Anda di halaman 1dari 28

Semester 1

Pelajaran 1 Mengaji Surah at-Tin

Pelajaran 2 Mengenal Nama Allah dan Kitab-Nya

Pelajaran 3 Siap Menjadi Anak Saleh

Pelajaran 4 Bulan Ramadan Penuh Hikmah

Pelajaran 5 Rasul Allah Idolaku


Semester 2

Pelajaran 6 Ayo Mengaji Surah al-Ma‘un

Pelajaran 7 Mengenal Rasul-Rasul Allah

Pelajaran 8 Hidup Sederhana dan Ikhlas

Pelajaran 9 Salat Tarawih dan Tadarus Al-Qur’an

Pelajaran 10 Meneladani Luqman al-Hakim


Rasul Allah Idolaku
Rasulullah memiliki empat sifat mulia,
yaitu sidik, amanah, tablig, dan
fatanah. Sifat sidik menunjukkan
kejujuran para rasul. Sifat amanah
membuktikan bahwa para rasul dapat
dipercaya. Sifat tablig artinya para
rasul selalu menyampaikan ajaran dari
Allah.
Sifat fatanah berarti para rasul adalah manusia yang cerdas. Sebagai
seorang muslim kita harus meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Sifat-sifat
yang baik lainnya pun harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, seperti
berani dan sederhana.
Isi Materi
A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.

B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.

C. Kisah Keteladanan Nabi Ilyas a.s.

D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.

E. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.


A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.

1. Kehidupan Nabi Dawud a.s.

Dawud adalah putra Yasa dari keturunan Bani Israil yang


tinggal di Betlehem. Pada masa itu Bani Israil di bawah
kepemimpinan Raja Talut. Namun, kekuasaan Raja Talut
dibayangi oleh penindasan Raja Jalut yang berada di
Palestina. Oleh karena itu, Raja Talut membangun pasukan
untuk menghadapi Raja Jalut. Semua pemuda Bani Israil
dikumpulkan dan dijadikan sebagai tentara. Dawud waktu itu
masih remaja, bersama kedua kakaknya ikut bergabung
dalam pasukan tersebut. Dawud dikenal sangat pemberani
dan memiliki keahlian bermain ketapel.
Setelah pasukan terbentuk, mereka bergerak menuju ke
medan perang. Dawud dan saudaranya ikut serta di dalam
pasukan itu. Pasukan Raja Jalut jumlahnya lebih banyak.
Namun, pasukan Bani Israil tidak gentar. Sebelum berperang,
mereka berdoa, “Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kesabar-
an atas diri kami. Kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah
kami terhadap orang-orang kafir.”
Perang antara pasukan Raja Talut dan pasukan Raja Jalut
pun terjadi. Dengan bersenjata ketapel Dawud mampu
memorak-porandakan pasukan Raja Jalut. Melihat
pasukannya hampir kalah, Raja Jalut menantang pasukan
Raja Talut untuk berperang tanding, satu lawan satu. Tidak
ada satu pun pasukan Raja Talut yang berani maju. Akhirnya,
Dawud maju melawan Raja Jalut. Raja Jalut geram karena
yang maju hanya seorang remaja. Dia langsung menyerang
Dawud dengan pedang besarnya. Pada saat Raja Jalut
lengah, Dawud melepaskan batu ketapel dan mengarah tepat
ke kening Raja Jalut yang mengakibatkan pecah dan mati.
2. Dawud Menjadi Raja
Keberhasilan Dawud mengalahkan Raja Jalut disambut
gembira oleh Bani Israil. Dia dianggap sebagai pahlawan
kemenangan. Atas jasanya tersebut dia diangkat menjadi
panglima perang dan dinikahkan dengan putri Raja Talut
yang bernama Mikal. Banyak perang yang dipimpin Dawud
berakhir dengan kemenangan. Bani Israil sangat meng-
hormati Dawud jauh melebihi hormatnya kepada Raja Talut.
Melihat hal ini, Raja Talut merasa iri. Dia khawatir namanya
tenggelam oleh kepopuleran Dawud. Raja Talut pun berusaha
menyingkirkan dan membunuh Dawud, tetapi usahanya
selalu gagal. Akhirnya, muncullah perang antara pasukan
Dawud dan pasukan Talut. Dalam peperangan tersebut Raja
Talut tewas. Kemudian Bani Israil mengangkat Dawud
sebagai raja.
3. Dawud Diangkat Menjadi Rasul
Setelah menjadi raja, Dawud diangkat oleh Allah menjadi
rasul. Allah mewahyukan kitab Zabur sebagai pedoman bagi
kehidupan Bani Israil. Ketika menjadi raja, Nabi Dawud
memerintah dengan jujur, adil, dan amanah. Dia lebih
mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan
pribadinya.
Nabi Dawud juga hidup sederhana. Gajinya sebagai raja
disedekahkan kepada fakir miskin. Dia menghidupi keluarga-
nya dengan menjual hasil kerjanya sendiri. Sehari dia ber-
puasa, sehari berikutnya dia berbuka.
Untuk mendukung dakwahnya, Allah memberikan mukjizat
kepada Nabi Dawud a.s. Beliau mampu melunakkan besi,
dapat memerintahkan gunung dan burung untuk bertasbih,
serta dikaruniai suara yang merdu. Di samping itu, Nabi
Dawud juga dapat menyerap pengetahuan dalam waktu
singkat.
Suatu ketika Bani Israil terjangkit kolera. Banyak penduduk
yang mati akibat terkena penyakit tersebut. Kemudian Nabi
Dawud berdoa kepada Allah sehingga hilanglah penyakit itu.
Sebagai ungkapan rasa syukur, Nabi Dawud dan putranya,
Sulaiman, membangun Baitul Maqdis. Sepeninggal Nabi
Dawud a.s., Sulaiman diangkat menjadi raja bagi Bani Israil.
4. Keteladanan Nabi Dawud a.s.
Banyak sifat terpuji dari Nabi Dawud yang harus kita teladani
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, keberanian, keadilan,
dan kesederhanaannya. Kamu dapat menyebutkan lebih
banyak lagi contoh keteladanan Nabi Dawud a.s.
a. Keberanian Nabi Dawud a.s.
b. Keadilan Nabi Dawud a.s.
c. Kesederhanaan Nabi Dawud a.s.
B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.

1. Kehidupan Nabi Sulaiman a.s.


Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman menjadi raja meng-
gantikan ayahnya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Bani Israil mencapai puncak kejayaan. Rakyat hidup tenang,
tenteram, dan makmur. Allah juga mengangkat Sulaiman
sebagai nabi. Nabi Sulaiman dibekali dengan beberapa
mukjizat. Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat
berbicara dengan binatang, dapat menaklukkan jin untuk
menuruti perintahnya, dan dapat mengendarai angin.
Ketika membangun Baitul Maqdis bersama ayahnya, Nabi
Sulaiman mengerahkan pasukannya. Setelah berdiri, Baitul
Maqdis menjadi tempat suci untuk berziarah bagi Bani Israil.
2. Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud
Suatu hari Nabi Sulaiman melakukan perjalanan bersama
pasukannya. Dia ingin mengetahui keadaan rakyatnya secara
langsung. Setelah melewati Lembah Asgalan, tempat tinggal
jutaan semut, Nabi Sulaiman dan rombongan tiba di Padang
Pasir Sanak. Nabi Sulaiman merasa kehausan. Para prajurit
berusaha mencari air, tetapi tidak berhasil mendapatkannya.
Nabi Sulaiman lantas mencari burung Hudhud yang pandai
mencari sumber air. Namun, burung Hudhud tidak berada
dalam pasukan. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan
membunuh burung Hudhud jika pergi tanpa alasan yang jelas.
Burung Hudhud pun datang dan langsung menghadap Nabi
Sulaiman. Dia bercerita bahwa ada Kerajaan Saba’ yang
dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis. Ratu dan rakyat
Kerajaan Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman
menyuruh burung Hudhud kembali ke Kerajaan Saba’ untuk
mengantarkan surat. Dalam surat itu, Nabi Sulaiman mengajak
Ratu Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah.
Ketika mendapat surat, Ratu Balqis bermusyawarah dengan para
pembesar kerajaan. Mereka menyarankan untuk melawan Nabi
Sulaiman, tetapi Ratu Balqis menolaknya. Perang hanya akan
membawa korban, apalagi kekuatan pasukan Nabi Sulaiman
sudah dikenal perkasa. Kemudian Ratu Balqis mengirimkan utusan
dengan membawa hadiah yang mewah untuk Nabi Sulaiman.
Rombongan utusan ini dipimpin oleh Mundzir bin Amir.
Burung Hudhud terbang dan melaporkan peristiwa tersebut.
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk
mendirikan istana di Sanak sebelum rombongan Kerajaan Saba’
tiba. Tak lama kemudian berdirilah istana tersebut. Lantainya
terbuat dari kaca dengan kolam jernih di bawahnya. Rombongan
utusan Kerajaan Saba’ pun tiba. Mereka menyerahkan hadiah dari
Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Akan tetapi, Nabi Sulaiman
menolak hadiah tersebut karena Kerajaan Bani Israil jauh lebih
kaya daripada Kerajaan Saba. Nabi Sulaiman hanya menginginkan
Ratu Balqis dan rakyat Saba’ menyembah Allah. Jika mereka tidak
bersedia, pasukan Kerajaan Bani Israil akan menghancurkan
Kerajaan Saba’.
Akhirnya, Ratu Balqis dan rakyatnya memutuskan untuk
menerima permintaan Nabi Sulaiman. Mereka pun berangkat
menuju Sanak untuk menyatakan keimanannya. Sebelum
rombongan datang, Nabi Sulaiman berkehendak untuk memin-
dahkan singgasana Ratu Balqis ke istananya. Ashif bin Barkhia,
sahabat Nabi Sulaiman yang saleh menyanggupi permintaan
Nabi Sulaiman. Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip,
singgasana Ratu Balqis sudah berada di istana Nabi Sulaiman.
Ketika Ratu Balqis sampai, ia terkejut melihat singgasananya
sudah berpindah. Setelah menyatakan keimanannya, Ratu
Balqis dinikahi oleh Nabi Sulaiman. Kemudian Nabi Sulaiman
menggabungkan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Bani Israil. Di
usia tuanya, Nabi Sulaiman lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk beribadah. Dia duduk sambil memegangi
tongkatnya. Suatu ketika Nabi Sulaiman terjatuh dari kursinya
akibat tongkatnya rapuh dimakan rayap. Ternyata Nabi
Sulaiman telah lama wafat tanpa diketahui siapa pun.
3. Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
Sebagaimana ayahnya, Nabi Sulaiman a.s. juga banyak mempu-
nyai sifat mulia yang dapat kita teladani.
a. Bijaksana Memimpin Pemerintahan
b. Bersikap Adil kepada Rakyat
c. Taat kepada Allah
C. Kisah Keteladanan Nabi Ilyas a.s.

1. Kisah Nabi Ilyas a.s.


Nabi Ilyas a.s. diutus oleh Allah untuk melanjutkan dakwah Nabi
Sulaiman a.s. Pada masa itu kaum Bani Israil mening-galkan
ajaran Nabi Sulaiman. Para ahli sihir menjerumuskan mereka
untuk menyembah berhala. Berhala yang menjadi sesembahan
mereka bernama Ba’i. Mereka benar-benar berada dalam
kemungkaran, kekafi ran, dan kesesatan.
Nabi Ilyas menyeru kepada Bani Israil untuk menyembah Allah.
Allah adalah Tuhan yang wajib disembah oleh seluruh makhluk.
Ba’i hanyalah patung buatan manusia. Dia tidak pantas untuk
disembah. Kaum Bani Israil marah mendengar ajakan Nabi
Ilyas tersebut. Bahkan, mereka menolak dan menentang ajaran
Nabi Ilyas. Mereka lebih percaya bahwa yang membuat hidup
mereka makmur dan sejahtera adalah Ba’i, bukan Allah.
Kemudian, Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar memberikan
pelajaran kepada Bani Israil. Lalu, datanglah musim kemarau
yang berkepanjangan. Mata air, sumur, dan sungai semuanya
mengering sehingga semua tanaman layu dan mati. Pertanian
dan perkebunan Bani Israil hancur. Ternak mereka juga mati
karena kekurangan air dan makanan. Kaum Bani Israil
mengalami kelaparan dan penderitaan yang hebat. Masa
kemarau ini berlangsung selama tiga tahun.
Ternyata musibah itu tidak membuat mereka sadar. Bahkan,
mereka malah menuduh Nabi Ilyas sebagai penyebab musibah
ini. Nabi Ilyas dianggap membuat Ba’i murka karena tidak mau
menyembahnya. Mereka pun berniat membunuh Nabi Ilyas.
Atas perintah Allah, Nabi Ilyas bersembunyi di lereng gunung.
Bani Israil tidak dapat menemukan persembunyian Nabi Ilyas.
Untuk menghindari kaumnya, Nabi Ilyas berpindah-pindah
tempat persembunyian.
Suatu hari, Nabi Ilyas bertemu seorang wanita yang baik hati. Dia
memiliki anak yang sakit sejak lama. Namanya Yusak bin Nun. Ibu
Yusak sangat senang dapat bertemu Nabi Ilyas. Dia meminta Nabi
Ilyas memohon kepada Allah agar anaknya sembuh. Nabi Ilyas
berdoa kepada Allah. Yusak pun sembuh dari sakitnya. Akhirnya,
Yusak dan ibunya menjadi pengikut Nabi Ilyas yang setia.
Nabi Ilyas dan Yusak berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Mereka mengajak kaum Bani Israil untuk bertobat, menyembah
Allah, dan meninggalkan Ba’i. Perlahan-lahan kaum Bani Israil
meyakini ajaran Nabi Ilyas. Sedikit demi sedikit mereka mulai
meninggalkan berhala. Mereka sadar bahwa perbuatan mereka
sesat dan kembali menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Melihat kaumnya kembali beriman, Nabi Ilyas sangat bersyukur.


Dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan. Tak lama
kemudian hujan pun turun lebat. Sumber air kembali muncul,
sungai-sungai kembali mengalirkan air. Kaum Bani Israil sangat
berbahagia. Pertanian dan perkebunan mereka kembali hidup dan
menghasilkan makanan. Atas keimanan mereka, Allah menurun-
kan rahmat-Nya.
2. Keteladanan Nabi Ilyas a.s.
a. Teguh Pendirian
Teguh pendirian perlu dimiliki oleh setiap orang, terutama
untuk menegakkan kebenaran. Orang yang teguh pendirian
tidak mudah menyerah. Meskipun menghadapi rintangan,
dia tidak akan mundur. Ketika mengejar cita-cita, kamu
harus teguh pendirian. Belajarlah dengan rajin dan tekun.

b. Tidak Pernah Putus Asa


Dalam mengejar cita-cita kita tidak boleh putus asa.
Terkadang kita bosan belajar setiap hari atau merasa malas
karena ada PR setiap hari. Ini tidak boleh terjadi. Bosan dan
malas adalah tanda-tanda sikap putus asa. Orang yang
mudah putus asa hidupnya tidak akan sukses. Hambatan
harus membuat kita kuat, bukan menjadikan kita lemah.
Rajin-rajinlah berdoa kepada Allah agar kamu dihindarkan
dari sifat malas dan putus asa.
D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.

1. Kisah Nabi Ilyasa a.s.


Nama asli Nabi Ilyasa adalah Yusak bin Nun. Beliau adalah
pengikut sekaligus murid Nabi llyas yang setia. Nabi Ilyas
bertemu dengan Yusak ketika dalam persembunyian saat
dikejar-kejar oleh Bani Israil. Waktu itu Yusak sakit dan
sembuh berkat doa Nabi Ilyas. Setelah sembuh, dia pun
mengikuti ajaran Nabi Ilyas. Ke mana pun Nabi Ilyas pergi
berdakwah, Yusak menyertainya. Itulah sebabnya orang-orang
kemudian menjulukinya Ilyasa.
Sepeninggal Nabi Ilyas, kaum Bani Israil kembali melakukan
pembangkangan. Mereka meninggalkan ajaran Nabi Ilyas,
yaitu tidak menyembah Allah. Kitab Taurat dan Zabur tidak
dijadikan pedoman. Mereka disesatkan oleh para penyihir Bani
Israil.
Allah pun mengangkat Ilyasa sebagai nabi dan rasul. Tugas-
nya adalah mengajak Bani Israil kembali menyembah Allah.
Namun, Bani Israil menentangnya. Mereka lebih percaya pada
perkataan para penyihir daripada ajaran Nabi Ilyasa. Apa yang
diajarkan oleh Nabi Ilyasa membuat mereka marah. Mereka
pun merencanakan untuk membunuh Nabi llyasa.
Melihat kelakuan kaumnya, Nabi Ilyasa pun berdoa kepada
Allah. Dia memohon agar kaumnya diberi peringatan karena
sudah jauh tersesat. Allah pun kembali menurunkan azab-Nya.
Terjadilah kemarau panjang. Mata air mengering dan sungai-
sungai tidak lagi mengalirkan air. Bani Israil kembali menderita.
Bencana kekeringan dan kelaparan terjadi di mana-mana.
Tanaman mati, hewan ternak pun mati. Mereka sudah ber-
usaha menanggulangi bencana, tetapi sia-sia. Para penyihir
pun sudah mengerahkan tenaga, tetapi tidak berhasil meng-
atasi kekeringan.
Teringatlah mereka kepada Nabi Ilyasa. Mereka pun datang
kepada Nabi Ilyasa dan memintanya berdoa kepada Allah
untuk menghentikan azab-Nya. Mereka juga menyatakan
bertobat dan kembali beriman kepada Allah. Nabi Ilyasa pun
berdoa kepada Allah. Allah juga mengabulkan doa nabi-Nya.
Hujan pun turun dengan derasnya, menyuburkan tanah dan
tanaman. Sungai-sungai kembali mengalir dan mata air pun
memancarkan sumber air. Bani Israil kembali hidup dalam
kemakmuran.
2. Keteladanan Nabi llyasa a.s.
a. Sifat Amanah
Amanah adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki para rasul.
Sifat amanah artinya dapat dipercaya. Setiap rasul ucapan
dan perbuatannya dapat dipercaya. Mereka hanya meng-
ucapkan dan berbuat sesuai dengan petunjuk Allah. Panduan
ajaran dakwahnya adalah wahyu Allah sehingga tidak
mungkin mereka berdusta.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga harus amanah. Tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita harus dilak-
sanakan dengan sebaik-baiknya. Misalnya, PR adalah bentuk
tugas yang harus kita kerjakan. Piket kelas adalah tanggung
jawab yang harus kita laksanakan. Orang yang amanah akan
dipercaya orang lain, sedangkan orang yang tidak amanah
akan ditinggalkan oleh orang lain.
b. Penuh Kasih Sayang
Kita harus saling mengasihi dan menyayangi kepada setiap
orang. Meskipun kita tidak suka kepada seseorang, kita tidak
boleh membenci atau berlaku jahat kepadanya. Dalam
kehidupan sehari-hari kita patut meneladani Nabi Ilyas a.s.
Semua manusia itu bersaudara sehingga harus saling menjaga
dan melindungi. Meskipun berbeda agama, warna kulit, bahasa,
kita harus tetap mengasihi dan menyayangi mereka.
E. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul yang terakhir.


Setelah Rasulullah saw. wafat, tidak ada lagi rasul yang diutus
oleh Allah Swt. ke dunia. Sebagai rasul penutup, Nabi
Muhammad saw. dibekali dengan berbagai kesempurnaan
untuk mendukung dakwahnya. Selama dua puluh tiga tahun
Nabi Muhammad dengan sabar mengajak masyarakat Arab
untuk mengikuti ajaran yang dibawanya. Meskipun demikian,
banyak rintangan dan halangan yang dihadapi Nabi saw.
selama melakukan dakwah.
Dakwah Nabi Muhammad saw. dibagi dalam dua periode, yaitu
periode Mekah dan periode Madinah. Nabi berdakwah di
Mekah selama tiga belas tahun, dilanjutkan dakwah di Madinah
selama sepuluh tahun.
Ketika berdakwah di Mekah, Rasulullah mendapatkan banyak
rintangan. Banyak pemuka suku Quraisy yang menentang
ajaran Nabi. Di antara penentang Nabi itu adalah Abu Lahab
dan Abu Jahal. Mereka selalu berusaha menghalangi dakwah
Nabi dan menghasut masyarakat Mekah untuk menolak ajaran
Nabi. Bahkan, Abu Jahal pernah mengumpulkan para pemuda
suku Quraisy untuk membunuh Nabi.
Selama di Mekah, Nabi Muhammad saw. berdakwah melalui
tiga cara.
1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi
Dakwah ini ditujukan kepada keluarga dan sahabat dekatnya.
Banyak keluarga dan sahabat yang masuk Islam, misalnya
Khadijah (istri Nabi), Ali bin Abi Talib (keponakan Nabi), Zaid bin
Haritsah (budak Nabi yang dimerdekakan dan menjadi anak
angkat), Abu Bakar (sahabat Nabi), Usman bin Affan (menantu
Nabi), Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin
Ubaidillah, dan Bilal bin Rabbah (sahabat Nabi). Tempat dakwah
Nabi adalah di rumah Arqam bin Abi al-Arqam dan berlangsung
selama tiga tahun..
2. Dakwah secara Semiterbuka
Setelah mendapat pengikut yang cukup banyak, Nabi meng-ubah
cara dakwahnya. Nabi memperluas sasaran dakwahnya, bukan
hanya kepada keluarga dekat, melainkan juga kepada keluarga
Bani Hasyim dan seluruh penduduk Mekah. Bani Hasyim adalah
keluarga dari Nabi Muhammad sendiri. Dengan cara ini orang-
orang Mekah makin tertarik pada ajaran yang dibawa Nabi.
Mereka memeluk Islam karena mengimani apa yang didakwahkan
Nabi.
3. Dakwah secara Terbuka
Pada masa selanjutnya, gerakan dakwah Nabi makin meluas.
Jangkauan dakwahnya juga terhadap para peziarah yang datang
ke Mekah untuk haji. Setiap bulan Zulka’dah, Zulhijjah, dan
Muharram banyak peziarah dari luar Kota Mekah datang
mengunjungi Ka’bah. Mereka kebanyakan berasal dari Yasrib
(Madinah). Untuk mengikat agama mereka, dilakukanlah per-
janjian antara Nabi dan orang-orang Yasrib yang masuk Islam.
Perjanjian itu disebut dengan Baitul Aqabah I (tahun 620 M) dan
Baitul Aqabah II (tahun 621 M).
Setelah bermukim di Yasrib, Nabi Muhammad saw. mengganti
nama Yasrib menjadi Madinah, yang artinya kota. Di tempat
baru ini, Nabi mulai menyampaikan ajaran Islam. Cara
dakwahnya di Madinah berbeda dengan ketika di Mekah. Di
antara yang dilakukan beliau adalah sebagai berikut.
a. Menyatukan Kaum Ansar dan Muhajirin, tanpa membe-
dakan asal sukunya. Kesamaan mereka adalah sama-
sama beragama Islam.
b. Menata sistem ibadah dan membuat aturan-aturan sosial
berdasarkan Al-Qur’an.
c. Mendirikan masjid. Masjid pertama yang dibangun Nabi
adalah Masjid Quba. Sesampai di Madinah, Nabi mem-
bangun Masjid Nabawi.
d. Menyusun Piagam Madinah, yaitu diakuinya hak tiap-tiap
golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya
masing-masing. Di Madinah pada masa itu selain terdapat
umat Islam, juga terdapat suku-suku Yahudi.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.

Editor : Bilal Inc.

Sumber Bahan Ajar :

Anda mungkin juga menyukai