BAHAN AJAR
Disusun oleh:
Mosik
PRODI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2010/2011
Pendahuluan 1
PENDAHULUAN
Beberapa pertanyaan yang menjadi bahan renungan dalam bagian ini
antara lain adalah sebagai berikut:
Apakah Fisika Modern itu ?
Bagaimanakah perbedaan dan kesamaan antara Fisika Modern dan Fisika
Klasik ?
Pokok-pokok pikiran yang manakah dari Fisika Klasik yang tidak dapat
diubah ke dalam Fisika Modern, dan pada bagian manakah yang mesti
diubah atau diadakan pergantian?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mungkin sejumlah pertanyaan lain yang
penting akan menjadi bahan pembahasan dalam bagian ini.
baru, yang proses penemuannya cukup memakan waktu lama, melalui kegiatan
penelitian.. Gambar-1 menunjukkan daerah-daerah Fisika Klasik, Fisika
Relativistik, Fisika Kuantum, dan penerapan Fisika Kuantum-Relativistik.
Fisika Klasik adalah Fisika yang mempelajari obyek bergerak dengan
ukuran dan kecepatan biasa. Fisika Klasik mencakup Mekanika Newton, dan
Elektromagnet. Untuk obyek yang bergerak dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya, Fisika Klasik haris diganti dengan Fisika Relativistik. Untuk
obyek dengan ukuran sekitar 10-10m, Fisika Klasik harus diganti Fisika Kuantum.
Pada ukuran-ukuran subatomic dan kecepatan mendekati kecepatan cahaya,
hanya Fisika Kuantum-Relativistik yang memadai. Batasan-batasan dari teori
pada Fisika belum dinyatakan dengan tegas, yang dalam kenyataannya teori-
teori tersebut saling tumpang tindih. Sampai saat ini Fisika Kuantum-Relativistik
merupakan Fisika yang paling komperhensip dan struktur teorinya paling
lengkap. Pada ukuran sekitar 10-15m, gejalanya agak ruwet, yang padasaat ini
hanya sebagian dari gejala yang dapat dipahami. Sama halnya, dengan
pertanyaan-pertanyaan penting kosmologi yang belum terpecahkan dalam ranah
yang sangat luas (dengan orde sekitar 10-25m)
Kecepatan
Kecepatan Cahaya
Kuantum-
Relativistik Relativistik
?
Kuantum Klasik
Pemahaman tentang atom dan struktur nuklir didasarkan pada dua buah
pikiran utama dalam Fisika Modern yaitu teori relativitas dan teoro kuantum.
Kedua teori ini dikembangkan pada awal abad XX, ketika terjada perbaikan
dalam cara melakukan penelitian yang pertama kali melibatkan Fisikawan untuk
mempelajari gejala dan fenomena fisika pada ukuran yang relatif kecil dengan
Pendahuluan 3
melibatkan kecepatan dan energi yang cukup tinggi. Oleh sebab itu sering
disebutkan bahwa Fisika Modern adalah fisika pada abad duapuluh.
Setelah ditinjau beberapa aspek yang rumit dalam Fisika Klasik, akan
dipelajari teori Relativitas dan teori Kuantum, dan keduanya digunakan untuk
menganalisis struktur aton dan struktur nuklir. Didapatkan sejumlah keadaan
yang berkaitan dengan fisika tetapi tidak dapat diterapkan dalam Fisika Klasik,
sehingga menurut tijauan Fisika Klasik dianggap salah. Apakah berarti bahwa
penemuan-penemuan dan waktu yang dipergunakan untuk mempelajari Fisika
Klasik tidak berguna karena itu merupakan pemborosan? Apakah lebih baik
mulai dengan teori relativitan dan teori Kuantum saja? Samasekali tidak. Semua
hasil percobaan, meskipun diperoleh dari pengalaman biasa harus dinyatakan
dalam bentuk sesuai dengan Fisika Klasik, misalnya konsep momentum, energi,
posisi, dan waktu. Pada akhirnya akan diketahui banyak konsep-konsep dan
hukum-hukum dalam Fisika Klasik yang dapat dipindahkan ke dalam Fisika
Modern.
B. Azas Korespondensi
Telah dinyatakan sebelumnya, bahwa teori atau hukum dalam Fisika Klasik
lebih kurang bersifat coba-coba dan kira-kira, ekstrapolasi pada keadaan yang
tidak teruji dapat dinyatakan tidak lengkap atau tidak benar. Jika ada sesuatu
yang baru, yang diajukan sebagai teori yang lebih umum, maka dapat diandalkan
untuk melengkapi hubungan antara teori yang baru dengan teori yang lama. Hal
ini menunjukkan, suatu Azas Korespondensi, yang pertama kali diajukan oleh
fisikawan Denmark yang bernama Niels Bohr pada tahun 1923 dan
menerapkannya pada teori struktur atom. Akan ditemukan hal yang lebih jauh
dalam Fisika Relativitas dan Fisika Kuantum.
Azas Korespondensi :
Setiap teori baru dalam Fisika, baik yang umum atau bagian-bagiannya,
harus menyederhanakan teori klasik yang sudah mapan dengan hubungan-
hubungannya bila hal itu diketahui bukan teori yang umum.
Sebagai contoh, apabila akan dianalisis suatu gerak peluru, dengan
perbandingan jarak yang kecil, maka akan digunakan asumsi sebagai berikut :
1. Berat dari peluru adalah tetap besarannya dan merupakan perkalian antara
massa dengan besar kecepatan gravitasi yang nilainya tetap.
Pendahuluan 4
cahaya optik dapat dijelaskan dengan gejala seperti rambatan lurus, pemantulan
dan pembiasan. Gelombang optik dapat juga menjelaskan gejala ini. Gelombang
optik adalah teori cahaya yang komprehensif, sedangkan cahaya optik adalah
teori yang memadai untuk keadaan terbatas tertentu. Seringkali teori gelombang
tidak dapat menghitung semua efek gejala dari cahaya, teori ini harus diganti
dengan teori kuantum dari radiasi electromagnet.
Azas Korespondensi memerlukan teori yang komprehensif untuk
menyederhanakan teori khusus dalam hubungan yang terbatas. Jadi gelombang
optik akan menjadi cahaya optik pada keadaan yang membedakan gejala
gelombang seperti interferensi dan difraksi adalah tidak penting. Diketahui bahwa
interferensi dan difraksi akan lebih jelas jika jarak d pada rintangan atau celah
dari cahaya yang masuk dapat dibandingkan dengan panjang gelombang .
Pada waktu d , kelakuan gelombang sama dengan kelakuan cahaya.
Sebagai lambang, dituliskan
Limit ( gelombang optik ) cahaya optik
0
d
d kisi
Intensitas
(a)
layar
d
Intensitas
(b)
d
Intensitas
(c)
menurut ahli fisika tersebut cahaya adalah tetap sebagai gelombang, sesuai
dengan yang diajukan oleh Huygens.
Meskipun ahli gfisika mengetahui, baik sebelum 1864, bahwa cahaya
adalah gelombang dan ahli tersebut dapat menjelaskan interferensi dan difraksi,
ahli-ahli itu tidak mengetahui apakah gelombang itu sebelum Maxwell
mengajukan teori gelombang electromagnet pada tahun itu juga.
x
E E 0 sin 2 t E 0 sin t k x (1)
Pendahuluan 8
2
2 dan k .
Dengan demikian gelombang sinusoida yang dibentuk oleh perubahan E untuk
waktu yang tetap, dalam hal ini sinusoide menunjukkan perubahan E terhadap
waktu untuk titik tetap x. Persamaan (1) menunjukkan adanya getaran listrik yang
bekerja pada jarak x untuk waktu tertentu.
Sebuah gelombang sempurna, panjang gelombang dan frekuensi dapat
diketahui dengan tepat, tidak dapat ditemukan pada tempat tertentu, yang
agaknya gelombang ini berjalan sepanjang arah rambatnya, gelombang yang
sederhana dapat ditunjukkan dengan hipotesis (perkiraan) melalui percobaan,
jika ingin mengukur frekuensi gelombang maka gelombangnya harus tidak
terbatas.
Dibutuhkan jam standar untuk mengukur bagaimana gelombang melalui
titik tertentu per satuan waktu. Untuk sederhananya, dibayangkan jam standar
adalah sebuah oscillator yang menghasilkan gelombang yang frekuensinya
dapat dibandingkan dengan gelombang datang. Bagaimana dapat dinyatakan
dengan lengkap bahwa frekuensi gelombang yang datang sama dengan
frekuensi gelombang dari jam standar?.
Akan dibicarakan dua buah gelombang yang berinterferensi sebagai
paduan getaran. Banyaknya getaran per satuan waktu sama dengan perbedaan
frekuensi antara ke dua gelombang tersebut. Jika ke dua gelombang mempunyai
frekuensi yang sama, selanjutnya akan dilihat apakah ada getaran atau tidak.
Jika diamati resultan amplitudo dari interferensi untuk beberapa saat, tidak akan
ditemukan perubahan amplitudo, tetapi tidak dapat dinyatakan bahwa di situ
tidak ada sesuatu yang dapat diukur. Kalau ditunggu lebih lama, akan ditemukan
kombinasi amplitudo dari dua gelombang yang bergerak naik atau turun (lihat
gambar-3), ini menunjukkan permulaan getaran atau perbedaan frekuensi.
Secara mutlak dapat dikatakan tidak ada getaran, harus menunggu waktu yang
agak lama. Kalau ditunggu dalam waktu yang lama, maka gelombang yang
diukur akan merambat untuk waktu dan tempat yang lama.
Sekarang ingin menentukkan ketidakpastian jika mengukur getaran 2
dengan hasil jam standar 1 dengan waktu t . Dalam dasar yang lama dapat
diamati getaran dengan lengkap dalam waktu t hanya jika getaran mempunyai
Pendahuluan 9
waktu getar t atau lebih kecil. Ini dihubungkan dengan cacah getaran
persatuan waktu, atau perbedaan frekuensi minimum yang teramati
Frekuensi standard 1 1
1
Frekuensi terukur 2 1
2
1
waktu
Kombinasi bentuk gelombangmemperlihatkan frekuensi getaran 1 2
1
atau t 1 (2)
t
Dari persamaan (2) terlihat bahwa ketidakpastian adalah besar jika frekuensi
diukur dalam selang waktu yang kecil, dan jika adalah nol, maka t harus
tak terbatas.
Pada nada suatu musik, misalnya hasil dua getaran perdetik dibunyikan
pada garputala standar 440 Hz, maka frekuensi nada itu adalah 438 Hz atau 442
Hz.Nada ini memerlukan waktu paling tidak
1 1
t 0,5 det ik untuk mendengarkan satu getaran.
2 Hz
Hubungan tyang diberikan dari ketidakpastian panjang gelombang secara mudah
dapat diturunkan dari persamaan (2). Tentu saja gelombang hanya dapat dilihat
untuk selang waktu tertentu t , sehingga untuk waktu itu gelombang merambat
pada jarak x ,
Pendahuluan 10
x v t
Dan dimasukkan pada persamaan (2)
v
x (3)
v
Tetapi karena ,
Maka diperolaeh
v
(4)
2
Persamaan (4) dimasukkan ke persamaan (3) didapat,
x 2 (5)
Jika besar gelombang dalam ruangan tidak ditentukan besar x , maka
panjang gelombangnya juga tidak ditentukan besar
2
.
x
Pada persamaan (5) menunjukkan 0 jika x
Pembicaraan mengenai gelombang hanya berkenaan dengan gelombang
sinusoide monokromatik. Pulsa gelombang, yang merupakan gangguan
gelombang yang diterima dalam tempat yang terbatas, juga dapat merambat.
Setipa pulsa dapat dilihat sama dengan bilangan matematik yang ditempatkan
pada gelombnag sinusoida pada frekuensi yang berbeda. Jika dihitung bilangan
gelombang dari frekuensi yang berbeda harus ditambahkan bentuk pulsa yang
lengkap, semua gelombang dari frekuensi nol sampai tak berhingga harus
disertakan (lihat analisis di bawah). Pulsa ini sesuai dengan apa yang akan
diketemukan. Jika pulsa gelombang terbatas pada tempat yang sempit, tidak
dapat ditentukkan panjang gelombangnya. Jadi sebenarnya tidak dapat
dikatakan pulsa dengan frekuensi tunggal.
Paket Gelombang.
Sebuah gelombang monokromatik melalui sumbu x dengan kecepatan v
ditunjukkan oleh,
x
A A0 cos 2 vt (6)
Pendahuluan 11
A0
Amplitudo
k
Gambar-4: Spektrum frekuensi dari gelombang monokhromatik
A
A0
Waktu t=0
k
Amplitudo per satuan k
A0
k 2k k k
2
A
k k 2 k
k k 2
A0
x
Waktu t 0
rah berikutnya, gelombang bertambah fase, dan penambahan secara aljabar dari
komponen gelombang menghasilkan amplitudo A, yang segera mendekati nol.
Sekarang akan dihitung setiap titik x dan waktu t pada resultan amplitudo A,
yang menyusun sumbangan gelombang monokromatik dalam pita k. Jumlahkan
sumbangan komponen Ak dk dari k k
2
sampai k k
2
. Hal ini akan mudah
A0 k k
sin x' k 2 sin x' k 2
x'
Disederhanakan dengan menggunakan trigonometri
sin a b sin a b 2 sin b cos a
Sehingga akan menjadi
2 A0 x' k
A sin cos x' k (9)
x' 2
Tiga buah diagam pertama dari gambar-8 menunjukkan adanya factor-
factor yang terpisah pada persamaan (9) yang digambarkan terhadap x, dua
buah diagram yang terakhir menunjukkan resultan gelombang A dan bidang A2
sebagai fungsi x. Pada waktu x sama dengan x vt (ini adalah merambatnya
pulsa pada x' ), gambar-8e juga menunjukkan intensitas pulsa, secara
proporsional merupakan besar dari amplitude.
2
Daerah k (daerah bayangan pada gambar-8e) kirakira adalah sama
dengan tiga per empat kurva, lebih dari setengan dari energi total berada pada
daerah ini. PAda setiap saat, ketidakpastian x pada lebar paket gelombang
2
paling tidak adalah k :
Pendahuluan 14
2
x (10)
k
Dimasukkan bilangan gelombang k dalam perhitungan integral. Dengan
2
menuliskan kembali persamaan (10) dalam bentuk , dimulai dengan,
k
k 2 2
Dan persamaan 1-10 menjadi,
x 2 (11)
Dengan alasan sederhana dapat diterima persamaan sama dengan persamaan
(5), selanjutnya jika kecil (misalnya, jika gelombang monokromatik
menimbulkan paket dengan panjang gelombang yang sama), besarnya ruang
dari paket x akan menjadi sangat luas, seperti halnya, jika paket terbatas pada
daerah yang sempit, harus sangat besar.
Gelombang dan partikel dalam fisika adalah penting karena merupakan
media banyaknya energi rambat yang timbul antara dua buah titik.
Interaksi atau perpindahan energi, hanya dapat terjadi anatara partikel
dengnan partikel atau antara gelombang dengan partikel. Interaksi partikel
partikel dapat terjadi pada waktu dua buah partikel atau lebih mengalami
tumbukan, baik lenting sempurna maupun tidak lenting sama sekali. Interaksi
partikelgelombang terjadi apda waktu partikel memberikan energinya untuk
membentuk gelombang, atau pada waktu energi yang dibawa oleh gelombang
diserap oleh partikel yang terdekat. Sebuah papan kayu yang dijatuhkan ke
dalam air,atau muatan listrik yang dipercepat, dapat menimbulkan gelombang,
gelombanggelombang ini membawa energi yang dapat diserap oleh papan
kayu atau muatan listrik.
Tetapi dua buah gelombang tidak akan berinteraksi, jiak dua buah gelombang
bertemu, gelombanggelombang itu saling melewati satu sama lain dan tidak
mengalami perubahan, dan berakibat pada tiaptiap titik pada ruang itu semata
mata hanya mengalami penambahan bersama menurut prinsip superposisi
dalam bentuk resultan pada titiktitik itu. Setiap orang dapat melihat efek ini. Dua
buah gelombang dalam air akan merambat satu sama lain, bertemu dalam
bentuk interferensi, kemudian merambat maju tidak dalam bentuk masing
Pendahuluan 15
2 A0
x'
(a)
x'
x 'k
sin 2
(b)
2
k x'
cos x' k
(c)
x'
A 2 A0
x' sin x 'k
2 cos x' k
(d)
x'
A'
(e)
2 x'
k
Gambar-8 Variasi ruang dari factor pendekatan dalam persamaan 1-9 untuk
paket gelombang (bagian a, b, dan c), resultan gelombang (bagian
e) semuanya merupakan fungsi pendekatan terhadap x.
dan 2 , merambat pada arah dan kecepatan yang sama. Secara sederhana,
diasumsikan bahwa amplitude A besarnya sama untuk kedua gelombang
tersebut. Bentuk resultante gelombang (dengan segera) ditemukan dengan
adanya superposisi dari komponen gelombang seperti yang terlihat dalam
gambar-9. (Dengan catatan bahwa gambar-9 merupakan pemotretan komponen
gelombang dan resultantenya sebagai fungsi perpindahan sepanjang aeah
rambatan gelombang. Bentuk ini kelihatannya sama dengan gambar-3, tetapi
sebenarnya tidak sama, yang menunjukkan komponen dan resultante getaran
padasatu titik sebagai fungsi waktu). Gerak bolak-balik dari konstruktif dan
destruktif pada inetrferensi pada masing-masing gelombang, menghasilkan
sampul gelombang yang bervariasi. Pada waktu energi pada getaran sederhana
dari ossilator sama dengan amplitude getaran, energi itu akan dibawa oleh
resultante gelombang yang terpusat pada amplitudo pada sampul gelombang
adalah besar. Jadi kecepatan ketika terjadi perpindahan energi gelombang
melalui medium sama dengan kecepatan pada sampul gelombang berikutnya.
Pada kecepatan komponen gelombang yang sama, kece[atan sampul
gelombang (disebut kecepatan grup) besarnya sama dengan kecepatan fase dari
setiap komponen gelombang. Yang dimaksud dengan kecepatan fase adalah
kecepatan titik pad afase yang tetap dalam gelombang misalnya pada puncak,
yang berjalan sepanjang arah rambatan. Dengan pengertian
v
k
Untuk frekuensi , panjang gelombang , frekuensi anguler 2 , dan
2
bilangan gelombang k .
Pada waktu gelombang dari berbagai frekuensi mempunyai kecepatan fase
yang sama, simpangan puncak gelombang yang satu sama dengan simpangan
puncak gelombang yang lain, atau sama dengan resultantenya.
Pendahuluan 17
1
2 v1
y
v2
x
y selubung
v
x
Medium seperti ini menunjukkan adanya hamburan. Salah satu contoh bentuk
hamburan adalah ketika cahaya putih polikromatik melalui medium pembias.
Cahaya violet, biru dan hijau merambat melalui prisma kaca dengan kecepatan
yang lebih rendah daripada cahaya kuning, oranye atau merah, karena indeks
bais kaca untuk cahaya violet lebih besar daripada cahaya biru, indeks bias kaca
untuk cahaya biru lebih besar daripada cahaya hijau dan seterusnya. Akibatnya
cahaya putih yang merambat melalui prisma kaca akan diuraikan ke dalam
spektrum dengan ujung-ujungnya warna violet dan warna merah.
Adalah mudah untuk mengetahui kecepatan grup vgr, yang besarnya
berbeda dengan kecepatan afse di dalam medium pengurai. Sebab salah satu
dari dua grup gelombang dengan frekuensi yang berbeda akan merambat lebih
cepat daripada yang lainnya, berjalanya puncak pada gelombang yang satu tidak
sama dengan berjalannya puncak pada gelombang yang lain, dan tempat
perubahan interferensi yang kuat merupakan gain gelombang yang satu
terhadap lainnya. Resultante sampul gelombang hanya sebentar dan terletak
Pendahuluan 18
pada komponen gelombang yang lain. Seperti yang ditunjukkan pada gambar-
10, dalam waktu t sebuah puncak gelombang dengan ferkuensi 1 (atau pada
tiap titik yang lain dengan fase yang tetap), merambat sejauh v1t , dan puncak
gelombang yang lain merambat sejauh v2 t . Sehingga pada waktu yang sama
v1t
v1
v2 t
v2
v gr t
v gr
2 k k 2 1 2 k k2
y 2 A cos 1 t 1 x sin t 1 x (13)
2 2 2 2
Kalau pada komponen gelombang itu frekuensi anguler dan bialngan
gelombangnya berbeda, dpat diulis jumlahnya sebagai :
Pendahuluan 19
1 2 k1 k 2
dan k (14)
2 2
Dimana dan k adalah harga rata-rata. Juga dapat ditulis perbedaan sebagai
berikut :
d 1 2 dan dk k1 k 2 (15)
Dengan mempergunakan persamaan (14) dan (15), ditulis persamaan dalam
bentuk yang sederhana
d dk
y 2 A cos t x sin t kx
2
(16)
2
Persamaan resultante gelombang meliputi dua buah factor. Pertama (dalam
kurung), menggambarkan sampul gelombang, dan yang kedua menggambarkan
kecepatan fase rata-rata dari komponen gelombang yang merambat, V f
k .
kecepatan fase sama dengan kecepatan grup. Tetapi untuk suatu medium dalam
mana frekuensi bergantung pada kecepatan fase, maka kecepatan grup lebih
0.
dV f
daripada kecepatan fase ketika dk
-oOo-
Pendahuluan 20
BAB I
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
Pada bab ini akan dibahas tentang implementasi dari azas-azas relativitas
khusus Einstein yang meliputi alih bentuk kecepatan, kontraksi panjang, delatasi
waktu, dan tentang massa relativistik, kesetaraan massa dan tenaga, serta
hubungan antara tenaga dan momentum untuk partikel yang bergerak dengan
kecepatan tinggi.
O x
O x
z
z
Gambar 1.1
Saat t=0 Setelah t tidak nol
Pendahuluan 22
ke dalam pers. (1-2) dilakukan substitusi diperoleh hubungan seperti pada pers.
(1-5)
x' k x vt; y' y; z' z; dan
x 1
t ' k 2 1 t (1-5)
v k
maka akan diperoleh
x' 2 y ' 2 z ' 2 c 2 t ' 2
2
x 1
k x vt y z c k 2 1 t
2 2 2 2 2 2
v k
yang kemudian dapat disusun seperti berikut
2 c2k 2 1 2
2
2c 2 k 2 1
k 1 x 2vk 2
2 1 xt y x
2 2
v k
2 2
v k
c2k 2 v2k 2 t 2
Apabila persamaan tersebut harus sama dengan pers. (1-1), maka
koefisien dari x2 harus sama dengan 1, koefisien (xt) harus sama dengan 0, dan
koefisien dari t2 harus sama dengan c2, sehingga bila diambil bagian terakhir
c 2 k 2 v 2 k 2 c 2 maka diperoleh
1
k (1-6)
2
v
1
c
nilai k tersebut juga cocok bila digunakan untuk mengevaluasi koefisien dari (xt)
dan x2 dan diperoleh berturut-turut 0 dan 1
Penggabungan pers. (1-6) dengan pers. (1-4) diperoleh rumusan
Alihbentuk Lorentz sebagai berikut
x' k x vt x k x'vt'
y' y y y'
z' z atau z z ' (1-7)
vx vx'
t' kt 2 t k t ' 2
c c
Misalkan pada dua kerangka inersial seperti pada Gambar 1.1 diamati
sebuah benda yang bergerak. Menurut pengamat di kerangka O kecepatannya
sebesar U sedangkan menurut kerangan O adalah U maka berdasarkan pers.
(1-7) adalah
dx
U dan
dt
U'
dx' k dx vdt
dx dt v U v
dt ' vdx vdx dt vU
k dt 2 1 1 2
c
2
c c
U v
U (1-8)
vU
1 2
c
d). Kontraksi Panjang
Suatu batang yang rehat terhadap kerangka inersial O diamati panjangnya
L0, bila diamati dari kerangka inersial O yang bergerak terhadap kerangka O
dengan kecepatan tetap v dalam arah sumbu x adalah L, perhatikan Gambar 1.2
y
y v
O x
O x
z
z
Gambar 1.2
x2 k x' 2 vt' 2
x2 x1 k x' 2 vt' 2 k x'1 vt'1 k x' 2 x'1 jadi
1
L Lo (1-9)
k
karena k>1 maka L Lo dan pers. (1-9) merupakan persamaam kontraksi
Panjang
menyala pada saat t '1 di x'1 , dan padam saat t ' 2 di x' 2 , lilin menyala selama
T t ' 2 t '1 . Dalam hal ini x2 x1 sedangkan x' 2 x'1 . Jadi dengan mnggunakan
alihbentuk Lorentz seperti pada pers. (1-8) akan diperoleh sebagai berikut
y v
O x
O x
z
z
Gambar 1.3
vx
t '1 k t1 21
c
vx
t ' 2 k t 2 22
c
vx vx
t ' 2 t '1 k t 2 22 k t1 21 jadi
c c
Pendahuluan 26
T kTo (1-10)
karena k>1 maka T To dan pers. (1-10) merupakan persamaam delatasi
waktu
Contoh
Berapa besar kecepatan muon harus bergerak munuju permukaan bumi
dari ketinggian 100km agar masih berupa muon ketika tiba di permukaan
bumi (umur rata-rata muon=2x10-6s)
Penyelesaian
Dimisalkan muon bergerak dengan laju mendekati c=3x108ms-1.Untuk
menempuh jarak 100km paling tidak dibutuhkan waktumenurut pengamat
di luar muon sebesar T=100x103/3x108 3x10-4s
T 2 x10 6
T' 3x10 4 x 0,99998c
2 2
v v
1 1
c c
kecepatan v A
kecepatan v B
Kedua bola bertumbukkan lenting sempurna
Menurut hokum kekekalan momentum
mAv A mB vB mAv A mB vB 2mAv A 2mB vB mAv A mB vB
Pendahuluan 27
y v
O x
O x
z
Gambar 1.4
y y
vA dan v B karena mA v A mB vB maka
T0 T
y y T kT
m0 m sehingga m m0 m 0 m0 diperoleh
T0 T T0 T0
m km0 (1-11)
km0 v
dp d
F
dt dt
s s kv v
Ek Fds km0v ds m0 vdkv m0 vvdk kdv
d
0 0
dt 0 0
v
Ek m0 v 2 dk kvdv
0
1 c
k2 2 k 2c 2 k 2v 2 c 2
v 2
c v 2
1 2
c
2kc dk (2kv2 dk 2k 2 vdv) 0 2k (c v 2 )dk 2k (kvdv)
2
kvdv (c v 2 )dk
Ek m0 v dk c v dk m0 c
k k
dk
2 2 2 2
1 1
Ek m0 c 2 k 1 km0 c 2 m0 c 2 mc2 m0 c
E k m0 c 2 k 1 (1-13)
p 2c 2 k 2 m02c 2v 2 k 2 m0c 2
2 v2
c2
2
1 2
p 2 c 2 k 2 m0 c 2 1 2 km0 c 2 m0 c 2
2
k
p 2 c 2 E 2 E02 atau E 2 E02 p 2 c 2 (1-17)
Pendahuluan 29
Pers. (1-17) menyatakan hubungan antara tenaga dan pusa dari partikel yang
bergerak
Contoh:
Andaiakan sebuah lampu pijar 100W dan catu dayanya diletakkan dalam
selubung tembus cahaya dan digantungkanpada timbangan yang sangat
peka. Hitung perubahan massa yang tejadi pada lampu bila menyala
selama 1 tahun.
Penyelesaian
Waktu 1 tahun x10 7 s. Tenaga yang diradiasikan lampu dalam 1 tahun
E0 100 xx10 7 3x10 9 J
E0
E0 m 0 c 2 m 0 2
3x10 8 kg
c
c). Penyelesaian altrenatif
Terdapat penyelesaian alternative dalam menjelaskan dinamika relativistik
tanpa menggunakan konsep massa relativistik, yaitu sebagai berikut.
dp
Hukum dinamika F diangkatbdari Hukum II Newton, lewat Azas ke
dt
Nol dengan perluasan p mv untuk (v c)
F .dr Fds cos dWF dE
Jadi
dp dr
dE .dr dp. v .dp (1-18)
dt dt
Untuk gerak 1 dimensi
v // dp dE vdp (1-19)
Apabila pers. (1-18) diterapkan pada cahaya
v=c yang invarian dan tetap terhadap semua kerangka inersial maka
Ecahaya dE c dp E pc C(konstan )
pada p=0, E=E0 (tenaga rehat) sehingga C(konstan)=E0, dan untuk cahaya yang
takpernah rehat E0=0 jadi
p 2 c 2 E 2 untuk v c (1-20)
Untuk sistem lain misalnya zarah mermassa m (dalam mekanika Newton)
Pendahuluan 30
p2
E k 12 mv 2 dan p mv sehingga Ek 2mEk p 2 ,
2m
jadi untuk kelajuan ekstrim berlaku
2mEk 2mE E0 v c
p E E 2
2
vc
0
c2
atau secara umum dapat dituliskan sebagai fungsi analitik dari E dalam bentuk
deret pangkat Taylor
p 2 a0 a1 E E0 a2 E E0 ........
2
E E 0 2
p 2 m E E 0
2
untuk 0 v c (1-21)
c2
2 Ek2
p 2 mEk
atau c 2 diambil derivatif ke Ek maka
p p2 p2 p2
x y z
dp x dp y dp z 2E
2 px 2 py 2 pz 2m 2 k
dE k dE k dE k c
dp 2E
2p 2m 2k
dEk c
p
dEk E
.dp
m 2k (1-22)
c
dEk v .dp
kuadrat dari pers.(1-22) dan melihat penyederhanaan pers.(1-21) diperoleh
2 2 2 2Ek E k2
p m v
mc 2 m 2 c 4
1
maka
2 E k2
p 2 mE k
c2
Pendahuluan 31
mv 2 2 E k v 2 E k2 E k2
m2v 2 2 mEk
c2 c4 c2
E k2 v 2 E k2 mv 2 2 E k
m2v 2 2 mEk
c2 c4 c2
v2 E v2
m 2 v 2 1 2k 1 2 2mEk
c c c
c2
bila dikalikan dengan
v2
1 2
c
m2v 2c 2
diperoleh 2
Ek2 2mc 2 E k
v
1 2
c
m2v 2c 2
p 2 c 2 sehingga
1 v c
2 2
mv
p mv (1-23)
1 v2 c2
Pers. (1-23) menyatakan rumus pusa linier
1
dengan 1 untuk v c k 1 p mv memenuhi Azas
1 v c 2 2
Korespondensi
m2v 2c
E k2 2mc 2 E k (1-24)
1 v2 c2
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan kuadrat dalam Ek seperti berikut
m2v 2c 2
E k2 2mc 2 E k 0 karena harus dipenuhi E k 0 maka dapat dihitung
1 v2 c2
2mc 2 1 4m 2 c 2 v 2
Ek 2 4m c 4
2 1 v2 c2
2mc 2 1 4m 2 c 4 4m 2 c 2 v 2 4m 2 c 2 v 2
Ek 2 atau
2 1 v2 c2
mc 2
E k mc 2
E0 E
1 v2 c2
Pendahuluan 32
E mc 2 (tenaga rehat)
0
mc 2
E mc 2 (tenaga total) (1-25)
1 v c
2 2
E k k 1mc (tenaga gerak)
2
p 2 c 2 2mc 2 E E 0 E 2 2 EE0 E02 E 2 E 02 atau
E 2 E 02 p 2 c 2 (1-26)
Bentuk alihbentuk Lorentz untuk tenaga total dan pusa linier dari kerangka
inersial O ke kerangka inersial O yang bergerak dengan kecerpatan tetap pada
arah komponen sumbu x adalah
E
Px' k Px v 2 ; Py' Py ; Pz' Pz
c (1-27)
E ' k E vPx
Latihan
1
2. E k 1mc 2
2
1 v
c2
Buktikan bawa unut gerak dengan laju v c bentuk persamaan tenaga
gerak menjadi E k 12 mv 2
Rangkuman
Pendahuluan 33
E mc 2 (1-14)
p 2 c 2 E 2 E02 atau E 2 E02 p 2 c 2 (1-17)
Evaluasi
BAB II
GEJALA KUANTISASI
a 2 cos 2 cos 2 cos 2 n12 n22 n32 2 2
n2
1
n22 n32 2a
2
(2-3)
z
a
Hal ini mengandung arti bahwa tiap pasangan bilangan bulat positif (n1, n2, dan
n3) yang memenuhi pers. (2-3) sesuai dengan gelombang elektromagnetik yang
stasioner dengan panjang gelombang dalam rongga tersebut.
Cacah titik yang memenuhi syarat untuk dilewati gelombang stasioner yang
panjang gelombangnya antara dan (+d) yang mungkin dalam rongga dapat
ditentukan dengan meninjau sebuah oktan (seperdelapan ruang) yang dibatasi
oleh bidang-bidang melalui sumbu n1 , n2 , dan n3 seperti pada Gambar 2.2
n3
dr
r
o n2
Gambar 2.2
N d 8a 3 4 d (2-5)
N d menyatakan cacah gelombang dengan panjang gelombang dan
(+d).
dengan menggunakan hubungan c , pers.(2-5) dapat ditulis dalam bentuk
N d 8a 3 2 c d
3
(2-6)
N d menyatakan cacah gelombang dengan frekuensi antara dan (+d)
E
E n N E n
N E n
N En menyatakan cacah vibrator yang bertenaga En, yang menurut agihan
statistik Maxwell-Boltzman dinyatakan = e En / kT , jadi
nhe nh / kT
E n 0
e nh / kT
n 0
dimisalkan e h / kT x
maka
0 hx 2hx 2 3hx 3 .........
E
1 x x 2 x 3 ......................
1 2 x 3x 2 .........................
E hx
1 x x 2 x 3 .......................
dengan menggunakan penyelesaian deret tak berhingga diperoleh
1 1 x hx h
2
E hx
1 1 x 1 x 1 x 1
h
E
e h / kT
1
(2-9)
Dari pers. (2-6) dan pers. (2-9) tenaga yang dibawa oleh vibrator dengan
frekuensi antara dan (+d) dapat ditentukan yaitu
h
E d 8a 3 2 / c 3 h / kT
d
e 1
d
E d 8a 3 hc / 5 hc / kT
e 1
Jadi rapat tenaga radiasi
d
( )d 8hc 5
e hc / kT
1
( ) 8hc 5
1
e hc / kT
1 (2-10)
Pers. (2-10) menyatakan rumus radiasi benda hitam dari Planck, dan
memberikan hasil perhitungan yang sesuai dengan fakta pengukuran dalam
ujikaji. Untuk 0 juga diproleh 0 ini sesuai dengan rumusan Wien.
Bila , maka fungsi eksponensial dari ruas kana padapers. (2-10) dapat
diperluas menjadi deret tak berhingga dan pada akhirnya diperoleh bentuk
seperti rumusan Rayleigh-Jeans. Selajutnya bila pers. (2-10) tersebut di
integralkan akan diperoleh bentuk rumusan Stefan-Boltzman.
x x2
Dari pers. (2-10), hc kT x sehingga e hc / kT e x 1 ....
1! 2!
( ) 8hc 5 1
1 hc / kT
hc / kT 2
........... 1.
2!
2!
kT
( ) 8hc 5
hc
( ) 8kT 4 (2-11)
Pers. (2-11) sesuai dengan pers. (2-8) yaitu rumus radiasi benda hitam dari
Rayleigh-Jeans.
R T 4 (2-14)
Pers. (2-14) sesuai dengan pers. (2-1) yang menyatakan rumus dari
8 5 k 4
Stefan-Boltzman, dengan 3 3
5,67x10-8 watt.m-2.K-1 dan
15c h
selanjutnya dise-but tetapan Stefan-Boltzman
Contoh:
Pada panjang gelombang berapakah suatu benda pada suhu 20oC
Pendahuluan 41
cahaya
+ Fotoelektron -
cahaya penyinaran.
Arus fotoelektron
2I V0
Cs K Cu
0 V 0
0
V0
Gambar 2.4 Gambar 2.5
Grafik arus elektron terhadap tegangan Grafik Stopping Potensial terhadap Frekuensi
h E k W0 (2-16)
dalam ujikaji dari Millikan Ek dapat ditentukan yaitu samadengan eV0 sehingga
pers. (2-16) menjadi
h eV0 W0 (2-17)
Tabel 2.1
FUNGSI KERJA UNTUK BEBERAPA BAHAN LOGAM
Contoh:
Fungsi kerja bagi logam tungsten adalah 4,52eV. Berapa tenaga gerak
maksimum elektron foto yang dipancarkan apabila digunakan radiasi
dengan panjang gelombang 200.0nm?
Penyelesaian
hc 1240
h E k W0 E k h W0 W0 4,52 1,68 eV
200
Latihan
Rangkuman
R T 4 (2-1)
mT 2,9 x10 3 m K , mT tetapan (2-2)
8kT 4 (2-8)
Planck mengemukakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa vobrator-
vibrator yang frekuensinya hanya mungkin memiliki tenaga sebesar kelipatan
bulat dari catu keunsuran (kuanta) tenaga sebesar h . Jadi tenaga yang di
pancarkan oleh vibrator E n nh
( ) 8hc 5
1
e hc / kT
1
(2-10)
h E k W0 (2-16)
W0
(2-18)
e
Evaluasi
dan luas permukaan bola 4 cm2, berapa daya untuk mempertahankan suhu
bola tersebut ?
13. Sebuah benda berpijar pada suhu 2000K (tetapan Wien=2,898x10-3 m.K).
Hitung frekuensi gelombang cahaya yang dipancarkan dengan intensitas
maksimum.
14. Permukaan logam yang memiliki frekuensi ambang 5x1014Hz disinari cahaya
dengan frekuensi 7x1014Hz (tetapan Planck=6,6x10-34J.s). Hitung tenaga
gerak maksimum dari elektron yang dipancarkan permukaan logam.
Pendahuluan 46
15. Logam tungsten dengan fungsi kerja 4,52eV disinari foton sehingga
memancarkan elektron dengan tenaga gerak maksimum 1,68eV. Hitung
panjang gelombang foton yang digunakan
16. Panjang gelombang ambang fotolistrik natrium 5420A0, disinari cahaya
dengan panjang gelombang 4000A0. Hitung laju maksimum fotoelektron yang
dipancarkan.
17. Lithium dengan fungsi kerja 2,13eV disinari cahaya dengan panjang
gelombang 4000A0. Hitung tenaga gerak elektron tercepat yang dipancarkan.
18. Cahaya matahari mencapai bumi setelah menempu jarak rerata 1,6x1011m
pada laju 1,4x103W.m-2. pada permukaan yang tegak lurus arah rambatan
cahaya. Anggap cahaya matahari monokhromatik dengan frekuensi
5x1014Hz. Berapa cacah foton datang per detik pada setiap meter persegi
pada permukaan bumi yang langsung menghadap matahari
19. Panjang gelombang ambang pancaran fotoelektron pada tungsten adalah
230 nm. Berapa besar panjang gelombang cahaya yang harus dipakai
supaya elektron dengan tenaga gerak maksimum 1,5 eV terlempar ke luar.
Berapa panjang gelombang maksimum yang dapat menyebabkan
fotoelektron terpancar dari natrium (fungsi kerja 2,3 eV)
-oOo-
Pendahuluan 47
BAB III
DUALISME GELOMBANG PARTIKEL
Pada bab ini disajikan konsep sifat materi dari gelombang, melalui
pembahasan hamburan Compton. Demikian juga sifat gelombang dari materi
dengan membahas bukti kebenaran hipotesis de Broglie melalui percobaan
Devison-Germer yang diperjelas dengan contoh-contoh soal. Kemudia dibahas
pula Prisip Ketidakpastian Heisenberg
ruas kanan dan kiri pers. (3-23) dikalikan dengan c2, kemudian digunakan
hubungan pc E untuk foton, sehingga diperoleh
Bila tenaga foton datang dan tenaga foton hambur berturut-turut dinyatakan
hc hc
dalam bentuk E , E ' , dan E 0 mc 2 , maka dari pers. (3-27)
'
diperoleh
'
h
1 cos (3-28)
mc
Pers. (3-28) menyatakan bahwa untuk foton yang terhambur dengan sudut
hambur semakin besar akan mengalami perubahan panjang belombang yang
semakin besar pula. Dalam persamaan tersebut (h/mc) disebut dengan panjang
gelombang Compton untuk elektron.
sehingga dari pers.(3-27), juga dapat diperoleh persamaan untuk tenaga foton
yang terhambur sebagai berikut
E E ' (1 cos ) E0 E E0 E '
E E ' (1 cos ) E0 E ' E0 E
E (1 cos ) E0 E ' E0 E
E0 E
E '
E (1 cos ) E0
E
E ' (3-29)
E
1 1 cos
E0
E ' 1
(3-30)
E
1 1 cos
E
E0
Dengan pers. (3-20) dan (3-30) dapat diperoleh persamaan tenaga pentalan
elektron
E
1 cas
E0
E rec E (3-31)
E
1 1 cos
E0
Dari pers.(3-29), tenaga foton yang terhambur akan mencapai nilai terkecil
Pendahuluan 51
pada sudut hambur = rad, keadaan ini disebut hamburan balik, tenaga
hamburan balik Ebs
E
Ebs (3-32)
1 2 E E0
Pada sudut hambur = rad, tenaga pentalan elektron mencapai nilai yang
terbesar, yang selanjutnya disebut tenaga tepi Compton Ece
2E E0
Ece E . (3-33)
1 2E E0
12
2 x1,6 x10 19 x10 4
12
20keV
v =5,9x107 m.s-1
m 9,1x10 31
Besar pusa liniernya
P mv =9,1x10-31x5,4x107=5,4x10-23 kg.m.s-1
Panjang gelombang de Broglie dari elektron
h 6,63x10 34
1,23x10-11 m=1,23 A0
P 5,4 x10 23
Ukuran 1,23 A0 cukup bermakna dalam lingkungan elektron, seperti misal
pada struktur kristal.
Hipotesis de Broglie berhasil dibuktikan kebenarannya pada tahun 1927
melalui ujikaji difraksi berkas elektron yang dilakukan Devison-Germer.
Dalam ujikaji Devison-Germer berkas elektron yang dipercepat dengan
beda potensial listrik tertentu ditembakkan tegak-lurus pada suatu permukaan
keping nikel yang sudah mengalami reduksi. Ternyata intensitas maksimum
diperoleh pada berkas elektron yang terpantul pada sudut 500, bila potensial
pemercepat sebesar 54 volt, sehingga tenaga gerak elektron Ek=54 eV.
Perhatikan Gambar 3.2
Suatu kajian dengan sinar-X tentang bidang-bidang pada kristal nikel yang
dipergunakan sebagai sasaran menunjukkan bahwa:
a). Elektron dipantulkan oleh seperangkat bidang dalam keping kristal nikel
yang tidak sejajar dengan permukaan keping, melainkan miring terhadap
permukaan tersebut. Sudut pantul Bragg adalah 650 (=)
b). Jarak antar bidang adalah 0,91 A0
Bila digunakan perhitungan berdasarkan hipotesis de Broglie, untuk
berkas elektron dengan tenaga EK=54 eV
P2
E k 12 mv 2
2m
P 2mEk
12
2 x9,1x10 31 x54 x1,6 x10 19 1
2
500
0
65
650
Gambar 3.2
x0 x
Gambar 3.3
x
vg
0 Gambar 3.4
x
v
Dari Gambar 3.4, gelombang dengan k dan merupakan gelombang
pembawa (carrier wave). Suatu titik dengan fase tetap pada gelombang
pembawa ini memenuhi hubungan kx t tetap, sehingga
dx
kdx dt 0 atau v (3-36)
dt k k
selanjutnya v kecepatan fase gelombang pembawa.
Pendahuluan 54
k
2 x 2 t =tetap
k
sehingga 2 dx 2 dt 0 dan diperoleh
dx d
vg
dt k dk
yang kemudian vg disebut kecepatan grup.
Geometri dan konsep gelombang seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.4
menunjukkan bahwa:
x 1 x 1 1
(3-3
2 2
Pada gelombang selubung berlaku hubungan
k 2 2 4 1 1
k
2 k k 4
2
sehingga pers. (3-38) dapat dituliskan menjadi
x 1
k 1 atau x k 2 (3-39)
4 2
dengan menggunakan hubungan
2
k
k 2 P k 2 P (3-40)
h h h
P
Pers. (3-40) dimasukkan ke dalam pers. (3-39), diperoleh bentuk hubungan
xP h (3-41)
Pendahuluan 55
Dalam analisis matematika lebih lanjut terdapat suatu cara optimal untuk
menggunakan konsep gelombang superposisi (dengan spektrum vektor
gelombang k) dalam menyatakan kedudukan partikel dengan sebaik-baiknya.
Untuk bentuk gelombang superposisi yang optimun, hubungan antara agihan
paket gelombang (x)dan lebar spektrum gelombang (k) memenuhi
xk 1 2 , sedang yang lain memberikan hubungan xk 1 2 ,
sehingga hubungan tersebut secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk
xk 1 2 (3-42)
Kombinasi pers. (3-40) dan pers. (3-42), diperoleh
x P dengan
h
(3-43)
2 2
dengan disebut tetapan Dirac, dan pers. (3-43) dinamakan Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg, yang secara lengkap dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Suatu ujikaji terhadap suatu sistem fisika pusa linier dan kedudukan suatu
partikel keduanya tidak dapat ditentukan secara pasti dalam waktu yang
bersamaan, sehingga:
x P
2
Hal tersebut di atas berlaku juga untuk pengukuran tenaga E dalam
selang waktu
t E t
2
3.5. Syarat Normalisasi
Dari gelombang superposisi seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.4
Pendahuluan 56
x.t f x, t ig x, t
untuk mendapatkan besaran rial, besaran komplek x, t dikalikan dengan
konjugate-kompleknya yaitu * x, t .
* x.t f x, t g x, t , sehingga
x.t * x, t f 2
x, t g 2 x, t x.t 2 (3-44)
dan P x, t x, t
2
adalah kementakan untuk menentukan kedudukan partikel
0 a x
Pendahuluan 57
Gambar 3.5
Kementakan untuk. mendapatkan partikel dalam kotak
nx
P x A 2 sin 2 (3-47)
a
nx
Px, t dx 1 atau A 2
2
sin dx 1, sehingga A
2
selanjutnya
a a
2 nx
x sin
a a
(3-48)
2 2 nx
Px sin
a a
Dengan demikian perilaku gelombang dari partikel mewajibkan bahwa panjang
gelombang terkuantisasi sebagai
2a
n dengan n= 1, 2, 3, . ((3-49)
n
Dan diperoleh juga kuantisasi pusa linier
h h
Pn atau Pn n (3-50)
n 2a
dengan kuantisasi tenaga
Pn h2
E kn atau E kn n 2 (3-51)
2m 8ma 2
Contoh
Sinar-X dengan panjang gelombang 0,2400 nm mengalami hamburan
Compton pada sudut hambur 60o. Carilah panjang gelombang sinar-X
terhambur
Penyelesaian:
'
h
1 cos ' h 1 cos
mc mc
' 0,2400 0,00243 1 cos 60 0,2412nm
0
Latihan
Rangkuman
Hamburan Compton:
E rec E E ' (3-20)
'
h
1 cos (3-28)
mc
Tenakan pentalan elektron
E
1 cas
E0
E rec E (3-31)
E
1 1 cos
E0
Hamburan balik
E
Ebs (3-32)
1 2 E E0
Tepi Compton
2E E0
Ece E . (3-33)
1 2E E0
Panjang gelombang di Broglie
h
(3-34)
P
Prisip ketidakpastian Heisenberg
Suatu ujikaji terhadap suatu sistem fisika pusa linier dan kedudukan suatu
partikel keduanya tidak dapat ditentukan secara pasti dalam waktu yang
bersamaan, sehingga:
x P
2
Pendahuluan 59
Evaluasi
BAB IV
STRUKTUR ATOM
Diandaikan atom berbentuk kubus dengan rusuk a, maka volumenya vo=a3, dan
volume tembaga per Mol nya adalah
63,5
V 7,1.10 3 m3.Mol-1
8,92.10 3
Volume setiap atom dapat diperkirakan dengan menggunakan bilangan
Avogadro (NA=6,02.1026 Mol-1), yaitu
V 7,1.10 3
vo 1,18.10 29 m3
N A 6,02.10 26
karena vo=a3, maka dapat diperoleh nilai
a=2,3.10-10m =2,3 A0 .(4-2)
2a
2r0
Gambar 4.1
1 e2
Fc
40 r 2
gaya Coulomb ini bekerja sebagai gaya setripetal yaitu
mv 2
Fsp
r
jadi Fc Fsp
1 e 2 mv 2
Atau =
4 0 r 2 r
e
v (4-4)
40 mr 1 / 2
Pendahuluan 64
v
-e
r Fc
+e
Gambar 4.2
1 e2
E E k E p = mv 2 (4-5)
2 40 r
Dengan substitusi pers.(4-4) ke dalam pers.(4-5) diperoleh rumusan tenaga total
elektron
e2
E (4-6)
8 0 r
Rumusan pada pers. (4-6) menunjukkan bahwa elektron memiliki tenaga total
negatif, artinya elektron terikat dengan intinya, dan jejari edarnya akan mengecil
bila tenaga total elektron berkurang
Menurut teori klasik elektrodinamika, model atom Rutherford tidak dapat
menggambarkan suatu atom yang stabil. Karena gerak elektron mengalami
percepatan. Maka elektron akan memancarkan tenaganya dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Pancaran tenaga oleh elektron ini akan mengurangi
tenaga total elektron, dan elektron dalam mengelilingi intinya tidak dalam lintasan
lingkaran yang stasioner, melainkan dengan jejari lintasan yang semakin kecil
sehingga lintasannya berbentuk pilin. Panjang gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan elektron memiliki spektrum yang malar (kontinyu). Hal ini tidak
Pendahuluan 65
sesuai dengan temuan empirik dari Balmer dan kawan-kawan. Balmer dan
kawan-kawannya berhasil mengamati spektrum atom hidrogen dalam bentuk
spektrum diskrit. (tidak malar).
A 0
3645,6.m 2
(4-7)
m2 4
menyatakan panjang gelombang dalam angstrum, m adalah bilangan bulat
3,4,5,..
Atau dengan frekuensi
1 1
m 3,229.1015 (4-7)
4 m2
Pada saat itu beberapa model telah dicoba untuk menerangkan rumus empirik
tersebut namun belum berhasil.
Dalam tahun 1908, Paschen menemukan seri lain dari garis spektrum atom
hidrogen yang terletak pada daerah inframerah yaitu
1 1
m 3,229.1015 (4-8)
9 m2
Sebagaimana halnya dengan deret Balmer, deret Paschen juga merupakan hasil
empirik
Ternyata deret Balmer dan Paschen dapat dikembalikan dalam suatu
bentuk sebagai berikut
Pendahuluan 66
1 1
m 3,229.1015 2 (4-9)
n m
2
1 1
mn RH 2 (4-10)
n m
2
Deret n m
Lyman 1 2,3,4,.
Balmer 2 3,4,5,.
Paschen 3 4,5,6,.
Bracket 4 5,6,7,.
Pfund 5 6,7,8,.
1Ze 2 mv 2
dengan v laju linier elektron
40 r 2 r
Ze 2
v2 (4-11)
40 mr
L mvr n
n atau
v
mr
n2 2
v 2 2
2
(4-12)
m r
Dari pers.(4-11) dan pers. (4-12) diperoleh
Ze 2 n2 2 40 2 2
= 2 2 atau r n
40 mr m r Ze 2 m
secara umum dapat ditulis
40 2 2
rn n (4-13)
Ze 2 m
4 0 2
2
=5,29x10-11m=a0 yang kemudian disebut jejari Bohr
Ze m
Pers. (4-13) menunjukkan bahwa jejari lintasan elektron mengelilingi intinya
adalah terkuantisasi.
Ze 2 Ze 2
Tenaga total elektron E E k E p mv 1 2
.
40 r
2
80 r
Dengan memasukan r=rn seperti pers. (4-13) tenaga total elektron dapat
dinyatakan sebagai
Pendahuluan 69
Z 2e4m 1
En (4-14)
32 2 02 2 n 2
Z 2e4m
=2,17x10-13J=13,6 eV dan n=1,2,3,
32 2 02 2
Pers. (4-14) menunjukkan bahwa tenaga total elektron terkuantisasi dan
merupakan kelipatan dari 13,6 eV
1
En 13,6 eV
n2
Jejari elektron dan tenaga sistem atom hidrogen sebagai fungsi n dicantumkan
pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Jejari elektron dan tenaga sistem atom Hidrogen
n En ( eV ) rn ( A0)
1 -13,60 0,529
2 -3,40 2,120
3 -1,51 4,760
4 -0,85 8,460
5 -0,54 13,22
. . .
. . .
. . .
0
Pada Gambar 4.3 dilukiskan suatau elektron dari lintasan ni pindah ke lintasan nf
, akan memancarkan foton dengan frekuensi
Ei E f 1 13,6eV 13,6eV
if
hif h h ni2 n 2f
13,6eV 1 1
if 2
h n 2
i nf
13,6.1,6.10 19 1 1
if 2
nf ni 6,63.10 34 n 2
Gambar 4.3
f ni
1 1 1 if
Atau if 3,282.1015 2 , bila digunakan if maka
n 2
n c
f i
3,282.1015 1 1 1 1
Diperoleh if 2 1,0894.10 7 2 2 atau
3.10 8 n 2 n
f ni f ni
Pendahuluan 70
1 1
if R (4-15)
n2 n2
f i
dengan R=1,0894x107
0 0
5 -0,54 -0,87x10-19
4 -0,85 -1,36x10-19
Bracket
3 -1,51 -2,42x10-19
Paschen
2 -8,40 -5,44x10-19
Balmer
1 -13,6 -21,8x10-19
Lyman
n En(eV) En(J)
Secara garis besar teori atom Bohr tentang atom Hidrogen memberikan
ramalan yang benar tentang spektrum garis atom Hidrogen. Meskipun hasilnya
cukup baik dibandingkan dengan hasil pengukuran ekslerimental, beberapa
koreksi masih dapat dilakukan.
Ze 2
v1 =2,18x106 m.s-1=7,3x10-3c
4 0
v
Jadi =7,3x10-3 atau 2=5,3x10-5. Oleh karena itu perubahan nilai
c
tenaga En yang terjadi karena efek relativitas hanyalah sekitar 10-4 yaitu
nilai yang relatif kecil.
Contoh:
Hitunglah kedua panjang gelombang terpanjang deret Balmer ion berillium
terionisasi tigta kali ( Z 4 )
Pemecahan
Pendahuluan 72
1 1
E E3 E2 13,6 4 2 30,2 eV
9 4
hc 1240
41,0 nm
E 30,2
1 1
E E 4 E 2 13,6 4 2 40,8 eV
16 4
hc 1240
30,4 eV
E 40,8
Latihan
1. Hitungkah kecepatan, tenaga gerak, dan tenaga potensial dari elektron pada
keadaan n=3 dalam atom hidrogen
2. Hitung jejari lintasan elektron atom hidrogen pada keadaan n=4 .
3. Sekelompok atom hidrogen dalam keadaan dasar disinari cahaya ultra violet
dengan panjang gelombang 59,0nm. Hitunglah tenaga gerak elektron yang
dipancarkan
4. Hitung tenaga ionisasi dari keadaan n=3 pada atom hidrogen
5. Berapakah tenaga yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari atom
hidrogen dalam keadaan n=2?
6. Hitung panjang gelombang terpendek dan terpanjang dari deret Lyman atom
helium satu.
Rangkuman
4 e
Fc r 3
3 4r 2 (4-1)
e
Fc r
3
Model Atom Rutherford
e
v (4-4)
40 mr 1 / 2
1 e2
E E k E p = mv
2
(4-5)
2 40 r
e2
E (4-6)
8 0 r
Model Atom Bohr
40 2 2
rn n (4-13)
Ze 2 m
Z 2e4m 1
En (4-14)
32 2 02 2 n 2
Ze 2 1
vn (4-16)
40 n
Deret Spektrum
1 1
if R 2 (4-15)
n 2
f ni
Evaluasi
33. Panjang gelombang batas spektrum atom hidrogen pada deret Paschen
sebesar 820,1 nm. Berapa panjang gelombang terpanjang dari deret
Paschen ini. Diketahui Jejari Bohr =5,29A0.
34. Berapa jari-jari lintasan elektron atom hidrogen pada keadaan n=4
35. Gunakan model atom Bohr untuk menghitung panjang gelombang batas
deret Lman dan Paschen dari atom hydrogen
36. Sebuah electron berada pada keadaan dengan n=5 dari atom hydrogen.
Menuju ke keadaan aras tenaga manakah saja electron dapat melakukan
transisi, dan berapa tenaga radiasi yang dipancarkannya untuk masing-
masing transisi
37. Hitunglah tenaga ionisasi dari: hydrogen pada n=3;
-oOo-
BAB V
DASAR-DASAR MEKANIKA
KUANTUM
i i
P E
x t
2 i 2 i
2 2
P E
x 2 t 2
2 i 2 i
2 2
P E
x 2 t 2
i i
P E
x t
P i P P0 p E i E E 0 p
i x x i t t
Pop i E op i
x t
Persamaan Schrdinger
Pendahuluan 76
2 2
i V
t 2m x 2
2 2
i x, t x, t Vx, t (5-1)
t 2m x 2
Pers.(5-1) disebut Persamaan Schrdinger
1 2 1 2
i V (5-2)
t 2m x 2
Pada pers. (5-2) V V x yaitu tenaga potensial tidak bergantung waktu (t)
tetapi bergantung pada posisi (x), sehingga ruas kiri dan kanan memiliki peubah
yang berbeda. Oleh sebab itu hanya benar bila ke dua ruas pada persamaan
tersebut sama dengan suatu tetapan yang sama, sebut saja c1
1
i c1 (5-3a)
t
Pendahuluan 77
2 1 2
V c1 (5-3b)
2m x 2
i
1 i i c1t
pers. (5-3a) d c1 dt ln c1t e
0 0
i
c1t
0e
c1 berdimensi tenaga c1 E
Sehingga pers. (5-3b) menjadi
2 1 2 2 2
V E V E
2m x 2 2m x 2
2 2m
E V 0 (5-4)
x 2 2
Pers. (5-4) disebut Pesamaan Schrdinger tak gayut waktu
2 2 2
Untuk tiga dimensi 2 disebut pengandar Laplace
x 2
y 2
z 2
Dari pers. (5-4) diperoleh Pesamaan Schrdinger (PS) tak gayut waktu untuk tiga
dimensi seperti pada pers. (5-5)
2
2m
E V 0 (5-5)
2
5.2. Fungsi Gelombang Partikel Bebas
Untuk kasus satu dimensi PS tak gayut waktu seperti yang dinyatakan
pada pers. (5-4) untuk partikel bebas V x 0 sehingga dapat dituliskan menjadi
2 2m
E 0 (5-6)
x 2 2
2mE
Dengan menuliskan k maka pers. (5-6) menjadi
2
2
k 2 0 (5-7)
x 2
dengan penyelesaian x e ikx dan x e ikx yang melukiskan gerak partikel
dalam arah x+ dan x- Penyelesaian umum dari pers. (5-7) dapat ditulis sebagai
kombinasi linier dari kedua penyelesaian di atas yaitu
x Ae ikx Be ikx (5-8)
Pendahuluan 78
Suku pertama melukiskan funsi gelombang partikel bergerak dalam arah x+ dan
suku ke dua melukiskan fungsi gelombang parikel bergerak kearah x-. Untuk
kasus tiga dimensi pers. (5-8) menjadi
r Ae ikr Be ikr (5-9)
2mE
dan k12
2
Pada daerah II, dengan V x V0 yang nilainya tetap PS tak gayut waktu
V(x)
E
V0
I II
x
x=0
a). Untuk E V0 k 22
2mE
E V0 0 sehingga penyelesaian dari pers.
2
(5-12) adalah
Pendahuluan 79
II x Ce k r De k r
2 2
(5-13)
Agar II nilainya berhingga pada setiap nilai x, maka nilai D pada pers. (5-
13) harus sama dengan nol sehingga persamaannya menjadi
II x Ce k r 2
(5-14)
k ik 2 2k1
B 1 A dan C A
1
k ik 2 1
k ik 2
2
CC * 2 k1
T
AA * k1 ik 2
4k12
T 2 (5-17)
k1 k 22
b). Untuk E V0 k 22
2mE
E V0 0 sehingga penyelesaian dari pers.
2
(5-12) adalah
II x Ceik r De ik r
2 2
(5-18)
k k2 2k1
B 1 A dan C A
k1 k 2 k1 k 2
II x 0 , ini menunjukkan bahwa partikel berhasil menerobos potensial
undak, hal mana tidak dimungkinkan bila ditinjau menurut fisika klasik.
Koefisien transmisi (T) dapat ditentukan dengan definisi
fluks partikel yang menembus potensial undak
T
fluks partikel yang datang ke potensial undak
Pendahuluan 81
2
Ce ik2 x CC *
2
T 2
untuk x=0 T
Ae ik1x AA *
2
2 k1
T (5-20)
k1 k 2
V= V=
V=0
x
x=0 x=a
2 2m
PS E V0 0
x 2 2
Di luar sumur tidak ada partikel x 0 untuk x 0 dan x 1
2 x 2m
2 E x 0 (5-21)
x 2
Penyelesaian dari pers. (5-21) dapat ditulis dalam bentuk
x A sin kx B cos kx (5-22)
2mE
Dengan k2
2
Syarat batas mengharuskan bahwa di x=0 dan x=a, nilai (x)=0. Bila syarat ini
dikenakan pada pers. (5-22) diperole B=0 dan
2mE k 2 2 k 2a 2 2
k2 E E (5-24)
2 2m 2ma 2
Pendahuluan 82
Dengan kombinasi pers. (5-23) dan (5-24) dapat diperoleh persamaan tenaga
partikel dalam sumur potensial yang terkuantisasi seperti berikut
2 2
En 2
n 2 dengan n=1,2,3. (5-25)
2ma
Tenaga pada pers. (5-25) bersifat diskrit dan merupakan swanilai dari fungsi
gelombang
2mEn
n x A sin x A sin n x (5-26)
a
Nilai A dapat dihitung dengan menggunakan syarat normalisasi, yaitu bahwa
kementakan untuk mendapatkan partikel dalam sumur potensial adalah satu.
a
n A2 a
n x dx 1 A sin a xdx 1 2 1 A
2 2 2 2
0 a
sehingga fungsi gelombang ternormalisasi adalah
n
n x
2
sin x (5-27)
a a
Latihan
1. Elektron dengan tenaga 1eV dan 2eV dating pada perintang setinggi 5eV dan
lebar 0,5 nm. Carilah peluang transisinya
2. Carilah peluang untuk mendapatkan partikel antara 0,45L dan 0,55L untuk
keadaan dasar dan eksitasi pertama bagi partikel yang terperangkap dalam
kotak yang panjangnya L
Rangkuman
Persamaan Schrdinger
2 2
i x, t x, t Vx, t (5-1)
t 2m x 2
Pesamaan Schrdinger tak gayut waktu
2 2m
E V 0 (5-4)
x 2 2
2
2m
E V 0 (5-5)
2
Pendahuluan 83
2 2
En 2
n 2 dengan n=1,2,3. (5-25)
2ma
Evaluasi
Kerjakan soal berikut
1. Nyatakan berbagai persyaratan suatu fungsi gelombang
2. Berapakah tenaga minimum sebuah elektron yang terperangkap dalam suatu
daerah satu dimensi selebar ukuran inti atom (1,0x10-14m)?
3. Berkas elektron tiba pada perintang yang tingginya 5eV dan lebarnya 0,2
nm. Berapakah energi elektron supaya dapat menembus perintang tersebut
4. Elektron dan proton memiliki tenaga yang sama yaitu E,mendekati perintang
yang tingginya V lebih besar dari E. Partikel mana yang berpeluang lebih
besar untuk melewatinya
5. Sebuah partikel terperangkap pada sebuah kotak dua dimensi dengan
panjang L dan lebar 2L. Nilai tenaganya adalah : 2 2 / 2mL2 (nx2 n y2 / 4)
2
2m
E V 0 (6-1)
2
Apabila pengandar Laplace dinyatakan dalam koordinat bola r, , maka
bentuknya menjadi
1 1 1 2
2 r2 2 sin 2 2 2
2
r r r r sin r sin
dan dari pers. (6-1), dapat dituliskan fungsi gelombang untuk atom hidrogen
spserti berikut
1 2 2 2m
2 2 E V 0
1 1
r 2 sin 2 2
r r r r sin
2
r sin
(6-2)
Pemisahan peubah
Pendahuluan 85
r , , Rr
R 2 2
; R ; R ; R 2
r r 2
1 R 1 1 2
2 r 2 2
2
R sin 2 2 R 2 (6-3)
r r r r sin r sin
Masukkan pers. (6-3) ke dalam pers. (6-2), dengan merubah turunan parsial
menjadi turunan biasa, karena fungsi R, ,dan masing-masing hanya
bergantung pada peubah r, , dan yang tidak saling terkait. Kemudian kalikan
seluruh suku dalam persamaan dengan r 2 sin 2 / R , sehingga diperoleh
persamaan berikut.
1 d 2 d 2
2 ml atau 2 ml2 0
2
(6-5)
d d
Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (6-5) diperoleh
ml 0, 1, 2, 3, .............. l
Tetapan ml selanjutnya disebut bilangan kuantum magnetik.
1 d 2 dR 2mr 2 ml2 d d
r E V
1
sin (6-7)
R dr dr 2
sin sin d
2
d
Pendahuluan 86
Pers. (6-7) hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang sama,
tertapan ini dipilih= l l 1
1 d 2 dR 2mr 2
r 2 E V l l 1 (6-8)
R dr dr
ml2 d d
l l 1
1
sin (6-9)
sin sin d
2
d
Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (6-8) diperoleh
me 4 1
En (6-10)
32 0 n 2
2
Pers. (6-10) menyatakan tenaga elektron dalam atom hidrogen di suatu keadaan
yang hanya bergantung pada nilai n. Tetapan n selanjutnya disebut bilangan
kuantum utama.
Dari penyelesaian pers. (6-9), diperoleh nilai l yang mungkin yaitu =
ml , ml +1, ml +2, ..
Jika nilai n ditentukan terlebih dahulu, maka l dan ml dapat dituliskan sebagai
berikut
n = 1, 2, 3, ..
l = 0, 1, 2, , (n-1)
ml.= -l, -(l+1), -(l+2), -(l+3), ..0, +l
n l ml ( ) ( ) R (r )
1 0 0 1
2
1
2
2
a03 / 2
e r 'a0
2 0 0 1
2
1
2
1
( 2 a0 ) 3 / 2
(2 ar0 )e r / 2 a0
2 1 0 1
2 2
6
cos 1 r
3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0
e r / 2 a0
2 1 1 1
e i 3
sin 1 r
e r / 2 a0
2 2 3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0
me 4 1
En
32 0 n 2
2
e2
tinjauan pada pers. (6-8), dan memasukkan nilai V
4 0 r
1 d 2 dR 2mr 2 e2
seperti brikut r 2 E l l 1 , kemudian ruas
R dr dr 40 r
R
kanan dan kiri dikalikan dengan sehingga menjadi
r2
1 d 2 dR 2m e2
R l l 1 2
R
r
2 E
r dr dr
2
40 r r
1 d 2 dR l l 1 2m e 2
atau r E R 0
r 2 dr dr r2 2 4 0 r
e2
Tenaga total: E Tradial Torbital , sehingga persamaan di atas
40 r
menjadi
1 d 2 dR l l 1 2m
r 2 Tradial Torbital R 0
r dr dr
2
r 2
1 d 2 dR 2m 2 l l 1
r Tradial Torbital R 0 (6-11)
r 2 dr dr 2 2mr 2
Pendahuluan 88
Pers. (6-11) berkaitan dengan arah radial dari gerak elektron dalam atom,
dan seharusnya tidak ada hubungannya dengan gerak orbital. Hal ini
terpenuhi apabila dua suku terakhir dari persamaan yang berada dalam
kurung kotak saling meniadakan, sehingga persamaan deferensial tersebut
hanya bergantung pada r saja. Untuk itu harus dipenuhi
2 l l 1
Torbital 2 l l 1 1 mrvorbital 2
2mr 2 mvorbital
2 2
2 2mr 2 2mr 2
Torbital 2 mv
1
2 l l 1
L 2 l l 1
L
2
2
2mr 2mr
sehingga besarnya pusa sudut elektron dapat dinyatakan sebagai
L l l 1 2 (6-12)
2 l 2 ; L 6
L
LZ
Pendahuluan 89
Jika faktor di atas 0 , disebut peralihan yang diperbolehkan, dan jika =0 disebut
peralihan terlarang.
Dengan mengganti fungsi gelombang untuk atom hidrogen pada pers. (6-
14), diperoleh bahwa peralihan diperbolehkan terjadi apabila
l 1, dan ml 1 atau 0 (6-15)
Dimisalkan gerak elektron dalam lintasan lingkaran dengan laju v, jejari r, dan
waktu edar T, maka
e e ev
i
T 2r v 2r
A r 2 ; dan L mvr
ev e
xr 2 xmvr
2r 2m
e
L (6-17)
2m
e
disebut tetapan giromagnet
2m
Dalam medan magnet luar B dengan sudut antara dan B adalah ,
perubahan tenaga potensial akibat interaksi adalah
e
E .B B cos BL cos
2m
dan L cos LZ ml
e
E ml B (6-18)
2m
e
nilai =9,273x10-24 J.T-1, disebut magneton Bohr (B)
2m
e
B B
2m
+3
+2 +2
+1 +1 +1
E 0 0 0 0
-1 -1 -1
-2 -2
-3
Latihan
1 d 2 dR l l 1 2m e 2
r
E R 0
r 2 dr dr r2 2 4 0 r
Rangkuman
2
2m
E V 0 (6-1)
2
1 d 2 d 2
2 ml2 atau 2 ml2 0 (6-5)
d d
Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (6-5) diperoleh
ml 0, 1, 2, 3, .............. l
me 4 1
En (6-10)
32 0 n 2
2
ml , ml +1, ml +2, ..
ml.= -l, -(l+1), -(l+2), -(l+3), ..0, +l
Pendahuluan 92
L l l 1 2 (6-12)
LZ L cos ml (6-13)
Evaluasi
Kerjakan soal berikut
1. Mengapa untuk mendiskripsikan keadaan elektron atomik diperlukan tiga
bilangan kuantum (selain spin elektron)?
2. Hitung perubahan panjang gelombang dari foton yang dipancarkan pada
peralihan 2p ke 1s apabila atom hydrogen ditempatkan dalam pengaruh
medan magnet luar 2,00T
-oOo-
Disusun oleh:
Mosik
Pendahuluan 93
PRODI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2010/2011
BAB VII
ATOM BERELEKTRON BANYAK
Jika suatu elektron yang memiliki pusa spin itu berada dalam medan
magnet luar, maka diharapkan bahwa spin tersebut akan terkuantisasi ruang dan
memberikan aras tenaga yang berbeda bergantung pada arah orientasinya
Suatu keadaan dengan bilangan kuantum spin , karena pengaruh medan
magnet inti akan terkuantisasi akan terkuantisasi ruang sebanyak 2 + 1. Dari
hasil pengamatan, nilai tersebut selalu sama dengan 2, sehingga 2 + 1 = 2 atau
1
=2 (7-1)
Dengan penalaran yang sama dengan pusa sudut orbital, maka pesar pusa
sudut spin adalah
1
= ( + 1) = 3 (7-2)
2
Pada atom berelektron lebih dari satu, tenaga potensial yang ditinjau tidak
hanya akibat interaksi antara elektron dan inti, tetapi juga interaksi antar elektron.
Keadaan akibat adanya interaksi antar elekltron tersebut dilukiskan oleh Prinsip
Eksklusi Pauli yang menyatakan bahwa: Hanya ada satu elektron yang berada
dalam setiap keadaan dalam atom.
Karena setiap keadaan dicirikan oleh suatu set bilangan kuantum:
, , , , maka aturan pauli megisyaratkan bahwa suatu elektron harus
memiliki kombinasi yang berbeda dengan elektron lain dalam suatu atom.
Pusa sudut orbital dan pusa sudut spin membentuk pusa sudut total
= + (7-4)
Pendahuluan 95
Seperti pada pusa sudut orbital maupun spin, pusa sudut total berkaitan
dengan bilangan kuantum dan sebagai
= ( + 1) (7-5)
dan
= + (7-6)
Dengan menurunkan pers. (7-4), diperoleh
= + (7-7)
Nilai yang mungkin untuk dan adalah
| | | + | (7-8)
dengan = , 0, +
Sebuah elektron dalam atom dicirikan dengan sekumpulan bilangan
kuantum , , , . Dalam notasi spetroskopi dituliskan dengan
2+1 (7-9)
Huruf dalam pers. (7-9) biasanya dinyatakan dengan simbol pusa sudut orbital
s, p, d, f, .... dan seterusnya untuk elektron, atau S, P, D, F, ...dan seterusnya
untuk atom, yang sesuai dengan =0, 1, 2, 3, .... dan seterusnya.
Sebagai contoh: Untuk keadaan teralan dengan = 3, = 1, = 32 dan 12, terdapat
dua keadaan yaitu 32 3/2 dan 32 1/2
Pauli (1924) menyarankan bahwa inti atom juga memiliki pusa sudut spin
intrinsik dan momen magnet. Andaikan pusa sudut spin inti maka berlaku
= ( + 1) (7-10a)
= (7-10b)
Momen magnet inti ( ) adalah
=
(7-11)
Spin inti berinteraksi dengan pusa total atom , dan membentuk yang
memenuhi persamaan
= + (7-12a)
Pendahuluan 96
= ( + 1) (7-12b)
Nilai bilangan kuantum adalah | 1| ,........0, ........| + 1|, hal ini menunjukkan
arti bahwa suatu aras tenaga yang berkaitan dengan terpecah menjadi (2 + 1)
aras tenaga untuk > atau sebanyak (2 + 1) aras tenaga untuk <
Peralihan dwikutub yang diperbolehkan harus memenuhi aturan seleksi
= 1, 0 (kecuali dari = 0 ke = 0); = 1, 0 (7-13)
Gerak elektron dalam atom menghasilkan medan magnet 0 , sedang
medan magnet dari inti , dengan tenaga interaksi
0
= . (7-14)
0 dan masing-masing sebanding dengan dan , sehingga tenaga
interaksi pada pers. (7-14) dapat dinyatakan sebagai berikut
.
= 2
(7-15)
Jika atom-atom saling mendekat, pada suatu jarak tertentu gaya tarik-
menarik mulai berperan dan mengikat atom-atom menjadi molekul. Ada
perbedaan mikanisme timbulnya gaya tarik memarik tersebut dari suatu molekul
dengan molekul yang lain
Macam-macam mekanisme timbulnya gaya tarik menari antar atom dalam
molekul adalah sebagai berikut.
Gb. (8.1): Tenaga total sebagai fungsi jarak antar atom K dan Cl
Pusat massa
2
2
1
1 0
Dari pers. (8-5), mengandung arti bahwa spektrum rotasi molekul dwiatom
terdiri dari garis-garis spektrum yang berjarak sama, yaitu = 2, hal ini
dibuktikan dengan spektrum yang diperoleh dari hasil pengukuran. Pada Gb.
(8.3), ditampilkan spektrum rotasi molekul HCl
Jarak antar inti atom dalam molekul yang dianggap tepat, mengisyaratkan
bahwa atom-atom penyusun molekul melakukan gerak vibrasi nisbi. Di sekitar
jarak kesetimbangan 0 , bentuk tenaga potensial dapat didekati dengan fungsi
1
parabola = 0 + 2 ( 0 )2 , (0 =jarak paling stabil sehingga gerak vibrasi
Aturan seleksi untuk peralihan dwikutub listrik di antara aras-aras tenaga vibrasi
adalah = 1. Ini mengandung arti bahwa peralihan hanya terjadi antara aras
tenaga yang bersebelahan, sehingga frekuensi yang diserap atau dipancarkan
dalam suatu peralihan adalah sama, yaitu
0
0 =
2
Tenaga molekul karena rotasi dan vibrasi dapat dinyatakan sebagai =
+ atau
2 1
= 2 ( + 1) + ( + 2) 0 (8-7)
2
Karena nilai 2
jauh lebih kecil dari 0 maka dapat dikatakan bahwa setiap aras
tenaga vibrasi terdapat beberapa aras tenaga rotasi seperti yang ditunjukkan
pada Gb.(8.4)
-oOo-
Pendahuluan 103
Daftar Pustaka
Arthur Beiser. 1996. Konsep Fisika Modern. Erlangga. Bandung
Kenneth S Krane. 1992. Fisika Modern. UI-Press. Jakarta
Kusminarto. 1994. Pokok-Pokok Fisika Modern. FMIPA UGM. Yogyakarta.
Sells,RL. 1962. Elementary Modern Physics. Allyn and Bacon, Inc. London
Hariadi,PS. 1991. Fisika Modern. ITB. Bandung
Pendahuluan 104
Glosarium
Azas Kovariansi : Semua hukum Fisika tetap bentuknya terhadap
perpindahan kerangka enersial yang saling
bergerak tanpa percepatan
Azas Korenpondensi : Pada kelajuan rendah (v<<c) hukum-hukum
relativistik harus sesuai dengan konsep-konsep
mekanika Newton
Delatasi waktu : Efek relativistik pada pengukuran selang waktu
bagi pengamat yang bergerak terhadap obyek
pengukuran
Kontaksi panjang : Efek relativistik pada pengukuran panjang bagi
pengamat yang bergerak terhadap obyek
pengukuran
Massa relativistik : Massa suatu benda yang diukur oleh pengamat
yang bergerak terhadap ubyek yang diukur
Foton : Paket tenaga cahaya berdasar hipotesisi Einstein
pdata teori kuantum cahaya
Hamburan Compton : Interaksi foton dengan elektron bebas
Hamburan balik : Tenaga foton terhambur mencapai nilai terkecil
pada sudut hambur radian
Tepi Comton : Tenaga pentalan elektron mencapai maksimum
pada sudut hambur radian
Fotoelektron : Elektron yang terlepas akibat penyinaran pada
gejala fotolistrik
Radiasi : Perpindahan tenaga tanpa membutuhkan zat
perantara
Benda hitam : Benda yang menyerap seluruh radiasi yang
datang bila suhunya lebih rendah daru suhu
sekelilingnya, dan memancarkan seluruh tenaga
radiasi bila suhunya lebih tinggi dari suhu
sekelilingnya
Tenaga ionisasi : Tenaga yang diperlukan elektron untuk lepas dari
ikatan inti dalam atom
Pendahuluan 105