Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MOMENTUM LINEAR

OLEH :

ZILFA ANDINI ZALSABILLA (105821107818)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kemudahan,
dan karunia-Nya sehingga kelmpok saya dapat menyelesaikan Makalah Momentum
Linear ini sesuai yang diharapakan.

Dalam proses pengerjaan tugas ini, saya melakukan berbagai penelitian yang tak
lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga saya mampu
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Saya berharap, Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menambah


pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak dilakukan.

Akhirnya saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan


makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif demi kesempurnaan Makalah ini untuk kedepannya.

Makassar, 16 September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pelajaran fisika tidak harus dengan rumus-rumus namun, tanpa kita sadari kegiatan kita
sehari-hari juga memanfaatkan system kerja rumus fisika. Pada kesempatan ini akan kami bahas
mengenai kegunaan teori momentum dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum kita membahas apa
kegunaan momentum terlebih dahulu kita mempelajari apa yang di maksud dengan momentum.

Pernahkah kamu menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. Apa yang terjadi
ketika dua kendaraan bertabrakan. Pada peristiwa tabrakan, dua kendaraan dengan kecepatan tinggi
akan mengalami kerusakan lebih parah dari pada dua kendaraan dengan kecepatan rendah. Hal ini
terjadi, karena semakin besar massa dan kecepatan yag dimiliki benda bergerak maka semakin sulit
untuk dihentikan dan makin besar akibatnya.

Kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan. Kalau kita tinjau dari ilmu
fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan
tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum
linier. Momentum linier biasanya disebut momentum. Maka momentum adalah hasil kali massa dan
kecepatan.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan momentum linear?


2. Bagaimana yang hubungan momentum dengan energy kinetik?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan momentum linear ?

METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode deskriptif
dengan teknik studi kepustakaan atau literatur yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari
buku referensi, penunjang, dan media lainnya yang beredar seputar tema yang dibahas, dan juga
mengambil sumber penunjang dari internet

TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan momentum linear


2. Untuk mengetahui hubungan momentum dengan energy kinetik
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan hukum kekekalan momentum linear
BAB II
PEMBAHASAN

A. MOMENTUM LINEAR
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum
sudut . Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak
pada lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak pada
lintasan melingkar. ‘Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda
dengan kecepatan gerak benda tersebut’
Dalam buku lain Momentum adalah (secara singkat disebut momentum) kecenderungan
benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan/kecepatan yang konstan
Untuk sebuah partikel dengan massa (m) dan bergerak dengan kecepatan (v), didefinikan
mempunyai momentum (P):
p=m.v

Apabila pada t1 kecepatan v1 dan pada t2 kecepatan adalah v2 maka :


F (T1 − T2) = m.v2– m.v1

1.1 HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DENGAN ENERGI KINETIK


Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah
E_k=1/2 〖mv〗^2 (3)
Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan
persamaan energi kinetik dengan : m/m
E_k=1/2 〖mv〗^2=1/2 〖mv〗^2×m/m=1/2 (m^2 v^2)/m=1/2 p^2/m

1.2 HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM


Huygens, ilmuwan berkebangsaan belanda, melakukan eksperimen dengan menggunakan
bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum. Perhatikan uraian
berikut. Dua buah bola pada Gambar 2 bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola
pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan bola kedua massanya
m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan
lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan.

Faksi = -Freaksi
F1 = -F2
Impuls yang terjadi selama interval waktu _t adalah F1 _t = -F2 _t .Anda ketahui bahwa I = F
_t = _p , maka persamaannya menjadi seperti berikut.
Keterangan:
p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p'1, p'2 : momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1, m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v'1, v'2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

B. GAYA IMPULS
Pengertian Impuls
Impuls dinotasikan dengan I, satuannya N.s atau kg.m/s.
Impuls adalah gaya yang bekerja/diperlukan untuk membuat sebuah benda dapat bergerak
dalam interval waktu tertentu
Perhatikan peristiwa berikut :
Sebuah bola bergerak dipukul dengan tongkat besar. Gaya pukul tongkat dikalikan dengan
selang waktu selama gaya bekerja pada bola impuls. Jadi, Impuls adalah hasil kali gaya konstan
sesaat dengan selang waktu gaya bekerja.
Impuls merupakan besaran vektor, jadi perhatikan arah gerak benda serta arah gaya yang
bekerja.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah :
Sebuah bola kasti dipukul dengan gaya kontak 50 N antara pemukul dengan bolanya. Jika
menghasilkan impuls sebesar 20 Ns. Berapakah selang waktu sentuh antara pemukul dengan
bola kasti?

Pembahasan :
Contoh Impuls dengan menggunakan metode integral:
Sebuah gaya mendatar F = (69 + 4t) N bekerja pd benda dlm slang wkt mulai dr t=1s sampai dg t=3s,
maka impuls yg dikerjakan gaya pd benda adalah?
Dik. :F= (69 + 4t) N , t1= 1s , t2= 3s ,
Dit. : I = …
Jb: I =

Hubungan Impuls dengan Momentum:


Keterangan:
F = gaya
m = massa
v1 = kecepatan awal
v2 = kecepatan akhir
= selang waktu

C. SISTEM DUA PARTIKEL


Berkaitan dengan massa dan kecepatan
Momentum linier dari suatu sistem partikel adalah penjumlahan vektor dari momentum dari
semua objek individu dalam sistem:
dimana p adalah momentum total sistem partikel, m i dan v i adalah massa dan kecepatan
masing-masing objek ke-i, dan n adalah jumlah objek dalam sistem.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa, di tengah frame massa momentum sistem adalah nol.
Selain itu, momentum dalam kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan v cm
sehubungan dengan bingkai yang sederhana:
Ini dikenal sebagai hukum pertama Euler.
Berkaitan memaksa - persamaan gerak Umum
Gerak tubuh material
Momentum linier dari suatu sistem partikel juga dapat didefinisikan sebagai produk dari
total massa, m, dari kali sistem kecepatan, v cm, dari pusat massa.
Ini adalah kasus khusus dari hukum II Newton (jika massa adalah konstan).

Sistem Partikel
Untuk sistem yang terdiri dari banyak partikel, kita dapat mendefinisikan momentum total
sistem sebagai jumlah vektor dari masing-masing bagiannya.

D. PUSAT MASSA
Dalam gerak translasi, tiap titik pada benda mengalami pergeseran yang sama dengan titik
lainnya sepanjang waktu, sehingga gerak dari salah satu partikel dapat menggambarkan gerak
seluruh benda. Tetapi, walaupun di dalam geraknya, benda juga berotasi atau bervibrasi, akan
ada satu titik pada benda yang bergerak serupa dengan gerak partikel, titik tersebut disebut
pusat massa.

m1 m2 mn
x1
x2
xn

Posisi pusat massa sistem dapat dituliskan:


Secara fisis pusat massa ini menunjukkan rata-rata letak masa sistem dan juga menunjukkan
posisi tempat seolah-olah massa sistem terkumpul .
Contoh soalnya:
Benda m1 bermassa 3 kg dan m2 bermassa 2 kg berjarak 10 m satu dengan yang
lain.Berapakah jarak pusat massa kedua sistem tu?
Jawab:
Misalkan posisi m1 adalah x1=0 maka posisi m2 adalah 10 m. posisi pusat massa system.

E. GERAK ROKET
Pada roket ini momentum sistem sebelum dan sesudah gas keluar tetap, dengan kata lain
berlaku hukum kekekalan momentum.
Agar supaya ketinggian yang dicapai roket makin besar, biasanya dipakai roket dengan
beberapa tingkat.
Secara matematis besarnya gaya dorong dapat ditulis sebagai
F = vrel .
F = gaya dorong (newton)
Vrel = kecepatan semburan gas relatif terhadap roket (m/s)
= laju massa gas buang (kg/s)

Momentum dengan massa berubah contohnya adalah Roket yaitu dengan membuang
sebagian bebannya agar didapatkan kecepatan yang optimal.

Prinsip Kerja Roket


Dorongan roket dan jet merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton dan
Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar hodrogen cair dan
oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran sehingga menghasilkan
gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan
momentum pada gas selama selang waktu tertentu.
Berdasarkan hukum II Newton, perubahan momentum selama suatu selang waktu tertentu =
gaya total. Jadi bisa dikatakan bahwa terdapat gaya total pada gas yang disemburkan roket ke
belakang. Gaya total tersebut merupakan gaya aksi yang diberikan oleh roket kepada gas, di
mana arahnya ke bawah. Sebagai tanggapan, gas memberikan gaya reaksi kepada roket, di
mana besar gaya reaksi = gaya aksi, hanya arahnya berlawanan. Gaya reaksi yang diberikan oleh
gas tersebut yang mendorong roket ke atas
Dasar Teori
Prinsip propulsi roket akan dianalogikan dengan menggunakan roket air sederhana.
Prinsipnya adalah botol akan meluncur bila botol diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa)
dan di dalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar.
Prinsip kerja propulsi roket ini merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan kekelan
momentum. Dimana ukeluar adalah kecepatan semburan gas, m adalah masa roket dan air di
dalamnya, dan Feks adalah gaya eksternal dari roket.
Gaya dorong roket merupakan gaya yang bekerja pada roket akibat gas yang dikeluarkan.
Sesuai persamaan di atas, maka diperoleh agar roket dapat dipercepat ke atas maka gaya
dorong harus lebih besar dari gaya eksternal. Dan diperoleh kelajuan gerak roket untuk kelajuan
roket yang bergerak tanpa gaya eksternal adalah` dimana vf dan vi adalah kelajuan akhir dan
kelajuan awal , mf dan mi adalah massa akhir dan awal roket. Pada saat roket meluncur
ketinggian maksimum yang dapat di capai sebesar dan posisi terjauh roket, yaitu posisi ketika
roket kembali memiliki posisi y = 0, terjadi pada sedangkan waktu tempuh kembali ke posisi y=0

F. TUMBUKAN
1. PENGERTIAN TUMBUKAN
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan
berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi
mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau
terjadi perubahan bentuk

Macam tumbukan yaitu :


 Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.
Koefisien restitusi e = 1
 Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
 mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas.
Koefisien restitusi 0 < e < 1.
 Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.
Koefisien restitusi e = 0.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan.


Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan
(tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil
dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api
atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak
ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki
Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga
dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang
dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan… Pada pembahasan mengenai
momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan
peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu
ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari
peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja
yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.

a) TUMBUKAN LENTING SEMPURNA


Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan
melakukanTumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda
sebelumtumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada
tumbukanlenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik.Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama,
baik sebelummaupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
Tumbukan lentingsempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang hilang.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan
bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang
hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa
Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan
kecepatanv1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan
terpantul dalamarah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor
sehinggadipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif
dan arahke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda
memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi
Kinetikkedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

b) TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN


Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan yang selama proses tumbukan ada sebagian
energi yang hilang. Jumlah energi kinetik kedua benda setelah tumbukan ternyata lebih kecil
daripada jumlah energi kinetik kedua benda sebelum tumbukan. Hilangnya energi ini bisa
dengan menjadi bentuk energi lain misalnya energi panas atau energi suara.
Dalam perhitungan matematis, tumbukan lenting sebagian memiliki koefisien restitusi < 1
(koefisien restitusi bisa dianggap sebagai perbandingan kecepatan relatif kedua benda sesudah
dan sebelum tumbukan), tapi tidak sampai nol.
Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada
perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi kinetik bisa
berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi
kinetik terjadi ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi
panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik akhir lebih
kecil dari total energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam kehidupan
sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total
energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng, tabrakan antara dua kendaraan, bola yang
dipantulkan ke lantai dan lenting ke udara, dll. Sebaliknya, energi kinetik akhir total juga bisa
bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini terjadi ketika energi potensial (misalnya energi
kimia atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk kasus ini adalah peristiwa ledakan. Suatu tumbukan
lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai 1.

c) TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI


Tumbukan dikatakan Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang
bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan. Salah satu contoh populer dari
tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pendulum balistik. Pendulum balistik merupakan
sebuah alat yang sering digunakan untuk mengukur laju proyektil, seperti peluru. Sebuah balok
besar yang terbuat dari kayu atau bahan lainnya digantung seperti pendulum. Setelah itu,
sebutir peluru ditembakkan pada balok tersebut dan biasanya peluru tertanam dalam balok.
Sebagai akibat dari tumbukan tersebut, peluru dan balok bersama-sama terayun ke atas sampai
ketinggian tertentu (ketinggian maksimum)
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’

Contoh Soal:
Sebuah peluru yang massanya 20 gram mengenai segumpal lilin mainan yang massanya 200
gram dan tergantung pada seutas tali yang panjang. Peluru itu masuk dan melekat pada lilin
mainan. Jika kecepatan peluru sebelum mengenai lilin adalah 200 m/s, maka besarnya
kecepatan lilin mainan setelah peluru tersebut masuk didalamnya adalah ...
Penyelesaian:
m1.v1 + m2.v2 = (m1 + m2).v`
0 + 0,02 . 200 = (0,2 + 0,02) . v`
4 = 0,22 v`
v` = 4 / 0,22
= 18,2 m/s
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, kami menyimpulkan bahwa momentum didefinisikan sebagai hasil
perkalian antara massa dengan kecepatannya, impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya
dengan selang waktu kerja gayanya.
Impuls merupakan besaran vektor, jadi arah gerak benda serta arah gaya yang bekerja.
Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya pada benda
tersebut selama selang waktu tertentu.
Jika suatu benda bergerak dalam setiap kerangka acuan , maka memiliki momentum dalam
bingkai itu.
Artinya, objek yang sama mungkin memiliki momentum tertentu dalam satu frame acuan,
namun jumlah yang berbeda dalam bingkai lain
Menurut hukum kedua Newton , laju perubahan momentum dari sebuah partikel adalah
sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada partikel dan dalam arah gaya itu.
Dalam gerak translasi, tiap titik pada benda mengalami pergeseran yang sama dengan titik
lainnya sepanjang waktu, sehingga gerak dari salah satu partikel dapat menggambarkan gerak
seluruh benda. Tetapi, walaupun di dalam geraknya, benda juga berotasi atau bervibrasi, akan
ada satu titik pada benda yang bergerak serupa dengan gerak partikel, titik tersebut disebut
pusat massa.
Pada roket ini momentum sistem sebelum dan sesudah gas keluar tetap, dengan kata lain
berlaku hukum kekekalan momentum
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan
bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak
lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau berubah
menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi
energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll.

Anda mungkin juga menyukai