RUMUSAN LAGRANGE
Dosen pegampuh:
Nama:ifoni patara
PRODI FISIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat TUHAN yang maha esa atas segala rahmat
dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, yang bertemakan tentang ” RUMUSAN LAGRANGE ” .
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak dosen
saya. Saya menyadari bahwa makalah yang saya selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah mengatakan, “tak ada gading yang tak retak“,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua teman-teman yang membangun
guna kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
Akir kata saya ucapkan terima kasih, dan semoga kita semua selalu di berikan nikmat ksehatan
oleh tuhan yang maha esa.
Amin.
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................................
Kata pengantar................................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Koordinat umum dan batasan (constraint)…………………………………………
2.2 Kendala (constraint)……………………………………………………………….
2.3 Koordinat umum…………………………………………………………………..
2.4 Gaya degeneralisasi………………………………………………………………
2.5 sistem konservatif………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 saran…………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Newton, sudah tidak asing bagi kita untuk mendengar nama tersebut. Bukan sekedar nama
saja yang terkenal,tetapi juga hukumnya dalam mengatur setiap tipe gerak yang dialami
suatu benda. Gerak dapat timbul karena adanya gaya yang bekerja. Gaya beserta perilaku
dan interaksinya dibahas dalam Mekanika. Gaya atau F timbul akibat adanya momentum dan
gaya yang berpindah dapat menimbulkan Usaha maupun energi. Tapi, pasti sangat asing bagi
kita dengan nama Lagrangian. Lagrangian merupakan formulasi Mekanika klasik yang lebih
lengkap dan rinci sehingga pendekatannya lebih mempermudah kita untuk memecahkan
kasus dari gejala mekanika klasik yang bentuknya lebih khusus.
Persamaan gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan Lagrange dapat diperoleh dengan
meninjau energi kinetik dan energi potensial partikel tanpa perlu meninjau gaya yang beraksi
pada partikel. Energi kinetik partikel dalam koordinat kartesian adalah fungsi dari kecepatan,
energi potensial partikel yang bergerak dalam medan gaya konservatif adalah fungsi dari
posisi. Jika didefinisikan Lagrangian sebagai selisih antara energi kinetik dan energi
potensial.
Jika ditinjau gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang, maka diperlukan
adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan mempertahankan kontak antara
partikel dengan permukaan bidang. Namun, tak selamanya gaya konstrain yang beraksi
terhadap partikel dapat diketahui pendekatan Newton memerlukan informasi gaya total yang
beraksi pada partikel. Gaya total ini merupakan keseluruhan gaya yang beraksi pada partikel,
termasuk gaya konstrain. Oleh karena itu, jika dalam kondisi khusus terdapat gaya yang
tak dapat diketahui, maka pendekatan Newton tidak berlaku. Sehingga
diperlukan pendekatan baru dengan meninjau kuantitas fisis lain yang
merupakan karakteristik partikel, misal energi totalnya.
BAB 11
PEMBAHASAN
Pada bahasan ini akan diulas bagaimana generalisasi dari hukum Newton
dalam bentuk persamaan matematik dengan batasan-batasan fisis terntentu
dapat dipergunakan untuk menyelesaikan persamaan gerak suatu benda atau sistem benda
dengan lebih mudah. Untuk persamaan gerak sistem partikel atau rigid body yang kompleks
dengan prinsip Newton seringkali mengalami kesulitan. Untuk mempermudah analisis, maka
diperlukan prinsip Lagrange, yaitu dengan menghubungkan perubahan momentum dengan
konsentrasi energi mekanik yang dimiliki sistem.
Keterangan:
i : 1, 2, 3, … n: indeks/nomor partikel
∑ ��⃑��: Gaya luar total yang bekerja pada partikel i
��⃑���� : gaya interaksi yang dialami partikel i akibat keberadaan partikel j
Hukum Newton II dikaitkan dengan koordinat kartesian sehingga solusinya dalam
sistem koordinat kartesian, kenyataannya tidak semua bisa dilakukan.
Sebagai contoh persoalan gerak dengan gaya sentral lebih mudah dipecahkan dengan
sistem koordinat polar dan persoalan banyak partikel lebih mudah dengan koordinat pusat
massa.
Jika persamaan (4.51) dinyatakan dalam komponennya, menjadi
Prosedur penyelesaian
tampak lebih mudah, masalah
muncul jika terdapat kendala
Jenis-jenis kendala
1. Kendala holonomik
Apabila kendala-kendala dapat dituliskan sebagai persamaan-persamaan yang
menghubungkan posisi partikel.
Contoh
a. Suatu sistem N partikel yang membentuk benda besar dalam hal ini berlaku persamaan
cij: tetapan
b. Sebuah manik-manik yang diuntai pada seutas kawat yang berbentuk lingkaran berjari-jari a,
dalam hal ini berlaku persamaan
��2 + ��2 − ��2 = 0
5
2. Kendala non holonomik
Kendala yang tidak dapat dituliskan dalam bentuk persamaan.
Contoh
a. Sebuah benda yang dikungkung dalam tangki berbentuk silinder dengan jari jari a dan tinggi
h mengalami kendala
��2 + ��2 − ��2 ≤ 0 ��2 + ��2 + ��2 < 0 dan 0 < �� < ℎ
b. Sebuah benda berada diluar sebuah bola berjari-jari a terkekang oleh kendala dalam bentuk
ketidaksamaan
��2 + ��2 + ��2 − ��2 ≥ 0
6
N Partikel
Jika dinyatakan dalam koordinat kartesian 3 dimensi
partikel 1: x1, y1, z1
partikel 2: x2, y2, z2
partikel 3: x3, y3, z3
partikel N: xN, yN, zN
Untuk sistem yang tersusun atas N partikel, di dalam sistem koordinat kartesian
diperlukan 3N koordinat untuk menggambarkan konfigurasi sistem (yaitu posisi masing-
masing partikel).
( ��1, ��2, ��3, ��1, ��2, ��3, ��, ��2, ��3 … , ����, ����, ���� )
Karena ( ��1, ��2, ��3, ��1, ��2, ��3, ��, ��2, ��3 … , ����, ����, ����
) dan ( ��1, ��2, ��3, … , ��3�� ) merepresentasikan sistem yang sama sehingga kedua
himpunan tersebut harus dapat dihubungkan. Ini berarti:
Pers.
(2)
Kebanyakan ketergantungan q, terhadap waktu t secara eksplisit terjadi apabila
koordinat q, bergerak, ungkapan sebaliknya
Titik A dalam kesetimbangan di bawah pengaruh gaya-gaya F1, F2, …, Fr, kemudian
titik A kita bayangkan berpindah ke A’ sejauh ds, maka kerja oleh gaya-gaya tersebut adalah
8
Oleh karena titik A dalam kesetimbangannya, maka seharusnya berlaku R = 0 jadi du =
0.
Tinjau gaya F bekerja pada satu partikel bermassa m menyebabkan pergesaran virtual
��r. Usaha oleh gaya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
diperoleh dengan meninjau energi kinetik dan energi potensial partikel tanpa
perlu meninjau gaya yang beraksi pada partikel. Energi kinetik partikel dalam
yang bergerak dalam medan gaya konservatif adalah fungsi dari posisi.
L=T–V
fungsi waktu.
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekuragan, kritik dan saran diharapkan agar