Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

IMPLUS DAN MOMENTUM

Dosen Pengempu :
Wahyu Setia Kuscahyaning Putri S.Pd, M. Kes
Di Susun oleh :
M. Fahrur Rozi (047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa rahmat & ridhonya. Kedua kalinya sholawat serata salam tak luput kita haturkan
kepada junjungan kita NABI MUHAMMAD SAW, yg kita harapkan syafatnya di hari kiamat
nanti AAMIIN. Kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat
waktu.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Wahyu Setia Kuscahyaning Putri
S.Pd, M. Kes Selaku dosen pengampu Mata kuliah Beomekanika yang selalu membimbing
kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari kelompok kami yang
selalu setia membantu hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam
makalah ini kami menjelaskan tentang Pengertian dan Hubungan Implus dan Momentum
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.

Bojonegoro,PFebruari 2023
DADTAR ISI
BAB 1 ......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................4
A. Pengertian Momentum dan Impuls .........................................................................................4
1. Pengertian Momentum ..........................................................................................................4
2. Pengertian Impuls..................................................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .....................................................................................................................................6
A. Hubungan Impuls dengan Momentum....................................................................................6
B. Aplikasi Impuls dalam Keseharian dan Teknologi ................................................................6
C. Hukum Kekekalan Momentum....................................................................................................7
D. Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum.................................................................................8
E. Jenis-Jenis Tumbukan..................................................................................................................8
1) Tumbukan Lenting Sempurna .................................................................................................9
2) Lenting Sebagian .......................................................................................................................9
3) Tumbukan Tak Lenting sama sekali .......................................................................................9
F. CONTOH SOAL ......................................................................................................................10
BAB III .................................................................................................................................................20
PENUTUP ............................................................................................................................................20
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Pengertian Momentum dan Impuls

Gambar 1.1 impuls dan momentum


Momentum dan Impuls dalam pembahasan fisika adalah sebagai satu kesatuan
karena momentum dan Impuls dua besaran yang setara. Dua besaran dikatakan setara
seperti momentum dan Impuls bila memiliki satuan Sistim Internasional(SI) sama atau
juga dimensi sama seperti yang sudah dibahas dalam besaran dansatuan. Posting kali
ini akan sedikit membahas mengenai pengertian momentum dan impuls.
1. Pengertian Momentum
Momentum adalah besaran turunan yang muncul karena ada benda bermassa
yang bergerak. Dalam fisika besaran turunan ini dilambangkan dengan huruf “P”.
Momentum adalah hasil kali antara massa dan . Momentum memungkinkan analisis
gerakan dalam batas massa dan kecepatan vektor suatu benda daripada hanya
menggunakan gaya dan percepatan. Momentum adalah suatu vektor yang
mempunyai arah sama dengan kecepatan benda.
. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
P = m.v (1-1)

Keterangan
• P = momentum(kg.m/s)
• M=massa(kg)
• V=kecepatan(m/s)
Dari rumus momentum di atas dapat disimpulkan momentum suatu benda akan
semakin besar jika massa dan kecepatannya semakin besar. Ini juga berlaku
sebaliknya, semakin kecil massa atau kecepatan suatu benda maka akan semakin
kecil pula momentumnya.
Gaya diperlukan untuk mengubah momentum benda , baik untuk menambah
momentum, menguranginya (seperti membawa benda bergerak untuk berhenti ),
atau untuk mengubah arahnya. Hukum ke dua Newton berbunyi : “laju perubahan
momentum sebuah benda sebanding dengan gaya total yang dikenakan padanya.”
Hal ini dapat dituliskan dalam sebuah persamaan:

(1-2)
Dengan:

= resultan gaya yang bekerja pada benda ( Newton )

= perubahan momentum ( kg.m/s )


= perubahan waktu ( sekon )
Kita dapat dengan mudah menurunkan betuk hukum kedua yang sudah dikenal,

(1-3)

(1-4)
2. Pengertian Impuls
Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu hanya
sesaat. Atau Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat
singkat. Contoh dari kejadian impuls adalah: peristiwa seperti bola ditendang, bola
tenis dipukul karena pada saat tendangan dan pukulan, gaya yang bekerja sangat
singka. Impuls merupakan suatu gaya yang dikalikan dengan waktu selama gaya
bekerja. Suatu impuls adalah hasil kali suatu gaya yang bekerja dalam waktu yang
singkat yang menyebabkan suatu perubahan dari momentum. Sebuah benda
menerima momentum melalui pemakaian suatu impuls.
Dari hukum Newton II, didapatkan:

F=m.a (1-5)
F dt = m . dV
F dt = m (V2 – V1)
= mV2 – mV1

Impuls = F.t = m . v (1-6)


Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

I=F.Δt (1-7)
Keterangan
• I= impuls
• F=gaya(N)
• Δt=selang waktu(s)

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Impuls dengan Momentum


Salah satu hukum newton mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada suatu
benda sama dengan perkalian massa dengan percepatannya.
F = m.a.
Jika hukum newton tersebut kita masukkan ke rumus I = F. Δt, maka:
I = F. Δt
I = m.a (t2-t1)
I = m v/t (t2-t1) sehingga diperoleh:
I = m.v1 – mv2
Jadi dapat disimupulkan bahawa”Besarnya impuls yang bekerja/dikerjakan
pada suatu benda sama dengan besarnya perubahan momentum pada benda tersebut.”

B. Aplikasi Impuls dalam Keseharian dan Teknologi


Mengapa pelatihan judo selalu diadakan diatas matras? Kenapa tidak
langsung diata lantai saja? Ketika pejudo dibanting diatas matras atau lantai, impuls
yang dialaminya sama. Tetapi karna selang waktu kontak antar punggung pejudo dan
lantai , maka gaya implusif yang dikerjakan matras pada punggung lebih kecil dari pada
gaya implusif (gaya yang bekerja dalam waktu simgkat) yang dikerjakan lantai pada
punggung. Sebagai akibatnya, pejudo yang dibanting di matras dapat menahan rasa
sakit akibat bantingan yang dialaminya.
Prinsip kebalikannya, mempersingkat selang waktu kontak impuls agar gaya
implusif yang dihasilkannya menjadi lebih besar juga di aplikasikan dalam keseharian
dan teknologi. Mengapa sebuah paku terbuat dari logam keras? Tujuannya adalah
mempersingkat selang waktu kontak antara palu dengan paku yang dihantamkannya,
sehingga paku tertancap karena mengalami gaya implusif yang lebih besar.

C. Hukum Kekekalan Momentum

Gambar 1.2 hukum kekekalan momentum

Dua buah bola masing-masing mempunyai massa m1 dan m2, dimana m1 = m2.
m1 bergerak kearah m2 yang diam (v2 = 0). Setelah tumbukan kecepatan benda berubah
menjadi v1’ dan v2’ . Bila F12 adalah gaya dari m1 yang dipakai untuk menumbuk m2
dan F21 gaya dari m2 yang dipakai untuk menumbuk m1, maka menurut Hukum III
Newton :

(1-8)
Jumlah momentum dari benda 1 dan benda 2 sebelum dan sesudah tumbukan adalah
sama/tetap. Hukum ini disebut sebagai Hukum Kekekalan Momentum.

D. Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum


Hukum kekekalan momentum tidak hanya berlaku untuk tumbukan saja, tetapi
secara umum berlaku untuk masalah interaksi antara benda-benda (sedikitnya dua
benda) yang hanya melibatkan gaya dalam (gaya interaksi antara banda-benda itu saja),
seperti pada peristiwa ledakan, penembakan proyektil, dan peluncuran roket.

E. Jenis-Jenis Tumbukan
Kekekalan momentum merupakan sebuah sarana yang sangat bermanfaat untuk
membahas proses tumbukan. Contoh tumbukan dalam kehidupan sehari-hari : sebuah
raket tenis atau sebuah gada bisbol menabrak sebuah bola, mobil trem menabrak trem
lain, sebuah palu mengenai paku, dsb.

Gambar1.3tumbukan

Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan menjadi


beberapa jenis. Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan
nilai koefisien elastisitas (koefisien restitusi) dari dua buah benda yang bertumbukan.
Koefisien elastisitas dari dua benda yang bertumbukan sama dengan perbandingan
negatif antara beda kecepatan sesudah tumbukan dengan beda kecepatan sebelum
tumbukan. Secara matematis, koefisien elastisitas dapat dinyatakan sebagai berikut:
dengan :
e = koefisien elastisitas ( 0 < e < 1 )
Ketika dua buah benda saling bergerak mendekati kemudian
bertumbukan(bertabrakan), setidaknya ada tiga jenis tumbukan yang terjadi.
1) Tumbukan Lenting Sempurna
Dua buah benda bisa dibilang mengalami tumbukan lenting sempurna bila tidak
ada kehilangan energi kinetik ketika terjadi tumbukan. Energi kinetik sebelum dan
sesudah tumbukan sama demikian juga dengan momentum dari sistem tersebut. Dalam
tumbukan lenting sempurna secara matematis bisa dirumuskan
V1 + V1′ = V2 + V2‘ (1-9)
Pada peristwa tumbukan lenting sempurna, berlaku :
a. Hukumkekekalan energi mekanik
b. Huku kekekalan momentum
c. Koefisien restitusi e = 1
2) Lenting Sebagian
• Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sebagaian bila ada kehilangan
energi kinetik setelah tumbukan. Secara matematis kecepatan masing-masing benda
sebelum dan sesudah tumbukan dapat diliha pada rumus berikut
eV1 + V1 = eV2 + V2 (1-10)

• e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya bergerak antara 0
sampai 1. Contoh tumbukan lenting sebagian yang pernah sobat hitung jumpai adalah
bola bekel yang jatuh dan memantul berulang-ulang hingga akhirnya berhenti. Karena
ada nilai e maka tinggi pantulann jadi lebih rendah dari pada tinggi mula-mul. Secara
matemtis tinggi pantulna ke-n tumbukan adalah
hn = ho.e2n (1-11)

peristiwa tumbukan lenting sebagian, berlaku :


a. Hukum kekekalan momentum
b. Koefisien restitusi (0 <1)
3) Tumbukan Tak Lenting sama sekali
• Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali jika setelah
tumbukan kedua benda tersebut menjadi satu dan setelah tumbukan kedua benda
tersebut memiliki kecepatan yang sama. Momentum sebelum dan sesudah tumbukan
juga bernilai sama. Secara matematis dirumuskan
m1V1 + m2V2 =(m1+m2)V’ (1-12)
• Contoh peristiwa tumbukan ini sering dijumpai dalam ayunan balistik.

Gambar 1.4 ayunan balistik (contoh tumbukan tak lentimg sama sekali)

• Sebuah perluru dengan massa m ditembakkan dengan kecepatan v sehingga


menumbuk sebuah balok yang terikat oleh tali. Jika setelah tumbukan keduanya
menyaut dan mencapati tinggi maksimum H (titik puncah saat balok dan peluru
berhenti). Maka kita dapatkan persamaan:
mv= (m+M) √2gh (1-13)
Pada tumbukan tak lenting sama sekali, berlaku :
a. Seluruh energi mekanik terserap.
b. Berlaku hukum kekekalan momentum.
c. Setelah tumbukan, benda menyatu.
d. Koefisien restitusi e = 0.
e. Kecepatan sesudah tumbukan :

(1-14)
f. Untuk kasus tumbukan tak elastis dan benda kedua dalam keadaan diam (v2 = 0),
maka nilai perbandingan energi kinetik kedua sistem :

(1-15)
F. CONTOH SOAL

1. Misalkan sobat hitung yang gemuk dengan berat badan 110 kg berlari dengan kecepatan
tetap 72 km/jam. Berapa momentum dari sobat hitung tersebut?
P = m.v
Kecepatan harus dalam m/s, 72 km/ jam = 72000/3600 = 20 m/s
P = 110 x 20 = 2.220 kg m/s
2. Lionel messi mengambil tendangan bebas tepat di garis area pinalti lawan.
Jika ia menendang dengan gaya 300 N dan kakinya bersentuhan dengan bola dalam waktu
0,15 sekon. Hitunglah berapa besar impuls yang terjadi!
I = F.Δ t
I = 300. 0,15 = 45 Nt
3. Sebuah bola bekel jatuh dari ketinggian 4 meter, lalau dia mengalami pemantulan
berulang. Jika koefisien restitusi adalah 0,7, maka berapa tinggi bola bekel setelah
pemantulan ke-5?
Jawab
h5 = 4.0,710 = 0,113 m = 11,3 cm
4. Sebuah peluru bermassa 20 gram, ditembakkan mengenai sebuah balok pada ayunan
balistik yang massanya 1 kg. Jika peluru tertancap pada balok hingga mereka mencapai
tinggi maksimal 25 cm. Berapa kecepatan peluru mula-mula peluru tersebut?
mv=(m+M)√2gh
0,02.v=(0,02+1)√2.10.0,25
0,02.v=1,02√5
v=(1,02+√5)/0,02
v = 162,8 m/s
5. Sebuah bus bermassa 5 ton bergerak dengan kecepatan tetap 10 m/s. Berapa momentum
yang dimiliki bus tersebut?
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan diatas maka kita mendapatkan besar momentum bus
sebesar P = mv
P = 5000 kg x 20 m/s
P= 100000 kg m/s
(catatan 1 ton = 1000 kg)
6. Sebuah bola dipukul dengan gaya 50 Newton dengan waktu 0,01 sekon. Berapa besar
Impus pada bola tersebut?
Penyelesaian
I=F.Δt
I=50 N. 0,01s
I=0,5 Ns
7. Mobil dengan massa 800 kg bergerak dengan kelajuan 72 km/jam. Tentukan momentum
mobil tersebut.
Diket:
m = 800 kg
v = 72 km/jam = 20 m/s
Ditanya:
Ρ = ….?
Jawab:
Ρ = m.v
= 800.20
= 16000 kg m/s
8. Sebuah bola massa 800 gram ditendang dengan gaya 400 N. Jika kaki dan bolah
bersentuhan selama 0,5 sekon, tentukan Impuls pada peristiwa tersebut.
Diketahui:
m = 0,8 kg
F = 400 N
∆t = 0,5 S
Ditanya :
I = ….?
Jawab:
I = F. ∆t
= 400. 0,5
= 200 NS
9. Sebuah bola bergerak ke utara dengan kelajuan 36 km/jam, kemudian bola ditendang ke
Selatan dengan gaya 40 N hingga kelajuan bola menjadi 72 km/jam ke Selatan. Jika massa
bola 800 gram tentuka :
a. Impuls pada peristiwa tersebut
b. Lamanya bola bersentuhan dengan kaki
Diket:
V0 = 36 km/jam = 10 m/s, m = 800 gram = 0,8 kg
Vt = -72 km/jam = -20 m/s
F = -40 N
Ditanya:
a. I = ….?
b. ∆t = …?
Jawab:
I = ∆P
I = m.Vt – m.V0
I = m(Vt – V0)
= 0,8 (-20 – 10)
= 0,8 – 30
= - 24 kg m/s
tanda negatif menyatakan arahnya ke selatan

10. Sebutir peluru massanya 0,05 kg melayang dengan kecepatan 400 masuk sampai 0,1
m ke dalam sebuah balok yang dipancangkan teguh di tanah. Misalkan bahwa gaya
penghambatan konstan.
Hitunglah: a) perlambatan peluru,
b) gaya penghambatan,
c) waktunya (untuk perlambatan),
d) impuls tumbukannya!
Penyelesaian :
a = ....... ?
F = ....... ?
t = ....... ?
I = ....... ?
x = Vot – ½ at2
0,1 = 400 t – ½ . 400 t
0,1 = 200 t

VP = 400 m/det
x = 0,1 m
0 = 400 – at
at = 400

a = 8 . 105 ms-2

b) F = m.a
= 0,05 . 8 . 105
= 4 . 104 N
c) t = ↔ 5 . 10-4 det
d) I = F. t
= 4 . 104 . 5 . 10-4
= 20 newton det
11. Sebuah balok yang massanya 10 kg mula-mula diam di atas permukaan horizontal tanpa
gesekan. Suatu gaya yang arahnya horizontal, F bekerja pada balok itu, besarnya gaya
berubah setiap saat dinyatakan oleh persamaan F(A) = 103 t + 10 di mana F dinyatakan
dalam Newton dan A dalam detik.
a. Berapa impuls pada balok bila gaya bekerja selama 0,1 detik?
b. Berapa kecepatan balok tersebut saat itu?
c. Bila gaya F bekerja selama t = 5 detik, berapa kecepatannya saat itu?
Penyelesaian :
m = 10 kg
F(t) = 103 t + 10
a) I = F dt
= (103 t + 10) dt
= 103 . ½ t2 + 10 t
= 103 . ½ (0,1)2 + 10 . 0,1
= 5+1
I = 6 newton det

b) Impuls = perubahan momentum


F dt = m V
6 = 10 V(0,1) V(0,1) = 0,6 m/det

c) F selama 5 detik
m dV = F dV = 103 . ½ t2 + 10 t
m V(t) = 500 t2 + 10 t
m V(5) = 500 t2 + 10 t
= 500 . 25 + 50
m V(5) = 12550

V(5) = = 1255 m/det


12. Sebuah peluru dari 0,03 kg ditembakkan dengan kecepatan 600 pada sepotong kayu
dari 3,57 kg yang digantungkan pada seutas tali. Jika ternyata pelurunya masuk ke dalam
kayu. Hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah peluru tersebut mengenainya!
Penyelesaian :
Jawab :
mP VP + mk Vk = (mP + mk) V
0,03 . 600 + 3,57 . 0 = (0,03 + 3,57) V
18 = 3,6 V

V = 5
13. Seorang yang massanya 70 kg berdiri di atas lantai yang licin, menembak dengan senapan
yang massanya 5 kg. Peluru yang massanya 0,05 kg meluncur dengan kecepatan 300.

Hitunglah: .
a) Berapa kecepatan mundur orang itu sesaat setelah menembak?
b) Hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah ditembus peluru (peluru tepat bersarang
dalam kayu)!
Penyelesaian :
a) mo Vo + ms Vs + mp Vp = mo Vo + m s Vs + mp Vp
0 + 0 + 0 = 70 . Vo + 5Vs + 0,05 . 300
-15 = 75 V

V = - = - 0,2 m/det
b) mp Vp + mk Vk = mp Vp + mk Vk
0,05 . 300 + 0 = 0,05 Vp + 1,95 Vk
15 = 2V
V = 7,5 m/det
14. Sebuah bola A massa 40 gram bergerak dengan kelajuan 10 m/s menumbuk bola B dengan
massa 60 gram yang bergerak searah dengan kelajuan 5 m/s. Tentukan kelajuan bola A
dan B sesaat setelah tumbukan jika :
a. tumbukan elastis sempurna
b. tumbukan elastis sebagian e = 0,5
c. tumbukan tidak elastis
Diket:
mA = 40 gram
VA = 10 m/s
mB = 60 gram
VB = 5 m/s
Ditanya:
a. VA1 dan VB1 saat e = 1
b. VA1 dan VB1 saat e = 0,5
c. VA1 dan VB1 saat e = 0
Jawab:
mA.VA + mB.VB = mA.VA1 + mB.VB1
40.10 + 60.5 = 40.VA1 + 60.VB1
70 = 4.VA1 + 6 VB1 ……. (1)
e (VA – VB) = VB1 – VA1

a) e (VA – VB) = VB1 – VA1


1 (10 – 5) = VB1 – VA1
- VA1 + VB1 = 5 …………. (2)
Pers. 1 4.VA1 + 6 VB1 = 70
Pers. 2 - VA1 + VB1 = 5x4 +
10 VB1 = 90
VB1 = 9 m/s
-VA1 + VB1 = 5
VA1 = VB1 = 9 – 5 = 4 m/s
b) e (VA – VB) = VB1 – VA1
0,5 (10 – 5) = VB1 – VA1
2,5 = VB1 – VA1 ………… (2)
Pers. 1 4.VA1 + 6 VB1 = 70
Pers. 2 - VA1 + VB1 = 2,5 x 4 +
10 VB1 = 80
VB1 = 8 m/s
-VA1 + VB1 = 5
VA1 = VB1 - 5= 8– 5 = 3 m/s
c) e (VA – VB) = VB1 – VA1
0 (10 – 5) = VB1 – VA1
- VB1 – VA1 = 0 ………… (2)
Pers. 1 4.VA1 + 6 VB1 = 70
Pers. 2 - VA1 + VB1 = 0x4 +
10 VB1 = 70
VB1 = 7 m/s
-VA1 + VB1 = 0
VB1 = VA1 = 7 m /s
15. Air meninggalkan selang karet dengan laju1,5 kg/sekon dengan kecepatan 20 m/s dan
membentur sebuah dinding yang menghentikannya. Berapakah gaya yang didesakkan oleh
air ke dinding ?
Penyelesaian : dalam setiap sekon air dengan momentum p=(1,5 kg)(20m/s)=30 kg m/s
dibawa ke keadaan diam. Pada saat air membentur dinding. Besarnya gaya (dianggap
tetap) yang harus didesakkan dinding untuk mengubah momentum air sebanyak itu
adalah :

Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pada air berlawanan dengan kecepatan asal.
Dinding mendesakkan gaya 30 N untuk menghentikan air, sehingga dengan hukum
Newton ketiga, air mendesakkan gaya sebesar 30 N ke dinding.
16. Sebuah trem 10.000 kg berjalan dengan laju 24 m/s menabrak trem sejenis yang berhenti.
Jika trem menempel bersama sebagai akibat tumbukkan, berapa laju bersama mereka
sesudahnya?
Penyelesaian:
Setelah tumbukan, momentum total akan sama tetapi akan disebar merata pada kedua trem.
Karena kedua trem menempel, mereka akan memiliki kecepatan sama, sebut v' . Maka :

17. Hitung kecepatan lompatan mundur setelah senapan 5,0 kg yang menembakkan sebuah
peluru 0,050 kg pada kecepatan120 m/s.
Penyelrsaian :
Karena senapan mempunai massa ang lebih besar, kecepatan (lompatan mundur)-nya lebih
kecil daripada peluru. Tanda minus menunjukkan bahwa kecepatan (dan momentum)
senapan berada dalam arah berlawanan dengan peluru.

Gambar 2.1 tumbukan tak lenting sama sekali

18. Sebuah bola kasti bermassa 100 gr mendekati Amir dengan kelajuan 10 m/s. Amir
memukul bola tersebut dengan gaya 40 N. Jika selang waktu saat bola menyentuh pemukul
adalah 0,2 sekon, berapakah kelajuan bola sesaat setelah dipukul oleh Amir?
Besaran yang diketahui :
Massa bola : m = 100 gr = 0,1 kg = 10-1 kg
Kelajuan awal bola sebelum dipukul : v1 = 10 m/s
Gaya Impuls : F = 40 N
Selang waktu bola menyentuh pemukul : t = 0,2 s = 2 10-1 s
Kelajuan bola setelah dipukul....?
Gunakan pengertian bahwa impuls merupakan perubahan momentum bola :

19. Sebuah peluru bermassa 10 gr ditembakkan ke dalam suatu balok yang digantung dan
bermassa 1,49 kg hingga balok bergerak naik. Balok berayun hingga ketinggian 45 cm dan
peluru bersarang di dalamnya. Jika percepatan gravitasi 10 ms -2, berapakah laju peluru
pada saat ditembakkan?

Gambar 2.2 tumbukan tak lenting sama sekali

Pada kasus seperti ini, terjadi peristiwa tumbukan tak lenting. Karena setelah tumbukan,
peluru menyatu dengan balok. Dengan kata lain, setelah tumbukan terjadi, kelajuan peluru
maupun balok adalah sama.
Kelajuan awal balok vB = 0 (balok diam) Kelajuan awal peluru : vP = ....?
Massa balok : mB = 1,49 kg Massa peluru : mP = 10 gr = 10-2 kg
Untuk menentukan kelajuan awal peluru (sebelum peluru menyentuh balok), terlebih dulu
kita menentukan besarnya kelajuan peluru dan balok setelah mereka bertumbukan. Untuk
menentukan kecepatan balok dan peluru setelah tumbukan, gunakan rumus gerak jatuh

bebas : .
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa momentum sistem benda sebelum
tumbukan sama dengan momentum sistem benda setelah tumbukan :

Sebelum ditumbuk peluru, balok dalam keadaan diam, sehingga m BvB = 0.


Setelah tumbukan, peluru dan balok bergerak dengan kelajuan sama : v’B = v’P = v’
Sehingga persamaan di atas menjadi :
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Momentum ialah : Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada
suatu saat. Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah
denganKecepatannya. Satuan dari mementum adalah kg m/det atau gram cm/det
Impuls adalah : Hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan
Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.Perubahan momentum
adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan impuls.
IMPULS = PERUBAHAN MOMENTUM

DAFTAR PUSTAKA
Blog pada WordPress.com. | Tema: Sunspot oleh WordPress.com.
Diposkan oleh BELAJAR FISIKA di 18.09
www.fisikastudy.co.nr
http://www.antonin.education.co.uK
Diposkan oleh ASAZ di 2:19 PM

Kanginan, marthen.2006.FISIKA UNTUK SMA KELAS XI.penerbit erlangga

Anda mungkin juga menyukai