Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROJECT MEKANIKA

“APLIKASI PUSAT MASSA DAN GERAKANNYA DALAMKEHIDUPAN SERTA APLIKASI


KEKALAN MOMENTUM PADAMERIAM DAN SENAPAN”

DOSEN PENGAMPU :
Wahyuni Satria Dewi, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Azura Radhatul Jannah (22033063)
Dya Fathima Nazira (22033067)
Feby Muliani Putri (22033072)
Muhammad Surya Meliano (22033145)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun supaya kami secara
khusus dan Mahasiswa secara umum dapat mengetahui tentang “Dinamika System Partikel dan
Pusat Massa dan Menganalisis Bagaimana Pengaplikasiannya Pada Kehidupan Sehari-hari”
untuk memenuhi tugas project mekanika. Dengan telah tersusun makalah ini, maka kami selaku
penyusun mengungkapkan terima kasih kepada :
1. Ibuk Wahyuni Satria Dewi, S.Pd, M.Pd Selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika.
2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah dan akan
membantu untuk perbaikan kesalahan makalah ini kedepannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi kami secara
khusus dan pada pembaca secara umum. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan kedepannya.

Padang, 8 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Partikel dan Pusat Massa
B. Sistem Koordinat Pusat Massa
C. Konservasi Momentum Linier
D. Konservasi Momentum Sudut
E. Konservasi Energy
F. Aplikasi Dinamika Sistem Partikel dan Pusat Massa

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinamika adalah salah satu sub-disiplin ilmu yang dipelajari dalam mekanika. Mekanika itu
sendiri adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak benda,
sedangkan dinamika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak suatu benda dengan
memperhatikan penyebab terjadinya gerakan pada benda tersebut. Ketika membahas tentang
masalah-masalah dinamika, maka dalam permasalahan ini kita menggunakan hukum kedua
Newton pada benda-benda yang sedang melakukan percepatan sehingga tidak berada dalam
keadaan kesetimbangan. Dalam kasus ini, gaya total yang bekerja pada benda
tersebut tidaklah nol, tetapi sama dengan massa benda dikali dengan percepatannya.
Walaupun pembahasan tentang hukum-hukum Newton berhubungan dengan
gerakan partikel titik, kebanyakan penerapan yang kita lakukan adalah untuk benda-
benda besar,seperti balok, bola, dan bahkan mobil. Oleh karena itu, pembenaran penerapan itu
ditunjukkan dalam pembahasan sistem partikel dan kekekalan momentum, yang mana
akanmeninjau benda yang besar sebagai sistem partikel titik-titik dan menganggap bahwahukum
Newton berlaku untuk tiap partikel. Akan ditunjukkan bahwa ada satu titik dalam sistem, yang
dinamakan pusat massa, yang bergerak seakan-akan massa sistem terpusat dititik itu dan gaya
eksternal yang bekerja pada sistem bekerja semata-mata pada titik itu. Gerakan setiap benda atau
sistem partikel, tak peduli betapa pun rumitnya, dapat dianggap sebagai gerakan pusat massa
(yang dapat dipikirkan sebagai gerakan keseluruhan system itu) ditambah gerakan masing-
masing partikel dalam sistem relatif terhadap pusat massa.
Selain membahas tentang pusat massa dan gerakannya dalam suatu sistem, dalam
makalah ini juga akan dibahas tentang besaran momentum yang merupakan hasil kali massa
partikel dengan kecepatannya. Momentum penting dibahas bersama dengan dinamika sistem
partikel karena momentum total suatu sistem partikel tetap konstan jika gaya eksternal yang
bekerja pada sistem berjumlah nol. Seperti energi, momentum tersimpan dalam sistem yang
terisolasi. Dalam makalah ini, akan dibahas secara khusus pada pusat massa dan gerakannya
dalam suatu sistem, serta aplikasinya. Selain itu, akan dibahas juga tentang kekekalan
momentum linear.

B. Rumusan Masalah
1. Sistem partikel dan pusat massa
2. System koordinat Pusat Massa
3. Konservasi Momentum linier
4. Konservasi momentum sudut
5. Konservasi energi
6. Aplikasi dinamika sistem partikel dan pusat massa pada gerak sistem partikel

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memehami Sistem partikel dan pusat massa
2. Mengetahui dan memehami System koordinat Pusat Massa
3. Mengetahui dan memehami Konservasi Momentum linier
4. Mengetahui dan memehami Konservasi momentum sudut
5. Mengetahui dan memehami Konservasi energi
6. Mengetahui dan memehami Aplikasi dinamika sistem partikel dan pusat massa pada
gerak sistem partikel
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Partikel dan Pusat Massa


Pada bagian ini ditinjau prinsip-prinsip mekanika untuk sistem berbentuk titik materi
(partikel). Benda-benda nyata dapat saja diperlakukan sebagai partikel, sejauh ukurannya dapat
diabaikan terhadap jarak yang ditinjau. Pada konsep dinamika dikembangkan berdasarkan tiga
konsep penting yaitu energi, momentum dan momentum sudut, yang masing-masingnya tentu
bersama konsep-konsep lain.
Hubungan ketiga konsep energi dan momentum tersebut yang membuatnya menempatkan pada
masalah yang khusus dalam dinamika partikel. Prinsip tersebut berbentuk hukum konservasi bagi
masing-masingnya (konservasi energi dan konservasi momentum).
Pada hakekatnya hukum konservasi energi mekanik berkaitan dengan momentum linear,
momentum angular, dan energi terapan di berbagai sistem. Jika sebuah sistem berisi sejumlah N
partikel, dengan simbol 1, 2, ... N. Massa partikel ini adalah 𝑚1 , 𝑚2 , … 𝑚𝑁 dan letaknya pada
jarak 𝑟𝐴1 , 𝑟2 ,̇ …̇ 𝑟𝑁̇ dari titik asal O. Kecepatan partikel adalah 𝑟1 , 𝑟2 , ̇ …̇ 𝑟𝑁̇ . Untuk beberapa sistem
partikel, pusat massa terletak pada jarak R (X, Y, Z) dari titik asal dan didapat hubungan.

(𝑚1 + 𝑚2 + ⋯ + 𝑚𝑁 )𝑅 = 𝑚1 𝑟1 + 𝑚2 𝑟2 + ⋯ 𝑚𝑁 𝑅𝑁 atau

∑ 𝑚𝑘 𝑟𝑘 ∑ 𝑚𝑘 𝑟𝑘
∑𝑁 𝑁
𝑘=1 𝑚𝑘 𝑅 = ∑𝑘=1 𝑚𝑘 𝑟𝑘 . Oleh karena itu : 𝑅 = =
∑ 𝑚𝑘 𝑀

Dalam hal ini 𝑀 = ∑ 𝑚𝑘 , merupakan jumlah dari keseluruhan massa dalam sistem tersebut dan
penjumlahan E dari k = 1 ke k = N. Berdasarkan komponen tersebut dapat dituliskan :
1 1 1
𝑋 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑥𝑘 , 𝑌 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑦𝑘 , 𝑍 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑧𝑘

Jadi pusat massa merupakan posisi rata-rata dari massa berat.


Kecepatan v=R pada pusat massa dapat diperoleh dengan differensiasi terhadap t. Oleh karena
itu.

̇ 1
𝑣 = 𝑅 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑟𝑘

Komponen-komponen kecepatan pada pusat massa dapat ditulis :

̇ 1 ̇ 1 ̇ 1
𝑣𝑥 = 𝑥 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑥𝑘 , 𝑣𝑦 = 𝑦 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑦𝑘 , 𝑣 = 𝑧 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑧𝑘

Percepatan a didapat dengan mendefferensialkan lagi, yakni :


1 ̈
𝑎 = 𝑅 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑟𝑘
̇ 1 ̇ 1 ̇1
𝑎𝑥 = 𝑥 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑥𝑘 , 𝑎𝑦 = 𝑦 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑦𝑘 , 𝑎𝑧 = 𝑀 ∑ 𝑚𝑘 𝑧𝑘

B. System Koordinat Pusat Massa

C. Konservasi Momentum Linier


Untuk sebuah partikel tunggal bermassa m bergerak dengan kecepatan 𝑣̅ dan momentum
linear 𝑝̅, hukum Newton II menyatakan :

𝑑𝑝̅
𝐹̅ =
𝑑𝑡

Dalam hal ini F adalah gaya neto luar yang bekerja pada massa m, dan

𝑝̅ = 𝑚𝑣̅

Jika m konstan

𝑑𝑝̅ 𝑑 𝑑𝑣̅
𝐹̅ = 𝑑𝑡 = 𝑑𝑡 (𝑚𝑣̅ ) = 𝑚 𝑑𝑡 = 𝑚𝑎̅

Selanjutnya, jika 𝐹̅ = 0, ̅𝑝 adalah konstan, ini adalah konservasi dari hukum konservasi
momentum linear untuk partikel tunggal. Pada sistem N partikel, gerak partikel ke k dari massa,
𝑚𝑘 , pada jarak 𝑟𝑘 dari titik asal dan dengan kecepatan 𝑟𝑘 (= 𝑣𝑘 ) dan percepatan 𝑟𝑘 . Gaya total
𝐹𝑘 bekerja pada partikel 𝑘𝑡ℎ merupakan penjumlahan dua gaya :

1. Jumlah gaya eksternal 𝐹𝑘𝐼 yang diterapkan pada partikel 𝑘𝑡ℎ .


2. Jumlah gaya internal 𝐹𝑘𝐼 prime pada partikel 𝑘𝑡ℎ dengan N-1 partikel dalam system.

Jadi persamaan gerak untuk partikel 𝑘𝑡ℎ sesuai dengan hukum Newton adalah :

𝐹𝑘 = 𝐾𝑘𝐼 + 𝐾𝑘𝑖 = 𝑚𝑘 𝑟𝑘 , 𝑘 = 1, 2, … 𝑁

Dalam hal ini

̅̅̅
𝐹𝑘𝑖 = ∑𝑁 ̅̅̅̅
𝑖
𝑘=1,𝑘≠1 𝐹𝑘𝐼

𝐹𝑘𝑖 adalah gaya pada partikel ke 𝑘𝑡ℎ pada 𝐼𝑡ℎ partikel, karena vektor alami dari persamaan gaya
partikel, dalam hal ini 3N untuk orde ke-2 secara simultan atau persamaan differensial dapat
terpecahkan. Gerak beberapa partikel k pada 𝑟𝑘 didapat pemecahan dengan persamaan di dalam
6N konstanta sembarang (3N untuk posisi inisial dan 3N untuk kecepatan inisial). Persamaan
gaya dapat diselesaikan dengan menggunakan pusat koordinat massa.
Momentum untuk partikel ke 𝑘𝑡ℎ diberikan oleh:

𝑝𝑘 = 𝑚𝑘 𝑣̅𝑘 = 𝑚𝑘 𝑟̅𝑘̇
̅̅̅

Persamaan 10 diambil dari


̅̅̅̅𝑘
𝑑𝑝
= 𝐹̅𝑘 = 𝐹̅𝑘𝐼 + 𝐹̅𝑘𝐼
𝑑𝑡

Jumlah kedua sisi meliputi semua n partikel,


̅̅̅̅
𝑑𝑝𝑘 𝑑
∑𝑛𝑘=𝑙 = ∑𝑁 ̅ 𝑁 ̅ 𝑁 ̅𝑙 𝑁 ̅
𝑙 𝑃𝑘 = ∑𝑙 𝐹𝑘 = ∑𝑙 𝑃𝑘 + ∑𝑙 𝐹𝑘
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Bilamana 𝑝̅ adalah jumlah momentum linear pada sistem N partikel dari 𝐹̅ gaya luar total yang
bekerja pada sistem, maka :

𝑃̅ = ∑𝑁 ̅ 𝑁 ̇
𝑘=𝑙 𝑃𝑘 = ∑𝑘=𝑙 𝑚𝑘 𝑟̅𝑘

𝐹̅ ∑𝑁 ̅𝑒
𝑘=𝑙 𝐹𝑘

Selanjutnya jumlah gaya dalam yang bekerja pada semua sistem partikel sama dengan nol.

∑𝑁 ̅𝑙
𝑘=𝑙 𝐹𝑘 = 0

Kombinasi persamaan - persamaan di dapat

𝑑𝑃̅
= 𝐹̅
𝑑𝑡

Teorema momentum untuk sistem partikel :


Konservasi momentum linear : perubahan rata-rata pada momentum linear adalah sama
dengan gaya terapan luar total. Jadi bila jumlah semua gaya terapan luar sama dengan nol, maka
momentum linear total dari sistem ini adalah konstan".

𝑃̅ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐹̅ = 0

D. Konservasi Momentum Sudut


Momentum sudut dari partikel tunggal didefinisikan pada bentuk perkalian silang yaitu:

𝐿̅ = 𝑟̅ × 𝑃̅ = 𝑟̂ × 𝑚𝑟̅ = 𝑟̅ × 𝑚𝑣̅
Pada sistem partikel N, momentum sudut total 𝐿̅ dapat dituliskan sebagai jumlah vector :

𝐿̅ = ∑𝑁 ̅ 𝑁 ̇
𝑘=𝑙(𝑟̅𝑘 × 𝑃𝑘 ) = ∑𝑘=𝑙(𝑟̅𝑘 × 𝑚𝑘 𝑟̅ ) = 0
Momentum sudut total dapat terlihat pada beberapa point A sebagai ganti titik asal 0. tetapi
pada beberapa kasus 𝑟𝑘 diganti dengan 𝑟𝑘 − 𝑟𝑘𝐴 . dalam hal ini 𝑟𝐴 merupakan jarak point A dari
titik asal. Turunan persamaan diatas terhadap waktu menghasilkan,

𝑑𝐿̅
= ∑𝑁 ̇ ̇ 𝑁 ̇ ̈
𝑘=𝑙(𝑟̅ × 𝑚𝑘 𝑟̅ ) + ∑𝑘=𝑙(𝑟̅ × 𝑚𝑘 𝑟̅ )
𝑑𝑡

Suku pertama bagian kanan diabaikan karena hasil perkalian silangnya sama dengan nol,
𝑟̅̇ × 𝑚𝑘 𝑟̅̇ = 0, sedangkan m𝑟̈ sama dengan gaya total yang bekerja pada partikel k, diperoleh :

𝑑𝐿̅ 𝑁 ̅𝑙
= ∑𝑁 ̅𝑙 𝑁 ̅𝑒 𝑁 𝑁 ̅𝑖
𝑘=𝑙 [𝑟̅𝑘 × (𝐹𝐾 + ∑ 𝑖=𝑖 𝐹𝐾 )] = ∑𝑘=𝑙 𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘 + ∑𝑘=𝑙 ∑𝑘=𝑙 𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙
𝑑𝑡
𝑙≠𝑘

Dalam hal ini 𝐹̅𝑘𝑖 merupakan gaya luar total yang bekerja pada partikel k, dan 𝐹̅𝑘𝑙
𝑖
sebagai
gaya dalam yang bekerja pada partikel 𝑘𝑡ℎ menuju partikel 𝐼𝑡ℎ . Suku kedua pada ruas kanan
sama dengan nol, dalam hal ini,
𝑁 ̅𝑖 ̅𝑖 ̅𝑖
∑𝑁
𝑘=𝑙 ∑ 𝑙=𝑙 𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙 = (𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙 ) × (𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙 )
𝑙=𝑘

Oleh karena 𝐹̅𝑘𝑙


𝑖
= −𝐹̅𝑘𝑙
𝑖
, maka persamaan dapat dinyatakan seperti :
𝑁 ̅𝑖 ̅𝑖 ̅𝑖 ̅𝑖 ̅𝑖
∑𝑁
𝑘=𝑙 ∑ 𝑙=𝑙 𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙 = (𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙 ) × (𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘𝑙 ) = (𝑟̅𝑘 × 𝑟̅𝑙 ) × 𝐹𝑘𝑙 = 𝑟̅𝑘𝑙 × 𝐹𝑘𝑙
𝑙=𝑘

Jika 𝜏̅𝑘 , merupakan torka pada partikel 𝑘𝑡ℎ , maka torka totalnya

𝑑𝐿̅
= ∑𝑁 𝑁 ̅𝑖
𝑘=𝑙 𝜏̅𝑘 = ∑𝑘=𝑙 𝑟̅𝑘 × 𝐹𝑘
𝑑𝑡

𝑑𝐿̅
Dan = 𝜏̅
𝑑𝑡

Dalam hal ini perubahan momentum sudut dari sistem terhadap waktu adalah sama
dengan total torka dari semua gaya luar yang bekerja pada sistem. Konservasi momentum sudut,
untuk sistem yang tertutup, satu sama lain tidak bekerja gaya luar, torka total 𝜏̅𝑘 menjadi nol,
dalam hal ini momentum sudutnya konstan dalam besar dan arah yakni.

𝑑𝐿 ̅
𝜏̅ = 0, 𝑑𝑡 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝐿̅ = ∑𝑁
𝑘=𝑙 𝑟̅𝑘 × 𝑚𝑘 𝑣̅𝑘 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

E. Konsevasi Energi
Pada beberapa situasi, gaya total yang bekerja pada partikel dalam sistem adalah suatu fungsi
posisi partikel pada sistem. Gaya 𝐹̅𝑘 pada partikel 𝑘𝑡ℎ adalah :
𝐹̅𝑘 = 𝐹̅𝑘𝑒 +𝐹̅𝑘𝑖 (𝑟1 , 𝑟2 , …̇ 𝑟𝑁̇ )𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖 𝑘 = 1, 2, … , 𝑁.

Gaya luar overline 𝐹̅𝑘𝑒 dapat tergantung pada posisi vec 𝑟̅𝑘 dari partikel k, sedangkan gaya
dalam 𝐹̅𝑘𝑖 tergantung pada posisi relatif dari partikel-partikel relatif lain terhadap partikel k, yakni
𝑟̅𝑘𝑙 = (𝑟̅𝑘 × 𝑟̅𝑙 ) dan sebagainya. Jika gaya 𝐹̅𝑘 memenuhi kondisi,

𝑉̅ × 𝐹̅𝑘 = 𝑐𝑢𝑟𝑙. 𝐹̅𝑘 = 0

Dan fungsi potensial :

𝑉 = 𝑉(𝑟̅1 , 𝑟̅2 , …̇ 𝑟̅𝑁̇ )

Sehingga
𝑑𝑉 𝑑𝑉 𝑑𝑉
𝐹𝑘𝑥 = − 𝑑 , 𝐹𝑘𝑦 = − 𝑑 , 𝐹𝑘𝑧 = − 𝑑
𝑥𝑘 𝑦𝑘 𝑧𝑘

Gerak partikel 𝑘𝑡ℎ dinyatakan sebagai :

𝑚𝑘 𝑟̅𝑘̈ = 𝑚𝑘 𝑣̅̇ =̇ 𝐹̅𝐾

Dengan memadukan persamaan diatas didapat :

𝑑𝑣𝑘𝑣 𝑑𝑉 𝑑𝑣𝑘𝑦 𝑑𝑉 𝑑𝑣𝑧𝑣 𝑑𝑉


𝑚𝑘 = − 𝑑 , 𝑚𝑘 = − 𝑑 , 𝑚𝑘 = −𝑑
𝑑𝑡 𝑥𝑣 𝑑𝑡 𝑦𝑣 𝑑𝑡 𝑧𝑣

𝑑𝑥𝑘 𝑑𝑦𝑘
Mengalikan persamaan pertama dengan 𝑣̅𝑘𝑥 = , persamaan ketiga dengan 𝑣̅𝑘𝑦 = ,
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑧𝑘
dan persamaan ketiga dengan 𝑣̅𝑘𝑧 = , dan menambahkannya sehingga diperoleh,
𝑑𝑡

𝑑 1 𝑑𝑉 𝑑𝑥𝑘 𝑑𝑉 𝑑𝑦𝑘 𝑑𝑉 𝑑𝑧𝑘


∑𝑁 2
𝑘𝑙 (2 𝑚𝑘 𝑣𝑘 ) + 𝑑 +𝑑 +𝑑 = 0, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘 = 1, 2, … , 𝑁
𝑑𝑡 𝑥𝑘 𝑑𝑡 𝑦𝑘 𝑑𝑡 𝑧𝑘 𝑑𝑡

Jumlah meliputi semua nilai k maka,

𝑑 1 𝑑𝑉 𝑑𝑥𝑘 𝑑𝑉 𝑑𝑦𝑘 𝑑𝑉 𝑑𝑧𝑘


∑𝑁 ( 𝑚 𝑣 2 ) + ∑𝑁 +𝑑 +𝑑 =0
𝑑𝑡 𝑘𝑙 2 𝑘 𝑘 𝑘=𝑙 𝑑
𝑥𝑘 𝑑𝑡 𝑦𝑘 𝑑𝑡 𝑧𝑘 𝑑𝑡

Dalam hal ini

1
∑𝑁 2
𝑘𝑙 (2 𝑚𝑘 𝑣𝑘 ) = 𝐾 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘)

Dan
𝑑 𝑑𝑉 𝑑𝑥𝑘 𝑑𝑉 𝑑𝑦𝑘 𝑑𝑉 𝑑𝑧𝑘
∑𝑁
𝑘𝑙 [ +𝑑 +𝑑 ]
𝑑𝑡 𝑑𝑥𝑘 𝑑𝑡 𝑦𝑘 𝑑𝑡 𝑧𝑘 𝑑𝑡

Oleh karena itu persamaan energi dapat dinyatakan

𝑑
(𝐾 + 𝑉) = 0 atau 𝐾 + 𝑉 = 𝐸 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑑𝑡

Yang merupakan hukum konservasi energi.

F. Aplikasi Dinamika Sistem Partikel dan Pusat Massa

a. Ledakan Peluru

Gambar 1. Peluru yang meledak yang menjadi dua bagian.

Gambar 5 menunjukkan sebuah peluru yang meledak menjadi dua bagian yang sama di
puncak perjalanannya sehingga satu bagian jatuh langsung ke bawah. Kekuatan ledakannya
adalah semua gaya internal yang bekerja pada sistem, dan karena satu-satunya gaya eksternal
yang bekerja pada proyektil, haik bila proyektil itu satu pecahan atau dua pecahan adalah gaya
gravitasi, maka pusat massa tetap terus pada lintasan, paraboliknya seolah-olah tidak pernah
terjadi ledakan.
Misalkan dari contoh di atas, peluru yang ditembakkan tersebut akan mendarat pada
jangkauan 55 m dan segera setelah ledakan kecepatan satu pecahan atau serpihan bernilai nol
sehingga jatuh lurus ke tanah, maka di mana pecahan lainnya mendarat dapat ditentukan dengan
cara sebagai berikut :

1. 𝑥 = 0adalah posisi awal dari proyektil. Posisi mendarat x dan x dari pecahan-pecahan adalah
relatif terhadap posisi final dari pusat massa:

(2𝑚)𝑥𝑐𝑚 = 𝑚𝑥1 + 𝑚𝑥2 𝑎𝑡𝑎𝑢 (2𝑚)𝑥𝑐𝑚 = 𝑚𝑥1 + 𝑚𝑥2


2. Saat tumbukan, 𝑥𝑐𝑚 = 𝑅 dan 𝑥1 = 0,5𝑅, dimana 𝑅 = 55 𝑚 adalah jangkauan atau jarak
terjauh dari peluru yang tidak meledak. Selesaikan untuk 𝑥2 :

𝑥2 = (2𝑚) − 𝑥1 = 2𝑅 − 𝑂, 5𝑅 = 1, 5𝑅 = 1, 𝑏5(55𝑚) = 82, 5𝑚

Gambar 2. Grafik ketinggian terhadap jarak.

Pada Gambar 2, grafik ketinggian terhadap jarak untuk peluru yang meledak ketika
pecahan 1 mempunyai kecepatan horizontal setengah dari kecepatan horizontal awal. Seperti
pada contoh tadi yang mana pecahan 1 jatuh lurus ke bawah, pusat massa mengikuti lintasan
parabola normal.
Jika kedua pecahan mempunyai kecepatan arah vertikal yang sama setelah ledakan, maka
keduanya akan mendarat pada waktu yang bersamaan. Jika sesaat setelah ledakan kecepatan
pada arah vertikal dari salah satu komponen kurang dari lainnya, maka pecahan dengan
kecepatan arah vertikal yang lebih kecil akan lebih dahulu membentur tanah. Segera setelah itu,
tanah akan mengeluarkan gaya pada pecahan tersebut dan total gaya luar pada sistem tidak lagi
hanya gaya gravitasi. Oleh karena itu, analisa kita seperti yang sebelumnya sudah tidak berlaku.

b. Kapak yang Dilemparkan ke Atas


Gambar 3.

Bila sebuah kapak dilemparkan ke atas seperti terlihat pada Gambar 3 di atas, maka
semua bagian dari kapak tersebut akan melakukan gerak yang kompleks, yaitu gerak translasi
dan rotasi kecuali pusat massanya yang akan melakukan gerak parabola karena bertindak sebagai
satu partikel.

c. Sebuah Silinder yang Diam di Atas Secarik Kertas

Gambar 4

Sebuah silinder diam di atas secarik kertas di atas meja seperti pada Gambar 4. Ketika
kertas ditarik ke kanan, menyebabkan silinder menggelinding ke belakang relatif terhadap kertas.
Maka, pertanyaannya adalah bagaimana pusat masssa silinder bergerak relatif terhadap meja?
Jawaban pertanyaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, percepatannya mengarah ke
kanan, karena total gaya luar yang bekerja pada silinder adalah gaya gesekan ke kanan yang
dikenakan padanya oleh kertas. Silinder mungkin bergerak ke kiri, karena relatif terhadap kertas
sehingga ia menggelinding ke kiri. Namun, relatif terhadap tabel, yang mana berfungsi sebagai
kerangka acuan inersia, silinder bergerak ke kanan. Jika sebelumnya ditandai posisi awal
silinder, maka dapat dilihat bahwa pusat massa bergerak ke kanan sementara silinder tetap
bersentuhan dengan kertas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem banyak partikel adalah sistem ataupun benda yang terdiri dari banyak
partikel (titik partikel) maupun benda yang terdiri dari partikel-partikel yang
dianggap tersebar secara kontinyu pada benda.
2. Aplikasi pusat massa dan gerakannya dalam sistem dapat dilihat dalam ledakan
peluru. kapak yang dilemparkan di atas dan sebuah silinder yang diletakkan di
atas secarik kertas di atas meja.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Dwiridal, Letmi. (2020). Mekanika (Ilmu dan Hikmah). Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Negeri Padang.

Tipler, P.A. (1998), Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Young, Hugh.D dan Roger A.Freedman, (2002). Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid I
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai