Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Syalom Salam sejahtera bagi kita semua. Puji dan syukur bagi TUHAN YESUS
KRISTUS, TUHAN kami yang hidup, yang telah memberi nafas kehidupan, pengetahuan,
kesehatan dan waktu yang berharga ini sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya sebagai bahan diskusi di kelas pada mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen.
Dalam tugas mengenai pembahasan salah satu tokoh dalam Alkitab ini, kelompok
kami memilih Raja Daud. Seperti kita ketahui, tokoh Raja Daud adalah tokoh yang sangat
kompleks, berawal dari seorang gembala sampai menjadi raja hingga kebusukan yang
dilakukannya demi memperistri Batsyeba. Kompleksnya tokoh ini, membuat kami tertarik
untuk menyajikannya sebagai makalah, karena nantinya kita tidak hanya mendapatkan
teladan dari perbuatan positifnya saja, namun juga mendapat pelajaran dari perbuatan yang
tidak baik agar kita tidak pula jatuh ke dalam dosa yang sama.
Pembuatan makalah ini tentunya tidak akan luput dari kesalahan, oleh sebab itu segala
macam perbaikan, masukan, kritik dan saran dari teman teman mahasiswa sekalian dan
terutama dari Bapak Dosen sangatlah kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
membawa manfaat bagi kita semua. Puji Tuhan!!!
Hormat kami,
Penulis
1. DAUD DAN LATAR BELAKANGNYA
Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan menuju tanah perjanjian. Tanah
yang subur, kaya akan anggur dan madu. Bersamaan dengan itu zaman kepemimpinan Musa
berakhir ketika umat Israel hamper melangkahkan kakinya di tanah Kanaan. Pada waktu itu,
bangsa Israel dipimpin oleh Tuhan sendiri, Tuhan berjalan di depan mereka dengan tiang
awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Boleh dikatakan zaman Musa dan sesudahnya
adalah jaman dimana Tuhan sendiri yang menjadi raja atas bangsa Israel. Tuhan memerintah
dan berfirman melalui perantaraan Musa,Yosua, dan hakim-hakim yang dipilih sendiri
olehNya sampai dengan Nabi Samuel.
Kemunculan Samuel sekaligus mengakhiri zaman hakim-hakim dan dimulainya zaman
raja-raja. Singkat kata, muncullah Saul, seorang yang tinggi besar, gagah, dan terhormat.
Dialah raja pertama yang dipilih orang Israel. Tentunya masih dengan campur tangan Tuhan.
Tugas pertama Saul adalah menaklukan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Musa, tanah

Kanaan. Karena tanah itu sudah ditempati orang lain. Di jaman Raja Saul dan Nabi Samuel
inilah Daud kecil dilahirkan !
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang
bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai. Anak bungsu dari 8 bersaudara (1
Samuel 17: 12 dab), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia
ditempa menjadi berani (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar
kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yg di belakang hari
disyairkannya sebagai sifat-sifat Allah-nya. Seperti Yusuf, ia menderita karena niat-niat jahat
dan hati yang cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat yang
dikaruniakan Allah kepadanya (1 Samuel 18:28).
1. DAUD DIURAPI
Sesudah Allah membuang Saul dari kedudukan raja Israel, maka Allah menyatakan Daud
sebagai penggantinya kepada Samuel, yang kemudian mengurapinya di Betlehem tanpa
publisitas (1 Samuel 16: 1-13). Sebagai akibat dari tindakan Allah itu ialah undurnya Roh
Allah dari Saul. Mula-mula semuanya berjalan baik. Raja Saulberkenan dengan sang pemuda
ini dan menetapkan dia menjadi pembawa senjatanya. Lalu peristiwa yang sangat terkenal
antara Daud dan Goliat, raksasa unggulan Filistin, mengubah segala-galanya (1 Samuel 17).
Ketangkasan dan keterampilan Daud menggunakan umpannya memusnahkan
kekuatan dan mematikan raksasa Goliat, adalah awal kerontokan orang Filistin. Jalan sudah
terbuka bagi Daud untuk memetik pahala yang dijanjikan Saul, yaitu mempersunting putri
raja, dan kebebasan membayar pajak bagi sanak keluarga ayah. Daud. Tapi Raja
Saul cemburu melihat pejuang Israel yang baru ini. Sewaktu ia pulang dari pertempuran
mengalahkan Goliat, kaum perempuan Israel menyongsong dia dengan nyanyian Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa. Raja Saul, tidak
seperti Yonatan, anaknya, Saul sangat iri, dan tentang itu tertulis, Sejak hari itu maka Saul
selalu mendengki Daud (1 Samuel 18:7-9).
1. DAUD LARI DARI ISTANA
Kadar permusuhan Saul terhadap Daud semakin hari semakin tinggi. Kemudian ia
dibohongi dalam hal putri yang sudah dijanjikan kepadanya, dan akhirnya dikawinkan
dengan putri Saul yang lain, yaitu Mikhal. Persetujuan perkawinan ini pun sebenarnya
dimaksudkan untuk kematian Daud (1 Samuel 18:25).
Dalam 1 Samuel 24:10 dinyatakan bahwa di istana Saul ada sekelompok orang yang
sengaja mempertajam permusuhan Saul terhadap Daud. Saulberusaha membunuh Daud

dengan lembingnya namun gagal, disusul oleh usaha berikutnya untuk memenjarakan Daud,
tapi digagalkan oleh muslihat Mikhal, istri Daud (1 Samuel 19:8-17).
Pada saat ini, anak Saul, Yonatan dan Mikhal, bersekutu dengan Daud dan menentang
bapak mereka sendiri, Saul.
Tahap-tahap berikutnya dalam kehidupan Daud ialah, dia harus terus-menerus lari dari
pemburuan Saul, yang terus berusaha membunuhnya. Tidak ada tempat persembunyian bagi
Daud yang dapat dipakai untuk waktu yang lama. Seorang Nabi atau Imam sekalipun tak
dapat memberikan perlindungan, dan orang-orang yang membantu Daud dihukum secara
kejam oleh raja yang sudah menjadi gila itu (1 Samuel 22:6-19).
Sesudah luput dari pemusnahan oleh perwira-perwira perang Filistin, Daud
membentuk kelompok Adulam, mula-mula sebagai kumpulan para pelarian dari berbagai
bangsa, tapi kemudian menjadi kekuatan perang yang menghantam penyerang-penyerang
asing, melindungi hasil tanaman dan kambing domba dari kelompok-kelompok Israel yang
jauh dan hidup dari kemurahan hati mereka. Salah seorang peternak domba yang kaya
bernama Nabal, 1 Samuel 25 menceritakan peristiwa bagaimana Nabal memperkenalkan
Abigail anaknya, yang di kemudian hari menjadi salah seorang istri Daud.
Pasal 24 dan 26 dari 1 Samuel mencatat. dua peristiwa, tatkala Daud meluputkanSaul dari
kematian, kebajikan yg timbul dari perpaduan antara kesalehan dan kemurahan hati.
Akhirnya, Daud yang tak mampu mematahkan rasa permusuhanraja Saul, berbaikan dengan
raja Akhis, orang Gat, raja Filistin. Daud beroleh kota perbatasan Ziklag sebagai imbalan
karena raja Akhis sewaktu-waktu mempergunakan kelompok perang Daud. Tapi tatkala orang
Filistin keluar untuk berperang melawan Saul, perwira-perwira Filistin keberatan Daud ikut
karena mereka takut kalau-kalau ia berubah setia.
1. DAUD MENJADI RAJA
Sesudah raja Saul meninggal, Daud menanyakan kehendak Allah dan ia dibimbing kembali
ke tanah Yehuda, ke daerah sukunya sendiri. Di sinilah dia diurapi menjadi raja oleh temanteman sesukunya, dan menjadikan Hebron kota kedudukan raja. Pada saat itu umurnya 30 thn
dan memerintah di Hebron 7 tahun. Selama 2 tahun pertama pemerintahannya, terjadi
perang saudara antara pendukung Daud dan penghuni-penghuni istana Saul, yang
menobatkan Esybaal (Isyboset), anakSaul, menjadi raja di Mahanaim. Bisa saja dianggap
bahwa Esybaal tidak lebih dari boneka yang dikendalikan Oleh Abner, panglima Saul yang
setia. Dengan matinya kedua orang ini karena terbunuh, maka berakhirlah perlawanan yang
terorganisir terhadap Daud. Ia diurapi menjadi raja atas ke-12 suku Israel di Hebron, dan dari
sana segera ibukotanya dipindahkan ke Yerusalem (2 Samuel pasal 3-5).

Inilah masa paling gemilang dalam pemerintahan raja Daud, yang masih akan berjalan
selama 33 tahun lagi. Dalam diri Daud terpadu dengan baik sekali keberanian pribadi dengan
keterampilan sebagai panglima dan dengan bakat ini ia memimpin bangsa Israel
menundukkan musuh-musuhnya secara teratur yaitu orang Filistin, Kanaan, Moab, Arnon,
Aram, Edom dan Amalek.
Kelemahan yang pada saat itu timbul serentak menimpa kekuatan-kekuatan yang ada di
daerah Nil dan Efrat memberikan kemungkinan baginya, dengan jalan menaklukkan dan
dengan jalan persekutuan, untuk memperluas daerah pengaruhnya dari perbatasan Mesir dan
Teluk Akaba ke daerah Efrat hulu. Sesudah menaklukkan benteng orang Yebusi, bernama
Yerusalem, yang dianggap orang pada waktu itu tak tertaklukkan, ia menjadikan kota itu
ibukota kerajaannya. Dari situlah ia mengendalikan kedua bagian utama kerajaannya, yang di
kemudian hari terbagi dua menjadi kerajaan Yehuda dan Israel. Dibangunnya sebuah istana,
dibukanya jalan-jalan raya, dipulihkannya jalan-jalan perdagangan sehingga kemakmuran
kerajaan itu terjamin.
Tapi bukan hal itu yang utama, yang menjadi cita-cita dari Daud seorang yang berkenan di
hati TUHAN (1 Samuel 13:14). Dibawanya tabut perjanjian dari Kiryat- Yearim dan
ditempatkan dalam Kemah Suci yang dibangun khusus untuk itu di Yerusalem. Waktu
membawa tabut perjanjian itu terjadi suatu peristiwa yg mengakibatkan kematian Uza (2
Samuel 6:6-8).
Pada masa kejayaan lahiriah dan kegairahan keagamaan yang nyata inilah Daud terjerumus
ke dalam dosa, yang disebut dalam Kitab Suci sebagai perkara Uria, orang Het itu (2
Samuel II). Arti dan makna dari dosa ini, baik ditinjau dari segi kejijikannya yang hakiki
maupun dari akibat-akibatnya dalam seluruh sejarah Israel yang menyusul kemudian, tak
dapat dilebih-lebihkan. Daud bertobat sampai ke dasar hatinya, tapi perbuatan
sudahterlakukan dan terpampang sebagai bukti, bagaimana dosa menghancurkan maksud
Allah untuk anak-anak-Nya.
Ratapan Daud yang menyayat hati karena dukacitanya mendengar berita kematian Absalom,
adalah suatu gema yang sayup-sayup yg keluar dari lubuk hatinya yang tersiksa karena
mengetahui bahwa kematian itu dan banyak lagi kematian lainnya, hanyalah sebagian dari
tuaian buah hawa nafsunya dan tipuannya yang ditanamnya puluhan tahun sebelumnya.
Pemberontakan Absalom pada waktu itu kerajaan utara tetap setia kepada Daud segera
disusuli oleh pemberontakan di pihak kerajaan utara yang dipimpin oleh Seba, orang
Benyamin. Pemberontakan ini ditumpas oleh Yoab, begitu juga pemberontakan Absalom.
Saat-saat menjelang kematian Daud nampak suram, karena rencana Adonia dan Salomo

mengenai pewaris takhtanya, dan juga karena ia sadar akan bahayapertumpahan darah seperti
sudah dipraucapkan oleh nabi Natan masih harus terjadi.
E. DAUD DAN DOSA
Alkitab tidak menutup-nutupi dosa atau keburukan watak dari anak -anak Allah. Sebab segala
sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita (Roma 15:4).
Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang
cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria, panglima perang Daud
sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia
pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui Nabi
Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel 12:1-25). Reaksi yang
benar dari Daud terhadap dosa ialah bertobat dengan sungguh-sungguh, menghampiri Allah
untuk menerima pengampunan, kasih karunia, dan kemurahan-Nya, serta bersedia menerima
hukuman Allah tanpa dendam atau pemberontakan. Daud menyadari dan mengakui dosadosanya yang hebat, mengarahkan kembali hatinya kepada Allah dan menerima teguran Allah
dengan kerendahan hati.
Raja Daud telah melakukan pertobatan dengan benar atas dosa-dosanya. Dan menulis
penyesalan dan pertobatannya itu. Hal ini dicerminkan pada nyanyian / syair yang ditulisnya
dalam MAZMUR 51
Raja Daud telah melakukan pertobatan dengan benar atas dosa-dosanya. Dan Allah berkenan
kepadanya. Pengampunan dari Allah akan selalu dilimpahkan sebagai hasil dari pertobatan,
Daud sebagai orang yang pernah melakukan kesalahan dan sudah diampuni melukiskan
kembali suka-citanya dalam syair/nyanyian yang ditulis dalam MAZMUR 103 PUJILAH
TUHAN HAI JIWAKU
Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomoyang kelak
menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya.
Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi
oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan
Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan
menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun
kemudian ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33). Belakangan Absalom
mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati
dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).

1. DAUD MENINGGAL
Ratapan Daud yang menyayat hati karena dukacitanya mendengar berita kematian
Absalom, adalah suatu gema yang sayup-sayup yang keluar dari lubuk hatinya yang tersiksa
karena mengetahui bahwa kematian itu dan banyak lagi kematian lainnya, hanyalah sebagian
dari tuaian buah hawa nafsunya dan tipuannya yang ditanamnya puluhan tahun sebelumnya.
Pemberontakan Absalom pada waktu itu kerajaan utara tetap setia kepada Daud segera
disusuli oleh pemberontakan di pihak kerajaan utara yang dipimpin oleh Seba, orang
Benyamin. Pemberontakan ini ditumpas oleh Yoab, begitu juga pemberontakan Absalom.
Saat-saat menjelang kematian Daud nampak suram, karena rencana Adonia dan Salomo
mengenai pewaris takhtanya, dan juga karena ia sadar akan bahayapertumpahan darah seperti
sudah dipraucapkan oleh nabi Natan masih harus terjadi.
Raja Daud meninggal dalam keadaan sakit dan tua, kira-kira dalam usia 70 tahun. Makamnya
masih dikenal pada zaman Nehemia (1Taw 3:16) dan pada zaman Kristus (Kis 2:29).
1. KESIMPULAN
Raja Daud adalah contoh seorang manusia kecil yang digunakan oleh Tuhan dalam karya
karyaNya yang besar. Seorang dengan ketrampilan luas, talenta seni yang tinggi,
kemampuan perang yang baik dan kemimpinan yang mumpuni.
Namun demikian, 2 Samuel 11 & 12 mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan
hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya.
Kisah dosa-dosa dan aneka tragedi yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga
Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya, bukan
hanya untuk bangsa Israel. Mengenai aneka peristiwa yang mirip pada masa keluaran, Roh
Kudus melalui Paulus menekankan, Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh
dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman
akhir telah tiba; oleh karena itu kita harus berhati-hati supaya tidak menginginkan hal-hal
jahat, bertindak mesum, dan mencobai Tuhan. (baca 1 Korintus 10:1-33 yang judul
perikopnya adalah Israel sebagai suatu peringatan).
Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia
berbalik dari Allah dan pimpinan Roh Kudus. Ketika Allah mula-mula memanggilnya untuk
menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah; akan tetapi dengan
membunuh Uria dan mengambil istrinya, Daud telah menghina Allah dan firman-Nya.
Sekalipun Daud bertobat dari dosa-dosanya dan menerima pengampunan Allah, Allah tidak
meniadakan akibat dosa-dosanya. Demikian pula, seorang percaya mungkin melakukan dosadosa yang hebat, dan kemudian melalui dukacita menurut kehendak Allah dan pertobatan

yang sungguh-sungguh menerima kasih karunia dan pengampunan Allah. Sekalipun


demikian, pulihnya hubungan seorang dengan Allah tidaklah berarti bahwa orang itu akan
lolos dari hukuman jasmani atau dibebaskan dari dampak-dampak dosa tertentu pada waktu
itu.
Akhir kata semoga kisah Raja Daud yang diangkat melalui makalah ini, menjadi
teladan sekaligus pelajaran bagi kita semua.
TUHAN MEMBERKATI!!!
REFERENSI

Ayah : Isai (Rut 4:17-22; 1 Tawarikh 2:13-15)

Istri : Mikhal, Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Betsyeba (1 Samuel
18:27 2 Samuel 3:2-5; 11:27; 1 Tawarikh 3:1-8).

Anak laki-laki : Amnon, Khileab (disebut juga Daniel), Absolom, Adonia, Sefaca,
Yitream, Syamua, Syobab, Natan, Salomo, Yibhar, Elisua, Nefeg, Elisama, Elyada dan
Elifelet (2 Samue; 3:2-5; 5:13-16; 1 Tawarikh 3:1-8 ; 1 Tawarikh 14 3-5).

Saudara laki-laki : Eliab, Abinadab, Syama, Nataneel, Radai, Ozem (1 Samuel


17:12-13, 1 Tawarikh 2:13-15. Satu tidak disebut (Natan).

Saudara perempuan : Zeruya dan Abigail (1 Tawarikh 2:16).

Kitab yang menyebut : 28 buku : Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, I & 2 Raja-raja, I & 2
Tawarikh, Ezra, Nehemia, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, Kidung Agung, Yesaya, Yeremia,
Yehezkiel, Hosea, Amos, Zakharia, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul,
Roma, 2 Timotius, Ibrani, Wahyu.

Pekerjaan : Gembala, Tentara, Raja Yehuda dan Raja seluruh Israel (1

Samuel

16:11, 8:5, 1 Samuel 2:1; 5:1-5)

Tempat kelahiran : Betlehem Rut, 1 Samuel 16:1

Tempat kematian : Yerussalem 1 Raja 2:10-11

Umur : 70 tahun 2 Samuel 5:4-5

Diurapi sebagai raja oleh Samuel (1Sam 16:1-13).

Pemain kecapi bagi Saul (1 Samuel 16:14-23; 8:10).

Membunuh Goliat (1 Samuel 17:1-58).

Bersahabat dengan Yonatan (dalam 1 Samuel 18:1-4; 19:1-20:42; 23:16-18; 2 Samuel


1:1-27).

Kawin dengan Mikhal (1 Samuel 18:20-27).

Dibenci oleh Saul (1 Samuel 18:6-23:29).

Melarikan diri dari Saul (dalam 1 Samuel 19:1-22:23).

Membiarkan Saul hidup (dalam 1 Samuel 24:1-22; 26:1-25).

Di antara orang-orang Filistin (1 Samuel 21:10-14; 27:1-30:31).

Mengambil Abigail menjadi istrinya (dalam 1 Samuel 25:1-44).

Menghancurkan orang Amalek (dalam 1 Samuel 30:1-31).

Berkabung karena kematian Saul dan Yonatan (dalam 2 Samuel 1:1-27).

Diurapi sebagai raja Yehuda (2 Samuel 2:1-11).

Konflik dengan keluarga Saul (dalam 2 Samuel 2:1-4:12).

Diurapi sebagai raja Israel (2 Samuel 5:1-4; 1 Tawarikh 11:1-3).

Merebut Yerusalem dan menetap di sana (2 Samuel 5:6-10; 1 Tawarikh 11:4-9).

Memindahkan tabut ke Yerusalem (dalam 2 Samuel 6:1-23; 1 Tawarikh 13:5-16).

Meluaskan kerajaannya (dalam 2 Samuel 8:1-18).

Berzinah dengan Batsyeba, pembunuhan Uria (dalam 2 Samuel 11:1-12:31).

Anaknya Amnon memperkosa Tamar, anak perempuannya; Amnon dibunuh


oleh Absalom(dalam 2 Samuel 13:1-39).

Pemberontakkan Absalom (dalam 2 Samuel 14:1-17:29); kematian (dalam 2 Samuel


18:1-33).

Mengangkat Salomo sebagai raja (1 Raja 1:28-2:9).

Persiapan untuk pembangunan Bait Allah (dalam 1 Tawarikh 22:1-29:30).

Kematiannya (1 Raja 2:10-12; 1 Tawarikh 29:28).

Pemazmur (Matius 22:43-45), pemain kecapi (Amos 6:5), nabi (2 Samuel 23:2-7;
Kisah 1:16; 2:30).

Anda mungkin juga menyukai