Identitas Guru
Nama Sekolah : SMAN 65 JAKARTA
Nama : Yuliana Rahayu, S.Pd
NUPTK : 7158753655300013
NIP/NRK : 197508262017082002 / 194557
Tempat Tanggal Lahir : Karanganyar, 26 Agustus 1975
Jenis Kelamin : Perempuan
Pangkat/ Gol Ruang/TMT : Penata Muda? III A
Alamat Sekolah : Jl. Raya Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Alamat Rumah : Gg Asem Rt 06/06 No 30 B Kedoya Utara, Jakarta
Barat
Membenarkan bahwa semua isi dalam laporan pengembangan diri ini adalah sesuai dengan
Materi kegiatan yang telah diikuti.
A. LATAR BELAKANG
Anak Berkebutuhan khusus sampai sekarang ini masih ada yang mengalami
kendala dalam mendapatkan pendidikan di sekolah Reguler. Banyak orang
beranggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus sebaiknya mendapatkan
pendidikan khusus di SLB . Sesuai dengan Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi
mengenai Pendidikan Kebutuhan Khusus(1994), Salamanca, Spanyol
“Sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik,
intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau kondisi anak lainnya”
Selain itu ada beberapa kebijakan yang mengatur tentang pendidikan yaitu sebagai
berikut :
1. Nasional
• UUD 1945 Pasal 31 (1) bahwa “Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat
pengajaran”.
• Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989, pasal 5 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa, “Setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan”. Secara khusus dalam Pasal 8 ayat (1) menyebutkan
bahwa “Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak
memperoleh pendidikan luar biasa”.
• Undang-Undang No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat
• Undang-undang No: 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
• Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
• UU No 8 tahun 2016 tentang Penyadang Disabilitas
B. TUJUAN
Tujuan dari pengembangan diri ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
penulis sebagai guru, Baik kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional,
Kompetensi Managerial dan kompetensi sosial didalam melayani siswa/i yang
memiliki beragam kebutuhan.
C. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan Pengembangan diri ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Guru, Mengembangkan kompetensi Guru di dalam melayani peserta didik
yang memeiliki kebutuhan beragam.
2. Bagi Siswa ABK, mendapatkan Pelayanan Pendidikan yang maksimal dan sesuai
kebutuhannya
3. Bagi Siswa umum, Melatih siswa didalam mengembangkan kompetensi sosial
sehingga peserta didik dapat melatih empatinya kepada peserta didik lain yang
memiliki perbedaan dengan dirinya.
4. Bagi Sekolah, akan mampu memberikan layanan yang berkualitas kepada peserta
didik, terutama ABK.
5. Bagi Orangtua/masyarakat, mendapatkan jaminan layanan pendidikan yang
berkualitas bagi putera/inya
6. Bagi Pemerintah, akan memberikan jaminan layanan pendidikan yang berkualitas
kepada seluruh warga negara.
BAB II
A. TUNAGRAHITA
C. AUTISME
Edi Purwanta (2005) mengatakan anak autis sebagai anak yang mengalami hambatan
perkembangan yang sangat kompleks.
Hambatan kognitif
Hambatan Bahasa
Hambatan perilaku (pola perilaku repetitif dan resistensi, artinya: tidak mudah
mengikuti dan menyesuaikan terhadap perubahan rutinitas)
Hambatan komunikasi (verbal dan non-verbal)
Kesulitan berimajinasi (terbatasnya aktifitas bermain, hanya mencontoh, mengikuti
secara kaku dan berulang-ulang)
Hambatan social
Karakteristik Khusus :
Ajarkan rutinitas sedikit demi sedikit dan gunakan simbol-simbol gambar untuk
mewakili kegiatan
Buatlah jadwal kegiatan dengan waktu sesuai dengan kemampuan konsentrasi anak
Ajarkan komunikasi eksperimen
Kembangkan dan gunakan clue-clue visual untuk memahami aturan
Koreksi langsung dengan instruksi pendek disertai dengan clue visual
Gunakan komunikasi gambar
Buat kesepakatan dengan aturan yang jelas dan tegas
Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak
normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu
memusatkan perhatian.
Sebagian besar kasus ADHD dengan gejala yang meliputi:
KARAKTERISTIK KETUNARUNGUAN:
A. Di bidang bahasa
Miskin dalam kosakata
Terganggu bicaranya
Bahasa merupakan interaksi mereka dengan hal-hal yang konkret
B. Bidang sosial dan Emosi
Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat
Perasaan cemburu dan salah sangka, diperlakukann tidak adil
Kekurangan bahasa lisan dan tulisan seringkali menyebabkan anak menafsirkan
sesuatu negatif atau salah dalam hal pengertiannya. Hal ini disebabkan karena
tekanan pada emosinya
C.
Kognisi anak tuna rungu
Aspek intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah, namun aspek
intelegensi yang bersumber pada penglihatan dan motorik akan berkembang
dengan cepat
Layanan bagi anak tuna rungu:
Gunakan gambar dalam memperkenalkan kata/konsep baru
Bicara berhadapan muka dengan muka agar gerak bibir dan mimik terlihat
Bicara dengan artikulasi yang jelas
Gunakan bahasa isyarat
Gunakan bahasa tubuh (menggeleng, mengangguk, dll)
Gunakan komunikasi tulis
Untuk latihan bicara bibir dapat menggunakan cermin untuk meniru bentuk dan
gerakan mulut
G. TUNA LARAS
Individu yang mempunyai tingkah laku menyimpang/ berkelainan, tidak
memiliki sikap, melakukan pelanggaran terhadap peraturan / norma -norma sosial
dengan frekuensi cukup besar, tidak/ kurang mempunyai toleransi terhadap
kelompok atau orang lain, serta mudah terpengaruh suasana, sehingga membuat
kesulitan bagi diri sendiri maupun orang lain
Karakteristik tuna laras :
1. Sering melakukan tindakan agresif, merusak dan mengganggu.
2. Bersikap membangkang dan suka berbohong
3. Emosional
4. Sering bertindak melanggar norma sosial / hukum
5. Ketidak mampuan menjalin relasi dengan orang lain, mempunyai perasaan
tertekan
Karakteristik Akademik
Kelainan perilaku mengakibatkan penyesuaian sosial dan sekolah yang buruk.
Akibatnya, dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut :
- Hasil belajar di bawah rata-rata.
- Sering berurusan dengan guru BK.
- Sering membolos, tidak naik kelas
- Sering melakukan pelanggaran, baik di sekolah maupun di masyarakat, dll
Karakteristik Sosial
Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain:
• Perilaku itu tidak diterima masyarakat, biasanya melanggar norma budaya.
• Perilaku itu bersifat menggangu, dan dapat dikenai sanksi oleh kelompok
sosial.
• Perilaku itu ditandai dengan tindakan agresif, yaitu :
Tidak mengikuti aturan.
Bersifat mengganggu.
Bersifat membangkang dan menentang.
Tidak dapat bekerjasama.
• Melakukan tindakan yang melanggar hukum dan kejahatan remaja.
Karakteristik Emosional
• Hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, misalnya tekanan batin dan
rasa cemas.
• Ditandai dengan rasa gelisah, rasa malu, rendah diri, ketakutan dan sifat
perasa/sensitif.
Layanan bagi anak tuna laras :
Konsultasi dengan pihak profesional
Melibatkan dalam kegiatan-kegiatan positif.
Mencari kegiatan yang diminati anak.
Keluarga memberi contoh tentang sikap dan nilai berprilaku yang bisa
menjadi tauladan anak.
Menanamkan sifat kejujuran.
Di didik mengenal emosi, melatih kontrol diri anak dan mengajarkan
berperilaku asertif (ketrampilan dimana anak mengungkapkan emosi
dengan simpati ataupun empati serta bagaimana cara mendapatkan hak
dengan tidak melanggar hak orang lain).
Masukan ke sekolah terdekat dengan keinginan anak.
H. GANGGUAN PENGLIHATAN
1. Tunanetra
Orientasi mobilitas merupakan suatu proses penggunaan semua indra yang
masih berfungsi untuk menentukan posisi seseorang terhadap benda-benda
penting yang ada di sekitarnya.
Keterbatasan Tunanetra
* Tunanetra variasi dalam konsep
* Sulit menemukan sesuatu
* Keterbatasan mengontrol lingkungan
Komponen Orientasi :
a. Ciri medan
b. Petunjuk
c. Sistem penomoran
d. Pengukuran
e. Mata angin
f. Pengakraban diri
2. Low vision
3 Penyakit penyebab Low Vision :
a. Glukoma
b. High Myopia
c. Albino
SISTEM RUJUKAN
Rujukan merupakan
• Tindakan mengirim atau meminta siswa/orangtua menghubungi tempat atau pihak
lain guna mendapatkan pelayanan sesuai dengan permasalahannya spt: layanan
medis, layanan rehabilitas, dukungan sosial
• Alat penting guna memastikan terpenuhinya layanan berkelanjutan yang dibutuhkan
siswa untuk mengatasi masalah biopsikoosialnya.
Rujukan dilakukan saat :
3. Bila kebutuhan siswa diluar lingkup sekolah
4. Siswa memerlukan pelayanan tambahan
Panduan Rujukan :
• Mengupulkan dokumen yang hidup
• Harus diperbaharui secara berkelanjutan (1 tahun sekali)
• Dibagi sesuai dengan jenis pelayanan/masalah
contoh : medis, keswa, pendampingan, para pengguna narkoba, pendampingan
untuk disabilitas
Jenis Informasi
• Nama,alamat, no.telp, fax dan email
• Orang yang dapat dihubungi
• Cara, gambaran dan tarif
• Pelayanan yang diberikan
• Orientasi tertentu, misalnya agama
• Persyaratan khusus,dsb.
H. Tindak Lanjut
Tindak Lanjut yang dilakukan setelah mengikuti pelatihan adalah :
1. Penulis akan melakukan diseminasi kepada teman-teman guru di sekolah penulis
setelah berkoordinasi dengan Kepala sekolah
2. Mengimplementasikan hasil kegiatan di dalam memberikan pelayanan kepada
peserta didik
BAB III
PENUTUP
Pengembangan diri ini sangat baik dan perlu dilaksanakan secara terus menerus karena
manfaatnya banyak sekali bagi guru. Hal ini terbukti pada diri saya sendiri, setelah mengikuti
workshop/diklat banyak sekali tambahan ilmu untuk peningkatan diri dan untuk peningkatan
kualitas dalam pembelajaran.
Kami berharap semoga workshop/diklat sering dilaksanakan oleh Pemerintah/ LPMP /Dinas
Pendidikan/MGMP sehingga guru dapat mengembangkan dirinya secara maksimal karena
tanpa adanya kerja sama guru tidak akan bias mengembangkan dirinya sendiri, Mudah-
mudahan workshop/diklat dapat dilaksanakan secara terus - menerus dan berkelanjutan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Tugas
2. Rundown Pelatihan