Anda di halaman 1dari 4

Kisah Turunnya Kitab Zabur

Dikisahkan, suatu negeri yang tertindas oleh bangsa asing dengan waktu yang cukup lama.
Negeri palestina. Bani Israil menjadi bangsa jajahan yang tertindas. Mereka butuh seorang
pemimpin yang tegas dan gagah untuk berperang melawan penjajah.

Pada zaman itu ada seorang petani yang dikenal dalam strategi perang, ia bernama Thalut.
Tidak hanya pandai berperang, tetapi juga berbadan kekar dan memiliki kemampuan tata
Negara.

Bani israil 1 (citra) : “Apakah kalian tidak tersiksa dijajah dan ditindas terus?”

Bani israil ( bareng bareng) : “Tentu saja tersiksa!!”

Bani israil 1 (citra) : “ Bagaimana jika kita mengangkat Thalut menjadi pemimpin?”

Bani israil yang blakblakan (ayu) cdngn dini: “ Thalut hanyalah petani. Kenapa harus dia?”

Bani israil bijak ( alya) : “ Meskipun ia petani, namun ia pandai dalam strategi perang, tubuhnya
kekar, kuat, dan pandai ilmu ketatanegaraan”

Bani israil (dini/ayu): “Baiklah kalau begitu”

Keahlian yang demikian mendorong kaum Bani Israil mengangkat Thalut menjadi pemimpin
mereka. Alasannya, saat itu Bani Israil menjadi bangsa yang terjajah, maka cara menumpasnya
dengan mengangkat pemimpin baru.

Bani israil blak-blakan ( dini/ayu): “Wahai Thalut, apakah engkau bersedia menjadi pemimpin
kami?”

Thalut(nita) : “ Baiklah, namun jika aku mewajibkan kalian berperang apakah kalian bersedia?”

Bani israil blakblakan (dini/ayu) : “Kenapa tidak, kami sangat menderita telah tertindas oleh
kekejaman Jalut. Kami ingin mengalahkannya”

Sejak itu, perubahan yang terjadi begitu banyak, salah satunya memilih orang-orang yang tidak
bekerja di rumah tangga maupun perdagangan untuk terjun ke medan perang.

Di antara barisan Thalut, ada seorang pemuda bernama Daud, yang diperintahkan ayahnya
untuk menemani kedua kakaknya maju di medan perang.

Ayah Daud (Rafly kayla): “ Daud, bergabunglah kamu dengan pasukan Thalut untuk menemani
kakakmu”
Daud (akmal): “Baik Ayahku”

Suatu hari, barisan Thalut berhadapan dengan seorang raja zalim bernama Jalut dalam sebuah
peperangan. Kerajaan Jalut begitu besar dan tidak sebanding dengan kerajaan Thalut yang
jumlahnya lebih sedikit. Jalut yang sombong semakin meremehkan Thalut dan tentaranya yang
tidak mampu mengalahkanya.

Jalut (rafly kayla) : “ Aku manusia paling kuat disini. Tidak ada yang mampu mengalahkan ku.
Seharusnya aku adalah raja di negeri ini. Kalian rakyat kecil haruslah tunduk kepadaku”

Tentara Thalut tidak berani lagi berhadapan dengan panglima Jhalut yang bertubuh raksasa,
mendengar hal tersebut Thalut bhh87uhmengadakan sayembara, barang siapa yang dapat
menaklukan Jalut maka ia akan diambil menjadi menantunya.

Thalut (nita) : “ Wahai kaumku, apabila engkau mampu mengalahkan Jalut, maka aku jodohkan
engkau dengan putriku”

Datanglah Daud dengan penuh keberanian. Daud maju dengan membawa tongkat, lima buah
batu, serta ketapel. Jalut terbahak bahak melihat Daud

Jalut (rafly kayla): “HAHAHAHAHAHAHA, kamu yakin dapat melawanku?”

Daud (akmal) : “ Wahai Jalut, sesungguhnya orang yang sombong akan kalah bersama dengan
kesombongannya. Dengan izin Allah aku mampu mengalahkanmu”

Jalut maju dan tetap mengejek dan merendahkan Daud. Jalut berusaha membunuh Daud
dengan pedang. Kemudian Daud meletakkan batu yang kuat di atas ketapelnya. Ia melepaskan
batu di atas ketapel di udara, sehingga batu itu meluncur keras. Angin yang menjadi sahabat
Daud, karena kecintaanya kepada Allah SWT, sehingga angin itu membawa batu kearah dahi
Jalut. Batu itupun membunuh Jalut yang sudah dibekali dengan senjata lengkap.

Atas keberhasilannya melawan Jalut, Daud menjadi terkenal dan mencapai puncak kebenaran
di tengah-tengah kaumnya.

Selama masa pemerintahan Raja Daud, ia berhasil menjadi pemimpin yang tegas, bijaksana,
dan kuat. Akan tetapi Raja Daud memiliki istri yang sangat banyak yang berjumlah 99 orang.
Akan tetapi meskipun istrinya banyak Raja Daud masih ingin memperistri seorang lagi agar
istrinya menjadi 100 orang. Namun yang akan ia nikahi tersebut ialah tunangan dari
tentarannya sendiri. Hingga suatu hari hari datanglah pemuda mengadu kepada Daud.

Pemuda Bijak (dyra) : "Saudaraku ini mempunyai kambing sembilan puluh sembilan ekor.
Sedang aku hanya memiliki seekor, tetapi ia menuntut dan mendesakku agar kambingku yang
hanya seekor itu ku serahkan kepadanya supaya kambingnya genap seratus ekor. Ia membawa
berbagai alasan yang tak bisa kubantah karena aku tak pandai berdebat."

Pemuda Blakblakan (desi): "Bilang saja kamu kalah berdebat dengan ku makanya kamu
mengadu kepada Daud"

Daud (akmal): "Benarkah ucapan saudaramu itu?"

Pemuda Bijak (dyra) : "Benar, Aku tidak berbohong. "

Daud (akmal): "Jika demikian halnya, maka saudaramu telah berbuat zalim. Aku tidak akan
membiarkanmu meneruskan perbuatanmu yang semena-mena itu atau engkau akan mendapat
hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu."

Pemuda Blakblakan (desi) : "Hai Daud! Sebenarnya engkaulah yang pantas mendapat hukurnan
yang kau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau telah mempunyai sembilan puluh sembilan
isteri, tetapi kenapa kamu masih ingin menyunting seorang gadis lagi?

Pemuda Bijak (dyra): "Maaf, apalagi gadis tersebut sudah bertunangan dengan pemuda yang
menjadi anggota tentaramu sendiri. Padahal pemuda itu setia dan berbakti kepadamu."

Daud tercengang mendengar ucapan pria yang tegas dan berani itu. Daud pun mengasingkan
diri sekaligus bertaubat pada Allah untuk memperbaiki dirinya. Dalam pengasingannya, Daud
memperbanyak lisannya untuk memuliakan Allah dengan bertasbih. Lalu, dia diangkat sebagai
nabi dan diturunkan padanya kitab Zabur dari Allah.

Peristiwa ini diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 250-251).

Allah berfirman :

ؕ َ‫ص ۡبرًا َّوثَب ِّۡت اَ ۡقدَا َمنَا َو ۡانص ُۡرنَا َعلَى ۡالقَ ۡو ِم ۡال ٰکفِ ِر ۡين‬
َ ‫َولَ َّما بَ َر ُز ۡوا لِ َجـالُ ۡوتَ َو ُجنُ ۡو ِد ٖه قَالُ ۡوا َربَّنَٓا اَ ۡف ِر ۡغ َعلَ ۡينَا‬

"Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya)
berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian
kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬


‫ت‬ِ ‫ض لَّفَ َس َد‬ٍ ‫ضهُمۡ بِبَ ۡع‬
َ ‫اس بَ ۡع‬َ َّ‫فَهَ َز ُم ۡوهُمۡ بِا ِ ۡذ ِن ِ ۙ َوقَت ََل د َٗاو ُد َجالُ ۡوتَ َو ٰا ٰتٮهُ ُ ۡال ُم ۡلكَ َو ۡال ِح ۡک َمةَ َو َعلَّ َمهٗ ِم َّما يَ َشٓا ُء ‌ؕ َولَ ۡواَل د َۡف ُع ِ الن‬
ۡ َ‫ااۡل َ ۡرضُ َو ٰلـ ِک َّن هّٰللا َ ُذ ۡو ف‬
َ‫ض ٍل َعلَى ۡال ٰعلَ ِم ۡين‬
"Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian
Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki.
Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah
bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam."

Anda mungkin juga menyukai