Disusun Oleh :
SULISTYA BUDIWATI, S.Si
1
BAB II
IMPULS DAN MOMENTUM
PETA KONSEP
Massa
Momentum
Kecepatan
Momentum
Linier
Gaya rata-
rata
Impuls
selang
waktu
Hubungan Impuls
dan Momentum
Impuls &
Tumbukan
Lenting
Sempurna
Tumbukan
Tidak
Lenting
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
IMPULS, MOMENTUM DAN HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. memahami konsep momentum dan konsep impuls;
2. mengetahui hubungan antara momentum dan impuls; dan
3. memformulasikan dan memahami hukum kekekalan momentum.
B. Uraian Materi
Momentum dan Impuls merupakan besaran-besaran dalam fisika yang muncul akibat
benda bergerak dan berinteraksi (bertumbukan) dengan benda lain. Besaran-besaran
tersebut akan mempengaruhi sifat dan karakteristik suatu benda, dan dengan
pengetahuan ini akan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan mampu dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat
manusia.
1. Momentum (p)
Momentum merupakan salah satu sifat yang pasti dimiliki oleh benda yang
bergerak. Momentum dapat didefinisikan sebagai tingkat kesukaran untuk
menghentikan gerak suatu benda.
Perhatikan gambar kejadian berikut !
Jika mobil dan sepeda memiliki kecepatan yang sama (vm = vs), terlihat dari
gambar di atas bahwa dampak dari kerusakannya ternyata mobil memiliki dampak
yang lebih besar dibanding sepeda ketika menabrak pohon. Hal ini membuktikan
bahwa mobil yang massanya lebih besar dari pada sepeda (m p > ms) akan
menyebabkan gerak benda tersebut sulit dihentikan sehingga dpat disimpulkan
bahwa :
𝒑≈𝒎
3
Jika seseorang pada gambar di atas memiliki peluru yang identik dimana massa
peluru 1 sama dengan massa peluru 2 (mp1 = mp2), tetapi kedua peluru tersebut
diberi kecepatan yang berbeda (vp1 > vp2) aka akan mengakibat titik sasaran yang
dikenai oleh peluru dengan kecepatan yang besar akan menimbulkan kerusakan
yang lebih parah dibanding dengan peluru yang memiliki kecepatan kecil. Hal ini
menandakan bahwa semakin besar kecepatan suatu benda, maka semakin sulit
benda tersebut dihentikan. Sehingga dapat disimpulkan :
𝒑≈𝒗
Berdasarkan analisa di atas, karena momentum (p) merupakan tingkat kesukaran
untuk menghentikan gerak suatu benda maka persamaan momentum linier dapat
ditulis :
𝒑 = 𝒎. 𝒗
Keterangan :
p = momentum (kg.m.s)
m = massa benda (kg)
v = Kecepetan benda (m/s)
Benda yang bergerak pasti memiliki momentum, dan berdasarkan konsep dapat
ditentukan sebagai berikut
p = m.v
p = 40.5
4
p = 200 kgm/s
Jadi, besar momentum benda tersebut ketika bergerak adalah 200 kg.m/s searah
dengan arah kecepatannya
2. Impuls (I)
Impuls (I) merupakan gaya kontak rata-rata F yang bekerja pada suatu benda
yang terjadi dalam selang waktu yang sangat singkat (Δt ~ 0)
Untuk memahami konsep impuls perhatikan gambar berikut !
Berdasarkan gambar di atas, pada bola diberikan gaya sentuh (F) dengan selang
waktu (Δt) yang sangat singkat , sehingga menghasilkan efek pada bola tersebut
semakin besar. Jika diberikan gaya F yang sama tetapi selang waktu sentuh Δt
yang lebih lama maka akan menimbulkan efek pada bola tersebut kurang
maksimal dibandingkan pada keadaan pertama. Efek dari pemberian gaya rata-
rata F pada suatu benda dalam selang waktu Δt tertentu inilah yang disebut sebagai
Impuls (I). Dan berdasarkan analisa gambar di atas dapat disimpulkan bahwa :
𝟏
𝑭≈𝑰 dan 𝑭 ≈
∆𝒕
Sehingga diperoleh :
Jika gaya F yang diberikan pada benda berybah terhadap waktu F(t), maka konsep
impuls (I) dapat ditulis dalam bentuk pengintegralan yaitu :
Persamaan di atas dapat dianalisa bahwa gaya impulsif F yang berubah terhadap
waktu t, dapat ditampilkan seperti gambar di bawah ini :
5
Nilai impuls (I) berdasarkan konsep dan grafik F-t di atas dapat disimpulkan bahwa:
Keterangan
I = Impuls (N. s atau kg.m.s)
F = Gaya Impulsif (Newton)
Δt = Waktu sentuhan antara gaya dan benda (sekon)
Impuls (I) termasuk besaran vektor yang arahnya selalu searah dengan gaya
impulsif (F).
Contoh Soal
Seorang pemain sepakbola melakukan tendangan terhadap bola dengan gaya F
sebesar 20 Newton. Apabila waktu sentuh antara kaki dan bola adalah 0,01 sekon,
Tentukan besar impuls yang terjadi pada bola tersebut.
Pembahasan
Diketahui
F = 20 Newton
Δt = 0,01 sekon
Ditanya I = ...?
Berdasarkan konsep Impuls diperoleh
Jadi, besar impuls yang bekerja pada bola tersebut adalah 0,2 N.s, searah
dengan arah gaya rata-rata (F) yang diberikan pada bola tersebut.
Contoh Soal
Perhatikan grafik F-t berikut !
Jadi, besar impuls yang bekerja pada benda tersebut adalah 20 N.s
Suatu bola yang mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 diberi gaya sebesar F,
gaya tersebut bekerja pada bola sehingga mengakibatkan bola tersebut bergerak
dipercepat dan kecepatannya berubah menjadi v2. Dalam kejadian ini bola akan
bergerak dengan percepatan konstan (GLBB) dalam rentang waktu tertentu (Δt),
sehingga berlaku hukum II Newton, dan dapat di tulis :
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara momentum akhir dengan
momentum awal
7
Contoh Soal
1. Perhatikan gambar berikut !
Bola kasti bermassa 1,50 gram bergerak dengan kecepatan 10 m/s ke dinding dengan
arah tegak lurus. Bola kasti menumbuk dinding selama 0,05 sekon dan dipantulkan
kembali dengan kecepatan 8 m/s. Tentukan besarnya gaya kontak antara bola dan
dinding
Pembahasan
Diketahui :
m = 150 gram = 0,15 kg
v = 10 m/s (bergerak kekanan) v’ = -8 m/s (bergerak kekiri) Δt = 0,05 sekon
Ditanya :
Gaya kontak antara bola dan dinding (F)
Berdasarkan konsep hubungan antara Impuls dan Momentum diperoleh
Jadi, besar gaya kontak antara bola dan dinding adalah 54 Newton dengan arah
kekiri.
8
Benda A bermassa mA dan benda B bermassa mB bergerak berlawanan arah
dengan kecepatan vA dan vB. Ketika kedua bola tersebut bertumbukan dengan
selang waktu (Δt) yang sama. Dari kejadian tersebut dapat dianalisa bola A
memberikan gaya pada benda B (FAB) dan benda B mengerjakan gaya kepada
benda A (FBA) yang sama besar tetapi arahnya berlawanan arah dan berlaku
hukum III Newton, sehingga dapat ditulis :
Berdasarkan analisa kejadian tumbukan dua buah benda tersebut dan penurunan
persamaan di atas, maka konsep hukum kekekalan momentum linier dapat
dinyatakan :
Contoh Soal 5
Sebuah balok kayu bermassa 3kg yang diam diatas lantai ditembak sebutir
peluru bermassa 60 gram dengan kecepatan 120 m/s. Jika peluru menembus
balok dan kecepatannya berubah menjadi 80 m/s. Tentukan kecepatan balok
tersebut setelah tembakan
Pembahasan
Perhatikan ilustrasi gambar kejadian kasus berikut
9
Peluru dan benda mengalami tumbukan, dan berlaku hukum kekekalan
momentum
Jadi, sesaat setelah peluru menumbuk benda, maka benda tersebut bergerak
dengan kecepatan 0,8 m/s
C. Rangkuman
1. Momentum p dapat didefinisikan sebagai tingkat kesukaran untuk menghentikan
gerak suatu benda. Semakin besar massa (m) dan kecepatan (v) suatu benda maka
benda tersebut semakin sulit dihentikan, sehingga momentum dapat ditulis
dengan persamaan p = m . v. Arah momentum suatu benda yang bergerak searah
dengan kecepatan benda tersebut
2. Impuls (I) merupakan gaya kontak rata-rata F yang bekerja pada suatu benda
yang terjadi dalam selang waktu yang sangat singkat (Δt ~ 0), Impuls I secara
matematis dapat ditulis I = F . Δt. Arah impuls yang dialami oleh uatu benda
searah dengan gaya rata-rata F yang bekerja pada benda tersebut.
3. Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara momentum akhir dengan
momentum awal (I = p2 – p1).
4. Hukum Kekekalan Momentum Linier menyatakan bahwa “dalam peristiwa
tumbukan sentral, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama
dengan momentum total sistem sesaat setelah tumbukan”. Hukum kekekalan
momentum ini berlaku jika tidak ada gaya luar yang mempengaruhi sistem.
10
D. Latihan Soal Essay
Jadi, Impuls yang bekerja pada benda tersebut sebesar 50 N.s, searah dengan
gaya yang diberikan pada benda tersebut
11
2. Bola A yang bermassa 2 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 4 m/s,
bertumbukan dengan benda B bermassa 3 kg yang bergerak ke kiri dengan
kecepatan 3 m/s. Jika setelah tumbukan bola B bergerak ke kanan dengan
4
Kecepatan 3 m/s, tentukan besar dan arah bola A setelah tumbukan ?
Jawab :
3. Berapa besar impuls bola kasti (200 gram) yang berbelok ketika dipukul dari
semula kecepatannnya 3 m/s ke Utara menjadi 4 m/s ke Barat?
Jawab:
12
SOAL ESSAY
1. Seorang petenis memukul bola sehingga kecepatan bola tennis menjadi 65 m/s. jika
massa bola tennis adalah 60 gram dan waktu kontak raket dan bola adalah 0,03 s.
hitunglah gaya rata-rata yang bekerja pada bola tennis tersebut
2. Sebuah katrol dengan massa 9 kg bergerak dengan kecepatan 6 m/s. Gerak katrol
dihentikan oleh penghalang dalam selang waktu satu sekon. Hitunglah :
a) momentum awal katrol
b) impuls yang diberikan pada penghalang
c) gaya rata-rata yang diberikan pada penghalang.
3. Seorang pengemudi ( m = 60 kg ) mengendarai mobilnya dengan kecepatan 25 m/s.
Kemudian, pengemudi tersebut mengerem mobilnya secara mendadak sehingga
tubuhnya terdorong ke depan dan kantong udara pengaman pada mobil tersebut
menyebabkan pengemudi berhenti bergerak dalam selang waktu 0,4 sekon. Berapa
gaya rata-rata yang diberikan kantong udara pengaman pada pengemudi mobil
tersebut?
4. Sebuah bola tenis dipukul dengan gaya 30 N. Waktu kontak antara bola dan
pemukul adalah 0,2 sekon. Tentukan kecepatan bola setelah dipukul? ( massa bola
250 gram )
5. Sebuah bola hoki dengan massa 0,100 kg bergerak dengan kecepatan 50 m/s dan
ditangkap oleh seorang penjaga gawang (m = 75 kg) yang berada dalam keadaan
diam. Setelah menangkap bola tersebut, berapakah kecepatan penjaga gawang
meluncur di atas es
13
EVALUASI PERTEMUAN 1
Keduanya kemudian bertumbukan dan setelah tumbukan kedua benda berbalik arah
dengan kecepatan A = 4 m/s dan kecepatan B = 2 m/s. Kecepatan benda B sebelum
tumbukan adalah....
A. 6 m/s
B. 3 m/s
C. 1,6 m/s
D. 1,2 m/s
E. 0,4 m/s
21.
22.
23.
18
24.
19
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
JENIS-JENIS TUMBUKAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. memahami konsep dan nilai dari koefisien restitusi dalam suatu jenis tumbukan;
2. menggunakan atau mengaplikasikan hukum kekekalan momentum
dalam berbagai masalah; dan
3. mengetahui jenis-jenis tumbukan dan mampu menyelesaikan berbagai
masalah terkait jenis tumbukan.
B. Uraian Materi
Berdasarkan hukum kekekalan momentum yang telah dibahas pada kegiatan
pembelajaran 1 di modul ini bahwa jika tidak ada gaya luar, momentum linier sistem
sesaat sebelum dan sesudah tumbukan adalah konstan. Jadi pada setiap tumbukan,
akan berlaku hukum kekekalan momentum linier.
Terdapat parameter lain yang akan mempengaruhi jenis tumbukan yang dialami
oleh benda yaitu koefisien restitusi (e). Koefisien restitusi merupakan derajat
sentuhan suatu benda akibat tumbukan yang dapat dihitung dari negatif perbandingan
selisih kecepatan benda setelah tumbukan (Δv’) dengan selisih kecepatan benda
sebelum tumbukan (Δv), sehingga koefisien restitusi dapat ditulis :
Setelah memahami parameter ini, maka sekarang kita akan membahas berbagai
jenis tumbukan, yaitu: tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan
tumbukan tidak lenting sama sekali.
a. Tumbukan lenting sempurna
Perhatikan gambar kejadian berikut !
21
b. Tumbukan lenting sebagian
Perhatikan gambar kejadian berikut !
22
4. Memiliki nilai koefisien restitusi (e) yaitu 0 < e < 1
Contoh Soal
Bola bermassa 2 kg jatuh bebas dari ketinggian 10 meter di atas lantai. Bola
tersebut terpantul dengan ketinggian 3,6 meter. Tentukan :
a. Momentum bola sesaat sebelum tumbukan dengan lantai
b. Momentum bola sesaat setelah tumbukan dengan lantai
c. Impuls yang terjadi pada bola saat tumbukan dengan lantai
d. Gaya rata-rata yang dikerjakan lantai pada bola jika sentuhannyaterjadi
selama 0,04 sekon
e. Koefisien restitusi yang terjadi ketika bola bersentuhan dengan lantai.
Pembahasan
23
24
25
Jadi, besar koefisien restitusi di titik terjadinya tumbukan benda dengan lantai
adalah 0,6 dan dengan demikian terjadi tumbukan lenting sebagian.
Peristiwa di atas merupakan contoh terjadinya tumbukan tidak lenting sama sekali.
Pada tumbukan jenis ini, setelah terjadi tumbukan, maka kedua benda tersebut
menyatu dan bergerak bersama-sama sehingga setelah tumbukan kedua benda
tersebut memiliki kecepatan yang sama (v1’ = v2’ = v’).
26
Adapun syarat suatu benda terjadi tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu :
1. Berlaku hukum kekekalan momentum
2. Tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik, karena terdapat energi
gerak yang hilang pada diri benda
3. Benda menyatu setelah tumbukan sehingga kecepatan setelah tumbukan
sama dan bergerak kearah yang sama (v1’ = v2’ = v’).
4. Memiliki nilai koefisien restitusi sama dengan nol (e = 0)
Buktikan bahwa ketika benda mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali,
C. Rangkuman
1. Koefisien resitusi merupakan parameter yang terjadi pada peristiwa tumbukan
suatu benda dengan benda lain yang nilainya diperoleh dari negatif perbandingan
selisih kecepatan benda setelah tumbukan (Δv’) dengan selisih kecepatan benda
sebelum tumbukan (Δv), sehingga koefisien restitusi dapat ditulis :
27
sama dan bergerak kearah yang sama (v1’ = v2’ = v’).
d) Memiliki nilai koefisien restitusi sama dengan nol (e = 0)
D. Latihan Soal
1. Dua benda masing-masing bermassa m1 = 20 kg dan m2 = 40 kg bergerak dengan
arah berlawanan dengan kevepatan masing-masing v1 = 10 m/s dan v2 = 4 m/s.
Kedua benda saling bertumbukan. Tentukan kecepatan akhir kedua benda setelah
bertumbukan jika terjadi :
a. Tumbukan lenting sempurna
b. Tumbukan lenting sebagian dengan koefisien restitusi e = 0,2
c. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Jawab :
28
29
2. Benda 1 bermassa 2 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s, sedangkan benda
2 bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s (lihat gambar). Jika kedua
benda bergerak berlawanan arah dan menyatu setelah tumbukan, Tentukan
besarnya kecepatan kedua benda tersebut !
30
3. Sebuah ayunan balistik bermassa 4 kg digantung vertikal. Sebuah peluru
bermassa 25 gram menumbuk ayunan dan bersarang di dalamnya, sehingga titik
pusat massanya naik setinggi 40 cm. Tentukan kecepatan peluru sesaat sebelum
menumbuk ayunan !
31
32
EVALUSI PERTEMUAN 2
1. Dua buah benda memiliki massa yang sama yaitu m 1 = m2 = 2 kg, bergerak saling
mendekati antara kedua nya. Jika v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jika benda mengalami
tumbukan lenting sempurna, maka kesepatan masing-masing benda sesaat setelah
tumbukan adalah...
A. v1’ = 20 m/s searah dengan v2 ; v2’ = 10 m/s searah dengan v1
B. v1’ = 10 m/s searah dengan v2 ; v2’ = 20 m/s searah dengan v1
C. v1’ = 20 m/s searah dengan v1 ; v2’ = 10 m/s searah dengan v2
D. v1’ = 20 m/s searah dengan v2 ; v2’ = 10 m/s searah dengan v2
E. v1’ = v2’ = 2 m/s searah dengan v2.
2. Sebuah balok bermassa 2 kg digantung dengan seutas tali sepanjang 1,6 m seperti
gambar berikut :
sebuah peluru (mp = 10 gram) ditembakkan pada balok kayu dan peluru bersarang
di dalamnya. Jika susut simpangan tali adalah 60 0, maka besar kecepatan peluru
sesaat sebelum terjadi tumbukan...
A. 804 m/s
B. 750 m/s
C. 624 m/s
D. 575 m/s
E. 425 m/s
3. Perhatikan gambar berikut !
A. 0,75 m/s
B. 1,50 m/s
C. 1,75 m/s
D. 2,25 m/s
33
E. 2,75 m/s
4. Bola pimpong jatuh dari ketinggin h dari atas lantai. Jika pantulan kedua terjadi pada
ℎ
ketinggian , maka tinggi pantulan bola pimpong yang pertama kali setelah jatuh
16
bebas adalah….
ℎ
A. 2
ℎ
B.
3
ℎ
C. 4
ℎ
D. 5
ℎ
E. 8
5. Sebuah peluru (mp = 10 gram) ditembakkan pada balok kayu dan peluru bersarang di
dalamnya. Jika susut simpangan tali adalah 60 0, maka besar kecepatan peluru sesaat
sebelum terjadi tumbukan...
A. 804 m/s
B. 750 m/s
C. 624 m/s
D. 575 m/s
E. 425 m/s
6. Sebuah bola besi digantungkan pada tali tidak bermassa sepanjang 50 cm. Pada dasar
lintasannya, bola tersebut menumbuk balok seperti gambar berikut :
Massa bola dan balok berturut-turut adalah 1 kg dan 3 kg. Jika tumbukan antara bola
dan balok lenting sempurna, Maka besar kecepatan balok setelah tumbukan adalah...
7.
34
8.
9.
10.
11.
12.
35
13. .
14.
15.
36
BAB III
GERAK HARMONIS
PETA KONSEP
GERAK HARMONIS
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SIMPANGAN GERAK
GHS HARMONIS
SEDERHANA
PERCEPATAN GERAK
HARMONIS
SEDERHANA
37
PELAJARAN 1
GERAK HARMONIK SEDERHANA
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi
Getaran adalah gerakan bolak-balik dan jika getaran itu menjalar sari satu titik ke
titik lain secara terus menerus akan menghasilkan gelombang, salah satu contoh adalah
gelombang bunyi yang menjalar melalui udara dan sampai ke telinga kita. Amatilah
benda benda disekitar anda, adakah ketika berbunyi benda itu begetar? Diskusikan
dengan teman anda dimana sumber getar itu berasal?
38
Apakah kalian pernah melihat gerakan pada bandul? gerakan yang kalian amati
tersebut tergolong ke dalam gerak harmonik sederhana. Ini adalah gerakan bolak-balik
di sekitar titik keseimbangannya. Kalau kalian perhatikan, bandul memiliki titik
kesetimbangan di tengah, karena walaupun kecepatannya menurun, bandul akan tetap
bergerak di sekitar titik kesetimbangan tersebut.
Gerak harmonik sederhana memiliki amplitudo (simpangan maksimum) dan
frekuensi yang tetap. Gerak ini bersifat periodik. Setiap gerakannya akan terjadi secara
berulang dan teratur dalam selang waktu yang sama. Dalam gerak harmonik sederhana,
resultan gayanya memiliki arah yang selalu sama, yaitu menuju titik kesetimbangan.
Gaya ini disebut dengan gaya pemulih. Besar gaya pemulih berbanding lurus dengan
posisi benda terhadap titik kesetimbangan
Beberapa karakteristik gerak ini diantaranya adalah dapat dinyatakan dengan
grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus atau kosinus. Gerak ini juga
dapat ditinjau dari persamaan simpangan, persamaan kecepatan, persamaan kecepatan,
dan persamaan energi gerak yang dimaksud.
39
Perhatikan bahwa persamaan nilai periode dipengaruhi oleh besar nilai panjang tali
(ℓ) dan percepatan gravitasi (g). Nilai ℓ berada dalam akar sebagai pembilang.
Semakin besar nilai ℓ akan membuat nilai di dalam akar menjadi besar pula. Kondisi
tersebut akan membuat nilai periode otomatis menjadi besar pula. Kondisi
sebaliknya akan membuat nilai periode menjadi semakin kecil. Sedangkan nilai
percepatan gravitasi (g) pada persamaan berada di dalam akar sebagai penyebut.
Semakin besar nilai g akan membuat nilai di dalam akar menjadi semakin kecil. Hal
ini akan membuat nilai periode menjadi semakin kecil. Kondisi sebaliknya akan
membuat nilai periode semakin besar
Kesimpulan:
1. Semakin panjang tali yang digunakan: nilai periode (T) semakin besar
2. Semakin pendek tali yang digunakan: nilai periode (T) semakin kecil
3. Gaya gravitasi semakin besar: nilai periode (T) semakin kecil
4. Gaya gravitasi semakin kecil: nilai periode (T) semakin besar
adalah banyaknya getaran dalam satu sekon. Sehingga, nilai frekuensi sama dengan
perbandingan antara banyaknya getaran (n) per lamanya waktu bergetar (t). Sama
seperti pada periode, nilai frekuensi berbanding terbalik dengan periode. Satuan
frekuensi dinyatakan dalam Hertz (Hz). Rumus frekuensi pada ayunan bandul
sederhana dinyatakan seperti persamaan berikut
Persamaan frekuensi menandakan bahwa nilai periode dipengaruhi oleh besar nilai
panjang tali (ℓ) dan percepatan gravitasi (g). Nilai ℓ berada dalam akar sebagai
penyebut. Semakin besar nilai ℓ akan membuat nilai di dalam akar menjadi kecil.
Kondisi tersebut akan membuat nilai frekuensi otomatis menjadi kecil pula. Kondisi
sebaliknya akan membuat nilai frekuensi menjadi semakin kecil. Nilai percepatan
gravitasi (g) pada persamaan berada di dalam akar sebagai pembilang. Semakin
besar nilai g akan membuat nilai di dalam akar menjadi semakin besar. Hal ini akan
membuat nilai frekuensi juga menjadi semakin besar. Kondisi sebaliknya akan
membuat nilai frekuensi semakin besar.
40
Kesimpulan:
1. Semakin panjang tali yang digunakan: frekuensi (f) semakin kecil
2. Semakin pendek tali yang digunakan: frekuensi (f) semakin besar
3. Gaya gravitasi semakin besar: frekuensi (f) semakin besar
4. Gaya gravitasi Semakin kecil: frekuensi (f) semakin kecil
Keterangan :
Pada pegas sederhana, nilai periode dan frekuensi dipengaruhi oleh dua faktor.
Kedua faktor tersebut adalah konstanta pegas dan massa yang terdapat dalam sistem.
Semakin berat massa yang tergantung maka akan membuat nilai periode (T) semakin
besar, sebaliknya nilai frekuensi akan semakin kecil. Sedangkan semakin besar nilai
konstanta pegas (k) akan membuat nilai periode (T) semakin kecil dan nilai frekuensi
(f) semakin besar.
Rumus periode dan frekuensi pada pegas dinyatakan seperti persamaan berikut.
41
3. Gerah Harmonis Sederhana Berdasar Hukum Kekekalan Energi
Sistem pegas terdiri dari pegas yang bergetar dengan tetapan gaya pega (k) dan
bermassa m yang ikut bergerak Bersama-sama pegas dengan kecepatan v seperti
pada gambar :
(1). Pegas dilepas dengan simpangan
x=A,v=0
Em = Ek +Ep
= 0 + ½ k A2
A2
= ½ ksetimbang
(2). Keadaan
x = 0 , v = maks
Em = Ek +Ep
= ½ m v02 + 0
= ½ m v02
Ketika mengamati bandul yang sedang berayun bolak-balik, anda dapat menentukan
kecepatan bandul tersebut dengan manganalisis Hukum Kekekalan Energi mekanik
yang berlaku pada bandul itu sebagai berikut :
42
E. Latihan Soal
1. Sebuah bola bermassa 20 g digantung pada sepotong pegas lalu bola ditarik kebawah
dari kedudukan setimbang, kemudian dilepaskan. Ternyata terjadi getaran tunggal
dengan frekuensi 32 Hz. Jika bola tersebut diganti dengan bola bermassa 80 g,
berapakah frekuensi yang akan dihasilkan sekarang?.
2. Sebuah bandul jam yang biasa digunakan di bumi dibawa salah satu planet yang gaya
gravitasinya ¼ dari gravitasi di bumi. Astronot mencatat periode di planet tujuan adalah
2 jam. Tentukan periode bandul jam tersebut saat di bumi adalah.
43
3. Sebuah bandul bermassa m kg digantung pada seutas tali yang panjangnya L cm
bergetar selaras dengan amplitudo A cm dan frekuensi 10 Hz. Pada saat simpangan
bandul setengah amplitudonya, Tentukan perbandingan energi potensial dan energi
kinetiknya.
4. Sebuah partikel bermassa m = 0,2 kg berada pada ujung pegas sehingga bergerak
harmonis sederhana. Posisi partikel sebagai fungsi waktu diberikan oleh persamaan
x(t) = A sin (𝛚t) dengan A=0,25 m dan 𝛚= 0,1 rad/s. Tentukan energi total partikel
tersebut.
EVALUASI
1.
2.
44
3.
4.
5.
6.
7.
8.
45
9.
10.
11.
12.
46
13.
14.
15.
47
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
ANALISIS GERAK HARMONIS SEDERHANA
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi partikel yang
bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Secara umum, persamaan
simpangan dalam gerak ini adalah sebagai berikut.
Dengan :
Y = simpangan getaran/gelombang (meter)
A = Amplitudo getaran/gelombang (meter)
𝛚 = kecepatan sudut (ingat dalam gerak melingkar V=𝛚.R) dalam satun (rad/s)
T = Periode getaran/gelombang (sekon)
f = frekuensi getaran/gelombang (Hertz)
t = waktu (sekon)
Grafik simpangan (y) terhadap fungsi waktu (t) dianalisis sebagai berikut :
a. Jika saat t = 0, benda berada pada titik seimbang (y=0), Ɵ0 = 0 Maka y (t) = A sin 𝛚 t
48
b.
c.
Jika saat itu nilai cos (𝛚t +Ɵ0) = 1 maka saat itu nilai V mencapai nilai
maksimum, sehingga :
Selama benda bergetar dan mencapai simpangan dengan kecepatan tertentu saat
t, maka dalam selang waktu ∆t, benda akan mengalami perubahan kecepatan sehingga
menghasilkan percepatan Persamaan Percepatan sebagai fungsi waktu :
49
E. Latihan Soal
2. Sebuah partikel bergerak harmonik dengan periode 6 sekon dan amplitudo 10 cm.
Tentukan kelajuan partikel pada saat simpangannya 5 cm dari titik setimbang
50
3. Persamaan sebuah gelombang berjalan dinyatakan oleh 𝑌 = 0,4 sin 0,6 𝜋 ( 20 𝑡 − 0 ,5
𝑥 ) dengan x dan y dalam cm serta t dalam sekon.
Tentukan :
a. Arah perambatan gelombang
b. Amplitudo gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Bilangan gelombang
e. Cepat rambat gelombang
EVALUASI
1. Dua buah benda bergerak harmonis sederhana dengan periode masing-masing 0,2 s dan
0,3 s. Jika aplitudo getaran kedua benda sama, maka perbandingan percepatanya adalah
…
A. 2 : 3
B. 3 : 2
C. 4 : 9
D. 9 : 4
E. 3 : 4
2. Beban 75 gram yang digantung vertical pada sebuah pegas bergetar turun-naik dengan
frekusnsi 3 Hz. Bila beban tersebut dikurangi ½ -nya maka frekuensinya menjadi ,,,
A. 3,0 Hz
B. 3,2 Hz
C. 3,5 Hz
D. 3,7 Hz
E. 4,0 Hz
51
3. Sebuah bandul bermassa m kg digantung pada seutas tali yang pangjangnya L cm bergetar
selaras dengan amplitude A cm dan frekuensi 8 Hz. Pada saat simpangan bandul 1/3
Amplitudonya, perbandingan antara energi potensial dan energi kinetiknya adalah …
A. 8 : 1
B. 1 : 8
C. 1 : 3
D. 3 : 1
E. 1 : 9
4. Bila simpangan y = 4 cm percepatan getaran selaras a = -10 cm/s2 , maka pada simpangan
2 cm percepatan dalam cm/s2 adalah …
A. -25
B. -20
C. -10
D. - 2,5
E. - 1,25
6. Suatu partikel bergetar selaras dengan amplitude A cm dan periode T detik. Jika patikel
mulai bergetar dari kedudukan setimbang dengan arah ke kanan, maka partikel
mempunyai simpangan sebesar ½ √3𝐴 cm dengan arah gerak ke kanan ketika partikel
telah bergerak selama …. Detik
A. T/12
B. T/8
C. T/4
D. T/3
E. 5T/12
7. Sebuah benda melakukan gerak harmonis sederhana dengan persamaan simpangan y = A
sin (5πt) dengan y dalam m dan t dalam sekon. Kecepatan maksimum yang mampu
dilakukan oleh bend aitu adalah …
A. 2 π ms-1
B. 4 π ms-1
C. 6 π ms-1
D. 8 π ms-1
E. 12 π ms-1
8. Sebuah pegas bergetar pada ujung sebuah pegas yang memiliki tetapan gaya pegas sebesar
0,3 π2 N/m. Besar energi kinetiknya pada saat simpangan 1 cm adalah …
A. 1,50 π2 x 10-3 Joule
B. 2,50 π2 x 10-3 Joule
C. 3,75 π2 x 10-3 Joule
D. 5,00 π2 x 10-3 Joule
E. 7,50 π2 x 10-3 Joule
52
9. Sebuah benda melakukan gerak harmonis sederhana denagn amplitude A dan frekuensi
sudut 𝛚. Pada saat kecepatan benda sama dengan 4/5 kecepatan meksimumnya,
percepatannya adalah ….
A. - (4/5) A 𝛚2
B. - (3/5) A 𝛚2
C. - (1/5) A 𝛚2
D. (3/5) A 𝛚2
E. (4/5) A 𝛚2
10. Sebuah bandul digantung tali yang panjangnya 144 cm. Saat dilepas dari simpangan awal
tertentu bandul akan berayun dengan periode T 1. Apabila tali bandul dipotong 23 cm
periode ayunan menjadi T2 . Selisih antara T1 dan T2 adalah sekitar ….
A. 0,05 s
B. 0,1 s
C. 0,2 s
D. 0,3 s
E. 0,4 s
11.
12.
13.
53
14.
15.
54