Anda di halaman 1dari 6

Proposal Penelitian

Judul Penelitian : Analisis tentang momentum

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemukan kejadian-kejadian umum
yang kita alami. Seperti tabrakan mobil, menendang bola, bermain kelereng, dan lain
sebagainya. Beberapa hal tersebut dapat terjadi menggunakan konsep-konsep dalam fisika,
Ketika menendang bola, terjadi sentuhan antara kaki yang menendang dengan bola. Dalam
fisika hal ini disebut sebagai momentum dimana massa suatu benda akan mengalami
kecepatan akibat gaya yang dilakukan. Ketika terjadi suatu kecelakaan di jalan tabrakan
antara ke dua buah kendaraan yang berbeda kecepatan, dimana kendaraan yang
benrkepatan tinggi mengalami kerusakan yang lebih parah di bandingkan dengan
kendaraan yang berkecepatan rendah. Hal ini bisa terjadi, karena semakin besar massa dan
kecepatan yag dimiliki benda bergerak maka semakin sulit untuk dihentikan dan makin
besar akibatnya. Kalau kita tinjau dari ilmu fısika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua
kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua
jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum linier. Momentum linier biasanya
disebut momentum. Maka momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan.

1.2 Rumusan Masalah

● Apakah yang dimaksud dengan momentum?


● Bagaimana hubungan momentum dan Hukum II Newton?
● Apakah yang dimaksud dengan impuls?
● Bagaimana hubungan momentum dan impuls?
● Apakah yang dimaksud dengan tumbukan?
● Bagaimanakah hukum kekekalan momentum?
● Bagaimana hubungan momentum dan tumbukan?
● Apa sajakah jenis-jenis nya
.
1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB 2 IMPLUS DAN MOMENTUM

Momentum ialah Ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang
bergerak. Makin sukar memberhentikannya, makin besar momentumnya.Momentum
Disebabkan adanya impuls serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls

HUBUNGAN MOMENTUM DENGAN HUKUM II NEWTON


Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada gaya total yang
bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah
percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika dirimu masih bingung dengan Hukum
II warisan Newton, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa
hubungan antara hukum II Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan
antara Hukum II Newton dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan
momentum. Sekarang pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut
memilikim om entum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan gaya (dalam
hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil
berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya,
sebuah mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil
tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin). Ketika mobil masih diam,
momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil
tersebut memiliki momentum. Jadi kita bisa mengatakan bahwa perubahan momentum
mobil disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain,laju
perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda
tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Newton pada mulanya
menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya Hukum II Newton yang
menyebut hasil kali mv sebagai “kuantitas gerak”, bukan momentum.

Impuls dapat digambarkan sebagai jumlah yang menyatakan efek dari gaya total yang
bekerja pada suatu benda. Hal ini didefinisikan sebagai hasil gaya dan waktu. Impuls juga
dapat dinyatakan sebagai integral dari gaya yang bekerja pada suatu benda terhadap waktu

Momentum dan impuls mempunyai suatu hubungan yang dikenal dengan nama teorema
impuls-momentum. Bunyi teoremanya adalah “impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara
momentum akhir dengan momentum awalnya”.

Definisi formal untuk konsep tumbukan adalah suatu peristiwa terisolasi dimana dua atau
lebih benda (benda-benda yang bertumbukan) saling mendesakkan gaya-gaya yang relatif
kuat selama waktu yang relatif singkat.

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah
tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan
tiap benda.
Huygens, ilmuwan berkebangsaan belkita, melakukan eksperimen dengan menggunakan
bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum. Perhatikan uraian berikut.
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola
pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan bola kedua massanya
m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan
lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan.

Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas ternyata sesuai
dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya F
yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam
selang waktu Δt tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan
masing-masing sebesar v’1 dan v’2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan
dengan meninjau gaya interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.

Faksi = – Freaksi

F1 = – F2

Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . kita ketahui bahwa I = F
Δt = Δp , maka persamaannya menjadi seperti berikut.

Δp1 = – Δp2
m1v1 – m1v’1 = -(m2v2 – m2v’2)
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
p1 + p2 = p’1 + p’2
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir

Keterangan:

p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan


p‘1, p’2 : momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1, m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v’1, v’2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

Bunyi Hukum Kekakalan Momentum


Persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan momentum. Hukum kekakalan momentum
menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum
total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah tumbukan”. ketika
menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.

Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah roket dan pistol. Pada Gambar 5.3
tampak sebuah pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru ditembakkan ke kanan
dengan alat jarak jauh seperti remote, senapan akan tertolak ke kiri. Percepatan yang
diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru pada pistol (hukum III Newton).

Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem roket. Percepatan roket diperoleh dengan cara
yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan. Percepatan roket berasal
dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai peluru
kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran
roket memenuhi hukum kekekalan momentum.

Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar
dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas
keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket
tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal
inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak.
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum
sudut. Kadang-kadang momentum lineardisingkatmomentum.Dirimu jangan bingung ketika
membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis“momentum”. Yang dimaksudkan buku
itu adalah momentum linear. Seperti padagerak lurus, kita seringkali hanya menyebut
kecepatan linear dengan “kecepatan”.Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah
“kecepatan linear”. Momentumlinear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang
bergerak padalintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang
bergerakpada lintasan melingkar.Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengankecepatan gerak benda tersebutp = m .vatauP = m.v1– m.v02

Jika suatu benda mengalami tumbukan atau benturan, maka pada masing - masing benda
tersebut akan terjadi perubahan momentum. Tetapi jumlah momentum dari benda benda
yang bertumbukan selalu sama antara sebelum dan sesudah tumbukan terjadi. Dengan kata
lain jumlah momentum benda ketika belum terjadi tumbukan akan selalu sama dengan
jumlah momentum benda setelah terjadi tumbukan. Prinsip ini dikenal dengan istilah hukum
kekekalan momentum yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

P1 + p2 = p1’ + p2’

Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan
adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut. Permusan di
atas dapat juga dituliskan sebagai berikut:
m1 . v1 + m2 . v 2 = m1 . v1’ + m2 . v 2’

Dengan : P1, P2 = momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan


P1, P2 = momentum benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
m1, m2 = massa benda 1 dan 2
v1, v2 = kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v2’, v2’ = kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan.

Jenis – jenis Tumbukan


Untuk sistem dua benda yang bertumbukan, momentum sistem adalah tetap, asalkan pada
sistem tidak bekerja gaya luar.
a. Tumbukan lenting sempurna adalah jenis tumbukan dimana energi kinetik sistem tetap.
Kecepatan relatif sesudah tumbukan sama dengan minus kecepatan relatif sebelum
tumbukan. Persamaan yang berlaku :
Δv’ = - Δ v
V2’ – v1’ = - (v2 – v1)
b. Tumbukan lenting sebagian adalah jenis tumbukan yang disertai terjadinya
pengurangan energi kinetik sistem
c. Tumbukan tak lenting sama sekali adalah jenis tumbukan yang setelah tumbukan kedua
benda bergabung dan bergerak bersama-sama. Karena pada tumbukan tak lenting sama
sekali kedua benda bersatu sesudah tumbukan maka berlaku hubungan kecepatan sesudah
tumbukan,
Sebagai : v2’ = v1’ = v’ sehingga persamaan momentum menjadi :
m1.v1 + m2 . v2 = (m1 + m2) v’
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

Dasar teori yang berisi dari pemikiran serta teori-teori yang telah melandasi dilakukannya
sebuah penelitian.

BAB 4 METODE PENELITIAN

Menggunakan metode penelitian :

Studi Pustaka (Study Research) Studi ini yang dilakukan dengan cara melihat kemudian
mencari literature yang ada untuk dapat memperoleh data yang berhubungan dengan
sebuah analisis pada penulisan yang ada di tugas akhir.

Anda mungkin juga menyukai