Anda di halaman 1dari 3

SIKAP DAN PERILAKU MENGHARGAI HAK AZASI MANUSIA

Memberi hak hidup dan Kesempatan berkarya kepada orang lain

Daud & Saul

1. Jelaskan siapa tokoh yang dimaksud


Saul dan Daud adalah tokoh yang cukup terkenal di Alkitab. Sebagian dari kita mungkin
sudah tahu bagaimana jalan hidup mereka. Walaupun sesungguhnya hidup mereka diberkati
oleh Tuhan tapi sesungguhnya ada perbedaan besar dalam akhir hidup mereka.

Saul adalah seorang anak dari suku Benyamin yang merupakan orang berada. Saul
memiliki wajah yang tampan, bahkan dikatakan bahwa Saul adalah orang tertampan di Israel
pada masa itu. Tidak hanya berasal dari keluarga berada dan wajah tampan, Saul juga
memiliki postur tubuh yang sangat gagah. Walaupun secara fisik Saul memiliki tubuh yang
sempurna dan hidup dalam berkelimpahan, tetapi Saul adalah orang yang minder (1 Tim
9:21). Ia bahkan berkata bahwa kaumnya adalah kaum yang paling hina diantara suku
Benyamin (padahal kaumnya adalah kaum yang paling kaya lho).
Daud merupakan orang yang dipanggil Allah. Daud adalah anak bungsu dari Isai. Ia
memiliki wajah yang tampan dengan muka kemerah-merahan dan matanya indah (1
Tim16:11-13). Mungkin secara kasar bisa kita bilang Daud memiliki muka yang ‘imut’.
Walaupun mempunyai perawakan yang seperti itu, tapi Daud dikatakan sebagai pahlawan
yang gagah perkasa (1 Tim 16:18). Padahal pekerjaannya saat itu bukanlah seorang prajurit,
melainkan sebagai penggembala kambing domba. Dikatakan juga bahwa Tuhan menyertai
Daud. Mungkin sebagian besar dari kita tahu mengenai cerita bagaiman Daud mengalahkan
Goliat. Goliat adalah salah seorang Filistin yang sangat ditakuti pada masanya itu. Ia memiliki
badan yang sangat besar dan diseluruh tubuhnya terpasang peralatan perang. Pada masa itu
Goliat menantang bangsa Israel untuk berperang, one by one. Pada saat Daud mendengar
tentang kabar tersebut, ia menjadi marah karena apa yang telah dilakukan Goliat (1 Tim
17:26). Ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi melawan Goliat. Tidak ada orang yang
berani melawan Goliat pada masa itu karena Goliat memang sudah terkenal kuat. Bahkan
saat Saul mendengar Daud akan pergi melawan Goliat, ia mencoba untuk menahan Daud
karena Saul yakin Daud tidak akan menang melawan Goliat (1 Tim 17:23). Dengan postur
tubuh dan pengalaman Daud dalam berperang, tidak mungkin Daud bisa mengalahkan
Goliat. Namun, dengan penuh kepercayaan Daud berkata bahwa Tuhanlah yang akan
menyerahkan kaum Filistin itu kepadanya (1 Tim 17:37). Maka pergilah Daud menghadap
Goliat.
2. Jelaskan hubungan mereka
Kemenangan Daud membuat dia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa
iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Penghabisannya Allah tidak lagi
berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.

Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dituturkan istimewa. Daud seringkali
diundang bagi menjadi pemain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat,
Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, merupakan
sahabat karib Daud
3. Apa yang terjadi di antara mereka
Setelah Daud membunuh Goliat, Raja Saul menjadikan Daud pemimpin pasukannya. Daud
menang di banyak perang dan menjadi sangat terkenal. Setiap dia pulang dari perang,
wanita-wanita menyambut dia sambil menari dan bernyanyi: ’Saul membunuh ribuan, tapi
Daud membunuh puluhan ribu!’ Saul pun iri kepada Daud dan mau membunuhnya.

Daud jago bermain harpa. Suatu hari, saat Daud bermain harpa untuk Saul, Saul melempar
tombaknya ke Daud. Daud langsung menghindar, dan tombak itu menancap di tembok.
Setelah itu, Saul berkali-kali mau membunuh Daud. Akhirnya, Daud lari dan bersembunyi di
gurun.
Saul membawa 3.000 prajurit untuk mencari Daud. Kebetulan, Saul masuk ke gua tempat
Daud dan anak buahnya bersembunyi. Anak buah Daud berbisik, ’Ini kesempatan Tuan untuk
membunuh Saul.’ Daud diam-diam mendekati Raja Saul dan memotong ujung rompinya.
Tapi, Saul tidak menyadarinya. Lalu, Daud merasa bersalah karena bertindak tidak hormat
kepada raja yang diangkat Yehuwa. Daud melarang anak buahnya melukai Saul. Setelah Saul
keluar, Daud memanggil Saul dan berkata bahwa dia bisa saja membunuh Saul. Apa Saul
akan berhenti mengejar Daud?

Tidak. Saul terus mengejar Daud. Suatu malam, Daud dan Abisyai keponakannya diam-diam
masuk ke perkemahan Saul. Abner pengawal Saul sedang tidur. Abisyai berkata, ’Tuan, ini
saatnya! Izinkan saya membunuhnya.’ Daud menjawab, ’Itu urusan Yehuwa. Kita ambil saja
tombak dan tempat minumnya, lalu pergi.’

Daud naik ke gunung dekat perkemahan Saul. Dia berteriak, ’Abner, kenapa kamu tidak
melindungi rajamu? Mana tombak dan tempat minum rajamu?’ Saul tahu itu suara Daud
dan berkata, ’Kamu bisa saja bunuh saya, tapi kamu tidak lakukan itu. Saya tahu kamu akan
jadi raja Israel berikutnya.’ Saul pun kembali ke istananya. Di keluarga Saul, ada yang tidak
membenci Daud.
4. Jelaskan sikap dan perilaku yang menghargai HAM
Ketika Daud tidak membunuh Saul, ia menghormati Hak hidup Saul. Ia menghargai Saul
sebagai rajanya, sebagai orang yang telah diurapi Tuhan. Daud menghormati Saul sebagai
ayah dari Yonatan, sahabatnya. Hal ini pun perlu kita teladani dalam kehidupan kita sehari-
hari. Seringkali ada banyak tantangan yang datang dari orang lain. Namun, kita tidak boleh
hanya berpikir untuk membalas dendam. Hargai dan hormatilah relasi yang telah kita miliki
dengan orang tersebut. Hal itu jauh lebih baik untuk kehidupan kita dibandingkan terus
berpikir negatif. Rasa hormat juga membantu kita untuk tidak berbicara buruk tentang orang
lain seperti yang dikatakan

5. Berdasarkan ayat Alkitab terkait dalam kisah tersebut


(1 Samuel 24:1-23) Ada tiga hal yang Daud sampaikan kepada Saul. (1) Dia mengatakan
bahwa Tuhanlah yang akan memberikan keadilan kepada dirinya. Inilah pelajaran utama
yang Tuhan memang hendak nyatakan di dalam diri Daud. Dia harus belajar menyerahkan
kepada Tuhan untuk menghukum. Maka Daud berkata di dalam ayat 13 bahwa dia sudah
menyerahkan kepada Tuhan. Dia membiarkan Tuhan yang mengambil tindakan. Jikalau
peristiwa ini membuat Saul tidak lagi mengejar Daud, maka segala kesulitan Daud selesai.
Tetapi kalau toh Saul tidak juga berubah, Daud mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan
memberikan keadilan. Ini berarti ada suatu peringatan kepada Saul. Daud tidak
mengompromikan fakta bahwa Saullah yang bersalah di antara mereka berdua. Dia tidak
mengubah posisi Saul sebagai orang yang bersalah. Tetapi jikalau benar Tuhan yang akan
menghakimi, maka sebenarnya Saul berada dalam bahaya yang lebih besar dari Daud. Daud
dikejar-kejar oleh Saul, tetapi Saul akan dikejar-kejar oleh Allah!
(2) Hal kedua Daud mengatakan sebuah peribahasa. Peribahasa ini intinya mau mengatakan
bahwa sangatlah wajar kalau Daud mengambil tindakan sendiri dan membunuh Saul. Tetapi
dia tidak mau melanggar perjanjiannya. Peribahasa itu menggambarkan keabsahan
seseorang membunuh jika memang nyawanya sedang terancam. Bukankah nyawa Daud
sedang terancam? Tetapi dia tidak mau membunuh Saul.

(3) Hal ketiga adalah Daud sendiri mengingatkan kepada Saul bahwa dirinya Daud bukan
siapa-siapa. Dia hanyalah anjing mati dan seekor kutu saja. Ini adalah pernyataan
merendahkan diri dari Daud. Saul tidak seharusnya memandang Daud sebagai ancaman. Dia
tidak pernah berambisi menggulingkan pemerintahan Saul. Dia bahkan tidak membunuh
Saul ketika dia mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Tetapi Saul tetap mengejar dia
meskipun Daud tidak ada ambisi ingin menggeser Saul dari takhta raja.

Alkitab mengatakan kita harus menghormati pemimpin-pemimpin kita dengan taat kepada
mereka (Ibr. 13:17). Biarlah kita melakukan hal itu untuk dua alasan. Yang pertama adalah
karena inilah yang akan membuat keadaan harmonis di dalam gereja Tuhan. Inilah yang akan
mendatangkan damai sejahtera. Pemimpin yang mengasihi mereka yang dipimpin, dan
anggota yang taat kepada mereka yang diangkat menjadi pemimpin. Alasan kedua adalah
biarlah sikap hormat kita kepada Tuhan ditunjukkan dengan memberikan penghormatan
kepada mereka yang Tuhan angkat untuk menjadi pemimpin kita.

Penghormatan yang perlu dipertahankan setelah belajar kembali dari sifat Daud yang tidak
mau menjadi hakim atas Saul dan membunuh dia karena satu alasan, yaitu pengurapan
Tuhan ada atasnya. Kita memang tidak akan membunuh siapa pun, tetapi penghormatan
kepada seseorang demi hormat kita kepada Tuhan, itulah tekanan yang harus kita pelajari di
sini

Anda mungkin juga menyukai