Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Persamaan Euler dan
Persamaan Lagrange”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut persamaan Euler dan persamaan Lagrange
yang merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan
gerak dari berbagai macam sistem dinamik yang ada.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
iii
2.2.4.2 Persamaan Euler dalam Koordinat Bola ....................... 22
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
dari posisi. Jika didefinisikan Lagrangian sebagai selisih antara energi
kinetik dan energi potensial.
Metode Lagrange dan Metode Euler juga dapat menguraikan hubungan
kedudukan berbagai partikel fluida dengan waktu, dimana fluida dianggap sebagai
kontinum. Hal ini berlaku selama ukuran dari partikel fluida yang diamati jauh
lebih besar dari jarak lintasan bebas rata-rata dari molekul.
1.3. Tujuan
Adapum tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara menurunkan persamaan Lagrange
2. Bentuk aplikasi dari persamaan Lagrange
3. Mengetahui cara menurunkan persamaan Euler
4. Bentuk aplikasi dari persamaan Euler
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Untuk menyelesaikan persamaan gerak dalam mekanika Lagrange adalah
dengan meninjau energi dalam sistem. Dalam mekanika Newton untuk
menyelesaikan persamaan gerak adalah dengan meninjau komponen gayanya,
dalam mekanika Lagrange diagram gaya tidak dibutuhkan untuk mennjau gerak
benda melainkan gerak benda ditinjau berdasarkan derajat kebebasan.
x = x( q) → 1 derajat kebebasan
4
z=z (q1, q2, q 3)
Contoh
5
2.1.2. Gaya Umum
Dimana
→ Gaya umum
6
Misal untuk koordinat polar dimana q1=r dan q2=θ
maka gaya umumnya adalah
7
Jika kedua ruas dikalikan dengan ẋi kemudian diturunkan terhadap t,
maka diperoleh
Maka
8
maka ungkapan (18) dapat ditulis kembali menjadi
∂V
dimana T dan V dinyatakan dalam koordinat umum V ≡V (qk ) → = 0 , maka
∂q˙k
9
maka dari L=T −V diperoleh
d ∂q d ∂q
t t
10
kecepatan yaitu −c x˙
persamaan geraknya menjadi
Kemudian
11
Solver of Roe, The HLLE Riemann Solver. Untuk memperoleh model tersebut,
Dalam penurunan ini kita mensubstitusi norm dan argumen dari ex+iy pada
bilangan kompleks dalam koordinat polar, hingga diperoleh penurunan Rumus
Euler.
Analog ( )
Sehingga ( ) ,
Atau = ( ) .
= ( )
= ( )
= *( ) + ….(1)
12
| |= *√( ) ( ) +
⁄
| |= *( ) +
⁄
| |= * ( )+
[ ( )] ⁄
| |=
( )
| |=
( )
| |=
| |= (x+0)
Jadi, | | …………………..(2)
Kemudian kita menentukan argumen dari ex+iy, di mana dari persamaan (1)
telah diperoleh
ex+iy = *( ) +
Maka,
arg ( )= ( )
( )
arg ( )= ( )
( )
13
arg ( )= ( )
arg ( )= ( ) .
( )
karena = ( )= = =1
z = r(cos θ + i sin θ )
Substitusi (2) dan (3) pada (5), sehingga persamaan (5) menjadi :
ex + iy = ex (cos y + i sin y) ,
ex eiy = ex (cos y + i sin y) ,
sehingga
eiy = cos y + i sin ……(6)
14
2.2.2 Tinjau Integral
𝐼= ∫ 𝑑x, dengan ′ =
𝑌( ) = ( ) + 𝜖 𝜂( )
dengan y(x) adalah nilai ekstrem yang dicari, 𝜖 adalah sebuah parameter,
dan 𝜂(x) sebagai fungsi dari x, yang nilainya nol pada x1 dan x2. Juga
diperoleh :
𝑌′( ) = ′( ) + 𝜖 𝜂′( )
(𝜖) = ∫ 𝑑x
Dengan kata lain, (𝜖) minimum bila 𝜖 = 0, atau dapat ditulis :
= 0, bila 𝜖 = 0.
( )=∫ ( )𝑑
( ) =∫ ( )
Atau :
15
Contoh :
Tuliskan dan pecahkan persamaan Euler yang membuat integral berikut
stasioner (geodesic dalam suatu bidang).
∫ √ dx
Jawab :
= dan =0
√
( )=0
√
konstan,
√
∫ 𝜃𝜃 𝑑 𝑑 𝜃
16
𝑑
( )
𝑑
Untuk menyederhanakan
∫ 𝑑 dimana =
kita pecahkan :
( )- =0
* +
(1)
17
Aplikasi penting dari persamaan gerak ini dapat dijumpai
pada medan gravitasi yang terkarakterisasi oleh percepatan (gaya
per satuan massa) g. Dalam masalah ini, fluida mempunyai gaya
ρg, yang merupakan gaya yang bekerja pada satuan volum.
Dengan demikian, persamaan gerak di atas dapat dituliskan
dalam bentuk
(2)
Secara umum, jika fluida mendapat gaya eksternal F
(dyn/cm3), maka persamaan geraknya adalah
(3)
Contoh: Bintang Statis
Diasumsikan bahwa gaya gravitasi dapat diturunkan dari
potensial gravitasi g = ϕ. Potensial ϕ dapat dihubungkan
dengan kerapatan gas dalam bintang melalui persamaan Poisson,
ϕ=4πGρ. (4)
Dari persamaan (2) dengan v = 0, akan didapatkan
( ) ϕ (5)
( ) ϕ)= ϕ (6)
Maka
( ) - 4πGρ (7)
18
2.2.4.2 Persamaan Euler dalam Koordinat Bola
(10)
sehingga
(11)
dan
(12)
kecepatan v
19
(13)
dengan
(14)
dan kita juga mempunyai
(15)
masih dari persamaan (8), kita mempunyai
(16)
Sehingga
(17)
Dari persamaan (8) kita juga bisa menuliskan
(18)
Sehingga
(19)
Menggunakan persamaan, kita dapatkan
(20)
Menggunakan persamaan (14) dan (15)
(21)
20
Berdasarkan persamaan (13) suku pertama dari persamaan (3)
dapat ditulis dalam bentuk
(22)
dan tekanan dari persamaan (3) dapat ditulis dalam bentuk
(23)
Gaya per satuan volumenya dapat ditulis dalam bentuk
(24)
Dari berbagai persamaan di atas, maka kita dapat menyusun
kembali persamaan eulernya berdasarkan komponen n, ℓ,m:
a. Komponen radial, satuan vektor n
21
m = -sin ϕi + cos ϕj
k=k
Posisi r dan kecepatan v diberikan oleh persamaan
r = Rh + zk
𝑑
̇
𝑑
Suku ∂v/∂t dalam persamaan (2.17) dapat ditulis dengan
koordinat silinder dengan prosedur yang analog dengan koordinat
bola. Gaya persatuan volumenya
F = FRh + Fϕm+ Fzk
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah yang berjudul ” Persamaan Euler dan
Persamaan Lagrange” adalah sebagai berikut.
1. Mekanika Lagrange adalah reformulasi mekanika klasik. Dalam mekanika
Lagrange, lintasan sistem partikel diturunkan dengan menyelesaikan
persamaan Lagrange dalam salah satu dari dua bentuk: baik persamaan
Lagrange jenis pertama ,yang memperlakukan kendala secara eksplisit sebagai
persamaan tambahan, sering kali menggunakan pengali Lagrange ;
atau persamaan Lagrange jenis kedua , yang menggabungkan batasan secara
langsung dengan pemilihan koordinat umum yang bijaksana.
2. Rumus Euler banyak digunakan dalam penyelesaian matematika atau
kalkulusterutama pada penyelesaian bilangan kompleks. Turunan
penurunan ini kita mensubstitusi norm dan argumen dari ex+iy pada bilangan
kompleks dalam koordinat polar, hingga diperoleh penurunan Rumus Euler.
3. Aplikasi dari Persamaan Lagrange diterapkan salah satunya dalam materi
Osilator Harmonik dan Partikel Tunggal didalam Medan Sentral. Sedangkan
untuk aplikasi dari persamaan Euler diterapkan dalam materi Persamaan Euler
pada Fluida, Persamaan Euler dalam Koordinat Bola, dan Koordinat Silinder.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Euler_equations
_(fluid_dynamics)&hl=id&client=srp&prev=search (diakses tanggal 10
Januari 2021 jam 14.46)
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&nv=1
&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&
u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Lagrangian_mechanics&usg=ALkJrhjNn5L
I_zZ0ak-3iZSBQsYCwxB46w (diakses tanggal 10 Januari 2021 jam 10.44)
https://www.slideshare.net/12Riyan343/mekanika-lagrange-47423822 (diakses
tanggal 10 Januari 2021 jam 10.01)
24