Berdasarkan hal ini maka model atom Bohr menjadi tidak tepat, elektron tidak
mengorbit inti.

183
Gb.6.2 . Model atom Na menurut Bohr menjadi tidak tepat berdasarkan model
kuantum

Pada model atom modern yaitu model quantum , elektron elektron dalam atom
ditemukan di daerah /region dalam ruang yang disebut orbital- orbital . Orbital-
orbital berupa awan awan yang merupakan probabilitas dimana elektron elektron
paling mungkin ditemukan. Bentuk dari awan awan (clouds ) ini sebagai hasil dari
plotting solutions persamaan matematik yang sangat komplek.

Model polar dari orbital s , p dan d adalah sebagai berikut


Orbital s berbentuk sferis, hanya ada satu orbital untuk tiap tingkat energi. Gambar
berikut masing – masing menunjukkan orbital 1s , 2s dan 3s

1s 2s 3s
Gb.6.3. Orbital 1S,2S dan 3S

Probabilitas keadaan s ditunjukkan pada gambar berikut

184
Gb.6.3. Probabilitas keadaan elektron pada orbital 1s, 2s, dan 3s

Orbital p
Orbital p berbentuk Dumbbell , dengan tiga orientasi yang berbeda dalam ruang.
Dimulai dengan n = 2, terdapat tiga orbital “p” yaitu orbital, px, py, pz untuk masing
masing tingkat energi

Gb.6.4. Orbital Px, Py dan Pz

Model orbital d tampak pada gambar berikut Gb.6.5. probabilitas


keadaan elektron pada
sub orbital p

185
Orbital d
Berbentuk dumbel , dimulai dari n = 3, terdapat lima orbital untuk tiap tingkat
energi

Gb.6.6. Sub orbita d


Contoh model atom dengan orbital s p

Gb.6.7. Hibridisasi orbital s p

186
Referensi
Esberg, R & Resnic,R (1974) Quantum Physics of Atoms ,Molecules,
Solids, Nuclei and Particles, John Wiley and Son

Pauling, L and Wilsson,E.B. (1935). Introduction to Quantum Mechanics,


Kogakusha Company, Ltd, Tokyo
Park,David (1992) Introduction to The Quantum Theory.Mc Graw-Hill,
International Edition
Goswani,Amit (1997) Quantum Mechanics,Wm,C,Brown Publisher

187
BAB VII

ATOM BERELEKTRON BANYAK

1. Pengantar
Pada bab sebelumnya sudah dipelajari model- model atom dari mulai model atom
Demokritos, Model Atom Dalton, Model atom Thomson, Model atom Niels Bohr,
Model atom Bohr sommerfeld dan Model atom Quantum. Pada model atom Niels
Bohr dinyatakan bahwa keadaan energi elektron dalam atom itu terkuantisasi dan
besarnya bergantung pada pada level mana elektron berada. Pada model atom
quantum, keadaan elektron dalam atom dinyatakan oleh seperangkat bilangan
kuantum yaitu n (bilangan kuantum utama), l (bilangan kuantum orbital) dan m
(bilangan kuantum magnetik).

2. EFFEK ZEEMAN NORMAL


Efek Zeeman normal ialah terpecahnya energi dari atom dan spektrum garis yang
berhubungan dengannya ketika atom ditempatkan dalam medan magnet. Effect ini
secara eksperimen menunjukan bahwa momentum angular terkuantisasi.

Tanpa medan magnet

Ada medan magnet

Gb.7.1. terpecahnya spektrum garis tunggal menjadi tiga garis ketika atom
ditempatkan dalam medan magnet

188
Berdasarkan model atom Bohr dinyatakan bahwa elektron dalam atom bergerak
mengelilingi inti pada orbit orbitnya. Pergerakan elektron dalam orbitnya dapat
dipandang sebagai elemen arus ,sesuai dengan hukum Oersted bahwa disekitar
penghantar berarus listrik terdapat medan magnet maka akibat adanya elemen arus
akan terdapat dipol-dipol magnet. Adanya elektron yang bergerak pada orbitnya
analogi dengan arus yang mengalir pada penghantar melingkar (loop). Besar
momen pada loop seperti itu ialah  = iA , dengan i ialah besar arus yaitu rata rata
muatan per satuan waktu T dan A ialah luas daerah yang dikelilingi (luas yang
dibatasi loop). r 2

Gb.7.2. Momen dipol elektron pada orbitnya

Arah momen ialah tegak lurus terhadap bidang loop atau sesuai denga kaidah
tangan kanan pada arus melingkar. Karakteristik arus (elemen arsu)pada loop inilah
sebagai momen dipol yang sifat kemagnetannya serupa dengan magnet batang
dengan kutub kutubnya U S searah dengan arah .

Elektron yang bergerak mengelilingi inti tersebut akan memiliki momentum angular
L = mvr
Kecepatan linier elektron pada orbitnya ialah
v = 2r/T
maka
2𝜋𝑟 𝜋𝑟 2 𝐴
𝐿 = 𝑚( 𝑇
)𝑟 = 2𝑚 (𝑇
) = 2𝑚 𝑇

189
Atau
A/T = L/2m
Besar momen menjadi
 = iA = (q/T)(LT/2m) = (q/2m) L.
 tegak lurus pada bidang orbital. Untuk elektron q = -e maka arah momen
magnetik berlawanan dengan arah momentum angular. Rasio momen magnetik
terhadap momentum angular disebut rasio giromagnetik yaitu q/2m. Momen
magnetik dan momentum angular yang searah sumbu –z ialah
𝜇𝑧 =
−𝑒 ℎ
𝐿
2𝑚 𝑧
, 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑧 𝑖𝑎𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑧 = 𝑚𝑙 2𝜋

Atau
𝑒ℎ
𝜇𝑧 = −𝑚𝑙 (4𝜋𝑚)

Kuantitas yang berada dalam tanda kurung disebut Bohr Magneton yang besarnya
ialah
𝑒ℎ
= 9,274𝑥10−24 𝐽/𝑇
4𝜋𝑚

Bila atom ditempatkan dalam daerah medan magnetik ,maka interaksi atom dengan
medan magnet bergantung pada besar dan orientasi momen magnetik dari atom.

 B

Gb.7.2. Torsi dari momen dipol dalam medan magnet B


Menurut elektromagnet klasik atom mengalami torque  =  x B
190
Usaha torque  untuk menghasilkan perpindahan angular d ialah
dW =  d
= - B sin d = d(B cos) = d( . B)
Tanda minus menyatakan bahwa eksternal toeque haruslah berlawanan dengan yang
dihasilkan medan magnet B. Usaha yang dikerjakan disimpan sebagai energi
potensial orientasional dari dipol dalam medan atau dW = -dU , maka energi
potensial magnetiknya ialah
U = - .B
Persamaan tersebut mengungkapkan suatu fakta bahwa energi dari dipol magnetik
dalam medan magnet luar B bergantung pada orientasinya terhadap medan tersebut.
Untuk medan magnet yang searah sumbu –z maka

𝑒ℎ
𝑈 = 𝑚𝑙 B
4𝜋𝑚

Kuantitas eB/2m disebut frekuensi Larmor yang diberi notasi ωL ,kuantitas tersebut
digunakan untuk menentukan energi quantum ħwL, dengan demikian energi
potensial magnetik dapat ditulis
U = ħ ωL ml
Energi total elektron tersebut ialah jumlah dari energi elektron tanpa medan dengan
energi potensial magnetik

E = Eo + ħ ωL ml

Jadi eksistensi momen atomik tersebut ialah hadirnya spektrum garis tambahan
ketika atom ditempatkan dalam medan magnetik. Tinjau atom hidrogen yang berada
dalam keadaan eksitasi pertama

191
Ada medan
m= 1
Tanpa medan

n=2, l=1 m=0

m=-1

ħw0
(ħw0- ħwz) ħw0 (ħw0+ ħwz)

n=1,l=0
m=0
Gb.7.3. Spektrum atom ketika berada dalam medan magnet B

Spektrum atom ketika tidak ada medan dan ada medan magnetik ialah :
ketika tidak ada medan
hf = ħω0=(h/2)(2f0) = hf0 atau f = f0

Ketika ada medan magnetik muncul spektrum garis tambahan sehingga menjadi 3
spektrum garis yaitu:
F1 = f0 – (eB/2m)
F2 = f0
F3 = f0 + (eB/2m)

LATIHAN
Elektron dalam atom berada pada keadaan eksitasi pertama. Berapakah frekuensi
foton yang dipancarkan oleh atom ketika bertransisi kekeadaan dasar, bila:
a. Atom tidak dipengaruhi medan magnet
b. Atom ditempatkan dalam daerah medan magnet 2 Tesla

192
3. SPIN ELEKTRON
Prediksi teoritis Zeeman tentang munculnya spektrum garis tambahan ketika atom
berada dalam daerah medan magnetik sehingga yang asalnya spektrum tunggal
menjadi 3 spektrum garis, ternyata fakta eksperimen menunjukan bahwa spektrum
garis yang terjadi adalah lebih dari tiga, fenomena tersebut dinamakan efek Zeeman
anomalous

Tanpa medan magnet luar

Gb.7.4. efek Zeeman anomalous

Effek Zeeman anomalous ini adalah salah satu dari beberapa fenomena yang tidak
bisa dijelaskan melalui interaksi magnetik ,fenomena lainnya yaitu adanya struktur
halus (fine structure). Kedua effek tersebut merupakan atribut keberadaan momen
magnetik baru yaitu momen spin. Eksistensi momen spin elektron pertama kali
didemonstrasikan oleh Otto Stern dan Walter Gerlach pada tahun 1921

193
Gb.7.5. Skema Eksperimen Stern Gerlach

Pada eksperimennya , berkas atom perak netral dilewatkan pada medan magnet tak
homogen, berkas keluarannya dideteksi oleh detektor pelat gelas. Hasil pengamatan
pada detektor menunjukan bahwa berkas atom perak menjadi terpecah tetapi
pecahnya hanya menjadi dua komponen, bukan berupa bilangan ganjil (2l+1)
seperti yang diprediksi dari quantisasi ruang momen orbital. Percobaan tersebut
diulang lagi oleh E.T Phipps dan J.B Taylor (1927) tapi dengan mengganti atom
perak dengan atom hidrogen, namun hasilnya persis sama seperti yang didapat oleh
Stern – Gerlach. Berdasarkan hasil hasil eksperimen tersebut,mendorong untuk
menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kontribusi terhadap momen magnetik atom
selain dari momentum orbital elektron.

Pada tahun 1925 Samuel Goudsmith dan George Uhlenbeck melalui papernya
menyatakan bahwa momen yang belum diketahui tersebut adalah karena adanya
gerak spin dari elektron elektron dalam atom. Gerak spin elektron ini
mengakibatkan elektron memiliki momen instrinsik yang disebut momentum sudut
spin. Momentum sudut spin ini tidak berkaitan (bebas) dengan momentum sudut
orbital namun memenuhi aturan quantisasi momentum sudut orbital. Momentum
sudut spin tersebut diberi notasi S.

Bila kuantisasi ruang momentum sudut orbital diterapkan pada momentum sudut
spin, dengan jumlah komponen (2s +1) menyatakan harga dari bilangan kuantum

194
spin s. Fakta eksperimen menunjukan bahwa berkas atom perak atau atom hidrogen
pecah hanya menjadi dua komponen, maka
(2s + 1) = 2 atau s = ½
Tapi karena ada dua orientasi maka s = 1/2 .Spin up s = +1/2 ,spin down s = -1/2

Gb.7.6. Orientasi gerak spin elektron : spin up dan spin down

Besar momentum sudut spin ialah

Ls = ħ√𝑠(𝑠 + 1)
Komponen momentum sudut spin yang searah sumbu z ialah
Lsz = ms ħ
Momentum sudut total dari elektron dalam atom ialah jumlah vektor dari momentum sudut orbital de
J=L+S

4. PRINSIP EKLUSI PAULI

Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti dibawah pengaruh medan potensial
yang ditimbulkan oleh inti. Keadaan elektron dalam atom dideskripsikan oleh empat
bilangan kuantum: n.l.m dan s. Untuk atom berelektron banyak elektron-elektron
tidak dapat seluruhnya berada pada keadaan energi terendah atau semuanya berada
195
pada keadaan dasar. Pauli menyatakan bahwa tidak ada dua elektron atau lebih
dalam suatu atom berada pada keadaan kuantum yang sama atau tidak ada
dua elektron atau lebih dalam suatu atom yang memiliki empat bilangan
kuantum( n,l,m ,s ) yang sama.Pernyataannya tersebut dikenal dengan nama
prinsip eklusi Pauli. Selain itu tiap orbit atau kulit penuh diisi oleh 2n2 elektron
dengan n ialah bilangan kuantum utama. Tiap sub kulit atau sub orbit penuh diisi
oleh 2(2l +1). Kulit atau sub kulit yang terisi penuh tidak bisa diisi lagi elektron
,sehingga elektron berikutnya harus mengisi kulit atau sub kulit berikutnya.
Elektron elektron yang berada atau menempati kulit di luar dari kulit atau sub kulit
yang sudah terisi penuh disebut elektron valensi. Dengan kata lain elektron valensi
menempati subkulit berenergi tinggi.

n Kulit l Sub Kulit Jumlah Jumlah


elektron maksimum
1 K 0 S 2 2
2 L 0 S 2 8
1 P 6
3 M 0 S 2 18
1 P 6
2 d 10
4 N 0 S 2 32
1 P 6
2 D 10
3 F 14

Menurut Pauli bahwa dalam suatu atom tidak ada atau tidak boleh ada dua elektron
atau lebih yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama. Sebagai contoh
untuk atom karbon C yang nomor atomnya 6, maka tiap elektron akan memiliki
bilangan kuantum sebagai berikut

196
Elektron ke n l m s
1 1 0 0 +1/2
2 1 0 0 -1/2
3 2 0 0 +1/2
4 2 0 0 -1/2
5 2 1 -1 +1/2
6 2 1 -1 -1/2

5. KONFIGURASI ELEKTRON
Spesifikasi dari n dan l untuk masing masing elektron dalam atom disebut
konfigurasi elektron dari atom tersebut. Susunan elektron dalam atom selalu
berupaya untuk mencapai kesetabilan. Atom akan berada dalam keadaan stabil
apabila energinya minimum. Aufbau menyatakan prinsipnya sebagai berikut bahwa
elektron akan menempati terlebih dahulu orbit yang energinya minimum.
Maka pola umum pengisian sub orbit atau sub level adalah sebagai berikut

Gb.7.7. Konfigurasi elektron


Selain itu karena karena elektron dalam atom juga memiliki momentum sudut spin
maka dalam menentukan konfigurasi elektron suatu atom haruslah memenuhi
aturan Hund yang menyatakan sebagai berikut ‘elektron elektron selalu mengisi
orbit orbit dengan spin tak berpasangan dari pada mengisi orbit yang sama
197
dengan spin berpasangan. Berdasarkan hal tersebut berikut ini konfigurasi dari
atom Helium , Litium, dan Sodium

Atom helium, lithium dan sodium

n =3,  = 0 3s

n =2,  = 1 n =2,  = 1 2p

n =2,  = 0 n =2,  = 0 n =2,  = 0 2s

n =1,  = 0 n =1,  = 0 n =1,  = 0 1s

Helium (Z = 2) Lithium(Z = 3) Sodium (Z= 11)

Fisika Modern - P. Sinaga

Sub Kulit K, l, m

n 1 2 3
 0 0 1 0 1 2
m 0 0 -1 0 1 0 -1 0 1 -2 -1 0 1 2
ms
N 2 8 18

N : jumlah keadaan yang diijinkan


Hund’s rule – electron elektron menempati shell yang diberikan diawali dengan
men set up spinnya secara paralel

198
Konfigurasi atom atom

Gb.7.8. Konfigurasi atom Li hingga atom Ne

Aturan
Hund

gurasi

199
Contoh
Dengan menggunakan tabel periodik, tentukanlah konfigurasi lengkap, condensed
electrons configurations, diagram orbital partial yang menunjukan elektron
valensinya, dan jumlah inner elektron untuk unsur unsur berikut:

(a) potassium (K: Z = 19)


(b) molybdenum (Mo: Z = 42)
200
(c) lead (Pb: Z = 82)
Jawab
(a) untuk K (Z = 19)
full configuration 1s22s22p63s23p64s1

condensed configuration [Ar] 4s1

partial orbital diagram

(b) untuk Mo (Z = 42)


full configuration 1s22s22p63s23p64s23d104p65s14d5

condensed configuration [Kr] 5s14d5

partial orbital diagram

(c) Untuk Pb (Z = 82)


full configuration 1s22s22p63s23p64s23d104p65s24d105p66s24f145d106p2

condensed configuration [Xe] 6s24f145d106p2

partial orbital diagram

201
6. TABEL PERIODIK UNSUR UNSUR
Tabel periodik menurut aturan Mendelev disusun berdasarkan massa atom dan sifat
kimianya.Tabel periodik sekarang serupa tetapi disusun berdasarkan nomor
atomnya(jumlah proton protonnya).
Unsur unsur yang terletak pada satu golongan ,memiliki sifat kimia yang sama,
selain itu dapat memprediksikan sifat sifat unsur yang belum diketahui. Unsur unsur
yang memiliki elektron valensi yang sama dikelompokan dalam satu golongan yang
sama yaitu golongan A. Unsur unsur yang berada pada golongan A yang sama
memiliki sifat kimia yang sama. Unsur golongan A (utama) ini terbagi menjadi dua
blok yaitu blok s dan blok p. Diantara blok s dan blok p terdapat blok d yang
merupakan unsur unsur transisi.

Gb.7.9. Tabel periodik unsur unsur

Hubungan antara orbital filling dan tabel periodik

202
Gb.7.10. Tabel periodik dan orbital atom yang terisi: blok s, blok f, blok
d dan blok p

Unsur unsur pada tabel periodik dalam di kelompokan kedalam


tiga katergori utama yaitu non metal, metal dan metalloid

Gb.7.11. Pengelompokan unsur dalam tabel periodik, nonmetal,


metal dan metaloid

Elemen elemen atau unsur unsur pada tabel periodik juga dikategorikan pada
periode (baris horizontal ) dan famili atau golongan (kolom). Unsur unsur pada
periode yang sama tidak memiliki sifat yang sama, sedangkan unsur unsur pada satu
golongan yang sama memiliki sifat kimia yang sama. Unsur pada satu golongan
yang sama memiliki jumlah elektron valensi yang sama, itulah yang menyebabkan
sifat kimianya sama. Hal itu juga berarti bahwa unsur unsur pada satu golongan
yang sama akan berikatan dengan atomlainnya dengan cara yang sama.
203
Golongan IA

Gb.7.12. Golongan unsur pada tabel periodik

Hidrogen berada pada posisi paling atas pada golongan AI, tetapi bukan anggota
keluarga golongan ini. Hidrogen berada dalam kelas tersendiri. Hidrogen berwujud
gas pada suhu kamar. Memiliki hanya satu proton dan satu elektron di tingkat
energy satu. Hidrogen hanya membutuhkan 2 elektron untuk mengisi shell valensi
nya.

Logam Alkali
Keluarga alkali ditemukan dalam
kolom pertama dari tabel periodik.
Atom dari logam alkali memiliki
elektron tunggal di tingkat terluarnya,
dengan kata lain, 1 elektron valensi.
Mereka mengkilap, memiliki
konsistensi tanah liat, dan mudah
dipotong dengan pisau

Gb.7.13, Posisi golongan logam alkali pada tabel periodik

204
Mereka adalah logam yang paling reaktif. Mereka bereaksi hebat dengan air. Logam
alkali tidak pernah ditemukan sebagai unsur bebas di alam. Mereka selalu terikat
dengan unsur lain

Logam Alkali Tanah

Mereka tidak pernah ditemukan di alam


secara bebas tapi selalu dalam bentuk
gabungan dengan unsur lain
Mereka memiliki dua elektron valensi.
Logam alkali antara lain termasuk
magnesium dan kalsium.

Gb.7.14. Posisi golongan logam alkasli tanah pada tabel periodik

Logam Transisi

Unsur Transisi mencakup unsur-unsur


dalam keluarga (golongan) B.
Unsur ini adalah logam Anda mungkin
mengenal: tembaga, timah, seng, besi,
nikel, emas, dan perak.
Mereka adalah konduktor panas dan
listrik yang baik .

Gb.7.15. posisi logam transisi pada tabel periodik

Senyawa-senyawa logam transisi biasanya berwarna cerah dan sering digunakan


untuk cat warna. Unsur transisi memiliki 1 atau 2 elektron valensi, mereka
kehilangan elektron ketika mereka membentuk ikatan dengan atom lain. Beberapa
unsur transisi dapat kehilangan elektron di tingkat berikutnya-yaitu bagian
terluarnya (outermost level). Unsur transisi memiliki sifat yang mirip satu sama lain

205
dan dengan logam lain, tapi sifat mereka tidak cocok dengan unsur unsur dari
setiap keluarga lainnya. Banyak logam transisi bergabung secara kimia dengan
oksigen untuk membentuk senyawa yang disebut oksida.

Keluarga (golongan ) Boron

Gb.7.16. Posisi golongan borob pada tabel periodik dan contoh boron

Keluarga Boron adalah dinamai setelah elemen pertama dalam keluarga. Atom
dalam keluarga ini memiliki 3 elektron valensi. Keluarga ini termasuk metalloid
(boron), dan sisanya adalah logam. Keluarga ini termasuk logam yang paling
melimpah di kerak bumi (aluminium).

Keluarga Karbon
Atom-atom dari keluarga ini memiliki 4
elektron valensi. Keluarga ini termasuk non-
logam (karbon), metaloid, dan logam.
Unsur karbon disebut "dasar kehidupan."
Seluruh cabang kimia yang ditujukan untuk
senyawa karbon disebut kimia organik

Gb.7.17. Posisi golongan karbon pada tabel periodik

206
Keluarga Nitrogen
Keluarga nitrogen oalah nama nama
unsur yang membentuk 78% dari
atmosfer kita.
Keluarga ini termasuk non-logam,
metaloid, dan logam. Atom dalam
keluarga nitrogen memiliki 5 elektron
valensi. Mereka cenderung untuk berbagi
Gb.7.18.
elektron Posisi
ketikagolongan Nitrogen pada
mereka berikatan. Unsur-
unsur lain dalam keluarga ini adalah
Gb.7.18. Posisi golongan fosfor, arsenik, antimon, dan bismuth
nitrogen pada tabel periodik

Keluarga Oksigen

Atom-atom dari keluarga ini


memiliki 6 elektron valensi.
Sebagian elemen dalam keluarga
ini berbagi elektron ketika
membentuk senyawa.
Oksigen adalah unsur yang
paling melimpah di kerak bumi.
Unsur unsur ini sangat aktif dan
bergabung dengan hampir semua
elemen.
Gb.7.19. Posisi golongan oksigen
pada tabel periodik

Keluarga Halogen
Unsur-unsur dalam keluarga ini adalah
fluor, klor, brom, yodium, dan astatin.
Halogen memiliki 7 elektron valensi,
yang menjelaskan mengapa mereka
adalah non-logam yang paling aktif.
Mereka tidak pernah ditemukan di alam
bebas.dalam bentuk tunggal. Atom
halogen hanya perlu untuk mendapatkan
1 elektron untuk mengisi tingkat energi
terluarnya.
Gb.7.20. Posisi gol. Halogen Mereka bereaksi dengan logam alkali 207
pada tabel periodik membentuk garam
Keluarga Gas Noble (Gas Mulia)

Gb.7.21. Posisi golongan gas mulia pada tabel periodik dan Gas Ne

Gas mulia adalah gas tidak berwarna yang sangat tidak-reaktif. Salah satu sifat
penting dari gas mulia adalah aktivitas mereka. Mereka tidak aktif karena tingkat
energi terluarnya penuh. Karena mereka tidak mudah menggabungkan dengan
unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa, gas mulia disebut inert. Keluarga gas
mulia termasuk helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon. Semua gas mulia
ditemukan dalam jumlah kecil di atmosfer bumi

Unsur Unsur tanah jarang (rare earth)

Tiga puluh unsur tanah jarang terdiri dari


seri lantanida dan aktinida.
Salah satu unsur dari seri lantanida dan
sebagian besar elemen dalam seri
aktinida disebut trans-uranium, yang
berarti sintetis atau buatan manusia.

Gb.7.22.Posisi unsur tanah


jarang pada tabel periodik

208
Sifat –Sifat Unsur Logam

Gb.7.23. Beberapa contoh logam

Logam merupakan padatan (kecuali merkuri).Logam keras (kecuali natrium, kalium


dll Logam memiliki kilau metalik. Logam memiliki titik leleh dan titik didih tinggi.
Logam dapat ditempa (dapat dibuat menjadi lembaran tipis). Logam ulet/liat/ductile
(dapat dibuat menjadi kawat tipis). Logam adalah konduktor panas dan listrik yang
baik . Logam nyaring (menghasilkan suara).

Sifat- Sifat Unsur Non- Logam

Non Logam mungkin padat, cair atau


gas.

* Non logam padat, rapuh (diamond


adalah yang paling keras).
* Non logam tidak memiliki kilau
beberapa memiliki kilau kusam.
* Non logam memiliki titik leleh rendah.
* Non logam tidak mudah dibentuk.
* Non logam tidak ulet.
* Non Logam konduktor panas dan
listrik yang buruk (kecuali grafit).
Gb.7.24. contoh unsur non logam * Logam non tidak nyaring

Sifat Sifat unsur Metaloid

209
Metalloids

Gb.7.25. beberapa unsur metaloid

Metaloid (seperti logam) memiliki sifat dari kedua logam dan non logam. Metaloid
adalah padatan yang dapat mengkilap atau kusam. Mereka menghantarkan listrik
dan panas lebih baik daripada non logam tetapi kemampuan menghantarnya masih
dibawah golongan logam. Metaloid mudah dibentuk dan ulet.

7. Kecenderungan dalam Tabel Periodik


Jari jari Atom
Jari jari masing masing unsur pada golongan utama dan unsur unsur transisi
digambarkan sebagai berikut

Gb.7.26. Jari jari atom dalam suatu golongan dan perioda

210
Berdasarkan gambar tersebut kecenderungan jari jari unsur pada golongan utama
,dalam satu golongan dari atas ke bawah makin besar atau dari bawah ke atas makin
kecil. Makin besar jari jari atom maka jarak elektron valensi makin jauh dari inti.
Pada unsur unsur transisi dalam periode yang sama jari jari atom dari kiri ke kanan
hampir sama.
Perbandingan jari jari unsur untuk golongan 1A dan golongan VIII A digambarkan
pada gambar di bawah ini. Pada golongan 1A unsur Li jari jari atom nya terkecil
sedangkan atom Cs jari jarinya paling besar. Pada golongan VIIIA unsur He jari
jarinya terkecil sedangkan unsur Rn jari jarinya terbesar.

Gb.7.27. Hubungan nomor atom dan jari jari atom pada suatu golongan

Energi Ionisasi
Energi ionisasi ialah energi yang diperlukan oleh atom untuk melepaskan satu atau
lebih elektron valensinya sehingga atom menjadi ion positip. Kecenderungan
besarnya energi ionisasi pada unsur unsur dalam tabel periodek golongan 1A dan
8A adalah sebgai berikut

211
Gb.7.28. Hubungan nomor atom dengan energi ionisasi pada suatu golongan

Pada golongan 1A unsur Li energi ionisasinya terbesar sedangkan unsur Cs terkecil.


Pada golongan 8A unsur He energi ionisasinya terbesar sedangkan atom Rn
memiliki energi ionisasi terkecil. Jadi pada golongan utama energi ionisasi
cenderung menurun pada satu golongan dari atas ke bawah. Hal itu dapat
dimengerti karena pada golongan utama unsur unsur dari atas ke bawah jari jarinya
makin membesar yang berarti jarak elektron valensinya makin jauh ke inti,
akibatnya gaya tarik inti makin lemah. Hal itu berarti makin mudah elektron
terlepas keluar atom atau atom terionisasi.

Penggambaran tiga dimensi kecenderungan energi ionisasi unsur unsur golongan


utama pada tabel periodik digambarkan sebagai berikut

Gb.7.29. Gambar tiga dimensi energi ionisasi golongan utama pada tabel periodik
212
Berdasarkan gambar tersebut kecenderungan besarnya energi ionisasi pada satu
golongan dari atas kebawah makin kecil sedangkan pada satu perioda dari kiri
kekanan makin besar. Pada satu periode kecenderungan jari jari atomnya hampir
sama namun makin kekanan nomor atmnya makin besar yang berarti makin banyak
jumlah proton dalam inti. Makin meningkatnya jumlah proton dalam inti
mengakibatkan gaya tarik inti makin besar, yang berarti makin besar energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron valensinya.

Contoh
Dengan menggunakan tabel periodik,urutkanlah unsur unsur berikut berdasarkan
energi ionisasinya dari yang terbesar hingga terkecil
(a) Kr, He, Ar
(b) Sb, Te, Sn
(c) K, Ca, Rb
(d) I, Xe, Cs
Jawab
Energi ionisasi dalam satu golongan meningkat dari bawah ke atas; dalam satu
periode meningkat dari kiri kekanan
(a) He > Ar > Kr
(b) Te > Sb > Sn
(c) Ca > K > Rb
(d) Xe > I > Cs

Afinitas Elektron
Energi yang dibebaskan ketika atom menerima satu elektron dari luar disebut
afinitas elektron. Afinitas elektron pada umumnya negatif sebab elektronnya terikat
ke inti. Kecenderungan afinitas elektron untuk unsur unsur golongan utama adalah
sebagai berikut

213
Gb.7.30. Afinitas elektron beberapa unsur pada golongan utama
Pada sebagian besar afinitas elektron ialah negatif (energi dibebaskan karena
elektron terikat/tertarik ke inti)

Kecenderungan dari ukuran atom, afinitas elektron dan energi ionisasi

Gb.7.31, Kecenderungan ukuran atom, energi ionisasi dan afinitas elektron pada
tabel periodik

8. SIFAT KEMAGNETAN MATERIAL


Cuplikan dengan elektron takberpasangan akan ditarik oleh medan magnet
external . cuplikan tersebut memiliki sifat mudah dibuat menjadi magnet dan
dinamakan paramagnetism.
214
Species dengan seluruh spin elektronnya berpasangan, tidak ditarik medan magnet
luar, material tersebut sukar dibuat menjadi magnet dan disebut material
diamagnetik

Gb.7.32. Interaksi manet dengan bahan diamagnetik dan paramagnetik

Diamagnetik
Secara total Shell dipenuhi oleh elektron. Momen magnetik total sama dengan nol.
(dalam orbital yang penuh, vektor vektor dari momentum angular orbital dan
momentum angular spin mengarah kesegala arah dan saling menghilangkan).
Contoh molekul yang bersifat diamagnetik

• Noble gas
- He, Ne, Ar…..
• molekule gas diatomik
- H2, N2…..
• ikatan ionik zat padat
- NaCl(Na+, Cl-)…
• Ikatan kovalen zat padat
- C(diamond), Si, Ge…..
• Sebagian besar material organik

Paramagnetik
Shells sebagian terisi penuh elektron momen magnetik total tidak nol
215
ef  g J ( J  1)  B

Komponen dari momen magnetik disearahkan sesuai dengan arah medan magnet
luar

 ef , H
gMJ
B

Latihan
Tentukanlah apakah unsur unsur berikut termasuk paramagnetik atau diamagnetic
(a) Mn2+(Z = 25)
(b) Cr3+(Z = 24)
(c) Hg2+(Z = 80)

Jawab
(a) Mn2+(Z = 25) Mn([Ar]4s23d5) Mn2+ ([Ar] 3d5) + 2e- jadi termasuk
paramagnetik
(b) Cr3+(Z = 24) Cr([Ar]4s23d6) Cr3+ ([Ar] 3d5) + 3e- jadi termasuk
paramagnetik
(c) Hg2+(Z = 80) Hg([Xe]6s24f145d10) Hg2+ ([Xe] 4f145d10) + 2e-
Jadi termasuk diamagnetik

Referensi
Serway, R.A ; Moses, C.J.; Moyer, C.A. ( 1997) Modern Physics, 2nd,
Saunders College Publishing.

William, D,C Jr (1991) Materials Science and Engineering, John Wiley and
Sons, Inc

216
BAB VIII
STRUKTUR MOLEKUL

1. Pendahuluan
Variasi kombinasi antar atom atom yang saling tarik menarik satu sama lain akan
membentuk molekul. Jumlah atom penyusun suatu molekul bervariasi dari mulai
hanya terdiri dari dua atom pada molekul sederhana seperti molekul gas hingga
jutaan atom seperti pada molekul DNA. Ikatan molekul disebabkan karena adanya
interaksi elektromagnetik antara elektron elektron dan proton proton dalam atom
atom. Bilamana energi total seluruh elektron elektron dalam atom penyusun lebih
besar dalam keadaan terpisah dari jumlah energi seluruh elektron ketika atom atom
berdekatan, maka akan terbentuk ikatan molekul. Berdasarkan penjelasan relativitas
khusus massa molekul lebih kecil dari jumlah massa atom atom penyusunnya.
Perbedaan massa tersebut bila dikonversi menjadi energi sesuai dengan persamaan
energi diam

E =  matom c2 - mmolekul c2

Energi tersebut adalah ukuran energi yang diperlukan untuk memecah molekul
menjadi atom atom dalam keadaan terpisah. Ikatan molekular disebabkan oleh
penyusunan elektron elektron kedalam konfigurasi energi terendah dalam molekul
dibandingkan dengan konfigursi energi pada atom atom dalam keadaan terpisah.

2. JENIS IKATAN MOLEKUL


Ikatan Ionik
Ikatan ionik ialah ikatan antar ion ion melalui mekanisme transfer elektron. Terjadi
antara atom atom logam dan nonlogam dengan perbedaan kelektronegatifan besar
Produk yang dihasilkan bersifat konduktor dan memiliki titik leleh tinggi( high
melting point).
contoh; NaCl, CaCl2, K2O

217
Gb.8.1. Transfer elektron dari atom sodium ke atom klor dan ikatan
ionik antara ion Na dengan ion Cl membentuk NaCl

elektron dari Na ditransfer ke Cl, hal itu menyebabkan ketidakseimbangan dari


masing masing atom. Na menjadi ion (Na+) dan Cl menjadi ion (Cl-). Antara
kedua ion tersebut selanjutnya terjadi gaya tarik menarik elektrostatik dan
membentuk ikatan menjadi molekul NaCl

Gb.8.2. Susunan atom pada kristal NaCl dan bentk kristal NaCl

Ikatan Kovalen
• Terjadi antara unsur unsur nonlogam yang keelektronegatifannya sama.
• Dibentuk melalui sharing sepasang elektron atau lebih
218
• Material yang dihasilkan bersifat Stable non-ionizing particles, tidak
menghantar listrik (isolator)
• contoh; O2, CO2, C2H6, H2O, SiC

Gb.8.3. Mekanisme ikatan kovalen antara dua atom oksigen


Dua atom oksigen yang masing masing elektron valensinya 6 ,memakai secara
bersama 2 pasang elektronnya sehingga membentuk molekul O2

Ikatan kovalen berdasarkan elektron yang disharingkannya dapat dibedakan


menjadi dua jenis yaitu ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non polar.Ikatan
kovalen polar terjadi sharing elektron tetapi jumlah yang disharingkan dari masing
masing atom tidak sama, contohnya H2O.

Gb.8.4. Ikatan kovalen pada molekul H2O

219
Pada molekul air H2O , masing masing atom hidrogen mensharingkan satu elektron
sedangkan atom oksigen mensharingkan dua elektron. Air adalah molekul polar
karena oksigen lebih elektronegatif dari hydrogen, sehingga elektron elektron lebih
tertarik ke oksigen. Ikatan kovalen non polar terjadi sharing elektron dimana jumlah
elektron yang disharing oleh masing masing atom sama.
Ikatan Gaya Van Der Waals
• Atom atom yang tidak bisa membentuk ikatan ionik atau kovalen,masih
tarik menarik satu sama lain melalui gaya elektrostatik lemah.
• Tarik menarik elektrostatik lemah antara dua atom atau dua molekul disebut
gaya van der waals.Ada tiga tipe gaya van der waals
1. Gaya dipol dipol : terjadi antara dua molekul yang masing masing
memiliki momen dipol listrik permanen. Contoh HCl dan H2O.
2. Gaya induksi dipol: molekul polar yang memiliki momen dipol listrik
permanen menginduksi momen dipol dalam suatu molekul nonpolar
3. Gaya Dispersi (london force): gaya tarik menarik antara dua atom atau
dua molekul nonpolar
Ketiga tipe gaya van der waals tersebut berbanding terbalik dengan pangkat 7 dari
jarak antar atom atau molekul
Ikatan Logam
Ikatan yang terjadi dalam logam logam mengikat atom atom logam secara bersama
sama dengan sangat kuat. Mekanisme fisis ikatan logam yaitu adanya gaya tarik
menarik antara awan elektron dengan inti inti atomnya. Material yang dihasilkannya
: merupakan konduktor yang baik, lustrous, memiliki titik lebur tinggi
Contoh: Na, Fe, Al, Au, Co

Gb.8.5. Mekanisme ikatan logam


220
Alloy (Campuran Logam Logam )
Suatu jenis Logam tidak bisa bergabung(combine)dengan logam jenis lainnya.
Mereka membentuk Alloy yaitu larutan logam dalam logam.
Contoh: steel, brass, bronze dan pewter.

3. Tingkat Energi Rotasional Molekular


Tingkat tingkat energi elektron dalam molekul terkuantisasi , sehingga molekul
memiliki eksitasi elektronik sama halnya seperti pada atom. Selain memiliki tingkat
tingkat energi elektronik molekul memiliki derajat kebebasan (degree of freedom )
yang tidak dimiliki oleh atom tunggal. Munculnya energi tambahan ini didasarkan
pada fakta bahwa inti dalam molekul memiliki gerak relatif terhadap pusat massa
molekul. Molekul memiliki derajat kebebasan yaitu gerak rotasional dari inti dan
gerak vibrasional dari inti

Tingkat Tingkat Energi Rotasional


Molekul dwiatomik berotasi terhadap poros yang melalui pusat massanya

M1
M2

r1 r2

poros

Gb. 8,6, Atom dwi atomik berotasi pada poros yang melalui pusat
massanya
221
Energi dari rotasi molekul seluruhnya berupa energi kinetic. Misalkan m1 dan m2
adalah massa masing masing atom yang bergerak dengan kelajuan v1 dan v2.
Masing masing kecepatan linier tersebut ialah
v1= ω r1 dan v2 = ω r2
dengan r1 ialah jarak dari atom m1 ke sumbu rotasi dan r2 adalah jarak dari atom
m2 ke sumbu rotasi. Momentum angular rotasi terhadap porosnya ialah

 
L  m1v1r1  m2 v2 r2  m1r12  m2 r22   I
Dengan I adalah momen inersia
Energi rotasinya ialah

1 1 1
E= m1v12  m2 v22  I 2
2 2 2

L2
E= dengan I = m1r12  m2r22 dan L2   2 (  1) yaitu
2I
momentum angular. Momentum angular ini merupakan variabel dinamis yaitu
harganya terkuantisasi bergantung pada bilangan kuantum orbital
Bila sumbu rotasinya melalui pusat massa molekul maka
m1r1  m2 r2
Dan panjang ikatan (bond length) dapat dinyatakan dengan
d  r1  r2
Maka

m   m 
d   2  1r2  1  1 r1
 m1   m2 
Momen inersia terhadap pusat massa menjadi

 mm 
I cm   1 2 d 2  Md 2
 m1  m2 
Dengan M adalah massa reduksi
222
m1m2
M=
m1  m2
Dengan demikian energi rotasional molekul dwi atomic menjadi

L2  2(  1)
E 
2 I 2(m1r12  m2 r22 )
 2(  1)  2 (  1)
 
2 I cm 2 Md 2

Dengan d ialah panjang ikatan (bond length) yaitu jarak antar dua inti atom pada
molekul dwiatomik.

Gb.8.7. panjang ikatan pada molekul

Bila masing masing atom memiliki radius r1 dan r2 maka panjang ikatan molekul
yang dibentuk oleh dua atom tersebut ialah
d = r1 + r 2
namun apabila molekul dwi atomik tersebut disusun oleh atom yang sama maka
panjang ikatannya ialah d = 2r ,dengan r ialah jari jari salah satu atomnya. Pada
gambar diatas panjang ikatan pada logam alumunium ialah 286 pm , pada molekul
Cl2 panjang ikatannya ialah 199 pm sedangkan panjang ikatan untuk molekul yang
disusun oleh atom C dan Cl ialah 177 pm.

223
Molekul Rumus Ikatan Panjang Kuat
molekul ikatan(nm) ikatan(eV)
hydrogen H2 H-H 0,075 4,5
Nitrogen N2 N-N 0,11 9,8
Oksigen O2 O-O 0,12 5,2
Fluorine F2 F-F 0,14 1,6
Klorine Cl2 Cl – Cl 0,20 2,5
Karbon CO C–O 0,11 11,1
monoksida
Metan CH4 H-CH3 0,11 4,5
Air H2O H-OH 0,096 5,2

Tingkat energi rotasional dasar ialah pada   0 , E = 0

2
Tingkat energi eksitasi rotasi pertama pada  = 1 , maka E =
I cm

3 2
Tingkat energi eksitasi rotasi kedua pada  = 2 , maka E= dan seterusnya
I cm
Apabila terjadi transisi dari tingkat energi rotasional tinggi ke tingkat energi
rotasional dibawahnya maka molekul akan memancarkan energi sebesar
E  Ei  E f

Sebaliknya apabila molekul menyerap foton dari luar maka molekul akan tereksitasi
dari keadaan energi awal ke keadaan energi rotasi diatasnya.

Contoh
Hitunglah energi yang diperlukan untuk mengeksitasi molekul oksigen yang
memilki panjang ikatan 0,12 nm dari keadaan dasarnya ke keadaan rotasi pertama

224
Jawab

 2 0(0  1)  2 1(1  1) 2
∆𝐸 = 𝐸0 − 𝐸1 = − = 
2 Md 2 2Md 2 Md 2

M adalah massa reduksi ,untuk molekul oksigen (massa oksigen 16 sma)


𝑚1 𝑚2 16 𝑠𝑚𝑎.16 𝑠𝑚𝑎
𝑀=𝑚 = 16 𝑠𝑚𝑎+16 𝑠𝑚𝑎 = 8 𝑠𝑚𝑎 =
1 +𝑚2

8𝑥1,66. 10−27 𝐾𝑔 = = 1,328𝑥10−26 𝐾𝑔

d ialah panjang ikatan 0,12 nm


Jadi energi yang diperlukan ialah

(1,06𝑥10−34 𝐽𝑠)2
△𝐸 =−
(1,328𝑥10−26 𝐾𝑔)(0,12𝑥10−9 𝑚)2

= - 5,875x10-24 J
= - 3,7 x10-4 eV

Latihan
1. Tentukanlah perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan eksitasi
rotasi pertama dari molekul NaCl yang panjang ikatannya 0,14 nm
2. Molekul Litium Klorida LiCl memiliki panjang ikatan sekitar 0,26 nm.
Hitunglah panjang gelombang foton yang diperlukan untuk mengeksitasi
molekul dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi rotasi pertama.
3. Molekul CO melakukan eksitasi rotasional dari keadaan eksitasi rotasional
pertama ke tingkat eksitasi rotasional ke dua ,untuk itu molekul menyerap
foton yang panjang gelombangnya 1,3 .10-3m tentukanlah massa reduksi,
panjang ikatan molekul dan jari jari masing masing atom

225
4. Suatu molekul menyerap foton yang panjang gelombangnya 1,35 cm,
sehingga molekul tereksitasi rotasional dari keadaan energi rotasional 5 ke
keadaan energi rotasional 6 . a) tentukanlah panjang gelombang dan
frekuensi foton yang harus diserap molekul agar molekul tereksitasi dari
keadaan dasar ke keadaan eksitasi rotasional pertama. b).tentukanlah
momen inersia dari molekul

4. Tingkat Energi Vibrasional Molekular

Perubahan posisi sedikit saja antar inti atom dari molekul diatomik terhadap pusat
massanya akan menyebabkan terjadinya perubahan energi. Gerak relatif masing
masing inti molekul diatomik terhadap pusat massanya (menjauh dan mendekati)
dapat dipandang seperti dua buah bola yang dihubungkan oleh pegas

Gb.8.8. Atom pada molekul dwi atomik bergetar disekitar pusat massanya

Energi potensial molekular dinyatakan oleh fungsi kuadratik

1
𝑉(𝑥) = 𝑘𝑥 2
2
Dengan x ialah pergeseran dari panjang ikatan keseimbangan. Energi vibrasi
molekul dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Schrodinger

ℎ2 𝑑2 𝜓(𝑥) 1 2
+ 𝑘𝑥 𝜓(𝑥) = 𝐸𝜓(𝑥)
4𝜋 2 𝑚 𝑑𝑥 2 2

Solusinya ialah

226
1
𝐸𝑛 = (𝑛 − ) ℎ𝑓 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 1,2,3, …
2

Hubungan konstanta pegas dengan frekuensi vibrasi f ialah

1 𝑘
𝑓= √
2 𝑀

Dengan M ialah massa reduksi vibrasi molekul

𝑚1 𝑚2
𝑀=
𝑚1 + 𝑚2

Jadi energi vibrasional molekul terkuantisasi, energi kedaan dasar(n=1) ialah


E=(1/2) hf, energi keadaan eksitasi vibrasi pertama (n=2) ialah E = (3/2)hf, energi
keadaan eksitasi vibrasi kedua (n=3) ialah E=(5/2)hf dan seterusnya. Berdasarkan
hal tersebut maka perbedaan dua tingkat energi vibrasi molekul yang berdekatan
ialah hf

Contoh .Frekuensi vibrasi untuk molekul gas oksigen ialah 4,7x1013 Hz.
Tentukanlah perbedaan dua tingkat energi vibrasional yang berurutan dan
tentukanlah harga konstanta gaya k.
Jawab
Perbedaan dua tingkat energi vibrasi yang berurutan ialah
△E = hf =6,63x10-34Js. 4,7x1013Hz = 3,116x10-20J

Konstanta gaya

227
1 𝑘
𝑓 = 2 √𝑀 atau k = (2f)2M

M ialah massa reduksi

16 𝑠𝑚𝑎.16 𝑠𝑚𝑎
𝑀 = 16 𝑠𝑚𝑎+16 𝑠𝑚𝑎 = 8 𝑠𝑚𝑎 = 8𝑥1,66. 10−27 𝑘𝑔 = 1,328𝑥10−26 𝑘𝑔

Maka

K = (2x3,14x4,7.1013 Hz)2 x 1,328.10-26 kg = 1157 N/m


Latihan
1. Transisi vibrasional dari keadaan n= 1 ke n= 2 pada molekul HI
terjadi pada frequensi 6.69 1013 Hz. Transisi yang sama pada
molekul NO terjadi pada frequensi 5.63 1013 Hz. Hitunglah (a)
Konstanta gaya efektif, (b) amplitude vibrasi untuk masing masing
molekul. (c) Jelaskan mengapa konstanta gaya dari molekul NO
lebih besar dari molekul HI .
2. Molekul hidrogen mengalami dissosiasi ketika tereksitasi secara
internal oleh 4.5 eV. Asumsikan bahwa molekul tersebut berosilasi
harmonik dengan frekuensi klasik ω= 8.277 1014 rad/s, tentukanlah
bilangan quantum vibrasional yang berkaitan dengan energi 4.5-eV .

5. Spektrum Molekuler
Spektrum yang dipancarkan molekul ialah berasal dari transisi tingkat tingkat energi
elektronik ,tingkat tingkat energi rotasional dan tingkat tingkat energi vibrasional.
Energi total molekul ialah jumlah dari energi elektronik ,energi vibrasi dan energi
rotasional

ET = Ee + Ev + Er

Referensi
Esberg,R and Resnic, R (1974) Quantum Physics of Atoms, Molecules,
Solids,Nulei and particles. John Wiley and Sons, Inc.
228
Serway, R.A ; Moses, C.J.; Moyer, C.A. ( 1997) Modern Physics, 2nd,
Saunders College Publishing.

James William Rohlf (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and
Sons, Inc

229
BAB IX
STRUKTUR INTI
1. Pendahuluan
Pada tahun 1896 adalah tahun yang menandai lahirnya fiska inti. Fisikawan Prancis
Henri Becquerel menemukan keradioaktifan dalam senyawa uranium. Sejak itu para
ilmuwan lainnya mengadakan penelitian untuk memahami fenomena alami
terpancarnya radiasi oleh inti radioaktif.
Pionir pekerjaan ini adalah Ernest Rutherford , yang menunjukan bahwa radiasi
yang dipancarkan dari unsur radioaktif terdiri dari tiga tipe yang disebut sinar alva
,sinar beta dan sinar gama. Rutherford mengklasifikasikan sinar sinar tersebut
menurut ; muatan alami yang dimilikinya ,kemampuan menembus materi (daya
tembus) dan kemampuan mengionisasi udara atau atom atom lain dalam medium
yang dilewatinya. Eksperimen selanjutnya menunjukan bahwa sinar alva adalah inti
atom helium , sinar beta adalah berupa electron electron ,dan sinar gama adalah
photon energi tinggi.
Tahun 1911 Rutherford dan murid muridnya Geiger dan Marsden melakukan
sejumlah eksperimen penting yaitu eksperimen hamburan partikel alva oleh atom
atom emas. Kesimpulan dari eksperimennya ialah bahwa atom dapat dipandang
sebagai massa titik dan muatan titik dimana sebagian besar massa atomic
terkonsentrasi ditengah tengah atom yang dinamakan inti atom.
Selanjutnya didalam inti ada tipe gaya yang tidak diketahui yang disebut gaya
inti. Gaya inti ini dominan ketika jarak partikel sekitar 10 femtometer, dan akan
menjadi nol ketika jaraknya lebih besar dari itu, gaya inti ini merupakan gaya
berjangkauan pendek.
Perkembangan lainnya ialah
Pengamatan dari reaksi inti pada tahun 1930 oleh Cockroft dan Walton dengan
menggunakan pemercepat partikel buatan. Ditemukannya neutron tahun 1932 oleh
Chadwick dan menyimpulkan bahwa setengah dari inti diisi oleh neutron.
Ditemukannya radioaktivitas buatan oleh joliot dan Irene Curie Penemuan reaksi
Fisi nuklir tahun 1938 oleh Meitner , Hahn, dan Strassmann. Pengembangan reactor
fisi terkendali tahun 1942 oleh Fermi dan kawan kawan
230
2. INTI ATOM

Pada tahun 1932 para ahli fisika telah mengukur sejumlah massa atom dan
muatan inti Ze dari unsur unsur. Inti diketahui mengandung hampir seluruh
massa atom dan memiliki mutan listrik Z proton. Secara alami diperkirakan
bahwa massa inti iaiah sama dengan jumlah Z buah proton (A =Z). Untuk
seluruh inti (kecuali proton tunggal), ditemukan bahwa A > Z , hal tersebut
menimbulkan pertanyaan mengapa A dan Z berbeda?. Telah ditemukan
bahwa proton jauh lebih masif dari elektron, satu skenario yang masuk akal
ialah inti berupa ikatan Z proton dengan (A-Z) elektron. Pemikiran tersebut
didukung oleh fakta bahwa elektron dipancarkan (radiasi sinar β) dari
beberapa inti.
Jika inti meluruh menjadi elektron ditambah partikel lainnya, it is not
natural untuk berasumsi bahwa elektron ada didalam inti . Petunjuk penting
datang dari energi elektron yang dipancarkan yang besarnya beberapa Mev.
Energi kinetik dari peluruhan partikel beta membawa permasalahan serius
untuk berasumsi bahwa inti terbuat dari proton dan elektron, karena suatu
elektron terbatas dalam ruang yang kecil, sebagaimana ukuran inti memiliki
panjang gelombang kecil dan energi kinetik besar. Jika kita umpamakan inti
berupa kotak dengan ukuran beberapa fm, maka energi kinetik maksimum
suatu elektron yang dibatasi didalam suatu inti sekitar 5 fm. Momentum
elektron seperti itu
ℎ ℎ𝑐 1240 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚
𝑃= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑐 = = = 250 𝑀𝑒𝑉
𝜆 𝜆 5 𝑓𝑚

Elektron seperti itu adalah relativistik, energi kinetik elektron

Ek = Pc = 250 MeV

231
Energi tersebut lebih besar dari energi electron yang diamati pada peluruhan
inti. Permasalahan lainnya dengan asumsi elektron terikat di dalam inti
bahwa gaya yang diamati antara electron dan suatu inti tidak cukup kuat
untuk mengikat elektron, dengan kata lain proton dengan neutron mengalami
gaya kuat tapi elektron tidak. Energi potensial elektromagnetik antara
elektron dan inti emas pada jarak 5 fm ialah
𝑍𝑘𝑒 2 79𝑥1,44 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚
𝑉= = = 23 𝑀𝑒𝑉
𝑟 5 𝑓𝑚
Energi tersebut tidak cukup untuk mengikat elektron dalam suatu volume
seukuran inti karena , sebagaimana telah diketahui, energi kinetik elektron
yang dibatasi pada suatu ruang kecil yaitu 250 MeV, jauh lebih besar dari
energi potensial tersebut. Solusi teka teki mengapa A dan Z tidak sama
diberikan oleh James Chadwick pada tahun 1932 dengan diketemukannya
neutron.
Radiasi partikel jenis baru (Y) telah ditemukan melalui bombardir lempeng
tipis berilium dengan partikel alva

𝛼 + 𝐵𝑒4 → 𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑢 + 𝑌

Reaksi tersebut telah dikaji oleh beberapa fisikawan dan telah diketahui
bahwa partikel Y tidak bermuatan listrik atau netral dan dapat menembus
beberapa cm kedalam lead (timbal). Irene Curie dan Frederic Joliot
menghamburkan partikel Y dari target parafin. Parafin mengandung atom
hidrogen yang terikat hanya beberapa eV. Parafin merupakan sumber proton.
Proton dibebaskan dari parafin melalui reaksi

𝑌+𝑝 →𝑌+𝑝

Energi kinetik proton telah diukur ialah 5,7 Mev.. jika partikel Y ialah
proton, maka energi photon cukup besar yaitu sejumlah 50 MeV diperlukan

232
untuk menghasilkan proton dengan energi kinetik 5,7 MeV. Energi partikel
secara tepat masih belum diketahui, Chadwick tidak percaya bahwa partikel
Y dapat dihasilkan dengan energi kinetik sebesar 50 MeV, karena tipe energi
peluruhan ini telah terbukti hanya beberapa MeV.
Untuk mengetahui identitas partikel Y yang misterius, Chadwick
menghamburkan partikel Y dari beberapa target berbeda yaitu : hidrogen,
Helium, Nitrogen, Oksigen dan Argon. Desain eksperimennya ialah sebagai
berikut

Berilium atau Boron


Y
Suber
radioaktif α Y
Polonium

Recoil partikel
H2. He, N2, O2 atau argon
Gb.9.1. Desain eksperimen hamburan partikel Y

Chadwick mengukur energi kinetik dan recoiling nucleus dan


membandingkannya dengan hasil yang diharapakan dari hamburan Compton
untuk setiap target. Ternyata hasilnya berbeda dengan yang diperoleh dari
eksperimen hamburan compton. Selanjutnya Chadwick mengamati bahwa
kecepatan hamburan partikel Y lebih besar dari hamburan Compton.
Data Chadwick menunjukkan bahwa partikel Y lebih efisien dari photon tak
bermassa ketika mentransfer energi ke partikel target. Data hamburan dapat
menjelaskan jika partikel Y memiliki massa yang mendekati massa proton
dan interaksinya dengan proton lebih kuat dari interaksi photon – proton.
Contoh, jika energi kinetik partikel Y 5,7 Mev dengan massa hampir sama
dengan proton , maka energi tersebut cukup untuk menghamburkan proton
233
dengan energi 5,7 MeV. Dengan demikian Chadwick telah menunjukkan
bahwa partikel Y memiliki massa hampir sama dengan massa proton.
Partikel Y disebut Neutron (n) yang berasal dari bahasa italia neutrone (the
large neutral one). Chadwick menyatakan dengan akurat massa neutron dan
analisis reaksi
𝛼 + 𝐵11 → 𝑁14 + 𝑛

Dan menerapkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum

1 1 1
𝑚𝛼 𝑣𝛼2 + 𝑚𝛼 𝑐 2 + 𝑚𝐵 𝑐 2 = 𝑚𝑁 𝑣𝑁2 + 𝑚𝑁 𝑐 2 + 𝑚𝑛 𝑣𝑛2 + 𝑚𝑛 𝑐 2
2 2 2

Dengan 𝑣𝛼 ialah kecepatan partikel alva datang, 𝑣𝑁 laju Nitrogen dan 𝑣𝑛


ialah laju neutron.

Hukum kekekalan momentum

𝑚𝛼 𝑣𝛼 = 𝑚𝑛 𝑣𝑛 + 𝑚𝑁 𝑣𝑁
1 1
Karena 𝑚𝑛 ≪ 𝑚𝑁 maka 2 𝑚𝑛 𝑣𝑛2 ≫ 2 𝑚𝑁 𝑣𝑁2
Maka persamaan hukum kekekalan energi menjadi

1 1
𝑚𝛼 𝑣𝛼2 + 𝑚𝛼 𝑐 2 + 𝑚𝐵 𝑐 2 − 𝑚𝑁 𝑐 2 = 𝑚𝑛 𝑣𝑛2 + 𝑚𝑛 𝑐 2
2 2

Energi diam neutron ialah


1 𝑣𝑛2
𝑚𝛼 𝑣𝛼2 + 𝑚𝛼 𝑐 2 + 𝑚𝐵 𝑐 2 − 𝑚𝑁 𝑐 2 = 𝑚𝑛 𝑐 2 (1 + 2 )
2 2𝑐
1 2 2 2 2
𝑚𝛼 𝑣𝛼 + 𝑚𝛼 𝑐 + 𝑚𝐵 𝑐 − 𝑚𝑁 𝑐
𝑚𝑛 𝑐 2 = 2
𝑣2
(1 + 𝑛2 )
2𝑐

Selanjutnya Chadwick mengukur kelajuan neutron dengan menumbukan


proton pada neutron dan selanjutnya mengukur kelajuan proton dengan
menerapkan hukum kekalan momentum, dimana massa neutron sama dengan
massa proton. Chadwick menghasilkan energi diam neutron ialah sebesar

234
938 MeV dengan kesalahan eksperimen 1,8 MeV. Hasil perbaikan
pengukuran diperoleh
𝑚𝑛 𝑐 2 = 939,57 𝑀𝑒𝑉

Massa neutron sedikit lebih besar dari massa proton, dimana selisih enegi
diamnya
𝑚𝑛 𝑐 2 − 𝑚𝑝 𝑐 2 = 1,29 𝑀𝑒𝑉

A
Inti dapat direpresentasikan oleh X Z
dengan X adalah nama unsur , A adalah

nomor massa yaitu jumlah total nucleon dalam inti, dan Z adalah nomor atom yaitu
jumlah total proton dalam inti. Jumlah Neutron total dalam inti dinyatakan dengan
nomor neutron N dimana A = N + Z sehingga N = A-Z. Unsur unsur yang memiliki
Z sama tetapi berbeda harga A dan N disebut isotop. Contoh isotop misalnya
Hidrogen H ,Deuterium dan Tritium ,ketiga unsur tersebut mempunyai nomor
atom yang sama yaitu 1 dan nomor massanya berbeda masing masing 1,2 dan 3.
Beberapa contoh lainnya dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel. Beberapa contoh isotop


Z Isotope Mass Atomic Mass Abundance Atomic Mass
Number of Isotope [%] of Element
1 H 1 1.0078250321 99.9885 1.00794
D 2 2.0141017780 0.0115
T 3 3.0160492675
2 He 3 3.016029309 7 0.000137 4.002602
4 4.0026032497 99.999863
3 Li 6 6.015122 3 7.59 6.941
7 7.016004 0 92.41
4 Be 9 9.012182 100 9.012182
5 B 10 10.012937 19.9 10.811
11 11.0093055 80.1
6 C 12 12.0000000 98.93 12.0107
13 13.0033548378 1.07
14 14.003241988
7 N 14 14.003 0740052 99.632 14.0067
15 15.0001088984 0.368
8 O 16 15.9949146221 99.757 15.9994
17 16.99913150 0.038
18 17.9991604 0.205

235
Latihan
Tentukanlah jumlah proton , neutron dan elektron dari delapan unsur dan isotopnya
yang tercantum pada tabel

Massa dan Muatan


Inti dibangun oleh proton dan neutron , muatan proton ialah
q p  1,6021773x10 19 C sedangkan Neutron tidak bermuatan listrik atau netral.
Massa proton dan massa neutron sangat kecil sekali bila dinyatakan dalam satuan SI
oleh karena itu dibuat satuam massa lain yang disebut atomic mass unit (amu) dan
diberi notasi u. Satu amu didefinisikan sebagai seperduabelas massa isotop carbon
yang nomor massanya 12. Massa C 12 tepat 12 u dimana 1 u = 1,660540x 10 27 kg .
Hal itu dapat ditentukan sebagai berikut : Kita tahu bahwa tepat 12 gram dari C12
mengandung atom sejumlah bilangan Avogadro yaitu 6,02x1023 atom/mol. Maka
massa satu atom karbon ialah
0.012kg
Massa 1 atom C12= 23
 1,99 x10 26 kg
6,02 x10 atom
1 u = 1/12 dari massa 1 atom c12

1,99 x10 26 kg


=  1,66 x10 27 kg
12
Karena energi dari partikel diam dinyatakan oleh E = mc2 ,massa atomik sering
dinyatakan dalam term equivalen energi diam. Massa satu satuam massa atom bila
dinyatakan dalam satuan energi ialah
E = mc2 =(1,660540x10-27 kg)(2,9979246x108 m/s)2
= 14,924189x10-11 J
= 931,494 MeV
236
Jadi massa satu U ialah
1 u = 931,494 MeV/c2.
Maka dalam satuan sma dan satuan energi diam massa untuk partikel partikel
berikut

Proton =1,672623x10-27kg = 1,007276 u = 938,2723 MeV/c2


Neutron= 1,674929x10-27kg = 1,008665 u = 939,5656 MeV/c2
Elektron = 9,10939x10-31kg = 0,00054857 u = 0,5109991 MeV/c2

3. Dimensi Inti
Inti diasumsikan berbentuk bola dengan jari jari
1/ 3
r= r A 0

15
dengan r 0
 1,2 fm dimana 1 femtometer = 10 m dan A ialah nomor massa

dengan demikian volume kubus berbanding lurus dengan A (total jumlah nucleon).
Inti dibangun oleh partikel partikel penyusun inti yaitu proton dan neutron maka
dengan demikian dimensi dari partikel penyusun inti jauh lebih kecil dari 10-15 m.
Skala relatif atom dan tata surya kita digambarkan sebagai berikut

Gb 9.2. Perbandingan ruang diantara inti dengan elektron terluar dan matahari
dengan planet terluar

237
Berdasarkan gambar tersebut ternyata bahwa besar ruang relatif antara atom
emas dan tata surya kita relatif jauh lebih luas atom, hal itu dapai dilihat dari
perbandingan jarak dari inti ke elektron terluarnya dengan perbandingan jarak dari
matahari ke planet terluar (pluto)

4. Stabilitas Inti
Inti tidak stabil cenderung memiliki harga A dan Z hampir sama terhadap inti stabil.
Plot grafik A tehadap Z untuk harga harga Z kecil (Z < 20) jumlah proton dan
neutronnya neutronnya cenderung hampir sama. Untuk harga Z besar, pada inti
intinya lebih banyak jumlah neutron daripada jumlah protonnya. Stabilitas inti
meningkat dengan semakin meningkatnya A karena terdapat banyak nucleon yang
akan tarik menarik satu sama lainnya. Terdapat dua faktor tambahan yang akan
mereduksi stabilitas inti yaitu 1) prinsif eklusi Pauli dan 2) gaya tolak antar proton
(gaya Coulomb).

Inti stabil karena adanya gaya inti antar nucleon-nukleon. Gaya inti merupakan gaya
berjangkauan (rentang)pendek dan mendominasi gaya tarik coulomb pada jarak
lebih kecil dari 2 fm dan tidak bergantung pada jenis muatan. Inti ringan akan stabil
bila jumlah neutron sama dengan jumlah proton.
Neutron akan menempati tingkat tingkat energi terkuantisasi, serupa seperti elektron
elektron dalam atom. Neutron dan proton diamati memenuhi pronsif eklusi Pauli.
Prinsif eklusi Pauli dapat diterapkan pada semua partikel yang memiliki spin
½.Contoh , pada inti C12 memiliki enam proton dan enam neutron, konfigurasi
tersebut memiliki energi lebih rendah dan lebih stabil dari konfigurasi tujuh proton
dan lima neutron pada N12 atau lima proton dan tujuh neutron pada B12.
Prinsif eklusi Pauli memperlakukan lebih baik inti inti yang memiliki jumlah proton
dan neutronnya sama. Kalau itu merupakan satu satunya faktor maka inti inti stabil
pada grafik A terhadap Z akan berada pada garis dengan sudut 450. Hal itu ternyata
hanya untuk kasus inti inti dengan Z kecil. Untuk inti inti dengan Z besar terdapat

238
penyimpangan yang signifikan dari garis A=Z. Inti dengan A-Z > Z lebih stabil dari
inti dengan A = Z, karena pada kasus berikutnya, fraksi terbesar dari nukleon salin
tolak menolak gaya elektromagnetik. Pada Z kecil tolak menolak antar proton tidak
begitu berarti dibandingkan prinsif eklusi Pauli, tapi pada Z besar prinsif eklusi
pauli tidak begitu berarti dibandingakan gaya interaksi elektromagnetik. Inti berat
tapi stabil ialah Bi dengan jumlah proton 83 dan jumlah neutron 126.

Gb.9.3. inti inti stabil dan tak stabil berdasarkan rasio netron
dan proton dalam inti
Inti akan lebih stabil apabila memiliki harga Z atau N dari 2,8,20,28,50, 82 dan 126
dsb disebut Magic Number.

239
Gb. 9.4.Beberapa inti stabil dan tak stabil

Inti memiliki momentum orbital total besarnya I ( I  1) 

Dengan I disebut bilangan kuantum spin inti

Momen magnetic inti diukur dalam term magneton inti

e
n= = 5,05 x 10 -27 J/T
2 mp

Bilamana momen magnet inti ditempatkan dalam suatu medan magnet luar, maka
momen magnet inti akan berpresisi disekitar medan magnet luar dengan frekuensi
sebanding dengan medan .

5. Energi Ikat Inti


Perbedaan antara jumlah massa nucleon dalam keadaan terpisah dengan massa inti
bilamana dikalikan dengan C2 menghasilkan Energi ikat Eb dari inti. Energi ikat
suatu inti dapat juga diartikan sebagai besarnya energi yang diperlukan untuk
memecah inti menjadi komponen komponennya. Berdasarkan hukum kekekalan
energy dan equivalensi massa – energy dari Einstein energy ikat dari inti yang
A
massanya M ( x z
) adalah

240
A
Eb (MeV) = { (Z M(H) + NMn – M ( x z
) } x 931,494 MeV/u

Energi ikat pernukleon ialah


Eb / A

Contoh
Tentukanlah energy ikat dari deuterion yang massanya ialah 2,014102 dan energy
ikat pernukleon ?
Jawab
Deuterion nomor atomnya 1 dan nomor massanya 2 sehingga dalam inti terdapat
1 proton dan 1 neutron. Energi ikatnya ialah
Eb = [(1x1,00726 + 1x1,008665) – 2,014192 ]x931,49 MeV
= 2,224 MeV

Energi ikat pernukleon ialah


Eb/A = 2,224 MeV / 2 =1,112 MeV

Latihan
1. Tentukanlah energy ikat pernukleon dari inti inti berikut
a). 20
10𝑁𝑒 , massa atomnya 19,992436 sma
40
b),𝐶𝑎20 , massa atomnya 39,962591sma
2. Dari isotop isotop berikut :Hidrogen ,Deuterium dan Tritium manakah yang
memiliki energy ikat pernukleon paling besar.
3. Hitunglah energi ikat pernukleon untuk
a. inti Nb yang nomor atomnya 41, nomor massanya 93 dan massanya
92,906377 amu
b. inti Th yang nomor atomnya 90, nomor massanya234 dan massanya
234,043593 amu
c. inti Po yang nomor atomnya 84, nomor massanya 216 dan
massanya216,001888 sma
241
6. Model Inti
A. Independent Particle model (shell model)
Model ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap neutron bergerak pada orbitnya
didalam inti dan masing masing independent. Orbit ditentukanoleh energi potensial
V(r) yang menyatakan efek rata rata dari seluruh interaksi dengan nukleon nukleon
lainnya dan adalah sama untuk seluruh partikel. Masing masing nukleon dipandang
sebagai partikel bebas dan interaksi antar nukleon dipandang sebagai ganguan
gangguan kecil pada interaksi antar nukleon dengan medan potensial. Model ini
disebut independent partcle model atau disebut juga nuclear model shell.
Nukleon dalam inti analogi dengan elektron elektron dalam atom, V(r) analogi
dengan enegi potensial Coulomb dan orbit )keadaan kuantum) dari nukleon analogi
dengan orbit dari elektron dalam atom. Energi potensial bentuknya ialah berupa
sumur potensial persegi V = -V0 dan potesial osilator V= -V0 + ar2 dengan r ialah
jarak antara nukleon dengan gaya sentral dan a ialah konstanta. Prinsip eklusi pauli
harus diterapkan pada proton dan neutron yaitu tidak boleh ada dua proton atau dua
neutron yang menempati keadaan kuantum yang sama atau memiliki bilangan
kuantum yang sama.
Ada banyak inti stabil dengan jumlah proton dan neutron berjumlah genap
dibandingkan yang berjumlah ganjil. Apabila jumlah neutronnya adalah
2, 8, 20, 28, 50, 82, dan 126 , maka inti dengan jumlah neutron tersebut cenderung
stabil. Bilangan bilangan tersebut dinamakan magic number. Magic number juga
diterapkan pada jumlah proton kecuali 126 (karena tidak ada unsur yang nomor
atomnya 126). Inti inti yang jumla protonnya sama dengan magic number maka
akan sangat stabil. Inti inti dimana jumlah proton dan jumlah neutronnya sama
denga magic number cenderung stabil, misalnya
𝐻𝑒 42 , 𝑂816 , 𝐶𝑎 40 , 𝐶 48 , 𝑃 208
20 𝑎 20 𝑏 82

Eksistensi magic number adalah tanda untuk struktur shell dan inti. Atom yang
memiliki jumlah elektron 2, 10, 18, 36, 54 dan 86 memiliki sub shel atau orbitnya
penuh. Pada nuclear shell model , tiap tiap nukleon memiliki fungsi gelombang

242
independent, analogi seperi elektron dalam atom. Pada tom kita temukan bahwa
keadaan dengan harga terendah dari momentum angular orbital akan memiliki
energi rendah. Demikian halnya untuk inti. Terdapat suatu keberbantungan spin
kuat terhadap gaya antar nukleon. Kebergantungan pada spin hasilnya ditunukkan
dalam nuclear fine structure splitting yang cukup besar untuk bilangan kuantum
orbila l besar. Untuk suatu harga l tertentu energinya rendah apabila L dan S
paralele dibandingkan pada kasus untuk L dan S anti paralel
B. Liquid Drops Model
Eksperimen hamburan menunjukkan bahwa inti memiliki densitas konstan,
diasumskan bahwa inti very dense incrompresible spherical liquid drop, yang
kemudian disebut liquid drops model. Energi ikat inti sebagai fungsi dari nomor
massa atom A. Grafik energi ikat pernucleon versus a secara semiempiris fiting
grafik tsb berbentuk
𝐸𝑏 = 𝐶1 𝐴 − 𝐶2 𝐴2/3
Dengan C1 dan C2 adalah konstanta positif. Suku pertama dari persamaan tersebut
ialah energi ikat yang besarnya berbanding lurus dengan jumlah nukleon A, karena
tiap nukleon merasakan keberadaan dari seluruh nukleon lainnya. Suku kedua
sebagai faktor koreksi dari efek permukaan . Nukleon nukleon yang berada
dipermukaan inti akan memiliki sedikit tetangga terdekat sehingga interaksi antar
nukleonnya makin berkurang dengan semakin dekat ke permukaan. Luas
permukaan liquid drops berbanding lurus terhadap A2/3. Persamaan tersebut cukup
baik untuk energi ikat inti dengan C1 = 16 MeV dan C2 = 18 MeV.
Perhitungan energi ikat dari persamaan tersebut dapat diperbaiki dengan
memperhitungkan energi Coulomb dari tolak menolak proton dan efek dari prinsif
eklusi Pauli. Pengurangan energi ikat yang berkaitan dengan tolakan Coulomb
berbanding lurus dengan Z2 dan berbanding terbalik dengan jari jari inti A1/3.
𝐶3 𝑍 2
∆𝐸𝑏𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏 = −
𝐴1/3
Dengan C3 sekitar 0,711 MeV.
Faktor koreksi dari Prinsip eklusi Pauli

243
𝑝𝑎𝑢𝑙𝑖 𝐶4 (𝐴−2𝑍)2
∆𝐸𝑏 =− 𝐴

Dengan C4 = 23,7 MeV


Koreksi kelima berkaitan dengan prinsif eklusi Pauli dapat ditambahkan pada energi
ikat yang memperhitungkan dari fakta bahwa inti dengan jumlah proton dan netron
genap (even even nuclei) diamati sangat stabil, sedangkan inti dengan jumlah
proton dan neutron ganjil ( odd-odd nuclei) cenderung tidak stabil. Term terakhir
tidak diperlukan jika Z adalah genap dan A-Z`adalah ganjil dan sebaliknya (eve-
odd nuclei). Hasil formula empiris untuk energi ikat untuk even-odd nuclei
2 (0,711 𝑀𝑒𝑉)𝑍 2 23,7 𝑀𝑒𝑉(𝐴 − 27)2
𝐸𝑏𝑒𝑣𝑒𝑛−𝑜𝑑𝑑 = (15,75 𝑀𝑒𝑉)𝐴 − (17,8 𝑀𝑒𝑉)𝐴3 − −
𝐴1/3 𝐴
Untuk even-even nuclei
11,18 𝑀𝑒𝑉
𝐸𝑏𝑒𝑣𝑒𝑛−𝑒𝑣𝑒𝑛 = 𝐸𝑏𝑒𝑣𝑒𝑛−𝑜𝑑𝑑 +
√𝐴
Untuk odd-odd nuclei
11,18 𝑀𝑒𝑉
𝐸𝑏𝑒𝑣𝑒𝑛−𝑒𝑣𝑒𝑛 = 𝐸𝑏𝑒𝑣𝑒𝑛−𝑜𝑑𝑑 −
√𝐴
Kedua persamaan tersebut dinamakan formula Weisaecker.
Contoh
Hitunglah energi ikat dari inti Ferum yang nomor massanya 56. Bandingkan hasilnya
dengan liquid drop model
Jawab
Energi ikat Ferum ialah

𝐸𝑏 = (𝑍𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑀(𝑋𝑍𝐴 )) 𝑥931,494 𝑀𝑒𝑉 = 492 𝑀𝑒𝑉

Energi ikat dengan menggunakan liquid drops model


Eb = (15,75 MeV)(56) – (17,8 MeV)(56)2/3 = 621,5 MeV
Faktor koreksi dari interaksi Coulomb
(0,711 𝑀𝑒𝑉)(26)2
∆𝐸𝑏𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏 = − = −125,6 𝑀𝑒𝑉
(56)1/3
Faktor koreksi dari prinsip eklusi Pauli

𝑝𝑎𝑢𝑙𝑖 (23,7𝑀𝑒𝑉)(56 − 27)2


∆𝐸𝑏 =− = −6,8 𝑀𝑒𝑉
56
Koreksi even-even nuclei

244
11,18 𝑀𝑒𝑉
∆𝐸𝑏𝑒𝑣𝑒𝑛=𝑒𝑣𝑒𝑛 = = 1,5 𝑀𝑒𝑉
√56
Jadi energi ikat inti
Eb = 621,5 MeV – 125,6 MeV – 6,8 MeV + 1,5 MeV = 491 MeV
Penyimpangan perhitungan energi ikat inti berdasarkan liquid drops model terhadap energi
ikat mengunakan kesetaraan massa energi ialah
492 − 491 𝑀𝑒𝑉
𝑥100% = 0,2 %
492 𝑀𝑒𝑉

7. Radioaktivitas
Henri Becquerel pada tahun 1896 secara tidak sengaja menemukan Kristal uranium
potassium sulfat yang memancarkan radiasi pada daerah cahaya tidak tampak
(invisible) dimana radiasi yang dipancarkannya dapat menghitamkan pelat film.
Setelah melakukan beberapa kali eksperimen dia menyimpulkan bahwa emisi
radiasi yang dipancarkan oleh

Gb,9.5. Emisi radiasi dari uranium dapat menghitamkan pelat film

Kristal uranium merupakan radiasi jenis baru. Proses emisi radiasi dari Kristal
tersebut terjadi secara spontan dan fenomena tersebut dinamakan radioaktifitas.
Unsur atau material yang menunjukan gejala radioaktifitas disebut unsur radioaktif.
Selanjutnya Marie dan Piere Curie menemukan dua unsur baru yang menunjukan
gejala radioaktifitas yang kemudian dinamakan unsur radioaktif Polonium dan
Radium.
Untuk mempelajari lebih jauh tentang radiasi tipe baru tersebut Rutherford
melakukan serangkaian eksperimen yaitu menempatkan unsur radioaktif dalam
suatu wadah kemudian diatasnya dibentangkan plat film, dan set alat tersebut
ditempatkan dalam daerah medan magnetic (tanda x menunjukan arah medan
245
magnetic menembus bidang gambar menjauhi pengamat) dan juga disimpan diruang
gelap.

x x x x x x pelat film

x x x x x x

x x x x x x
sumber
radioaktif x x x x x x
Gb.9.6. Eksperimen Rutherford untuk menentukan jenis
Sinar radioaktif
Setelah plat film diproses maka disimpulkan ada tiga jenis sinar yang dipancarkan
oleh suatu unsur radioaktif , Sinar yang disimpangkan keatas dinamakan sinar alpha
, sinar yang lurus tidak mengalami penyimpangan oleh medan magnet disebut sinar
gama dan sinar yang disimpangkan ke bawah oleh medan magnet disebut sinar beta.
Pada proses emisi radiasinya ketiga sinar tersebut tidak dipancarkan sekaligus tapi
satu satu missal sinar beta saja, atau sinar gama saja atau sinar alpha saja. Penelitian
lebih lanjut akhirnya dapat diketahui bahwa sinar alpha itu berupa inti atom helium
bermuatan +2 , sinar gamma adalah berupa gelombang elektromagneti frekuensi
tinggi dan sinar beta ialah berupa partikel bermuatan negative yang sama dengan
electron. Perbandingan daya tembus dari ketiga sinar tersebut ialah
α < β <γ

Gb.9.7. Perbandingan daya tembus sinar radioaktif

246
Sinar gama memiliki daya tembus terbesar dan sinar alpha daya tembusnya paling
kecil. Perbandingan daya ionisasinya ialah

α>β>γ

Sinar alpha memiliki daya ionisasi paling besar sedangkan sinar gamma daya
ionisasinya paling kecil

Unsur radiokatif akan memancarkan sinar radioaktif secara spontan untuk mencapai
kesetabilannya, peristiwa tersebut dinamakan peluruhan (decay). jika material
radioactif pada t=0 mengandung N0 inti radioaktif, jumlah inti sisa setelah meluruh
selama t adalah
 t
N = N0 e
 = konstanta peluruhan . Probabilitas peluruhan persatuan waktu. bahwa suatu inti
akan meluruh disebut aktivitas, laju peluruhan atau aktivitas.
dN  t
R  R0 e
dt

Dengan R 0
  N 0 yaitu aktivitas mula mula
Satuan aktivitas(sistim SI ) ialah Bq (Becquerel) satuan lainnya Ci (Currie)
1 Ci = 3,7 x1010 Bq
1 Bq = 1 pancaran/detik

Waktu yang diperlukan oleh suatu sample radioaktif untuk meluruh sehingga
jumlah inti sisa yang belum meluruh tinggal setengahnya dari jumlah inti mula mula
disebut waktu paruh (half life ) dan diberi notasi T 1/ 2

Pada t = T 1 / 2 maka N = ½ No

Maka
T1/ 2
½ No = No e
247
Sehingga
ln 2 0,693
T  
1/ 2
 

Gb.9.8. Waktu paruh

Contoh
Suatu sampel isotop radioaktif yang masih baru memiliki aktivitas 0,6 Ci ,
setelah meluruh selama 2 tahun aktivitasnya tinggal 3 mCi, tentukanlah:
a. konstanta peluruhan dan waktu paruh
b. aktivitas sampel setelah meluruh selama 8 tahun
c. Jumlah inti pada sampel yang masih baru
d. Berapa lamakah isotop radioaktif tersebut meluruh sehingga
aktivitas sisanya tinggal 6 Bq
Jawab
a) konstanta peluruhan
R = Ro e-λt atau

1 R0 1 0,6Ci ln 200
  ln  ln   8,3709 x10 8 s 1  2,649 / tahun
t R 2tahun 3mCi 2Tahun

248
Waktu paruh
T1/2 = 0,693/λ = 0,693/2,649/tahun = 0,3648 Tahun = 8,27x 106 s

b). Aktivitas sample setelah meluruh selama 8 tahun


R = Ro e-λt
= 0,6 Ci e-2,649/Th x 8 th
= 4,63x10-10 Ci = 17,13 Bq

c). Jumlah inti pada sampel yang masih baru


No = R0/λ =(0,6x3,7.1010Bq) / (8,37x10-8/s)
= 2,65x 1017 partikel

d) lama peluruhan supaya aktivitasnya tinggal 6 Bq


R = Ro e-λt
t = (1/λ) Ln (Ro/R)
= (1/2,649 th) Ln (0,6x3,7.1010 Bq / 6 Bq )
= 8,4 tahun
= 2,65441x108 s

Latihan
1. Suatu sampel radioaktif aktivitasnya 0,2 μCi dan waktu paruhnya 8,1 hari,
tentukanlah jumlah inti atom pada sampel radioaktif tersebut.
2. Tritium waktu paruhnya 12,33/tahun, berapakah prosentasi inti yang sudah
meluruh setelah sampel meluruh selama 5 tahun.
3. Waktu paruh isotop Yodium ialah 8,04 jam, tentukanlah
a. konstanta peluruhan
b. jumlah inti isotop Yodium supaya sampel memiliki aktivitas 0,5 μCi
4. Sampel yang masih baru dari unsur radioaktif tertentu aktivitasnya ialah 10 μCi,
setelah meluruh selama 4 jam aktivitasnya tinggal 8 μCi,
a. Tentukanlah konstanta peluruhan dan waktu paruhnya

249
b. berapakah aktivitasnya setelah meluruh selama 30 jam
5. Isotop radioaktif Au memiliki waktu paruh 64,8 jam, bila aktivitas mula mulanya
40 μCi, tentukanlah
a. konstanta peluruhan
b. aktivitasnya setelah meluruh selama 150 jam
c. jumlah inti mula mula dalam sampel tersebut.
6. Pada saat suatu reaktor fisi mengalami kecelakaan dihamburkan keudara
sebanyak 5x !06 Ci unsur Sr (nomor massa 90) yang memiliki waktu paruh 27,7
tahun. Unsur radioaktif tersebut terhambur dan diudara dan akhirnya
menyebabkan daerah seluas 10.000 km2 terkontaminasi. Berapa lama daerah
tersebut akan kembali aman untuk bercocok tanam apabila level amannya
ditetapkan 2µ Ci/m2.
7. Unsur Co 60 memiliki waktu paruh 5,2 tahun dan meluruh memancarkan partikel
beta yang energinya 0,31 MeV dan dua buah foton sinar gamma yang masing
masing energinya 1,17 MeV dan 1,33 MeV. Seorang saintis berkeinginan untuk
mempersiapkan Co yang memiliki aktivitas sekurang kurangnya 10 Ci setelah 30
bulan penggunaan.
a. Berapakah massa awal minimal Co yang diperlukan
b. Setelah 30 bulan berapakan rata rata energi yang dipancarkan sumber
radioaktif tersebut

7. Proses Peluruhan
1.Peluruhan alva.
Suatu inti yang meluruh dengan memancarkan partikel α nomor massanya
berkurang 4 dan muatan atau nomor atomnya berkurang 2
4
A 4
X
A
Z
 Y Z 2  He 2

dengan X disebut inti induk dan Y disebut inti anak


energi disintergrasi
Q = ( Mx - My - Mά ) 931,49 MeV/u

250
Energi diintegrasi muncul dalam bentuk energi kinetic dari inti anak dan
partikel Alva.
Q  K y  K

Besarnya energi kinetic partikel alva lialah


mY
K  .Q
mY  m

Inti besar, tak stabil Inti lebih kecil,


Partikel Alva
stabil
Gb9.9. Peluruhan alva

Gb.9.10. Deret peluruhan alva dari Uranium

Aplikasi Peluruhan Alpha

251
Fenomena peluruhan partikel alpha dapat diaplikasikan yang diantaranya ialah
untum pembuatan detektor asap

Gb.9.11. detektor asap menggunakan peluruhan alva


• Detektor asap mengandung radioactive americium-241 (half-life 432 tahun)
• 241
Am meluruh memancarkan partikel alpha.
• Partikel Alpha dari americium bertumbukan dengan partikel oksigen dan
nitrogen di udara dan dihasilkan ion ion bermuatan.
• Beda potensial listrik dipasang diantara elektrodanya untuk mengumpulkan
ion ion yang dihasilkan (seperti geiger counter!)
• Ketika asap masuk kedalam alat ini, asap akan menyerap partikel partikel
alpha .
• Arus akan menurun dan dideteksi
oleh alat elektronik

Latihan
1. Tentukanlah energi yang dibebaskan pada saat terjadi perluruhan uranium (
z= 92 dan A= 238) menjadi Thorium (z = 90, A = 234) dan partikel alva,
dimana massa uranium ialah 238,050785 amu dan massa Thorium ialah
234,043593 amu
2. Tentukanlah energi kinetik partikel alva yang dibebaskan selama
perluruhan alva dari unsur Rn (z = 86, A = 220), dengan mengasumsikan
bahwa inti anak yang dihasilkan ialah Po (z = 84, A = 216), memiliki recoil
energi nol.

252
2 Peluruhan Beta
Peluruhan beta terdiri dari peluruhan beta electron dan peluruhan beta
positron
Suatu inti yang meluruh memancarkan partikel berupa elektron juga
sekaligus dipancarkan partikel antineutrino. Inti anak nomor massanya tidak
berubah sedangkan muatan atau nomor atomnya bertambah satu. Apabila
inti radioaktif tersebut meluruh memancarkan partikel beta berupa positron
maka sekaligus juga akan dipancarkan partikel neutrino. Inti anak nomor
massanya tetap sedangkan muatan atau nomor atomnya berkurang satu
 

X Z  Y Z 1  e
A A

X Z  Y Z 1  e 
A A

Positron adalah anti partikel dari electron ,massanya sama tapi muatannya
berlawanan dengan electron yaitu +1,602. 10 19 C . Neutrino anti partikelnya ialah
antineutrino. Neutrino ialah partikel yang sangat kecil, massanya lebih kecil dari 7
eV/ c 2 , tidak bermuatan listrik dan interaksinya sangat lemah sehingga sukar
dideteksi.
Pada bahasan sebelumnya kita sudah pelajari bahwa inti dibangun oleh proton
dan Neutron, namun ternyata dari inti tak stabil dipancarkan partikel partikel yang
salah satunya ialah partikel beta yang sama dengan elektron. Apakah hal itu
membuktikan bahwa didalam inti atom juga terdapat elektron ?

253
Gb.9.12.Peluruhan Neutron menjadi Proton dihasilkan sinar beta

Sinar beta itu berasal dari peluruhan neutron menjadi proton. Ketika neutron
meluruh menjadi proton maka akan disertai dengan pemancaran sinar beta. Jadi
didalam inti tidak ada elektron. Neutron dan proton masing masing dibangun oleh
partikel partikel penyusunnya yaitu up quark dan down quark. Neutron disusun oleh
2 down quark dan satu up quark atau (ddu) sedangkan proton dibangun oleh 2 buah
up quark dan satu buah down quark atau (uud). Muatan down quark ialah -1/3
sedangkan muatan up quark ialah +2/3 sehingga muatan total nuetron ialah -1/3-
1/3+2/3 = 0 atau tak bermuatan. Muatan total proton ialah 2/3 +2/3 -1/3 = 1

Gb. 9.13 Partikel elementer penyusun Neutron dan proton

254
Gb.9.14. Struktur inti dan dimensi partikel penyususnnya

Penerapan peluruhan beta


Peluruhan beta dari unsur C14 umumnya digunakan untuk menentukan umur fosil
sample organic. C14 setiap saat diproduksi diatmorfir kita. Rasio antara C14
terhadap C12 dalam molekul karbondioksida diatmosfir kita harganya konstan 1,3 .
10-12. seluruh organisme hidup mempunyai rasio C14 terhadap C12 yang sama
karena secara terus menerus terjadi pertukaran CO2 dengan udara.

Gb. 9.15 Proses dihasilkannya isotop C14 di atmosfir


255
Ketika organisme itu mati maka rasio C14 terhadap C12 akan menurun hal itu
disebabkan karena C14 meluruh dengan memancarkan sinar beta. Waktu paruh dari
C14 ialah 5730 tahun. Dengan teknik ini dapat menentukan umur fosil organisme
yang usianya antara 1000 – 25000 tahun yang lalu.

Setelah meninggal, tidak ada pertukaran


Sepanjang organisme hidup, dengan atmosfir. Rasio mulai berubah
terjadi pertukaran C dengan ketika
atmosfir, ratio tetap tidak berubah 14C meluruh
Contoh
Gb.9.16. Aktivitas C14 dan C12 dalam tubuh manusia ketika masih hidup dan
Setelah mati
Direruntuhan kota tua ditemukan sepotong batu bara muda yang massanya 25 gram,
ketika diukur aktivitas unsur C14 dalam batu bara itu ialah 4,17 Bq. Tentukanlah
berapa tahun umur batu bara tersebut terhitung sejak matinya pohon asal batu bara
tersebut.
Jawab
Jumlah inti atom C12 dalam 25 gram bagian kayu asal batu bara itu ketika pohonnya
masih hidup ialah
25 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁(𝐶 12 ) = 12 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙.6,02x1023 partikel/mol

= 1,26x1024 inti
256
Jumlah inti atom C14 dalam 25 gram bagian kayu asal batubara ketika pohonnya
masih hidup ialah
N(C14)/N(C12) = 1,3x10-12
N(C14) = 1,3x10-12.N(C12) = 1,3x10-12. 1,26x1024 inti
= 1,6x1012 inti
Aktivitas mula mula sampel ialah
R0 = Nλ
Dengan λ = 0.693/5730 tahun = 3,83x10-12 s-1
Maka
R0 = 1,6x1012inti. 3,83x10-12s-1 = 6,13 Bq
Umur fosil batu bara tersebut ialah
R = Ro e-λt
t = (ln R0/R) / λ = (ln 6,13/4,17) / 3,83x10-12 s-1 = 1x1011 s = 3200 tahun

Latihan
Tritium ( H dengan z = 1 dan A = 3) meluruh memancarkan partikel beta sehingga
menghasilkan inti anak berupa isotop He ( z = 2 dan A = 3) disertai partikel anti
neutrino. Tentukanlah energi yang dibebaskan pada reaksi tersebut.

3 Peluruhan gama
A
 ZA X  
*
Z X

Gb.9.17. Peluruhan sinar gama

257
Sinar gama yang diradiasikan oleh unsur radioaktif ini dimanfaatkan dalam dunia
kedokteran untuk pengobatan kanker yaitu menyinari sel sel kanker dengan radiasi
gama ini sehingga sel kanker akan mati terbakar.

8.Radioaktivitas Alami
Inti radioaktif secara umum dapat kelompokan kedalam dua kelompok yaitu: 1)inti
inti tak stabil yang ditemukan di alam yang disebut radioaktivitas alami, 2) inti
radioaktif yang dibuat di pabrik melalui raksi inti yang disebut radioaktivitas
buatan. Setiap unsur radioaktif akan meluruh hingga akhirnya berubah menjadi inti
yang stabil. Table berikut adalah 4 deret radioaktif

Deret Isotop mula mula Waktu paruh Produk akhir yang


(tahun) stabil
238 4,47x109 206
Uranium 𝑈92 𝑃𝑏82
235 7,04x108 207
Aktinium 𝑈92 𝑃𝑏82
232 1,41x1010 208
Thorium 𝑇ℎ90 𝑃𝑏82
237 2,14x106 209
Neptunium 𝑁𝑝93 𝐵𝑖83

9. Pemanfaatan Sinar radioaktif


A. Penggunaan Sinar Radiasi dalam Bidang Medis
Ada tiga fungsi utama radiasi pengion dalam medis yaitu : treatmen , diagnosis dan
sterilisasi. Bahan yang mengandung unsur raduioaktif biasanya diberi simbol
sebagai berikut

258
Gb.9.18. Lambang peringatan bahan radioaktif
Pengobatan kanker.
Kanker ialah pertumbuhan sel dalam tubuh organisme yang tidak terkontrol
sehingga mengakibatkan terganggunya organ lain atau membuat tidak berfungsinya
organ tempat kanker itu tumbuh. Kanker tumor dapat di treatmen dengan
menggunakan metode berikut : Chemotherapy (menggunakan obat ) , Radiation
therapy (radio therapy dan branchy therapy) , dan surgery. Pemilihan treatmen
bergantung pada sejumlah faktor berikut : ukuran tumor dan posisi tumor. Tujuan
dari terapi radiasi adalah untuk menyebabkan kerusakan pada sel-sel kanker
sementara meminimalkan risiko untuk jaringan sehat di sekitarnya. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh terapi radiasi menyebabkan sel-sel kanker untuk berhenti
bereproduksi dan dengan demikian tumor menyusut. Sayangnya, sel-sel sehat juga
dapat rusak oleh radiasi. Jumlah radiasi yang diberikan kepada pasien harus secara
akurat dihitung sehingga kerusakan terbatas pada sel-sel kanker saja.
Terapi radiasi menggunakan radiasi pengion untuk mengobati kanker yaitu untuk
menghancurkan sel-sel kanker. Ada dua teknik dalam terapi radiasi yang digunakan
untuk mengobati kanker dengan menggunakan radiasi pengion: Radiotherapy,
Brachytherapy . Setiap pengobatan menggunakan radioterapi harus ketat
direncanakan. Proses perencanaan terdiri dari tiga tahap : planning , simulation dan
treatment.
Planning
Tumor kanker harus dipetakan sehingga ukurannya dan posisi dapat dianalisis.
Informasi ini dapat diperoleh dari: X-rays , CT scan , MRI scan dan Ultra sound
images. Setelah jumlah radiasi yang akan diberikan telah dihitung dengan akurat,

259
pasien kemudian pergi ke simulator untuk menentukan setting yang akan dipilih
untuk pengobatan sebenarnya menggunakan akselerator linear. Pengaturan
ditentukan dengan mengambil serangkaian sinar-x untuk memastikan bahwa tumor
adalah dalam posisi yang benar siap untuk menerima radiasi pengion.

Gb.9.19. Simulator pengobatan kanker dengan radioterapi


Tumor kanker dapat diobati dengan menggunakan radioterapi sebagai berikut:
Iradiasi menggunakan sinar gamma energi tinggi atau.Iradiasi menggunakan sinar x
energi tinggi.

Gb.9.20 Peralatan untuk meradiasi kanker dengan sinar gama


Iradiasi menggunakan sinar gamma energi tinggi
Sinar gamma yang dipancarkan dari kobalt-60 sumber - bentuk radioaktif kobalt.
Sumber kobalt disimpan dalam tebal, wadah logam berat. Wadah ini memiliki celah
di dalamnya untuk memungkinkan sinar sempit sinar gamma muncul.

260
Gb.9.21.Proses meradiasi kanker dengan sinar gama
Iradiasi Menggunakan sinar –X energi tinggi
Sinar-x yang dihasilkan oleh akselerator linear (LINAC). LINAC yang kebakaran
elektron energi tinggi pada target logam dan ketika elektron menyerang target, x-
rays diproduksi. Sinar-x yang dihasilkan dibentuk menjadi sinar sempit oleh jendela
logam bergerak

Gb.9.22. meradiasi kanker dengan sinar-x


Peralatan diatur sehingga dapat berputar di sekitar sofa di mana pasien terletak.
Hal ini memungkinkan pasien untuk menerima radiasi dari arah yang berbeda.
Jaringan yang sakit menerima radiasi sepanjang waktu tapi jaringan sehat menerima
jumlah radiasi seminimum mungkin. Perawatan diberikan sebagai rangkaian dosis
kecil karena sel-sel kanker yang ditewaskan lebih mudah ketika mereka membagi
(membelah diri), dan tidak semua sel-sel membelah pada waktu yang sama - ini
mengurangi beberapa efek samping yang datang dengan radioterapi.

261
Branchy Therapy
Ini melibatkan menempatkan implan dalam bentuk biji, kabel atau pelet langsung ke
tumor. Implan tersebut bisa sementara atau permanen tergantung pada implan dan
tumor itu sendiri. Keuntungan dari metode tersebut adalah bahwa tumor menerima
hampir semua dosis sementara jaringan sehat hampir tidak menerima apapun.

Gb.9.23. pengobatan dengan cara branchy therapy


Branchy therapy digunakan untuk mengobati jenis kanker berikut : Uterus Cervix,
Prostate, Intraocular, Ski,Thyroid, dan Bone.

Tracers (Pelacak)
Ada banyak kegunaan radiasi pengion didasarkan pada kenyataan bahwa adalah
mudah untuk dideteksi. Dalam aplikasi tersebut, bahan radioaktif digunakan dalam
bentuk sebuah pelacak. Dalam kedokteran nuklir, sebuah pelacak adalah zat
radioaktif yang diambil ke dalam tubuh baik, sebagai suntikan, atau sebagai
minuman. Zat tersebut biasanya emitor gamma yang terdeteksi dan dimonitor. Hal
ini memberikan indikasi masalah yang mungkin ada dalam organ tubuh atau
jaringan dengan berapa banyak, atau seberapa sedikit, zat telah diserap. Hal ini
penting untuk dapat mempelajari organ internal, atau jaringan, tanpa perlu operasi.
Dalam kasus tersebut, pelacak radioaktif bisa disuntikkan ke dalam tubuh sehingga
penelitian tersebut dapat berlangsung. Jalur pelacak ini dapat dideteksi dengan
menggunakan kamera gamma karena radioaktivitas mereka. Suatu tracer terdiri dari
dua bagian : Sebuah obat yang dipilih untuk organ tertentu yang sedang dipelajari
dan sebuah zat radioaktif yang merupakan emitor gamma.

262
Tracer yang digunakan dalam medis

Pharmaceutical Source Activity Medical Use


(MBq)
99m
Pertechnetate 550 - 1200 Brain Imaging
Tc
99m
Pyrophosphate 400 - 600 Acute Cardiac
Tc
Infarct Imaging
99m
Diethylene Triamine Pentaacetic 20 - 40 Lung
Tc
Acid (DTPA) Ventilation
Imaging
99m
Benzoylmercaptoacetyltriglycerine 50 - 400 Renogram
Tc
(MAG3) Imaging
99m
Methylene Diphosphonate (MDP) 350 - 750 Bone Scans
Tc

Faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan tracer ialah Mereka akan
berkonsentrasi pada organ, atau jaringan, yang akan diperiksa.Mereka akan
kehilangan radioaktivitas mereka (t pendek). Mereka memancarkan sinar gamma
yang akan terdeteksi di luar tubuh. Sinar gamma dipilih karena alpha dan beta
partikel akan diserap oleh jaringan dan tidak terdeteksi di luar tubuh. Technitium-
99m yang paling banyak digunakan karena memiliki waktu paruh 6 jam. Pentingnya
pemilihan yang waktu paruhnya 6 jam ialah : suatu waktu paruh yang lebih pendek
tidak akan membiarkan pengukuran yang cukup atau gambar yang akan diperoleh.
Waktu paruh yang lebih lama akan meningkatkan jumlah radiasi organ tubuh atau
jaringan terima

Kamera Gamma
Pelacak disuntikkan ke pasien. Radiasi yang dipancarkan dari pasien terdeteksi
menggunakan kamera gamma. Sebuah kamera gamma yang khas adalah 40 cm -
cukup besar untuk meneliti jaringan tubuh atau organ tertentu. Sinar gamma

263
diberikan ke segala arah tetapi hanya orang-orang yang melakukan perjalanan
menuju kamera gamma akan terdeteksi. Bagian bagian kamera gamma adalah
sebagai berikut

Sistem elektronik

Detektor

Kolimator
Gb.9.24. Bagian bagian kamera gama
Kolimator biasanya terbuat dari timah dan berisi ribuan lubang-lubang kecil. Sinar
gamma hanya yang melakukan perjalanan melalui lubang di kolimator akan
terdeteksi. Detektor adalah kristal kilau dan biasanya terbuat dari Sodium Iodida
dengan jejak Thallium menambahkan. Detektor adalah kristal kilau dan
mengkonversi sinar gamma yang sampai menjadi energi cahaya. Sistem elektronik
mendeteksi energi cahaya yang diterima dari detektor dan mengubahnya menjadi
sinyal listrik.

Sterilisasi
Radiasi tidak hanya membunuh sel, juga dapat membunuh kuman atau bakteri.
Saat ini, alat-alat medis (misalnya jarum suntik) dan dikemas kemudian iradiasi
menggunakan sumber sinar gamma intens. Membunuh kuman-kuman atau bakteri
tetapi tidak merusak jarum suntik, juga tidak membuatnya menjadi radioaktif.

10.Penggunaan Sinar radiasi dalam Bidang Pertanian dan Peternakan


Peningkatan hasil panen dengan teknik mutasi Gen
Tenik dasar : Memvariasikan sumber evolusi.
Laju mutasi spontan adalah 1 × 10-8 ~ 1 × 10-5.Radiasi dapat menyebabkan
perubahan genetik dalam organisme hidup dan meningkatkan laju mutasi hingga 1 ×
10-5 ~ 1 × 10-2 Mutasi induksi berguna untuk perbaikan tanaman
264
Mutan diinduksi tidak GMO, karena tidak ada pengenalan materi herediter asing ke
mutan diinduksi

Gb 9.25. Proses menghasilkan bibit unggul dengan teknik mutasi

Pengontrolan Hama
Radiasi digunakan untuk menginduksi mutasi mematikan dalam kromosom dari
hama serangga menyebabkan kemandulan. Jantan steril dilepaskan ke alam liar di
mana mereka bersaing dengan jantan liar untuk perkawinan dengan betina liar. SIT
bergantung pada: produksi massal dari target hama sterilisasi dan pengiriman rilis
inundative kebanyakan oleh udara perkawinan mengakibatkan tidak ada keturunan
SIT terintegrasi dengan metode pengendalian hama lainnya diterapkan untuk
penindasan, penahanan, atau bahkan pemberantasan.

Referensi
Serway, R.A ; Moses, C.J.; Moyer, C.A. ( 1997) Modern Physics, 2nd,
Saunders College Publishing.
James William Rohlf (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and
Sons, Inc
Kaplan,Irving (1963)Nuclear Physics, Addison –Wesley Publishing
Company, Inc Massachusetts

265
BAB X
REAKSI INTI
1. Pendahuluan
Pada bab ini secara khusus kita akan mempelajari raksi inti yaitu bertumbukannya
suatu partikel dengan inti dan inti berubah menjadi inti yang baru. Akan dipelajari
dua tipe reaksi inti yaitu reaksi fisi nuklir dan reaksi fusi nuklir beserta
pemanfataanya untuk kesejahteraan umat manusia dalam wujud pembangkit listrik
tenaga nuklir dan lainnya . Selain itu juga akan dipelajari bagaimana reaksi berantai
pada fisi nuklir telah dimanfaatkan orang untuk membuat senjata pemusnah masal
yaitu bom atom.

2. Reaksi Inti
Dimungkinkan untuk mengubah dtruktur suatu inti dengan cara membombardir inti
tersebut dengan partikel energetic. Proses tumbukan seperti itu yang mampu
mengubah identitas inti target disebut reaksi inti. Reaksi inti pertama kali diamati
oleh Rutherford pada tahun 1919. Sejak saat itu ribuan reaksi nuklir telah diamati
terutama setelah ditemukannya alat pemercepat partikel pada tahun 1930.
Reaksi inti dapat terjadi ketika inti target X yang dalam keadaan diam
dibombardir oleh partikel energetik a hingga dihasilkan inti baru Y dan partikel
baru b
a+X  Y+b
atau
X(a,b) Y
Pada reaksi inti ini berlaku hukum kekekalan yaitu :
• Hukum kekekalan nomor massa :jumlah nucleon total sebelum dan sesudah
reaksi sama.
• Hukum kekekalan muatan atau nomor atom : jumlah muatan sebelum dan
sesudah reaksi sama
• Hukum kekekalan energi ,momentum linier dan momentum orbital.

266
Contoh pada reaksi Cockroft Walton yang pertama kali reaksi ini diamati tahun
1932

H 11 Li 73  He 42  He 42
Jumlah nomor massa sebelum reaksi 1 + 7 = 8 sama dengan jumlah nomor massa
setelah reaksi 4 + 4 = 8 . Jumlah muatan sebelum reaksi 1 + 3 = 4 sama dengan
jumlah muatan setelah reaksi 2 + 2 = 4.
Energi yang dihasilkan atau diserap dari reaksi seperti itu disebut energi reaksi Q
yaitu

Q = (Mx +Ma – My – Mb ).931,49 MeV

Apabila reaksi inti tersebut membebaskan sejumlah energi atau Q positif maka
disebut raksi eksotermik. Energi reaksi sebagai hasil dari perubahan massa inti
menjadi energi kinetic dari partikel produk Y dan b. Apabila pada reaksi tersebut
harga Q negative maka diperlukan energi kinetic input minimum pada proses
pembombardiran partikel supaya reaksi bisa berlangsung. Reaksi seperti itu
dinamakan reaksi endotermik.Pada reaksi endotermik partikel datang harus
memiliki harga energi kinetic minimum (energi kinetic ambang) tertentu supaya
reaksi inti bisa berlangsung. Besar energi kinetic ambang ialah

 M 
K th  Q1  a 
 Mx 
Contoh 1
Pada reaksi Cockroft Walton berikut
H 11 Li 73  He 42  He 42
Tentukanlah a).Energi reaksi , b). Apakah reaksi tersebut eksotermik atau
endotermik, ng
Jawab

267
a). Q = (Mx +Ma – My – Mb ).931,49 MeV
= (7,016003 + 1,007825 – 4,002603 – 4,002603)x931,49 MeV
= 17,3 MeV
b) karena Q positif berarti reaksinya Eksotermik

Contoh 2
Tentukanlah energi kinetik ambang dari partikel alva pada reaksi inti berikut
He 24  N 714  O817  H 11
Jawab
Energi reaksi Q = (Mx +Ma – My – Mb ).931,49 MeV
= (14,003074 + 4,002603 – 17,014915 – 1,007828 )x931,49 MeV
= - 15,8968 MeV
Energi kinetik ambang partikel alva

 M   4,002603 
K th  Q1  a   15,89681  MeV
 Mx   14,003074 
= 20,4407 MeV

Latihan
1. Reaksi berikut pertama kali ditemukan oleh Chadwick pada tahun 1930
yang membawa dirinya menemukan neutron
9 12
4𝐵𝑒(∝, 𝛽) 6𝐶

Tentukanlah harga Q untuk reaksi tersebut


2. Transmutasi inti pertama dihasilkan oleh Rutherford pada tahun 1919,
dengan cara membombardir atom nitrogen dengan partikel alva yang
dipancarkan isotop Bi214 . Reaksinya ialah sebagai berikut
4
2𝐻𝑒 + 147𝑁 → 17
8𝑂 + 11𝐻

268
Tentukanlah harga Q dari reaksi dan Threshold energinya

3. Reaksi Fisi Nuklir


Fisi nuklir terjadi ketika inti yang sangat berat seperti U235 pecah menjadi dua
fragmen yang lebih kecil dengan masing masing massanya hampir sama. Proses fisi
nuklir pertama kali diamati oleh Otto Hahn dan Fritz Strassmann pada tahu 1939
Neutron termal dapat menciptakan fisi dalam U235 seperti berikut
235
n u   X  Y  neutron
1 235 *
0 92 92 u
dimana X dan Y adalah dua inti baru yang massanya tidak berbeda jauh. Pada setiap
fisi akan dihasilkan 2 atau 3 neutron baru atau rata ratanya 2,5. Neutron baru ini
memiliki energi kinetic besar. Inti inti baru yang terbentuk selanjutnya melakukan
serangkaian peluruhan gama dan beta hingga pada akhirnya menjadi berbagai
macam isotop. Energi yang dihasilkan untuk setiap fisi dari U235 adalah sekitar 200
MeV. Proses fisi nuklir digambarkan pada gambar berikut ini

Gb. 10.1.Fisi nuklir


Netron thermal menembak suatu inti atom , inti atom tereksitasi sehingga terjadi
ketidakseimbangan, inti atom bervibrasi dan makin lama getarannya makin kuat
sehingga akhirnya inti pecah menjadi dua inti baru disertai beberapa netron baru.
Contoh reaksi fisi nuklir ialah

269
n01  U 92
235
 Ba 56
141
 Kr3692  3n01

n01  U 92
235
 Xe54
140
 Sr3894  2(n01 )

n01  U 92
235
 Sn50
132
 Mo 101
42  3( n0 )
1

Contoh: Pada reaksi Fisi nuklir berikut


n01  U 92
235
 Ba56
141
 Kr3692  3n01
a) tentukanlah jumlah energi yang dihasilkan bila massa n = 1,008665 u ,
massa U = 235,043915 u , massa Ba = 140,9139 dan massa Kr =
91,8973 u
b) Hitunglah jumlah energi yang dibebaskan jika 1 Kg Uranium tersebut
melakukan fisi lengkap.
c) Bila energi pada soal b) seluruhnya dikonversi menjadi energi listrik
berapa KWH jumlah energi listrik yang dihasilkan (1MeV =
4,14x10-20 KWH)
Jawab
a). Energi yang dihasilkan ketika 1 buah inti atom Uranium melakukan fisi
ialah
Q = {(235,043915 +1,008665)-(140,9139+91,8973+ 3x1,008665)}x931,49
MeV
= (236,05257 – 235,83719)x931,49 MeV
= 200,6 MeV

b). Jumlah inti uranium dalam 1 Kg sample uranium ialah


1000 gram
N x6,02.10 23 partikel / mol  2,56 x10 24 int i
235 gram / Mol
Energi yang dibebaskan dari 1 inti ketika melakukan fisi ialah 200,6 MeV
Maka jumlah energi total yang dibebaskan ialah

270
E = NQ = 2,56.1024 partikel x 200,6 MeV/partikel
= 5,13536x1026 MeV
d) Jumlah energi listrik yang dihasilkan ialah
E = 5,13536x1026 MeV x 4,14.10-20 KWH/MeV
= 2,126 x107 KWH
=21,26 GWH

Latihan
1. Berapa gram U238 harus melakukan fisi agar PLTN dapat menghasilkan
listrik 1000MW untuk satu hari (energi satu buah inti melakukan fisi ialah
206 MeV)
2. PLTN jenis pressurized water reactor memiliki efisiensi 30% dan daya
output yang dihasilkannya 1GW, tentukanlah a) daya total yang
dibangkitkan dari reaktor tersebut,b) berapakah daya yang terbuang ke
lingkungan sebagai buangan panas, c) hitunglah massa uranium yang
digunakan dalam satu tahun
Reaksi Berantai
Bila neutron baru yang dihasilkan itu menembak inti inti lainnya maka akan terjadi
reaksi berantai

Gb. 10.2.Reaksi berantai


271
Contoh reaksi berantai ialah pada bom atom

4. Reaktor Fisi Nuklir


Reaksi fisi berantai adalah reaksi fisi yang tidak terkendali. Setiap netron baru yang
dihasilkan dari reaksi fisi sebelumnya menyebakan terjadinya fisi baru pada inti inti
atom lain yang belum melakukan fisi. Reaksi fisi tak terkendali inilah yang
dijadikan konsep dasar dalam pembuatan bom atom. Berikut ini adalah gambar bom
atom yang diberi nama Little Boy yang dijatuhkan oleh USA di Jepang pada perang
dunia ke 2

Gb 10.2. Bom atom pertama “Little Boy’ yang dijatuhkan sekutu di jepang

Uranium ‘bullet’
ditembakan ke
Uranium target
Terjadi Critical mass
, dihasilkan reaksi
berantai fisi tak
terkendali

Gb.10.3. Bagian bagian Bom atom


Pada reactor fisi nuklir jumlah netron yang diijinkan untuk menembak inti lainnya
yang belum melakukan fisi jumlahnya dikendalikan

272
Gb 10.4. Skema diagram PLTN

• Reaktor dalam nuclear power plant serupa dengan boiler pada fossil fuel
plant – Sebagai penghasil panas.
• Bagian bagian dasar reaktor:
– Core (berisi material fisi atau bahan bakar untuk reaksi fisi)
– Moderator (slows neutrons down to enhance capture)
– Control rods (mengontrol penyerapan nuetron)
– Coolant (memindahkan panas dari core ke mesin PLTU untuk
menghasilkan listrik)
– Shielding (menahan radiasi supaya tidak keluar dari reaktor)

Konstanta reproduksi K adalah jumlah rata rata neutron yang dihasilkan dari setiap
kejadian fisi yang masih menyebabkan terjadi reaksi fisi berikutnya. Pada reactor
nuklir diperlukan pengaturan supaya K harganya sedikit lebih besar dari 1 supaya
reaksi terus berlangsung . Harga K = 1 disebut keadaan kritis, dan bila K lebih kecil
dari 1 maka reactor ada dalam keadaan subkritis dan reactor akan mati. Harga K
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya : geometri reactor , rata rata energi
neutron ,dan peluang penangkapan neutron. Energi neutron diregulasi dengan
material moderator yaitu untuk memperlambat neutron energetic dan selanjutnya

273
meningkatkan peluang penangkapan neutron oleh inti U235 lainnya. Level daya
reactor diatur dengan batang kendali (control rod) yang terbuat dari material yang
dapat menyerap neutron dengan efisien. Harga K dapat diatur dengan memasukan
batang kendali kedalan inti reactor pada berbagai kedalaman.

Gb. 10.5.Bagian bagian dari PLTN

5. Reaksi Fusi Nuklir


Fusi nuklir adalah suatu proses dimana dua inti ringan bergabung (fusi)
membentuk inti yang lebih berat. Pada proses ini sejumlah energi yang cukup harus
disuplai pada partikel partikel untuk dapat mengatasi gaya tolak coulomb (coulomb
barrier). Temperatur yang dibutuhkan untuk menghasilkan fusi adalah dalam orde
108 Ko dimana pada temperature ini seluruh materi berubah menjadi plasma. Contoh
reaksi fusi yang terjadi pada matahari dimana energi yang dihasilkannya menjamin
kelangsungan hidup organisme yang ada dibumi ini

H H  H 1  e1  
1 1 2 0
1 1

274
H H  He2  
1 2 3
1 1

reaksi tahap berikutnya

H  H  H  e 
1 3 4 0
1 2 e 2 e 1

H  H  H H H
3 3 4 1 1
2 e 2 e 2 e 1 1

pada setiap tahap reaksi tersebut akan dibebaskan sejumlah energi. Selanjutnya
proton proton yang dihasilkan akan kembali melakukan fusi seperti pada tahap
pertama sehingga membentuk siklus proton proton.

Gb.10.6.Rantai Fusi proton proton di inti matahari

Reaksi fusi nuklir merupakan sumber energi masa depan , sumber atau bahan untuk
fusi seperti deuterion melimpah ruah dibumi kita , dari 1 galon air dapat diekstrak
untuk menghasilkan 0,12 gram deuterion. Bila dua partikel deuterion melakukan
fusi akan dihasilkan energi sebesar 3,27 MeV – 4,03 MeV. Energi 1 MeV bila
dikonversi menjadi energi listrik akan dihasilkan 4,14 . 10-20 KWh.

Contoh
Dua buah inti deuterium melakukan fusi nuklir
H 12  H 12  He 23  n01
275
a).Hitunglah jumlah energi yang dibebaskan pada reaksi fusi tersebut. Diketahui
massa Deuterium =2,014102 u ,massa isotop helium =3,016029 dan massa neutron
=1,008665 u
b) bila 1 kg inti deuterium melakukan fusi lengkap berapa jumlah energi listrik
yang dihasilkan.
c) Bila total energi fusi pada soal b) dikonversi menjadi energi litrik berapa
KWH energi listrik yang dihasilkan.
d) bila 1 kg deuterium tersebut diperoleh dengan cara mengekstrak air , berapa
galon air yang diperlukan .
Jawab
a) Energi yang dihasilkan dari dua buah deuterium melakukan fusi nuklir
Q = [(2,014102 + 2,014102) – (3,016029 + 1,008665)]x931,49 MeV
= 3,27 MeV
b) Banyaknya inti Deuterium dalam 1 kg sampel deuterium
1000 gram
N .6,02 x10 23 partikel / mol
2 gram / mol
= 3,01x1026 inti
Jumlah energi total yang dihasilkan bila 1 kg deuterium melakukan fusi lengkap
ialah
E = (N/2)Q = (3,01x1026 partikel/2)(3,27 MeV/partikel)
= 4,92135 x 1026 MeV
c). Bila energi total dari 1 kg deuterium dikonversi menjadi energi listrik maka
jumlah energi listrik yang dihasilkan ialah
E = 4,92135x1026 MeV x 4,14.10-20 KWH/MeV
= 2,0374x107 KWH
d).Banyaknya air yang harus diekstrak untuk menghasilkan 1 kg deuterium ialah
(1 kg)/(0,12 gram/galon air) = 8333,3 galon air

Latihan

276
1. Tentukanlah energi yang dibebaskan pada reaksi fusi deuterium-tritium
dengan inti tritium dalam keadaan diam
2
1𝐻 + 31𝐻 → 42𝐻𝑒 + 10𝑛

Reaksi Fusi nuklir tak terkendali dan Reaktor Fusi Nuklir


Reaksi fusi nuklir tak terkendali selain terjadi di matahari juga pernah dilakukan
pada pembuatan bom Hidrogen. Berikut ini adalah gambar bom Hidrogen dan
reactor fusi nuklir

Gb.10.7. bagian bagian dari bom Hidrogen (bom Fusi nuklir)

6. Reaktor Fusi Nuklir

277
Gb.10.8 Proposed ITER fusion test reactor

7. Interaksi Partikel dengan Materi


Ketika partikel energetic berinteraksi dengan medium , partikel akan kehilangan
energinya yang disebabkan oleh beberapa proses. Partikel berat seperti partikel alva
,ketika berinteraksi dengan medium akan kehilangan sebagian besar energinya
karena mengionisasi dan mengeksitasi atom atom yang berada disekitarnya dalam
medium.Partikel memiliki rentang terbatas dalam medium yang tergantung pada
energi ,massa dan muatan partikelnya. Elektron energetic yang bergerak dalam
suatu medium juga akan kehilangan energinya karena mengionisasi dan
mengeksitasi atom atom yang berinteraksi dengannya dalam medium. Photon atau
sinar gama dapat diserap oleh medium melalui beberapa proses : effek foto listrik ,
hamburan Compton dan produksi pasangan.
Jika seberkas foton dengan intensitas Io masuk kedalam suatu medium ,maka
intensitas berkas foton itu akan menurun secara eksponensial seiring dengan makin
dalamnya sinar masuk kedalam medium,
I(x) = Io e-μx
278
Dengan x adalah jarak yang dilalui dalam medium , I(x) adalah intensitas berkas
foton setelah melalui jarak x dalam medium , dan μ adalah koefisien absorpsi linier
dari medium atau disebut juga koefisien atenuasi..

Referensi
Serway, R.A ; Moses, C.J.; Moyer, C.A. ( 1997) Modern Physics, 2nd,
Saunders College Publishing.
Introduction to Nuclear physics
James William Rohlf (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and
Sons, Inc
Sproul,L.S and Phillips, W.A.(1980) Modern Physics, the Quantum Physics
of Atoms, Solids, and Nuclei, John Willey and Sons, New Y

279
BAB XI
PENGENALAN FISIKA STATISTIK

1. Pendahuluan
Thermodinamika yang sudah anda pelajari merupakan tinjauan secara
makroskopik (bulk properties) seperti temperatur dan tekanan dari suatu gas. Pada
bab ini kita akan mempelajari thermodinamika dengan meninjau secara
mikroskopik misalnya dengan memperhatikan gerak masing masing atomnya.
Tujuan utama dari peninjauan secara mikroskopik ini ialah menjelaskan hubungan
antara besaran besaran fisisnya dengan menggunakan gambaran yang lebih
mendasar yaitu atom. Tinjauan seperti itu dikenal dengan nama Fisika Statistik atau
Mekanika Statistik. Secara prinsip dimungkinkan untuk menghitung secara detail
gerak masing masing atom dengan menggunakan hukum Newton atau
menggunakan Persamaan Schrodinger . Namun jumlah atom dalam rata rata ukuran
sampel ialah 1022 atom per cm3 , tentu saja mengitung satu satu sejumlah besar atom
itu sangat tidak praktis, untuk itulah digunakan pendekatan fisika statistik.

2. Distribusi Maxwell-Boltzmann
Maxwell sangat tertarik pada apa yang dikerjakan oleh Rudolf Clausius pada
penjelasan tentang adanya kontradiksi antara kecepatan tinggi molekul molekul gas
pada temperatur kamar (sekitar 400 m/s) dengan lambatnya rata rata laju difusi dari
gas. Penjelasan Clausius terhadap pernasalahan tersebut ialah bahwa molekul
molekul gas tidak seluruhnya bergerak dengan kelajuan tinggi yang sama, tetapi
terdapat distribusi distribusi kelajuan dalam gas yang bergantung pada temperatur
gas., lebih jauh lagi molekul molekul gas bertumbukan dan gerakannya mengikuti
gerak zigzag dari satu spot ke spot lainnya. Berdasarkan ide Clausius tersebut ,
Maxwell menurunkan suatu bentuk fungsional dari distribusi kelajuan
keseimbangan, yaitu jumlah molekul molekul gas persatuan volume yang memiliki
kecepatan antara v dan v+dv pada temperatur tertentu.Dengan menerapkan teori
statistik terhadap distribusi tersebut, Maxwell berhasil menghitung kebergantungan
280
terhadap temperatur dari besaran besaran :kelajuan molekul rata rata, kelajuan
molekul yang paling mungkin, dan dispersi atau lebar dari distribusi kelajuan.

Gb. 11.1 Boltzmann, penemu mekanika statistik


Boltzmann pada tahun 1872 dengan menggunakan fungsi distribusi kelajuan
bergantung waktu dan persamaan kinetiknya berhasil menunjukkan bahwa suatu
sistem partikel yang semula distribusi kelajuannya non Maxwellian dan secara
eventual mencapai suatu distribusi kelajuan Maxwellian equilibrium. Distribusi
Maxwell Boltzman didasarkan pada asumsi asumsi sebagai berikut:
• Partikel partikel identik dalam term sifat fisisnya tapi dibedakan
berdasarkan posisinya.
• Distribusi equilibrium adalah cara yang paling mungkin dari distribusi
partikel partikel diantara berbagai keadaan energi yang diijinkan yang
dibatasi berdasarkan jumlah tepat partikel dan jumlah energi total partikel.
• Tidak ada batasan teoritis tentang bagian dari jumlah partikel yang
menempati tingkat energi tertentu, namun kerapatan partikel cukup rendah
dan temperatur cukup tinggi
Untuk memahami asumsi tersebut, mari kita tinjau sistem sederhana yaitu distribusi
energi total 8E diantara enam partikel. Enumerasi 20 cara yang mungkin
membagikan energi 8E diantara enam partikel yang tak dapat dibedakan
(indistinguishable) Tiap tiap susunan (arrangement) dari 20 susunan tersebut dapat
didekomposisikan kedalam beberapa substate indistinguishable(tak dapat
dibedakan) atau mikrostates

281
Gb.11.2. Keadaan mikro dari enam buah partikel tak dapat dibedakan
dengan energi total 8E

Jumlah mikrostates untuk tiap susunan dari 20 susunan itu dapat dihitung dengan
menggunakan relasi

𝑁!
𝑁𝑀𝐵 =
𝑛1 ! 𝑛2 ! 𝑛3 ! …

Dengan N ialah jumlah partikel , n1! , n2!,... adalah jumlah partikel yang menempati
tingkat energi tertentu. Sebagai contoh tinjau distribusi energi dari enam partikel
dengan 1 partikel memiliki energi 8E dan lima partikel memiliki energi 0 . Ada lima

282
partikel yang berada pada keadaan energi 0 atau n1(0E) = 5 , tidak ada partikel yang
menempati keadaan energi 1E ,2E,3E,4E,5E,6E, dan 7E atau n2(1E) =n3(2E)=n4(3E)
= n5(4E) = n6(5E) =n7(6E) = n9(7E) = 0 dan ada satu partikel yang memiliki energi
8E atau n9(8E)= 1. Jadi untuk susunan 1 jumlah mikrostatesnya ialah

𝑁! 6!
𝑁𝑀𝐵 = 𝑛 = 5!1! = 6
1 !𝑛2 !𝑛3 !𝑛4 !𝑛5 !𝑛6 !𝑛7 !𝑛8 !𝑛9 !

Latihan
1. Buktikanlah jumlah mikrostates untuk susunan 2 ialah NMB = 30, dan
susunan 4 ialah NMB= 60
2. Hitunglah jumlah mikrostates untuk ke tujuh belas susunan lainnya
3. Buktikanlah bahwa jumlah mikrostates untuk kedua puluh susunan tersebut
ialah Σ NiMB = 1287

Jumlah rata rata dari partikel dengan energi tertentu ialah E dapat dihitung dengan
menggunakan formula berikut

𝑛̅𝑗 = 𝑛𝑗1 𝑝1 + 𝑛𝑗2 𝑝2 + ⋯


Dengan

𝑛̅𝑗 ialah jumlah rata rata partikel pada level ke j


nj1 jumlah partikel di level j pada susunan 1
nj2 jumlah partikel di level j pada susunan 2
𝑁𝑀𝐵
p1 adalah probabilitas mengamati susunan 1,yaitu 𝑝𝑖 = ∑
𝑁𝑖𝑀𝐵

p2 adalah probabilitas mengamati susunan 2

283
Berdasarkan 20 cara susunan dari distribusi energi 8E oleh 6 partikel yang tak dapat
dibedakan tersebut maka jumlah rata rata dari partikel yang menempati keadaan
energi 0E ialah

6 30 30 60 30
𝑛0 = (5) (
̅̅̅̅̅̅ ) + (4) ( ) + (4) ( ) + (3) ( ) + (4) ( )
1287 1287 1287 1287 1287

+(3)(120/1287)+(2)(60/1287)+(4)(15/1287)+(3)(120/1287)+
(3)(60/1287)

+(2)(180/1287)+(1)(30/1287)+(3)(60/1287)+(2)(90/1287)+(2)(180/1287)

+(1)(120/1287)+(0)(6/1287)+(2)(15/1287)+(1)(60/1287)+(0)(15/1287)

= 2,307

Latihan
Tentukanlah jumlah rata rata partikel yang menempati keadaan energi (level)
:1E ,2E ,3E , 4E, 5E, 6E, 7E dan 8E

Probabilitas menemukan partikel yang berada pada keadaan energi 0E ialah

̅̅̅̅
𝑛0 2,307
𝑃(0) = 𝑁
= 6
= 0,385

Latihan
a.Buktikanlah a. P(1E) = 0,256
b.P(2E) = 0,167
c.P(3E) = 0,0978
d.P(4E) = 0,0543
e.P(5E) = 0,0272

284
f.P(6E) = 0,0117
g.P(7E) = 0,00388
h.P(8E) = 0,000777
b. Gambarlah grafik hubungan probabilitas P(E) terhadap keadaan(level) energi

3. Aplikasi Distribusi Maxwell- Boltzmann

Distribusi Maxwell-Boltzmann diaplikasikan pada suatu sistem yang temperatur


absolutnya T dan mengandung banyak partikel. Terdapat dua batasan dalam
menentukan jumlah cara distribusi partikel diantara keadaan energi yang
diperbolehkan yaitu :
1. Jumlah partikel total adalah konstan pada setiap temperatur
2. Energi total sistem tetap pada temperatur yang diberikan
Probabilitas menemukan partikel dengan energi Ei pada temperatur absolut T ialah

𝑓𝑀𝐵 = 𝐴𝑒 −𝐸𝑖/𝑘𝐵 𝑇

Dengan A adalah koefisien normalisasi. Jika jumlah keadaan dengan energi yang
sama Ei dinyatakan oleh gi (disebut degenerasi atau bobot statistik) ,maka jumlah
partikel ni dengan energi Ei adalah sama dengan perkalian bobot statistik dengan
probabilitas keadaan Ei

𝑛𝑖 = 𝑔𝑖 𝑓𝑀𝐵
Jumlah partikel dalam sistem

∑ 𝑛𝑖 = 𝑁

Bilamana keadaan energi yang diperbolehkan berupa spektrum energi kontinyu


maka kuantitas diskrit harus diganti dengan fungsi kontinyu, yaitu

𝑛(𝐸)𝑑𝐸 = 𝑔(𝐸)𝑓𝑀𝐵 (𝐸)𝑑𝐸


285
~ ~
𝑁
= ∫ 𝑛(𝐸)𝑑𝐸 = ∫ 𝑔(𝐸)𝑓𝑀𝐵 (𝐸)𝑑𝐸
𝑉
0 0

Dengan g(E) adalah density of states (rapat keadaan) atau jumlah keadaan energi
persatuan volume dalam interval dE, n(E)d(E) adalah jumlah partikel persatuan
volume dengan energi antara E dan E+dE

Contoh
Tentukanlah populasi dari keadaan eksitasi pertama dan kedua terhadap keadaan
gound state untuk atom Hidrogen pada temperatur kamar dengan asumsi atom
hidrogen memenuhi statistik Maxwell- Boltmann
Jawab
Tingkat tingkat energi untuk atom hidrogen En = (-13,6 eV)/n2 dengan
degenerasi gn= 2n2 . Keadaan ground states E1 = - 13,6 eV dengan degenerasi g1 =
2, keadaan eksitasi pertama E2 = - 3,4 eV dengan degenerasi g2= 8 , keadaan eksitasi
kedua ialah E3= - 1,51 eV dengan degenerasi g3 = 18, maka

𝑛2 𝑔2 𝐴𝑒 −𝐸2 /𝑘𝐵 𝑇 𝑔2 (𝐸 −𝐸 )/𝑘 𝑇 8 (−10,2 𝑒𝑉)/(8,617𝑥10−5 𝑒𝑉)(300 𝐾)


= = 𝑒 1 2 𝐵 = 𝑒 𝐾
𝑛1 𝑔1 𝐴𝑒 −𝐸1 /𝑘𝐵𝑇 𝑔1 2

= 4 e-395
=0
Dengan cara yang sama dapat dihitung bahwa

𝑛3
𝑛1
=0

Hal itu berarti bahwa pada temperatur 300 K seluruh atom Hidrogen berada pada
keadaan dasar (ground states)

286
Contoh
Tentukanlah populasi dari keadaan eksitasi pertama dan kedua relatif terhadap
keadaan ground states untuk atom hidrogen disuatu bintang yang dipanaskan pada
temperatur 20.000 K.
Jawab
Pada temperatur 20.000 K atom atom berada pada keadaan eksitasi
KBT = (8,617x10-5 eV/K)(20.000 K) =1,72 eV

𝑛2 𝑔
𝑛1
= 𝑔2 𝑒 (𝐸1 −𝐸2 )/𝑘𝐵𝑇 = 4 𝑒 −10,2/1,72 = 0,0107
1

𝑛3 𝑔3 (𝐸 −𝐸 )/𝑘 𝑇
= 𝑒 1 3 𝐵 = 9 𝑒 −12,1/1,72 = 0,00807
𝑛1 𝑔1

4. Distribusi Kecepatan Maxwell untuk Molekul Molekul Gas dalam Keadaan


Keseimbangan Termal pada Temperatur T

Formula penting Maxwell untuk distribusi kecepatan equilibrium atau jumlah dari
molekul dengan kecepatan antara v dan v+dv dalam suatu gas yang temperatur
absolutnya T, dapat ditentukan dengan menggunakan distribusi MB dalam bentuk
kontinyu

4𝜋𝑁 𝑚 3/2 2 −𝑚𝑣 2 /2𝑘 𝑇


𝑛(𝑣)𝑑𝑣 = ( ) 𝑣 𝑒 𝐵 𝑑𝑣
𝑉 2𝜋𝑘𝐵 𝑇
Dengan
n(v)dv adalah jumlah molekul gas persatuan volume yang kecepatannya antara v
dan v+dv , N/V adalah jumlah total molekul persatuan volume , m adalah massa
molekul gas ,kB adalah konstanta Boltzmann ,dan T adalah temperatur absolut

287
Asumsikan bahwa suatu gas ideal dari partikel titik sedemikian hingga energi tiap
molekul hanya terdiri dari energi kinetik translasional E = (1/2) mv2 , jadi molekul
gas memiliki kecepatan translasional yang terdistribusi secara kontinyu dari nol
sampai tak hingga. Distribusi energi dari molekul juga kontinyu dan kita dapat
menuliskan jumlah molekul persatuan volume dengan energi antara E dan E+dE
yaitu

2 /2𝑘
𝑛(𝐸)𝑑𝐸 = 𝑔(𝐸)𝑓𝑀𝐵 (𝐸)𝑑𝐸 = 𝑔(𝐸)𝐴𝑒 −𝑚𝑣 𝐵𝑇 𝑑𝐸

Untuk menentukan rapat keadaan g(E) ,digunakan konsep ruang kecepatan

vy

vx

Vz
dv

Gb. 11.3 Ruang kecepatan

Menurut konsep ini ,kecepatan masing masing molekul dapat direpresentasikan oleh
vektor kecepatan dengan komponen vx, vy, vz . Jumlah keadaan f(v)dv dengan
kecepatan antara v dan v+dv ialah sebanding dengan volume dari sel bola antara v
dan v+dv

288
f(v)dv = C 4πv2 dv dengan C adalah konstanta

karena E = (1/2)mv2 ,masing masing kecepatan v berhubungan dengan energi


tunggal E , jumlah dari keadaan energi g(E)dE dengan energi antara E dan E+dE
adalah sama sebagaimana jumlah dari keadaan dengan kecepatan antara v dan v+dv

g(E)dE = f(v)dv = C 4πv2 dv


maka
2 /2𝑘 𝑇
𝑛(𝐸)𝑑𝐸 = 𝐴4𝜋𝑣 2 𝑒 −𝑚𝑣 𝐵 𝑑𝑣

A dapat ditentukan dengan menggunakan fakta bahwa total partikel persatuan


volume

~ ~
𝑁 2
= ∫ 𝑛(𝑣)𝑑𝑣 = ∫ 4𝜋𝑣 2 𝑒 −𝑚𝑣 /2𝑘𝐵 𝑇 𝑑𝑣
𝑉
0 0

Ingat
2 1.3.5….(2𝑗−1) 𝜋
∫ 𝑧 2𝑗 𝑒 −𝑎𝑧 𝑑𝑧 = 2𝑗+1 𝑎 𝑗
√𝑎 dengan j = 1,2,3,...

Untuk j =1 dan a = m/(2kBT)

𝑁 4𝜋𝐴 𝜋 2 𝑘𝐵 𝑇 2𝜋𝑘𝐵 3/2


= 𝑚 √ = 𝐴( )
𝑉 22 ( ) 𝑚 𝑚
2𝑘𝐵 𝑇
Maka
𝑁 𝑚 3/2
𝐴= ( )
𝑉 2𝜋𝑘𝐵 𝑇
Dan

289
𝑚𝑣 2
4𝜋𝑁 𝑚 3 2 −2𝑘
𝑛(𝑣)𝑑𝑣 = ( )2 𝑣 𝑒 𝐵 𝑇 𝑑𝑣
𝑉 2𝜋𝑘𝐵 𝑇

Persamaan tersebut dinamakan persamaan Maxwell (1859)

5. Laju Rata Rata


Laju rata rata dapat dihitung sebagai berikut:

~ 𝑁 3/2 ~ 3 −𝑚𝑣 2/2𝑘𝐵 𝑇 𝑑𝑣


∫0 𝑣𝑛(𝑣)𝑑𝑣 4𝜋 𝑉 (𝑚/2𝜋𝑘𝐵 𝑇) ∫0 𝑣 𝑒
𝑣̅ = =
𝑁/𝑉 𝑁/𝑉
Ingat

~
2 1
∫ 𝑧 3 𝑒 −𝑎𝑧 𝑑𝑧 =
2𝑎2
0

Maka diperoleh

𝑚 3 1 2𝑘𝐵 𝑇 2 8𝑘𝐵 𝑇
𝑣̅ = 4𝜋( )2 ( )( ) =√
2𝜋𝑘𝐵 𝑇 2 𝑚 𝜋𝑚

Kelajuan rata rata dari molekul dalam suatu gas sebanding dengan akar kuadrat dari
temperatur dan berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molekular

6. Root Mean Square Kelajuan


Root mean square (rms) dihitung dengan menentukan rata rata dari kuadrat kelajuan

~ ~
∫ 𝑣 2 𝑛(𝑣)𝑑𝑣 𝑚 3 2
̅̅̅
𝑣2 = 0 = 4𝜋( )2 ∫ 𝑣 4 𝑒 −𝑚𝑣 /2𝑘𝐵 𝑇 𝑑𝑣
𝑁/𝑉 2𝜋𝑘𝐵 𝑇
0

Ingat

290
~
2 3 𝜋
∫ 𝑧 4 𝑒 −𝑎𝑧 𝑑𝑧 = √
8𝑎2 𝑎
0

Maka

̅̅̅ 𝑚 3 3 2𝜋𝑘𝐵 𝑇 3𝑘𝐵 𝑇


𝑣 2 = 4𝜋( )2 [ 2 ]√ =
2𝜋𝑘𝐵 𝑇 8(𝑚/2𝑘𝐵 𝑇) 𝑚 𝑚

Jadi
3𝑘𝐵 𝑇
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √̅̅̅
𝑣2 = √ 𝑚

Energi Kinetik rata rata

1 ̅̅̅2 = (3) 𝐾𝐵 𝑇
̅ = ( ) 𝑚𝑣
𝐾
2 2

Ternyata hasil yang diperoleh konsisten dengan hasil yang diperoleh dari theorema
equipartisi energi. Menurut theorema ini molekul pada temperatur T memiliki
energi rata rata kBT/2 untuk tiap tiap mode gerak independen atau derajat
kebebasan. Pada kasus ini terdapat tiga derajat kebebasan yang berhubungan denga
gerak tranlasi molekul sepanjang arah dalam ruang x,y,z yang satu sama lain tidak
saling bergantung (bebas). Energi kinetik rata rata dalam setiap arah ialah

1 ̅̅̅2 1 ̅̅̅2 1 ̅̅̅2 1


𝑚𝑣𝑥 = 𝑚𝑣𝑦 = 𝑚𝑣𝑧 = 𝑘𝐵 𝑇
2 2 2 2

Rata rata energi kinetik total

291
1 ̅̅̅2 1 ̅̅̅2 1 ̅̅̅2 1 ̅̅̅2 3
𝑚𝑣 = 𝑚𝑣𝑦 + 𝑚𝑣𝑧 + 𝑚𝑣𝑥 = 𝑘𝐵 𝑇
2 2 2 2 2

7. Quantum Statistik ,Indistinguishability Dan Prinsip Eklusi Pauli


Distribusi MB klasik harus diganti dengan distribusi kuantum bilamana terdapat
overlap fungsi gelombang atau bilamana konsentrasi partikelnya tinggi. Quantum
statistik diperlukan hanya untuk kasus yang meliputi partikel konsentrasi tinggi
seperti elektron elektron dalam logam atau foton dalam rongga benda hitam.
Apa kriteria untuk menentukan kapan distribusi klasik valid ?. Dapat dikatakan
bahwa distribusi MB valid bilamana jarak rata rata antar partikel d lebih besar
dibandingkan dengan ketidakpastian quantum pada posisi partikel atau

Δx << d
Δx dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip ketidakpastian Heisenbergh .
Untuk suatu partikel yang merupakan bagian dari sistim partikel dalam keadaan
keseimbangan termal pada temperatur T ̅̅̅𝑥 =
,𝑝
̅̅̅̅
𝑝𝑥2
0 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 2𝑚
= 𝑘𝐵 𝑇/2

Maka ketidakpastian momentum yang searah sumbu x ialah

1
̅̅̅2 − (𝑝 2
∆𝑝𝑥 = (𝑝 𝑥 𝑥 )2 = √𝑚𝑘𝐵 𝑇
̅̅̅)
Dari prinsip ketidakpastian Heisenberg

∆𝑥∆𝑝𝑥 ≥ ħ/2

ħ
∆𝑥 ≥
2√𝑚𝑘𝐵 𝑇

292
Sebagaimana disebutkan sebelumnya ,ketidakpastian posisi haruslah jauh lebih
kecil dari jarak rata rata antar partikel, jika partikelnya dapat dibedakan dan
distribusi MB dapat dipakai (berlaku). Dengan mensubstitusikan d = (V/N) 1/3 dan
Δx pada persamaan Δx≤d maka

ħ
≤ (𝑁/𝑉)1/3
2√𝑚𝑘𝐵 𝑇

Atau

𝑁 ħ3
( ) ≤1
𝑉 8(𝑚𝑘𝐵 𝑇)3/2

Dari persamaan tersebut dapat ditunjukan bahwa distribusi MB berlaku untuk


konsentrasi partikel rendah ,massa partikel tinggi dan temperatur tinggi. Bilamana
kita dapat menggunakan statistik MB ?

Contoh
Apakah statistik MB valid untuk gas hidrogen pada tekanan dan temperatur standar
?
Jawab
Pada keadaan standar 1 mol gas hidrogen mengandung 6,02x1023 molekul
menempati volume 22,4x10-3 m3. Dengan menggunakan massa molekul hidrogen
3,34x10-27kg dan kBT= 3,77x10-21J ,maka kita dapatkan

𝑁 ħ3 6,03𝑥1023 (1,055𝑥10−34 𝐽𝑠)3


( ) 3 =( ) 3
𝑉 22,4𝑥10−3 𝑚3
8(𝑚𝑘𝐵 𝑇)2 8[(3,34𝑥10−27 𝑘𝑔)(3,77𝑥10−21 𝑗)]2

= 8,83x10-8

293
Dengan demikian 8,83 x10-8 << 1, jadi kesimpulannya ialah distribusi MB valid
untuk gas ringan hidrogen pada keadaan standar.

Contoh
Apakah statistik MB valid untuk elektron konduksi dalam logam perak pada
temperatur 300K ?
Jawab
Massa jenis perak (Ag) ialah 10,3 gr/cm3 dan berat molarnya 107,9 gram.
Asumsikan ada satu elektron bebas untuk tiap atom. Kerapatan elektron bebas
dalam perak ialah

𝑔
10,5 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
𝑐𝑚3
𝑔 (6,02𝑥1023 ) = 5,86𝑥1028 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛/𝑚3
107,9 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙

Catatan , bahwa kerapatan elektron bebas dalam logam perak sekitar 2000kali lebih
besar dari kerapatan molekul gas pada keadaan standar.
Maka dengan menggunakan ħ3 = 1.174 x 10-102(Js)3 , massa elektron me = 9,109
x10-31kg
Dan kBT = 4,14 x 10-21 J (pada T = 300 K)

𝑁 ħ3
( ) 3 = 4,64
𝑉
8(𝑚𝑘𝐵 𝑇)2

4,64 > 1 , jadi statistik MB tidak valid diaplikasikan untuk elektron dalam logam
perak, karena elektron massanya sangat kecil dan kerapatan elektron bebasnya
sangat tinggi. Jadi untuk kasus elektron bebas pada logam harus digunakan
persamaan distribusi yang lain yaitu dari statistik quantum.

294
Ada dua distribusi yang valid untuk fisika kuantum, yaitu distribusi Bose – Einstein
dan distribusi fermi – Dirac. Distribusi Bose – Einstein didasarkan pada asumsi
asumsi sebagai berikut :
• Partikel partikelnya identik dan tak dapat dibedakan
• Tak ada batasan secara teoritis tentang jumlah partikel untuk tiap keadaan
Partikel partikel yang memenuhi distribusi Bose – Einstein disebut Boson , dan
diketahui memiliki spin integral. Beberapa contoh boson yaitu partikel alva (s = 0) ,
photon (s=1) dan deuterion (s =1).

Distribusi fermi – Dirac didasarkan pada asumsi asumsi sebagai berikut :


• Partikel partikelnya identik dan tak dapat dibedakan
• Hanya ada satu partikel yang menempati suatu keadaan kuantum atau satu
partikel per keadaan kuantum
Partikel partikel yang memenuhi distribusi Fermi-Dirac disebut fermion, dan
diketahui memiliki spin half integral. Contoh fermion ialah elektron , proton dan
neutron yang semuanya memiliki spin ½.

Mari kita lihat lagi sistem sederhana 6 partikel dengan energi total 8E. Pertama kita
tinjau kasus Bose – Einstein , partikel partikel tak dapat dibedakan dan disana tak
ada batasan pada jumlah partikel yang menempati keadaan energi tertentu. Untuk 6
partikel tersebut dengan energi total 8E dan partikel tak dapat dibedakan ada 20 cara
yang mungkin atau 20 susunan .Jadi probabilitas tiap susunan ialah 1/20 . jumlah
rata rata partikel dalam tingkat energi tertentu dapat dihitung dengan menggunakan
formula

𝑛̅𝑗 = 𝑛𝑗1 𝑝1 + 𝑛𝑗2 𝑝2 + ⋯

Jumlah rata rata partikel yang berada pada tingkat energi nol ialah

295
1 1 1 1 1 1 1 1
𝑛
̅̅̅0 = 5 ( ) + 4 ( ) + 4 ( ) + 3 ( ) + 4 ( ) + 3 ( ) + 2 ( ) + 4 ( )
20 20 20 20 20 20 20 20
1 1 1 1 1 1
+ 3( ) + 3( ) + 2( ) + 1( ) + 3( ) +2( )
20 20 20 20 20 20
1 1 1 1 1 1
+ 2 ( ) + 1 ( ) + 6 ( ) + 2 ( ) + 1 ( ) + 0( )
20 20 20 20 20 20
= 2,45

Latihan
1. Dengan cara yang sama buktikanlah bahwa rata rata partikel yang
menempati tingkat energi 1E ialah 1,55 ( 𝑛
̅̅̅1 = 1,55),
2. Buktikanlah 𝑛
̅̅̅2 = 0,90 , 𝑛
̅̅̅3 = 0,45 , 𝑛
̅̅̅4 = 0,30, 𝑛
̅̅̅5 = 0,15 , 𝑛
̅̅̅6 = 0,1 , 𝑛
̅̅̅7 =
0,05 , 𝑛
̅̅̅8 = 0,05

Probabilitas menemukan partikel dengan energi tertentu p(E) dapat dihitung dengan
menggunakan formula

𝑛̅𝑗
𝑃𝑗 (𝐸) =
𝑁

Probabilitas menemukan partikel yang menempati tingkat energi nol E ialah


̅̅̅̅
𝑛0 2,45
P(0E) = 𝑁
= 6
= 0,408 ,

probabilitas menemukan partikel yang menempati tingkat energi 1E ialah P(E) =


̅̅̅̅
𝑛1 1,55
𝑁
= 6
= 0,258

Latihan
1. Dengan cara yang sama tentukanlah probabilitas menemukan partikel untuk
P(2E) ,P(3E),P(4E), P(5E), P(6E), P(7E), P(8E)
2. Gambarkanlah grafik hubungan antara P(E) terhadap E dan buktikanlah
bahwa bahwa pada umumnya distribusi B-E cenderung untuk memiliki
lebih banyak partikel pada level energi rendah.

296
Selanjutnya kita tinjau sistem tersebut untuk kasus Fermi- Dirac. Jika partikelnya
fermion maka harus dimasukan batasan bahwa tidak lebih dari dua partikel (dengan
spin berbeda) yang diijinkan menempati suatu tingkat energi tertentu. Dari 20
susunan tersebut hanya ada 3 susunan yang mememuhi distribusi FD, masing
masing memiliki probabilitas 1/3

8E

6E

4E

2E
0

Gb 11.4. Keadaan mikro dari enam buah partikel tak dapat dibedakan
Dengan energi total 8E apabila partikelnya berupa fermion
Jumlah rata rata partikel yang menempati tingkat energi nol E ialah
1 1 1
𝑛
̅̅̅0 = 2 ( ) + 2 ( ) + 2 ( ) = 2
3 3 3
Jumlah rata rata partikel yang menempati tingkat energi 1E ialah
1 1 1
𝑛
̅̅̅1 = 2 ( ) + 2 ( ) + 1 ( ) = 1,67
3 3 3
Jumlah rata rata partikel yang menempati tingkat energi 2E ialah
1 1 1
𝑛
̅̅̅2 = 1 ( ) + 0 ( ) + 2 ( ) = 1
3 3 3
Jumlah rata rata partikel yang menempati tingkat energi 3E ialah
1 1 1
𝑛
̅̅̅3 = 0 ( ) + 2 ( ) + 1 ( ) = 1
3 3 3
Jumlah rata rata partikel yang menempati tingkat energi 4E ialah

297
1
𝑛
̅̅̅4 = 1 ( ) = 0,33
3
Dan
𝑛
̅̅̅5 = 𝑛
̅̅̅6 = 𝑛
̅̅̅7 = 𝑛
̅̅̅8 = 0

Probabilitas menemukan partikel yang menempati tingkat energi nol E ialah


̅̅̅̅
𝑛0 2
P(0E) = 𝑁
= 6 = 0,333

Dengan cara yang sama P(1E) =0,278 , P(2E) = 0,167 , P(3E) = 0,167 , P(4E)=
0,055
P(5E) = P(6E) = P(7E) = P(8E) = 0

Latihan
Buat grafik hubungan antara P(E) terhadap E kemudian bandingkan dengan grafik
P(E)terhadap E dari statistik MB dan BE

Bilamana jumlah partikel quantumnya banyak ,fungsi distribusinya akan kontinyu,


dengan memaksimalkan cara mendistribusikan partikel quantum tak dapat
dibedakan (indistinguishable) diantara keadaan energi yang diijinkan maka fungsi
distribusi memiliki bentuk ekplisit

1
𝑓𝐵𝐸 (𝐸) =
𝐵𝑒 𝐸/𝑘𝐵𝑇 −1

1
𝑓𝐹𝐷 (𝐸) =
𝐻𝑒 𝐸/𝑘𝐵 𝑇 +1

Dimana f(E) ialah probabilitas menemukan partikel pada keadaan energi E tertentu
dan pada temperatur absolut T tertentu. Jumlah partikel persatuan volume dengan
energi antara E dan E +dE dinyatakan oleh

n(E) dE = g(E) fBE(E) dE atau

298
n(E) dE = g(E) fFE(E) dE

Parameter B dan H dapat ditentukan dari jumlah total partikel N ,dengan


mengintegrasikan

𝑁 ~ 𝑔(𝐸)
(𝑉 ) = ∫0 𝑑𝐸 atau
𝑏𝑜𝑠𝑜𝑛 𝐵𝑒 𝐸/𝑘𝐵 𝑇 −1

~
𝑁 𝑔(𝐸)
( ) =∫ 𝑑𝐸
𝑉 𝑓𝑒𝑟𝑚𝑖𝑜𝑛 𝐻𝑒 𝐵 𝑇 + 1
𝐸/𝑘
0

Dengan demikian berdasarkan persamaan tersebut secara umum B dan H


bergantung pada temperatur sistim dan kerapatan partikel. Untuk kasus foton dalam
rongga benda hitam dan fonon dalam zat padat keduanya berupa boson dimana
jumlah partikel persatuan volumenya meningkat seiring dengan meningkatnya
temperatur,fungsi distribusinya ialah

1
𝑓(𝐸) =
𝑒 𝐸/𝑘𝐵 𝑇 − 1

Untuk kasus distribusi Fermi –Dirac ,H bergantung sangat kuat pada temperatur dan
secara ekplisit dituliskan H= 𝑒 −𝐸𝐹/𝑘𝐵𝑇 dengan EF adalah energi Fermi, maka fungsi
distribusi untuk fermion menjadi

1
𝑓𝐹𝐷 (𝐸) = 𝐸−𝐸𝐹
𝑒 𝑘𝐵 𝑇 +1

8. Aplikasi Statistik Fermi-Dirac

299
Logam terbentuk melalui ikatan logam ,yaitu ikatan antara ion ion logam dengan
awan elektron atau gas elekron bebas. Gas elektron bebas gas fermion tersebut
terperangkap dalam rongga yang dibentuk oleh permukaan logam. Konsentrasi
elektron dengan energi antara E dan E+dE ialah

n(E) dE = g(E) fFD(E) dE

dengan g(E) ialah rapat keadaan elektron elektron konduksi dalam logam. Elektron
elektron dapat dipandang sebagai suatu sistem gelombang materi dimana fungsi
gelombangnya akan lenyap di perbatasan logam. Hasil yang sama akan kita peroleh
bila kita anggap elektron sebagai gelombang elektromagnetik yang dibatasi dalam
rongga. Jumlah keadaan persatuan volume dengan bilangan gelombang antara k dan
k+dk ialah

𝑘 2 𝑑𝑘
𝑔(𝑘)𝑑𝑘 =
2𝜋 2
Bila pernyataan tersebut kita terapkan pada elektron elektron dalamlogam ,kita
harus mengalikannya dengan faktor 2. Hal itu sebagai konsekuensi bahwa tiap
keadaan energi dapat diisi oleh dua elektron dengan spin yang berbeda,maka

𝑘 2 𝑑𝑘
𝑔(𝑘)𝑑𝑘 = 𝜋2

Sekarang dengan menggunakan pernyataan tersebut kita dapat menentukan rapat


keadaan g(E) dari g(k). Kita asumsikan elektron elektron bebas tersebut bergerak
dengan kecepatan jauh dibawah cepat rambat cahaya sehingga kita gunakan
persamaan energi dan momentum non relativistik . energi kinetik elektron ialah

𝑝2 ħ2 𝑘 2 2𝑚𝑒 𝐸 1/2
𝐸 = 2𝑚 = 2𝑚𝑒
atau 𝑘 = ( ħ2
)
𝑒

Dan
300
1 2𝑚𝑒 1/2
𝑑𝑘 = ( 2 ) 𝐸 −1/2 𝑑𝐸
2 ħ

Substitusikan k dan dk pada persamaan g(k) dk maka diperoleh rapat keadaan


elektron konduksi dalam logam ialah

3/2
8√2𝜋𝑚𝑒
𝑔(𝐸)𝑑𝐸 = 𝐸1/2 𝑑𝐸
ℎ3

Jumlah elektron persatuan volume dengan energi antara E dan E+dE adalah sebagai
berikut

3/2
8√2𝜋𝑚𝑒
𝐸1/2 𝑑𝐸
ℎ3
𝑛(𝐸)𝑑𝐸 = 𝑔(𝐸)𝑓𝐹𝐷 (𝐸)𝑑𝐸 = (𝐸−𝐸
𝑒 𝐹 )/𝑘𝐵 𝑇 + 1

3/2
~ 8√2𝜋𝑚𝑒 ~
𝑁 3 𝐸1/2 𝑑𝐸
= ∫ 𝑛(𝐸)𝑑𝐸 = ∫ ℎ
𝑉 𝑒 (𝐸−𝐸𝐹 )/𝑘𝐵𝑇 + 1
0 0

ENERGI FERMI
Kita dapat menentukan energi fermi sebagai fungsi dari konsentrasi elektron, N/V.
Pada temperatur T = 0 K, integrasi menjadi sederhana , fFD(E) = 1 untuk E < Ef dan
0 untuk
E > Ef . Pada temperatur 0 K persamaan menjadi

𝐸𝑓
3/2 3/2
𝑁 8√2𝜋𝑚𝑒 1/2
16√2𝜋𝑚𝑒 3/2
= ∫𝐸 𝑑𝐸 = 𝐸𝐹
𝑉 ℎ3 3ℎ3
0

301
Energi Fermi pada temperatur 0 K ialah

ℎ2 3𝑁 2/3
𝐸𝐹 (0) = ( )
2𝑚𝑒 8𝜋𝑉

Berdasarkan persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa energi fermi akan


meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi elektron. Temperatur fermi
didefinisikan sebagai berikut
TF = EF/kB

Contoh
Logam emas massa jenisnya 19,32 g/cm3 dan berat molekularnya 197 g/mol.
Asumsikan bahwa masing masing atom emas menyumbangkan satu elektron
bebasnya pada gas fermi, tentukanlah a) Energi fermi pada temperatur 0K, b)
temperatur fermi untuk emas pada 0K, c)laju Fermi pada emas pada 0K.

Jawab
a) Konsentrasi elektron

𝑁 𝑔 1 6,02𝑥1023 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
= (19,32 3 ) ( 𝑔 )𝑥( )
𝑉 𝑐𝑚 197 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
= 5,90𝑥1022 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛/𝑐𝑚3

= 5,90 x1028 elektron/m3

ℎ2 3𝑁 2/3 (6,625 𝑥10−34 𝐽𝑠)2 3 𝑥 5,90 𝑥 1028 𝑚−3 2/3


𝐸𝐹 (0) = 2𝑚 (8𝜋𝑉) = 2(9,11 𝑥 10−31 𝑘𝑔) ( 8 𝑥3,14
)
𝑒

= 8,85 x 10-19 J = 5,53 eV

302
b) Temperatur fermi untuk emas pada 0 K

𝐸 5,53 𝑒𝑉
𝑇𝐹 = 𝑘𝐹 = 8,62 𝑥10−5 𝑒𝑉/𝐾 = 64000 𝐾
𝐵

Jadi suatu gas dari partikel partikel klasik harus dipanaskan hingga 64000 K
agar memiliki energi rata rata perpartikel sama dengan energi fermi pada 0
K

c). Laju fermi untuk emas pada 0 K

1
𝑚 𝑣2
2 𝑒 𝐹
= 𝐸𝐹

1/2
2𝐸𝐹 1/2 2 𝑥 5,85 𝑥10−19 𝐽
𝑣𝐹 = ( ) =( ) = 1,39 𝑚/𝑠
𝑚𝑒 9,11𝑥10−31 𝑘𝑔

Referensi
Serway, R.A ; Moses, C.J.; Moyer, C.A. ( 1997) Modern Physics, 2nd,
Saunders College Publishing.
Sears and Salinger (1975) Thermodynamics, Kinetic Theory, and Statistical
Thermodinamics, Third Edition.Addison-Wesley Publishing Company,Inc

303
BAB XII
PENGENALAN FISIKA ZAT PADAT
1. Pengantar
Pada bab ini ,pertama tama akan dijelaskan bagaimana molekul molekul bergabung
membentuk zat padat kristalin dan amorf. Berikutnya akan dibahas satu dari model
klasik sederhana dari konduktor yaitu model gas elektron bebas untuk mendapatkan
pemahahan tentang proses kelistrikan dan konduksi termal.Berikutnya akan
diperkenalkan teori kuantum dari logam untuk menjelaskan kekurangan dari model
klasik. Juga akan di bahas teori pita dari zat padat untuk menjelaskan perbedaan
antara isolator ,konduktor dan semikonduktor juga termasuk didalamnya p-n
junction dan piranti semikonduktor.

2. Ikatan Dalam Zat Padat.


Padatan kristalin terdiri dari sejumlah besar atom yang tersusun secara teratur
membentuk struktur periodik. Sebagai contoh ; ion ion dalam kristal NaCl terikat
secra ionik, atom atom karbon dalam struktur intan berbentuk ikatan kovalen. Tipe
mekanisme ikatan lainnya ialah ikatan logam ,ikatan van der waals.
c. Ikatan ionik
Beberapa kristal dibentuk melalui ikatan ionik, dimana interaksi yang paling
dominan antara ion ion ialah interaksi coulomb. Kita tinjau kristal NaCl.

Padakristal tersebut tiap ion Na+ memiliki enam tetangga terdekat ion Cl-
dan masing masing ion Cl- memiliki enam tetangga terdekat ion Na+. Tiap
tiap ion Na+ ditarik oleh enam ion Cl- . Sehingga energi potensial tariknya
ialah - 6ke2/r, dimana r adalah jarak antar ion ion Na dan Cl , k ialah
konstanta Coulomb . terdapat 12 ion ion Na+ yang berjarak √2 r dari ion Na+
yang menghasilkan gaya tolak menolak lemah terhadap ion Na+. Diantara ke
12 ion ion Na+ terdapat sejumlah ion ion Cl- yang menghasilkan gaya tarik.

304
Keseluruhan gaya gaya tersebut menghasilkan energi potensial elektrostatik
tarik

𝑒2
𝑈𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = −𝛼𝑘
𝑟

Dengan α disebut konstanta Madelung ,yang harganya hanya bergantung


pada struktur kristalnya , sebagai contoh untuk struktur NaCl harga α =
1,7476. Ketika atom atom saling berdekatan maka subshellnya akan
menghambat overlap karena prinsip eklusi Pauli.,sehingga menghasilkan
energi potensial tolak ,B/rm dimana m berorde 10. Energi potensial total
perpasangan ion ialah

𝑒2 𝐵
𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −𝛼𝑘 + 𝑚
𝑟 𝑟

Energi potensial total memiliki harga minimum U0 pada jarak


keseimbangannya dimana r = r0 (separati equilibrium) yaitu

𝑒2 1
𝑈𝑜 = −𝛼𝑘 𝑟 (1 − 𝑚)
𝑜

Harga mutlak dari Uo disebut energi kohesif ionik dari zat padat yaitu energi
yang diperlukan untuk menarik zat padat menjadi bagian bagian terpisah dari
ion ion positif dan ion ion negatif.

305
Energi potensial

Potensial tolak

Potensial total

Uo

ro

Potensial coulomb tarik

Gb. 12.1.Energi potensial perpasang ion terhadap jarak pisah ion pada
padatan ionik

Beberapa contoh kristal ionik


Kristal Equilibrium separation(A) Energi kohesif atom Titik lebur
(eV/pasangan ion) (K)
LiF 2,01 8,32 1143
NaCl 2,82 6,31 1074
CsI 3,95 5,36 621

Energi kohesif atomik penting untuk menentukan perbandingan kekuatan dari zat
padat yang berbeda beda. Kristal ionik memiliki sifat umum sebagai berikut :
• Bentuk kristal relatif stabil dan keras

306
• Merupakan konduktor listrik yang jelek karena tidak ada elektron bebas
• Titik leleh dan titik didih tinggi
• Transparan terhadap sinar cahaya tampak dan menyerap kuat cahaya infra
merah
• Larut dalam larutan polar seperti air

3. Padatan Kovalen
Ikatan kovalen sangat kuat dan kekuatannya sebanding dengan ikatan ionik Energi
kohesif atomiknya lebih besar dari energi kohesif atomik pada padatan ionik. Sifat
umum dari padatan kovalen ialah :
• Kristalnya sangat keras
• Memiliki energi ikat yang besar
• Titik lelehnya tinggi
• Merupakan isolator yang baik
• Tidak menyerap cahaya tampak dan kelihatan transparan

4. Padatan Logam
Ikatan logam pada umumnya lebih lemah dari pada ikatan ionik dan ikatan kovalen.
Elektron elektron valensi dalam logam relatif lebih bebas bergerak. Tiap atom
dalam padatan logam membebaskan dua atau satu elektron , elektron elektron ini
berkumpul membentuk gas elektron. Jadi struktur logam dapat dipandang sebagai
lattice dari ion ion positif yang dikelilingi oleh gas elektron bebas. Mekanisme
ikatan dalam logam ialah gaya tarik menarik antara ion ion positif dan gas elektron.
Energi kohesif atomik logam berkisar antara 1 sampai 4 eV, lebih kecil dari energi
kohesif atomik padatan kovalen ,namun masih cukup untuk menghasilkan padatan
yang kuat.

307
Contoh bebera padatan logam
Kristal Energi kohesif (eV/atom) Titil leleh
Fe 4,28 2082
Cu 3,49 1631
Ag 2,95 1235
Pb 2,04 874

Cahaya berinteraksi kuat dengan elektron elektron bebas dalam logam , cahaya
tampak akan diserap dan segera dipancarkan kembali disekitar permukaan logam
,itulah yang menyebabkan secara alami permukaan logam logam nampak bersinar.

5. Padatan Amorf
Telah diketahui dengan baik bahwa krital dari material tertentu terbentuk ketika
material dalam keadaan cair didinginkan secara cukup. Contoh, air akan berbentuk
kristal ketika didinginkan hingga 00C. Pada umumnya kristal akan terbentuk
sempurna bila proses pendinginannya dilakukan secara pelan pelan. Proses
pendinginan secara pelan pelan memungkinkan molekul molekul secara berangsur
angsur dan relax menempati keadaan keadaan dengan energi potensial minimum.
Sebaliknya bila proses pendinginan cairan dilakukan secara cepat maka akan
dihasilkan banyak dislokasi dalam struktur kristal yang dibentuknya. Bila proses
pendinginan zat cair dilakukan sangat cepat maka akan dihasilkan padatan amorf
(glass). Zat padat amorf banyak sekali kegunaannya dan memiliki sifat fisis yang
menarik seperti tranparansi optikalnya sangat tinggi , kekuatannya sangat tinggi dan
kerapatannya rendah. Berikut ini beberapa pemanfaatan zat padat amorf

jenis Material penggunaan


Oksida gelas (SiO2)0,8(Na2O)0,2 Jendela glas transparan
Oksida gelas (SiO2)0,9(GeO2)0,1 Fiber optik transparan

308
Polimer organik Polystyrene Plastik kerapatan rendah ,kuat
Glas Se,As2Se3 Film photokonduktif untuk
Chalcogenide xerography
Silikon amorf Si0,9H0,1 Sel surya
Glas metalik Fe0,8B0,2 Pita feromagnetik untuk inti
trafo

Teknik utama yang digunakan untuk menentukan distribusi atom atom dalam zat
padat atau amorf ialah : Difraksi sinar –X , difraksi elektron dan difraksi neutron.
Data utama dari eksperimen tersebut ialah berupa hamburan intensitas untuk setiap
sudut hamburan Is(θ).

6. Teori Pita Dari Zat Padat

Ada dua pendekatan dalam menentukan energi elektronik dalam zat padat:
1. Mengikuti perilaku tingkat tingkat energi dari atom atom terisolasi ketika
mereka saling berdekatan dan semakin dekat sehingga membentuk zat
padat.
2. Menentukan solusi persamaan schroedinger untuk elektron elektron yang
berada dibawah pengaruh potensial periodik yang dihasilkan kisi ion
sehingga terjadi peningkatan pita energi.

Pendekatan Atom Terisolasi pada Teori Pita


Jika dua atom identik letaknya sangat berjauhan maka mereka tidak akan saling
berinteraksi, dan masing masing level energi elektroniknya dapat dipandang sebagai
atom atom terisolasi. Dua atom sodium masing masing memiliki elektron terluar di
sub orbital 3S ,dengan energi tertentu. Ketika kedua atom didekatkan sampai
berdekatan sekali, maka masing masing fungsi gelombangnya akan overlap dan dua
tingkat energi 3S pecah (split) menjadi dua level (tingkat) yang berbeda

309
E

ΔE
3S

r
ro
Gb.12.2. Level energi 3S pada dua atom sodium
Kita dapat memahami pecahnya level energi tersebut dengan pendekatan fungsi
gelombang elektronik untuk atom atom yang berjauhan dan atom atom yang
berdekatan. Bila masing masing fungsi gelombangnya dinyatakan oleh Ψ1 dan Ψ2

Ψ1 Ψ2

Ψ1 +Ψ2

Gb.12.3.Superposisi
kedua gelombang dari
dua atom yang
berdekatan

Ψ1 - Ψ2
310
Ketika sejumlah besar atom saling berdekatan sehingga pada akhirnya membentuk
zat padat ,maka akan terjadi fenomena serupa. Ketika atom atom menjadi semakin
berdekatan maka berbagai level energi atom atom terisolasi mulai pecah

3S
ΔE

r
Gb 12.4. Level energi 3S ketika tiga atom sodium didekatkan

Lebar pita energi hanya bergantung pada jumlah atom atom yang cukup berdekatan
sehingga mereka berinteraksi secara kuat.

Bila ada sejumlah besar atom atom (misal 1023atom/cm3 ) maka akan dibentuk level
level energi yang sangat banyak membentuk level spaced (ruang tingkatan energi)
didalam lebar energi ΔE ,karena sangat berdekatan selai atau rapat sekali sehingga
level level energi tersebut membentuk pita kontinyu (continous level).

ΔE
r
Gb.12.5. level energi 3S ketika n buah atom
sodium didekatkan sehingga membentuk zap padat

311
Ketika orbital orbital atom berinteraksi maka akan membentuk tingkat tingkat
energi baru

2 molekul atom 5 molekul atom banyak sekali molekul atom

Gb.12.6. Tingkat tingkat energi baru dari gabungan atom atom

Secara umum padatan kristal memilki sejumlah pita pita energi yang
diperbolehkan. Energi gap atau pita terlarang untuk elektron berada diantara
pita pita yang diperbolehkan. Pita energi terlarang akan selalu ada kecuali
level level energi atom individual melebar sehingga mereka bertumpang
tindih. Jika suatu zat padat mengandung N atom, masing masing pita energi
memiliki N tingkat tingkat energi . Pita 1S ,2S dan 2p dari atom sodium
masing masing terisi penuh, sedangkan pita 3S terisi setengah

Atom sodium logam sodium

Gb.12.7 . Level energi atom sodium dan logam sodium


312
Tingkat energi yang memiliki bilangan kuantum orbital l akan diisi penuh oleh
2(2l + 1) elektron. Faktor dua berasal dari dua kemungkinan orientasi spin elektron
(spin up atau spin down), sedangkan faktor (2l + 1) adalah jumlah kemungkinan
orientasi momentum angular orbital. Kapasitas masing masing pita (band) untuk
sistim yang terdiri dari N atom ialah 2(2l + 1 ) N elektron. Jadi pita energi 1S dan
2S masing masing mengandung 2N elektron (l = 0) , sedangkan pita energi 2p
mengandung 6 N elektron (l = 1 ).karena sodium hanya memiliki satu elektron di
pita energi 3S untuk zat padat yang mengandung N atom ,pita 3S hanya
mengandung N elektron, jadi pita hanya terisi setengahnya (half full). Pita energi 3p
diatas pita 3S merupakan pita kosong

7. Konduksi Dalam Logam ,Insulator Dan Semikonduktor

LOGAM
Kita dapat memahami konduksi listrik pada logam dengan meninjau bagian atas
pita 3S yang berisi setengahnya, perhatikan gambar berikut

E=Ef
T=0
E
E=0
fFD 1 0
Metal

Gb 12.8. Struktur energi logam dimana pada pita 3s berisi setengahnya

313
Gambar 12.8. menunjukan pita setengah penuh dari logam pada temperatur T = 0 K
. daerah yang diarsir menunjukan tingkat energi yang terisi penuh oleh elektron,
karena elektron elektron mematuhi statistik Fermi Dirac ,seluruh level bawah dari
energi fermi Ef terisi penuh oleh elektron elektron , sedangkan level diatas energi
fermi kosong. Pada kasus Sodium ,energi fermi berada di tengah tengah dari pita.
Pada temperatur T lebih besar dari 0 K ,beberapa elektron tereksitasi secara termal
kelevel diatas Ef (sebagaimana ditunjukan oleh kontribusi Fermi Dirac ,sebelah kiri
gambar) . jika medan listrik diberikan pada logam ,elektron elektron dengan energi
mendekati energi fermi hanya membutuhkan tambahan energi kecil saja dari medan
untuk bisa bergerak ke keadaan energi yang kosong. Jadi elektron elektron bebas
bergerak hanya dengan tambahan energi kecil dari medan listrik yang diberikan
pada logam, karena banyak sekali keadaan kosong yang letaknya sangat dekat
kekeadaan energi penuh.

Energi Fermi
Elektron- elektron pada permukaan logam memenuhi prinsip eklusi Pauli sehingga
merupakan fermion. Probabilitas maksimum level energinya terisi untuk setiap
keadaan ialah satu. Karena elektron adalah fermion maka memenuhi fungsi
distribusi Fermi Dirak yaitu probabilitas suatu keadaan dengan energi E

1
𝑓𝐹𝐷 (𝐸) = 𝐸−𝐸𝐹
𝑒 𝑘𝐵 𝑇 +1

Dengan EF adalah energi Fermi dari logam. Pada temperatur T = 0K faktor e(E-Ef)/KT
adalah nol jika E<EF dan akan berharga takhinga jika E>EF, sehingga pada T=0K ,
harga fFD =1 jika E<EF,
fFD =1/2 jika E=EF
fFD = 0 jika E>EF
Interpretasi fisis dari energi fermi pada T=0K adalah batas enegi antara keadaan
terisi elektron dan keadaan kosong dari pita energi. Seluruh keadaan dengan energi

314
lebih besar dari energi fermi adalah kosong, dan seluruh keadaan dengan energi
lebih kecil dari energi fermi adalah terisi elektron.
Tingkat tingkat energi elektron pada logam dapat dilihat dalam konteks finite
square well

V0
V0-EF
EF

0
Gb.12.9. elektron pada logam dapat dipandang sebagai
Elektron yang berada dalam sumur potensial persegi
Tingkat tingkat energi elektron terkuantisasi dan hanya satu elektron mengisi suatu
keadaan, tetapi level level energinya sangat berdekatan sedemikian hingga energi
kinetiknya diperlakukan sebagai variabel kontinu. Rapat tingkat energi sebanding
dengan akar kuadrat dari energi kinetiknya, seperti pada kasus gas ideal. Tingkat
tingkat energi terisi pada energi fermi dan akan kosong pada keadaan diatas energi
fermi
Fungsi kerja logam adalah perbedaan antara tingkat sumur potensial V0 dengan
energi fermi EF. Energi fermi bergantung pada jumlah elektron elektron konduksi
persatuan volume dalam logam. Semakin besar kerapatan elektron akan semakin
besar energi ferminya. Kerapatan elektron dalam logam ialah jumlah keadaan energi
yang mungkin per satuan volume, yaitu
n(E) = N(E)/V
dengan N(E) ialah jumlah keadaan.
Rapat keadaan didefinisikan sebagai berikut
𝑑𝑛
𝜌(𝐸) = 𝑑𝐸

Untuk elektron dalam logam kita dapat perlakukan masing masing elektron sebagai
partikel nonrelativistik dalam kotak yang berbentuk kubus dengan sisi L. Energi
partikel dalam kotak tersebut ialah (lihat bab VI).

315
ћ2 (𝑛𝑥2 +𝑛𝑦
2 +𝑛2 )
𝑧 ћ2 𝑅 2
𝐸= 8𝑚𝐿2
= 8𝑚𝐿2

Dengan R ialah vektor radius

𝑅 = √(𝑛𝑥2 + 𝑛𝑦2 + 𝑛𝑧2 )

Atau
2√2𝑚𝐸𝐿
𝑅= ћ

Untuk radius yang kearah sumbu x,y,z positif maka jumlah keadaan adalah 1/8 dari
volume bola. Juga karena keadaan elektron kemungkinan memiliki orientasi spin up
atau spin down maka harus jumlah keadaan harus dikalikan dua, sehingga
N = (2)(1/8)(4/3)πR3 = (8π/3)(2mE)3/2(L/ћ)3
Jumlah keadaan persatuan volume ialah
𝑁 8𝜋 (2𝑚𝐸)3/2
𝑛= = ( )
𝐿3 3 ћ3
Rapat keadaan untuk elektron elektron nonrelativistik adalah
3
𝑑𝑛 8√2𝜋(𝑚)2
𝜌(𝐸) = = √𝐸
𝑑𝐸 ћ3
Dengan m adalah massa elektron dan E adalah energi elektron. Jumlah elektron
konduksi persatuan energi adalah sama dengan rapat keadaan dikalikan fungsi
distribusi fermi dirac
3
𝑑𝑛 8√2𝜋(𝑚)2 1
= 𝜌(𝐸)𝑓𝐹𝐷= √𝐸 𝐸−𝐸𝐹
𝑑𝐸 ћ3
𝑒 𝑘𝐵𝑇 +1

3 3
~ 8√2𝜋(𝑚)2 𝐸𝐹 8√2𝜋(𝑚)2 2 32
𝑛=∫ 𝜌(𝐸)𝑓𝐹𝐷 𝑑𝐸 = ∫ √𝐸 𝑑𝐸 = ( 𝐸𝐹 )
ћ3 0 ћ3 3
0

Maka
ћ2 𝑐 2 3 2/3 2/3
𝐸𝐹 = ( )( ) 𝑛
8𝑚𝑐 2 𝜋
316
Jadi energi fermi berbanding lurus dengan rapat elektron konduksi pangkat dua
pertiga

ISOLATOR
Sekarang mari kita tinjau dua pita energi tertinggi pada T = 0 K dari suatu material
yang memiliki pita terendah terisi penuh dengan elektron elektron dan pita tertinggi
kosong.Perhatikan gambar berikut ini

E
Pita konduksi
T>0
Eg Energi gap
E= Ef

Pita valensi
E=0
fFD 1 0
0
Gb.12.10. Struktur pita energi untuk padatan isolator ditandai
Dengan energi gapnya besar
Jarak antara pita valensi (terisi penuh elektron) dan pita konduksi (kosong) disebut
energi gap Eg dari material.Energi Fermi ada ditengah tengah energi gap. Energi gap
untuk material isolator sangat besar yaitu sekitar 10 eV dibandingkan dengan kBT
pada temperatur kamar yaitu 0,025 eV. Distribusi fermi-Dirac memprediksi bahwa
sangat sedikit sekali elektron elektron akan tereksitasi secara termal ke pita
konduksi pada temperatur normal. Jadi meskipun material isolator memilki banyak
sekali keadaan kosong pada pita konduksi yang dapat menerima elektron,hanya
sedikit sekali elektron yang dapat menempati pita konduksi, hal itulah yang
menyebabkan konduktivitas listriknya sangat kecil atau resistivitasnya sangat tinggi.

317
SEMIKONDUKTOR
Sekarang mari kita tinjau material material yang memiliki energi gap kecil dalam
orde 1 eV. Material material seperti itu dinamakan material semikonduktor. Berikut
ini dicantumlan beberapa energi gap dari semikonduktor

Kristal Energi gap (eV)


0K 300 K
Si 1,17 1,14
Ge 0,744 0,67
InP 1,42 1,35
GaP 2,32 2,26
GaAs 1,52 1,43
CdS 2,582 2,42
CdTe 1,607 1,45
ZnO 3,436 3,2
ZnS 3,91 3,6

Pada T = 0 K seluruh elektron elektron berada pada pita valensi, dan tidak ada
elektron pada pita konduksi. Jadi pada temperatur rendah semikonduktor
merupakan konduktor yang jelek. Pada temperatur biasa ,situasinya sedikit berbeda,
perhatikan gambar berikut

Pita konduksi
T>0

Eg Ef

Pita valensi

fFD 1 0
semikonduktor

Gb 12.11. Pita energi dari padatan semikonduktor


318
Populasi dari pita valensi dan pita konduksi bervariasi. Energi fermi Ef untuk
semikonduktor berada ditengah tengah energi gap . Energi gap material
semikonduktor cukup kecil , jumlah yang cukup besar dari elektron elektron
tereksitasi secara termal dari pita valensi ke pita konduksi. Banyak sekali keadaan
kosong pada pita konduksi, pemberian sedikit potensial dapat dengan mudah
meningkatkan energi dari elektron elektron di pita konduksi, sehingga akan
menghasilkan arus kecil. Karena eksitasi termal menyebrangi gap sempit sangat
dimungkinkan pada temperatur tinggi, konduktivitas semikonduktor sangat
bergantung pada temperatur dan meningkat secara cepat dengan meningkatnya
temperatur. Hal itu berbeda sangat tajam dengan logam dimana konduktivitasnya
akan menurun secara pelan pelan seiring dengan pertambahan temperatur.
Dalam semikonduktor, pembawa muatan (charge carrier) ada dua jenis yaitu
pembawa muatan positif dan negatif. Ketika elektron bergerak dari pita valensi
masuk kedalam pita konduksi ,elektron itu meninggalkan site kristal kosong atau
disebut hole. Hole (site kekurangan elektron ) menampakan sebagai muatan positif
,+e. Hole ini bertindak sebagai pembawa muatan, yaitu elektron valensi dari site
terdekatnya dapat mentransfer elektron ke hole. Hole itu jadi penuh namun tempat
/site yang ditinggalkan elektron tadi menjadi kekurangan elektron dan menampakan
diri sebagai hole baru. Jadi hole hole bermigrasi di pita valensi. Pada kristal murni
yaitu yang hanya mengandung satu unsur atau satu senyawa, jumlah elektron
konduksi dan hole sama banyaknya. Kombinasi muatan seperti itu disebut pasangan
elektron-hole. Semikonduktor murni yang mengandung pasangan elektron –hole
seperti itu disebut semikonduktor instrinsik. Bila medan listrik diberikan pada
semikonduktor ini maka hole akan bergerak searah dengan arah medan listrik
,sedangkan elektron konduksi arah geraknya berlawanan dengan arah medan listrik
yang diberikan.

319
Energi

Pita konduksi

Celah pita terlarang

Pita valensi

Arah medan listrik E

elektron

Hole
Gb.12.12. Pembawa muatan pada semikonduktor berupa elektron atau hole

320
Referensi
James Willian Rohlf (1994) Modern Physics from α to Z, John Wiley and
Sons, Inc New york
Serway, R.A ; Moses, C.J.; Moyer, C.A. ( 1997) Modern Physics, 2nd,
Saunders College Publishing.
William D C (1991) Materials Science and Engineering. John Wiley and
Sons Inc
Kittel,Charles (1996 ) Introduction to solid state physics.Seventh edition
John Wiley and Sons, Inc

321
APENDIKS

DAFTAR MASSA UNSUR DAN ISOTOP


No Nama simbol Massa (amu) N0 Nama Simbol Massa (amu)
1 Hydrogem 1H 1.007825 16 Sulphur 32S 31.972071
Deutrium 2H 2.014102 33S 32.971458
Tritium 3H 3.016049 34S 33.967867
2 Helium 3He 3.016029 36S 35.967081
4He 4.002603 17 Chlorine 35Cl
34.968853
3 Lithium 6Li 6.015122 37Cl 36.965903
7Li 7.016004 18 Argon 36Ar
35.967546
4 Berylium 9Be 9.012182 38Ar 37.962732
5 Boron 10B 10.012937 40Ar 39.962383
11B 11.009305 19 Potassium 39K
38.963707
6 Carbon 12C 12.000000 40K 39.963999
13C 13.003355 41K 40.961826
14C 14.003242 20 Calcium 40Ca
39.962591
7 Nitrogen 14N 42Ca 41.958618
14.003074
15N 15.000109 43Ca 42.958767
8 Oxygen 16O 44Ca 43.955481
15.994915
17O 16.999132 46Ca 45.953693
18O 17.999160 48Ca 47.952534
9 Fluorine 19F 18.998403 21 Scandium 45Sc 44.955910
10 Neon 20Ne 22 Titanium 46Ti
19.992440 45.952629
21Ne 20.993847 47Ti 46.951764
22Ne 21.991386 48Ti 47.947947
11 Sodium 23Na 22.989770 49Ti 48.947871
12 Magnesium 24Mg 50Ti 49.944792
23.985042
25Mg 24.985837 23 Vanadium 50V
49.947163
26Mg 25.982593 51V 50.943964
13 Aluminium 27Al 26.981538 24 Chromium 50Cr
49.946050
14 Silicon 28Si 27.976927 52Cr 51.940512
29Si 28.976495 53Cr 52.940654
30Si 29.973770 54Cr 53.938885
15 Phosphorus 31P 30.973762

322
No nama Simbol Massa(amu) No nama simbol Massa(amu)
25 manganese 55Mn 54.938050 36 Kripton 78Kr 77.920386
26 iron 54Fe 53.939615 80Kr 79.916378
56Fe 55.934942 82Kr 81.913485
57Fe 83Kr 82.914136
56.935399
58Fe 57.933280 84Kr 83.911507
86Kr 85.910610
27 Cobalt 59Co 58.933200
28 Nickel 58Ni 57.935348 37 Rubidium 85Rb 84.911789
60Ni 59.930791 87Rb 86.909183
61Ni 60.931060 38 Strontium 84Sr 83.913425
62Ni 61.928349 86Sr 85.909262
64Ni 63.927970 87Sr 86.908879
29 copper 63Cu 62.929601 88Sr 87.905614
65Cu 64.927794 39 Yitrium 89Y 88.905848
30 Zinc 64Zn 63.929147 40 Zirconium 90Zr 89.904704
66Zn 65.926037 91Zr 90.905645
67Zn 66.927131 92Zr 91.905040
68Zn 67.924848 94Zr 93.906316
70Zn 69.925325 96Zr 95.908276
31 Gallium 69Ga 68.925581 41 Niobium 93Nb 92.906378
71Ga 70.924705 42 Molybdenum 92Mo 91.906810
32 Germanium 70Ge 69.924250 94Mo 93.905088
72Ge 71.922076 95Mo 94.905841
73Ge 72.923459 96Mo 95.904679
74Ge 73.921178 97Mo 96.906021
76Ge 75.921403 98Mo
33 Arsenic 75As 74.921596 100Mo 99.907477
34 Selenium 74Se 73.922477 43 Technetium 98Tc 97.907216
76Se 75.919214 44 Ruthenium 96Ru 95.907598
77Se 76.919915 98Ru 97.905287
78Se 77.917310 99Ru 98.905939
80Se 79.916522 100Ru 99.904220
82Se 81.916700 101Ru 100.905582
35 Bromine 79Br 78.918338 102Ru 101.904350
81Br 80.916291 104Ru 103.905430
45 Rhodium 103Rh 102.905504

323
no nama simbol Massa(amu) no nama simbol Massa(amu)
46 Palladium 102Pd 101.905608 53 Iodine 127I 126.904468
104Pd 103.904035 54 Xenon 124Xe 123.905896
105Pd 104.905084 126Xe 125.904269
106Pd 105.903483 128Xe 127.903530
108Pd 107.903894 129Xe 128.904779
110Pd 109.905152 130Xe 129.903508
47 silver 107Ag 106.905093 131Xe 130.905082
109Ag 108.904756 132Xe 131.904154
48 Cadmium 106Cd 105.906458 134Xe 133.905395
108Cd 107.904183 136Xe 135.907220
110Cd 109.903006 55 Cesium 133Cs 132.905447
111Cd 110.904182 56 Barium 130Ba 129.906310
112Cd 111.902757 132Ba 131.905056
113Cd 112.904401 134Ba 133.904503
114Cd 113.903358 135Ba 134.905683
116Cd 115.904755 136Ba 135.904570
49 Indium 113In 137Ba 136.905821
112.904061
115In 114.903878 138Ba 137.905241
50 Tin 112Sn 57 Lanthanum 138La
111.904821 137.907107
114Sn 113.902782 139La 138.906348
115Sn 114.903346 58 Cerium 136Ce
135.907144
116Sn 115.901744 138Ce 137.905986
117Sn 116.902954 140Ce 139.905434
118Sn 117.901606 142Ce 141.909240
119Sn 118.903309 59 Praseodymium 141Pr 140.907648
120Sn 119.902197 60 Neodymium 142Nd
141.907719
122Sn 121.903440 143Nd 142.909810
124Sn 123.905275 144Nd 143.910083
51 Antimoni 121Sb 120.903818 145Nd 144.912569
123Sb 122.904216 146Nd 145.913112

52 Tellurium 120Te 119.904020 148Nd 147.916889


122Te 121.903047 150Nd 149.920887
123Te 122.904273 61 promethium 145Pm 144.912744
124Te 123.902819
125Te 124.904425
126Te 125.903306

324
128Te 127.904461
130Te 129.906223

No Nama simbol Massa(amu) No Nama simbol Massa(amu)


62 samarium 144Sm 143.911995 70 Yiterbium 168Yb 167.933894
147Sm 146.914893 170Yb 169.934759
148Sm 147.914818 171Yb 170.936322
149Sm 148.917180 172Yb 171.936378
150Sm 149.917271 173Yb 172.938207
152Sm 151.919728 174Yb 173.938858
154Sm 153.922205 176Yb 175.942568
63 Europium 151Eu 150.919846 71 Lutelium 175Lu
174.940768
153Eu 152.921226 176Lu 175.942682
64 Gadolinium 152Gd 151.919788 72 Hafnium 174Hf
173.940040
154Gd 153.920862 176Hf 175.941402
155Gd 154.922619 177Hf 176.943220
156Gd 155.922120 178Hf 177.943698
157Gd 156.923957 179Hf 178.945815
158Gd 157.924101 180Hf 179.946549
160Gd 159.927051 73 Tantalum 180Ta 179.947466
65 Terbium 159Tb 158.925343 181Ta 180.947996

66 Dysprosium 156Dy 155.924278 74 Tungsten 180W 179.946706


158Dy 157.924405 182W 181.948206
160Dy 159.925194 183W 182.950224
161Dy 160.926930 184W 183.950933
162Dy 161.926795 186W 185.954362

163Dy 162.928728 75 Renium 185Re 184.952956


164Dy 163.929171 187Re 186.955751
67 Holmium 165Ho 164.930319 76 Osmium 184Os
183.952491
68 Erbium 162Er 161.928775 186Os 185.953838
164Er 163.929197 187Os 186.955748
166Er 165.930290 188Os 187.955836
167Er 166.932045 189Os 188.958145
168Er 167.932368 190Os 189.958445
170Er 169.935460 192Os 191.961479
69 Thulium 169Tm 168.934211 77 Iridium 191Ir 190.960591
193Ir 192.962924

325
No Nama simbol Massa(amu) no nama simbol Massa(amu)
78 Platinum 190Pt
189.959930
192Pt 191.961035
194Pt 193.962664
195Pt 194.964774
196Pt 195.964935
198Pt 197.967876
79 Gold 197Au 196,966552
80 Mercury 196Hg 195.965815
198Hg 197.966752
199Hg 198.968262
200Hg 199.968309
200Hg 200.970285
202Hg 201.970626
204Hg 203.973476
81 Thalium 203Tl
202.972329
205Tl 204.974412
82 Lead 204Pb
203.973029
206Pb 205.974449
207Pb 206.975881
208Pb 207.976636
83 Bismuth 209Bi 208,980383
84 Polonium 209Po 208.982416
85 Astatin 210At 209.987131
86 Radon 222Rn 222.017570
87 Francium 223Fr 223.019731
88 Radium 226Ra 226.025403
89 Actinium 227Ac 227.027747
90 thorium 232Th 232.038050
91 Protactinium 231Pa 231.035879
92 Uranium 134U 234.040946
135U 235.043923
138U 238.050783

326
No Nama Simbol Massa(amu)
93 Neptunium 237Np 237.048167 *
94 Plutonium 244Pu 244.064198 *
95 Americium 243Am 243.061373 *
96 Curium 247Cm 247.070347 *
97 Berkelium 247Bk 247.070299 *
98 Californium 251Cf 251.079580 *
99 Einsteinium 252Es 252.082972 *
100 Fermium 257Fm 257.095099 *
101 Mendelevium 258Md 258.098425 *
102 Nobelium 259No 259.101024 *
103 Lawrencium 262Lr 262.109692 *
104 Rutherfordium 263Rf 263.118313 *
105 Dubnium 262Db 262.011437 *
106 Seaborgium 266Sg 266.012238 *
107 Bohrium 264Bh 264.012496 *
108 Hassium 269Hs 269.001341 *
109 Meitnerium 268Mt 268.001388 *
110 Ununnilium 272Uun 272.001463 *
111 Unununium 272Uuu 272.001535 *
112 Ununbium 277Uub (277) *
114 Ununquadium 289Uuq (289) *
116 Ununhexium 289Uuh (289) *
118 Ununoctium 293Uuo (293)

327
Apendiks 2
KONSTANTA FISIKA
.
speed of light, c 299 792 458 m/s (exact)
gravitational constant, G 6.672 6 x 10-11 N.m2. kg2
Planck’s constant, h 6.626 068 76 x 10-34 J. s
Boltzmann constant, kB 1.380 650 3 x 10-23 J.K-1
Stefan-Boltzmann constant, 5.670 400 x10-8 W.m-2.K-4
Rydberg constant, R 10 973 731.568 549 m-1
fine-structure constant, 1/137.035 989
Bohr radius, a0 5.291 772 083x 10-11 m
Avogadro’s number, NA 6.022 141 99 x 10 23 mol-1
mass of neutron, mn 1.674 927 16 x 10-27 kg
939.565 330 MeV/ c2
mass of proton, mp 1.672 621 58x 10-27 kg
938.271 998 MeV/c2
mass of electron, me 9.109 381 88 x 10-31 kg
0.510 998 902 MeV/c2
elementary charge, e 1.602 176 462x10-19 C
permeability of vacuum, µ0 4π x 10-7 N/A2 (exact)
12.566 370 6 x 10-7 N/A2
permittivity of vacuum, _0 1/µoc 2 C2/N.m2 (exact)
8.854 187 817 x 10-12 C2 /N.m2
Coulomb constant, k 1/(4µɛo) (exact)
8.987 551 78 x 109 N.m2/C2
Bohr magneton, µB 9.274 008 99 x10-24 J/T
5.788 381 749 x 10-5 eV/T
Nuclear magneton, µn 5.050 783 17 x 10-27 J/T
3.152 451 238 x 10-8 eV/T
Atomic mass unit, u 931.494 013 MeV/c2
1.660 538 73 x 10-27 kg

328
329

Anda mungkin juga menyukai