Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN FISIKA

MOMENTUM DAN IMPULS

“BANDUL NEWTON”

Disusun Oleh:
KELAS: XII MIA 3
Guru Pembimbing: Purnawirawan, S.Pd.

1. Elsa Audia Irawan


2. Septia Nur Laili
3. Trigantara Octa Jaya A.
4. Zahra Ardiya Ikhsan
5. Fitri Octavia Syahkira S

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 MARTAPURA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami diberikan kesempatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan Fisika Momentum Dan
Impuls”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjunan Nabi
Muhammad SAW.

Laporan ini ditulis untuk memenuhi Ujian Praktikum Fisika dikelas 12.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik
secara materi pembahasan maupun tutur kata dan cara penyampaiannya. Maka
dari itu, kami dengan senang hati menerima semua ide, saran, maupun kritik
yang bersifat membangun.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
yang luas bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkannya.

Martapura, 3 Maret 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI..................................................................................................2
A. Konsep Momentum dan Impuls...........................................................................2
1.Konsep Momentum........................................................................................2
2.Konsep Impuls................................................................................................4
B. Hukum Kekekalan Momentum............................................................................5
C. Jenis-Jenis Tumbukan..........................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................11
A. Pembahasan.......................................................................................................11
......................................................................................................B. Alat dan Bahan
................................................................................................................................12
C. Prosedur Pembuatan....................................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................18
............................................................................................................A. Kesimpulan
................................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
DOKUMENTASI...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Newton's Cradle atau yang lebih dikenal dengan bandul Newton dalam
penggunaannya di zaman sekarang kebanyakan hanya digunakan dikantor-kantor
sebagai hiasan meja saja. Newton's Cradle digunakan sebagai hiasan meja karena
keunikannya yang apabila salah satu bandul diujungnya diangkat lalu ditumbukkan
ke beberapa bandul lainnya maka bandul diujung lainnya akan terlempar lalu
kembali menumbuk bandul lainnya, begitu seterusnya sampai dihentikan oleh gaya
luar. Kejadian Newton's Cradle merupakan salah satu instrumen fisika yang dapat
menjelaskan penerapan hukum kekelan momentum dan hukum Newton, dalam hal
ini hukum pertama dan ketiga Newton.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Momentum dan Impuls?


2. Bagaimana Hukum Kekekalan Momentum?
3. Apa saja Jenis-Jenis Tumbukan

C. Tujuan

1. Mengetahui Konsep Momentum dan Impuls


2. Mengetahui Hukum Kekekalan Momentum
3. Mengetahui Jenis-Jenis Tumbukan
BAB II
DASAR TEORI

A. Konsep Momentum dan Impuls

1. Konsep Momentum

Setiap benda yang bergerak pasti memiliki momentum. Momentum


merupakan hasil kali antara massa dengan kecepatan benda. Karena kecepatan
merupakan besaran vektor maka momentum juga termasuk besaran vektor yang
arahnya sama dengan arah kecepatan benda secara matematis persamaan
momentum dapat ditulis sebagai berikut

𝑝⃗ =
𝑚𝑣⃗
Keterangan:
𝑝⃗ = momentum benda (kg
m/s) m = massa benda (kg)
𝑣⃗ = kecepatan benda (m/s)
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa momentum sebanding dengan kecepatan

Contoh soal 1

suatu benda. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa arah momentum sama
dengan arah kecepatannya. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa semakin besar
kecepatan suatu benda, semakin besar pula momentumnya.

Suatu benda bermassa 40 gram bergerak dengan kecepatan 200 m/s. Besarnya
momentum yang dimiliki benda tersebut adalah ....

Pembahasan:

Diketahui:

m = 40 gram = 40 × 10−3kg = 4 × 10−2kg

𝑣⃗ = 200 m/s
Ditanya: 𝑝⃗ ?

Jawab:

Besarnya momentum suatu benda dapat ditentukan dengan rumus berikut.

𝑝⃗= m 𝑣⃗

= 4 × 10−2× 200

= 8 kg m/s

Jadi, besarnya momentum yang dimiliki benda tersebut adalah 8 kg m/s.

Contoh soal 2

Benda bermassa 100 gram bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Momentum yang
dihasilkan benda tersebut sebesar…

Pembahasan :

Diketahui:

m = 100 g = 0.1 kg

𝑣⃗= 10 m/s

Ditanya: 𝑝⃗ ?

Jawab:

Besarnya momentum suatu benda dapat ditentukan dengan rumus berikut.

𝑝⃗= m 𝑣⃗

= 0.1 × 10

= 1 kg m/s

Jadi, besarnya momentum yang dimiliki benda tersebut adalah 1 kg m/s.


2. Konsep Impuls

Untuk membuat suatu benda yang diam menjadi bergerak diperlukan sebuah
gaya yang bekerja pada benda tersebut selama interval waktu tertentu. Gaya yang
diperlukan untuk membuat sebuah benda tersebut bergerak dalam interval waktu
tertentu disebut impuls.

Impuls digunakan untuk menambah, mengurangi, dan mengubah arah


momentum dalam satuan waktu. Impuls dapat dirumuskan sebagai hasil perkalian
gaya dengan interval waktu. Secara matematis dituliskan:

I = Δ𝑝 = F Δt
Keterangan:

I = impuls (Ns)

Δ𝑝 = 𝑃2− 𝑃1 = perubahan momentum (kg m/s atau Ns)

F = gaya yang bekerja pada benda/gaya impuls (N)

Δt = selang waktu (s)4

Impuls pada umumnya digunakan dalam peristiwa apabila gaya yang bekerja
besar dan dalam waktu yang sangat singkat.

Contoh soal 1

Bola softbol bermassa 0,05 kg di lempar ke arah pemukul dengan kecepatan


10 m/s. Bola kemudian dipukul dengan stik sehingga bergerak dengan kecepatan
20 m/s ke arah yang berlawanan dengan arah datangnya bola. lmpuls yang bekerja
pada bola sebesar ... Ns.

Pembahasan:

Diketahui:

m = 0,05 kg

𝑣2 = -10 m/s

𝑣1= 20 m/s Ditanya:


I=…?

Dijawab:

I = Δ𝑝

= m (𝑣2−𝑣1)

=0,05 (20-(-10) )

=0,05(30)

= 30 Ns

B. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa jika dua buah benda


bertumbukan, maka besar penurunan momentum pada salah satu benda akan bernilai
sama dengan besar peningkatan momentum pada benda lainnya. Ini berarti, total
momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum
sistem benda setelah tumbukan. Secara matematis, hukum kekekalan momentum
dapat dirumuskan sebagai berikut.

∑𝑝 = ∑𝑝
𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ

𝑚1 𝑣1+𝑚2 𝑣2=𝑚1 𝑣1′


+ 𝑚2 𝑣2′

Keterangan:

𝑝𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 =total momentum sebelum tumbukan (kg m/s);

𝑝𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ = total momentum sesudah tumbukan (kg m/s);


𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2' = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s).


C. Jenis-Jenis Tumbukan
Berdasarkan kelentingannya, tumbukan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tak lenting
sama sekali.Sifat kelentingan tumbukan dinamakan koefisien restitusi.
Nilai koefisien restitusi mulai 0 hingga 1. Dengan ketentuan:
1) Lenting sempurna e=1

2) Lenting sebagian 0<e<1

3) Tidak lenting sama sekali e=0

1. Tumbukan Lenting Sempurna

Tumbukan lenting sempurna disebut juga tumbukan elastik. Pada


tumbukan elastik berlaku hukum kekekalan momentum dan juga hukum
kekekalan energi kinetik. Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan
lenting sempurna jika pada tumbukan itu tidak terjadi kehilangan energi kinetik.
Jadi, energi kinetik total kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah
tetap.

a)

b)

Gambar 1.1
a) Sebelum tumbukan
b) Sesudah tumbukan
Sumber : fisika zone.com

Pada persitiwa tersebut berlak Dua buah benda memiliki massa masing-
masing 𝑚1 dan 𝑚2 bergerak saling mendekati dengan kecepatan sebesar 𝑣1dan 𝑣2
sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan masing-masing
bergerak dengan kecepatan sebesar 𝑣1' dan 𝑣2' dengan arah saling berlawanan.
Pada persitiwa tersebut berlaku hukum kekekalan hukum kekekalan.
Hukum kekekalan momentum pada peristiwa ini adalah sebagai berikut.

𝑚1 𝑣1+𝑚2 𝑣2=𝑚1 𝑣1′ + 𝑚2 𝑣2′

Keterangan :

𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2' = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s).

Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh


persamaan sebagai berikut.

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan


sebagai berikut

𝑚1 (𝑣1+𝑣′1)(𝑣1- 𝑣′ 1) = 𝑚1 (𝑣′ +2 𝑣2)(𝑣1- 𝑣′ ) 1

𝑣1+𝑣′1 = 𝑣′ + 𝑣2

𝑣1 - 𝑣2 = 𝑣′2- 𝑣′

− ( 𝑣2 - 𝑣1 ) = 𝑣′ -2𝑣′
Sifat kelentingan tumbukan dinamakan koefisien restitusi. Koefisien
restitusi adalah nilai yang menunjukkan kelentingan benda dalam peristiwa
tumbukan.Koefisien restitusi dirumuskan sebagai berikut


−(𝑣 1− 𝑣′2)
e=
𝑣1− 𝑣2

2. Tumbukan Lenting Sebagian

Tumbukan lenting sebagian terjadi apabila setelah tumbukan ada


sebagian energi yang hilang. Pada tumbukan jenis ini, energi kinetik berkurang
selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak
berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu
yang disebut koefisien restitusi (e). Ketika dua benda bertumbukan lenting
sebagian, persamaan yang berlaku sebagai berikut.

𝑚1 𝑣1+𝑚2 𝑣2=𝑚1 𝑣1′ + 𝑚2 𝑣2′

Keterangan:

𝑚1 = massa benda 1 (kg);

𝑚2 = massa benda 2 (kg);

𝑣1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s);

𝑣1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s); dan

𝑣2' = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s).


Bola yang dijatuh kan ke- lantai
pada percobaan yang telah Anda lakukan
termasuk jenis tumbukan lenting
sebagian. Tinggi pantulan bola semakin
lama semakin berkurang dan akhirnya
berhenti memantul. Pada peristiwa
tersebut, energi kinetik bola semakin
berkurang.Dengan demikia n,hukum
Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku
pada tumbukan tersebut.
Sumber : fisika zone.com

Gambar 1.2 Tumbukan Lenting Sebagian


Pada setiap pantulan, energi kinetik bola sesaat setelah menumbuk lantai
diubah menjadi energi potensial dengan ketinggian serta getaran akibat gesekan
dengan bidang pantul.

Dengan demikian, hubungan antara kecepatan dan ketinggian bola pada


setiap pantulan dirumuskan sebagai berikut.

𝑣1 = +√2𝑔ℎ1 𝑣1′ = −√2𝑔ℎ2

Pada tumbukan tersebut, lantai tetap diam sebelum dan sesudah


tumbukan. Dengan demikian persamaan koefisien restitusi pada bola jatuh
dirumuskan:

(𝑣′1−𝑣 ′ ) (𝑣1′ −0)


e =− =−
𝑣1− 𝑣2
(𝑣1−0)
𝑣 −√2𝑔ℎ2
= − ′1 = −
𝑣1 +√2𝑔ℎ1

= √ℎ2

ℎ1
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, terjadi kehilangan energi


kinetik. Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan
sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan
antara peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram
dalam target.
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku persamaan berikut.

𝑚1 𝑣1+𝑚2 𝑣2=𝑚1 𝑣1′ + 𝑚2 𝑣2′

Jika 𝑣1′ = 𝑣′ = 𝑣′, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑚1 𝑣1+𝑚2 𝑣2=(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′

Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik.


Ayunan balistik merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur
benda yang bergerak dengan keceptan cukup besar, misalnya kecepatan
peluru.Kecepatan peluru pada Ayunan blstik dirumuskan :

𝑣 =(𝑚1+𝑚2) √2𝑔ℎ
𝑚1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pembuatan Alat Fisika Sederhana Momentum dan Impuls berupa Bandul


Newton. Bandul newton adalah alat yang menunjukkan hukum kekekalan
momentum dan kekekalan energi, terdiri dari sebaris pendulum. Hukum kekekalan
energi mengatakan, energi tidak diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
Prinsip kerja Bandul Newton, dimana energi yang ditumbukkan tidak
dihilangkan melainkan dikonversikan. Dalam Bandul Newton juga terjadi hukum
kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum menyatakan “jika tidak ada
gaya luar yang bekerja pada sistem maka momentum total sesaat sebelum
tumbukan sama dengan momentum total sesudah tumbukan”. Artinya jika ada dua
benda ditumbukkan dengan 𝑚1 dan 𝑚2 serta kecepatan 𝑣1 dan 𝑣2, maka kedua bola
akan saling menekan dengan gaya F yang sama besar.
Cara kerja ayunan Newton, diasumsikan adalah tumbukan elastis, dimana
bola baja mungkin sedikit remuk pada bidang kontak. Saat sebuah bola menumbuk
bola yang lain, setiap energi yang tersimpan akan diubah menjadi energi kinetik
setelah tumbukan.

Ketika bola I diangkat energi kinetiknya tetap nol tetapi energi potensialnya
lebih besar karena gravitasi dapat menariknya kebawah. Saat bola tersebut
dilepaskan, maka energi potensialnya berubah menjadi energi kinetik. Ketika bola 1
menumbuk bola 2 maka bola 1 akan berhenti sehingga energi kinetik dan potensial
bola 1 kembali nol, tetapi energi bola 1 harus dipindahkan ke bola 2. Bola 2 yang
awalnya memiliki energi potensial nol setelah mendapatkan energi dari bola 1
memiliki energi kinetik lalu menumbuk bola 3 dan memindahkan energi yang
didapatkan tersebut ke bola 3. Begitu seterusnya hingga bola terakhir. Ketika
perpindahan energi telah sampai bola terakhir dan bola terakhir tidak memiliki
penghalang bola lagi, maka energi potensial bola terakhir yang nol diubah menjadi
energi kinetik yang besarnya sama dengan energi ketika boal 1 dilepaskan.
Dari prinsip diatas dapat dilihat bahwa terdapat hukum kekekalan energi,
dimana energi yang ada tidak dimusnahkan tetapi dikonversikan kedalam bentuk
lain. Dalam hal ini di konversikan dari energi kinetik menjadi energi potensial lalu
menjadi energi kinetik lagi.

B. Alat dan Bahan

1. Alat
Alat yang digunakan yaitu:
N Nama Alat G
o a
m
b
a
r

1 Lem bakar

2 Guntin
g

3 Penggaris
4 Pensil

5 Pematik
Api

2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu:
N Nama Gambar
o Bahan

1 Kardus

2 Kelereng
3 Benang

4 Tusuk Sate

5 Sedotan

C. Prosedur Pembuatan
Adapun prosedur pembuatan bandul newton sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur dan menggunting kardus sesuai ukuran yang berfungsi sebagai
penyangga sebanyak 4 penyangga

2 cm

18 cm

3,5 cm
12 cm

3. Mengukur dan meggunting kardus benbentuk persegi panjang untuk sisi kiri
dan kanan serta sebagai alas dan atap

13 cm

15 cm

11 cm
3,5 cm

4. Menempel Keempat kardus penyangga yang sudah di buat sehingga menjadi 2


penyangga atau sepasang penyangga menggunkan lem bakar.

5. Tempelkan kardus persegi panjang yang sudah dibuat pada sisi penyangga

6. Tempelkan alas dan atap yang sudah di buat dari kardus menggunkan lem
bakar
7. Buatlah bolongan kecil pada bagian atas penyangga kemudian beri tusuk sate

8. Buatlah Buatlah sebanyak 6 bandul


Menggunakan kelereng dan benang, dengan menggunakan bantuan sedotanan
yang sudah dipotong kecil kemuadian tempelkan dipermukaan kelereng men
ggunkan lem tembak dan masukkan benang.

9. Gantung dan ikatlah bandul yang sudah di buat pada tusuk sate
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Momentum merupakan hasil kali antara massa dengan kecepatan


benda. Karena kecepatan merupakan besaran vektor maka momentum
juga termasuk besaran vektor yang arahnya sama dengan arah
kecepatan benda.
2. Gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda tersebut bergerak
dalam interval waktu tertentu disebut impuls.Impuls digunakan untuk
menambah, mengurangi, dan mengubah arah momentum dalam satuan
waktu.
3. Hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa jika dua buah
benda bertumbukan, maka besar penurunan momentum pada salah
satu benda akan bernilai sama dengan besar peningkatan momentum
pada benda lainnya. Ini berarti, total momentum sistem benda sebelum
tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah
tumbukan.
4. Berdasarkan kelentingannya, tumbukan dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan
tumbukan tak lenting sama sekali.Sifat kelentingan tumbukan
dinamakan koefisien restitusi.

B. Saran

1. Pembuatan alat fsika dapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana,
seperti dalam pembuatan alat fisika bandul newton
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Pujianto, Supradianningsih, dan Risdiyani Chasanah.2016. Buku Siswa Fisika untuk


SMA/MA Kelas X. Klaten: PT Intan Pariwara.
Handayani,Sri., Ari Damari. 2009. BSE Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 2: untuk SMA/M Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sarwono, Sunarroso, Suyatman.2009. Fisika 2: Mudah dan Sederhana Untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Haryadi, Bambang. 2009. BSE Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai