Anda di halaman 1dari 20

ridwanefendi@upi.

edu
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI
PENGOLAHAN DATA

Skor Mentah Skor Matang


(Row Score) (Derived Score)
Tujuan :
 Menentukan posisi atau nilai siswa
dibanding dengan kelompoknya
 Menentukan batas kelulusan
Skor minimal untuk suatu individu yang dinyatakan lulus
Batas Lulus ada 3 macam, yaitu:
1. Batas Lulus Aktual
Dengan statistik
2. Batas Lulus Ideal
3. Batas Lulus Purposif Tanpa statistik
 Didasarkan atas nilai rata-rata aktual (X ), yaitu nilai
ak

rata-rata yang dapat dicapai kelompok siswa


X
 Diperlukan nilai rata-rata aktual ( ak ) dan simpangan
baku aktual (Sak).
 Skor yang dinyatakan lulus memenuhi :

BL ak  X ak  0,25Sak
Siswa kelas VII SMP diberi tes fisika bentuk PG sebanyak
60 item. Setelah semua lembar jawaban siswa di beri
skor dan diolah, diperoleh: rata-ratanya ( X ak) = 26, dan
simpangan bakunya (Sak) = 8, maka:
BL ak  X ak  0,25Sak
 26  0,25(8)
 28
Skor - skor  28 dinyatakan lulus
 28 dinyatakan gagal
 Ditentukan berdasarkan nilai rata-rata ideal (X ) dan
id

simpangan baku ideal (Sid).


X id  12 X max dan S id  13 X id
Contoh:
Untuk 60 item PG Xmax = 60
Maka : X id  12  60  30
Sid  13  30  10
Batas lulus ideal  X id  0,25S id
 30  0,25 10
 32,5
Skor - skor  32,5  Lulus
 32,5  Gagal
 Mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP).
 X dan S tidak perlu dihitung/ditentukan
 Kriteria/patokan perlu ditentukan
Misal : Batas lulus purposif ≥ 75%·Xmax
Untuk Xmax = 60 Batas lulus purposif ≥ 75%·60
≥ 45
Skor-skor ≥ 45, lulus
< 45, gagal
Semakin tinggi kriteria kelulusan semakin tinggi kualitas
belajar yang dituntut
Skala Sigma Skor Mentah Skor 1-10
+2,25 S 75,88 + 2,25(14,49) 10
+1,75 S 75,88 + 1,75(14,49) 9 Mak = 75,88
+1,25 S 75,88 + 1,25(14,49) 8 Sak = 14,49
+0,75 S 75,88 + 0,75(14,49) 7
+0,25 S 75,88 + 0,25(14,49) 6
-0,25 S 75,88 - 0,25(14,49) 5
-0,75 S 75,88 - 0,75(14,49) 4
-1,25 S 75,88 - 1,25(14,49) 3
-1,75 S 75,88 - 1,75(14,49) 2
-2,25 S 75,88 - 2,25(14,49) 1
Skala Sigma Skor Mentah Skor 1-10
+2,25 S 50 + 2,25(16,66) 10 87,49
+1,75 S 50 + 1,75(16,66) 9 79,16 Mid = 50
+1,25 S 50 + 1,25(16,66) 8 70,83 (Skor ideal = skor
+0,75 S 50 + 0,75(16,66) 7 62,50 maksimum)
+0,25 S 50 + 0,25(16,66) 6 54,50 Sid = 16,66
-0,25 S 50 - 0,25(16,66) 5 45,84
-0,75 S 50 - 0,75(16,66) 4 37,51
-1,25 S 50 - 1,25(16,66) 3 29,18
-1,75 S 50 - 1,75(16,66) 2 20,85
-2,25 S 50 - 2,25(16,66) 1 12,52
1. Sistem Creation Reference Evaluation (CRE)
2. Sistem Normative Reference Evaluation (NRE)
3. Sistem Gabungan antara CRE dan NRE
 Disebut juga dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
 Cara untuk menentukan kelulusan seseorang dengan
menggunakan sejumlah patokan (penilaian berdasarkan
kriteria)
 Penilaian yang mengacu pada kompetensi yang harus dikuasai
siswa
 Karakteristik :
- dapat meningkatkan kualitas pengajaran
- tepat untuk penilaian formatif
- kemungkinan terjadi tidak ada siswa yang lulus
- tidak perlu menghitung rata-rata
Langkah-langkah :
1. Menentukan terlebih dahulu persentase minimal
pengusaan materi
2. Menentukan nilai-nilai berdasarkan standar nilai (A,
B, C, D, dan E) yang digunakan sesuai dengan
prestasi yang dicapai masing-masing siswa
Contoh :
Misalkan persentase minimalnya adalah 60%. Berarti kalau jumlah soal
seluruhnya 100 item, maka siswa harus mencapai minimal 60 item yang benar
sedangkan siswa yang mencapai dibawah 60 dinyatakan dengan nilai E atau F.
Nilai-nilai A, B, C, D ditentukan sesuai dengan prestasi
yang dicapai oleh masing-masing siswa, sebagai
berikut:
Pedoman Konversi Tabel Konversi (SMI = 100)
91% - 100% = A 91 – 100 = A
81% - 90% = B 81 – 90 = B
71% - 80% = C 71 – 80 = C
60% - 70% = D 60 – 70 = D
< 60% =E < 60 = E
90% - 100% = A 90% - 100% = A
80% - 89% = B 80% - 89% = B
70% - 79% = C 65% - 79% = C
60% - 69% = D 55% - 64% = D
< 60% = E 0% - 54% = E
 Disebut juga dengan Penilaian Acuan Norma (PAN)
 Penilaian berdasarkan norma, dengan asumsi diberi nilai sesuai kurva
normal
 Penilaian yang mengacu kepada rata-rata kelompok (didasarkan atas
kompetensi kelompok dengan kriteria kurva normal)
KEUNTUNGAN
Keberhasilan pengajaran bagi siswa diketahui berdasarkan prestasi
kelompok
KELEMAHAN
- kurang meningkatkan kualitas hasil belajar
- kurang praktis karena harus menghitung rata-rata
- tidak dapat dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan pengajaran
- norma keberhasilan tidak tetap
 Menghitung terlebih dahulu mean dan simpangan baku (S)
kelompok skor-skor siswa
 Menentukan daerah skala sigma kurva normal dibagi dalam 5
daerah skala sigma dengan jarak masing-masing 1,2 S:
A = +1,8 S sampai dengan +3,0 S
B = +0,6 S sampai dengan +1,8 S
C = -0,6 S sampai dengan +0,6 S
D = -1,8 S sampai dengan -0,6 S
E = -3,0 S sampai dengan -1,8 S
 Menyusun norma penilaian dengan sistem penilaian A, B, C, D
dan E
Hasil ulangan semester Fisika SMA kelas X dari 50 siswa,
diperoleh SMI = 100, nilai tertinggi = 64, nilai terendah = 5,
mean = 36,80, simpangan baku = 11,90
Tabel Norma Penilaian
Skala sigma Nilai Mentah Nilai
Jika Ani dengan nilai
M + 3,0 S 72,50 A
mentah 64 mendapat A
M + 1,8 S 58,22 B
M + 0,6 S 43,94 C Rolan dengan nilai mentah
M – 0,6 S 29,66 D
30 mendapat C
M – 1,8 S 15,38 E
M – 3,0 S 1,10 Dst…
 Disebut juga dengan Penilaian Acuan Gabungan
(PAG), gabungan antara PAP dan PAN
 Diperlukan untuk butir soal yang memerlukan syarat
minimal penguasaan/kompetensi tertentu tetapi
masih memberi penghargaan tingkat-tingkat nilai,
seperti A untuk nilai terbaik dalam kelompoknya, dan
seterusnya memberikan nilai B, C, dan D sesuai
dengan prestasi yang dicapai siswa
 Tentukan terlebih dahulu persentase minimal penguasaan
materi
 Membuat kurva normal khusus bagi mereka yang sudah
melampui batas minimal
 Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala sigma, dengan jarak
masing-masing 1,5 S
A = +1,5 S sampai dengan +3,0 S
B = 0,0 S sampai dengan +1,5 S
C = -1,5 S sampai dengan 0,0 S
D = -3,0 S sampai dengan -1,5 S

Anda mungkin juga menyukai