Rasul Allah Idolaku Rasulullah memiliki empat sifat mulia, yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatanah. Sifat sidik menunjukkan kejujuran para rasul. Sifat amanah membuktikan bahwa para rasul dapat dipercaya. Sifat tablig artinya para rasul selalu menyampaikan ajaran dari Allah. Sifat fatanah berarti para rasul adalah manusia yang cerdas. Sebagai seorang muslim kita harus meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Sifat-sifat yang baik lainnya pun harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, seperti berani dan sederhana. Isi Materi A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.
B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
C. Kisah Keteladanan Nabi Ilyas a.s.
D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.
E. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.
A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.
1. Kehidupan Nabi Dawud a.s.
Dawud adalah putra Yasa dari keturunan Bani Israil yang
tinggal di Betlehem. Pada masa itu Bani Israil di bawah kepemimpinan Raja Talut. Namun, kekuasaan Raja Talut dibayangi oleh penindasan Raja Jalut yang berada di Palestina. Oleh karena itu, Raja Talut membangun pasukan untuk menghadapi Raja Jalut. Semua pemuda Bani Israil dikumpulkan dan dijadikan sebagai tentara. Dawud waktu itu masih remaja, bersama kedua kakaknya ikut bergabung dalam pasukan tersebut. Dawud dikenal sangat pemberani dan memiliki keahlian bermain ketapel. Setelah pasukan terbentuk, mereka bergerak menuju ke medan perang. Dawud dan saudaranya ikut serta di dalam pasukan itu. Pasukan Raja Jalut jumlahnya lebih banyak. Namun, pasukan Bani Israil tidak gentar. Sebelum berperang, mereka berdoa, “Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kesabar- an atas diri kami. Kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” Perang antara pasukan Raja Talut dan pasukan Raja Jalut pun terjadi. Dengan bersenjata ketapel Dawud mampu memorak-porandakan pasukan Raja Jalut. Melihat pasukannya hampir kalah, Raja Jalut menantang pasukan Raja Talut untuk berperang tanding, satu lawan satu. Tidak ada satu pun pasukan Raja Talut yang berani maju. Akhirnya, Dawud maju melawan Raja Jalut. Raja Jalut geram karena yang maju hanya seorang remaja. Dia langsung menyerang Dawud dengan pedang besarnya. Pada saat Raja Jalut lengah, Dawud melepaskan batu ketapel dan mengarah tepat ke kening Raja Jalut yang mengakibatkan pecah dan mati. 2. Dawud Menjadi Raja Keberhasilan Dawud mengalahkan Raja Jalut disambut gembira oleh Bani Israil. Dia dianggap sebagai pahlawan kemenangan. Atas jasanya tersebut dia diangkat menjadi panglima perang dan dinikahkan dengan putri Raja Talut yang bernama Mikal. Banyak perang yang dipimpin Dawud berakhir dengan kemenangan. Bani Israil sangat meng- hormati Dawud jauh melebihi hormatnya kepada Raja Talut. Melihat hal ini, Raja Talut merasa iri. Dia khawatir namanya tenggelam oleh kepopuleran Dawud. Raja Talut pun berusaha menyingkirkan dan membunuh Dawud, tetapi usahanya selalu gagal. Akhirnya, muncullah perang antara pasukan Dawud dan pasukan Talut. Dalam peperangan tersebut Raja Talut tewas. Kemudian Bani Israil mengangkat Dawud sebagai raja. 3. Dawud Diangkat Menjadi Rasul Setelah menjadi raja, Dawud diangkat oleh Allah menjadi rasul. Allah mewahyukan kitab Zabur sebagai pedoman bagi kehidupan Bani Israil. Ketika menjadi raja, Nabi Dawud memerintah dengan jujur, adil, dan amanah. Dia lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya. Nabi Dawud juga hidup sederhana. Gajinya sebagai raja disedekahkan kepada fakir miskin. Dia menghidupi keluarga- nya dengan menjual hasil kerjanya sendiri. Sehari dia ber- puasa, sehari berikutnya dia berbuka. Untuk mendukung dakwahnya, Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Dawud a.s. Beliau mampu melunakkan besi, dapat memerintahkan gunung dan burung untuk bertasbih, serta dikaruniai suara yang merdu. Di samping itu, Nabi Dawud juga dapat menyerap pengetahuan dalam waktu singkat. Suatu ketika Bani Israil terjangkit kolera. Banyak penduduk yang mati akibat terkena penyakit tersebut. Kemudian Nabi Dawud berdoa kepada Allah sehingga hilanglah penyakit itu. Sebagai ungkapan rasa syukur, Nabi Dawud dan putranya, Sulaiman, membangun Baitul Maqdis. Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman diangkat menjadi raja bagi Bani Israil. 4. Keteladanan Nabi Dawud a.s. Banyak sifat terpuji dari Nabi Dawud yang harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, keberanian, keadilan, dan kesederhanaannya. Kamu dapat menyebutkan lebih banyak lagi contoh keteladanan Nabi Dawud a.s. a. Keberanian Nabi Dawud a.s. b. Keadilan Nabi Dawud a.s. c. Kesederhanaan Nabi Dawud a.s. B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
1. Kehidupan Nabi Sulaiman a.s.
Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman menjadi raja meng- gantikan ayahnya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Bani Israil mencapai puncak kejayaan. Rakyat hidup tenang, tenteram, dan makmur. Allah juga mengangkat Sulaiman sebagai nabi. Nabi Sulaiman dibekali dengan beberapa mukjizat. Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat berbicara dengan binatang, dapat menaklukkan jin untuk menuruti perintahnya, dan dapat mengendarai angin. Ketika membangun Baitul Maqdis bersama ayahnya, Nabi Sulaiman mengerahkan pasukannya. Setelah berdiri, Baitul Maqdis menjadi tempat suci untuk berziarah bagi Bani Israil. 2. Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud Suatu hari Nabi Sulaiman melakukan perjalanan bersama pasukannya. Dia ingin mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung. Setelah melewati Lembah Asgalan, tempat tinggal jutaan semut, Nabi Sulaiman dan rombongan tiba di Padang Pasir Sanak. Nabi Sulaiman merasa kehausan. Para prajurit berusaha mencari air, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Nabi Sulaiman lantas mencari burung Hudhud yang pandai mencari sumber air. Namun, burung Hudhud tidak berada dalam pasukan. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan membunuh burung Hudhud jika pergi tanpa alasan yang jelas. Burung Hudhud pun datang dan langsung menghadap Nabi Sulaiman. Dia bercerita bahwa ada Kerajaan Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis. Ratu dan rakyat Kerajaan Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman menyuruh burung Hudhud kembali ke Kerajaan Saba’ untuk mengantarkan surat. Dalam surat itu, Nabi Sulaiman mengajak Ratu Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah. Ketika mendapat surat, Ratu Balqis bermusyawarah dengan para pembesar kerajaan. Mereka menyarankan untuk melawan Nabi Sulaiman, tetapi Ratu Balqis menolaknya. Perang hanya akan membawa korban, apalagi kekuatan pasukan Nabi Sulaiman sudah dikenal perkasa. Kemudian Ratu Balqis mengirimkan utusan dengan membawa hadiah yang mewah untuk Nabi Sulaiman. Rombongan utusan ini dipimpin oleh Mundzir bin Amir. Burung Hudhud terbang dan melaporkan peristiwa tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk mendirikan istana di Sanak sebelum rombongan Kerajaan Saba’ tiba. Tak lama kemudian berdirilah istana tersebut. Lantainya terbuat dari kaca dengan kolam jernih di bawahnya. Rombongan utusan Kerajaan Saba’ pun tiba. Mereka menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Akan tetapi, Nabi Sulaiman menolak hadiah tersebut karena Kerajaan Bani Israil jauh lebih kaya daripada Kerajaan Saba. Nabi Sulaiman hanya menginginkan Ratu Balqis dan rakyat Saba’ menyembah Allah. Jika mereka tidak bersedia, pasukan Kerajaan Bani Israil akan menghancurkan Kerajaan Saba’. Akhirnya, Ratu Balqis dan rakyatnya memutuskan untuk menerima permintaan Nabi Sulaiman. Mereka pun berangkat menuju Sanak untuk menyatakan keimanannya. Sebelum rombongan datang, Nabi Sulaiman berkehendak untuk memin- dahkan singgasana Ratu Balqis ke istananya. Ashif bin Barkhia, sahabat Nabi Sulaiman yang saleh menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman. Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip, singgasana Ratu Balqis sudah berada di istana Nabi Sulaiman. Ketika Ratu Balqis sampai, ia terkejut melihat singgasananya sudah berpindah. Setelah menyatakan keimanannya, Ratu Balqis dinikahi oleh Nabi Sulaiman. Kemudian Nabi Sulaiman menggabungkan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Bani Israil. Di usia tuanya, Nabi Sulaiman lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah. Dia duduk sambil memegangi tongkatnya. Suatu ketika Nabi Sulaiman terjatuh dari kursinya akibat tongkatnya rapuh dimakan rayap. Ternyata Nabi Sulaiman telah lama wafat tanpa diketahui siapa pun. 3. Keteladanan Nabi Sulaiman a.s. Sebagaimana ayahnya, Nabi Sulaiman a.s. juga banyak mempu- nyai sifat mulia yang dapat kita teladani. a. Bijaksana Memimpin Pemerintahan b. Bersikap Adil kepada Rakyat c. Taat kepada Allah C. Kisah Keteladanan Nabi Ilyas a.s.
1. Kisah Nabi Ilyas a.s.
Nabi Ilyas a.s. diutus oleh Allah untuk melanjutkan dakwah Nabi Sulaiman a.s. Pada masa itu kaum Bani Israil mening-galkan ajaran Nabi Sulaiman. Para ahli sihir menjerumuskan mereka untuk menyembah berhala. Berhala yang menjadi sesembahan mereka bernama Ba’i. Mereka benar-benar berada dalam kemungkaran, kekafi ran, dan kesesatan. Nabi Ilyas menyeru kepada Bani Israil untuk menyembah Allah. Allah adalah Tuhan yang wajib disembah oleh seluruh makhluk. Ba’i hanyalah patung buatan manusia. Dia tidak pantas untuk disembah. Kaum Bani Israil marah mendengar ajakan Nabi Ilyas tersebut. Bahkan, mereka menolak dan menentang ajaran Nabi Ilyas. Mereka lebih percaya bahwa yang membuat hidup mereka makmur dan sejahtera adalah Ba’i, bukan Allah. Kemudian, Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar memberikan pelajaran kepada Bani Israil. Lalu, datanglah musim kemarau yang berkepanjangan. Mata air, sumur, dan sungai semuanya mengering sehingga semua tanaman layu dan mati. Pertanian dan perkebunan Bani Israil hancur. Ternak mereka juga mati karena kekurangan air dan makanan. Kaum Bani Israil mengalami kelaparan dan penderitaan yang hebat. Masa kemarau ini berlangsung selama tiga tahun. Ternyata musibah itu tidak membuat mereka sadar. Bahkan, mereka malah menuduh Nabi Ilyas sebagai penyebab musibah ini. Nabi Ilyas dianggap membuat Ba’i murka karena tidak mau menyembahnya. Mereka pun berniat membunuh Nabi Ilyas. Atas perintah Allah, Nabi Ilyas bersembunyi di lereng gunung. Bani Israil tidak dapat menemukan persembunyian Nabi Ilyas. Untuk menghindari kaumnya, Nabi Ilyas berpindah-pindah tempat persembunyian. Suatu hari, Nabi Ilyas bertemu seorang wanita yang baik hati. Dia memiliki anak yang sakit sejak lama. Namanya Yusak bin Nun. Ibu Yusak sangat senang dapat bertemu Nabi Ilyas. Dia meminta Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar anaknya sembuh. Nabi Ilyas berdoa kepada Allah. Yusak pun sembuh dari sakitnya. Akhirnya, Yusak dan ibunya menjadi pengikut Nabi Ilyas yang setia. Nabi Ilyas dan Yusak berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Mereka mengajak kaum Bani Israil untuk bertobat, menyembah Allah, dan meninggalkan Ba’i. Perlahan-lahan kaum Bani Israil meyakini ajaran Nabi Ilyas. Sedikit demi sedikit mereka mulai meninggalkan berhala. Mereka sadar bahwa perbuatan mereka sesat dan kembali menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Melihat kaumnya kembali beriman, Nabi Ilyas sangat bersyukur.
Dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan. Tak lama kemudian hujan pun turun lebat. Sumber air kembali muncul, sungai-sungai kembali mengalirkan air. Kaum Bani Israil sangat berbahagia. Pertanian dan perkebunan mereka kembali hidup dan menghasilkan makanan. Atas keimanan mereka, Allah menurun- kan rahmat-Nya. 2. Keteladanan Nabi Ilyas a.s. a. Teguh Pendirian Teguh pendirian perlu dimiliki oleh setiap orang, terutama untuk menegakkan kebenaran. Orang yang teguh pendirian tidak mudah menyerah. Meskipun menghadapi rintangan, dia tidak akan mundur. Ketika mengejar cita-cita, kamu harus teguh pendirian. Belajarlah dengan rajin dan tekun.
b. Tidak Pernah Putus Asa
Dalam mengejar cita-cita kita tidak boleh putus asa. Terkadang kita bosan belajar setiap hari atau merasa malas karena ada PR setiap hari. Ini tidak boleh terjadi. Bosan dan malas adalah tanda-tanda sikap putus asa. Orang yang mudah putus asa hidupnya tidak akan sukses. Hambatan harus membuat kita kuat, bukan menjadikan kita lemah. Rajin-rajinlah berdoa kepada Allah agar kamu dihindarkan dari sifat malas dan putus asa. D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.
1. Kisah Nabi Ilyasa a.s.
Nama asli Nabi Ilyasa adalah Yusak bin Nun. Beliau adalah pengikut sekaligus murid Nabi llyas yang setia. Nabi Ilyas bertemu dengan Yusak ketika dalam persembunyian saat dikejar-kejar oleh Bani Israil. Waktu itu Yusak sakit dan sembuh berkat doa Nabi Ilyas. Setelah sembuh, dia pun mengikuti ajaran Nabi Ilyas. Ke mana pun Nabi Ilyas pergi berdakwah, Yusak menyertainya. Itulah sebabnya orang-orang kemudian menjulukinya Ilyasa. Sepeninggal Nabi Ilyas, kaum Bani Israil kembali melakukan pembangkangan. Mereka meninggalkan ajaran Nabi Ilyas, yaitu tidak menyembah Allah. Kitab Taurat dan Zabur tidak dijadikan pedoman. Mereka disesatkan oleh para penyihir Bani Israil. Allah pun mengangkat Ilyasa sebagai nabi dan rasul. Tugas- nya adalah mengajak Bani Israil kembali menyembah Allah. Namun, Bani Israil menentangnya. Mereka lebih percaya pada perkataan para penyihir daripada ajaran Nabi Ilyasa. Apa yang diajarkan oleh Nabi Ilyasa membuat mereka marah. Mereka pun merencanakan untuk membunuh Nabi llyasa. Melihat kelakuan kaumnya, Nabi Ilyasa pun berdoa kepada Allah. Dia memohon agar kaumnya diberi peringatan karena sudah jauh tersesat. Allah pun kembali menurunkan azab-Nya. Terjadilah kemarau panjang. Mata air mengering dan sungai- sungai tidak lagi mengalirkan air. Bani Israil kembali menderita. Bencana kekeringan dan kelaparan terjadi di mana-mana. Tanaman mati, hewan ternak pun mati. Mereka sudah ber- usaha menanggulangi bencana, tetapi sia-sia. Para penyihir pun sudah mengerahkan tenaga, tetapi tidak berhasil meng- atasi kekeringan. Teringatlah mereka kepada Nabi Ilyasa. Mereka pun datang kepada Nabi Ilyasa dan memintanya berdoa kepada Allah untuk menghentikan azab-Nya. Mereka juga menyatakan bertobat dan kembali beriman kepada Allah. Nabi Ilyasa pun berdoa kepada Allah. Allah juga mengabulkan doa nabi-Nya. Hujan pun turun dengan derasnya, menyuburkan tanah dan tanaman. Sungai-sungai kembali mengalir dan mata air pun memancarkan sumber air. Bani Israil kembali hidup dalam kemakmuran. 2. Keteladanan Nabi llyasa a.s. a. Sifat Amanah Amanah adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki para rasul. Sifat amanah artinya dapat dipercaya. Setiap rasul ucapan dan perbuatannya dapat dipercaya. Mereka hanya meng- ucapkan dan berbuat sesuai dengan petunjuk Allah. Panduan ajaran dakwahnya adalah wahyu Allah sehingga tidak mungkin mereka berdusta. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga harus amanah. Tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita harus dilak- sanakan dengan sebaik-baiknya. Misalnya, PR adalah bentuk tugas yang harus kita kerjakan. Piket kelas adalah tanggung jawab yang harus kita laksanakan. Orang yang amanah akan dipercaya orang lain, sedangkan orang yang tidak amanah akan ditinggalkan oleh orang lain. b. Penuh Kasih Sayang Kita harus saling mengasihi dan menyayangi kepada setiap orang. Meskipun kita tidak suka kepada seseorang, kita tidak boleh membenci atau berlaku jahat kepadanya. Dalam kehidupan sehari-hari kita patut meneladani Nabi Ilyas a.s. Semua manusia itu bersaudara sehingga harus saling menjaga dan melindungi. Meskipun berbeda agama, warna kulit, bahasa, kita harus tetap mengasihi dan menyayangi mereka. E. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul yang terakhir.
Setelah Rasulullah saw. wafat, tidak ada lagi rasul yang diutus oleh Allah Swt. ke dunia. Sebagai rasul penutup, Nabi Muhammad saw. dibekali dengan berbagai kesempurnaan untuk mendukung dakwahnya. Selama dua puluh tiga tahun Nabi Muhammad dengan sabar mengajak masyarakat Arab untuk mengikuti ajaran yang dibawanya. Meskipun demikian, banyak rintangan dan halangan yang dihadapi Nabi saw. selama melakukan dakwah. Dakwah Nabi Muhammad saw. dibagi dalam dua periode, yaitu periode Mekah dan periode Madinah. Nabi berdakwah di Mekah selama tiga belas tahun, dilanjutkan dakwah di Madinah selama sepuluh tahun. Ketika berdakwah di Mekah, Rasulullah mendapatkan banyak rintangan. Banyak pemuka suku Quraisy yang menentang ajaran Nabi. Di antara penentang Nabi itu adalah Abu Lahab dan Abu Jahal. Mereka selalu berusaha menghalangi dakwah Nabi dan menghasut masyarakat Mekah untuk menolak ajaran Nabi. Bahkan, Abu Jahal pernah mengumpulkan para pemuda suku Quraisy untuk membunuh Nabi. Selama di Mekah, Nabi Muhammad saw. berdakwah melalui tiga cara. 1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi Dakwah ini ditujukan kepada keluarga dan sahabat dekatnya. Banyak keluarga dan sahabat yang masuk Islam, misalnya Khadijah (istri Nabi), Ali bin Abi Talib (keponakan Nabi), Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dimerdekakan dan menjadi anak angkat), Abu Bakar (sahabat Nabi), Usman bin Affan (menantu Nabi), Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidillah, dan Bilal bin Rabbah (sahabat Nabi). Tempat dakwah Nabi adalah di rumah Arqam bin Abi al-Arqam dan berlangsung selama tiga tahun.. 2. Dakwah secara Semiterbuka Setelah mendapat pengikut yang cukup banyak, Nabi meng-ubah cara dakwahnya. Nabi memperluas sasaran dakwahnya, bukan hanya kepada keluarga dekat, melainkan juga kepada keluarga Bani Hasyim dan seluruh penduduk Mekah. Bani Hasyim adalah keluarga dari Nabi Muhammad sendiri. Dengan cara ini orang- orang Mekah makin tertarik pada ajaran yang dibawa Nabi. Mereka memeluk Islam karena mengimani apa yang didakwahkan Nabi. 3. Dakwah secara Terbuka Pada masa selanjutnya, gerakan dakwah Nabi makin meluas. Jangkauan dakwahnya juga terhadap para peziarah yang datang ke Mekah untuk haji. Setiap bulan Zulka’dah, Zulhijjah, dan Muharram banyak peziarah dari luar Kota Mekah datang mengunjungi Ka’bah. Mereka kebanyakan berasal dari Yasrib (Madinah). Untuk mengikat agama mereka, dilakukanlah per- janjian antara Nabi dan orang-orang Yasrib yang masuk Islam. Perjanjian itu disebut dengan Baitul Aqabah I (tahun 620 M) dan Baitul Aqabah II (tahun 621 M). Setelah bermukim di Yasrib, Nabi Muhammad saw. mengganti nama Yasrib menjadi Madinah, yang artinya kota. Di tempat baru ini, Nabi mulai menyampaikan ajaran Islam. Cara dakwahnya di Madinah berbeda dengan ketika di Mekah. Di antara yang dilakukan beliau adalah sebagai berikut. a. Menyatukan Kaum Ansar dan Muhajirin, tanpa membe- dakan asal sukunya. Kesamaan mereka adalah sama- sama beragama Islam. b. Menata sistem ibadah dan membuat aturan-aturan sosial berdasarkan Al-Qur’an. c. Mendirikan masjid. Masjid pertama yang dibangun Nabi adalah Masjid Quba. Sesampai di Madinah, Nabi mem- bangun Masjid Nabawi. d. Menyusun Piagam Madinah, yaitu diakuinya hak tiap-tiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. Di Madinah pada masa itu selain terdapat umat Islam, juga terdapat suku-suku Yahudi. Terima Kasih ... Semoga Ilmunya Bermanfaat, Aamiin.