Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya dengan
tersusunnya Makalah Panislamisme. Makalah ini merupakan tugas sekolah mata pelajaran
Sejarah Minat . makalah ini disusun dari berbagai sumber yang ada. Terlepas dari itu, kami
menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini, baik dalam ragam dan
kedalaman materi.

Untuk itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun agar bisa memperbaiki kekurangan tersebut. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada ibu Faerulia S.Pd selaku guru Sejarah Minat kelas XI IPS yang telah memberikan tugas
ini. Begitu pula sumber-sumber dari internet yang tidak tersebut namanya, telah banyak
membantu kami mengerjakan tugas dalam mengutip makalah ini, kamu menghaturkan terima
kasih.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pan Islamisme secara klasik dapat diartikan sebagai penyatuan seluruh dunia Islam bahwa suatu
kekuasaan politik dan agama yang di kepalai oleh seseorang khalifah, Pengertian Pan Islamisme
secara modern adalah bahwa kepemimpinan tersebut hanya meliputi bidang agama. Untuk
perkembangan selanjutnya, Pan Islamisme hanya menyatukan seluruh umat Islam dalam suatu
ikatan setia kawan atau menghidupkan ukhuwah Islamiyah dikalangan dunia Islam. Ketika
berbicara mengenai politik biasanya terbayangkan cara untuk mencapai tujuan yang tidak
terlepas dengan kedudukan misalnya, dalam perebutan jabatan, kekuasaan, kepemimpinan, dan
lain sebagainya.
Pan-Islamisme berarti memiliki satu pandangan dalam kerja sama untuk mempertahankan
eksistensi Islam. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam.
Seperti yang sudah disebutkan bahwa Pan-Islamisme merupakan pandangan tentang perlunya
persatuan seluruh umat Islam dalam menegakkan agama Islam di seluruh dunia tanpa batasan
ras, suku bangsa, bahasa. Serta persatuan seluruh kelompok-kelompok Islam terlepas dari
metode penafsiran serta aliran yang digunakannya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan panislamisme?
b. Bagaimana sejarah panislamisme?
c. Siapa saja tokoh yang terlibat panislamisme
d. Apa saja dampak dampak panislamisme?
e. Apa saja pengaruh panislamisme bagi umat islam didunia?

C. Tujuan
1. Siswa dapat mengetahui definisi panislamisme
2. Siswa dapat mengetahui sejarah panislamisme
3. Siswa dapat mengetahui tokoh tokoh yang terlibat dalam panislamisme
4. Siswa dapat mengetahui dampak dampak panislamisme

2
5. Siswa dapat mengetahui pengaruh panislamisme

D. Manfaat

Mengetahui pengertian panislamisme serta tokoh yang berperan dan dampaknya yang
digunakan untuk menggali informasi dan pengetahuan bagi para siswa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Panislamisme
Pan Islamisme secara klasik dapat diartikan sebagai penyatuan seluruh dunia Islam
bahwa suatu kekuasaan politik dan agama yang di kepalai oleh seseorang khalifah, Pengertian
Pan Islamisme secara modern adalah bahwa kepemimpinan tersebut hanya meliputi bidang
agama. Untuk perkembangan selanjutnya, Pan Islamisme hanya menyatukan seluruh umat Islam
dalam suatu ikatan setia kawan atau menghidupkan ukhuwah Islamiyah dikalangan dunia Islam.
Ketika berbicara mengenai politik biasanya terbayangkan cara untuk mencapai tujuan yang tidak
terlepas dengan kedudukan misalnya, dalam perebutan jabatan, kekuasaan, kepemimpinan, dan
lain sebagainya.
Pan-Islamisme berarti memiliki satu pandangan dalam kerja sama untuk
mempertahankan eksistensi Islam. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting
dalam Islam. Seperti yang sudah disebutkan bahwa Pan-Islamisme merupakan pandangan
tentang perlunya persatuan seluruh umat Islam dalam menegakkan agama Islam di seluruh dunia
tanpa batasan ras, suku bangsa, bahasa. Serta persatuan seluruh kelompok-kelompok Islam
terlepas dari metode penafsiran serta aliran yang digunakannya.

B. Sejarah Panislamisme
Pan-Islamisme adalah sebuah gerakan dan juga gagasan untuk menyatukan kaum
muslimin, kemudian membangun dunia islam di bawah satu pemerintahan dan mengusir
penjajahan dunia Barat atas dunia Islam. Gagasan Pan-Islamisme lahir atas pemikiran
Jamaluddin Al-Afghani. Saat itu Jamaluddin sedang berada di Mesir. Ia melihat betapa
miskinnya negara itu, kemudian merasa aneh dengan kondisi Mesir yang sangat gersang, padahal
tanahnya subur dan kaya.

Mesir yang pada saat itu mengalami permasalahan ekonomi, membuat banyak bangsa asing
(dominan bangsa barat) masuk dan ikut campur dalam masalah ini. Akan tetapi, campur tangan
asing ini justru membuat Mesir semakin memburuk. Mesir terus dieksploitasi. Melihat hal ini,
Jamaluddin mulai giat berusaha membangun kesadaran bangsa timur bahwa bangsa barat telah

4
mengeksploitasi bangsa mereka. Selain Mesir, campur tangan bangsa barat terutama Inggris dan
Amerika, juga dirasakan oleh tokoh-tokoh Islam di Afganistan, Irak, Iran, dan India. Kejadian
inilah yang mendorong Jamaluddin Al-Afghani terus mendorong persatuan umat-umat Islam di
dunia, dan berkembanglah paham Pan-Islamisme. Nah, untuk isi dari gerakan Pan-Islamisme,
bisa kita lihat dari teori pembaharuan Sayyid Jamaluddin Al-Afghani.
Pan-Islamisme merupakan sebuah ideologi politik yang mengajarkan bahwa umat Islam di
seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari kolonialisme dan imperialisme bangsa
Barat. Konsep dasar Pan-Islamisme dicetuskan oleh Jamaluddin Al-Afghani pada akhir abad ke-
19 Masehi. Dalam buku Aliran Modern dalam Islam: Mengenal Pokok-Pokok Pemikiran Para
Pemukanya (1982) karya M. Yusran Asmuni, konsep pembaharuan Al-Afghani dalam Pan-
Islamisme mencakup tiga hal, yaitu:
● Musuh utama kemajuan umat Islam adalah penjajahan bangsa Barat.
● Umat Islam harus harus menentang penjajahan dimanpun dan kapanpun.
● Umat Islam harus memiliki persatuan ideologi untuk memajukan peradaban Islam.
Kemunculan ideologi Pan-Islamisme tidak dapat terlepas dari kondisi sosio-historis umat
Islam yang mengalami kemunduran pada abad 18 hingga 19 Masehi. Secara lebih detail, berikut
merupakan faktor-faktor yang melatar belakang kemunculan pan-Islamisme, yaitu
● Adanya ekspansi militer, ekonomi dan kebudayaan bangsa-bangsa Barat di negara Islam
Timur Tengah
● Adanya perpecahan dari umat Islam yang disebabkan oleh konflik antar golongan
● Sistem absolutisme kerajaan Islam menyebabkan penyelewengan-penyelewangan di
segala aspek kehidupan bernegara
● Perkembangan intelektual umat Islam yang lambat karena cenderung tertutup terhadap
perkembangan zaman.
Paham Pan-Islamisme ini kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1924. Dalam
perkembangannya, paham Pan Islamisme berkembang menjadi organisasi politik yang turut
berjuang melawan penjajah, demi merebut kemerdekaan. Tentunya, mereka melakukannya
melalui jalan-jalan Islam. Salah satu organisasi atau partai pertama yang berperang penting
dalam pergerakan Pan-Islamise di Indonesia adalah Sarekat Islam.
Gagasan Pan-Islamisme lahir atas pemikiran Jamaluddin Al-Afghani. Saat itu Jamaluddin
sedang berada di Mesir. Ia melihat betapa miskinnya negara itu, kemudian merasa aneh dengan

5
kondisi Mesir yang sangat gersang, padahal tanahnya subur dan kaya. Mesir yang pada saat itu
mengalami permasalahan ekonomi, membuat banyak bangsa asing (dominan bangsa barat)
masuk dan ikut campur dalam masalah ini. Akan tetapi, campur tangan asing ini justru membuat
Mesir semakin memburuk. Mesir terus dieksploitasi. Melihat hal ini, Jamaluddin mulai giat
berusaha membangun kesadaran bangsa timur bahwa bangsa barat telah mengeksploitasi bangsa
mereka. Selain Mesir, campur tangan bangsa barat terutama Inggris dan Amerika, juga dirasakan
oleh tokoh-tokoh Islam di Afganistan, Irak, Iran, dan India. Kejadian inilah yang mendorong
Jamaluddin Al-Afghani terus mendorong persatuan umat-umat Islam di dunia, dan
berkembanglah paham Pan-Islamisme. Nah, untuk isi dari gerakan Pan-Islamisme, bisa kita lihat
dari teori pembaharuan Sayyid Jamaluddin Al-Afghani.
Paham Pan-Islamisme ini kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1924. Dalam
perkembangannya, paham Pan Islamisme berkembang menjadi organisasi politik yang turut
berjuang melawan penjajah, demi merebut kemerdekaan. Tentunya, mereka melakukannya
melalui jalan-jalan Islam. Salah satu organisasi atau partai pertama yang berperang penting
dalam pergerakan Pan-Islamise di Indonesia adalah Sarekat Islam. Nah, kalau Sarekat Islam
melemah, artinya posisi umat Isalm di Indonesia pun ikut melemah. Kenapa? Karena Sarekat
Islam dianggap satu-satunya partai politik bagi orang Islam yang berlatarbelakang bidang sosial
dan pendidikan.
Gerakan Pan-Islamisme di Indonesia muncul dan berkembang atas dasar gagasan
Tjokroaminoto. Tjokroaminoto berpendapat bahwa, Islam itu mencakup kebebasan umat seluas-
luasnya terkait dengan politik dan ekonomi. Ia menganggap, Islam telah menggariskan
persaudaraan yang harus dilakukan oleh umat Islam di negara manapun, tanpa memandang suku,
ras, bangsa, dan kelas. Tjokroaminoto juga mengatakan jika sejarah dan ajaran Islam itu sering
melukiskan bahwa orang asing sekalipun bisa menjadi sahabat karib. Bahkan dapat melebihi
hubungan saudara dari satu silsilah. Kemudian, munculnya paham ini di Indonesia juga
dipengaruhi oleh peserta-peserta haji Indonesia yang banyak menetap di Mekkah untuk menuntut
ilmu. Setelah beberapa menetap dan dirasa ilmu yang didapatkan sudah cukup menjadi bekal,
banyak ulama asal Indonesia yang dapat berhubungan dengan dunia Internasional Islam.
Selanjutnya berkembanglah rasa persaudaraan dan persatuan antar sesama umat muslim. Puncak
dari perasaan-perasaan tersebut yaitu ketika Kesultanan Turki Utsmaini mengembangkan
pergerakan Pan-Islamismenya di Hindia Belanda.

6
C. Tokoh-Tokoh Panislamisme
Berikut tokoh-tokoh gerakan nasionalis dunia Islam yang menggunakan Pan-
Islamisme sebagai ideologi perlawanan :
1. At Tahtawi (1801-1873)

At Tahtawi adalah seorang tokoh pembaharu Islam dari Mesir yang pernah
mengemukakan pendapatnya tentang kondisi umat Islam dengan memunculkan dua
gagasan yaitu Islam dan Patriotisme, menurutnya Islam dan Patriotisme ini tidaklah
bertantangan karena dua ide tersebut dapat berkembang dan menjelma menjadi dua
bentuk persaudaraan yaitu Ukhuwah islamiah dan ukhuwah Wathaniyah.
2. Sultan Abdul Hamid II

Sultan Abdul Hamid ketika naik ke singgasana pemerintahan Ustmani pada tahun
1876. Dalam buku (Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah) di jelaskan "Tatkala
Sultan Abdul Hamid telah pulih dan dia telah berhasil menyingkirkan orang-orang yang
terpengaruh dengan dengan pemikiran Eropa dari lingkungan kekuasaannya dan menjadi

7
pemimpin negara dengan kepemimpinan yang penuh semangat dan energik. Maka sultan
mulai memperhatikan pemikiran Pan Islamisme"
Sultan Abdul Hamid menegaskan keberpihakannya kepada Pan Islamisme dilihat dari
buku catatan hariannya dengan menuliskan. Pentingnya melakukan gerakan menanamkan
kembali makna ukhuwah Islamiyyah diantara kaum muslimin dunia. Baik di China,
India, Afrika tengah dan di tempat-tempat lain. Bahkan termasuk didalamnya iran.
3. Jamaluddin Alafghani (1839-1897)

Alafghani adalah seorang aktivis politik, nasionalis Islam dan juga sebagai
perintis Pan Islamisme dimana lebih memperjuangkan kaum muslim terhadap dominasi
politik barat dibandingkan masalah teologi. Semua pemikiran beliau dapat dilihat pada
tulisan dalam majalah Al Urwat Al Wuthqa.
Jamaluddin Alafghani membawa kaum muslim memasuki dunia lebih terbuka. Meskipun
menghadapi realitas adanya kemajemukan bangsa, budaya dan agama, tetap optimis
menegakkan dan mengkampanyekan pemikiran Pan Islamismenya. Jamaluddin
berpandangan perpecahan dikalangan penganut agama lebih banyak disebabkan oleh
pedagang agama, merekalah yang menimbulkan isu perselisihan dan menjual untuk
mengambil keuntungan pribadi.

8
4. Muhammad Abduh (1849-1950)

Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari Mesir dan salah satu
penggagas gerakan modernisasi islam, salah satu langkah yang dilakukan oleh
Muhammad Abduh ialah mengusung gerakan Pan Islamisme untuk menentang
penjajahan Eropa di negara-negara Afrika dan Asia.
Abduh juga mengembangkan sistem pendidikan Islam pada tahun 1884 dan berpendapat
bahwa ' Islam akan maju bila umatnya mau belajar, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga
ilmu sains. Pemikirannya ini menginspirasi organisasi-organisasi Islam dunia salah satu
organisasi yang terpengaruh ialah Muhammadiyah di Indonesia.

D. Dampak Panislamisme
Pengaruh Pan Islamisme ini, khususnya dalam bidang agama, menyatakan bahwa
kitab tafsir ―Al-Manar‖ karangan Muhammad Abduh yang diterbitkan oleh Muhammad
Rasyid Ridha memperoleh tempat di hati para pemimpin masyarakat Islam di Indonesia
sehingga gerakan pembaharu itu melahirkan Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember
1912. Tentang Al-Jam‘iyat Al-Khairiyah sebagai organisasi berhaluan non politik
(agama) banyak mendatangkan guru dari tanah Arab, seperti Syekh Muhammad Noer
yang pernah belajar langsung pada Muhammad Abduh. Dalam mengembangkan
pemikiran, murid-murid diberikan pengertian dalam daya kritik, bukan hafalan.Di
Indonesia, telah di bentuk ide Pan Islamisme yang dikemukakan Jamaluddin Al-Afghani
antara lain, sarekat Islam yang didirikan pada tahun 1912 M. tujuan sarekat Islam ini
untuk mempertahankan kepentingan ekonomi orang Islam di Indonesia lama kelamaan

9
Jamaluddin Al-Afghani mulai bertukar pada suatu pergerakan massa yang menentang
penyalahgunaan kuasa

E. Pengaruh Panislamisme

Pada perkembangannya, Pan-Islamisme mampu menarik perhatian dari masyarakat


Islam. Mereka menerapkan gagasan Pan-Islamisme dalam aspek agama, politik,
pendidikan, sosial dan budaya. Dalam buku Gerakan Islam Abad XX (1986) karya
Murtadha Muthahhari, pengaruh Pan-Islamisme mampu membangkitkan kesadaran umat
Islam untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa
Barat. Selain itu, ideologi Pan-Islamisme juga dijadikan dasar dalam melawan
absolutisme dari penguasa dunia Islam.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pan Islamisme adalah paham politik yang lahir pada perang dunia II tahun 1932 di dunia
Timur yang bertujuan untuk menyatuhkan umat islam sedunia. Paham ini bermula dari gagasan
Jamaluddin Alafghani dalam bukunya yang berjudul Al-a'mal Al-Kamila kemudian berkembang
menjadi perjuangan penyatuan umat Islam di bawah satu negara Islam yang umumnya di sebut
kekhalifahan. Kondisi dunia Islam yang dijadikan permainan politik bangsa baratlah yang
memunculkan niat kuat untuk menggalang dukungan dan membentuk pemikiran bersama dalam
penyatuan dunia Islam yang disebut Pan Islamisme itu.

B. Saran

Diharapkan isi dari Makalah ini dapat dilengkapi lagi dengan berbagai macam sumber
literatur yang lain selain berpacu dari makalah ini. Diharapkan para pembaca juga
membandingkan isi dari makalah ini dengan isi dari literatur lain. Diharapkan dengan membaca
Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim Nasbi. 2019. Jamaluddin Al-Afghani (Pan-Islamisme dan Ide lainnya). Jurnal Diskursus
Islam 7 (1), 70-79.

Rais, Amin. 1996. Cakrawala Islam. Bandung: Mizan.

12

Anda mungkin juga menyukai