Anda di halaman 1dari 6

Kitab Zabur

Kitab Zabur diturunkan dalam bahasa Qibti. Isi dari Kitab Zabur adalah tentang puji-pujian
kepada Allah , doa, dan zikir. Isi Kitab Zabur biasanya disebut Mazmur.
Kitab Zabur diturunkan oleh Allah kepada Nabi Daud a.s . seperti firman Allah dibawah ini:

Artinya : Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami
berikan Zabur (kepada) Daud.
Jumlahnya 150 pasal, namun tidak terkandung di dalamnya hukum Syari'at, sebab Nabi
Daud mengikuti hukum Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Menurut sebuah hadits sahih
Bukhari, mengatakan: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda,
"Pembacaan Zabur dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang
tunggangannya diletakkan pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur sebelum pelana siap
diletakkan. Dan dia tidak akan makan tetapi hasil dari kerjanya sendiri."
Nabi Daud merupakan raja bagi kaum Bani Israil. Sehingga ia berperan penting dalam
kehidupan kaum Bani Israil. Berikut ini adalah kisah Nabi Daud.
A. Thalut Sang Raja
Sesudah Nabi Harun dan Nabi Musa wafat, kaum Bani Israil dipimpin oleh Nabi Yusya' bin
Nun, yang memang telah ditunjuk oleh Nabi Musa untuk menggantikan beliau sesaat sebelum

kewafatannya. Berkat kepemimpinan Yusya' bin Nun mereka dapat menguasai tanah Palestina
dan bertempat tinggal di istana. Namun setelah Yusya bin Nun wafat, mereka terpecah belah. Isi
kitab Taurat berani mereka rubah dan ditambah-tambah. Mereka sering bersilang pendapat
sesama mereka sendiri, hingga akhirnya hilanglah kekuatan persatuan mereka. Tanah Palestina
diserbu dan dikuasai bangsa lain.
Bani Israil menjadi bangsa jajahan yang tertindas. Mereka merindukan datangnya seorang
pemimpin yang tegas dan gagah berani untuk melawan penjajah. Pada suatu hari, mereka pergi
menemui Nabi Samuel untuk meminta petunjuk. "Wahai Samuel, angkatlah salah seorang di
antara kami sebagai Raja yang akan memimpin kita berperang melawan penjajah. "Tetapi Nabi
Samuel menjawab, "Aku khawatir bila sudah mendapat pemimpin yang dipilih Allah, kalian
justru tidak mau berangkat perang. "Kita sudah lama menjadi bangsa tertindas," kata mereka.
"Kita tidak mau menderita lebih lama lagi."
Karena didesak oleh kaumnya, Nabi Samuel kemudian berdoa kepada Allah SWT agar
menetapkan satu di antara mereka menjadi pemimpin. Doa Nabi Samuel dikabulkan, Allah
memilih Thalut sebagai Raja yang memimpin mereka. Tapi ternyata begitu mendengar nama
Thalut diucapkan oleh Nabi Samuel, mereka justru menolak dengan alasan bahwa Thalut tidak
begitu dikenal, ia hanya seorang petani biasa yang sangat miskin. Nabi Samuel kemudian
menjelaskan bahwa walaupun Thalut itu petani biasa, namun ia pandai strategi perang, tubuhnya
kekar dan kuat, dan pandai tentang ilmu tata negara. Baru akhirnya mereka mau menerima
Thalut sebagai Raja mereka.
B. Kisah Jalut dan Daud
Thalut mengajak orang-orang yang tak punya ikatan rumah tangga dan perdagangan ke
medan perang. Dengan memilih orang-orang terbaik itu, ia berharap mereka dapat memusatkan
diri pada pertempuran dan tak terganggu dengan urusan rumah tangga dan perdagangan.
Salah seorang anak muda yang ikut dalam barisan Thalut adalah seorang remaja bernama Daud.
Ia diperintah oleh ayahnya untuk menyertai kedua kakaknya yang maju ke medan perang. Daud
tidak diperkenankan maju ke garis depan, ia hanya ditugaskan untuk melayani kedua kakaknya.

Tempatnya di garis belakang. Jika kakaknya lapar atau haus, dialah yang melayani dan
menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka.
Tentara Thalut sebenarnya tidak seberapa banyak. Jauh lebih banyak dan lebih besar tentara
Jalut Sang Penindas (Goliath). Jalut sendiri adalah seorang panglima perang yang bertubuh besar
seperti raksasa. Setiap orang yang berhadapan dengannya selalu binasa. Tentara Thalut gemetar
saat melihat keperkasaan musuh-musuhnya itu. Demi melihat tentaranya ketakutan, Thalut
berdoa kepada Allah, "Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir."
Maka dengan kekuatan doa itu mereka menyerbu tentara Jalut. Tak mengira lawan yang
berjumlah sedikit itu mempunyai keberanian bagaikan singa terluka, akhirnya pasukan Jalut
dapat diporak-porandakan dan lari tercerai berai.
Tinggallah Jalut Sang Panglima dan beberapa pengawalnya yang masih tersisa. Thalut dan
pengikutnya tak berani berhadapan dengan raksasa itu. Lalu Thalut mengumumkan, siapa yang
dapat membunuh Jalut maka ia akan diangkatnya sebagai menantu. Tak disangka dan diduga,
Daud yang masih berusia remaja tampil ke depan, minta izin kepada Thalut untuk menghadapi
Jalut. Mula-mula Thalut ragu, mampukah Daud yang masih sangat belia itu mengalahkan Jalut?
Namun setelah didesak oleh Daud, akhirnya ia mengizinkan anak muda itu maju ke medan
perang.
Dari kejauhan Thalut mengawasi sepak terjang Daud yang menantang Jalut. Jalut memang
sombong. Ia telah berteriak berkali-kali, menantang orang-orang Israil untuk berperang tanding.
Ia juga mengejek bangsa Israil sebagai bangsa pengecut dan hinaan-hinaan lainnya yang
menyakitkan hati. Tiba-tiba Daud muncul di hadapan Jalut. Jalut tertawa terbahak-bahak melihat
anak muda itu menantangnya duel. Daud tidak membawa senjata tajam. Senjatanya hanya
ketapel. Berkali-kali Jalut melayangkan pedangnya untuk membunuh Daud, namun Daud dapat
menghindar dengan gesitnya. Pada suatu kesempatan, Daud berhasil melayangkan peluru
ketapelnya tepat di antara kedua mata Jalut. Jalut berteriak keras, roboh dengan dahi pecah, dan
tewaslah ia. Dengan demikian menanglah pasukan Thalut melawan Jalut. Sesuai janji, Daud lalu
diangkat sebagai menantu Raja Thalut. Ia dinikahkan dengan putri Thalut yang bernama Mikyai.
Daud menjadi Raja

Disamping menjadi menantu Raja, Daud juga diangkat sebagai penasihatnya. Ia dihormati
semua orang, bahkan rakyatnya seolah lebih menghormati Daud daripada Thalut. Hal ini
membuat Thalut iri hati. Karenanya ia berusaha mencelakakan Daud ke medan perang yang sulit.
Daud ditugaskan membasmi musuh yang jauh lebih kuat dan lebih besar jumlahnya. Namun
Daud justru memenangkan pertempuran itu dan kembali ke istana dengan disambut luapan
kegembiraan rakyatnya. Thalut makin merasa iri dan tersaingi atas kepopuleran Daud di mata
rakyatnya. Ia terus mencoba membunuh dan menyingkirkan Daud dengan berbagai cara, namun
selalu menemui kegagalan. Daud seolah selalu dilindungi Allah.
Akhirnya terjadilah perang Jalbu' antara Thalut dan Daud serta pendukung mereka. Dalam
peperangan itu Thalut tewas. Setelah kematian Thalut dan putra mahkotanya yang juga mati
dalam pertempuran tsb, maka rakyat langsung mengangkat Daud sebagai Raja Israil.
C. Mukjizat Nabi Daud AS
Allah SWT menurunkan kitab Zabur bagi Nabi Daud AS. Selain Zabur, keistimewaan Nabi
Daud AS lainnya adalah setiap pagi dan senja gunung-gunung bertasbih atas perintah Allah SWT
mengikuti tasbihnya. Nabi Daud AS juga memahami bahasa burung-burung. Binatang juga
mengikuti tasbih Nabi Daud AS.
Keistimewaannya dalam beribadah ini diterangkan dalam surat Shd: 17-19 dan Saba': 10.
Selain itu kerajaannya yang kuat belum pernah sekalipun dapat terkalahkan. Sebaliknya,
Nabi Daud AS selalu mendapat kemenangan dari semua lawannya. Ia menduduki takhta kerajaan
selama 40 tahun.
Diantaranya mukjizatnya adalah Nabi Daud dapat melunakkan besi seperti lilin, kemudian ia
dapat merubah-rubah bentuk besi itu tanpa memerlukan api atau peralatan apapun. Dari besi itu,
ia dapat membuat baju besi yang dikokohkan dengan tenunan dari bulatan-bulatan rantai yang
saling menjalin secara berkesinambungan. Jenis baju ini membuat pemakainya lebih bebas
bergerak, karena tidak kaku seperti baju besi biasa yang dibuat dari besi lembaran.
Tentang mukjizatnya ini disebutkan dalam surat Saba': 10 dan Al-Anbiy': 80.
Nabi Daud juga dikaruniai suara yang sangat merdu sekali. Kitab Zabur yang diturunkan
kepadanya selain berisi pelajaran dan peringatan, juga berisi nyanyian puji-pujian kepada Tuhan.
Nyanyian ini sering juga disebut dengan Mazmur.

Nabi Daud membagi hari-harinya menjadi 4 bagian. Sehari untuk beribadah, sehari ia
menjadi hakim, sehari untuk memberikan pengajaran, dan sehari lagi untuk kepentingan pribadi.
Ia juga suka berpuasa. Ia melakukan puasa dua hari sekali, sehari berpuasa, sehari lagi tidak.
Peringatan Allah pada Nabi Daud AS
Para nabi adalah manusia yang menjadi contoh teladan umat. Jika ia melakukan kesalahan,
maka Allah segera memperingatkannya untuk meluruskan kesalahannya itu. Demikian pula
halnya dengan Nabi Daud. Ia memiliki istri 99 orang. Ketika itu memang tidak ada pembatasan
jumlah istri yang boleh dimiliki oleh seorang lelaki. Seorang lelaki biasa untuk memiliki banyak
istri, terlebih lagi bagi seorang raja. Nabi Daud ingin menggenapkan istrinya menjadi 100 orang.
Pada suatu hari, datanglah dua orang lelaki mengadu kepada Nabi Daud. Seorang di antara
mereka berkata, "Saudaraku ini memiliki kambing 99 ekor, sedang aku hanya memiliki seekor,
tetapi ia menuntut dan mendesakku agar menyerahkan kambingku yang seekor itu kepadanya,
supaya jumlah kambingnya menjadi genap 100 ekor. Ia membawa berbagai alasan yang tak bisa
kubantah karena aku tak pandai berdebat."
Daud lalu bertanya pada lelaki yang satu lagi, "Benarkah ucapan saudaramu itu?"
"Benar," jawab lelaki itu. Berkatalah Daud dengan marah, "Jika demikian halnya, maka
saudaramu telah berbuat zalim. Aku tidak akan membiarkanmu meneruskan perbuatanmu yang
semena-mena itu atau engkau akan mendapat hukuman pukulan pada wajah dan
hidungmu!"."Hai Daud!" kata lelaki itu, "Sebenarnya engkaulah yang pantas mendapat hukuman
yang kau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau telah mempunyai 99 istri? Tetapi mengapa
kau masih menyunting lagi seorang gadis yang sudah bertunangan dengan pemuda yang menjadi
tentaramu sendiri? Padahal pemuda itu sangat setia dan berbakti kepadamu." Nabi Daud
tercengang mendengar ucapan yang tegas dan berani dari lelaki itu. Ia berpikir keras, siapakah
sesungguhnya kedua orang ini? Tetapi tiba-tiba kedua pria itu sudah hilang lenyap dari
pandangannya. Tahulah Nabi Daud bahwa ia telah diperingatkan Allah melalui malaikat-Nya. Ia
segera bertaubat memohon ampun kepada Allah, dan Allah menerima taubatnya.
Pelanggaran terhadap Hari Sabath
Suatu ketika rakyat Nabi Daud AS bersepakat untuk melanggar ketentuan yang menyatakan
hari Sabtu (Sabath) sebagai hari besar untuk Bani Israil, sebagaimana yang telah diajarkan oleh

Nabi Musa AS. Hari Sabat dikhususkan untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT,
menyucikan hati dan pikiran dengan berzikir dan bersyukur atas segala nikmat yang telah
diberikan-Nya, serta memperbanyak amal dan diharamkan melakukan kesibukan-kesibukan yang
bersifat duniawi. Penduduk desa Ailat di tepi Laut Merah juga mematuhi perintah itu. Pada hari
Sabtu mereka tidak menangkap ikan, tetapi pada hari Sabtu itu justru ikan-ikan di laut banyak
menampakkan diri. Akhirnya penduduk Ailat tidak dapat menahan diri untuk melanggar larangan
hari Sabtu itu. Hari Sabtu mereka gunakan untuk mengumpulkan ikan. Azab Allah SWT pun
turun kepada mereka. Wajah mereka diubah menjadi wajah yang amat buruk, kemudian terjadi
gempa bumi yang dahsyat. Kisah ini diriwayatkan dalam surat Al-A'rf: 163-166
.
Asal-usul Baitul Maqdis
Pada suatu hari, berjangkitlah penyakit kolera di wilayah kerajaan yang dikuasai Nabi Daud
AS. Banyak rakyat yang mati karena penyakit ini. Nabi Daud kemudian berdoa kepada Allah
agar menghilangkan wabah ini, maka hilanglah penyakit itu. Untuk menunjukkan rasa
syukurnya kepada Allah, maka Nabi Daud mengajak putranya, Sulaiman, untuk membangun
tempat suci, yaitu Baitul Maqdis, yang sekarang kita kenal sebagai Masjidil Aqsha di Yerusalem,
Palestina. Tempat inilah yang menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Ka'bah.
***

Anda mungkin juga menyukai