Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN FISIKA EKSPERIMEN II

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Disusun oleh :
Kelompok 2
Budi Atmadi

1107045050

FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA GEOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat pesat perkembangannya.Salah
satu cabang ilmu pengetahuan ialah fisika.Ilmu fissika merupakan suatu ilmu yang

sangat penting, karena sering memudahkan kita untuk mewakili suatu alat atau sistem
secara keseluruhan dengan suatu gejala fisis.Oleh karena itu, untuk lebih memahami
suatu konsep fisika maka dilakukan praktikum fisika. Penemuan-penemuan dalam
fisika menjadi dasar bagi industry dan teknologi modern, misalnya dalam bidang
computer, elektronik, dan sebagainya. Bidang mekanika, termofisika, kemagnetan,
optik, keelektrikan dan lain-lain merupakan cabang ilmu fisika.
Penyajian atau pengajaran biasanya dimulai dengan mekanika, yaitu ilmu
tentang gerak dan dinamika benda. Ada tiga konsep dasar, yaitu konsep gaya sebagai
pengubah gerak, usaha sebebagai pengubah energi dan implus sebagai perubahan
momentum. Selain dengan konsep usaha, energy dapat dipindahkan dalam bentuk
kalor yang dipelajari dalam termofisika. Energy dan momentum dapat dipindahkan
dengan interaksi medium atau interaksi medan melalui gejala gelombang. Gelombang
dapat merambat lewat interaksi medium (gelombang elastik) seperti gelombang
bunyi, gelombang dapat merambat melalui interaksi medan, yaitu gelombang
elektromagnetik, termasuk cahaya, gelombang radio. Sehingga keterikatan bidang
dengan bidang lainnya membentuk ilmu terpadu yaitu ilmu fisika.
Oleh karena itu, eksperimen ini mengenai momentum dengan menggunakan
pendulum penting untuk dilakukan karena pada eksperimen ini perlu untuk diketahui
hukum tentang kekekalan momentum yang melibatkan bola sebagai alat penembak
maka akan diketahui tinggi ayunan bandul setelah ditembak dengan menggunakan
bola.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengatahui momentum dengan menggunakan pendulum balok.
2. Mengatahui kecepatan bola ketika diberi gaya serta terjadi tumbukan.
3. Mengetahui energi kinetik bola dan pendulum balok.
1.3 Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui momentum dengan pendulum balok

2. Dapat mengetahui kecepatan yang terjadi pada tumbukan


3. Dapat mrngrtahui energi kinetik bola dan pendulum balok

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum Kekekalan Momentum

Pada pokok bahasan Momentum dan Impuls, kita telah berkenalan dengan
konsep momentum serta pengaruh momentum benda pada peristiwa tumbukan. Pada
kesempatan ini kita akan meninjau momentum benda ketika dua buah benda saling
bertumbukan. Ingat ya, momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan
kecepatan gerak benda tersebut. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan
dengan massa dan kecepatan benda. Kita tidak bisa meninjau momentum suatu benda
Hukum kekekalan momentum dapat digunakan pada keadaan dimana hukum
newton tidak berlaku, seperti pada benda yang bergerak dengan laju yang sangat
tinggi (mendekati kecepatan cahaya) atau objek-objek dalam ukuran kecil seperti
atom. Dalam daerah berlaku hukum mekanika newton, kekekalan momentum bisa
digunakan untuk menganalisis berbagai keadaan yang akan sulit dianalisis
mengunakan hukum newton secara langsung. Diantara persoalan-persoalan
tumbukan, dimana dua benda bertumbukan dan memberikan gaya yang sangat besar
atau sama pada waktu yang sangat singkat (Haliday, 1991).
Momentum sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa dan
kecepatannya :
p = mv

.......................................................(1)

Ketika gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel adalah nol, maka laju
perubahan momentum total adalah nol, dan momentum total sistem tetap konstan :
p = mv =

mi v i
i

= konstan

.............................................................(2)

Hasil ini dikenal sebagai hukum kekekalan momentum : Jika gaya eksternal
neto pada suatu sistem nol, maka kecepatan pusat massa sistem konstan dan
momentum total sistem kekal; artinya momentum totalnya tetap konstan. (Tipler,
Paul A. 1998:221)
Pada peristiwa tumbukan antara dua benda yang masing-masing massanya m 1
dan m2 dengan keceptan sebelum tumbukan v1 dan v2 sedangkan kecepatan setelah

tumbukan adalah v1 dan v 2 serta tidak dipengaruhi gaya eksternal, berlaku hukum
kekekalan momentum linier:
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1 + m2 v2

.......................................................(3)

Jika pada tumbukan tidak ada panas yng dihasilkan, maka energi kinetiknya
juga kekal. Tumbukan seperti ini dinamakan tumbukan lenting sempuna. Sedangkan
jika energi kinetiknya tidak kekal dinamakan tumbukan tidak lenting. Apabila setelah
tumbukan keduabenda kemudian menyatu dinamakan tumbukan tidak lenting sama
sekali. Secara umum pada peristiwa tumbukan berlaku persamaan:
v2- v1 = e (v2 - v1)

..................................................................(4)

dengan e dinamakan koefisie restusi yang memiliki harga:


e = 1 disebut tumbukan lenting sempuna
e = 0 disebut tumbukan tidak lenting sama sekali
0 < e < 1 disebut tumbukan lenting sebagian
Untuk tumbukan lenting sempurna, energi awal sama dengan energi akhir.
Jika tidak ada perubahan energi potensial internal sistem, energi kinetik akhir sama
dengan energi kinetik awal. Sehingga pada tumbukan lenting sempurna, kelajuan
saling menjauh relatif setelah tumbukan sama dengan kelajuan saling mendekat
relatif sebelum tumbukan. (Tipler, Paul A. 1998:229-230)
2.3 Hubungan momentum dengan hukum newton II
Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada gaya
total yang bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di
mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika dirimu masih bingung
dengan Hukum II warisan Newton, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan pelajari
dulu. Nah, apa hubungan antara hukum II Newton dengan momentum ? yang benar,

bukan hubungan antara Hukum II Newton dengan momentum tetapi hubungan antara
gaya total dengan momentum. Sekarang pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu,
mobil tersebut memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti
dibutuhkan gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil
direm). Ketika kecepatan mobil berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga
berkurang. Demikian juga sebaliknya, sebuah mobil yang sedang diam akan bergerak
jika ada gaya total yang bekerja pada mobil tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang
dihasilkan oleh mesin). Ketika mobil masih diam, momentum mobil = 0. pada saat
mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut memiliki momentum.
Jadi kita bisa mengatakan bahwa perubahan momentum mobil disebabkan oleh gaya
total. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya
total yang bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk
momentum. Newton pada mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk
momentum. Hanya Hukum II Newton yang

menyebut hasil kali mv sebagai

kuantitas gerak, bukan momentum.


Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan
dengan persamaan :
F=

p
t

..................................................................(5)
F=gayatotal yang bekerja pada benda
p = perubahan momentum
t = selang waktu perubahan momentum

Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P besar


itu lambang daya. p dicetak tebal karena momentum adalah besaran vektor.
Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton yang
sebenarnya untuk kasus massa benda konstan alias tetap.
Sekarang kita tulis kembali persamaan di atas :
F=

p
t

..................................................................(6)
Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas akan
menjadi :
F=

mvtmv
t

..................................................................(7)
F=

m(vtv )
t

..................................................................(8)
F=

v
t

..................................................................(9)
F=ma

..................................................................(10)

ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang
sudah kita pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton. Di atas sebagai Hukum II
Newton yang sebenarnya.
Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton yang sebenarnya dengan
hukum II Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas

lebih bersifat umum, sedangkan Hukum II Newton yang sebenarnya hanya bisa
digunakan untuk kasus massa benda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara
gaya dan gerak benda, di mana massa benda konstan, kita bisa menggunakan Hukum
II Newton yang sebenarnya, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan
Hukum II Newton versi momentum. Ketika kita meninjau benda yang massa-nya tidak
tetap alias berubah, kita tidak bisa menggunakan Hukum II Newton yang
sebenarnya (F = ma). Kita hanya bisa menggunakan Hukum II Newton versi
momentum. Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket akan
berkurang ketika bahan bakarnya berkurang atau habis.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu danTempat
Percobaan tentang Momentum dilaksanakan hari Sabtu, pada tanggal 25 Juli
2015, pukul 14.00 -16.00 WITA bertempat di Laboratorium Fisika dasar gedung C
lantai 3, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman,
Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
1. Tiang Statif
2. Neraca Ohauss
3.

Bola kecil

4. Balok (Pendulum)
5. Benang
6.

Stopwatch

7. Penggaris
8. Spidol
9. Papan
3.3. ProsedurPercobaan
1. DirangkaialatsepertiGambar 3.1

Gambar 3.1 RangkaianTumbukan


2. Diukur massa bola dengan menggunakan neraca Ohauss
3. Diukur jarak antara pendulum dan bola dengan menggunakan penggaris
4. Diukur jarak antara pendulum dan meja percobaan dengan menggunakan
penggaris
5. Didorong keluar bola dari dudukannya dengan menggunakan jari
6. Diukur waktu saat bola ditembakkan dan sampai menumbuk pendulum dengan
menggunakan stopwatch
7. Diukur jarak antara pendulum dan meja percobaan saat pendulum berhenti
8. Diubah jarak bola dan pendulum sampai 10 kali dengan jarak 5 cm
9. Diulangi langkah 5-8 dengan jarak pendulum dan meja percobaan yang sama
10. Diulangi langkah 4-9 dengan jarak pendulum dan meja percobaan yang berbeda

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


Massa Bola = 10,12 gram 5% = 0,506 kg
Massa Pendulum = 6,60 gram 5% = 0,33 kg
4.1.1 Tabel Pengukuran
4.1.1.1

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
havg

hi=

hi

dan

hf

dari Pendulum

2,5 cm

h1 (cm)

h2 (cm)

h
h=( 2h1 ,avg ) (cm)

2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5

17,5
16,5
35,5
30,5
21,5
37,5
25
28,5
27,5
27,5

15
14
33
28
19
35
22.5
26
25
25

2,5

26,75

24,25

4.1.1.2

No

hi=

h1 (cm)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
havg

4.1.1.3

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
havg

3 cm

hi=

h2 (cm)

h
h=( 2h1 ,avg ) (cm)

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

42
33
24,5
23
30,5
35
33
30
17
24,5

39
30
21,5
20
27,5
32
30
27
14
21,5

29,25

26,25

3,5 cm

h1 (cm)

h2 (cm)

h
h=( 2h1 ,avg ) (cm)

3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5

51
44,5
56,5
43,5
31,5
26,5
27,5
23,5
29
23

47,5
41
53
40
28
23
24
20
25,5
19,5

3,5

35,65

32,15

4.1.2 Tabel Pengukuran t (secon) dan

x (cm) dari Bola

4.1.2.1

hi=

2,5 cm

No

t (secon)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

4.1.2.2

0,131
0,296
0,205
0,150
0,152
0,079
0,195
0,150
0,132
0,149
t avg= 0,1639
hi=

No

4.1.2.3

0,250
0,216
0,208
0,194
0,271
0,386
0,372
0,262
0,282
0,180
t avg= 0,2621
hi=

10
12,5
15
17,5
20
22,5
25
27,5
30
32,5
x avg= 21,25

3 cm
t (secon)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

x (cm)

(cm)

10
12,5
15
17,5
20
22,5
25
27,5
30
32,5
x avg= 21,25

3,5 cm

No

t (secon)

1.
2.
3.

0,288
0,235
0,319

x (cm)
10
12,5
15

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

0,265
0,225
0,130
0,363
0,032
0,250
0,157
t avg= 0,2264

4.2 Analisis Data


4.2.1 Kecepatan v Bola Sebelum Tumbukan
v=

x
t
hi=

4.2.1.1
v=

21,25
=129,652 cm/s 2=1,29652m/ s2
0, 1639

4.2.1.2
v=

hi=

3 cm

21,25
=81,076 cm/s2=0,81076 m/s2
0,2621

4.2.1.3
v=

2,5 cm

hi=

3,5 cm

21,25
=93,860 cm/s 2=0,9386 m/s 2
0,2264

4.2.2 Momentum Awal Sistem


Pi=m . v
4.2.2.1

hi=

2,5 cm

17,5
20
22,5
25
27,5
30
32,5
x avg= 21,25

Pi=0,506 kg .1,29652 m/s 2= 0,656kg.m/s


4.2.2.2

hi=

3 cm
Pi=0,506 kg .0,81076 m/ s2= 0,410kg.m/s

4.2.2.3

hi=

3,5 cm
2

Pi=0,506 kg .0,9386 m/ s =0,475 kg.m/s


4.2.3 Momentum Akhir Sistem Setelah Tumbukan
Pf =( M . m) 2 g havg
4.2.3.1

hi=

2,5 cm
Pf =( 0,33.0,506 ) 2 9,8 24,25=3,64 kg.m/s

4.2.3.2

hi=

3 cm
Pf =( 0,33.0,506 ) 2 9,8 26,25=3,788 kg.m/s

4.2.3.3

hi=

3,5 cm
Pf =( 0,33.0,506 ) 2 9,8 32,15=4,192 kg.m/s

4.2.4 Energi Kinetik


1
Ek = mv 2
2
4.24.1 Energi Kinetik Awal Sebelum Tumbukan
1
Ek = m v 2
2
i

4.2.4.1.1

hi=

2,5 cm

1
Ek = 0,506 1,296522=0,425 Joule
2
i

4.2.4.1.2

hi=

3 cm

1
Ek = 0,506 0,810762=0,166 Joule
2
i

4.2.4.1.3

hi=

3,5 cm

1
2
Ek = 0,506 0,9386 =0,223 Joule
2
i

4.2.4.2 Energi Kinetik Sesaat Setelah Tumbukan


1
Ek = M v 2
2
f

4.2.4.2.1

hi=

2,5 cm

1
2
Ek = 0,33 1,29652 =0,277 Joule
2
f

4.2.4.2.2

hi=

3 cm

1
2
Ek = 0,33 0,81076 =0,108 Joule
2
f

4.2.4.2.3

hi=

3,5 cm

1
Ek = 0,33 0,93862=0,145 Joule
2
f

4.2.5 Energi yang Hilang

E=

[ E k Ek ]
i

4.2.5.1
E=

hi=

2,5 cm

0,425
hi=

0,166

hi=

=0,3493 Joule

3,5 cm

[ 0,2230,145 ]
0,223

=0,3482 Joule

3 cm

[ 0,1660,108 ]

4.2.5.3
E=

[ 0,4250,277 ]

4.2.5.2
E=

Ek

=0,3498 Joule

4.3 Pembahasan
Momen di istilahkan sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu
benda yang sedang bergerak. Makin sukar memberhentikannya, makin besar
momentumnya. Momentum disebabkan karena impuls serta besar dan arahnya.
Dalam fisika terdapat dua jenis momentum yaitu momentum linier dan momentum
sudut. Kadang-kadang momentum linier disingkat momentum. Momentum linier
adalah momentum yang dimiliki benda yang mergerak pada lintasan lurus.,
sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan
melingkar. Momentum suatu benda didefenisikan sebagai hasil kali massa benda
dengan kecepatan gerak benda tersebut.
Eksperimen mengenai momentum dengan menggunakan pendulum balok
dapat membantu mahasiswa memahami penting momentum dalam kehidupan seharihari. Karena tanpa kita sadari momentum berada pada hal yang kita jumpai atau

sering kita lakukan. Eksperimen ini energy kinetik dapat diperoleh dengan cara dari
energi kinetik bola dan pendulumnya sendiri setelah maupun sesudah tumbukan.
Energy kinetik tersebut didapatkan dengan bervariasi karena tergantung dari
kecepatan dari jarak tempuh serta waktu tempuh setelah tumbukan dan massa dari
bola dan pendulum tersebut. Dalam pengambilan data sampel titik terjauh ayunan
pendulum setelah tumbukan juga mempengaruhi energi kinetik dan momentum benda
tersebut.
Eksperimen momentum dengan menggunakan pendulum balok ini tidak lepas
dari faktor kesalahan. Faktor kesalahan tersebut dapat meliputi metode dalam
eksperimen yang kurang tepat dan cara pengambilan data yang kurang akurat.
Misalnya pengambilan titik ketinggian ayunan pendulum setelah mendapat tumbukan
dari bola sangat tidak akurat, karena pada pengambilan data dengan menggunakan
alat bantu berupa papan penangkap. Hal tersebut sangat tidak akurat karena dalam hal
ini ayunan yang didapatkan bukan titik terjauh pendulum balok berayun. Kesalahan
yang lain adalah kurang akuratnya pengambilan data waktu tempuh ketika bola
menumbuk pendulum bola karena hanya memperkirakan ketepatan awal bola diberi
gaya dan penagkapan pendulum balok ketika berayun. Hal diatas dapat
mempengaruhi data atau sampel yang tidak begitu akurat karena tidak keselarasan
antara penekanan tombol stopwatch dengan bola meluncur setelah diberi gaya.
Kesalahan berikutnya meliputi dari human error dalam pembacaan nilai tinggi h i dan
hf serta pembacaan waktu tempuh ketika terjadi tumbukan.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai misalnya dalam kasus
pergerakan kendaraan agar roda kendaraan dapat berputar. Hal ini karena adanya
tumbukan antarapiston dengan pengerak motor pada mesin kendaraan sehingga motor
dapat bergerak. Contoh lainnya adalah jiak terjadi tabrakan antara sepeda motor dan
mobil ketika melaju dengan kecepatan yang sama, pada saat terjadi tebrakan motor
akan terpental karena massa mobil lebih besar dari sepeda motor. Kita dapat
mengatakan bahwa makin besar momentum yang dimiliki oleh sebuah benda,
semakin besar efek yang ditimbulkan ketika benda tersebut betumbukan.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Momentum adalah perubahan gaya terhadap waktu. Dalam percobaan ini
digunakan pendulum balok sebagai ayunan untuk mencari titik sejauh apabila
terjadi tumbukan.
2. Kecepatan yang diperoleh sebelum tumbukan bervariasi tergantung dari jarak
lintasan dengan waktu tempuh bola ketika didberi gaya dan menumbuk sebuah
pendulum.
3. Energi kinetik bola dan pendulum balok tergantung dari massa benda dan
kecepatan yang diperoleh jarak tempuh ketika tumbukan sehingga dapat

diperoleh hasil energi kinetik yang berbeda karena gaya dorongbola yang
berubah-ubah.
5.2 Saran
Sebaiknya eksperimen mengenai momentum digunakan pegas untuk
pendorong bola agar dapat mengetahui perbedaan akurasi perhitungan apabila gaya
dorong bola menggunakan pegas dengan jari tangan sebagai pendorong

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit


Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan TeknikJilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai