Anda di halaman 1dari 7

RAJA DAUD

A. LATAR BELAKANG DAUD

Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan menuju tanah perjanjian. Tanah yang
subur, kaya akan anggur dan madu. Bersamaan dengan itu zaman kepemimpinan Musa
berakhir ketika umat Israel hmpir melangkahkan kakinya di tanah Kanaan. Pada waktu itu,
bangsa Israel dipimpin oleh Tuhan sendiri, Tuhan berjalan di depan mereka dengan tiang awan
di siang hari dan tiang api di malam hari. Boleh dikatakan zaman Musa dan sesudahnya adalah
zaman di mana Tuhan sendiri yang menjadi raja atas bangsa Israel. Tuhan memerintah dan
berfirman melalui Musa, Yosua, dan hakim-hakim yang dipilih sendiri oleh-Nya sampai
dengan Nabi Samuel. Kemunculan Samuel sekaligus mengakhiri zaman hakim-hakim dan
dimulainya zaman raja-raja. Singkat kata, muncullah Saul, seorang yang tinggi besar, gagah,
dan terhormat. Dialah raja pertama yang dipilih orang Israel. Tentunya masih dengan campur
tangan Tuhan. Tugas pertama Saul adalah menaklukkan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada
Musa, tanah Kanaan. Karena tanah itu sudah ditempati orang lain. Di jaman Raja Saul dan
Nabi Samuel inilah Daud kecil dilahirkan.

Daud adalah salah satu tokoh Alkitab yang paling terkenal dan paling dikasihi Allah di dalam
Alkitab. Ia termasuk salah satu dari "Orang-orang Termasyur dalam Iman" yang disebutkan
dalam Ibrani 11. Daud adalah nenek moyang Yesus Kristus, karenanya Yesus sering kali
disebut "Anak Daud". Bahkan, Allah memanggil Daud sebagai seorang yang berkenan di hati-
Nya. Namun demikian, ia juga salah satu tokoh yang kontras. Di satu sisi, ia berkomitmen
teguh kepada Allah, tetapi di sisi lain ia juga tidak luput dari dosa. Bahkan, dosanya termasuk
dosa yang paling serius, yang tercatat di Perjanjian Lama. Meskipun demikian, cerita tentang
Daud menjadi cerita yang disukai anak-anak dan orang dewasa.

Daud lahir kira-kira tahun 1004 sM di kota Betlehem, Yerusalem. Daud lahir pada era hampir
berakhirnya masa hakim-hakim, masa yang sangat kacau dan tidak keruan dalam sejarah Israel.
Ia adalah anak ke-8, sekaligus anak bungsu Isai, orang Betlehem. Saudara laki-lakinya adalah
Eliab, Abinadab, Shammah, dan empat saudara lainnya yang tidak disebutkan namanya. Nama
istrinya adalah Mikhal, Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Batsyeba. Anak laki-
lakinya antara lain Amnon, Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca, Yitream, Syamua, Sobab, Natan,
Solomon, Yibhar, Elisua, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada, Elifelet. Sedangkan anak
perempuannya adalah Tamar. Saat remaja, Daud bekerja sebagai gembala domba. Sayangnya,
di dalam Alkitab kita tidak dapat menemukan banyak informasi tentang orang tua Daud. Nama
ayahnya jelas Isai, tetapi menurut banyak spekulasi, nama ibunya adalah Nahash (2 Samuel
17:25).

Secara fisik, Daud digambarkan sebagai pria yang tampan dengan rambut merah (1 Samuel
16:12, 17:42). Ia adalah seorang gembala yang memiliki kemampuan berperang karena
beberapa kali ia melawan binatang buas yang akan memangsa kawanan ternak yang dijaganya
(1 Samuel 17:34-35). Selain itu, ia juga memiliki keterampilan memainkan suling dan kecapi.

Kisah Raja Daud dapat dibaca dalam 1-2 Samuel, 1 Raja-Raja 2, dan 1 Tawarikh. Daud
menulis sebagian besar kitab Mazmur dan ia juga disebutkan dalam Matius 1:1, 6, 22, 43-
45, Lukas 1:32, Kisah Para Rasul 13:22, Roma 1:3, dan Ibrani 11:32. Kehidupan Daud dapat
digambarkan seperti naik "roller coaster" -- naik turun.

B. KISAH-KISAH DAUD
1. Daud mengalahkan Goliat (1 Sam 16 dan 17)
ORANG Filistin sekali lagi datang berperang melawan Israel. Ketika saudara Daud yang
tertua ikut dalam tentara Saul. Maka suatu hari Isai berkata kepada Daud, ’Bawalah untuk
kakak-kakakmu gandum dan roti ini. Lihatlah apakah mereka baik-baik saja.’ Setelah Daud
sampai di perkemahan tentara, ia berlari ke barisan perang untuk mencari kakak-kakaknya.
Goliat si raksasa Filistin tampil ke depan untuk mencemoohkan orang Israel. Ia telah berbuat
demikian setiap pagi dan sore selama 40 hari. Ia berteriak, ’Pilihlah seorang dari kalian
untuk melawan aku. Jika ia menang dan membunuhku, kami akan menjadi hamba-
hambamu. Tapi jika aku menang dan membunuhnya, kalian akan menjadi hamba-hamba
kami. Saya menantang kalian untuk mencarikan seseorang melawan aku.’ Daud bertanya
kepada salah seorang dari tentara itu, ’Apa hadiahnya kalau ada orang yang dapat
membunuh orang Filistin ini dan membebaskan Israel dari rasa malu?’
’Saul akan memberikan kepada orang itu banyak kekayaan,’ kata prajurit itu. ’Dan ia akan
memberikan kepada orang itu putrinya sendiri sebagai istri.’ Tetapi semua orang Israel takut
kepada Goliat sebab ia begitu besar. Ia lebih dari 3 meter tingginya, dan ada prajurit lain
yang membawa perisainya. Beberapa prajurit pergi dan mengatakan kepada Raja Saul
bahwa Daud ingin melawan Goliat. Tapi Saul berkata kepada Daud, ’Kau tidak dapat
melawan orang Filistin ini. Engkau masih sangat muda, sedangkan dia sudah menjadi
prajurit sepanjang hidupnya.’ Daud menjawab, ’Saya telah membunuh beruang dan singa
yang melarikan domba-domba ayahku. Dan orang Filistin ini akan menjadi seperti itu.
Yehuwa akan membantuku.’ Maka Saul berkata, ’Pergilah, dan semoga Yehuwa
menyertaimu.’
Daud pergi mengambil lima batu yang licin dari sungai, dan memasukkannya ke dalam
kantong gembala yang dibawanya. Kemudian ia mengambil umbannya dan maju menemui
raksasa itu. Ketika Goliat melihatnya, Goliat hampir tidak percaya. Ia pikir alangkah
mudahnya untuk membunuh Daud. ’Coba datang kemari,’ Goliat berkata, ’dan akan
kuberikan dagingmu kepada burung-burung dan binatang-binatang di padang.’ Tetapi Daud
berkata, ’Kau mendatangi aku dengan pedang, tombak dan lembing, tapi aku mendatangi
engkau dengan nama Yehuwa. Hari ini Yehuwa akan memberikan engkau ke dalam
tanganku dan aku akan mengalahkan engkau.’ Pada saat itu juga Daud berlari ke arah Goliat.
Ia mengambil sebuah batu dari kantongnya, menaruhnya dalam umbannya, dan
melontarkannya dengan sekuat tenaga. Batu itu melayang dan langsung kena kepala Goliat,
dan ia terjatuh mati! Ketika orang Filistin melihat bahwa pahlawan mereka telah mati,
semuanya mereka melarikan diri. Orang Israel mengejar mereka dan menang dalam
pertempuran itu.
Daud, si anak gembala, membunuh Goliat dengan ketapel dan beberapa butir batu. Dari sini,
kita bisa belajar bahwa kita bisa mengerjakan apa pun yang Allah kehendaki untuk kita
lakukan. Kita hanya perlu mengikuti ke mana Dia menuntun dan melayani di mana Dia
kehendaki. Kita tidak perlu takut.

2. Daud membiarkan Saul yang membencinya hidup (1 Sam 18 dan 24)


Saul benci kepada Daud (1 Sam 18)
Ketika Daud kembali sehabis mengalahkan Goliat datanglah serombongan wanita-wanita
bernyanyi sambil menari memukul rebana dan memainkan alat musik lainnya. merekapun
bernyanyi bahwa Saul mengalahkan beribu-ribu musuh dan Daud berlaksa-laksa, seketika
itu juga Saul jadi marah dan sangat kesal. Timbullah rasa iri hati Saul maka sejak itu Saul
menjadi marah kepada Daud. Suatu hari saat Daud sedang bermain kecapi Saul pun
kerasukan roh jahat, Saul membawa tombak dan ingin membunuh Daud dengan tombak itu,
dan Daud dapat menghindar. Lalu Saul pun takut pada Daud karena dia tahu bahwa Tuhan
selalu menyertai Daud. Suatu hari Saul meminta Daud untuk menikah dengan salah satu
anaknya dan Daud pun setuju dengan permintaan Saul, tujuan Saul adalah untuk
menjatuhkan Daud, tetapi Tuhan selalu menyertai Daud, terbukti ketika Daud dapat
mengalahkan orang Filistin itu.
Daud membiarkan Saul Hidup (1 Sam 19 dan 24)
Saul memiliki niat untuk membunuh Daud, tetapi ternyata Yonatan anak Saul sangat
mengasihi Daud, bahkan selalu membantu Daud. Ia selalu berkata yang baik tentang Daud
pada Saul. Yonatan telah berhasil membuka mata Saul untuk tidak membunuh Daud, bahkan
ia membawa Daud kepada Saul dan akhirnya Daud berkerja pada Saul. Ketika perang mulai
melanda, majulah Daud untuk berperang dan menimbulkan kekalahan besar, lalu Saul pun
kerasukan dan ingin membunuh Daud. Ternyata Saul tidak puas jika hanya sampai di situ
saja dan ia menyuruh orang untuk membunuh Daud, untunglah mikhal (istrinya)
menyelamatkannya, sehingga ia lepas dari Saul. Lalu pergilah Daud ke Rama dan bertemu
Samuel, lalu pergi ke Nayot dan tinggal bersama dengannya, Saul pun mengirim orang
untuk menjemput Daud tetapi roh Allah hinggap pada orang suruhan Saul, akhirnya Saul
sendiri dating dan Saul pun di hinggapi roh Allah sehingga ia kepenuhan di hadapan Samuel.
Dalam sebuah peristiwa lain diberikan, bahwa raja Saul pergi lagi mengejar Daud dan para
pengikutnya, setelah ia berhasil menggempur pasukan bangsa Filistin. Raja Saul mengejar
Daud dengan membawa pasukan berkekuatan 3000 orang. Raja Saul tiba di daerah gunung
batu Kambing Hitam. Di sana ada sebuah gua besar. Daud sedang bersembunyi di dalamnya.
Raja Saul memasuki gua itu untuk membuang hajat. Para pengikut Daud sangat bergembira
melihat kejadian itu.
“Telah tiba hari yang ditentuka Tuhan bagimu, “ bisik mereka kepada Daud, “ bisik
mereka kepada Daud, “Tuhan bersabda: Aku menyerahkan musuhmu ke dalam
tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Bisik Daud
kembali.

Daud menghampiri raja Saul. Dengan diam-diam ia memotong jubah raja. Setelah itu ia
mundur kembali mendekati para pengawalnya. Hatinya berdebar-debar karena ia telah
memotong ujung jubah raja. Daud berbisik kepada para pengawalnya, “Ah, aku telah
menjamah dia! Dialah orang yang diurapi Tuhan. Dialah orang yang telah dikuduskan!”
dengan ucapan itu Daud bermaksud agar para pengawalnya tidak menyerang dan
membunuh raja Saul. Semua itu sama sekali tidak diketahui raja saul. Ia bangkit dan
meninggalkan tempat itu setelah selesai melakukan hajatnya. Ia tinggalkan gua itu dan
berjalan melanjutkan pencarian. Daud mengajak para pengawalnya mendekati pintu gua.
Setelah raja Saul dan para pengikutnya melangkah agak jauh, muncullah Daud dan para
pengawalnya di depan gua.

“Tuanku raja!” teriak Daud.


Raja Saul menoleh ke belakang mendengar seruan Daud. Raja melihat Daud bersujud ke
tanah menunjukkan rasa hormat. Kemudian ia berdiri kembali dan mengacungkan ujung
jubah yang telah dipotongnya.

“mengapa tuan raja mendengarkan bujukan orang-orang yang berkata: sesungguhnya


Daud mengikhtiarkan kecelakaanmu!” seru Daud lebih lanjut dengan suara keras,
“Ketahuilah, pada hari ini tuanku raja melihat sendiri, bahwa Tuhan telah menyerahkan
tuanku raja ke dalam tanganku di dalam gua itu. Pengawalku telah membujuk aku
membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepada tuanku raja sebab pikirku: Aku
tidak akan menjamah tuanku raja, walaupun tuanku raja mengejar-ngejar aku untuk
mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau. Tuhan
kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Melawan siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kau kejar? Anjing
matilah aku ini! Seekor kutu! Semoga Tuhan selalu melindungi orang yang tak
bersalah!”

Demikianlah Daud menyampaikan pembelaannya di depan raja Saul. Pada saat raja Saul
memandang potongan ujung jubahnya yang dipegang oleh Daud, raja kelihatan seperti
terpaku di atas tanah. Raja Saul menyadari kesalahannya dan mulai menginsafi segala
perbuatannya. Ia sangat terharu melihat sikap Daud.

“engkau lebih hebat daripada aku!” demikianlah jawab raja Saul menanggapi seruan
Daud, “Engkau telah berbuat baik terhadapku, meskipun aku berbuat jahat terhadapmu.
Pada hari ini telah kautunjukkan, betapa mulianya hatimu: Walaupun Tuhan telah
menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tetap tidak mau membunuh aku. Apabila
seseorang menangkap musuhnya, apakah ia membiarkan musuh selamat? Tuhan
kiranya membalas kebaikanmu! Aku tahu, engkau pasti menjadi raja di Israel. Oleh
sebab itu bersumpahlah kepadaku demi Tuhan, bahwa engkau tidak akan
melenyapkanku keturunanku dan tidak akan menghapuskan namaku dan kaum
keluargaku.”

Daud memenuhi permintaan raja Saul. Ia bersumpah untuk selalu menghormati raja Saul
dan tidak akan membinasakan keturunannya.
3. Kejatuhan Raja Daud (2 Sam 11 dan 12)
SETELAH Daud mulai memerintah di Yerusalem, Yehuwa memberikan kepada tentara
Daud banyak kemenangan atas musuh-musuh mereka. Yehuwa telah berjanji untuk
memberikan negeri Kanaan kepada orang Israel. Dan sekarang, dengan pertolongan
Yehuwa, seluruh negeri yang dijanjikan itu menjadi milik mereka. Daud seorang penguasa
yang baik. Ia mencintai Yehuwa. Maka salah satu dari hal-hal pertama yang ia lakukan
setelah merebut Yerusalem adalah membawa tabut perjanjian Yehuwa ke sana. Dan ia ingin
membangun sebuah bait sebagai tempat untuk tabut itu.
Ketika Daud bertambah tua, ia berbuat kesalahan yang buruk. Daud mengetahui bahwa
mengambil sesuatu milik orang lain tentu salah. Tetapi pada suatu sore, ketika ia berada di
atas sotoh istananya, ia memandang ke bawah dan melihat seorang wanita yang sangat
cantik. Namanya Batsyeba, dan suaminya salah seorang prajurit Daud bernama Uria. Daud
begitu menginginkan Batsyeba sampai-sampai ia menyuruhnya dibawa ke istana. Suaminya
sedang berada di medan tempur. Ya, Daud bercinta-cintaan dengan Batsyeba dan
belakangan Batsyeba mengetahui bahwa ia akan melahirkan bayi. Daud sangat cemas dan
mengirim perintah kepada Yoab panglima tentaranya supaya Uria ditempatkan di barisan
depan dalam pertempuran dengan maksud agar ia terbunuh. Ketika Uria sudah mati, Daud
mengawini Batsyeba.
Yehuwa sangat marah kepada Daud. Maka Ia mengutus Natan hamba-Nya untuk memberi
tahu Daud tentang dosanya itu. Kau dapat melihat Natan sedang berbicara kepada Daud.
Daud sangat menyesal atas apa yang telah ia perbuat, dan karena itu Yehuwa tidak
membunuh dia. Tapi Yehuwa berkata, ’Karena kau telah melakukan hal-hal yang jahat ini,
rumah tanggamu akan mengalami banyak sekali kesusahan.’ Dan alangkah banyaknya
kesusahan yang dialami oleh Daud!
Allah mengampuni Daud atas dosanya, tapi anak hasil perzinahan mati. Kerajaan Daud juga
tidak lagi penuh kedamaian dan anak-anaknya sendiri memperebutkan kekuasaannya. Satu
orang mati. Istri-istri dan anak-anaknya tidak hidup rukun. Bahkan, ketika anaknya yang
bernama Amnon memperkosa Tamar, saudaranya seayah, Daud tidak melakukan apa-apa.
Absalom, kakak Tamar tidak terima dan membunuh Amnon. Setelah Absalom membunuh
Amnon, Daud tidak mau berbicara dengan Absalom. Absalom selanjutnya berusaha
mengambil alih kerajaan dan mencetuskan pemberontakan. Lagi-lagi, Daud hanya bersikap
pasif. Namun, karena pasukan Daud kuat, Absalom tewas dalam pemberontakan dan Daud
dikembalikan menjadi penguasa di Yerusalem.
 Daud, orang yang di dalam Alkitab disebut "orang yang berkenan di hati Allah",
melakukan perzinahan dengan Batsyeba. Ketika dia mengandung, Daud mencoba
menyuruh suaminya, seorang panglima tentara, untuk pulang ke rumahnya dan tidur
dengan Batsyeba, supaya kelihatan bahwa suaminyalah ayah dari anak yang
dikandung Batsyeba. Ketika dia tidak mau meninggalkan pasukannya, Daud
mengutus orangnya, Uria, untuk pergi ke barisan depan dalam pertempuran tempat
dia terbunuh. Orang yang begitu mengasihi Allah telah melakukan perzinahan dan
pembunuhan. Dari sini, kita bisa belajar bahwa apa pun yang telah kita lakukan
untuk Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa kita sudah terbebas dari dosa atau
kejatuhan.

 Allah mengampuni Daud atas dosanya, tapi anak hasil perzinahan mati. Kerajaan
Daud juga tidak lagi penuh kedamaian dan anak-anaknya sendiri memperebutkan
kekuasaannya. Satu orang mati. Dari sini, kita bisa belajar bahwa ada konsekuensi
dari dosa, tapi Allah benar-benar sudah mengampuni. Sekalipun ada banyak
kesalahan dan kegagalan yang dialami Daud, kita tetap dapat meneladani Daud
karena ia adalah hamba Allah yang berdedikasi dan mau bertobat di hadapan Allah

Tugas:
1. Baca perikop: 1)Daud dan goliat, 2)Daud membiarkan Saul hidup, 3)kejatuhan
Daud
2. Tuliskan kelebihan maupun kekurangan Daud dalam perikop tersebut!
3. Temukan nilai-nilai yang dapat kita ambil serta pesan yang ingin disampaikan dari
cerita tersebut

Anda mungkin juga menyukai