BIMBINGAN TEKNIS
GURU PEMBIMBING KHUSUS
TAHAP PEMAHAMAN
PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN 2022
Disusun Oleh:
2022
A. PENGANTAR
I. Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan bentuk reformasi pendidikan yang merangkul
keberagaman dan menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan persamaan hak dan
kesempatan, keadilan dan perluasan akses dan mutu pendidikan bagi semua. Pendidikan
inklusif sebagai suatu sistem harus mengakomodasi keterlibatan semua peserta didik
untuk mengikuti pendidikan tanpa kecuali. Implikasinya semua satuan layanan
pendidikan (formal dan nonformal) harus melayani semua peserta didik tanpa
mempedulikan keadaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau kondisikondisi lain,
anak-anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa (gifted and talented
children), pekerja anak dan anak jalanan, anak di daerah terpencil, anak-anak dari
kelompok etnik dan bahasa minoritas dan anak - anak yang tidak beruntung dan
terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca Statement, 1994). Dengan demikian
semua peserta didik memperoleh pendidikan yang adil dan berimbang (equity dan
equality) sesuai dengan kebutuhannya. Inilah yang dimaksud dengan merangkul atau
mengakomodasi keberagaman.
Layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif menjadi sebuah keniscayaan, ketika semua warga
negara mempunyai hak untuk mendapat layanan pendidikan yang bermutu. Pendidikan
yang bermutu tidak serta merta membutuhkan pelayanan yang sempurna, melainkan
layan pendidikan yang mampu mengakomodasi keberagaman peserta didik. Bentuk
akomodasi terhadap keberagaman peserta didik antara lain harus didukung oleh
kompetensi guru yang memadai. Sehingga guru yang bersangkutan mampu untuk
memberikan akomodasi yang layak bagi peserta didiknya. Kebijakan Pemerintah tentang
merdeka belajar, telah menyemangati kita semua untuk berbuat yang terbaik bagi peserta
didik kita.
Menurut undang-undang semua anak memiliki hak yang sama untuk memperoleh
layanan pendidikan yang bermutu, yaitu pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
mereka yang beragam. Inilah makna belajar merdeka dalam konteks pemeblajaran bagi
peserta berkebutuhan khusus. Bentuk-bentuk akomodasi layanan pendidikan didasarkan
kepada keberagaman potensi, keberagaman hambatan, keberagaman kebutuhan,
keberagaman gaya belajar, dan keberagaman passion dalam belajar. Oleh karena itu para
pendidik seyogyanya terus meningkatkan kualifikasi kompetensinya agar mampu
memberikan layan terbaik bagi peserta didiknya. Sejalan dengan makin bertambahnya
kesadaran masyarakat terhadap isu keberagaman dan pentingnya pendidikan bagi semua,
hingga saat ini jumlah sekolah yang menyelenggarakan sistem pendidikan inklusif terus
bertambah. Termasuk semakin banyak daerah-daerah yang mendeklarasikan
kabupaten/kota inklusif dan bahkan provinsi yang inklusif. Maka akan semakin banyak
anak-anak berkebutuhan khusus yang dilayani, baik dilayani di sekolah khusus maupun di
sekolah umum yang menyelenggarakan pendidikan inklusif. Keberadaan guru-guru
pembimbing khusus di sekolah inklusif diharapkan tidak hanya bertindak sebagai
pembimbing anak-anak berkebutuhan khusus di sekolahnya, melainkan dapat menjadi
motor penggerak bagu guru-guru lainnya untuk terus belajar melayani anak-anak
berkebutuhan khusus. Sehingga sejalan dengan yang digulirkan oleh pemerintah tentang
guru penggerak.
Namun demikian, peningkatan jumlah layanan pendidikan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus belum sejalan dengan penyediaan guru-guru yang memiliki
kompetensi dalam melayani anak-anak berkebutuhan khusus. Khususnya, pelayanan anak
berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah umum. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan
guru yang memiliki kompetensi dalam melayani anak-anak berkebutuhan khusus saat ini
menjadi sangat penting. Pemenuhan kebutuhan guru, seyogyanya tidak hanya dalam
pemenuhan kebutuhan secara kuantitas, akan sangat baik pemenuhan juga dalam arti
peningkatan kualifikasi kompetensinya. Guna memenuhi tantangan tersebut di atas,
pemerintah dalam hal ini Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus, menyusun program pemenuhan kekurangan guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan sekolah umum
yang melayani keberagaman peserta didik. Program pemenuhan kekurangan guru
pembimbing khusus dilakukan melalui kegiatan bimbingan teknis. Petunjuk teknis ini
merupakan acuan dalam pelaksanaan program pemenuhan guru pembimbing khusus.
II. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 28 September 2022 sampai 05 Oktober 2022.
Jadwal Kegiatan Bimbingan Teknis pemenuhan Guru Pembimbing Khusus Pendidikan
Inklusif Tahun 2022; terlampir.
B. DASAR PELAKSANAAN
Dasar penyelenggaraan bimtek mengacu pada:
1. Surat Penetapan Peserta Bimbingan Teknis Guru Pembimbing Khusus Tahap
Pemahaman Konsep Nomor 2150/B6/DT.00.09/2022;
2. Surat Tugas Dari Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Lebatukan Satap Lewodoli.
C. PENYELENGGARA
Penyelenggara kegiatan Bimbingan Teknis Guru Pembimbing Khusus Tahap Pemahaman
Konsep yaitu “Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Direktorat
Jenderal Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi”.
Layanan khusus dalam pendidikan bagi anak dengan gangguan penglihatan yaitu
dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi yang
hambatan penglihatan total. Bagi yang masih memiliki sisa penglihatan
diperlukan kaca pembesar atau huruf cetak yang besar, media yang dapat diraba
dan didengar atau diperbesar. Di samping itu, diperlukan latihan Orientasi dan
Mobilitas (OM) yang penerapannya bukan hanya di sekolah, melainkan dapat
diterapkan di lingkungan tempat tinggalnya.
Peserta didik yang mengalami hambatan pendengaran perlu Alat Bantu Dengar
(ABD), tetapi walaupun telah diberikan pertolongan dengan ABD, mereka masih
tetap memerlukan layanan pendidikan khusus.
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah sekolah/madrasah yang aman, bersih dan
sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi,
menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan
perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi anak berkebutuhan khusus di
sekolah inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial
anak perempuan dan anak laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan khusus, terutama dalam perencanaan
kebijakan pembelajaran dan pegawasan.
Mekanisme Layanan PDBK
Planning Matrix adalah mapping diskripsi tentang kondisi ABK secara individu
yang menggambarkan tentang kondisi actual hambatan karakteristiknya, dampak,
strategi layanan dan media yang diperlukan dalam intervensi.
Akomodasi Kurikulum
G.PENUTUP
Demikian Laporan Hasil Kegiatan ini dibuat. Semoga kegiatan Bimbingan Teknis
Guru Pembimbing Khusus Tahap Pemahaman Konsep ini bermanfaat untuk semua pihak
terkait. Segala bentuk kesalahan dan kekurangan dari pelaksanaan kegiatan ini akan
menjadi bahan evaluasi untuk kedepannya agar lebih baik.
1. Sertifikat
2. SK penugasan
3. Jadwal Kegiatan
4. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
5. Foto kegiatan
1. Foto Kegiatan Bimtek Selama 9 Hari