Dalam Jaringan:
Tanggal 27 Mei – 03 Juni 2021
Disusun Oleh :
MARIA IMELDA SEUK BRIA, S.Pd
NIP. 198704072009042002
3. NIP : 198704072009042002
4. NRG : -
5. NUPTK : 2739-7656-6521-0022
8. Alamat Instansi :
Telpon/Fax : 082237902447
Email : misseinstein08@gmail.com
Disusun Oleh :
A. PENDAHULUAN
Program Guru Belajar seri Pendidikan Inklusif oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus merupakan
kegiatan dirancang untuk menjawab tantangan guru-guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi agar mereka mampu melayani keragaman peserta didik di
kelasnya masing-masing. Program ini dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan yaitu Bimbingan Teknis (Bimtek), Pelatihan, dan Pengimbasan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep keberagaman peserta didik, konsep dasar pendidikan inklusif dan sistem
layanan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu juga meningkatkan dan memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk melakukan
identifikasi, menyusun asesmen dan planning matrix, serta membuat program pembelajaran individual (PPI).Memberikan pengalaman kepada guru dalam mengikuti
kegiatan bimtek dan diklat secara daring.
C. PELAKSANA BIMTEK
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif dilaksanakan oleh Dirjen GTK Kementrian Penidikan dan Kebudayaan.
D. TEMPAT DAN WAKTU
Kegiatan Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif dilaksanakan tanggal 27 Mei - 03 Juni 2021 , bertempat di
https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/
E. TUJUAN BIMTEK
Tujuan dilaksanakannya Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif adalah untuk :
1. Mendapat pemahaman tentang latar belakang, tujuan umum, penyesuaian kebijakan, pengantar program, dan struktur program Guru Belajar Seri Pendidikan
Inklusif
2. Mendapat pemahaman tentang Konsep Keberagaman Peserta Didik, Jenis Hambatan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dan Kebutuhan Pembelajaran Peserta
Didik Berkebutuhan Khusus
3. Mendapat pemahaman tentang hakikat pendidikan inklusif, Sekolah Ramah Anak (SRA), dan Mekanisme Layanan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
4. Mendapat pemahaman tentang identifikasi, asesmen, dan program pembelajaran individual (PPI)
Pengamatan yang seksama mengenai kondisi dan perkembangan anak sangat diperlukan dalam melakukan identifikasi anak-anak berkebutuhan khusus di
sekolah oleh guru, dan ini dapat dilakukan guru pada awal siswa masuk sekolah. Untuk dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap, maka usaha identifikasi
perlu dilakukan dengan berbagai cara, selain melakukan pengamatan secara seksama, perlu juga dilakukan wawancara dengan orang tua ataupun keluarga lainnya.
Informasi yang telah diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk menemukenali dan menentukan anak-anak mengalami kesulitan/hambatan yang dialami,
sehingga dapat diketahui apakah anak tergolong: (1) tunanetra, (2), tunarungu, (3) tunagrahita, (4) tunadaksa (5) anak tunalaras, (6) anak dengan gangguan
spektrum autistik, dan (7) anak berbakat (gifted dan talented), atau anak dengan gangguan/hambatan lainnya.
b. Tujuan Identifikasi
1) Penjaringan (screening)
2) Pengalihtanganan (referal)
3) Klasifikasi
4) Perencanaan pembelajaran
5) Pemantauan kemajuan belajar
b. Planning Matrix
1) Pengertian
Planning matrix adalah mapping diskripsi tentang kondisi ABK secara individu yang menggambarkan tentang kondisi actual hambatan karakteristiknya,
dampak, strategi layanan dan media yang diperlukan dalam intervensi. Deskripsi mapping karakteristik kebutuhan khusus tersebut selanjutnya disusun skala
prioritas yang menggambarkan urutan urgensi masalah yang perlu segera ditangani. Oleh sebab itu dengan adanya planning matrix ini, guru pendidikan
khusus menjadi sangat terbantu, karena untuk menetapkan program layanan kebutuhan khusus, tinggal menyusun program layanan kebutuhan khusus
tersebut sesuai dengan skala prioritas yang telah diperoleh. Pada awalnya planning matrix ini dibuat untuk anak autis spectrum disorder, namun dalam
perkembangannya, ABK dengan hambatan lainnya juga menjadi sangat terbantu dengan plaanning matrix ini. Jenis hambatan/kelainan pada ABK yang
selanjutnya dapat dirumuskan.
2) Tujuan
a) Memetakan kondisi aktual akademik maupun kekhususan ABK berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan
b) Menganalisis dampak dari masing-masing aspek kondisi aktual ABK baik akademik maupun kekhususannya.
c) Menganalisis strategi layanan yang tepat pada ABK sesuai dengan kondisi dan kebutuhan khusus ABK baik akademik maupun kekhususannya.
3) 3. Fungsi
a) Memudahkan guru/terapis dalam menetapkan kondisi awal aktual (baseline) ABK baik aspek akademik maupun kekhususan.
b) Membantu guru/terapis dalam mempuan mapping kondisi ABK secara komprehensif.
9. Akomodasi Kurikulum
Bagaimana cara melakukan akomodasi kurikulum di sekolah inklusif? Akomodasi kurikulum yang dapat dilakukan bagi PDBK yang mengikuti pendidikan
di sekolah inklusif adalah melalui modifikasi dan adaptasi kurilkulum.
Model Modifikasi
Modifikasi berarti merubah atau menyesuaikan satu atau beberapa komponen kurikulum dengan menggunakan standar isi (KI-KD) standar kurikulum
nasional. Dalam kaitan dengan model kurikulum untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus, maka model modifikasi berarti cara pengembangan kurikulum,
dimana kurikulum umum yang diberlakukan bagi siswa-siswa reguler dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan siswa
berkebutuhan pendidikan khusus.
Dengan demikian, siswa berkebutuhan pendidikan khusus menjalani kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan mereka.
Modifikasi dapat diberlakukan pada empat komponen utama, yaitu tujuan, materi, proses, dan evaluasi.
Model Adaptasi
Adaptasi kurikulum bagi PDBK di sekolah inklusif meruapakan suatu keharusan. Mengingat bervariasnya kemampuan dan hambatan yang dimiliki oleh
PDBK. Adaptasi kurikulum dilakukan dengan melakukan penyesuaian pada salah satu atau beberapa komponen kurikulum dan memungkinkan melakukan
penyesuaian (menaikkan atau menurunkan) standar isi (KI dan KD).
Dalam artikel Toto Yulianto, (2012 : ..), berdasarkan grand design pendidikan inklusif nasional yang telah disepakati di Palembang tanggal 27-30
November 2007 bahwa yang menjadi substansi implementasi pendidikan inklusif adalah adaptasi. Adapun adaptasi itu meliputi kurikulum, pembelajaran,
media dan alat pembelajaran, bahan ajar, penilaian serta pelaporan hasil belajar.
Untuk melakukan adaptasi kurikulum perlu mempertimbangkan:
1) PDBK dengan kecerdasan rata-rata dapat menggunakan kurikulum reguler.
2) PDBK dengan kecerdasan di atas rata-rata (amat cerdas/ IQ ≥ 125) dapat diikutkan program akselerasi.
3) PDBK dengan kecerdasan di bawah rata-rata (IQ ≤ 90) dapat menggunakan mengadaptasi kurikum reguler sesuai dengan karakteristik PDBK ABK.
4) Jenis PDBK tertentu memerlukan program kurikulum plus yaitu program kurikulum tambahan yang bersifat rehabilitatif-kompensatif dan tidak ada di
sekolah reguler.
5) PDBK yang tidak mampu mengikuti alternatif a), b), c) di atas dapat digunakan program pembelajaran individual (PPI) dimana kurikulum disusun atas
dasar karakteristik PDBK secara individual.
Adapun pola yang dapat diterapkan sebagai berikut:
Membuang sebagian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dianggap kurang penting bagi kehidupan anak.
Membuang sebagian kompetensi dasar.
Menggunakan bagian awal dan membuang di bagian akhir baik pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan.
Membuang bagian awal dan menggunakan di bagian akhir baik pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan.
G. NARASUMBER
Narasumber Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif adalah oleh TIM guru belajar di Dirjen GTK Kementrian Penidikan dan
Kebudayaan.
H. PESERTA BIMTEK
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif diikuti oleh Guru semua jenjang di Seluruh Indonesia yang telah mendaftar
kegiatan Bimtek ini, Adapun kriteria peserta yang bisa mengikuti kegiatan ini adalah :
J. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dari Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif adalah sebagai berikut:
1. Peserta membuat laporan Bimtek dengan baik benar.
2. Mempersiapkan nilai pengembangan diri dan karya dalam pembelajaran untuk kenaikan pangkat sedini mungkin.
3. Dapat semakin tergerak untuk menerapkan : Pendidikan Inklusif
L. PENUTUP
Melalui Bimtek Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif diharapkan dapat meningkatkan semangat guru dalam mengambangkan
Perencanaan dan pengembangan Pembelajaran di Sekolah.
MATRIKS KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Inklusif