Anda di halaman 1dari 4

KISAH NABI DAUD AS

Nabi Daud merupakan keturunan nabi Ibrahim yang kedua belas dari istrinya Siti Sarah.
Dengan demikian ia masih keturunan nabi Ishaq. Beliau memegang tampuk pemerintahan
sesudah raja Thalut wafat. Nabi Daud diutus Allah untuk membenahi akhlak kaum nabi
Musa. Sebab sepeninggal nabi Musa dan Harun, para pengikutnya melupakan semua
ajarannya. Sepeninggal kedua nabi itu kaum bani Israil dipimpin oleh Yusa’ bin Nun sampai
akhir hayatnya.
Di tengah kondisi yang kacau tersebut, Allah mengutus seorang nabi. Akan tetapi, nama nabi
ini tidak termasuk ke dalam kelompok 25 nabi yang wajib diketahui. Nama nabi tersebut
adalah Syami'un. Thalut Menjadi Raja Allah mengutus Syami'un ditengah-tengah akhlak
kaum bani israil yang sudah porak poranda. Kaum bani Israil meminta kepada nabi Syami'un
untuk menunjuk seorang menjadi raja yang dapat dijadikan perlindungan. Sebab mereka telah
ditindas oleh seorang raja yang dholim. Syami'un berkata: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." Namun, usul tersebut ditolak oleh rakyat Israil. Mereka
menjawab,  "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan
pemerintahan dari padanya, sedangkan dia tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?"
Mendengar penolakan rakyat Israil, nabi mereka berkata,   "Sesungguhnya, Allah telah
memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Allah
memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Luas
pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui."
Setelah dinobatkan menjadi raja, Thalut melakukan pembenahan terhadap tentara bani Israil.
la kemudian mengumpulkan para pemuda untuk menjadi tentara. Setelah semua prajurit tahu
cara temput, barulah mereka berangkat tempur melawan pasukan Jalut. Jalut adalah raja yang
menindas kaum bani Israil. Kondisi saat itu, bani Israil sedang diserang musuh-musuh
tangguh yang dipimpin oleh Jalut. Kabar tentang dikumpulkannya para pemuda tersebar ke
seluruh negeri, termasuk ke sebuah kota kecil bernama Bethlehem.
Di Kota Bethlehem hiduplah seorang pemuda bernama Yisya. la memiliki tiga belas anak.
Yisya menyuruh tiga anaknya untuk bergabung dengan tentara yang dipimpin Thalut.
Seorang anaknya yang bernama Daud berniat ikut. Namun, Daud tidak diizinkan karena saat
itu masih kecil. la hanya diperbolehkan menggembala kambing dan mengantarkan susu
kepada kakak-kakaknya di medan tempur. Suatu ketika, Syami'un melihat Daud. la sangat
tertarik kepada Daud karena mendapatkan petunjuk Allah tentang ciri-ciri orang yang dapat
mengalahkan Jalut. Lalu, Syami'un memberitahukan hal ini pada Thalut, "Wahai Thalut,
sesungguhnya aku melihat pada diri Daud kemampuan untuk mengalahkan Jalut. Oleh karena
itu, ajaklah dia untuk bergabung dalam tempur ini." Thalut menerima usul tersebut.
la mengajak Daud untuk ikut bertempur. Tentu saja Daud sangat senang, ia pun
mempersiapkan diri untuk terjun di medan pertempuran. Nabi Daud Ikut Berperang Pada
suatu hari, Jalut bersama pasukannya akan datang menyerang bani Israil. Jalut dikenal
sebagai pemimpin yang ditakuti karena badannya yang besar dan memiliki kesaktian yang
tinggi.  Hal ini sangat mengkhawatirkan Thalut dan pasukannya. Mengetahui hal itu, Raja
Thalut menyusun strategi dan taktik dalam tempur.
Setelah semua pasukan siap kemudia raja Thalut dan pasukannya bersiap menuju medan
pertempuran. Dalam perjalanan, para tentaranya merasa kehausan, mereka ingin sekali
istirahat untuk minum.  Thalut berkata, "Sesungguhnya, Allah akan menguji kamu dengan
adanya suatu sungai. Siapa diantara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Siapa
yang tidak meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, dia adalah pengikutku." Saat
melewati sungai yang dikatakan Thalut, pasukan Thalut kemudian meminum airnya sebanyak
yang diperintahkan Thalut. Namun, beberapa orang di antara mereka tidak mematuhi apa
yang diperintahkan oleh pemimpin mereka. Mereka meminum air melebihi takaran yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika Thalut dan orang-orang pengikutnya kembali berangkat
menuju medan pertempuran. 
Orang-orang yang minum melebihi takran berkata berkata, "Kami tidak sanggup untuk
melawan Jalut dan tentaranya."  Mereka menjadi semakin takut jika mengalami kekalahan.
Sementara itu, orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata,
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar." Dari peristiwa tersebut, terlihat
betapa sedikitnya kelompok yang mematuhi perintah Thalut. Namun, Thalut dan pasukannya
tetap optimis. Ketika Thalut dan pasukannya melihat Jalut dan tentaranya, mereka pun
berdoa, "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kukuhkanlah pendirian kami,
dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."
Setelah berdoa, mereka berjuang melawan Jalut dan tentaranya. Pada awalnya, pasukan
Thalut terdesak karena jumlah yang tidak seimbang. Selain itu, peralatan senjata pasukan
Jalut lebih lengkap. Melihat kondisi tersebut, Thalut segera memberikan arahan kepada
pasukannya agar menggunakan kecerdasan dan kecerdikan mereka. Kamudian, Thalut dan
pasukannya kembali menyerang pasukan Jalut dengan semangat baru. Di antara pasukan
Thalut, ada seorang anak remaja yang ternyata memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. la
bernama Daud. Daud sanggup membuat pasukan Jalut kewalahan. Tibalah Jalut berhadapan
dengan Thalut.
Keduanya sangat berhati-hati untuk saling menyerang.  Namun, kekuatan Jalut ternyata jauh
di atas Thalut. Serangan yang dilakukan Jalut hampir saja membuat Thalut terbunuh. Melihat
Thalut terdesak oleh Jalut, Daud menghadang Jalut. Daud dan Jalut terlibat perkelahian yang
tidak seimbang.  Daud masih remaja, bertubuh kecil, dan hanya bersenjatakan katapel.
Sementara itu, Jalut memiliki tubuh besar, bersenjatakan pedang, dan memiliki sebuah
tameng. Pada awalnya, banyak yang meragukan kemampuan Daud. Namun, di luar dugaan,
Daud berhasil mengalahkan Jalut dengan izin Allah. Lemparan katapelnya terlontar dengan
sangat keras dan tepat mengenai kening Jalut. Saat itu juga, Jalut langsung jatuh di atas tanah
dan kemudian mati. Setelah Jalut mati terbunuh, nyali pasukannya menjadi ciut. Mereka
melarikan diri dari medan pertempuran. Sementara itu, Thalut dan tentaranya kembali dengan
membawa kemenangan.
Sejak saat itu, bangsa Israil terbebas dari penjajahan. Daud Diangkat Menjadi Raja Dan Nabi
Kemenangan bangsa Israil tidak terlepas dari peran besar Daud. Rakyat Israil banyak
memujinya. Keberhasilan dan kemenangan tersebut juga membawa kegembiraan dan
kekaguman bagi Thalut. Kemudian, Thalut menikahkan Daud dengan putrinya. Thalut
mengangkat Daud sebagai panglima tempur lsrail. Selama menjadi penglima tempur, Daud
selalu dapat menjalankan tugasnya dengan balk. Suatu ketika, bangsa Israil diserang oleh
sisa-sisa penjajah yang ingin merebut kembali Israil. Dalam tempur tersebut, Raja Thalut
meninggal.
Sepeninggal Raja Thalut, Israil dipimpin oleh salah satu putranya. Namun, dia tidak bisa
menjadi pemimpin yang baik. Kemampuannya tidak sehebat ayahnya. Selain itu, ia sering
kali bertindak tidak adil. Kondisi ini menyebabkan munculnya perpecahan dalam kerajaan.
Dalam perpecahan tersebut terdapat dua kubu. Kubu pertama dipimpin putra Thalut. Kubu
kedua dipimpin oleh Daud. Dalam pertempuran antar dua kubu tersebut, dimenangkan oleh
kubu Daud.
Singkat cerita setelah kejadian perpecahan pasukan itu terjadi maka lama kelamaan Daud lah
yang diangkat menjadi raja karena dianggap lebih hebat dan adil. Nabi Daud memiliki
beberapa keistimewaan dari Allah. la adalah seorang raja. Daud mampu memimpin kerajaan
dengan jujur dan adil. Daud memiliki kekuatan, keberanian, dan kebijaksanaannya dalam
memimpin.
Setelah menjadi raja, Nabi Daud as kemudian menjadikan Baitul Maqdis ( Jerusalem )
sebagai ibu kota kerajaannya. Ketika berusia 40 tahun, Nabi Daud as menerima risalah
kenabian. Allah memberinya kitab Zabur dan beberapa mukjizat. la diangkat oleh Allah SWT
menjadi nabi dan rasul. Daud dikaruniai hikmah kesempurnaan ilmu, ketelitian amal
perbuatan, serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. Daud diberi kitab suci
bernama Zabur oleh Allah. Kitab suci ini menghimpunkan tasbih dan pujian-pujian kepada
Allah, kisah umat-umat yang dahulu, dan berita nabi-nabi yang akan datang, di antaranya
berita tentang akan datangnya Nabi Muhammad saw. Nabi Daud juga diberikan kelebihan
mukjizat oleh Allah, yakni dapat menundukkan gunung-gunung dan memerintahkannya
bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja, bahkan burung-burung pun turut
bertasbih.
Selain itu, Allah telah memberinya kekuatan dapat melunakkan besi sehingga ia dapat
membuat baju-baju dan lingkaran-lingkaran besi dengan tangannya tanpa pertolongan api.
Puasa Nabi Daud Nabi Daud as adalah seorang Nabi yang amalan shalat dan puasanya sangat
disukai Allah, sehingga karena kehebatannya inilah Nabi Muhammad memberitahukannya
kepada para sahabat.  Seperti diriwayatkan Abdullah bin Amr: 'Rasulullah bertanya
kepadaku: Saya mendengar kabar bahwa anda selalu berjaga di waktu malam ( beribadah )
dan berpuasa disiang hari?'' ''Benar, ya Rasulullah,'' jawab saya. Nabi bersabda, "berpuasalah
dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah! Karena tubuhmu mempunyai hak terhadapmu, dan
tamumu juga mempunyai hak terhadapmu. Cukuplah bagimu berpuasa sebanyak tiga hari
pada tiap bulan.'' Abdullah berkomentar, ''Saya bertahan. '' Nabi pun bersikeras pula dan
akhirnya saya memberikan alasan: ''Ya Rasulullah, saya kuat melakukannya.''  Nabi pun
kemudian menyarankan, ''Kalau begitu, berpuasalah tiga hari setiap minggu.''  Abdullah
berkomentar lagi, ''Saya tetap bertahan.'' Tapi Nabi bersikeras pula. Saya berdalih, ''Ya
Rasulullah, saya masih sanggup.
Rasulullah pun kemudian memperingatkan dengan keras, 'Kalau begitu, berpuasalah seperti
puasa Nabi Daud, dan jangan melebihi lagi, '' kata Beliau. ''Ya Rasulullah, bagaimana puasa
Nabi Daud itu?'' tanya saya, ''Beliau sehari berpuasa, sehari tidak,'' sabda Nabi. (HR Ahmad).
Dalam redaksi lain, Abdullah bin Amr meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:  ''Puasa
yang lebih disukai oleh Allah ialah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah, ialah
shalat Daud. Beliau tidur seper dua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya.
Beliau berpuasa satu hari, lalu berbuka satu hari.'' (HR. Bukhari dan Muslim). Alquran
melukiskan kepribadian Nabi Daud cukup lengkap, sebagaimana firman Allah:  ''Bersabarlah
atas apa yang mereka katakan, dan ingatlah hamba kami, Daud yang mempunyai kekuatan
( al-Ayad ) sesungguhnya dia amat taat. Sesungguhnya kami menundukkan gunung-gunung
untuk bertasbih bersama dia ( Daud ) di waktu petang dan pagi. Dan ( Kami tundukkan pula )
burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah. Dan kami
kuatkan kerajaannya dan kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam
menyelesaikan perselisihan.'' (QS. Shaad: 17-19).
Allah SWT berfirman: ''Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah di muka
bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil, dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat di jalan Allah, akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.'' (QS. Shaad:26). Kemampuan dan kebiasaan Nabi Daud berpuasa, ternyata
menurun pula kepada putranya yang kelak juga menjadi Nabi, yaitu Nabi Sulaiman as.
Menurut Ibn Abbas, Nabi Sulaiman as berpuasa tiga hari pada awal bulan, tiga hari pada
pertengahan bulan dan tiga hari pada akhir bulan.  Jadi beliau mengawali setiap bulan dengan
berpuasa, menjalani pertengahannya dengan berpuasa, dan menutupnya dengan berpuasa
pula. Pada suatu ketika, di wilayah kerajaan yang dikuasai Nabi Daud as terjangkit wabah
penyakit kolera. Banyak rakyat yang mati karena penyakit ini. Nabi Daud as kemudian
berdoa kepada Allah agar menghilangkan wabah ini, maka hilanglah penyakit itu. Untuk
menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah, maka Nabi Daud as mengajak putranya,
Sulaiman untuk membangun tempat suci, yaitu Baitul Maqdis, yang sekarang kita kenal
sebagai Masjidil Aqsha di Jerusalem, Palestina. Nabi Daud as yang dianugerahi usia 100
tahun 6 bulan, memerintah kaum Bani Israel selama lebih kurang 40 tahun.
Ia wafat dan di makamkan di kawasan Bukit Zion, di Jerusalem, Palestina.  Sampai sekarang,
makamnya sering diziarahi oleh umat Islam yang datang dari berbagai belahan dunia, orang
Yahudi dan kaum Nasrani / Kristen. Mukjizat Nabi Daud Allah mengutus Daud sebagai Nabi
dan Rasul lengkap dengan kesempurnaan ilmu, ketelitian amal perbuatan serta kebijaksanaan
dalam menyelesaikan berbagai perselisihan dalam masyarakat pada masa pemerintahannya.
Nabi Daud as amat petah berkata-kata dan mampu melebur jiwa yang keras hanya dengan
ayat dari mulutnya. Allah Swt menurunkan Zabur, satu kitab suci berupa kumpulan qasidah
serta ayat-ayat yang mengandungi tasbih dan puji-pujian kepada Allah. Di dalamnya juga
terdapat kisah tentang umat-umat terdahulu, berita tentang Nabi yang akan datang termasuk
berita datangnya Nabi Muhammad saw.
Allah menundukkan gunung-gunung dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi
Daud setiap pagi dan senja. Nabi Daud as diberi peringatan dan pemahaman tentang maksud
suara atau bahasa burung-burung. Allah telah memberinya kekuatan melentur dan
melembutkan besi. Nabi Daud dapat membuat baju-baju dan lingkaran-lingkaran besi dengan
tangannya tanpa melalui pemanasan / pembakaran dengan api sebagaimana kita lihat
sekarang. Nabi Daud telah diberikan kesempatan menjadi raja dan memimpin kerajaan yang
kuat yang tidak dapat dikalahkan oleh musuh. Bahkan ia tercatat selalu memperoleh
kemenangan diatas semua lawan dan musuhnya. Nabi Daud dikaruniakan suara yang merdu
oleh Allah yang sedap didengar oleh seluruh isi alam. sehingga kini ia menjadi kiasan bila
seseorang bersuara merdu dikatakan bahwa ia memperoleh suara Nabi Daud as.

Anda mungkin juga menyukai