Anda di halaman 1dari 106

Mosik, Bahan Ajar Fisika Modern

BAHAN AJAR

MATA KULIAH : FISIKA MODERN (3 SKS)


Kode MK :
Rombel : 01 dan 02
Semester Gasal

Disusun oleh:
Mosik

PRODI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2010/2011
Pendahuluan 1

PENDAHULUAN
Beberapa pertanyaan yang menjadi bahan renungan dalam bagian ini
antara lain adalah sebagai berikut:
Apakah Fisika Modern itu ?
Bagaimanakah perbedaan dan kesamaan antara Fisika Modern dan Fisika
Klasik ?
Pokok-pokok pikiran yang manakah dari Fisika Klasik yang tidak dapat
diubah ke dalam Fisika Modern, dan pada bagian manakah yang mesti
diubah atau diadakan pergantian?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mungkin sejumlah pertanyaan lain yang
penting akan menjadi bahan pembahasan dalam bagian ini.

A. Program dari Fisika.

Program dari Fisika bertujuan untuk merencanakan konsep-konsep dan


hukum-hukum yang meberikan bantuan terhadap pemahamabn alam semesta
ini. Hukum-hukum dalam Fisika disusun atas dasar pemikiran dan pemahaman
yang terbatas atas semua obyek. Hukum-hukum itu dapat berubah, dan alam
semesta ini tidak dapat dipaksa untuk menuruti hukum-hukum tersebut.
Hukum dalam Fisika merupakan penyataan, yang pada umumnya
dinyatakan dalam bahsa matematika, berisikan hubungan dari penemuan hasil
eksperimen yang berupa bilangan-bilangan, dan merupakan gambaran yang
teratur dalam tingkah laku dari dunia Fisika.Hukum Fisika yng baik adalah
berlaku secara umum, sederhana, dan benar. Kriteria terakhir dari hukum Fisika
yang sukses adalah bagaimana hukum itu dengan tepat dapat meramalkan hasik
eksperimen. Di samping itu, ekstrapolasi setiap hukum di luar uji yang valid akan
meramalkan hasil eksperimen yang tidak tetap. Sebagai contoh adalah
eksperimen Michelson-Morley, yang dilakukan pada abad ke 19 untuk
membuktikan konsep eter sebagai medium rambatan gelombang
elektromagnetik. Perbedaan teori dalam Fisika merupakan hal yang penting guna
perkembangan Fisika itu sendiri. Pada mulanya teori-teori dan hukum-hukum
susunannya tidak memadai dan kemudian diganti dengan teori yang lebih umum,
teori-teori dan hukum-hukum yang komperhensip dijelaskan dalam bentuk gejala
Pendahuluan 2

baru, yang proses penemuannya cukup memakan waktu lama, melalui kegiatan
penelitian.. Gambar-1 menunjukkan daerah-daerah Fisika Klasik, Fisika
Relativistik, Fisika Kuantum, dan penerapan Fisika Kuantum-Relativistik.
Fisika Klasik adalah Fisika yang mempelajari obyek bergerak dengan
ukuran dan kecepatan biasa. Fisika Klasik mencakup Mekanika Newton, dan
Elektromagnet. Untuk obyek yang bergerak dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya, Fisika Klasik haris diganti dengan Fisika Relativistik. Untuk
obyek dengan ukuran sekitar 10-10m, Fisika Klasik harus diganti Fisika Kuantum.
Pada ukuran-ukuran subatomic dan kecepatan mendekati kecepatan cahaya,
hanya Fisika Kuantum-Relativistik yang memadai. Batasan-batasan dari teori
pada Fisika belum dinyatakan dengan tegas, yang dalam kenyataannya teori-
teori tersebut saling tumpang tindih. Sampai saat ini Fisika Kuantum-Relativistik
merupakan Fisika yang paling komperhensip dan struktur teorinya paling
lengkap. Pada ukuran sekitar 10-15m, gejalanya agak ruwet, yang padasaat ini
hanya sebagian dari gejala yang dapat dipahami. Sama halnya, dengan
pertanyaan-pertanyaan penting kosmologi yang belum terpecahkan dalam ranah
yang sangat luas (dengan orde sekitar 10-25m)
Kecepatan

Kecepatan Cahaya
Kuantum-
Relativistik Relativistik

?
Kuantum Klasik

10-15m 10-10m Ukuran


(nukleus) (atom)
Gambar-1: Daerah penerapan berbagai Teori Fisika

Pemahaman tentang atom dan struktur nuklir didasarkan pada dua buah
pikiran utama dalam Fisika Modern yaitu teori relativitas dan teoro kuantum.
Kedua teori ini dikembangkan pada awal abad XX, ketika terjada perbaikan
dalam cara melakukan penelitian yang pertama kali melibatkan Fisikawan untuk
mempelajari gejala dan fenomena fisika pada ukuran yang relatif kecil dengan
Pendahuluan 3

melibatkan kecepatan dan energi yang cukup tinggi. Oleh sebab itu sering
disebutkan bahwa Fisika Modern adalah fisika pada abad duapuluh.
Setelah ditinjau beberapa aspek yang rumit dalam Fisika Klasik, akan
dipelajari teori Relativitas dan teori Kuantum, dan keduanya digunakan untuk
menganalisis struktur aton dan struktur nuklir. Didapatkan sejumlah keadaan
yang berkaitan dengan fisika tetapi tidak dapat diterapkan dalam Fisika Klasik,
sehingga menurut tijauan Fisika Klasik dianggap salah. Apakah berarti bahwa
penemuan-penemuan dan waktu yang dipergunakan untuk mempelajari Fisika
Klasik tidak berguna karena itu merupakan pemborosan? Apakah lebih baik
mulai dengan teori relativitan dan teori Kuantum saja? Samasekali tidak. Semua
hasil percobaan, meskipun diperoleh dari pengalaman biasa harus dinyatakan
dalam bentuk sesuai dengan Fisika Klasik, misalnya konsep momentum, energi,
posisi, dan waktu. Pada akhirnya akan diketahui banyak konsep-konsep dan
hukum-hukum dalam Fisika Klasik yang dapat dipindahkan ke dalam Fisika
Modern.
B. Azas Korespondensi

Telah dinyatakan sebelumnya, bahwa teori atau hukum dalam Fisika Klasik
lebih kurang bersifat coba-coba dan kira-kira, ekstrapolasi pada keadaan yang
tidak teruji dapat dinyatakan tidak lengkap atau tidak benar. Jika ada sesuatu
yang baru, yang diajukan sebagai teori yang lebih umum, maka dapat diandalkan
untuk melengkapi hubungan antara teori yang baru dengan teori yang lama. Hal
ini menunjukkan, suatu Azas Korespondensi, yang pertama kali diajukan oleh
fisikawan Denmark yang bernama Niels Bohr pada tahun 1923 dan
menerapkannya pada teori struktur atom. Akan ditemukan hal yang lebih jauh
dalam Fisika Relativitas dan Fisika Kuantum.
Azas Korespondensi :
Setiap teori baru dalam Fisika, baik yang umum atau bagian-bagiannya,
harus menyederhanakan teori klasik yang sudah mapan dengan hubungan-
hubungannya bila hal itu diketahui bukan teori yang umum.
Sebagai contoh, apabila akan dianalisis suatu gerak peluru, dengan
perbandingan jarak yang kecil, maka akan digunakan asumsi sebagai berikut :
1. Berat dari peluru adalah tetap besarannya dan merupakan perkalian antara
massa dengan besar kecepatan gravitasi yang nilainya tetap.
Pendahuluan 4

2. Permukaan bumi adalah datar


3. Arah gaya berat peluru tetap dalam yaitu pada arah ke permukaan bumi
bawah.
Dengan asumsi tersebut, teori meramalkan suatu lintasan parabola yang sesuai
dengan percobaan, dan diketahui bahwa gerak dari peluru adalah pada jarak
yang relative kecil. Tetapi, jika berusaha akan menjelaskan gerak suatu satelit
bumi dengan asumsi yang sama, kesalahan yang serius akan terjadi. Untuk
membicarakan gerak satelit harus dibuat asumsi sebagai berikut :
1. berat benda berubah-ubah tergantung pada jaraknya dari pusat bumi
2. permukaan bumi tidak datar tetapi berbentuk bola
3. arah dari gaya berat benda berubah-ubah dan selalu menuju ke pusat bumi
Dengan asumsi-asumsi tersebut, maka dengan teori akan dapat
diramalkan bahwa lintasan satelit berupa ellip dan satelit bergerak dengan
sebenarnya. Pada penerapan yang kedua, yang lebih umum, teori dari gerak
benda pada jarak yang lebih kecil daripada jari-jari bumi jika benda berada pada
permukaan bumi, perhatikan apa yang terjadi, Berat dan arah benda mendekati
tetap, permukaan bumi mendekati datar, dan lintasan ellips menjadi parabola.
Hal ini menunjukkan perlunya Azas Korespondensi.
Azas Korespondensi menyatakan bahwa pada waktu terdapat hubungan
antara teori baru dan lama, juga akan berhubungan dengan ramalan. Jadi setiap
teori baru (yang umum) merupakan hasil teori lama (terbatas) sebagai perkiraan
khusus. Selanjutnya akan didapatkan petunjuk untuk menguji teori atau hukum
yang baru, setiap teori yang baru harus sederhana untuk menggantikan teori
yang lama. Setiap teori baru yang jatuh dalam pengujian maka teori itu menjadi
cacat dan tidak dapat diterima. Perlu diketahui bahwa teori Relativitas dan teori
Kuantum harus menghasilkan Fisika Klasik pada waktu diterapkan pada objek
yang besar, bergerak pada kecepatan yang jauh lebih kecil daripada kecepatan
cahaya. Pada pasal berikut akan dilihat contoh lain dari Azas Korespondensi.

C. Cahaya Optik dan Gelombang Optik

Terdapat dua pengertian dari penjelasan pada rambatan cahaya, yaitu


cahaya (geometri) optic dan gelombang (fisis) optik. Hanya gelombang optik
yang dapat dijelaskan dengan gejala seperti interferensi dan difraksi, akan tetapi
Pendahuluan 5

cahaya optik dapat dijelaskan dengan gejala seperti rambatan lurus, pemantulan
dan pembiasan. Gelombang optik dapat juga menjelaskan gejala ini. Gelombang
optik adalah teori cahaya yang komprehensif, sedangkan cahaya optik adalah
teori yang memadai untuk keadaan terbatas tertentu. Seringkali teori gelombang
tidak dapat menghitung semua efek gejala dari cahaya, teori ini harus diganti
dengan teori kuantum dari radiasi electromagnet.
Azas Korespondensi memerlukan teori yang komprehensif untuk
menyederhanakan teori khusus dalam hubungan yang terbatas. Jadi gelombang
optik akan menjadi cahaya optik pada keadaan yang membedakan gejala
gelombang seperti interferensi dan difraksi adalah tidak penting. Diketahui bahwa
interferensi dan difraksi akan lebih jelas jika jarak d pada rintangan atau celah
dari cahaya yang masuk dapat dibandingkan dengan panjang gelombang .
Pada waktu d , kelakuan gelombang sama dengan kelakuan cahaya.
Sebagai lambang, dituliskan
Limit ( gelombang optik ) cahaya optik

0
d

Gambar-2 menunjukkan peralihan dari keadaan gelombang optik yang


diperlukan menjadi keadaan yang lebih sederhana yang sama gelombang dan
cahaya optik merupakan hasil yang sama. Pada gambar menunjukkan bentuk
difraksi monokromatis melalui celah tunggal untuk (a) panjang gelombang
sebanding lebar celah d, (b) panjang gelombang kebih kecil daripada lebar celah,
dan (c) panjang gelombang sangat kecil daripada lebar celah.
Dalam diagram pertama ditunjukkan bahwa penyebaran gelombang
berbentuk bayangan geometris dan mempunyai karateristik sebagai pita difraksi
etrang dan gelap. Dalam diagram kedua, secara pasti difraksi lebih kecil, dan
cahaya terpusat suatu tempat sebagai bayangan cahaya. Dalam diagram ketiga,
pada mana panjang gelombang sangat kecil daripada lebar elah yang terbuka,
bentuk intensitas tidak dapat dibedakan dari yang diramalkan oleh cahaya optik *.
Cahaya optik semata-mata berkaitan dengan lintasan cahaya, yang
diperlihatkan oleh arah lintasan cahaya. Pengaruh dari model untuk menjelaskan
sifat cahaya disebut model partikel. Dalam model ini, cahaya di asumsikan terdiri
atas butiran kecil, yaitu partikel tanpa berat, atau korpuskel
Pendahuluan 6

d kisi

Intensitas

(a)
layar

d
Intensitas

(b)

d
Intensitas

(c)

Gambar-2.: Distribusi dari cahaya monokromatis melalui celah tunggal


yang diperlebar. (Pilihanya, layar jauh dari celah untuk (a)
tetapi tertutup untuk (b) dan (c))

. Model partikel dinyatakan sebagai berikut :


1. Dalam ruang bebas, cahaya mempunyai lintasan yang lurus sebagai arus
partikel.
2. Pada waktu terjadi pemantulan partikel-partikel bertumbukkan lenting
sempurna dengan permukaan
3. Pada waktu mengalami pembiasan dalam benda bening, misalnya kaca,arah
partikel mengalami perubahan pada permukaan dalam.
4. intensitas dari titik pusat sumber berubah-ubah tergantung jaraknya.
Yang mengenalkan teori partikel cahaya adalah Sir Isaac Newton. Newton
menunjukkan bahwa menurut konsep partikel, kecepatan cahaya di dalam
medium pembias lebih besar daripada di dalam ruang hampa. Dalam percobaan
Foucolt diketemukan bahwa kecepatan cahaya melalui air lebih kecil daripada
melalui udara, dalam teori gelombang diramalkan bahwa kecepatan cahaya
dalam medium pembias adalah lebih kecil. Dalam percobaan Foucolt, yang mula-
mula bekerja adalah Young dan Fresnel pada interferensi dan difraksi cahaya,
Pendahuluan 7

menurut ahli fisika tersebut cahaya adalah tetap sebagai gelombang, sesuai
dengan yang diajukan oleh Huygens.
Meskipun ahli gfisika mengetahui, baik sebelum 1864, bahwa cahaya
adalah gelombang dan ahli tersebut dapat menjelaskan interferensi dan difraksi,
ahli-ahli itu tidak mengetahui apakah gelombang itu sebelum Maxwell
mengajukan teori gelombang electromagnet pada tahun itu juga.

D. Deskripsi Partikel dan Gelombang dalam fisika klasik

Pemikiran tentang partikel dan gelombang memegang peranan pokok


dalam Fisika Klasik dan Fisika Modern. Di sini, secara gamblang disajikan secara
ringkas sifatsifat dari partikel dan gelombang.
Sebuah partkel yang sempurna dapat dinyatakan sebagai berikut. Massa
dan muatan listrik dari partikel dapat ditentukan dengan tepat karena partikel
tersebut dapat dinyatakan sebagai massa titik. Meskipun dalam alam, semua
partikel punya ukuran tertentu, dapat dinyatakan sebagai massa titik di bawah
keadaan yang sesuai. Sebagai contoh, dalam teori kinetik molekul dinyatakan
sebagai partikel titik meskipun ukuran partikel tertentu dan mempunyai struktur
dalam, sama halnya, bintang-bintang dinyatakan sebagai partikel ketika
mempelajari tingkah laku galaksi-galaksi. Ringkasnya, sebuah objek dinyatakan
pertikel bilamana ukuranya relatif sangat kecil dibandingkan dengan ukuran dari
system yang di tempati, dan struktur internal bukan masalah yang penting.
Mekanika Newton membicarakan sejumlah partikel sempurna, ditandai dengan
posisi dan kecepatan partikel dan gaya tarik yang bekerja padanya, dapat
diramalkan secara terperinci posisi dan kecepatan berikutnya pada pertikel
tersebut.
Tipe gelombang yang sederhana adalah bentuk sinusoide yang dibedakan
oleh frekuensi atau panjang gelombang. Diumpamakan medan listrik ( E ) bekerja
pada gelombang elektromagnetik, besar amplitudo ( E0 ), frekuensi ( ) dan

panjang gelombang ( ). Gelombang itu merambat pada arah x-positif dengan


kecepatan v . Maka

x
E E 0 sin 2 t E 0 sin t k x (1)

Pendahuluan 8

2
2 dan k .

Dengan demikian gelombang sinusoida yang dibentuk oleh perubahan E untuk
waktu yang tetap, dalam hal ini sinusoide menunjukkan perubahan E terhadap
waktu untuk titik tetap x. Persamaan (1) menunjukkan adanya getaran listrik yang
bekerja pada jarak x untuk waktu tertentu.
Sebuah gelombang sempurna, panjang gelombang dan frekuensi dapat
diketahui dengan tepat, tidak dapat ditemukan pada tempat tertentu, yang
agaknya gelombang ini berjalan sepanjang arah rambatnya, gelombang yang
sederhana dapat ditunjukkan dengan hipotesis (perkiraan) melalui percobaan,
jika ingin mengukur frekuensi gelombang maka gelombangnya harus tidak
terbatas.
Dibutuhkan jam standar untuk mengukur bagaimana gelombang melalui
titik tertentu per satuan waktu. Untuk sederhananya, dibayangkan jam standar
adalah sebuah oscillator yang menghasilkan gelombang yang frekuensinya
dapat dibandingkan dengan gelombang datang. Bagaimana dapat dinyatakan
dengan lengkap bahwa frekuensi gelombang yang datang sama dengan
frekuensi gelombang dari jam standar?.
Akan dibicarakan dua buah gelombang yang berinterferensi sebagai
paduan getaran. Banyaknya getaran per satuan waktu sama dengan perbedaan
frekuensi antara ke dua gelombang tersebut. Jika ke dua gelombang mempunyai
frekuensi yang sama, selanjutnya akan dilihat apakah ada getaran atau tidak.
Jika diamati resultan amplitudo dari interferensi untuk beberapa saat, tidak akan
ditemukan perubahan amplitudo, tetapi tidak dapat dinyatakan bahwa di situ
tidak ada sesuatu yang dapat diukur. Kalau ditunggu lebih lama, akan ditemukan
kombinasi amplitudo dari dua gelombang yang bergerak naik atau turun (lihat
gambar-3), ini menunjukkan permulaan getaran atau perbedaan frekuensi.
Secara mutlak dapat dikatakan tidak ada getaran, harus menunggu waktu yang
agak lama. Kalau ditunggu dalam waktu yang lama, maka gelombang yang
diukur akan merambat untuk waktu dan tempat yang lama.
Sekarang ingin menentukkan ketidakpastian jika mengukur getaran 2

dengan hasil jam standar 1 dengan waktu t . Dalam dasar yang lama dapat

diamati getaran dengan lengkap dalam waktu t hanya jika getaran mempunyai
Pendahuluan 9

waktu getar t atau lebih kecil. Ini dihubungkan dengan cacah getaran
persatuan waktu, atau perbedaan frekuensi minimum yang teramati

Frekuensi standard 1 1
1

Frekuensi terukur 2 1
2

1

waktu
Kombinasi bentuk gelombangmemperlihatkan frekuensi getaran 1 2

Gambar-3: Bentuk getaran hasil superposisi gelombang dengan


frekuensi 1 dan 2

1
atau t 1 (2)
t
Dari persamaan (2) terlihat bahwa ketidakpastian adalah besar jika frekuensi
diukur dalam selang waktu yang kecil, dan jika adalah nol, maka t harus
tak terbatas.
Pada nada suatu musik, misalnya hasil dua getaran perdetik dibunyikan
pada garputala standar 440 Hz, maka frekuensi nada itu adalah 438 Hz atau 442
Hz.Nada ini memerlukan waktu paling tidak
1 1
t 0,5 det ik untuk mendengarkan satu getaran.
2 Hz
Hubungan tyang diberikan dari ketidakpastian panjang gelombang secara mudah
dapat diturunkan dari persamaan (2). Tentu saja gelombang hanya dapat dilihat
untuk selang waktu tertentu t , sehingga untuk waktu itu gelombang merambat

pada jarak x ,
Pendahuluan 10

x v t
Dan dimasukkan pada persamaan (2)
v
x (3)

v
Tetapi karena ,

Maka diperolaeh
v
(4)
2
Persamaan (4) dimasukkan ke persamaan (3) didapat,
x 2 (5)
Jika besar gelombang dalam ruangan tidak ditentukan besar x , maka
panjang gelombangnya juga tidak ditentukan besar

2
.
x
Pada persamaan (5) menunjukkan 0 jika x
Pembicaraan mengenai gelombang hanya berkenaan dengan gelombang
sinusoide monokromatik. Pulsa gelombang, yang merupakan gangguan
gelombang yang diterima dalam tempat yang terbatas, juga dapat merambat.
Setipa pulsa dapat dilihat sama dengan bilangan matematik yang ditempatkan
pada gelombnag sinusoida pada frekuensi yang berbeda. Jika dihitung bilangan
gelombang dari frekuensi yang berbeda harus ditambahkan bentuk pulsa yang
lengkap, semua gelombang dari frekuensi nol sampai tak berhingga harus
disertakan (lihat analisis di bawah). Pulsa ini sesuai dengan apa yang akan
diketemukan. Jika pulsa gelombang terbatas pada tempat yang sempit, tidak
dapat ditentukkan panjang gelombangnya. Jadi sebenarnya tidak dapat
dikatakan pulsa dengan frekuensi tunggal.

Paket Gelombang.
Sebuah gelombang monokromatik melalui sumbu x dengan kecepatan v
ditunjukkan oleh,
x
A A0 cos 2 vt (6)

Pendahuluan 11

Disini adalah panjang gelombang dan adalah frekuensi. Gelombang usikan


A diberikan sebagai fungsi x dan waktu t, harga ini maksimum, A0 adalah
amplitudo gelombang. Variabel A dapat terdiri daari beberapa kuantitas,
bergantung pada pertanyaan : medan listrik atau medan magnet untuk sebuah
gelombang elektromagnet, tekanan udara untuk gelombang bunyi di udara,
perpindahan melintang untuk gelombnag transversal pada tali. Dengan definisi
2
k (7)

Dimana k adalah bilangan gelombang, persamaan (6) dapat ditulis
A A0 cos k x vt (8)

Gambar 4 menunjukan amplitudo sebuah gelombang monokhromatik tunggal


2
yang mem-punyai bilangan gelombang k, atau panjang gelombang k
. Dan

gambar 5 menunjukkan A sebagai fungsi x pada waktu t=0.

A0
Amplitudo

k
Gambar-4: Spektrum frekuensi dari gelombang monokhromatik
A

A0

Waktu t=0

Gambar-5: Variasi ruang dari gelombang monokhromatik


Dilihat sebuah kumpulan atau paket dari gelombang monokromatik,
meambat pada kecepatan yang sama (terlihat tidak ada dispresi) pada arah x
positif.
Pendahuluan 12

Untuk mudahnya, dibayangkan bahwa semua gelombang mempunyai amplitudo


yang sama A0 dan paket gelombang meliputi semua bilangan yang bergerak dari
k 2k sampai k k
2
. Selanjutnya semua gelombang mempunayi pita

gelombang dengan lebar k, seperti ditunjukkan pada gambar-6. Jika k 0 pita


gelombang menjadi gelombang monokromatik tunggal seperti pada gambar-7
menunjukkan besarnya ruang dari paket gelombang pada waktu t = 0,
dihubungkan dengan gambar-5.

k
Amplitudo per satuan k

A0

k 2k k k
2

Gambar 6: Spektrum frekuensi dari paket gelombang

A
k k 2 k
k k 2

A0

x
Waktu t 0

Gambar 7: Variasi ruang dari paket gelombang monokhromatik

Pada permulaan (x=0), semua komponen gelombang dalam fase dan


bertambah konstruktif, menghasilkan amplitudo yang besar. Dari titik awal kea
Pendahuluan 13

rah berikutnya, gelombang bertambah fase, dan penambahan secara aljabar dari
komponen gelombang menghasilkan amplitudo A, yang segera mendekati nol.
Sekarang akan dihitung setiap titik x dan waktu t pada resultan amplitudo A,
yang menyusun sumbangan gelombang monokromatik dalam pita k. Jumlahkan
sumbangan komponen Ak dk dari k k
2
sampai k k
2
. Hal ini akan mudah

waktu x vt x' . Sehingga persamaan 1-8 menjadi :


Ak Ao cos kx'
dengan Ao adalah amplitudo per satuan k.
Hasil pergantian itu dinyatakan dengan
k k
k k
2 2
A Ak
k dk A0 cos kx' dk
k
k k
2 2
k
A k
0 sin kx' 2
k
x' k
2

A0 k k
sin x' k 2 sin x' k 2
x'
Disederhanakan dengan menggunakan trigonometri
sin a b sin a b 2 sin b cos a
Sehingga akan menjadi
2 A0 x' k
A sin cos x' k (9)
x' 2
Tiga buah diagam pertama dari gambar-8 menunjukkan adanya factor-
factor yang terpisah pada persamaan (9) yang digambarkan terhadap x, dua
buah diagram yang terakhir menunjukkan resultan gelombang A dan bidang A2
sebagai fungsi x. Pada waktu x sama dengan x vt (ini adalah merambatnya
pulsa pada x' ), gambar-8e juga menunjukkan intensitas pulsa, secara
proporsional merupakan besar dari amplitude.
2
Daerah k (daerah bayangan pada gambar-8e) kirakira adalah sama

dengan tiga per empat kurva, lebih dari setengan dari energi total berada pada
daerah ini. PAda setiap saat, ketidakpastian x pada lebar paket gelombang
2
paling tidak adalah k :
Pendahuluan 14

2
x (10)
k
Dimasukkan bilangan gelombang k dalam perhitungan integral. Dengan
2
menuliskan kembali persamaan (10) dalam bentuk , dimulai dengan,
k

k 2 2

Dan persamaan 1-10 menjadi,
x 2 (11)
Dengan alasan sederhana dapat diterima persamaan sama dengan persamaan
(5), selanjutnya jika kecil (misalnya, jika gelombang monokromatik
menimbulkan paket dengan panjang gelombang yang sama), besarnya ruang
dari paket x akan menjadi sangat luas, seperti halnya, jika paket terbatas pada
daerah yang sempit, harus sangat besar.
Gelombang dan partikel dalam fisika adalah penting karena merupakan
media banyaknya energi rambat yang timbul antara dua buah titik.
Interaksi atau perpindahan energi, hanya dapat terjadi anatara partikel
dengnan partikel atau antara gelombang dengan partikel. Interaksi partikel
partikel dapat terjadi pada waktu dua buah partikel atau lebih mengalami
tumbukan, baik lenting sempurna maupun tidak lenting sama sekali. Interaksi
partikelgelombang terjadi apda waktu partikel memberikan energinya untuk
membentuk gelombang, atau pada waktu energi yang dibawa oleh gelombang
diserap oleh partikel yang terdekat. Sebuah papan kayu yang dijatuhkan ke
dalam air,atau muatan listrik yang dipercepat, dapat menimbulkan gelombang,
gelombanggelombang ini membawa energi yang dapat diserap oleh papan
kayu atau muatan listrik.
Tetapi dua buah gelombang tidak akan berinteraksi, jiak dua buah gelombang
bertemu, gelombanggelombang itu saling melewati satu sama lain dan tidak
mengalami perubahan, dan berakibat pada tiaptiap titik pada ruang itu semata
mata hanya mengalami penambahan bersama menurut prinsip superposisi
dalam bentuk resultan pada titiktitik itu. Setiap orang dapat melihat efek ini. Dua
buah gelombang dalam air akan merambat satu sama lain, bertemu dalam
bentuk interferensi, kemudian merambat maju tidak dalam bentuk masing
Pendahuluan 15

masing gelombang. Prinsip superposisi adalah dasar untuk memecahkan semua


masalah dalam intereferensi dan difraksi.

2 A0
x'
(a)
x'
x 'k
sin 2

(b)
2
k x'
cos x' k
(c)
x'

A 2 A0
x' sin x 'k
2 cos x' k

(d)
x'

A'

(e)
2 x'
k

Gambar-8 Variasi ruang dari factor pendekatan dalam persamaan 1-9 untuk
paket gelombang (bagian a, b, dan c), resultan gelombang (bagian
e) semuanya merupakan fungsi pendekatan terhadap x.

E. Kecepatan Fase dan Kecepatan Grup

Perbedaan antara kecepatan fase dan kecepatan grup merupakan bagian


yang penting dalam pembicaraan gelombang kuantum dari benda.
Pada waktu dua buah gelombang sinusoide dengan frekuensi yang
berbeda memaluli medium dalam arah dan kecepatan yang sama, perpindahan
energi dilakukan oleh resultan gelombang yang merambat dengan kecepatan
yang sama pada masing-masing komponen gelombang. Tetapi ketika dua buah
gelombang dengan frekuensi yang berbeda merambat memaluli medium yang
sama dengan kecepatan yang berbeda, perpindahan energi terjadi pada
Pendahuluan 16

kecepatan, yang disebut kecepatan grup, karena terdapat perbedaan kecepatan


fase pada masing-masing komponen gelombang.
Pertimbangan pertama, dalam gelombang sinusoidal dengan frekuensi 1

dan 2 , merambat pada arah dan kecepatan yang sama. Secara sederhana,
diasumsikan bahwa amplitude A besarnya sama untuk kedua gelombang
tersebut. Bentuk resultante gelombang (dengan segera) ditemukan dengan
adanya superposisi dari komponen gelombang seperti yang terlihat dalam
gambar-9. (Dengan catatan bahwa gambar-9 merupakan pemotretan komponen
gelombang dan resultantenya sebagai fungsi perpindahan sepanjang aeah
rambatan gelombang. Bentuk ini kelihatannya sama dengan gambar-3, tetapi
sebenarnya tidak sama, yang menunjukkan komponen dan resultante getaran
padasatu titik sebagai fungsi waktu). Gerak bolak-balik dari konstruktif dan
destruktif pada inetrferensi pada masing-masing gelombang, menghasilkan
sampul gelombang yang bervariasi. Pada waktu energi pada getaran sederhana
dari ossilator sama dengan amplitude getaran, energi itu akan dibawa oleh
resultante gelombang yang terpusat pada amplitudo pada sampul gelombang
adalah besar. Jadi kecepatan ketika terjadi perpindahan energi gelombang
melalui medium sama dengan kecepatan pada sampul gelombang berikutnya.
Pada kecepatan komponen gelombang yang sama, kece[atan sampul
gelombang (disebut kecepatan grup) besarnya sama dengan kecepatan fase dari
setiap komponen gelombang. Yang dimaksud dengan kecepatan fase adalah
kecepatan titik pad afase yang tetap dalam gelombang misalnya pada puncak,
yang berjalan sepanjang arah rambatan. Dengan pengertian

v
k
Untuk frekuensi , panjang gelombang , frekuensi anguler 2 , dan
2
bilangan gelombang k .

Pada waktu gelombang dari berbagai frekuensi mempunyai kecepatan fase
yang sama, simpangan puncak gelombang yang satu sama dengan simpangan
puncak gelombang yang lain, atau sama dengan resultantenya.
Pendahuluan 17

Pertimbangan yang kedua, jika gelombang-gelombang sinusoidal yang


frekuensinya berbeda merambat pada medium dan arah yang sama, tetapi
kecepatan fase berbeda :
1 2
V1 1 1 dan V2 2 2
k1 k2

1
2 v1
y
v2
x

y selubung

v
x

Gambar-9: Dua buah gelombang monokhromatik pada frekuensi


yang berbeda dan resultannya

Medium seperti ini menunjukkan adanya hamburan. Salah satu contoh bentuk
hamburan adalah ketika cahaya putih polikromatik melalui medium pembias.
Cahaya violet, biru dan hijau merambat melalui prisma kaca dengan kecepatan
yang lebih rendah daripada cahaya kuning, oranye atau merah, karena indeks
bais kaca untuk cahaya violet lebih besar daripada cahaya biru, indeks bias kaca
untuk cahaya biru lebih besar daripada cahaya hijau dan seterusnya. Akibatnya
cahaya putih yang merambat melalui prisma kaca akan diuraikan ke dalam
spektrum dengan ujung-ujungnya warna violet dan warna merah.
Adalah mudah untuk mengetahui kecepatan grup vgr, yang besarnya
berbeda dengan kecepatan afse di dalam medium pengurai. Sebab salah satu
dari dua grup gelombang dengan frekuensi yang berbeda akan merambat lebih
cepat daripada yang lainnya, berjalanya puncak pada gelombang yang satu tidak
sama dengan berjalannya puncak pada gelombang yang lain, dan tempat
perubahan interferensi yang kuat merupakan gain gelombang yang satu
terhadap lainnya. Resultante sampul gelombang hanya sebentar dan terletak
Pendahuluan 18

pada komponen gelombang yang lain. Seperti yang ditunjukkan pada gambar-
10, dalam waktu t sebuah puncak gelombang dengan ferkuensi 1 (atau pada

tiap titik yang lain dengan fase yang tetap), merambat sejauh v1t , dan puncak

gelombang yang lain merambat sejauh v2 t . Sehingga pada waktu yang sama

terjadi perubahan sampul gelombang sebesar v gr t .

v1t
v1

v2 t
v2

v gr t
v gr

Gambar-10: Sebuah gelombang merambat pada kecepatan fase v 1,


gelombang monokhromatik ke dua dengan frekuensi yang
berbeda merambat pada kecepatan fase v2, dan selubung
resultan ke dua gelombang merambat dengan kecepatan v gr.

Suatu gelombang sinusoidal tunggal yang merambat sepanjang sumbu x-


positif dapat dinyatakan dengan:
x
A sin 2 vt A sin t kx

Selanjutnay perpindahan resultante y pada dua gelombang yang telah
dinyatakan di atas merupakan fungsi dari x dan t dengan :
y A sin 1t k1 x A sin 2t k 2t (12)
Dengan mempergunakan persamaan trigonometri:

sin sin 2 cos sin
2 2
Dapat ditulis kembali resultante gelombang dalam bentuk:

2 k k 2 1 2 k k2
y 2 A cos 1 t 1 x sin t 1 x (13)
2 2 2 2
Kalau pada komponen gelombang itu frekuensi anguler dan bialngan
gelombangnya berbeda, dpat diulis jumlahnya sebagai :
Pendahuluan 19

1 2 k1 k 2
dan k (14)
2 2
Dimana dan k adalah harga rata-rata. Juga dapat ditulis perbedaan sebagai
berikut :
d 1 2 dan dk k1 k 2 (15)
Dengan mempergunakan persamaan (14) dan (15), ditulis persamaan dalam
bentuk yang sederhana

d dk
y 2 A cos t x sin t kx
2
(16)
2
Persamaan resultante gelombang meliputi dua buah factor. Pertama (dalam
kurung), menggambarkan sampul gelombang, dan yang kedua menggambarkan
kecepatan fase rata-rata dari komponen gelombang yang merambat, V f
k .

Kecepatan grup adalah kecepatan dari sampul gelombang dan ditemukan


sebagai kasus dari kecepatan fase, yang diambil dari koofisien pembandingan
antara t dan x. Jadi :
d
V gr
dk

Vf (17)
k
Kecepatan grup diturunkan dari terhadap k, dimana kecepatan fase
merupakan perbandingan antara dengan k. Menulis sebagai V f k , maka :
d v f k d vf
Vgr Vf k (18)
dk dk
0,
dV f
Jika kecepatan fase untuk semua frekuensi adalah sama, dan dk

kecepatan fase sama dengan kecepatan grup. Tetapi untuk suatu medium dalam
mana frekuensi bergantung pada kecepatan fase, maka kecepatan grup lebih

0 , dan kecepatan grup lebih kecil


dV f
besar dari pada kecepatan fase ketika dk

0.
dV f
daripada kecepatan fase ketika dk

-oOo-
Pendahuluan 20

BAB I
TEORI RELATIVITAS KHUSUS

Albert Einstein (1879-1855, warga Jerman-


Amirika Serikat) Seorang filsuf pecinta damai yang
ramah. Guru intelektual bagi dua generasi fisika-
wan teori yang meninggalkan sidik karyanya dalam
hampir setiap bidang kajian fisika modern

Pada bab ini akan dibahas tentang implementasi dari azas-azas relativitas
khusus Einstein yang meliputi alih bentuk kecepatan, kontraksi panjang, delatasi
waktu, dan tentang massa relativistik, kesetaraan massa dan tenaga, serta
hubungan antara tenaga dan momentum untuk partikel yang bergerak dengan
kecepatan tinggi.

Kompetensi dasar dan Idikator


Memahami penerapkan asas-asas relatifitas khusus Einstein pada gejala
dan fenomena fisika, dengan indikator::
o menunjukkan penerapan yang tepat dari alih bentuk Gali0
o menerapkan alih bentuk Lorentz pada kinematikarelativistik
o menghitung perbedaan hasil pengamatan besaran kecepatan dari
dua kerangka kelembaman yang saling bergerak
o menghitung perbedaan hasil pengamatan besaran selang waktu dari
dua kerangka kelembaman yang saling bergerak
o menghitung perbedaan hasil pengamatan besaran spanjang dari dua
kerangka kelembaman yang saling bergerak
o menghitung kesetaraan massa dan tenaga
o menyusun bahan sajian berbasis computer sesuai dengan kurikulum
SMA/MA
o menususn alat evaluasi sesuai dengan bahan sajian
.
1.1 Perumusan Azas-azas Relativitas Khusus

a). Azas ke Nol: Azas Korespondensi


Pendahuluan 21

Untuk kelajuan rendah/pusa rendah konsep-konsep dan hukum-hukum


relativistik harus sesuai dengan konsep-konsep dan hukum-hukum
Newton (non relativistik: v<<c).

b). Azas Pertama: Azas Kovariansi


Semua hukum fisika tetap bentuknya (kovarian) terhadap perpindahan
peninjauan dari kerangka inersial yang satu ke kerangka inersial lain
yang saling bergerak dengan kecepatan tetap.

c). Azas ke Dua:


Menghadirkan c sebagai tetapan alam yang baku dalam teori relativitas
khusus. Laju maksimal yang dapat dimiliki oleh wujud fisis/isyarat,
terbatas nilainya dengan nilai batas invarian (tak bergantung nilainya)
terhadap pilihan kerangka inersial sebagai akibat azas pertama. Nilai
batas ini=c dimiliki oleh kelajuan cahaya/gelombang elektromagnetik
dalam hampa.

1.2. Kinematika Relativistik

a). Alihbentuk Galilea


Ditinjau dua kerangka inersial O dan O yang bergerak terhadap O dengan
kecepatan tetap sebesar V pada arah sumbu x, seperti pada Gambar 1.1
Dalam alihbentuk Galilea skala waktu adalah mutlak. Artinya skala waktu
tidak benrubah untuk dua kerangka inersial yang saling bergerak dengan
kecepatan tetap
y
y V

O x
O x
z
z

Gambar 1.1
Saat t=0 Setelah t tidak nol
Pendahuluan 22

x' x x' x vt x x'vt'


y' y y' y y y'
tnasformasi balik
z' z z' z z z'
t0 t' t t t'
Dimisalkan dari kedua kerangka inersial O dan O diamati sumber cahaya
titik yang rehat terhadap kerangka inersial O, sehingga laju dari rambatan
gelombang cahaya ke segala arah adalah sama yaitu sebesar c (laju cahaya
dalam hampa). Rambatan cahaya tesebut menghasilkan fron gelombang yang
berbentuk bola, yang menurut kerangka inersial O dinyatakan sebagai
x 2 y 2 z 2 c 2t 2 0 (1-1)
sedangkan menurut kerangka inersial O dinyatakan dalam persamaan
x' 2 y' 2 z ' 2 c 2 t ' 2 0 (1-2)
Bila digunakan alihbentuk Galilea, pers. (!-2) bentuknya menjadi
( x vt) 2 y 2 z 2 c 2 t 2 0 (1-3)
Hasil tranformasi seperti pers. (1-3) ternyata tidak identik dengan pers (1-
1), hal ini menunjukkan tidak sesuai dengan azas pertama (azas kovriansi.).
Pers. (1-3) tidak lagi menyatakan betuk persamaan bola, juga menunjukkan
bahwa hasil tranformasi ini tidak memenuhi azas ke dua

b). Alihbentuk Lorentz.


Untuk gerak dengan kecepatan yang besarnya mendekati c, oleh Einstein
disarankan menggunakan tranformasi Lorentz. Seperti pada dua kerangka
inersial yang dilukiskan secara skematik pada Gambar 1.1, yaitu
x' k x vt x k x'vt'
y' y atau y y ' (1-4)
z' z z z'
faktor k sama untuk kedua kerangka inersial.
Eliminasikan x dari dua hubungan di atas
x kk x vt vt' atau
x 1
t ' k 2 1 t
v k
Untuk fron gelombang bola yang menurut kerangka inersial O dinyatakan
dalam pers, (1-1), dan dari kerangka inersial O dinyatakan dalam pers. (1-2), bila
Pendahuluan 23

ke dalam pers. (1-2) dilakukan substitusi diperoleh hubungan seperti pada pers.
(1-5)
x' k x vt; y' y; z' z; dan
x 1
t ' k 2 1 t (1-5)
v k
maka akan diperoleh
x' 2 y ' 2 z ' 2 c 2 t ' 2
2
x 1
k x vt y z c k 2 1 t
2 2 2 2 2 2

v k
yang kemudian dapat disusun seperti berikut

2 c2k 2 1 2
2
2c 2 k 2 1
k 1 x 2vk 2
2 1 xt y x
2 2

v k
2 2
v k

c2k 2 v2k 2 t 2
Apabila persamaan tersebut harus sama dengan pers. (1-1), maka
koefisien dari x2 harus sama dengan 1, koefisien (xt) harus sama dengan 0, dan
koefisien dari t2 harus sama dengan c2, sehingga bila diambil bagian terakhir
c 2 k 2 v 2 k 2 c 2 maka diperoleh
1
k (1-6)
2
v
1
c
nilai k tersebut juga cocok bila digunakan untuk mengevaluasi koefisien dari (xt)
dan x2 dan diperoleh berturut-turut 0 dan 1
Penggabungan pers. (1-6) dengan pers. (1-4) diperoleh rumusan
Alihbentuk Lorentz sebagai berikut

x' k x vt x k x'vt'
y' y y y'
z' z atau z z ' (1-7)
vx vx'
t' kt 2 t k t ' 2
c c

c). Alihbentuk Kecepatan


Pendahuluan 24

Misalkan pada dua kerangka inersial seperti pada Gambar 1.1 diamati
sebuah benda yang bergerak. Menurut pengamat di kerangka O kecepatannya
sebesar U sedangkan menurut kerangan O adalah U maka berdasarkan pers.
(1-7) adalah
dx
U dan
dt

U'
dx' k dx vdt

dx dt v U v
dt ' vdx vdx dt vU
k dt 2 1 1 2
c
2
c c
U v
U (1-8)
vU
1 2
c
d). Kontraksi Panjang
Suatu batang yang rehat terhadap kerangka inersial O diamati panjangnya
L0, bila diamati dari kerangka inersial O yang bergerak terhadap kerangka O
dengan kecepatan tetap v dalam arah sumbu x adalah L, perhatikan Gambar 1.2

y
y v

O x
O x
z
z
Gambar 1.2

Pada kerangka O untuk menentukan nilai Lo dilakukan pengkukuran x1


pada saat t1 dan x2 pada saat t2 sehingga Lo x2 x1 , sedangkan pada
kerangka O untuk menentukan nilai L dilakukan pengkukuran x1 pada saat t1
dan x2 pada saat t2 sehingga L x' 2 x'1 ,

Karena tongkat rehat terhadap kerangka O, maka t1 tidak harus sama

dengan t 2 , tetapi untuk kerangka O ' harus terpenuhi t '1 t ' 2 ,


sehingga
x1 k x'1 vt'1
Pendahuluan 25

x2 k x' 2 vt' 2
x2 x1 k x' 2 vt' 2 k x'1 vt'1 k x' 2 x'1 jadi
1
L Lo (1-9)
k
karena k>1 maka L Lo dan pers. (1-9) merupakan persamaam kontraksi
Panjang

d). Delatasi Waktu


Suatu lilin yang rehat terhadap kerangka inersial O diamati lamanya nyala
lilin To, bila diamati dari kerangka inersial O yang bergerak terhadap kerangka O
dengan kecepatan tetap v dalam arah sumbu x adalah T, perhatikan Gambar 1.3
Menurut kerangka O lilin mulai menyala pada saat t1 di x1 , dan padam

saat t 2 di x 2 , lilin menyala selama To t 2 t1 . Menurut kerangka O lilin mulai

menyala pada saat t '1 di x'1 , dan padam saat t ' 2 di x' 2 , lilin menyala selama

T t ' 2 t '1 . Dalam hal ini x2 x1 sedangkan x' 2 x'1 . Jadi dengan mnggunakan
alihbentuk Lorentz seperti pada pers. (1-8) akan diperoleh sebagai berikut

y v

O x

O x
z

z
Gambar 1.3

vx
t '1 k t1 21
c

vx
t ' 2 k t 2 22
c

vx vx
t ' 2 t '1 k t 2 22 k t1 21 jadi
c c
Pendahuluan 26

T kTo (1-10)
karena k>1 maka T To dan pers. (1-10) merupakan persamaam delatasi
waktu

Contoh
Berapa besar kecepatan muon harus bergerak munuju permukaan bumi
dari ketinggian 100km agar masih berupa muon ketika tiba di permukaan
bumi (umur rata-rata muon=2x10-6s)
Penyelesaian
Dimisalkan muon bergerak dengan laju mendekati c=3x108ms-1.Untuk
menempuh jarak 100km paling tidak dibutuhkan waktumenurut pengamat
di luar muon sebesar T=100x103/3x108 3x10-4s

T 2 x10 6
T' 3x10 4 x 0,99998c
2 2
v v
1 1
c c

1.3. Dinamika Relativistik

a). Massa Relativistik


Dua buah bola A dan B yang identik dengan massa mA=mB dilempar dari
dua kerangka kelembaman O di A dan kerangka kel;embaman O di B dalam
arah sumbu y . Kedua kerangka kelembaman saling bergerak menurut arah
sumbu x seperti yang dilukiskan pada gambar 1.4
Bagi pengamat di O :
Bola A dilempar dengan kecepatan v A , dan ditangkap kembali dengan

kecepatan v A

Bola B dilempar dengan kecepatan v B , dan ditangkap kembali dengan

kecepatan v B
Kedua bola bertumbukkan lenting sempurna
Menurut hokum kekekalan momentum
mAv A mB vB mAv A mB vB 2mAv A 2mB vB mAv A mB vB
Pendahuluan 27

m A m0 bagi pengamat di O bola dilempar dan ditangkap pada tempat yang


sama ( relative tidak bergerak terhadap pengamat dalam arah sumbu x )
m B m bagi pengamat di O bola dilempar dan ditangkap pada tempat yang

berbeda (bergerak terhadap pengamat dalam arah sumbu x )

y v

O x

O x
z

Gambar 1.4

y y
vA dan v B karena mA v A mB vB maka
T0 T

y y T kT
m0 m sehingga m m0 m 0 m0 diperoleh
T0 T T0 T0
m km0 (1-11)

Pers. (1-11) menyatakan persamaan massa relativistic. Kemudian m0 disebut

massa rehat dan m disebut massa relativistik

b). Kesetaraan Massa dan Tenaga


Untuk benda yang bergerak memiliki pusa (momentum)
m0 v
p mv km0 v (1-12)
2
v
1
c
Pendahuluan 28

km0 v
dp d
F
dt dt
s s kv v
Ek Fds km0v ds m0 vdkv m0 vvdk kdv
d
0 0
dt 0 0


v
Ek m0 v 2 dk kvdv
0

1 c
k2 2 k 2c 2 k 2v 2 c 2
v 2
c v 2
1 2
c
2kc dk (2kv2 dk 2k 2 vdv) 0 2k (c v 2 )dk 2k (kvdv)
2

kvdv (c v 2 )dk


Ek m0 v dk c v dk m0 c
k k

dk
2 2 2 2

1 1

Ek m0 c 2 k 1 km0 c 2 m0 c 2 mc2 m0 c

E k m0 c 2 k 1 (1-13)

E K pada pers. (1-13) menyatakan rumusan tenaga gerak menurut relativitas


khusus
E mc 2 (1-14)
E pada pers. (1-14) menyatakan rumusan tenaga total
E 0 m0 c 2 (1-15)

E0 pada pers. (1-15) menyatakan rumusan tenaga rehat


Jadi
E E0 E K (1-16)

Kembali ke pers.(1-12): p mv km0 v

p 2c 2 k 2 m02c 2v 2 k 2 m0c 2
2 v2
c2

2

1 2

p 2 c 2 k 2 m0 c 2 1 2 km0 c 2 m0 c 2
2

k
p 2 c 2 E 2 E02 atau E 2 E02 p 2 c 2 (1-17)
Pendahuluan 29

Pers. (1-17) menyatakan hubungan antara tenaga dan pusa dari partikel yang
bergerak

Contoh:
Andaiakan sebuah lampu pijar 100W dan catu dayanya diletakkan dalam
selubung tembus cahaya dan digantungkanpada timbangan yang sangat
peka. Hitung perubahan massa yang tejadi pada lampu bila menyala
selama 1 tahun.
Penyelesaian
Waktu 1 tahun x10 7 s. Tenaga yang diradiasikan lampu dalam 1 tahun
E0 100 xx10 7 3x10 9 J

E0
E0 m 0 c 2 m 0 2
3x10 8 kg
c
c). Penyelesaian altrenatif
Terdapat penyelesaian alternative dalam menjelaskan dinamika relativistik
tanpa menggunakan konsep massa relativistik, yaitu sebagai berikut.

dp
Hukum dinamika F diangkatbdari Hukum II Newton, lewat Azas ke
dt

Nol dengan perluasan p mv untuk (v c)

F .dr Fds cos dWF dE
Jadi

dp dr
dE .dr dp. v .dp (1-18)
dt dt
Untuk gerak 1 dimensi
v // dp dE vdp (1-19)
Apabila pers. (1-18) diterapkan pada cahaya
v=c yang invarian dan tetap terhadap semua kerangka inersial maka
Ecahaya dE c dp E pc C(konstan )
pada p=0, E=E0 (tenaga rehat) sehingga C(konstan)=E0, dan untuk cahaya yang
takpernah rehat E0=0 jadi
p 2 c 2 E 2 untuk v c (1-20)
Untuk sistem lain misalnya zarah mermassa m (dalam mekanika Newton)
Pendahuluan 30

E0 0 secara umum E E0 E k menurut Newton (v<<c)

p2
E k 12 mv 2 dan p mv sehingga Ek 2mEk p 2 ,
2m
jadi untuk kelajuan ekstrim berlaku
2mEk 2mE E0 v c

p E E 2
2

vc
0

c2
atau secara umum dapat dituliskan sebagai fungsi analitik dari E dalam bentuk
deret pangkat Taylor

p 2 a0 a1 E E0 a2 E E0 ........
2

Melihat bentuk asimtot baik v<<c atau E-E0<< dan E-E0>>


1
Maka a 0 0; a1 2m; a 2 ; a3 0
c2
sehingga diperoleh kaitan dispersi

E E 0 2
p 2 m E E 0
2
untuk 0 v c (1-21)
c2
2 Ek2
p 2 mEk
atau c 2 diambil derivatif ke Ek maka
p p2 p2 p2
x y z

dp x dp y dp z 2E
2 px 2 py 2 pz 2m 2 k
dE k dE k dE k c

dp 2E
2p 2m 2k
dEk c

p
dEk E
.dp
m 2k (1-22)
c

dEk v .dp
kuadrat dari pers.(1-22) dan melihat penyederhanaan pers.(1-21) diperoleh
2 2 2 2Ek E k2
p m v
mc 2 m 2 c 4
1
maka

2 E k2
p 2 mE k
c2
Pendahuluan 31

mv 2 2 E k v 2 E k2 E k2
m2v 2 2 mEk
c2 c4 c2
E k2 v 2 E k2 mv 2 2 E k
m2v 2 2 mEk
c2 c4 c2
v2 E v2
m 2 v 2 1 2k 1 2 2mEk
c c c
c2
bila dikalikan dengan
v2
1 2
c
m2v 2c 2
diperoleh 2
Ek2 2mc 2 E k
v
1 2
c
m2v 2c 2
p 2 c 2 sehingga
1 v c
2 2


mv
p mv (1-23)
1 v2 c2
Pers. (1-23) menyatakan rumus pusa linier
1
dengan 1 untuk v c k 1 p mv memenuhi Azas
1 v c 2 2

Korespondensi

m2v 2c
E k2 2mc 2 E k (1-24)
1 v2 c2
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan kuadrat dalam Ek seperti berikut
m2v 2c 2
E k2 2mc 2 E k 0 karena harus dipenuhi E k 0 maka dapat dihitung
1 v2 c2

2mc 2 1 4m 2 c 2 v 2
Ek 2 4m c 4
2 1 v2 c2
2mc 2 1 4m 2 c 4 4m 2 c 2 v 2 4m 2 c 2 v 2
Ek 2 atau
2 1 v2 c2
mc 2
E k mc 2
E0 E
1 v2 c2
Pendahuluan 32

E mc 2 (tenaga rehat)
0
mc 2
E mc 2 (tenaga total) (1-25)
1 v c
2 2


E k k 1mc (tenaga gerak)
2

Pers. (1-25) menyatakan rumus massa dan tenaga


Dengan memasukkan E k E E0 pada pers. (1-17) dapat dituliskan


p 2 c 2 2mc 2 E E 0 E 2 2 EE0 E02 E 2 E 02 atau

E 2 E 02 p 2 c 2 (1-26)

Bentuk alihbentuk Lorentz untuk tenaga total dan pusa linier dari kerangka
inersial O ke kerangka inersial O yang bergerak dengan kecerpatan tetap pada
arah komponen sumbu x adalah
E
Px' k Px v 2 ; Py' Py ; Pz' Pz
c (1-27)
E ' k E vPx

Latihan

1. Dalam teori relativitas tenaga gerak benda dinyatakan dalam persamaan



1
2. E k 1mc 2
2
1 v

c2
Buktikan bawa unut gerak dengan laju v c bentuk persamaan tenaga

gerak menjadi E k 12 mv 2

3. Di suatu tempat pada jarak 1,5x1011m, intensitas radiasi matahari adalah


sekitar 1,4x103Wm-2. Hitung laju berkurangnya massa matahari
4. Hitunglah tenaga gerak suatu partikel dengan massa rehat m0 yang bergerak
sehingga massanya menjadi dua kali. (c=laju rambat cahaya dalam hampa).

Rangkuman
Pendahuluan 33

Alihbentuk Lorentz sebagai berikut


x' k x vt x k x'vt'
y' y y y'
z' z atau z z ' 1-7)
vx vx'
t' kt 2 t k t ' 2
c c
Alihbentuk Kecepatan
U v
U (1-8)
vU
1 2
c
Kontraksi Panjang
1
L Lo (1-9)
k
Delatasi Waktu
T kTo (1-10)
Massa Relativistik
m km0 (1-11)

Kesetaraan Massa dan Tenaga


m0 v
p mv km0 v (1-12)
2
v
1
c
E k m0 c 2 k 1 (1-13)

E mc 2 (1-14)
p 2 c 2 E 2 E02 atau E 2 E02 p 2 c 2 (1-17)

Evaluasi

Kerjakan soal berikut


1. Si A di bumi duduk selama 2 jam, si B naik pesawat ruang angkasa yang
bergerak lurus dengan kelajuan 0,6c. Hitung berapa lama si A duduk menurut
pengamatan si B!
Pendahuluan 34

2. Dua buah pesawat bergerak berlawanan arah. Kelajuan pesawat I 0,25 c,


kelajuan pesawat II 0,75c, Tentukan besar dan arah kecepatan relatif
pesawat I terhadap pesawat II !
3. Suatu benda semula dalam keadaan rehat, kemudian meledak menjadi dua
bagian yang masing-masing bermassa rehat 1kg dan bergerak saling
menjauhi dengan kelajuan masing-masing 0,6c. Berapa massa rehat benda
semula?
4. Suatu partikel dengan massa rehat m0 bergerak sehingga massanya menjadi
dua kali. (c=laju rambat cahaya dalam hampa). Berapakah tenaga gerak dari
partikel tersebut?
5. Setiap detik di matahari terjadi perubahan 4x109kg materi menjadi tenaga
radiasi (c=3x108ms-1), Hitung daya yang dipancarkan oleh matahari!
6. Dua buah pesawat masing-masing bergerak sejajar berlawanan arah. Besar
1 3
kecepatan pesawat I 4
c dan besar kecepatan pesawat II 4
c. Hitung besar

kecepatan pesawat II relative terhadap pesawat I !


7. Sebuah gedung setinggi 50m diamati oleh seorang dalam pesawat yang

bergerak vertikal dengan kecepatan sebesar 2


3
3.108 m.s-1. Hjitung tinggi
gedung menurut perhitungan pengamat!
8. Sebuah pesawat ruang angkasa mendekati bumi dengan laju 0,4c
menembakkan sebuah roket ke arah bumi dengan laju 0,8c relatif terhadap
pesawat. Hitung laju roket menurut acuan di bumi.
9. Hitung prosentase perbedaan perhitungan antara mekanika newton dengan
relativistik untuk pusa (momentum) dari sebuah meteor yang mencapai bumi
dengan laju 72 km.s-1.
10. Sebuah elektron memiliki tenaga rehat 0,51 MeV. Jika electron tersebut
bergerak dengan laju 0,8c, hitunglah massa, pusa, dan tenaga totalnya.
-oOo-
Pendahuluan 35

BAB II
GEJALA KUANTISASI

Max Planck (1858-1947, warga Jerman).


Karyanya dalam distribusi spectrum radiasi,
yang membuka jalan ke teori kuantum,
mendapat penganugrahan hadiah Nobel di
tahun 1918. Dalam tahun-tahun terakhirnya,
banyak menulis tentang agama dan filsafat

Dalam bab ini dibahas tentang muncullnya hipotesis Planck tentang


kuantisasi tenaga pada radiasi benda hitam. Didasarkan pada hipotesisi Plack
dihasilkan rumusan-rumusan radiasi tenaga yang sesuai dengan fakta empirik.
Juga dibahas bagaimana hipotesis Einstein tentang kuantum cahaya dapat
menjelaskan fakta empirik gejala foto listrik yang diklarifikasi melalui percibaab
Milikan

Kompetensi dan Indikator


Menjelaskan gejala-gejala kuantisasi tenaga radiasi, dengan indikator
o membuktikan kebenaran teori Planck dalam menjelaskan radiasi benda
hitam
o menunjukkan kelebihan hipotesisi Einstein tentang kuantum cahaya
dalam menjelaskan gejala fotolistrik
o memecahkan soal-soal yang terkait dengan gejala kuantisasi
o menyusun bahab sajian sesuai dengan materi fisika SMA/MA
o menyusun alat evaluasi sesuia dengan bahan sajian

2.1. Radiasi Benda Hitam


Salah satu hukum radiasi yang telah dikenal sejak lama adalah hukum
yang ditemukan oleh Stefan berdasarkan hasil pengukuran Tyndall pada kawat
platina pijar, yang kemudian dijabarkan secara teori oleh Boltzman tentang
tenaga total radiasi yang dipancarkan dalam seluruh spektrum. Untuk benda
hitam dituliskan dalam rumusan
R T 4 (2-1)
dengan: R= tenaga radiasi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu
Pendahuluan 36

= tetapan Stefan-Boltzman yang besarnya 5,67x10-8 watt m-2 K-4


T= suhu benda hitam.
Tenaga yang dipancarkan dalam tiap bagian dari spektrum kemudian
diselidiki oleh Wien sehingga diperoleh agihan spektral dari rapat tenaga radiasi
dari benda hitam yang dinyatakan dalam rumus yang dikenal dengan rumus
pergeseran Wien
mT 2,9 x10 3 m K , mT tetapan (2-2)

dengan: m = panjang gelombang spektral dengan intensitas radiasi maksimum

T = suhu benda yang memancarkan tenaga radiasi


Benda hitam yang dimaksud adalah benda yang menyerap seluruh radiasi
yang datang bila suhunya lebih rendah dari suhu sekelilingnya, dan
memancarkan seluruh tenaga radiasinya bila suhunya lebih tinggi dari suhu
sekelilingnya. Dari sifat-sifat benda hitam seperti tersebut maka benda hitam
sempurna dapat dipandang sebagai rongga yang berisi gelombang-gelombang
elektromagnet.
Untuk mempermudah pembahasan dianggap rongga tersebut berbentuk
kubus dengan rusuk a, dan didalamnya ditinjau penjalaran suatu gelombang
datar dari gelombang elektromagnet yang arah normalnya berturut-turut
membentuk sudut , , dan terhadap sumbu x, y, dan z seperti yang dilukiskan
pada Gambar 2.1
Bila laju rambat gelombang adalah c, maka sepanjang rusuk kubus dalam
arah sumbu koordinat masing-masing adalah c cos, c cos, dan c cos dan
terpantul diantara dua dinding yang berhadapan. Syarat terjadinya gelombang
stasioner pada setiap rusuk harus berisi kelipatan bulat dari setengah panjang
gelombang, jadi
Pada arah sumbu x:
x
a n1 x a cos n1 2
2 cos
Pada arah sumbu y:
y
a n2 y a cos n2 2
2 cos
Pada arah sumbu z:
z
a n3 z a cos n3 2
2 cos
Pendahuluan 37


a 2 cos 2 cos 2 cos 2 n12 n22 n32 2 2

n2
1
n22 n32 2a
2
(2-3)

z
a

Gambar 2.1 Model benda hitam

Hal ini mengandung arti bahwa tiap pasangan bilangan bulat positif (n1, n2, dan
n3) yang memenuhi pers. (2-3) sesuai dengan gelombang elektromagnetik yang
stasioner dengan panjang gelombang dalam rongga tersebut.
Cacah titik yang memenuhi syarat untuk dilewati gelombang stasioner yang
panjang gelombangnya antara dan (+d) yang mungkin dalam rongga dapat
ditentukan dengan meninjau sebuah oktan (seperdelapan ruang) yang dibatasi
oleh bidang-bidang melalui sumbu n1 , n2 , dan n3 seperti pada Gambar 2.2

n3

dr
r
o n2
Gambar 2.2

Titik-titik yang terletak pada jarak r 2a sesuai dengan cara-cara getar


n
dari gelonmbang stasioner1 yang panjang gelombangnya . Jadi pada kulit bola
yang volumenya 1 84r 2 dr terdapat titik-titik representatif yang sesuai dengan
cara getar gelombang stasioner yang panjang gelombangnya terletak antara
dan (+d). Bila dalam rongga kubus pada setiap satuan volume terdapat satu
titik representatif, maka cacah titik yang memenuhi syarat untuk dilalui
gelombang stasioner dalam rongga kubus adalah

dZ 12 8a 3 4 d (2-4)
Setiap gelombang elektromagnetik memiliki dua buah arah polarisasi,
sehingga cacah gelombang elektromagnetik dalam kubus dapat ditentukan
Pendahuluan 38


N d 8a 3 4 d (2-5)
N d menyatakan cacah gelombang dengan panjang gelombang dan
(+d).
dengan menggunakan hubungan c , pers.(2-5) dapat ditulis dalam bentuk

N d 8a 3 2 c d
3
(2-6)
N d menyatakan cacah gelombang dengan frekuensi antara dan (+d)

a). Teori klasik dari Rayleigh-Jeans


Menurut teori klasik dan hukum ekipartisi pada teori kinetik gas, setiap
derajat kebebasan dari suatu sistem mekanik memiliki tenaga rerata 12 kT ,
dengan k adalah tetapan Boltzman=1,38x10-23 J/derajat, T adalah suhu. Tenaga
getar vibrator terdiri dari tenaga gerak dan tenaga potensial yang nilai reratanya
sama, sehingga tenaga radtiasi yang dibawa oleh gelombang stasioner dengan
panjang gelombang antara dan (+d) berdasar pada pers. (2-5) adalah

E d 8a 3 kT 4 d (2-7)
dan rapat tenaga radiasi yang terdapat dalam rongga kubus isoterm adalah
d 8kT 4 d
8kT 4 (2-8)
Pers. (2-8) kemudian disebut rumus rapat tenaga radiasi benda hitam dari
Rayleigh-Jeans. Rumusan ini tidak sesuai dengan kenyataan empirik karena
tidak menunjukkan adanya nilai maksimum dari (), dan pada 0 , nilai
ini mengakibatkan pada daerah ultra violet besar tenaga radiasinya
tak berhingga, Justru dalam kenyataan untuk 0 diperoleh nilai 0 .
Dengan demikian teori klasik belum dapat menerangkan dengan benar tentang
fenomena radiasi benda hitam. Hanya pada yang panjang saja rumus
Rayleigh-Jeans sesuai dengan kenyataan empirik

Gambar di samping, menunjukkan bahwa pada


daerah panjang gelombang yang panjang rumus
Rayleigh-Jean klasik meng-hasilkan kurva
ramalan yang tampak meng-hampiri data
pengamatan, tetapi pada daerah panjang
gelombang pendek, rumusan klasik ternyata sama
sekali gagal
b). Teori kuantum Planck
Planck mengemukakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa vobrator-
vibrator yang frekuensinya hanya mungkin memiliki tenaga sebesar kelipatan
bulat dari catu keunsuran (kuanta) tenaga sebesar h . Jadi tenaga yang di
pancarkan oleh vibrator E n nh
Tenaga rerata gelombang elektromagnetik dalam rongga yang dianggap
sebagai vibrator denganm frekuensi adalah
Pendahuluan 39

E
E n N E n
N E n
N En menyatakan cacah vibrator yang bertenaga En, yang menurut agihan
statistik Maxwell-Boltzman dinyatakan = e En / kT , jadi
nhe nh / kT
E n 0

e nh / kT
n 0

dimisalkan e h / kT x
maka
0 hx 2hx 2 3hx 3 .........
E
1 x x 2 x 3 ......................
1 2 x 3x 2 .........................
E hx
1 x x 2 x 3 .......................
dengan menggunakan penyelesaian deret tak berhingga diperoleh
1 1 x hx h
2
E hx
1 1 x 1 x 1 x 1
h
E
e h / kT

1
(2-9)

Dari pers. (2-6) dan pers. (2-9) tenaga yang dibawa oleh vibrator dengan
frekuensi antara dan (+d) dapat ditentukan yaitu

h

E d 8a 3 2 / c 3 h / kT
d
e 1
d

E d 8a 3 hc / 5 hc / kT
e 1
Jadi rapat tenaga radiasi
d
( )d 8hc 5
e hc / kT
1
( ) 8hc 5
1
e hc / kT
1 (2-10)

Pers. (2-10) menyatakan rumus radiasi benda hitam dari Planck, dan
memberikan hasil perhitungan yang sesuai dengan fakta pengukuran dalam
ujikaji. Untuk 0 juga diproleh 0 ini sesuai dengan rumusan Wien.
Bila , maka fungsi eksponensial dari ruas kana padapers. (2-10) dapat
diperluas menjadi deret tak berhingga dan pada akhirnya diperoleh bentuk
seperti rumusan Rayleigh-Jeans. Selajutnya bila pers. (2-10) tersebut di
integralkan akan diperoleh bentuk rumusan Stefan-Boltzman.

c). Perluasan rumus radiasi benda hitam dari Planck


1). Untuk panjang gelombang panjang
Pendahuluan 40

x x2
Dari pers. (2-10), hc kT x sehingga e hc / kT e x 1 ....
1! 2!



( ) 8hc 5 1


1 hc / kT
hc / kT 2
........... 1.
2!

untuk nilai yang besar, maka suku


hc / kT dapat diabaikan sehingga
2

2!
kT
( ) 8hc 5
hc
( ) 8kT 4 (2-11)
Pers. (2-11) sesuai dengan pers. (2-8) yaitu rumus radiasi benda hitam dari
Rayleigh-Jeans.

2). Untuk panjang gelombang pendek.


Untuk yang bernilai kecil, maka e hc / kT pada pers. (2-10) menjadi jauh

lebih besar dari nilai 1, sehingga e hc / kT 1 e hc / kT dan pers.(2-10)
menjadi

( ) 8hc 5 e hc / kT (2-12)
Untuk menentukan m (panjang gelombang spektral yang memiliki rapat
d
radiasi maksimum), pada pers. (2-12) harus dimasukan syarat 0,
d
sehingga diperoleh penyelesaian
hc hc
mT dalam hal ini 2,898 10-3 m K
5k 5k
mT tetap (2-13)
Pers. (2-13) sesuai dengan pers. (2-2) yaitu menyatakan rumus pergeseran
Wien.

3). Tenaga radiasi total


Untuk mendapatkan rumusan tenaga radiasi total dilakukan pengintralan
terhadap pers. (2-10) yang meliputi panjang gelombang nol sampai

1 8 5 k 4 4
R ( )d 8hc d
takberhingga
0 0 e hc / kT

1 5 15c 3 h 3
T

R T 4 (2-14)
Pers. (2-14) sesuai dengan pers. (2-1) yang menyatakan rumus dari
8 5 k 4
Stefan-Boltzman, dengan 3 3
5,67x10-8 watt.m-2.K-1 dan
15c h
selanjutnya dise-but tetapan Stefan-Boltzman

Contoh:
Pada panjang gelombang berapakah suatu benda pada suhu 20oC
Pendahuluan 41

memancarkanradiasi termal maksimum?


Penyelesaian
Dengan mengubah suhu dalam sekala termodinamika T=293K, dari hukum
pergeseran Wien
2,898x10 3
makT 2,898 x10 3 mK maka mak 9,89 m
293

2.2. Gejala Fotolistrik

Robert A. Millikan (1868-1953, warga Amerika


Serikat), fisikawan eksperimen terbaik pada zaman-
nya. Pekerjaannya menyangkut penentuan tetapan
Planck secara saksama dengan menggunakan efek
fotolistrik (menerima hadiah Nobel di tahun 1923),
dan pengukuran muatan elementer dengan meng-
gunakanmelaporkan
Pada tahun 1888 Hallwachs peralatan tetes minyak
hasil pengamatannya bahwa
sekeping seng yang netralkan bermuatan listrik positif setelah disinari cahaya
ultraviolet. Sebelumnya Hertz juga telah mengamati bahwa pelucutan muatan
antara dua elektroda meningkat ketika cahaya ultraviolet mengenai elektrodanya.
Lenard kemudian menunjukkan bahwa cahaya ultraviolet meningkatan
pelucutan muatan antara dua elektroda karena cahaya itu menyebabkan elektron
meninggalkan permukaan katoda.
Gejala-gejala tersebut di atas memberikan kesimpulan bahwa: Cahaya
ultraviolet yang mengenai permukan logam mendesak keluar muatan listrik
negatif dari permukaan keping logam. Gejala itu disebabkan oleh suatu efek dari
cahaya yang dinamakan Efek Fotolistrik
Untuk menerangkan efek fotolistrik, Einstein di tahun 1905 merumuskan
hipotesis teori kuantum cahaya yang sangat erat kaitannya dengan hipotesis
Planck tentang terkuantisasinya tenaga osilator pada benda hitam sempurna.
Hipotesis Einstein mengandaikan bahwa:
a). cahaya terdiri dari paket-paket tenaga (foton) yang bergerak dengan kelajuan
c
b). tenaga foton cahaya yang memiliki frekuensi adalah sebesar h
c). dalam proses foto listrik, sebuah foton diserap seluruhnya oleh elektron pada
permukaan logam.
Kebenaran teori kuantum cahaya dari Einstein tentang efek fotolistrik
dibuktikan melalui ujikaji yang dilakukan Millikan pada tahun 1909, yang secara
skematik dilukiskan pada Gambar 2.3
Dalam tabung vakum dari kuarsa terdapat dua elektroda yang diberi beda
tegangan listrik V. Elektroda positip disinari cahaya ultraviolet dari luar tabung,
sehingga terjadi pelepasan elektron (fotoelektron) yang akan bergerak menuju
elektroda negatif dengan mengalami perlambatan dari medan listrik di antara
kedua elektroda dengan tenaga penghambat sebesar eV. Arus elektron yang
mencapai elektroda negatip ditunjukkan olen ampermeter (A)
Bila beda tegangan antar elektroda diubah-ubah, fotoelektron akan
mencapai elektroda negatif apabila memiliki tenaga gerak
E k eV
Dengan nilai V yang divariasikan dari nilai terendah kemudian sedikit
Pendahuluan 42

demisedikit dinaikan, arus fotoelektron yang teramati pada amperemeter (A)


menurun, ini menunjukkan bahwa tenaga gerak fotoelektron bervariasi. Pada
saat arus eletron menunjukkan nol, berarti fotoelektron yang bertenaga
maksimum tepat dapat dihambat oleh medan listrik antar elektroda. Bila pada
saat itu beda tegangan antar eletroda sebut saja V0, maka tegangan ini
selanjutnya disebut tegangan penghambat (stopping potensial), dan tenaga
gerak fotoelektron maksimum
E k eV0 (2-15)

cahaya

+ Fotoelektron -

Gambar 2.3 Percobaab Efek fotolistrik

Fakta-fakta eksperimental yang ditemukan dalam ujikaji efek fotolistrik


adalah sebagai berikut
a). Untuk penyinaran dengan frekuensi cahaya tertentu yang nilainya
tetap, potensial penghambat V0 untuk bahan elektroda tertentu tidak
bergantung pada intensitas penyinaran.. Gambar 2.4
b). Untuk bahan eletroda yang sama, nilai potensial penghambat V0
bergantung secara linier terhadap frekuensi cahaya yang disinarkan ()
c). Pada grafik potensial penghambat V0 terhadap frekuensi cahaya yang
disinarkan yang berhubungan secara linier, dan terdapat frekuensi
potong 0 yang menjadikan batas terjadinya efek fotolistrik. Artinya
cahaya dengan frekuensi di bawah 0 tidak akan menghasilkan efek
fotolistrik walaupun dengan intensitas yang besar. Setiap bahan anoda
memiliki nilai 0 yang berbeda. Perhatikan Gambar 2.5
Fakta eksperimental efek fotolistrik yang tak dapat diterangkan dengan teori
gelombang cahaya adalah sebagai berikut
a). Nilai V0 (atau Ek ) tidak bergantung pada intensitas cahaya.. Padahal
menurut teori gelombang cahaya, kuat medan E berbanding lurus
dengan I ( I adalah intensitas cahaya). Jadi apabila E besar ( I
besar), gaya yang bekerja pada elektron untuk lepas dari permukaan
elektroda seharusnya semakin besar ( F=eE), sehingga elektron lebih
mudah lepas.
b). Di bawah frekuensi potong 0 , elektron tidak lagi dapat dibebaskan
dari permukaan logam. Padahal menurut teori gelombang cahaya, kuat
medan E tak bergantung frekuensi, sehingga asal intensitas cukup
besar efek fotolistrik akan terjadi dan tidak bergantung pada frekuensi
Pendahuluan 43

cahaya penyinaran.

Arus fotoelektron

2I V0
Cs K Cu

0 V 0
0
V0
Gambar 2.4 Gambar 2.5
Grafik arus elektron terhadap tegangan Grafik Stopping Potensial terhadap Frekuensi

Untuk menerangkan fakta eksperimental tersebut di atas digunakan


hipotesis Einstein tentang teori kuantum cahaya dengan pendekatan kekekalan
tenaga. Pada efek fotolistrik suatu elektron meyerap sepenuhnya tenaga sebuah
foton yang sebagian digunakan untuk lepas dari ikatannya, dan sebagaian lagi
digunakan untuk tenaga gerak.
h Ek W .
Nilai dari Ek bervariasi bergantung bagaimana proses elektron itu
melepaskan diri dari pemukaan. Semakin kecil nilai W semakin besar nilai dari
Ek. Untuk nilai maksimum dari Ek yang kemudian disebut tenaga gerak
maksimum Ek , W mencapai nilai terkecil, sebut saja W0, sehingga dapat
dinyatakan sebagai

h E k W0 (2-16)

dalam ujikaji dari Millikan Ek dapat ditentukan yaitu samadengan eV0 sehingga
pers. (2-16) menjadi
h eV0 W0 (2-17)

Pers. (2-17) memberikan hubungan ketrgantungan linier antara V0 dan seperti


yang dinyatakan dalam grafik pada Gambar 2.5
W0 disebut fungsi kerja yang mencirikan jenis bahan logam yang dapat
dinyatakan dengan W0 h 0 . Fungsi kerja kadang kadang dinyatakan dalam
demensi beda potensial sehingga
W0
(2-18)
e
Jadi hipotesis Einstein tentang teori kuantum cahaya yang dikemukakan
pada tahun 1905 dapat menerangkan fakta-fakta eksperimental yang berkaitan
dengan efek fotolistrik.
Pendahuluan 44

Tabel 2.1
FUNGSI KERJA UNTUK BEBERAPA BAHAN LOGAM

Logam (dalam volt) Logam (dalam volt)


Ag 4,73 K 2,24
Al 4,08 Mg 3,68
An 4,82 Na 2,28
Bi 4,25 Ni 5,01
Ca 2,71 Sn 4,38
Cd An Wolfram 4,5 (~)
Hg Bi Zn 3,7 (~)
*) Funsi kerja ini diukur dengan metoda fotoleistraik pada suhu ruang,
dikutip dari Handbook of Physics and Chemistry volume 50, crc, usa

Contoh:
Fungsi kerja bagi logam tungsten adalah 4,52eV. Berapa tenaga gerak
maksimum elektron foto yang dipancarkan apabila digunakan radiasi
dengan panjang gelombang 200.0nm?
Penyelesaian
hc 1240
h E k W0 E k h W0 W0 4,52 1,68 eV
200

Latihan

1. Tunjukkan kegagalan teori klasik dari Rayleigh-Jeans dalam menerangkan


fenomena radiasi benda hitam
2. Rapat teraga radiasi benda hitam menurut teori kuantum Planck dinyatakan
seperti pada pers.(2-10) yaitu
d
( )d 8hc 5
e hc / kT

1
a). Buttikan bahwa untuk panjang gelombang panjang pers.(2-10) tersebut
sesuai dengan rumus radiasi benda hitam dari teori klasik Rayleigh-
Jeans.
b). Bultikan unutk panjang gelombang pendek pers. (2-10) dapat digunakan
untuk menjelaskan secara teoritik rumus pergeseran Wien mT tetap
c) Tujukkan bahwa pers. (2-10) tersebut dapat dijabarkab menjadi rumusan
Stefan-Boltzman yaitu R T 4
3. Sebutkan hipotesisi Einstein tentang teori kuantum cahaya
4. Sebutkan kegagal teori klasik dalam menjelaskan fakta empiric tentang
gejala fotolistrik
5. Tidak ada foto elektron yang dihasilkan dari suatu permukaan logam ketika
disinari radiasi gelombang elektro-magnetik yang panjang ge-lombang 0.
Pendahuluan 45

Jika permukaan ini disinari dengan panjang gelombang 0, berapa tenaga

gerak maksimum fotoelektron yang dipancarkan dalam 0.

Rangkuman
R T 4 (2-1)
mT 2,9 x10 3 m K , mT tetapan (2-2)

8kT 4 (2-8)
Planck mengemukakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa vobrator-
vibrator yang frekuensinya hanya mungkin memiliki tenaga sebesar kelipatan
bulat dari catu keunsuran (kuanta) tenaga sebesar h . Jadi tenaga yang di
pancarkan oleh vibrator E n nh

( ) 8hc 5
1
e hc / kT

1
(2-10)

Gejala foto listrik


E k eV0 (2-15)

h E k W0 (2-16)

W0
(2-18)
e

Evaluasi

Kerjakan soal-soal berikut:


11. Diketahui tetapan Wien 2,9x10-3m.K. Berapa panjang gelombang dari
gelombang elektromagnetik dengan intensitas tertinggi yang dipancarkan
suatu benda yang bersuhu 14500K ?
12. Sebuah bola besi dengan suhu 2000K memancarkan kalor di sekitarnya. Jika
1
memiliki emisivitas 2
dengan tetapan Stevan Boltzman 5,67x10-8watt.m-1K-4

dan luas permukaan bola 4 cm2, berapa daya untuk mempertahankan suhu
bola tersebut ?
13. Sebuah benda berpijar pada suhu 2000K (tetapan Wien=2,898x10-3 m.K).
Hitung frekuensi gelombang cahaya yang dipancarkan dengan intensitas
maksimum.
14. Permukaan logam yang memiliki frekuensi ambang 5x1014Hz disinari cahaya
dengan frekuensi 7x1014Hz (tetapan Planck=6,6x10-34J.s). Hitung tenaga
gerak maksimum dari elektron yang dipancarkan permukaan logam.
Pendahuluan 46

15. Logam tungsten dengan fungsi kerja 4,52eV disinari foton sehingga
memancarkan elektron dengan tenaga gerak maksimum 1,68eV. Hitung
panjang gelombang foton yang digunakan
16. Panjang gelombang ambang fotolistrik natrium 5420A0, disinari cahaya
dengan panjang gelombang 4000A0. Hitung laju maksimum fotoelektron yang
dipancarkan.
17. Lithium dengan fungsi kerja 2,13eV disinari cahaya dengan panjang
gelombang 4000A0. Hitung tenaga gerak elektron tercepat yang dipancarkan.
18. Cahaya matahari mencapai bumi setelah menempu jarak rerata 1,6x1011m
pada laju 1,4x103W.m-2. pada permukaan yang tegak lurus arah rambatan
cahaya. Anggap cahaya matahari monokhromatik dengan frekuensi
5x1014Hz. Berapa cacah foton datang per detik pada setiap meter persegi
pada permukaan bumi yang langsung menghadap matahari
19. Panjang gelombang ambang pancaran fotoelektron pada tungsten adalah
230 nm. Berapa besar panjang gelombang cahaya yang harus dipakai
supaya elektron dengan tenaga gerak maksimum 1,5 eV terlempar ke luar.
Berapa panjang gelombang maksimum yang dapat menyebabkan
fotoelektron terpancar dari natrium (fungsi kerja 2,3 eV)
-oOo-
Pendahuluan 47

BAB III
DUALISME GELOMBANG PARTIKEL

Arthur H. Compton (1892-1962, warga


Amerika Serikat). Penelitiannya dengan
hamburan sinar-X membuktikan kebe-
naran teori foton Einstein. Penerima
hadiah Nobel tahun 1927 ini juga
merintis penelitian dengan sinar-X dan
sinar kosmik. Selama perang dunia dua,
mempimpin proyak penelitian bom atom
AS
Pendahuluan 48

Pada bab ini disajikan konsep sifat materi dari gelombang, melalui
pembahasan hamburan Compton. Demikian juga sifat gelombang dari materi
dengan membahas bukti kebenaran hipotesis de Broglie melalui percobaan
Devison-Germer yang diperjelas dengan contoh-contoh soal. Kemudia dibahas
pula Prisip Ketidakpastian Heisenberg

Kompetensi dasar dan Indikator


Memahami konsep-konsep dasar dualisme gelombang materi, dengan
indikator
o menelusuri munculnya konsep pusa (momentum) photon melalui
pecobaan Compton
o menurunkan rumus perubahan panjang gelombang sinar terhambur
pada hamburan Compton
o memecahkan soal-soal yang terkait dengan hamburan Compton
o membuktikan kebenaran hipotesisi de Broglie melalui percobaab
Devison-Germer
o memcahkan soal-soal yang terkait dengan sifat gelombang dari partikel

3.1. Hamburan Compton.


Hamburan Compton merupakan hamburan lenting sempurna antara
sebuah foton dan elektron bebas (dengan tenaga ikat lemah). Secara skematis
hamburan Compton dapat dijelaskan dalam Gambar 3.1.

Foton datang Foton terhambur




Elektron pentalan
Pendahuluan 49

Gambar 3.1 Skema hamburan Compton

Foton datang dengan tenaga E dan pusa p berinteraksi dengan elektron


bebas yang memiliki massa dan tenaga rehat masing-masing m dan E0=mc2.
Foton dihamburkan pada sudut hambur terhadap arah sumbu x dengan tenaga
foton E dan pusa linier p, kemudian elektron terpental pada sudut pental
tehadap arah x, dengan tenaga pentalan Erec. Tenaga total dan pusa linier
elektron masing-masing adalah E dan pe.
Menurut hukum kekekalan tenaga
E E0 E ' E (3-19)

E rec E E ' (3-20)

Dengan menggunakan hukum kekekalan pusa linier


Pada arah x: p p' cos pe cos

pe2 cos 2 p 2 p' 2 cos 2 2 pp' cos (3-21)

Pada arah y: 0 p' sin pe sin

pe2 sin 2 p' 2 sin 2 (3-22

dari penjumlahan pers. (3-21) dan (3-22) diperoleh


p e2 p 2 p' 2 2 pp' cos (3-23)

ruas kanan dan kiri pers. (3-23) dikalikan dengan c2, kemudian digunakan
hubungan pc E untuk foton, sehingga diperoleh

pe2 c 2 E2 E ' 2E E ' cos


2
(3-24)

Untuk elektron pentalan berlaku E 2 E02 pe2 c 2 , maka

pe2 c 2 E 2 E02 Erec E0 E02 Erex 2E0 Erec


2 2
(3-25)

dengan memasukkan pers. (3-20) ke dalam pers. (3-25), diperoleh


Pendahuluan 50

pe2 c 2 E2 E ' 2E E ' 2E0 E E '


2
(3-26)

Pers. (3-6)=Pers. (3-24) sehingga diperoleh persamaan


E E ' (1 cos ) E0 E E ' (3-27)

Bila tenaga foton datang dan tenaga foton hambur berturut-turut dinyatakan
hc hc
dalam bentuk E , E ' , dan E 0 mc 2 , maka dari pers. (3-27)
'
diperoleh

'
h
1 cos (3-28)
mc
Pers. (3-28) menyatakan bahwa untuk foton yang terhambur dengan sudut
hambur semakin besar akan mengalami perubahan panjang belombang yang
semakin besar pula. Dalam persamaan tersebut (h/mc) disebut dengan panjang
gelombang Compton untuk elektron.
sehingga dari pers.(3-27), juga dapat diperoleh persamaan untuk tenaga foton
yang terhambur sebagai berikut
E E ' (1 cos ) E0 E E0 E '
E E ' (1 cos ) E0 E ' E0 E
E (1 cos ) E0 E ' E0 E
E0 E
E '
E (1 cos ) E0

E
E ' (3-29)
E
1 1 cos
E0
E ' 1
(3-30)
E
1 1 cos
E
E0

Dengan pers. (3-20) dan (3-30) dapat diperoleh persamaan tenaga pentalan
elektron
E
1 cas
E0
E rec E (3-31)
E
1 1 cos
E0
Dari pers.(3-29), tenaga foton yang terhambur akan mencapai nilai terkecil
Pendahuluan 51

pada sudut hambur = rad, keadaan ini disebut hamburan balik, tenaga
hamburan balik Ebs
E
Ebs (3-32)
1 2 E E0
Pada sudut hambur = rad, tenaga pentalan elektron mencapai nilai yang
terbesar, yang selanjutnya disebut tenaga tepi Compton Ece
2E E0
Ece E . (3-33)
1 2E E0

3.2. Hipotesis de Broglie


Louis de Broglie (1892-1987, warga Perancis).
Salah seorang keluarga ningrat, yang karyanya mem-
berikan sumbangan sangat penting pada
pengembangan awal teori kuantum mengemukakan
suatu hipotesis sebagai berikut.
Dualisme gelombang partikel yang berlaku pada
cahaya, juga berlaku untuk partikel. Setiap partikel
yang bergerak didampingi oleh suatu gelombang zat
(matter-waves) yang mempresentasikan perilaku
gelombang partikel itu.

Suatu partikel yang bergerak dengan pusa linier P, didampingi oleh


gelombang zat yang memiliki panjang gelombang
h
(3-34)
P
dengan h menyatakan tetapan Planck
Dalam kehidupan sehari-harihipotesis de Broglie tidak banyak perannya, karena
menyangkut ukuran-ukuran yang sangat kecil. Dapat diambil beberapa contoh
berikut.
Contoh 1:
Seorang pengendara sepedamotor dengan massa total 160 kg melaju
dengan kecepatan sebesar 60 km/jam.
1000 m
Pusa linier total P 160 kgx60 x =2,67 x103 kg.m.s-1
3600 s
Panjang Gelombang de Broglie:
h 6,63x10 34
=2,5x10-37m
P 2,67 x10 3
Ukuran =2,5x10-37m nilainya terlalu kecil sehingga tidak berarti bila
dibandingkan dengan ukuran di sekitar kita sehari-hari.
Contoh 2:
Sebuak lektron dipercepat dengan beda potensial listrik V=10 kV dalam
tabung vakum di antara katoda dan anoda
Tenaga gerak elektron
E k 12 mv 2 eV
Besar kecepatan elektron
Pendahuluan 52

12
2 x1,6 x10 19 x10 4
12
20keV
v =5,9x107 m.s-1
m 9,1x10 31
Besar pusa liniernya
P mv =9,1x10-31x5,4x107=5,4x10-23 kg.m.s-1
Panjang gelombang de Broglie dari elektron
h 6,63x10 34
1,23x10-11 m=1,23 A0
P 5,4 x10 23
Ukuran 1,23 A0 cukup bermakna dalam lingkungan elektron, seperti misal
pada struktur kristal.
Hipotesis de Broglie berhasil dibuktikan kebenarannya pada tahun 1927
melalui ujikaji difraksi berkas elektron yang dilakukan Devison-Germer.
Dalam ujikaji Devison-Germer berkas elektron yang dipercepat dengan
beda potensial listrik tertentu ditembakkan tegak-lurus pada suatu permukaan
keping nikel yang sudah mengalami reduksi. Ternyata intensitas maksimum
diperoleh pada berkas elektron yang terpantul pada sudut 500, bila potensial
pemercepat sebesar 54 volt, sehingga tenaga gerak elektron Ek=54 eV.
Perhatikan Gambar 3.2
Suatu kajian dengan sinar-X tentang bidang-bidang pada kristal nikel yang
dipergunakan sebagai sasaran menunjukkan bahwa:
a). Elektron dipantulkan oleh seperangkat bidang dalam keping kristal nikel
yang tidak sejajar dengan permukaan keping, melainkan miring terhadap
permukaan tersebut. Sudut pantul Bragg adalah 650 (=)
b). Jarak antar bidang adalah 0,91 A0
Bila digunakan perhitungan berdasarkan hipotesis de Broglie, untuk
berkas elektron dengan tenaga EK=54 eV
P2
E k 12 mv 2
2m
P 2mEk
12

2 x9,1x10 31 x54 x1,6 x10 19 1
2

3,97x10 -24 kg.m.s -1


ini sesuai dengan panjang gelombang de Broglie:
h 6,63x10 34
m 1,67x10 -11 m 1,67 A 0
P 3,97 x10 24

500
0
65
650
Gambar 3.2

3.3. Representasi Gelombang de Broglie


Gelombang berjalan secara matematik dapat dinyatakan dalam beberapa
bentuk persamaan, seperti umpamanya:
Pendahuluan 53

x.t A0 coskx t atau x.t A0 sin kx t


x.t A0 e i kx t
atau x.t A0 e i kx t
Misal saja digunakan persamaan x.t A0 coskx t , yang
merupakan gelombang tunggal pada saat tertentu t=t0 seperti dilukiskan pada
Gambar 3.3

x0 x
Gambar 3.3

Maka gelombang tersebut tidak dapat menyatakan kedudukan partikel dalam


ruang, karena meliputi daerah dari x samapi dengan x .
Cara yang ditempuh dalam menyatakan kedudukan partikel dengan lebih
teliti adalah dengan melakukan superposisi beberapa gelombang yang memiliki
vektor gelombang k yang tidak berbeda jauh dari yang satu dengan yang lain.
Diambil superposisi dari dua gelombang yang memiliki vektor gelombang
berturut-turut k dan (k k ) , dan frekuensi sudut dan dengan
k k dan
1 x, t A0 coskx t
2 x, t A0 cosk k x t
Gelombang superposisi:
r x, t 1 x, t 2 x, t
k (3-35)
r x, t 2 A0 cos x t coskx t
2 2
gelombang superposisi tersebut dapat dianggap sebagai suatu gelombang
harmonik dengan vektor gelombang k serta frekuensi dengan amplitudo
k
2 A0 cos x t yang berubah dengan lambat
2 2
terhadap kedudukan x maupun terhadap waktu t seperti yang dilukiskan dalam
Gambar 3.4

x
vg
0 Gambar 3.4
x
v
Dari Gambar 3.4, gelombang dengan k dan merupakan gelombang

pembawa (carrier wave). Suatu titik dengan fase tetap pada gelombang
pembawa ini memenuhi hubungan kx t tetap, sehingga
dx
kdx dt 0 atau v (3-36)
dt k k
selanjutnya v kecepatan fase gelombang pembawa.
Pendahuluan 54

Selubung dari gelombang pembawa juga merupakan gelombang berjalan


yang dapat disamakan dengan gelombanmg modulasi amplitudo seperti
gelombang radio. Suatu titik dengan fase tetap dalam gelombang selubung
memenuhi hubungan

k
2 x 2 t =tetap

k
sehingga 2 dx 2 dt 0 dan diperoleh

dx d
vg
dt k dk
yang kemudian vg disebut kecepatan grup.
Geometri dan konsep gelombang seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.4
menunjukkan bahwa:

x 1 x 1 1
(3-3
2 2
Pada gelombang selubung berlaku hubungan
k 2 2 4 1 1
k
2 k k 4

2
sehingga pers. (3-38) dapat dituliskan menjadi

x 1
k 1 atau x k 2 (3-39)
4 2
dengan menggunakan hubungan
2
k
k 2 P k 2 P (3-40)
h h h

P
Pers. (3-40) dimasukkan ke dalam pers. (3-39), diperoleh bentuk hubungan
xP h (3-41)
Pendahuluan 55

3.4. Ketidakpastian Heisenberg

Werner Heisenberg (1901-1976), warga Jerman). Sangat


terkenal karena asas ketidakpastiannya, yang juga
mengembangkan rumusan lengkep mengenai teori kuantum
yang didasarkan pada matriks

Dalam analisis matematika lebih lanjut terdapat suatu cara optimal untuk
menggunakan konsep gelombang superposisi (dengan spektrum vektor
gelombang k) dalam menyatakan kedudukan partikel dengan sebaik-baiknya.
Untuk bentuk gelombang superposisi yang optimun, hubungan antara agihan
paket gelombang (x)dan lebar spektrum gelombang (k) memenuhi
xk 1 2 , sedang yang lain memberikan hubungan xk 1 2 ,
sehingga hubungan tersebut secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk
xk 1 2 (3-42)
Kombinasi pers. (3-40) dan pers. (3-42), diperoleh

x P dengan
h
(3-43)
2 2
dengan disebut tetapan Dirac, dan pers. (3-43) dinamakan Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg, yang secara lengkap dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Suatu ujikaji terhadap suatu sistem fisika pusa linier dan kedudukan suatu
partikel keduanya tidak dapat ditentukan secara pasti dalam waktu yang
bersamaan, sehingga:

x P
2
Hal tersebut di atas berlaku juga untuk pengukuran tenaga E dalam
selang waktu

t E t
2
3.5. Syarat Normalisasi
Dari gelombang superposisi seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.4
Pendahuluan 56

karena x 0 maka harus digunakan konsep statistik dalam menentukan


kedudukan itu, yaitu kementakan untuk menemukan partikel pada kedudukan x+
pada saat t. Gelombang x, t mungkin fungsi komplek yang berbentuk

x.t f x, t ig x, t
untuk mendapatkan besaran rial, besaran komplek x, t dikalikan dengan

konjugate-kompleknya yaitu * x, t .

Bila x.t f x, t g x, t maka conjugate-kopleknya adalah

* x.t f x, t g x, t , sehingga

x.t * x, t f 2
x, t g 2 x, t x.t 2 (3-44)

dan P x, t x, t
2
adalah kementakan untuk menentukan kedudukan partikel

pada saat tertentu.


Karena Px, t meyatakan kementakan untuk mendapatan kedudukan
partikel, maka harus dipenuhi

Px, t dx 1 atau x, t * x, t dx 1 (3-45)


3.6. Partikel dalam Kotak


Suatu partikel dengan massa m diandaikan bergerak dalam kotak satu
dimensi dengan lebar a, seperti terlukis pada Gambar 3.5
Partikel tak dapat berada di luar kotak, sehingga untuk x 0 dan x a
berlaku x.t 0 . Apabila gerak partikel digambarkan dengan fungsi harmonik
sederhana, maka syarat batas tersebut dipenuhi oleh
2
x A sin kx dan an sehingga k atau
2 2a n
n
kn
a
nx
x A sin (3-46)
a
m

0 a x
Pendahuluan 57

Gambar 3.5
Kementakan untuk. mendapatkan partikel dalam kotak
nx
P x A 2 sin 2 (3-47)
a

nx

Px, t dx 1 atau A 2
2
sin dx 1, sehingga A
2
selanjutnya
a a

2 nx
x sin
a a
(3-48)
2 2 nx
Px sin
a a
Dengan demikian perilaku gelombang dari partikel mewajibkan bahwa panjang
gelombang terkuantisasi sebagai
2a
n dengan n= 1, 2, 3, . ((3-49)
n
Dan diperoleh juga kuantisasi pusa linier
h h
Pn atau Pn n (3-50)
n 2a
dengan kuantisasi tenaga
Pn h2
E kn atau E kn n 2 (3-51)
2m 8ma 2
Contoh
Sinar-X dengan panjang gelombang 0,2400 nm mengalami hamburan
Compton pada sudut hambur 60o. Carilah panjang gelombang sinar-X
terhambur
Penyelesaian:

'
h
1 cos ' h 1 cos
mc mc

' 0,2400 0,00243 1 cos 60 0,2412nm
0

Latihan

1. Sebuah foton dengan panjang gelombang 1,0 A0 berinteraksi dengan


sebuah elektron yang semula dalam keadaan rehat. Setelah berinteraksi
Pendahuluan 58

elektron terpental searah dengan foton datang. Berapa panjang ge-lombang


foton yang terhambur.
2. Foton sinar-X dengan panjang gelombang 1.24 A0 menumbuk elektron
bagian dalam atom. Tenaga ikat elektron adalah 2300 eV. Menurut
hamburan Compton, berapa panjang gelombang dari foton yang terhambur
kebelakang
3. Carilah panjang gelombang elektron yang semula rehat kemudian dipercepat
dengan beda potensial (a) 100 V; (b) 100 kV; (c) 100 MV.

Rangkuman

Hamburan Compton:
E rec E E ' (3-20)

'
h
1 cos (3-28)
mc
Tenakan pentalan elektron
E
1 cas
E0
E rec E (3-31)
E
1 1 cos
E0
Hamburan balik
E
Ebs (3-32)
1 2 E E0
Tepi Compton
2E E0
Ece E . (3-33)
1 2E E0
Panjang gelombang di Broglie
h
(3-34)
P
Prisip ketidakpastian Heisenberg
Suatu ujikaji terhadap suatu sistem fisika pusa linier dan kedudukan suatu
partikel keduanya tidak dapat ditentukan secara pasti dalam waktu yang
bersamaan, sehingga:

x P
2
Pendahuluan 59

Hal tersebut di atas berlaku juga untuk pengukuran tenaga E dalam


selang waktu

t E t
2
Perilaku gelombang dari partikel mewajibkan bahwa:
Panjang gelombang terkuantisasi sebagai
2a
n dengan n= 1, 2, 3, . ((3-49)
n
Kuantisasi pusa linier
h h
Pn atau Pn n (3-50)
n 2a
Kuantisasi tenaga
Pn h2
E kn atau E kn n 2
(3-51
2m 8ma 2

Evaluasi

Kerjakan soal-soal berilut


20. Tetapan Planck 6,6x10-34J.s. Berapa besar momentum cahaya dengan
panjang-gelombang 5000 angstrum?
21. Sinar-X dengan panjang gelombang 0,2400 nm mengalami hamburan
Compton pada sudut hambur 60o (panjang gelombang Compton electron
=2,43x10-12m). Hitung tenaga foton sinar-X terhambur.
22. Partikel yang memiliki massa 9,5x10-31kg bergerak dengan kecepatan
sebesar (9,5)-1x107 m.s-1, tetapan Planck=6,62x10-34J.s. Hitung panjang
gelombang partikel tersebut
23. Elektron yang massanya 9,0x10-31kg bergerak dengan laju 2,2x107ms-1
(tetapan Planck=6,6x10-34Js). Berapa panjang gelombang elektron tersebut?

24. Elektron dengan massa 9,1x10-31 kg dengan kecepatan v, sehingga memiliki


panjanggelombang 6,6x10-11m (tetapan Planck=6,6x10-34J.s). Berapa besar
kecepatan v?
Pendahuluan 60

25. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan. Kelajuan peluru diukur


dengan ketelitian pengukuran kelajuan 0,1 m.s-1 (tetapan Planck 6,6x10-34
J.s). Berapa ketelitian pengukuran posisi peluru tersebut?
26. Hitung tenaga pentalan elektron bebas yang semula dalam keadaan rehat
kemudian berinteraksi dengan foton 1MeV, dan foton terhambur dengan
sudut 900.
27. Panjang gelombang cahaya yang terhambur dengan sudut 900 adalah 0,14
nm. Hitung panjang gelombang cahaya datang.
28. Sebuah elektron dalam keadaan rehat berinteraksi dengan sinar-x, sehingga
terhambur dalam arah sinar-x datang, dan elektron terpental dengan tenaga
pentalan 180 eV. Hitung panjang gelombang sinar-X terhambur.
29. Kecepatan sebuah elektron pada arah sumbu x ditetukan dengan ketelitian
10-7m.s-1. Hitung batas ketelitian dalam menentukan posisi elektron tersebut.
-oOo-

BAB IV
STRUKTUR ATOM

Dalam bab ini disajikan moedl-model atom dengan membahas dasar-dasar


pemikiran pada model atom Tomson, dasar epirik dari penyusunan model atom
Rutherford dengan memaparkan kelemahannya, dan bagaimana upaya Bohr
untuk mengatasi kelemahan model atom Ruterford. Kemudian membahas
penurunan rumus spektrum tenaga atom hidrogen berdasa pada postulat Bohr

Kompetensi dasar dan Indikator


Memahami dasardasar pemikiran yang melatarbelakangi munculnya
beberapa model atom, dengan indikator:
o menunjukkan kelemahan dari model atom Thomson
o menghitung tenaga elektron pada atom hydrogen
o menunjukkan kelemahan dari model atom Rutherfort
o menurunkan rumus deret spectrum hydrogen
o menurunkan pemunculan bilangan kuantum pada konfigurasi elektron
Pendahuluan 61

o menjelaskan terjadinya pemecahan spectrum atom karena pengaruh


medan magnet eksternal
o mengembangkan sasian materi fisika di SMA/MA
o mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan materi sajian

4.1. Model Atom Thomson


Dalam tahun 1897, J.J. Thomson telah membuktikan adanya muatan listrik
diskrit terkecil yang terkait dengan suatu massa yang diskrit pula, yang kemudian
disebut elektron. Atas dasar penemuan ini pada tahun 1898 Thomson
menyarankan suatu model tentang struktur atom yang dikenal Model Atom
Thomson.
Thomson menganggap bahwa atom berbentuk bola pepat yang memuat
sebagian besar massa atom dengan muatan positip tersebar merata meliputi
seluruh bola. Eletron-elektron bermuatan negatip berada pada kedudukan
tertentu dan menetralisir muatan positip. Anadaikan elektron-elektron ini
terganggu, maka timbul gaya listrik yang akan mengembalikan elektron pada
kedudukan semula.
Suatu elektron yang bermuatan -e dan berjarak r dari pusat atom akan
mengalami gaya tarik listrik sebesar
4 e
Fc r 3
3 4r 2
(4-1)
e
Fc r
3
adalah rapat muatan rerata dalam bola yang jejarinya r dan sepusat dengan
atom.
Model atom Thomson sangat sederhana dan tidak banyak memberikan
informasi yang terkait dengan sifat dan perilaku atom

4.2. Perkiraan Ukuran Atom menurut Besaran Makro


Dengan menggunakan besaran makro yang telah ada ukuran atom dapat
diperkirakan sebagai berikut.
Diambil contoh tembaga dengan nomor massa 63,5 dan massa jenis 8,92x103
kg.m-3
Pendahuluan 62

Diandaikan atom berbentuk kubus dengan rusuk a, maka volumenya vo=a3, dan
volume tembaga per Mol nya adalah
63,5
V 7,1.10 3 m3.Mol-1
8,92.10 3
Volume setiap atom dapat diperkirakan dengan menggunakan bilangan
Avogadro (NA=6,02.1026 Mol-1), yaitu

V 7,1.10 3
vo 1,18.10 29 m3
N A 6,02.10 26
karena vo=a3, maka dapat diperoleh nilai
a=2,3.10-10m =2,3 A0 .(4-2)

4.3. Model Atom Rutherford

Ernest Rutherford (1871-1937, warga Inggris). Peletak


dasar fisika nuklir. Terkenal sebagai perintis hamburan
partikel alpha dan pererasan sinar radioaktif. Kepemim-
pinannya mengilhami generasi ilmuwan atom dan nuklir
Inggris

Rutherford berpendapat apabila model atom Thomson adalah benar, maka


apabila partikel-partikel yang bermuatan listrik positif ditumbukkan pada keping
lempeng tipis dan berhasil menembus, tidak mungkin akan mengalami hamburan
dengan sudut hambur yang menyolok. Hal ini berkaitan dengan gaya tolak dari
atom yang hanya berbanding lurus dengan r seperti yang dinyatakan dalam pers.
(4-1).
Berdasarkan hasil ujikaji yang dilakukan Geiger dan Mersden di labora-
toriumnya Rutherford tentang hamburan alpha, diperoleh informasi bahwa jarak
terdekat antara partikel alpha dan pusat atom yang dapat dicapai pada
hamburan dengan sudut hambur 1800 adalah
r0=3,0.10-4 A0 (4-3)
Bila nilai r0 pada pers. (4-3) dibandingkan dengan perkiraan makro yang
ditampilkan pada pers. (4-2), bilangan a dan r0 memiliki perbedaan dengan orde
bilangan 104, suatu perbedaan yang menyolok.
Pendahuluan 63

Dari pertimbangan seperti yang diuraikan diatas, Rutherford


mengemukakan suatu model atom yang selanjutnya disebut model atom
Rutherford dengan gambaran sebagai berikut.
tom terdiri dari inti atom dan elektron yang bergeriak mengelilingi inti
muatan positip dan massa atom terpusat pada intinya
sebagain besar volume atom berupa ruang vakum
inti atom hanya menempati sekitar 10-12 dari seluruh volume atom
Atau dapat dilukiskan dengan sketsa seperti pada Gambar 4.1

2a

2r0

Gambar 4.1

Struktrur atom menurut model atom Rutherford dimungkinkan serupa


dengan susunan tatasurya seperti planit mengelilingi matahari. Yaitu elektron
yang membawa muatan litrik negatif, beredar mengelilingi inti yang bermuatan
positip dalam lintasan lingkaran dengan jejari r. Untuk atom hidrogen yang
memiliki sebuah elektron dapat dilukiskan seperti dalam Gambar 4.2
Gaya listrik antara inti dan elektron:

1 e2
Fc
40 r 2
gaya Coulomb ini bekerja sebagai gaya setripetal yaitu

mv 2
Fsp
r
jadi Fc Fsp

1 e 2 mv 2
Atau =
4 0 r 2 r
e
v (4-4)
40 mr 1 / 2
Pendahuluan 64

v
-e

r Fc

+e

Gambar 4.2

Tenaga gerak elektron


1 2
Ek mv
2
Tenaga potensial elektron
e2
Ep
40 r
Tenaga total elektron

1 e2
E E k E p = mv 2 (4-5)
2 40 r
Dengan substitusi pers.(4-4) ke dalam pers.(4-5) diperoleh rumusan tenaga total
elektron
e2
E (4-6)
8 0 r
Rumusan pada pers. (4-6) menunjukkan bahwa elektron memiliki tenaga total
negatif, artinya elektron terikat dengan intinya, dan jejari edarnya akan mengecil
bila tenaga total elektron berkurang
Menurut teori klasik elektrodinamika, model atom Rutherford tidak dapat
menggambarkan suatu atom yang stabil. Karena gerak elektron mengalami
percepatan. Maka elektron akan memancarkan tenaganya dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Pancaran tenaga oleh elektron ini akan mengurangi
tenaga total elektron, dan elektron dalam mengelilingi intinya tidak dalam lintasan
lingkaran yang stasioner, melainkan dengan jejari lintasan yang semakin kecil
sehingga lintasannya berbentuk pilin. Panjang gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan elektron memiliki spektrum yang malar (kontinyu). Hal ini tidak
Pendahuluan 65

sesuai dengan temuan empirik dari Balmer dan kawan-kawan. Balmer dan
kawan-kawannya berhasil mengamati spektrum atom hidrogen dalam bentuk
spektrum diskrit. (tidak malar).

4.4. Spektrum Atom Hidrogen


Peralatan untuk mengukur spektrum cahaya sudah berkembang sejak akhir
abad ke 19. Studi tentang spektrum secara kualitatip dinamakan Spektroskopi,
sedang studi spektrum secara kuantitatip desebur Spektrometri.
Pengamatan menunjukkan bahwa gas yang bersuhu tinggi memancarkan
cahaya dengan spektrum berupa spektrum garis yang memiliki keteraturan
tersendiri. Spektrum gas juga dapat diperoleh dengan menempatkan gas itu
dalam suatu tabung Geister yang diberi beda potensial tinggi.
Dalam tahun 1885, J.J Balmer, seorang guru sekolah menengah di Swiss
berhasil menemukan suatu rumus empirik sederhana yang dengan ketepatan
tinggi dapat menyatakan panjang gelombang (dan frekuensi) garis sektrum
hidrogen dalam daerah tampak sebagai berikut

A 0
3645,6.m 2
(4-7)
m2 4
menyatakan panjang gelombang dalam angstrum, m adalah bilangan bulat
3,4,5,..
Atau dengan frekuensi
1 1
m 3,229.1015 (4-7)
4 m2
Pada saat itu beberapa model telah dicoba untuk menerangkan rumus empirik
tersebut namun belum berhasil.
Dalam tahun 1908, Paschen menemukan seri lain dari garis spektrum atom
hidrogen yang terletak pada daerah inframerah yaitu
1 1
m 3,229.1015 (4-8)
9 m2
Sebagaimana halnya dengan deret Balmer, deret Paschen juga merupakan hasil
empirik
Ternyata deret Balmer dan Paschen dapat dikembalikan dalam suatu
bentuk sebagai berikut
Pendahuluan 66

1 1
m 3,229.1015 2 (4-9)
n m
2

Rydberg menemukan cara yang lebih mudah dengan mengemukakan


batasan suatu besaran baru yang disebur resiprok panjang gelombang
1


dengan batasan besaran baru ini pers. (4-8) menjadi
1 1
mn 1,097.10 7 2 atau
n m
2

1 1
mn RH 2 (4-10)
n m
2

RH selanjutnya disebut tetapan Rydberg, yang dalam data spektroskopi nilainya


adalah
RH=(10.967.757,6 1,2)m-1
yang telah ditentukan dengan ketelitian tinggi.
Dengan nilai n dan m yang bervariasi diperoleh deret spektrum sebagai
berikut. dalam tabel berikut

Tabel 4.1 Deret spektrum atom Hidrogen

Deret n m
Lyman 1 2,3,4,.
Balmer 2 3,4,5,.
Paschen 3 4,5,6,.
Bracket 4 5,6,7,.
Pfund 5 6,7,8,.

4.5. Model Atom Bohr-Rutherford

Niels Bohr (1885-1962, warga Denmark). Mengem-


bangkan teori spectrum radiasi atom hydrogen yang
berhasil dan menyumbangkan gagasan mengenai
keadaan mantap (stasioner) dan azas melengkapi
(complementarity) bagi mekanika kuantum. Kemudian
mengembangkan teori fisi nuklir. Institut fisika teori-
nya di Kopenhagen hingga saat ini tetap menarik
kunjungan para fisikawan seluruh dunia
Pendahuluan 67

Setelah Rutherford merumuskan model atom yang dilandasi pada hasil


percobaan tentang hamburan partikel alpha, maka sejauh mana model itu dapat
diperluas agar dapat menerangkan spektrum garis yang dipancarkan atom
hidrogen. Bohr berusaha untuk menyempunakan model atom Rutherford dengan
dasar fikiran sebagi berikut:
a). Karena radiasi yang dipancarkan oleh atom adalah terkuantisasi, maka
seharusnya sistem atom yang menjadi sumber pancaran radiasi harus
terkuantisasi pula.
b). Apabila atom memancarkan tenaga dalam kuanta h, tentunya sistem
atom akan kehilangan tenaga sebesar h pula.
c). Beda tenaga antara berbagai aras tenaga dalam sistem atom memiliki nilai
tertentu.
Dari dasar pikiran seperti tersebut di atas, kemudaian Niels Bohr pada tahun
1913 mengajukan postulat tentang atom Hidrogen seperti berikut
Postulat I:
Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak mengelilingi
inti dalam lintasan lingkaran yang dipengaruhi gaya tarik Coulomb
sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
Postulat II:
Gerak elektron mengelilingi intinya dalam lintasan lingkaran stasioner,
yang memiliki pusa sudut kelipatan bulat dari ( h / 2 ) atau
L n ; n=1,2,3,.
h
n=bilangan bulat, dan (tetapan Dirac)
2
Postulat III:
Dalam lintasan stasioner, elektron yang mengelilingi inti tidak
memancarkan tenaga elektromagnet, sehingga tenaga total elektron
tidak berubah.
Postulat IV:
Pendahuluan 68

Bila suatu elektron berpidah dari lintasan dengan tenaga Ei berpidah


kelintasan dengan tenaga Ef maka akan dipancarkan radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi
Ei E f
if
h
Dari postulat tersebut di atas, model atom Bohr dapat diterangkan sebagai
berikut.
Gaya tarik Coulomb antara elektron (benrmuatan -e) dan inti (bermuatan +Ze)
yang berjarak r (jejari lintasan elektron) pada elektron bekerja sebagai gaya
sentripetal

1Ze 2 mv 2
dengan v laju linier elektron
40 r 2 r

Ze 2
v2 (4-11)
40 mr
L mvr n
n atau
v
mr
n2 2
v 2 2
2
(4-12)
m r
Dari pers.(4-11) dan pers. (4-12) diperoleh

Ze 2 n2 2 40 2 2
= 2 2 atau r n
40 mr m r Ze 2 m
secara umum dapat ditulis
40 2 2
rn n (4-13)
Ze 2 m
4 0 2
2
=5,29x10-11m=a0 yang kemudian disebut jejari Bohr
Ze m
Pers. (4-13) menunjukkan bahwa jejari lintasan elektron mengelilingi intinya
adalah terkuantisasi.
Ze 2 Ze 2
Tenaga total elektron E E k E p mv 1 2
.
40 r
2
80 r
Dengan memasukan r=rn seperti pers. (4-13) tenaga total elektron dapat
dinyatakan sebagai
Pendahuluan 69

Z 2e4m 1
En (4-14)
32 2 02 2 n 2

Z 2e4m
=2,17x10-13J=13,6 eV dan n=1,2,3,
32 2 02 2
Pers. (4-14) menunjukkan bahwa tenaga total elektron terkuantisasi dan
merupakan kelipatan dari 13,6 eV
1
En 13,6 eV
n2
Jejari elektron dan tenaga sistem atom hidrogen sebagai fungsi n dicantumkan
pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Jejari elektron dan tenaga sistem atom Hidrogen

n En ( eV ) rn ( A0)
1 -13,60 0,529
2 -3,40 2,120
3 -1,51 4,760
4 -0,85 8,460
5 -0,54 13,22
. . .
. . .
. . .
0

Pada Gambar 4.3 dilukiskan suatau elektron dari lintasan ni pindah ke lintasan nf
, akan memancarkan foton dengan frekuensi

Ei E f 1 13,6eV 13,6eV

if
hif h h ni2 n 2f

13,6eV 1 1
if 2
h n 2
i nf

13,6.1,6.10 19 1 1
if 2
nf ni 6,63.10 34 n 2
Gambar 4.3
f ni

1 1 1 if
Atau if 3,282.1015 2 , bila digunakan if maka
n 2
n c
f i

3,282.1015 1 1 1 1
Diperoleh if 2 1,0894.10 7 2 2 atau
3.10 8 n 2 n
f ni f ni
Pendahuluan 70

1 1
if R (4-15)
n2 n2
f i

dengan R=1,0894x107

0 0

5 -0,54 -0,87x10-19

4 -0,85 -1,36x10-19
Bracket
3 -1,51 -2,42x10-19
Paschen

2 -8,40 -5,44x10-19
Balmer

1 -13,6 -21,8x10-19
Lyman

n En(eV) En(J)

Gambar 4.4 Transisi pada aras tenaga untuk berbagai deret


Bila nilai R pada pers. (4-15) dibandingkan dengan nilai RH pada pers. (4-10)
dida-patkan perbedaan yang sangat kecil yaiti 6,7 0/00.
Perhitungan dengan model atom Bohr pada atom Hidrogen ternyata
menghasilkan:
a). ungkapan teoritik tentang resiprok panjang gelombang yang tepat sama
dengan rumus empirik dari Rydberg
b). nilai perhitungan R sama dengan nilai empirik RH
Model atom Bohr untuk atom Hidrogen ternyata dapat memberikan
keterangan tentang spektrum garis radiasi yang dipancarkannya, dan pola
ramalan tentang frekuensi radiasi yang sesuai dengan hasil penentuan secara
ekperimental.
Aras tenaga sistem atom Hidrogen dan deret spektrumnya dapat
dinyatakan dengan skema seperti pada Gambar 4.4

4.6. Koreksi terhadap Model Atom Bohr.


Pendahuluan 71

Secara garis besar teori atom Bohr tentang atom Hidrogen memberikan
ramalan yang benar tentang spektrum garis atom Hidrogen. Meskipun hasilnya
cukup baik dibandingkan dengan hasil pengukuran ekslerimental, beberapa
koreksi masih dapat dilakukan.

a). Koreksi karena Massa Inti Berhingga.


Perhitungan tenaga atom En didasarkan pada pengandaian bahwa massa
inti takberhingga. Dalam kenyataan massa inti M 1856 kali massa
elektron Semua perhitungan akan sama dengan sebelumnya, asal saja
digunakan massa tereduksi (U)
mM
U =(1-5x10-4) m
mm
Koreksi terhadap nilai RH adalah 5x10-4, demikian pula dengan En. Jelas
koreksi ini sangat kecil.

b). Koreksi Relativistik


40 2 2
Dari pers. (4-13) yaitu rn n dan mvr n dapat diperoleh
Ze 2 m
persamaan untuk menyatakan kelajuan linier elektron yang terkuantisasi
Ze 2 1
vn (4-16)
40 n
Kejaluan terbesar adalah untui n=1 yaitu

Ze 2
v1 =2,18x106 m.s-1=7,3x10-3c
4 0
v
Jadi =7,3x10-3 atau 2=5,3x10-5. Oleh karena itu perubahan nilai
c
tenaga En yang terjadi karena efek relativitas hanyalah sekitar 10-4 yaitu
nilai yang relatif kecil.
Contoh:
Hitunglah kedua panjang gelombang terpanjang deret Balmer ion berillium
terionisasi tigta kali ( Z 4 )

Pemecahan
Pendahuluan 72

Seluruh radiasi deret Balmer merakir pada n 2 . Kedua panjang


gelombang terpanjang pada deret Balmer berkaitan dengan n 3 n 2 ,
dan n 4 n 2 Jadi tenaga radiasi dan panjang gelombang yang
bersangkutan adalah

1 1
E E3 E2 13,6 4 2 30,2 eV
9 4
hc 1240
41,0 nm
E 30,2

1 1
E E 4 E 2 13,6 4 2 40,8 eV
16 4
hc 1240
30,4 eV
E 40,8

Latihan

1. Hitungkah kecepatan, tenaga gerak, dan tenaga potensial dari elektron pada
keadaan n=3 dalam atom hidrogen
2. Hitung jejari lintasan elektron atom hidrogen pada keadaan n=4 .
3. Sekelompok atom hidrogen dalam keadaan dasar disinari cahaya ultra violet
dengan panjang gelombang 59,0nm. Hitunglah tenaga gerak elektron yang
dipancarkan
4. Hitung tenaga ionisasi dari keadaan n=3 pada atom hidrogen
5. Berapakah tenaga yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari atom
hidrogen dalam keadaan n=2?
6. Hitung panjang gelombang terpendek dan terpanjang dari deret Lyman atom
helium satu.

Rangkuman

Model Atom Thomson


Pendahuluan 73

4 e
Fc r 3
3 4r 2 (4-1)
e
Fc r
3
Model Atom Rutherford
e
v (4-4)
40 mr 1 / 2
1 e2
E E k E p = mv
2
(4-5)
2 40 r

e2
E (4-6)
8 0 r
Model Atom Bohr
40 2 2
rn n (4-13)
Ze 2 m
Z 2e4m 1
En (4-14)
32 2 02 2 n 2

Ze 2 1
vn (4-16)
40 n
Deret Spektrum

1 1
if R 2 (4-15)
n 2
f ni

Evaluasi

Kerjakan soal berikut


30. Berapa tenaga yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron atom hidrogen
dalam keadaan n=2
31. Hitung tenaga foton yang dipancarkan bila sebuah atom hidrogen mengalami
transisi dari keadaan n=3 ke n=1
32. Bila elektron atom hydrogen berpindah dari keadaan dengan bilangan
kuantum n=2 ke keadaan dengan bilangan kuantum utama n=1, apa yang
akan terjadi.
Pendahuluan 74

33. Panjang gelombang batas spektrum atom hidrogen pada deret Paschen
sebesar 820,1 nm. Berapa panjang gelombang terpanjang dari deret
Paschen ini. Diketahui Jejari Bohr =5,29A0.
34. Berapa jari-jari lintasan elektron atom hidrogen pada keadaan n=4
35. Gunakan model atom Bohr untuk menghitung panjang gelombang batas
deret Lman dan Paschen dari atom hydrogen
36. Sebuah electron berada pada keadaan dengan n=5 dari atom hydrogen.
Menuju ke keadaan aras tenaga manakah saja electron dapat melakukan
transisi, dan berapa tenaga radiasi yang dipancarkannya untuk masing-
masing transisi
37. Hitunglah tenaga ionisasi dari: hydrogen pada n=3;
-oOo-

BAB V
DASAR-DASAR MEKANIKA
KUANTUM

Erwin Shrdinger (1887-1961, warga Autria).


Walaupun tidak sefahan dengan tafsiran probabi-
listik yang kemudian diterapkan pada pekerjaan-
nya, beliu berjasa dalam mengembang-kan teori
ma-tematik mekanika gelombang yang untuk
pertama kalinya memungkinkan dihitungnya
perilaku gelom-bang dari berbagai system fisika

Dalam bab ini disajikan dasar-dasar mekanika kuantum dengan membahas


dasar-dasar pemikiran tentang fungsi gelombang Schrdinger tak gayut waktu,
menurunkan fungsi gelombang untuk partikel bebas, dan penggunaan fungsi
gelombang Schrdinger untuk gerak partikel bebas pada potensial undak.
Pendahuluan 75

Kemudaian bagaimana menghitung catu tenaga untuk partikel dalam sumur


potensial, dengan menggunakan funsi gelombang Schrdinger.

Kompetensi dasar dan Indikator


Memahami prinsip penggunaan funsi gelombang Schrodinger, dengan
indikator
o menurunkan fungsi gelombang Schrdinger
o menurunkan fungsi gelombang Schrdinger tak gayut waktu
o menyelesaikan fungsi gelombang Schrdinger tak gayut waktu pada
gerak partikel bebas
o menghitung koefisien transmisi gerak partikel pada potensial undak
o menghitung spektrum tenaga patikel dalam sumur potensial
o menyusun bahan sajian untuk fisika SMA/MA

5.1. Persamaan Schrdinger


Fungsi gelombang Ae i ( kx t )
dengan 2 2E / h E / , dan k 2 / 2P / h P /
i
Px Et
Ae

i i
P E
x t

2 i 2 i
2 2

P E
x 2 t 2

2 i 2 i
2 2

P E
x 2 t 2
i i
P E
x t

P i P P0 p E i E E 0 p
i x x i t t

Pop i E op i
x t

Persamaan Schrdinger
Pendahuluan 76

Perpindahan dari pemerian mekanika klasik ke mekanika kuantum:


1. Tuliskan persamaan gerak klasik dalam bentuk tenaga total E, pusa linier P,
dan tenaga potensial V.
2. Gantikan E dengan pengandar tenaga Eop, dan P dengan pengandar Pop
3. Kenakan pengandar-pengandar tersebut pada fungsi gelombang x, t dan
selesaikan
2 2
P2 Pop Pop
E V Eop V Eop V
2m 2m 2m
jadi

2 2
i V
t 2m x 2
2 2
i x, t x, t Vx, t (5-1)
t 2m x 2
Pers.(5-1) disebut Persamaan Schrdinger

Pesamaan Schrdinger tak gayut waktu


Dengan menggunakan pemisahan peubah pada pers. (5-1) yaitu
x, t x. t
2 2
i V
t 2m x 2
2 2
i V
t 2m x 2
ruas kiri dan kanan dari persamaan di atas dibagi dengan sehingga
diperoleh

1 2 1 2
i V (5-2)
t 2m x 2
Pada pers. (5-2) V V x yaitu tenaga potensial tidak bergantung waktu (t)
tetapi bergantung pada posisi (x), sehingga ruas kiri dan kanan memiliki peubah
yang berbeda. Oleh sebab itu hanya benar bila ke dua ruas pada persamaan
tersebut sama dengan suatu tetapan yang sama, sebut saja c1
1
i c1 (5-3a)
t
Pendahuluan 77

2 1 2
V c1 (5-3b)
2m x 2


i
1 i i c1t
pers. (5-3a) d c1 dt ln c1t e
0 0
i
c1t
0e
c1 berdimensi tenaga c1 E
Sehingga pers. (5-3b) menjadi

2 1 2 2 2
V E V E
2m x 2 2m x 2
2 2m
E V 0 (5-4)
x 2 2
Pers. (5-4) disebut Pesamaan Schrdinger tak gayut waktu

2 2 2
Untuk tiga dimensi 2 disebut pengandar Laplace
x 2
y 2
z 2

Dari pers. (5-4) diperoleh Pesamaan Schrdinger (PS) tak gayut waktu untuk tiga
dimensi seperti pada pers. (5-5)

2
2m
E V 0 (5-5)
2
5.2. Fungsi Gelombang Partikel Bebas
Untuk kasus satu dimensi PS tak gayut waktu seperti yang dinyatakan
pada pers. (5-4) untuk partikel bebas V x 0 sehingga dapat dituliskan menjadi

2 2m
E 0 (5-6)
x 2 2
2mE
Dengan menuliskan k maka pers. (5-6) menjadi
2
2
k 2 0 (5-7)
x 2
dengan penyelesaian x e ikx dan x e ikx yang melukiskan gerak partikel
dalam arah x+ dan x- Penyelesaian umum dari pers. (5-7) dapat ditulis sebagai
kombinasi linier dari kedua penyelesaian di atas yaitu
x Ae ikx Be ikx (5-8)
Pendahuluan 78

Suku pertama melukiskan funsi gelombang partikel bergerak dalam arah x+ dan
suku ke dua melukiskan fungsi gelombang parikel bergerak kearah x-. Untuk
kasus tiga dimensi pers. (5-8) menjadi
r Ae ikr Be ikr (5-9)

5.3. Gerak Partikel pada Potensial Undak


Ditinjau suatupartikel yang bergerak dalam daerah potensial undak seperti
yang dilukiskan pada Gambar 5.1 dengan V=0 untuk x<0 dan V=V0 yang nilainya
tetap untuk x>0
Pada daerah I, dengan V x 0 PS tak gayut waktu satu dimensi dapat
dituliskan
2 I 2mE
2 I 0 (5-10)
x 2
dengan penyelesaian
I x Aeik r Be ik r
I I
(5-11)

2mE
dan k12
2
Pada daerah II, dengan V x V0 yang nilainya tetap PS tak gayut waktu

satu dimensi dituliskan sebagai berikut


2 II 2m
2 E V0 II 0 (5-11)
x 2
2 II
k 22 II 0 (5-12
x 2

V(x)

E
V0
I II

x
x=0

Gambar 5.1 Potensial Undak

a). Untuk E V0 k 22
2mE
E V0 0 sehingga penyelesaian dari pers.
2
(5-12) adalah
Pendahuluan 79

II x Ce k r De k r
2 2
(5-13)

Agar II nilainya berhingga pada setiap nilai x, maka nilai D pada pers. (5-
13) harus sama dengan nol sehingga persamaannya menjadi
II x Ce k r 2
(5-14)

E<0 fungsi gelombang


menurun secara ekspo-
nensial dalam daerah ter-
larang klasik, dengan
tena-ga gerak klasik men-
jadi negatif

Tetapan A,B, dan C dapat dicari dengan menggunakan syarat kontinuitas


pada x=0, yaitu
I II


pada x=0
d I d II

dx dx
Dengan menggunakan dua syarat tersebut menghasilkan persamaan
A B C (5-15)
ik1 A B k 2 C (5-16)
Dari pers. (5-15) dan (5-16), nilai B dan C adalah

k ik 2 2k1
B 1 A dan C A
1
k ik 2 1
k ik 2

II x 0 , ini menunjukkan bahwa partikel berhasil menerobos potensial


undak, hal mana tidak dimungkinkan bila ditinjau menurut fisika klasik.
Koefisien transmisi (T) dapat ditentukan dengan definisi
fluks partikel yang menembus potensial undak
T
fluks partikel yang datang ke potensial undak
2
Ce k2 x
T 2
untuk x=0
Ae ik1x
Pendahuluan 80

2
CC * 2 k1
T
AA * k1 ik 2

4k12
T 2 (5-17)
k1 k 22

b). Untuk E V0 k 22
2mE
E V0 0 sehingga penyelesaian dari pers.
2
(5-12) adalah
II x Ceik r De ik r
2 2
(5-18)

E>V0, panjang gelombang


de Broglie berubah apa-
bila partikel melewati
tongga potensial

Di daerah II hanya terdapat partikel yang bergerak ke kanan sehingga pers.


(5-18) menjadi
II x Ceik2r (5-19)
Tetapan A,B, dan C dapat dicari dengan menggunakan syarat kontinuitas
pada x=0, yaitu
I II


pada x=0
d I d II

dx dx
Dengan menggunakan dua syarat tersebut menghasilkan persamaan

k k2 2k1
B 1 A dan C A
k1 k 2 k1 k 2
II x 0 , ini menunjukkan bahwa partikel berhasil menerobos potensial
undak, hal mana tidak dimungkinkan bila ditinjau menurut fisika klasik.
Koefisien transmisi (T) dapat ditentukan dengan definisi
fluks partikel yang menembus potensial undak
T
fluks partikel yang datang ke potensial undak
Pendahuluan 81

2
Ce ik2 x CC *
2
T 2
untuk x=0 T
Ae ik1x AA *

2
2 k1
T (5-20)
k1 k 2

5.4. Partikel Dalam Sumur Potensial


Salah satu contoh kasus partikel dengan tenaga terkuantisasi adalah
partikel dalam sumur potensial

V= V=

V=0

x
x=0 x=a

Gambar 5.2 Sumur potensial

2 2m
PS E V0 0
x 2 2
Di luar sumur tidak ada partikel x 0 untuk x 0 dan x 1

Di dalam sumur 0 x 1 V 0 sehingga berlaku PS

2 x 2m
2 E x 0 (5-21)
x 2
Penyelesaian dari pers. (5-21) dapat ditulis dalam bentuk
x A sin kx B cos kx (5-22)

2mE
Dengan k2
2
Syarat batas mengharuskan bahwa di x=0 dan x=a, nilai (x)=0. Bila syarat ini
dikenakan pada pers. (5-22) diperole B=0 dan

ka=n, dengan n=1,2,3 (5-23)

2mE k 2 2 k 2a 2 2
k2 E E (5-24)
2 2m 2ma 2
Pendahuluan 82

Dengan kombinasi pers. (5-23) dan (5-24) dapat diperoleh persamaan tenaga
partikel dalam sumur potensial yang terkuantisasi seperti berikut

2 2
En 2
n 2 dengan n=1,2,3. (5-25)
2ma
Tenaga pada pers. (5-25) bersifat diskrit dan merupakan swanilai dari fungsi
gelombang

2mEn
n x A sin x A sin n x (5-26)
a

Nilai A dapat dihitung dengan menggunakan syarat normalisasi, yaitu bahwa
kementakan untuk mendapatkan partikel dalam sumur potensial adalah satu.
a
n A2 a
n x dx 1 A sin a xdx 1 2 1 A
2 2 2 2
0 a
sehingga fungsi gelombang ternormalisasi adalah

n
n x
2
sin x (5-27)
a a

Latihan
1. Elektron dengan tenaga 1eV dan 2eV dating pada perintang setinggi 5eV dan
lebar 0,5 nm. Carilah peluang transisinya
2. Carilah peluang untuk mendapatkan partikel antara 0,45L dan 0,55L untuk
keadaan dasar dan eksitasi pertama bagi partikel yang terperangkap dalam
kotak yang panjangnya L

Rangkuman
Persamaan Schrdinger
2 2
i x, t x, t Vx, t (5-1)
t 2m x 2
Pesamaan Schrdinger tak gayut waktu
2 2m
E V 0 (5-4)
x 2 2

2
2m
E V 0 (5-5)
2
Pendahuluan 83

Persamaan tenaga partikel dalam sumur potensial yang terkuantisasi

2 2
En 2
n 2 dengan n=1,2,3. (5-25)
2ma
Evaluasi
Kerjakan soal berikut
1. Nyatakan berbagai persyaratan suatu fungsi gelombang
2. Berapakah tenaga minimum sebuah elektron yang terperangkap dalam suatu
daerah satu dimensi selebar ukuran inti atom (1,0x10-14m)?
3. Berkas elektron tiba pada perintang yang tingginya 5eV dan lebarnya 0,2
nm. Berapakah energi elektron supaya dapat menembus perintang tersebut
4. Elektron dan proton memiliki tenaga yang sama yaitu E,mendekati perintang
yang tingginya V lebih besar dari E. Partikel mana yang berpeluang lebih
besar untuk melewatinya
5. Sebuah partikel terperangkap pada sebuah kotak dua dimensi dengan

panjang L dan lebar 2L. Nilai tenaganya adalah : 2 2 / 2mL2 (nx2 n y2 / 4)

Carilah kedua tenaga terendah kedua yang terdegenerasi.


-oOo-
BAB VI
TINJAUAN KUANTUM
ATOM HIDROGEN

Kedua grafik hasil gambar dari


computer ini menyatakan proba-bilitas
untuk menemukan mene-mukan
elektron atom hydrogen pada keadaan
n=8 dengan bilangan kuantum pusa
sudut l=2 dan l=6; koordinat tegak di
suatu titik menyatakan probabi-litas
menemukan elektron dalam suatu
elemen volume kecil pada titik itu. Inti
atom berada pada pusat tiap diagram

Dalam bab ini disajikan tentang penjabaran funsi gelombang Schrodinger


tak gayut waktu untuk atom hidrogen sehingga memunculkan bilangan utama,
bilangan kuantum orbital, bilangan kuantum magnetal, dan bagaimana
mengintrerprestasikannya. Juga dibahas tentang penurunan aturan seleksi
Pendahuluan 84

sebagai syarat terjadinya peralihan, pengaruh medan magnet eksternal terhadap


garis spektrum atao hidrogen

Kompetensi dasar dan Indikator


Memahami penerapkan fungsi gelombang Schrodinger pada sistem atom
Hidrogen, dengan indikator
o menjelaskamn munculnya bilangan-bilangan kuantum untuk atom
hidrogen dengan fungsi gelombang Schrodinger
o menginterpretasikan bilangan-bilangan kuantum pada atom hydrogen
o menjelaskan aturan seleksi pada aatom hidrogen
o menjelaskan pengaruh medan magnet eksternal terhadap spektrum
atom hydrogen
o menjelaskan terjadinya pemecahan spekrum atom karena pengaruh
medan magnet eksternal
o menyusun bahan sajian sesuai dengan kurikulum SMA/MA

6.1. Fungsi Gelombang Atom Hidrogen


Pesamaan Schrdinger (PS) tak gayut waktu untuk tiga dimensi bentuknya
seperti berikut

2
2m
E V 0 (6-1)
2
Apabila pengandar Laplace dinyatakan dalam koordinat bola r, , maka
bentuknya menjadi

1 1 1 2
2 r2 2 sin 2 2 2
2

r r r r sin r sin
dan dari pers. (6-1), dapat dituliskan fungsi gelombang untuk atom hidrogen
spserti berikut

1 2 2 2m
2 2 E V 0
1 1
r 2 sin 2 2
r r r r sin
2
r sin
(6-2)
Pemisahan peubah
Pendahuluan 85

r , , Rr
R 2 2
; R ; R ; R 2
r r 2

1 R 1 1 2
2 r 2 2
2
R sin 2 2 R 2 (6-3)
r r r r sin r sin
Masukkan pers. (6-3) ke dalam pers. (6-2), dengan merubah turunan parsial
menjadi turunan biasa, karena fungsi R, ,dan masing-masing hanya
bergantung pada peubah r, , dan yang tidak saling terkait. Kemudian kalikan

seluruh suku dalam persamaan dengan r 2 sin 2 / R , sehingga diperoleh
persamaan berikut.

sin 2 d 2 dR sin d d 1 d 2 2mr 2 sin 2


r sin E V 0
R dr dr d d d 2 2
atau

sin 2 d 2 dR sin d d 2mr 2 sin 2 1 d 2


r sin E V (6-4)
R dr dr d d 2 d 2
Ruas kiri dan ruas kanan pada pers. (6-4) merupakan fungsi dari peubah yang
berbeda, oleh sebab itu hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang
sama, sebut saja ml2, sehingga diperoleh

1 d 2 d 2

2 ml atau 2 ml2 0
2
(6-5)
d d
Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (6-5) diperoleh
ml 0, 1, 2, 3, .............. l
Tetapan ml selanjutnya disebut bilangan kuantum magnetik.

sin 2 d 2 dR sin d d 2mr 2 sin 2


r sin E V ml2 (6-6)
R dr dr d d 2
seluruh suku pada pers.(6-6) dibagi dengan sin 2 , kemudian suku-suku yang
mengandung peubah yang berbeda dipisahkan ke dalam ruas yang berbeda
pula, sehingga diperoleh

1 d 2 dR 2mr 2 ml2 d d
r E V
1
sin (6-7)
R dr dr 2
sin sin d
2
d
Pendahuluan 86

Pers. (6-7) hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang sama,
tertapan ini dipilih= l l 1

1 d 2 dR 2mr 2
r 2 E V l l 1 (6-8)
R dr dr
ml2 d d
l l 1
1
sin (6-9)
sin sin d
2
d
Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (6-8) diperoleh

me 4 1
En (6-10)
32 0 n 2
2

Pers. (6-10) menyatakan tenaga elektron dalam atom hidrogen di suatu keadaan
yang hanya bergantung pada nilai n. Tetapan n selanjutnya disebut bilangan
kuantum utama.
Dari penyelesaian pers. (6-9), diperoleh nilai l yang mungkin yaitu =
ml , ml +1, ml +2, ..
Jika nilai n ditentukan terlebih dahulu, maka l dan ml dapat dituliskan sebagai
berikut
n = 1, 2, 3, ..
l = 0, 1, 2, , (n-1)
ml.= -l, -(l+1), -(l+2), -(l+3), ..0, +l

Tabel 6.1: Beberapa Fungsi Gelombang Atom Hidrogen

n l ml ( ) ( ) R (r )
1 0 0 1
2
1
2
2
a03 / 2
e r 'a0

2 0 0 1
2
1
2
1
( 2 a0 ) 3 / 2
(2 ar0 )e r / 2 a0

2 1 0 1
2 2
6
cos 1 r
3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0
e r / 2 a0

2 1 1 1
e i 3
sin 1 r
e r / 2 a0
2 2 3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0

6.2. Interpretasi Bilangan Kuantum


Penyelesaian pesamaan Schrdinger untuk atom hidrogen menampilkan
bilangan-bilangan bulat n, l, dan ml . Bilangan-bilangan ini muncul karena
Pendahuluan 87

dipersyaratkan bahwa penyelesaian pesamaan Schrdinger tersebut harus


merupakan fungsi berperilaku baik, artinya berharga tunggal, malar, berhingga
untuk seluruh ruangan baik untuk fungsi itu sendiri maupun turunannya.
Apabila perangkat bilangan kuantum ( n, l, dan ml ) diketahui, maka akan
diketahui pula keadaan sistem atom, atau keadaan kuantisasinya.
1. Bilangan Kuantum Utama
Bilangan kuantum utama ( n ) mencirikan kuantisasi tenaga total sistem
atom.

me 4 1
En
32 0 n 2
2

Dalam gambaran fisikanya, bilangan kuantum ini berkaitan dengan jarak


elektron dari intinya (jarak dalam tanda petik mengandung pengertian
statistik)
2. Bilangan Kuantum Orbital
Interpretasi bilangan kuantum orbital (l) dapat dilakukan dengan melakukan

e2
tinjauan pada pers. (6-8), dan memasukkan nilai V
4 0 r

1 d 2 dR 2mr 2 e2
seperti brikut r 2 E l l 1 , kemudian ruas
R dr dr 40 r
R
kanan dan kiri dikalikan dengan sehingga menjadi
r2
1 d 2 dR 2m e2
R l l 1 2
R
r
2 E
r dr dr
2
40 r r

1 d 2 dR l l 1 2m e 2
atau r E R 0
r 2 dr dr r2 2 4 0 r

e2
Tenaga total: E Tradial Torbital , sehingga persamaan di atas
40 r
menjadi
1 d 2 dR l l 1 2m
r 2 Tradial Torbital R 0
r dr dr
2
r 2

1 d 2 dR 2m 2 l l 1
r Tradial Torbital R 0 (6-11)
r 2 dr dr 2 2mr 2
Pendahuluan 88

Pers. (6-11) berkaitan dengan arah radial dari gerak elektron dalam atom,
dan seharusnya tidak ada hubungannya dengan gerak orbital. Hal ini
terpenuhi apabila dua suku terakhir dari persamaan yang berada dalam
kurung kotak saling meniadakan, sehingga persamaan deferensial tersebut
hanya bergantung pada r saja. Untuk itu harus dipenuhi

2 l l 1
Torbital 2 l l 1 1 mrvorbital 2
2mr 2 mvorbital
2 2

2 2mr 2 2mr 2
Torbital 2 mv
1

mrvorbital L yang disebut pusa sudut

2 l l 1
L 2 l l 1
L
2
2
2mr 2mr
sehingga besarnya pusa sudut elektron dapat dinyatakan sebagai

L l l 1 2 (6-12)

Pers. (6-12) menunjukkan bahwa bilangan kuantum orbital (l) berkatitan


dengan besarnya pusa sudut elektron dalam atom.
Untuk suatu bilangan kuantum utama n, nilai l yang diperbolehkan adalah:
l= 0, 1, 2, ..(n-1)
3 Bilangan Kuantum Magnetal
Bilangan kuantum magnetal ml sangan dekat kaitannya dengan bilangan
kuantum orbital. Untuk suatu bilangan kuantum orbital l, bilangan kuantum
magnetal memiliki nilai ml= -l, -(l-1), -(l-2), 0, +l.
Menurut tinjauan mekanika kuantum, komponen vektor pusa sudut orbital L
pada arah tertentu (diambil pada arah sumbu Z), tidak dapat memiliki
sembarang nilai melainkan terkuantisasi dalam kelipatan bulat dari .
LZ L cos ml (6-13)

Dengan terkuantisasinya nilai LZ, maka orientasi vektor Lterkuantisasi


dalam ruang, dengan aturan kuantisasi ruang
ml
cos
l l 1

2 l 2 ; L 6

L

LZ


Pendahuluan 89

Gambar 6.1 Kuantisasi ruang dari vektor L

6.3. Aturan Seleksi


Kementakan peralihan per satuan waktu dari suatu keadaan awal dengan
fungsi gelombang I ke suatu keadaan akhir dengan fungsi gelombang f adalah
sebanding dengan faktor
A i * xidvi ; xi dapat berupa x, y, atau z
Untuk keadaan awal dicirikan dengan n, l, dan ml , serta keadaan akhir dicirikan
dengan n, l, dan ml maka
A nlm
*
l
xi n'l 'ml ' dv (6-14)

Jika faktor di atas 0 , disebut peralihan yang diperbolehkan, dan jika =0 disebut
peralihan terlarang.
Dengan mengganti fungsi gelombang untuk atom hidrogen pada pers. (6-
14), diperoleh bahwa peralihan diperbolehkan terjadi apabila
l 1, dan ml 1 atau 0 (6-15)

Syarat peralihan seperti tersebut di atas dinamakan aturan seleksi.

6.4. Efek Zeeman Normal


Efek Zeeman normal adalah terpecahnya garis spektral akibat pengaruh
medan magnet luar yang kuat.
Elektron bermuatan listrik negatif bergerak dalam lintasan tertutup dapat
dipandang sebagai untai arus listrik tertutup. Dengan demikian kofigurasi medan
magnetnya dapat dipandang sebagai magnet permanen kecil yang memiliki
dwikutub magnet ()
iA (6-16)
Pendahuluan 90

Dimisalkan gerak elektron dalam lintasan lingkaran dengan laju v, jejari r, dan
waktu edar T, maka
e e ev
i
T 2r v 2r
A r 2 ; dan L mvr
ev e
xr 2 xmvr
2r 2m
e
L (6-17)
2m
e
disebut tetapan giromagnet
2m

Dalam medan magnet luar B dengan sudut antara dan B adalah ,
perubahan tenaga potensial akibat interaksi adalah
e
E .B B cos BL cos
2m
dan L cos LZ ml

e
E ml B (6-18)
2m
e
nilai =9,273x10-24 J.T-1, disebut magneton Bohr (B)
2m

e
B B
2m

+3
+2 +2
+1 +1 +1
E 0 0 0 0
-1 -1 -1
-2 -2
-3

S (l=0) P (l=1) D (l=2) F (l=3)


(2l+1)= 1 3 5 7

Gambar 6.2 Pemecahan aras tenaga karena medan magnet


Pendahuluan 91

Dengan demikian untuk suatu keadaan dengan bilangan kuantum n yang


sama, mula-mula memiliki satu aras tenaga En. Dengan adanya medan magnet

luar B , terjadilah pemecahan aras tenaga sebanyak (2l+1) pada masing-masing
nilai l yang bersesuaian
Syarat peralihan harus memenuhi aturan seleksi sebagai berikut
l 1, dan ml 0 atau 1

Latihan

1. Hitung tenaga elektron pada keadaan dasar E1 dengan memasukan fungsi


gelombang radial R yang bersesuaian dengan n=1; l=0 ke dalam Pers.:

1 d 2 dR l l 1 2m e 2
r
E R 0
r 2 dr dr r2 2 4 0 r

2. Buktikan nilai rerata 1 / r untuk elektron 1s dalam atom hydrogen adalah


1 / a0
3. Hitung besar vector pusa sudut yang menyatakan gerak sebuah elektron
dalam keadaan dengan l=1 dan keadaan l=2
4. Tentukan semua komponen z yang mungkin dari vector L yang menyatakan
pusa sudut gerak orbital dari suatu keadaan dengan l=2

Rangkuman

2
2m
E V 0 (6-1)
2
1 d 2 d 2
2 ml2 atau 2 ml2 0 (6-5)
d d
Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (6-5) diperoleh
ml 0, 1, 2, 3, .............. l

me 4 1
En (6-10)
32 0 n 2
2

ml , ml +1, ml +2, ..
ml.= -l, -(l+1), -(l+2), -(l+3), ..0, +l
Pendahuluan 92

L l l 1 2 (6-12)

LZ L cos ml (6-13)

Evaluasi
Kerjakan soal berikut
1. Mengapa untuk mendiskripsikan keadaan elektron atomik diperlukan tiga
bilangan kuantum (selain spin elektron)?
2. Hitung perubahan panjang gelombang dari foton yang dipancarkan pada
peralihan 2p ke 1s apabila atom hydrogen ditempatkan dalam pengaruh
medan magnet luar 2,00T
-oOo-

BAHAN AJAR PENGAYAAN

MATA KULIAH : FISIKA MODERN (3 SKS)


Kode MK :
Rombel : 01 dan 02
Semester Gasal

Disusun oleh:
Mosik
Pendahuluan 93

PRODI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2010/2011

BAB VII
ATOM BERELEKTRON BANYAK

Wolfgang Pauli (1900-19580), warga Swis.


Azas larangannya memberikan dasar untuk
memahami struktur atom. Selain itu juga
memberikan sumbangan terhadap pengem-
bangan teori kuantum, peluruhan beta, dan
pemahaman simetri dalam hokum-hukum fisika

7.1 Spin Elektron

Goudsmit dan Uhlenbeck (1925) mengusulkan bahwa elektron memiliki


suatu pusa sudut intrinsik yang tidak dipengaruhi oleh gerak orbitalnya, dan
disebut spin elektron. Elektron berotasi pada sumbunya sehingga menghasilkan
pusa sudut spin . Karena elektron bermuatan listrik negatif, maka dari gerak
rotasinya menghasilkan medan magnet dengan momen magnet yang
berlawanan arah dengan .
Pendahuluan 94

Jika suatu elektron yang memiliki pusa spin itu berada dalam medan
magnet luar, maka diharapkan bahwa spin tersebut akan terkuantisasi ruang dan
memberikan aras tenaga yang berbeda bergantung pada arah orientasinya
Suatu keadaan dengan bilangan kuantum spin , karena pengaruh medan
magnet inti akan terkuantisasi akan terkuantisasi ruang sebanyak 2 + 1. Dari
hasil pengamatan, nilai tersebut selalu sama dengan 2, sehingga 2 + 1 = 2 atau
1
=2 (7-1)

Dengan penalaran yang sama dengan pusa sudut orbital, maka pesar pusa
sudut spin adalah
1
= ( + 1) = 3 (7-2)
2

Sedangkan komponen pusa sudut spin ke arah medan magnet adalah


= (7-3)
Dalam hal ini menyatakan bilangan kuantum magnetal spin yang dapat
bernilaiu dan + atau -1/2 dan +1/2
Hipotesis tentang adanya spin elektron, didukung oleh ujikaji yang
dilakukan oleh Stern dan Gerlach (1922).

7.2 Ekslusi Pauli

Pada atom berelektron lebih dari satu, tenaga potensial yang ditinjau tidak
hanya akibat interaksi antara elektron dan inti, tetapi juga interaksi antar elektron.
Keadaan akibat adanya interaksi antar elekltron tersebut dilukiskan oleh Prinsip
Eksklusi Pauli yang menyatakan bahwa: Hanya ada satu elektron yang berada
dalam setiap keadaan dalam atom.
Karena setiap keadaan dicirikan oleh suatu set bilangan kuantum:
, , , , maka aturan pauli megisyaratkan bahwa suatu elektron harus
memiliki kombinasi yang berbeda dengan elektron lain dalam suatu atom.

7.3 Struktur Halus Spektrum Atom

Pusa sudut orbital dan pusa sudut spin membentuk pusa sudut total
= + (7-4)
Pendahuluan 95

Seperti pada pusa sudut orbital maupun spin, pusa sudut total berkaitan
dengan bilangan kuantum dan sebagai

= ( + 1) (7-5)
dan
= + (7-6)
Dengan menurunkan pers. (7-4), diperoleh
= + (7-7)
Nilai yang mungkin untuk dan adalah
| | | + | (7-8)
dengan = , 0, +
Sebuah elektron dalam atom dicirikan dengan sekumpulan bilangan
kuantum , , , . Dalam notasi spetroskopi dituliskan dengan
2+1 (7-9)
Huruf dalam pers. (7-9) biasanya dinyatakan dengan simbol pusa sudut orbital
s, p, d, f, .... dan seterusnya untuk elektron, atau S, P, D, F, ...dan seterusnya
untuk atom, yang sesuai dengan =0, 1, 2, 3, .... dan seterusnya.
Sebagai contoh: Untuk keadaan teralan dengan = 3, = 1, = 32 dan 12, terdapat
dua keadaan yaitu 32 3/2 dan 32 1/2

7.4 Struktur Hiperhalus Spektrum Atom

Pauli (1924) menyarankan bahwa inti atom juga memiliki pusa sudut spin
intrinsik dan momen magnet. Andaikan pusa sudut spin inti maka berlaku
= ( + 1) (7-10a)
= (7-10b)
Momen magnet inti ( ) adalah

=
(7-11)

dengan menyatakan massa proton dan adala tetapan.

Spin inti berinteraksi dengan pusa total atom , dan membentuk yang
memenuhi persamaan
= + (7-12a)
Pendahuluan 96

= ( + 1) (7-12b)
Nilai bilangan kuantum adalah | 1| ,........0, ........| + 1|, hal ini menunjukkan
arti bahwa suatu aras tenaga yang berkaitan dengan terpecah menjadi (2 + 1)
aras tenaga untuk > atau sebanyak (2 + 1) aras tenaga untuk <
Peralihan dwikutub yang diperbolehkan harus memenuhi aturan seleksi
= 1, 0 (kecuali dari = 0 ke = 0); = 1, 0 (7-13)
Gerak elektron dalam atom menghasilkan medan magnet 0 , sedang
medan magnet dari inti , dengan tenaga interaksi
0
= . (7-14)
0 dan masing-masing sebanding dengan dan , sehingga tenaga
interaksi pada pers. (7-14) dapat dinyatakan sebagai berikut
.
= 2
(7-15)

suatu tetapan yang melibatkan sifat-sifat atom dan intinya.


1
Nilai (. ) = 2 2 [( + 1) ( + 1) ( + 1). ], sehingga peres. (7-15) menjadi

= [( + 1) ( + 1) ( + 1)] (7-16)
2
22
Sebagai contoh: Pada atom Na dengan = 3/2, keadaan dasarnya
32 1/2 pecah menjadi dua aras tenaga dengan = 2 dan = 1, dan untuk
keadaan dasar 32 3/2 pecah menjadi empat aras tenaga dengan =
3, 2, 1, 0
-oOo-
BAB VIII
STRUKTUR MOLEKUL

Meskipun telah dijelaskan dan dikelompokkan


berbagai proses fisika yang menentukan struk-
tur berbagai molekul sederhana, pemahaman
mengenai fisika molekul sangatlah komplek.
Sepereti molekul DNA yang dilukiskan dalam
model seperti gambar sebelah, belumlah
lengkap

8.1. Ikatan Molekul


Pendahuluan 97

Jika atom-atom saling mendekat, pada suatu jarak tertentu gaya tarik-
menarik mulai berperan dan mengikat atom-atom menjadi molekul. Ada
perbedaan mikanisme timbulnya gaya tarik memarik tersebut dari suatu molekul
dengan molekul yang lain
Macam-macam mekanisme timbulnya gaya tarik menari antar atom dalam
molekul adalah sebagai berikut.

a). Gaya Van der Wals


Gaya Van der Wals timbul akibat dari dua atom yang saling
menginduksikan suatu dwikutub listrik, sehingga terjadi interaksi tarik
menarik dengan potensial / 6. untuk jarak yang kecil terjadi tumpang
tindih lintasan orbit elektron. Dengan adanya larangan Pauli, muncul gaya
tolak yang membawa ke lintasan orbit yang lebih tinggi dengan potensial
/ , sehingga potensial efektifnya adalah

() = 6 (8-1)

dengan dan adah tetapan, sedang merupakan bilangan positif ( 10)

b). Ikatan Ionik


Ikatan ionik terbentuk pada atom-atom yang memiliki kecenderungan
untuk menerima elektron dan atom lain yang cenderung memberikan
elektron sehingga menjadi ion negatif dan ion positif. Karena adanya
interaksi coulomb, maka membentuk suatu ikatan yang disebut ikatan ionik.
Interaksi tarik-menarik pasangan ion negatif dan positif tersebut tarik
menarik dengan tenaga potensial /. Sebagai contoh pada molekul KCl,
atom K memiliki sebuah elektron falensi berkofigurasi 4 dengan tenaga
ikat hanya 4,34 eV, atom Cl memiliki 5 elektron valesi pada kofigurasi 3
yang dapat menarik elektron valensi atom K sehingga pada konfigurasi 3
menjadi penuh dan mengikatnya dengan tenaga ikat 3,80 eV. Atom Cl
yang telah mendapat tambahan satu elektron menjadi ion negatif, sedang
atom K yang telah kehilangan satu elektron menjadi ion positif yang saling
tarik menarik membentuk molekul dengan tenaga total sistem menjadi

= 3,80 + ( 6 ) (8-2)
Pendahuluan 98

dalam satuan eV dan dalam satuan angstrum.


Suku terakhir dalam pers (8-2) adalah sumbangan dari interaksi Van
der Wals, dan dapat diabaikan karena nilainya sangat kecil bila
dibandingkan dengan interaksi coulomb
Tenaga total sebagai fungsi jarak antar atom K dan Cl dilukiskan
pada Gb. (8.1)

Gb. (8.1): Tenaga total sebagai fungsi jarak antar atom K dan Cl

c). Ikatan Kovalen


Dalam beberapa keadaan, electron-elektron valensi suatu atom
dimiliki bersama dengan ataom lainnya. Hal ini terutama terjadi pada
molekul-molekul yang tersusun dari atom-atom identik suatu
molekul,.sebagai contoh adalah molekul-molekul yang tersusun dari atom-
atom identik adalah H2, O2 dan N2.

8.2. Tenaga Rotasi

Molekul sebagai benda tegar, selain bertranslasi juga berotasi terhadap


pusat massanya.
Pendahuluan 99



Pusat massa
2

2
1
1 0

Gb. (8.2): Rotasi molekul dwiatom terhadap pusat massanya

Ditinjau suatu molekul dwiatom, yang atom-atomnya berotasi pada sumbu


yang melalui pusat massanya. Pusa sudut molekul () tegak lurus sumbu
penghubung kedua inti atom pada molekul
Momen kelembaman molekul terhadap sumbu yang melalui pousat masa
dan tegak-lurus pada garis penghubung kedua atom adalah
= 1 12 + 2 22 (8-3)
dalam hal ini 1 dan 2 masing masing menyatakan jarak 1 dan 2 terhadap
pusat massa, dan karena 1 12 = 2 22 maka pers. (8-3) selanjutnya dapat
dinyatakansebagi berikut

= 1+2 (1 + 2 )2 atau = . 02 (8-4)
1 2
1 2
1 +2
= (massa tereduksi inti), dan (1 + 2 ) = 0 (jarak kesetimbangan inti)

Pusa sudut molekul = , dengan menyatakan kecepatan sudut rotasi. Pusa


sudut molekul terkuantisasi dengan bilangan kuantum rotasional ,sehingga =
( + 1). dengan = 0, 1, 2, 3,
Tenaga gerak rotasi molekul adalah
1 2 2
= 2 2 = 2 = 2
. ( + 1) (8-5a)
2
oleh sebab itu aras tenaga rotasional molekul dapat dinyatakan = 2
. ( + 1)

Selisih aras tenaga rotasional yang berturutan adalah


2
= +1 = . ( + 1) = 2 ( + 1)
4
Untuk radiasi dwikutub listrik, peralihan yang diperbolehkan adalah
mengikuti aturan seleksi = 1. Dengan demikian setiap peralihan hanya
terjadi di antara aras-aras tenaga yang saling berdekatan
Pendahuluan 100

Dalam kenyataan, spektrum rotasional selalu diperoleh dari penyerapan,


sehingga setiap peralihan yang didapatkan, berkaitan dengan keadaan awal
dengan bilangan kuantum ke keadaan akhir dengan bilangan kuantum lebih
tinggi + 1. Dalam kasus molekul tegar, frekuensi foton yang diserap

=
= 42 ( + 1) = 2 ( + 1) (8-5b)

Dari pers. (8-5), mengandung arti bahwa spektrum rotasi molekul dwiatom

terdiri dari garis-garis spektrum yang berjarak sama, yaitu = 2, hal ini

dibuktikan dengan spektrum yang diperoleh dari hasil pengukuran. Pada Gb.
(8.3), ditampilkan spektrum rotasi molekul HCl

Gb. (8.3): Spektrum Rotasi molekul HCl

8.3. Tenaga Vibrasi

Jarak antar inti atom dalam molekul yang dianggap tepat, mengisyaratkan
bahwa atom-atom penyusun molekul melakukan gerak vibrasi nisbi. Di sekitar
jarak kesetimbangan 0 , bentuk tenaga potensial dapat didekati dengan fungsi
1
parabola = 0 + 2 ( 0 )2 , (0 =jarak paling stabil sehingga gerak vibrasi

nisbinya merupakan vibrasional sederhana dengan frekuensi sudut 0 = /,


dengan menyatakan massa tereduksi molekul. Dengan demikian tenaga vibrasi
molekul dwiatom adalah
1
= ( + 2) 0 (8-6)

Dengan = 0, 1, 2, 3, .. menyatakan bilangan kuantum vibrasi


Pendahuluan 101

Aturan seleksi untuk peralihan dwikutub listrik di antara aras-aras tenaga vibrasi
adalah = 1. Ini mengandung arti bahwa peralihan hanya terjadi antara aras
tenaga yang bersebelahan, sehingga frekuensi yang diserap atau dipancarkan
dalam suatu peralihan adalah sama, yaitu
0
0 =
2
Tenaga molekul karena rotasi dan vibrasi dapat dinyatakan sebagai =
+ atau
2 1
= 2 ( + 1) + ( + 2) 0 (8-7)
2
Karena nilai 2
jauh lebih kecil dari 0 maka dapat dikatakan bahwa setiap aras

tenaga vibrasi terdapat beberapa aras tenaga rotasi seperti yang ditunjukkan
pada Gb.(8.4)

Gb. (8.4): Aras tenaga rotasi dan vibrasi molekul dwiatom

8.4. Peralihan Elektron Dalam Molekul

Setiap molekul memiliki konfigurasi elektron yang stabil atau


keadaan elektronik yang stasioner. Untuk keadaan alaktronik, terdapat
beberapa keadaan getar, dan setiap keadaan getar terdapat beberapa
keadaan rotasi.
Pendahuluan 102

Tenaga molekul dapat dinyatakan sebagai


= + +
1 2
= + ( + 2) 0 + 2 ( + 1) (8-8)

menyatakan tenaga elektronik pada keadaan tenaga potensial


minimum.
Dalam suatu peralihan elektronik terjadi perubahan tenaga
= + + (8-9)
Dengan = " + perbedaan tenaga minimum dari dua keadaan
elektronik
1 1
= " + = (" + ) "0 ( + ) 0
2 2
2 2
= " + = 2" "(j" + 1) 2 (j' + 1)

Gb. (8.5): Dua aras elektronik dengan aras-aras vibrasi-rotasi

Frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap dalam peralihan


elektronik terdiri dari tiga bagian yaitu:disebabkan oleh perubahan tenaga
elektronik, perubahan tenaga vibrasi, dan perubahan tenaga rotasi
Pada peralihan dwikutub listrik untuk aras tenaga rotasional harus dipenuhi
= 0, 1, kecuali 0 0. Dalam hal ini peralihan dengan = 0 diperbolehkan,
karena pada saat peralihan elektronik, terjadi perubahan konfigurasi.

-oOo-
Pendahuluan 103

Daftar Pustaka
Arthur Beiser. 1996. Konsep Fisika Modern. Erlangga. Bandung
Kenneth S Krane. 1992. Fisika Modern. UI-Press. Jakarta
Kusminarto. 1994. Pokok-Pokok Fisika Modern. FMIPA UGM. Yogyakarta.
Sells,RL. 1962. Elementary Modern Physics. Allyn and Bacon, Inc. London
Hariadi,PS. 1991. Fisika Modern. ITB. Bandung
Pendahuluan 104

Glosarium
Azas Kovariansi : Semua hukum Fisika tetap bentuknya terhadap
perpindahan kerangka enersial yang saling
bergerak tanpa percepatan
Azas Korenpondensi : Pada kelajuan rendah (v<<c) hukum-hukum
relativistik harus sesuai dengan konsep-konsep
mekanika Newton
Delatasi waktu : Efek relativistik pada pengukuran selang waktu
bagi pengamat yang bergerak terhadap obyek
pengukuran
Kontaksi panjang : Efek relativistik pada pengukuran panjang bagi
pengamat yang bergerak terhadap obyek
pengukuran
Massa relativistik : Massa suatu benda yang diukur oleh pengamat
yang bergerak terhadap ubyek yang diukur
Foton : Paket tenaga cahaya berdasar hipotesisi Einstein
pdata teori kuantum cahaya
Hamburan Compton : Interaksi foton dengan elektron bebas
Hamburan balik : Tenaga foton terhambur mencapai nilai terkecil
pada sudut hambur radian
Tepi Comton : Tenaga pentalan elektron mencapai maksimum
pada sudut hambur radian
Fotoelektron : Elektron yang terlepas akibat penyinaran pada
gejala fotolistrik
Radiasi : Perpindahan tenaga tanpa membutuhkan zat
perantara
Benda hitam : Benda yang menyerap seluruh radiasi yang
datang bila suhunya lebih rendah daru suhu
sekelilingnya, dan memancarkan seluruh tenaga
radiasi bila suhunya lebih tinggi dari suhu
sekelilingnya
Tenaga ionisasi : Tenaga yang diperlukan elektron untuk lepas dari
ikatan inti dalam atom
Pendahuluan 105

Anda mungkin juga menyukai