Anda di halaman 1dari 38

PROSEDURPEMUNGUTANPAJAK BUMIDANBANGUNAN(PBB)DI

DINASPENDAPATAN DAERAH KOTA SORONG

Disusun oleh :
Dika Delia friska 2019RB08031
Danis Joharny 2019RB08103
Fajriyani Rengur 2019RB08038
Isnayanti 2019RB08081
Khusnul 2019RB08091
Lidia Natalia Rusin 2019RB08041
Novalinda Kusmiran 2019RB08105
Rita Theresia O. Nababan 2019RB08020
Rofina Milda 2019RB08101
Tirza
Venansia Setia 2019RB08011
Renda Putri Wulan Melato 2019RB08042

PROGRAMSTUDIAKUNTANSI
FAKULTASEKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS VICTORY SORONG
ABSTRAK

“ Prosedur PemungutanPajak Bumi danBangunan(PBB) Di Dinas


PendapatanDaerahKota Sorong”.
Penelitian inidilaksanakan dikantorDinas Pendapatan Daerah kota
Sorong.Penelitianinidilakukan
dengantujuanuntukmengetahuiprosedurpemungutan Pajak
BumidanBangunan(PBB).PajakBumidanBangunanmerupakansalah
satusumberpendapatanaslidaerah yangmemberikankontribusiyangcukup besar
bagi pembiayaan pemerintahan dan pembangunan daearh kota Sorong.

Untuk mendapatkandatadaninformasimakadalamPenelitianini
disesuaikandenganmetode pengumpulandata,penulismenggunakanwawancara
dan observasi. Data primer, penulis peroleh dari responden yaitu dari pengawai
Kantor Dinas Pendapatan Daerah, sedangkandata sekundernya diperoleh dari
perpustakaan dengancara mencari buku-buku yang berhubungandengan
perpajakan.

ProsedurpemungutanPajak BumidanBangunandiDinasPendapatan Kota


Sorong sudah bagus karena dalamkegiatannya
melibatkanberbagaibagiansehinggaterjalin suatukerjasamayangsaling
mengoreksisatusamalainnyasehinggasifat mengurangiadanyakesalahanyang
mungkinterjadi.Agar masyarakatmengetahuitentangprosedurpemungutan Pajak
BumidanBangunan,hendaknyaDinasPedapatanDaerah(DISPENDA) lebih
mensosialisasikan prosedur pemungutan PBB tersebut.

ii
KATA PENGANTAR

iii
DAFTAR
GAMBAR

iv
DAFTAR ISI

ABSTAK................................................................................................... ii

KATAPENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A.LatarBelakangMasalah ……...………………………………... 1

B. Perumusan Masalah…………..……………………................... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….......... 6

1. Tujuan Penelitian………...…………………………………… 6

2. Manfaat Penelitian ………..…………………………………. 6

D. MetodePenulisan Penelitian …………………………………… 6

1. Jenis Data……………………………………………………. 6

2. MetodePengumpulan Data………………………………….. 7

3. Analisis Data………………………………………………… 7

E. SistematikaPenulisan …………………………………………... 7

BAB II GAMBARANUMUMDISPENDA …………………………. 9

A. Sejarah KantorDinasPendapatan Daerah …….………………..

B. Visi danMisi KantorDinas PendapatanDaerah ...……………...

C. Uraian Tugas ……………………………………………...……..

D. Struktur Organisasi………………………………………………

v
BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK .................................. 10

A.Tinjauan Teori ….……………………………………………….. 10

1. Prosedur……………………………………………………… 10

2. Pengertian Pajak SecaraUmum ……………………………… 11

3. Sistem Pemungutan Pajak ……………………………………. 12

4. Asas Pemungutan Pajak ……………………………………… 14

5. Pengertian PajakBumi dan Bangunan ………………………. 15

6. Objek dan Subjek PBB……………………………………… 16

7. Objekyangtidak dikenakan PBB………………………….. 17

8. DasarHukum PBB………………………………………….. 18

9. Nilai Jual Objek Pajak Tidak KenaPajak …………………… 18

10. DasarPenghitunganPBB………………………………….. 19

11. TarifPajakBumi danBangunan ………………………….. 19

12. Pajak Dalam PandanganIslam ……………………………..

B. Tinjauan Praktek ………………………………………………. 20

1. Realitas PenggunaanWilayah Kab.Inhil ………………………

2. Prosedur PemungutanPBB…………………………………. 20

3. Pendataan Kegiatan Objek Pajak …………………………… 20

A. ProsedurPembayaran Melalui Petugas Pemungut……...

B. PihakyangTerkait Dalam Pemungut …………………….

4. CaraMenghitungPBB ………………………………………. 22

5. CaraPembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ………………. 25

A. Sistem TempatPembayaran (SISTEP) ………………….. 25

B. Non SISTEP…………………………………………….. 25

6. Dokumenyangdigunakan ....................................................... 26

vi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 27

A. Kesimpulan …………………………………………………. 27

B. Saran ………………………………………………………… 28

DAFTAR PUSTAKA …………………………................................... 29

vii
DAFTAR TABEL

Tabel

TabelIII.1 Penggunaan wilayahKecamatan Tembilahan…………. 29

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pembangunannasionaladalahkegiatanyang berlangsung terusmenerus dan

berkesinambunganyang bertujuanuntuk meningkatkankesejahteraan rakyat baik

material maupun spritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebutperluh

diperhatikan masalah pembiayaan (dana) pembangunan dalam melaksanakan

pembangunandiseluruhtanahairIndonesiasecara adildanmerata telah

menghasilkanperkembanganyangcukupbesar dalamkehidupannasional.Negara

dalammenjalankanrodapemerintahannyamemerlukandanayangtidaksedikit

danuntukmensukseskanpembangunannasionaljuga tidakterlepasdariada

tidaknyayang tersediauntukmembiayaipembangunantersebut.Dengan

pengelolaandanayangbaik,maka semua tarifpendapatannegaradapat

dioptimalkanuntukmewujudkankelangsungan danpeningkatanpembangunan

nasionalyangbertujuanuntuk mensejahterakan rakyat.

Untukitudalammenjalankankelangsunganhidupbangsa serta

meningkatkanpembangunan,darisektorpajak jugasangatberpengaruh.Oleh

karenaitunegaramengaturtentang kewajibanperpajakanyaitutercantumdalam

Undang-Undang Dasar1945pasal23ayat2yang berbunyi“segalapajak

keperluannegara berdasarkanUndang-Undang,”maksudnyapajakyangdipungut

harus berdasarkan Undang-undangperpajakan.

1
Adapununtukmeningkatkanpendapatannegara darisektor pajak, pemerintah

melakukan usahadiantaranya:

1.Perluasanwajibpajakdalamartianmenjaringwajibpajaksebanyak mungkin

(Ekstensifikasi)

2. Peryempurnaan tarifpajak dan pembayaran pajak(Intensifikasi)

3. Peryempurnaan administrasi pemungutan pajak

Pemungutanpajakada duayaitupajaklangsungdantidaklangsung.Yang

termasuk pajaktidak langsung adalah seperti Pajak Pertambahan Nilai(PPN), Pajak

PenjualanatasBarangMewah(PPnBM)danBea Materai.Sedangkanyang termasuk

kedalam pemungutan pajak langsung adalah seperti Pajak Penghasilan (PPh),

Pajak Bumi dan Bangunan. Menurut Mardiasmo (2008:5).

PajakBumidanBangunanmerupakansalahsatujenispajakyang ikut

menyumbangkan danabagi pembangunan bangsa. Pajak Bumi dan Bangunan

adalahpajaknegarayang dikenakan terhadapBumidanatauBangunan berdasarkan

Undang-undang No 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

Bangunansebagaimana telahdiubahdenganUndang-UndangNo12Tahun1994.

PajakBumidanBangunanadalahpajak yangbersifatkebendaan dalamarti besarnya

pajakterutangditentukanolehkeadaanobjekyaitubumiatautanahdan

ataubangunan.Keadaansubjek(siapayang membayar)tidakikutmenentukan

besarnyapajak.

Mengingat pentingnyaperanan Pajak Bumi dan Bangunanbagi

kelangsungandankelancaranpembangunan,maka perlupenanganandan

pengelolaanyanglebihintensif.Penanganandanpengelolaantersebutdiharapkan

2
mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan.

Untuk menaikkan penerimaan pajak perlu dilakukan penyempurnaanaparatur

pajak,peningkatanmutupara pegawainya,danpenggunaansistempemungutan

pajakyangsesuai denganperaturan perundang-undanganyangberlaku.

Pada prinsip sistem perpajakan nasional menganut System Self

Assessment,dalamsisteminiwajib pajakdiberikankepercayaanuntuk menghitung,

melaporkanpajaknyasendiri.Namun mengingat besarnyajumlah

objekpajakdanberagamnya tingkatpendidikandanpengentahuanwajibpajak,

terutama dipedesaanmaka belumsepenuhnyawajibpajakdapatmelaksanakan

kewajiban untukmendaftarkan dan melaporkanobjek pajaknyayang lebih baik,

dilakukan pendataan terhadap objek dan subjek Pajak Bumi danBangunan.

Setiaporangataubadanyang memiliki,menguasaiataumemperoleh manfaat

atas tanah dan atau bangunan, wajib mendaftarkan objek pajaknya

tersebutkeKantor Dinas Pendapatan(DISPENDA)yangwilayahkerjanya meliputi

letak/ lokasi objek pajak.Pendaftarantersebut dilakukan denganmengisi

formuliryang disebutSuratPemberitahuanObjekPajak(SPOP).Setelahdiisi dengan

benar, jelas, dan lengkap SPOP harus dikembalikan keKantor Dinas

Pendapatan Daerah selambat-lambatnya 30 hari setelah diterimanya (Pasal 9

Undang-UndangNo. 12 Tahun 1994). Jikapengembaliannyamelewati waktu

yangditentukan,makakepadawajibpajakdikenakandendaadministrasisebesar

25%daripajakyangseharusnyadibayar(Pasal10ayat2Undang-undangNo.12

Tahun 1994).

3
Pengisian Surat PemberitahuanObjek Pajak(SPOP)dapatjuga dilakukan

melaluikegiatanpendataan,dalamhalinimaka aparatpajaksecara aktif

mendatangiwajibdanmencatat datayang diperlukan.Dalam halmenentukanluas

tanahataubangunanmaka petugaspendata dapatmelakukanpengukuranobjek

pajaktersebutataumencatatnyadaridokumen/bukti-buktiyang dimilikioleh wajib

pajak seperti Sertifikat atauIjin MendirikanBangunan (IMB).

Kegiatan pendaftaran, pendataan dan penelitian objek dan subjek pajak

bumi dan bangunan dimaksudkan untuk menciptakan suatu akurat, sehingga

diharapkandapatterciptapengenaanpajakbumidan bangunanyang lebihadil, merata

dantertib,serta peningkatanpokokketetapandanpenerimaan PajakBumi dan

Bangunan, dan peningkatan pelayanan kepadawajib pajak.

Pada dasarnya PajakBumidanBangunanmenggunakandua sistem

pemungutan,yaitusistem Self AssessmentSytemdanOfficialAssessment,yang

manakeduasisteminiditerapkandalamkegiatanyang berbedayaitu,sistemself

assessment diterapkan dalam kegiatan menyerahkan Surat Pemberitahuan Objek

Pajak (SPOP), sedangkan sistem official assessment di terapkan dalam penentuan

besarnya PajakBumidanBangunan(PBB).Dalampemungutan PajakBumidan

Bangunanperluadanyaproseduryang sesuaidenganketentuanUndang-Undang

PajakBumidanBangunan.PadaKantorDinas PendapatanDaearahprosedur

pemungutanpajakadalahhalyangharus diperhatikan. Karenahal ini adalah wajib

dilakukanolehsemuaKantor PendapatanDaerah.Karena KantorDinas

PendapatanDaerahkurangmelakukansosialisasimasalahprosedurpemungutan

4
PajakBumidanBangunan,makawajibpajakbayakyangkurangmengetahui

tentangprosedurpemungutan Pajak Bumi danBangunan.

Berdasarkan uraian ringkas di atas maka penulis ingin mengetahui

prosedurpemungutanPajakBumidan Bangunan(PBB)diDinasPendapatan

Daerah,maka penulistertarikuntukmengadakanpenelitiandanmengangkat menjadi

suatu karyatulissebagai kajian dari tugasakhirpenulis dengan judul :

“PROSEDURPEMUNGUTANPAJAK BUMIDANBANGUNAN(PBB)DI

DINASPENDAPATAN DAERAH KOTA SORONG”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkanuraianlatar belakangmasalahdiatas,maka penulis merumuskan

permasalahan, yaitu :” Bagaimana Prosedur Pemungutan Pajak

BumidanBangunan(PBB) diDinas Pendapatan Daerah kota Sorong.

5
C. TujuandanManfaatPenelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul yang penulis ambil, makatujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan di Dinas Pendapatan Kota Sorong.

2. Manfaat Penelitian

1. Sebagaibahanmasukan bagi pihak berkepentinganuntuk

kepentingan penerimaanPajak Bumi dan Bangunan di Dinas

Pendapatan Daerah Sorong.

2. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi peneliti

selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian terhadap objek

yangsama.

3.Dapatmenambahdanmemperkaya khasanahilmudanpengetahuan

tentangperpajakan, khususnyatentangPajakBumi dan Bangunan.

4.Diharapkandapatmenambahpengetahuanbagipara pembaca

khususnyayang berminatdalammasalahperpajakandancara-cara

yangpalingbaik untuk peningkatan penerimaanya.

D. MetodePenulisanPenelitian

1. Jenis Data

a.DataPrimeradalahdatayangdiperolehdariPegawaiKantorDinas

Pendapatan Daerah.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

melaluimedia perantara(diperolehdandicatatolehpihaklain),data
6
sekunderumumnyaberupadokumen,arsip,perumusandancatatan

lainyangdiperlukan.

2. MetodePengumpulan Data

a. Observasi,yaitupenulisan langsung turun kelokasi penelitian untuk

mengamati secaradekatmengenai masalahyang diteliti.

b.Interview (Wawancara),yaitudenganmengemukakanpertanyaan

secaralisanmengenaipermasalahanyang ditelitikepadaresponen

tentangbagaimanaProsedurPemungutan PajakBumi dan Bangunan.

3. Analisis Data

Dalam penggunaan laporan ini laporan ini penulisan melakukan

pengolahanterhadapdata kemudiandisajikanberdasarkananalisis. Secara

umumanalisisdatayangdigunakanadalahsecara kualitatifyaituanalisis

yangtidakdidasarkanpada perhitunganstatistikyangberbentukkuantitaf

(jumlah).

E. Sistematika Penulisan

Sistematistugas merupakangarisbesarpenyusunanyang bertujuan

memudahkan jalan pikiran dalammemahamikeseluruhan isitugas adalah sebagai

berikut :

BAB I :Pendahuluan

Dalambabiniakandisajikantentang latarbelakang,perumusan

masalah, tujuan penelitian, menfaat penelitian,dan sistematika

penulisan.

BAB II :Umum Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota


Sorong.
7
Dalam bab ini merupakan gambaran umum tentang sejarah

Kantor Dinas PendapatanDaerahKota Sorong meliputi Visi dan

Misi,Uraian Tugas, sertaStrukturOgranisasi.

BAB III :TinjauanTeori danPraktek

Babinimerupakanbabyangmenjelaskantentang sejarahpajak bumi

dan bangunan,dan prosedurpemungutanpajak bumi dan

bangunanpada KantorDinas PendapatanDaerahKota Sorong.

BAB IV :Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang

kesimpulan dari hasil penelitian sertasaranyang diperlukan.

8
BAB II
GAMBARAN UMUMKANTOR DINASPENDAPATAN DAERAH

KOTA SORONG

9
BAB III
TINJAUAN TEORI DANPRAKTEK

A. TinjauanTeori

1. Prosedur

Menurut Mulyadi dalam Yati, (2008:14) prosedur adalah suatu urutan

kegiatankritikal,biasanyamelibatkanbeberapaorang dalamsatudepartemenatau

lebihyang dibuatuntukmenjaminpenanganansecaraseragamtransaksi

perusahaanyangterjadiberulang-ulang.Sedangkan menurut Moekijat dalam Yati,

(2007:14), ciri-ciri prosedurmeliputi :

a. Prosedurharusdidasarkanatasfakta-faktayangcukupmengenaisituasi

tertentu, tidak didasarkandugaan-dugaan atau keingin.

b.Suatuprosedurharusmemilikistabilitas,akantetapimasih memiliki fleksibilitas.

Stabilitas adalah ketentuanarahtertentu denganperubahan

yangdilakukanhanyaapabilaterjadiperubahan-perubahanpenting dalam

fakta-faktayang mempengaruhipelaksanaanprosedur.Sedangkan

fleksibilitas digunakan untuk mengatasikeadaandaruratdanpenyesuaian

kepadasuatu kondisi tertentu.

c. Prosedurharus mengikuti zaman.

Daribeberapa pengertiandiatasmaka dapatdisimpulkanbahwa prosedur

adalahsuatuurutan kegiatanyang telahmenjadipolatetapdalam

melaksanakan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu

10
depertemen atau lebih yang didasarkan pada fakta-fakta dan tidak

ketinggalan zaman.

2. PengertianPajak Secara Umum

Pengertianpajakmenurutbeberapa ahliselaluberbeda,maskipunbegitu

pendapattersebutmempunyaimaksuddantujuanyangsama tentangpajak.

Adapundefenisipajakyang dikemukakanpara ahlidibidang perpajakan antara lain :

MenurutSoemitro,dalamPudyatmoko,(2009:1)yang dimaksuddengan

pajakadalahiuran rakyatkepadakasnegara berdasarkanUndang-undang(yang

dapatdipaksakan)dengantiada mendapatjasa timbalbalik(kontraprstasi)yang

langsungdapat ditunjukan dan digunakan untuk pengeluaran umum.

Menurut Soemahamidjayadalam Bohari, (2008:24) Pajak adalah iuran

wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan

norma-normahukumguna menutupbiayaproduksibarang-barangjasakolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum.

Dari defenisi di atas dapatdisimpulkan bahwapajak memiliki beberapa

unsurpokokyaitu :

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang pajak serta aturan

pelaksanaanyangberlaku.

2. Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun

daerah.

3. Pajakdapatpulamempunyaitujuandanfungsisebagaibudgetairdan

regulerend(mengatur).

11
3. SistemPemungutanPajak

1. Official Assessment Sytem

Adalahsistempemungutanyang memberiwewenang kepada pemerintah

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Adapun ciri-ciri Official Assessment Sytem:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus

(aparatur pajak)

b. Wajib pajak bersifat pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

2. Self Assesment Sytem

Adalahsuatusistempemungutanpajakyang memberiwewenang kepada

wajibpajakuntukmenentukansendiribesarnyapajakyang terutang.Adapunciri- ciri

dariSelf Assment Sytem:

a. Wewenanguntukmenentukanbesarnyapajakterutangadapadawajib pajak

itu sendiri.

b. Wajibpajakaktif,mulaidarimenghitung,menyetor,danmelaporkan

sendiri pajakyangterutang.

c. Fiskus tidak ikut campurdan hanyamengawasi.

3. With Holding Sytem

Adalahsuatusistempemungutan pajakyangmencariwewenang kepada

pihakketiga(bukanfiskusdanbukanwajibpajakyang bersangkutan)untuk

menentukanbesarnyapajakyang terutang olehwajibpajak.Adapunciri-ciridari


12
WithHoldingSytem:Wewenangnyamenentukanbesarnyapajakyangterutang

adapadapihakketiga,pihakselainfiskus danwajibpajak.Sedangkan Pengelompokan

pajak adalah sebagain berikut :

1. Menurut Golongannya

a. Pajak langsung, yaitu pajak yangharus dipikulsendiri olehWajib

Pajak dan tidak dapat dibebankanatau dilimpahkan kepadaoranglain.

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebabkan atau dilimpahkan kepadaoranglain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2. Menurut Sifatnya

a. PajakSubjektif,yaitupajakyangberpangkalatauberdasarkanpada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajin Pajak.

Contoh : Pajak Penhasilan (PPh)

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaandiri Wajib Pajak

Contoh:PajakPertambahanNilaidanPajakPenjualanatasBarang

Mewah. (PPnBM)

3. MenurutLembagaPemungutnya

a. PajakPusat,yaitupajakyang dipungutolehpemerintahpusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangganegara.

Contoh:PajakPenghasilan,PajakPertambahanNilaidanPajak

13
Penjualan atasBarangMewah.

b. PajakDaerah,yaitupajakyangdipungutolehpemerintahdaerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah

terdiri atas :

 Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan BakarKendaraan

Bermotor.

 Pajak Kabupaten/ Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Bumi dan

BangunanperdesaandanperkotaandanBea PerolehanHak atas

Tanah dan Bangunan.

4. Asas PemungutanPajak

Menurut Smith dalam Bohari Asas pemungutan pajak adalah sebagai

berikut :

1. Equality (asas persamaan). Asas ini menekankan bahwapadawarga

negara atauwajibpajaktiapnegara seharusnya memberikan

sumbangankepadanegara,sebanding denganitukemampuan

merekamasing-

masing,yaitusehubungandengankeuntunganyangmerekaterimadiba

wahperlindungan negara.Yang dimaksud dengan“keutungan”

disiniadalahbesar kecilnyapendapatanyang

diperolehdibawahpelindungan negara. Dalam asasEqualityini

tidakdiperolehkansuatunegara mengadakandeskriminasidiantara

wajib pajak.
14
2. Certainty(asaskepastian).Asasinimenekankanbahwa bagi wajib pajak,

harus jelasdanpasti tentang waktu,jumlah, dancara pembayaran pajak.

Dalam asas ini kepastian hukum sangat dipentingkan terutama

mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan

mengenai pembayarannya.

3.Conveniency ofPayment(asasmenyenangkan). Pajakseharusnya

dipungutpadawaktudengancarayang palingmenyenangkan bagi

parawajib pajak.

4. Low Cost of Collection(asasefisiensi). Asas inimenekankan bahwa

biayapemungutanpajaktidakbolehlebihdarihasilpajakyang akan

diterima, pemungutan pajak harus disesuaikandengan kebutuhan

AnggaranBelanjaNegara.

5. PengertianPajakBumi danBangunan

MenurutPrawoto,(2011:9)yang dimaksuddenganPajakBumidan Bangunan

adalah Penerimaan pajak Pusat yang sebagian besar hasilnya diserahkan

kepadaDaerah. Dalam Anggaran Pendapatan danBelanjaDaerah (APBD),

penerimaan pajak bumi dan bangunan tersebut dalam kelompok penerimaan bagi

hasil pajak.

MenurutMuljono,(2010:140) yangdimaksuddenganPajakBumidan

Bangunan adalahpajakkebendaan atas bumi/atau bangunan dikenakan terhadap

subjekpajak. HasilpenerimaanPBB merupakanpenerimaannegarayangdibagi

antarapemerintah pusatdan pemerintah daerah.

Daripengertiantentang PajakBumidanBangunandiatasmaka peneliti

menyimpulkan bahwaPajak BumidanBangunanadalah penerimaan negarayang


15
berasaldarirakyatatas keberatan objek atau bumi, tanah dan atau bangunanyang

sebagianbesarhasilnya diserahkankepadadaerahmasing-masinguntuk

meningkatkan pendapatan daerah tersebut.

6. Objek danSubjekPajakBumi danBangunan

Berdasarkan Pasal1UUNomor 12Tahun1994,yangmenjadiobjekpajak

ialahBumidanBangunan.Bumiadalahpermukaanbumidantubuhbumiyang ada

dibawahnya. Pemukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk

rawa-rawa tambakpengairan)serta lautwilayahRepublikIndonesia.

Bangunanadalahkonstuksiteknikyangditanamataudiletakkansecara tetappada tanah

dan/ atau perairan.Yangtermasuk dalam pengertian bangunanadalah :

1.Jalanlingkunganyang terletakdalamsuatukomplekhotel,pabrikdan

emplasemennyadan lain-lain yangmerupakan sutukesatuan dengan

komplek bangunan tersebut.

2.Jalan Tol.

3.Kolam renang.

4.Pagarmewah.

5.Tempat olah raga.

6.Galangan kapal, dermaga.

7.Taman mewah

8.Tempat penampungan/kilangminyak,airdangas,pipaminyak.

9.Fasilitasyangmemberikan manfaat.

Sedangkanyang menjadiklasifikasiobjekpajaksebagaimanadimaksud

dalamayat(1)diaturolehMenteriKeuanganyang dimaksuddenganklasifikasi bumi

dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya

16
dandigunakansebagaipedomanserta untukmemudahkanpenghitungan

pajakyangterutang.

Faktor yangmenentukanklasifikasi objek pajak.

1. Bumi/ Tanah

a. Letak.

b. Peruntukan.

c. Pemanfaatan.

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain.

2. Bangunan

a. Bahanyangdigunakan. b.

Rekayasa.

c. Letak.

d. Kodisi lingkungan dan lain-lain.

Adapunyang menjadiSubjek PajakBumidanBangunanPasal4UU PBB

adalahorang ataubadanyang secaranyatamempunyai hakbumidanbangunan

sesuaidenganketentuanUndang-Undangyangberlaku.Dalamkaitannyadengan

PajakBumidanBangunan,makayangdimaksudkandengansubjekpajaknya adalah

orangpribadi ataubadanyangsecaranyata:

1. Mempunyai hak atas bumi; dan/atau

2. Memperoleh manfaat atas bumi; dan/atau

3. Memiliki, menguasai, dan/ atau memperoleh manfaat atas tanah/

bangunan.

7. ObjekPajakyang tidak dikenakanPajakBumidanBangunan

DalamPasal3UUPBBdijelaskanObjekPajakyangtidakdikenakan

17
Pajak Bumi danBangunan adalah objek pajakyang:

1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum

dibidang ibadah,sosial,kesehatan,sertapendidikandankebudayaan

nasional,yangtidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.

2. Digunakanuntukkuburan,peninggalanpurbakala,atauyangsejenis

dengan itu.

3. Merupakanhutanlindung,hutansuakaalam,hutanwisata,taman

nasional,tanahpenggembalaanyang dikuasaiolehdesa,dantanah

negarayangbelum dibebani suatu pihak.

4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik.

5. Digunakanolehbadanatauperwakilanorganisasiinternasionalyang

ditentukan oleh MenteriKeuangan.

8. DasarHukumPajakBumi danBangunan

Landasan Hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-undang

Nomor12Tahun1985sebagaimanatelahdiubahdenganUndang-undangNomor

12 Tahun 1994 tentangPajak Bumi danBangunan(PBB).

9. Nilai Jual ObjekPajakTidakKena Pajak(NJOPTKP)

BesarNilai Jual ObjekPajakTidakKena Pajak(NJOPTKP)sebagaimana

dimaksuddalamPasal 77ayat(4)danayat(5)UUPDRD,makabesarnya

NJOPTKPditetapkanpalingrendahsebesarRp10.000.000,-(sepuluhjuta rupiah)

untuk setiap Wajib Pajak.

a. SetiapwajibpajakmemperolehpenguranganNilaiJualObjekPajak

Tidak KenaPajak sebanyak satu kali dalam satu tahun pajak.


18
b.Apabila wajibpajakmempunyai beberapa objekpajak,makayang

mendapatpenguranganNilaiJualObjek PajakTidakKena Pajakhanya

satuobjekpajakyng nilainyaterbesardantidakbisadigabungkan dengan

objek pajak lainnya.

10. DasarPenghitunganPajakBumi danBangunan

Dasar perhitungan PajakBumidanBangunanadalahnilaijualkena pajak

atauNJKP(Pasal6ayat3UUPBB),menurutPeraturanPemerintahNo.25

Tahun 2002 besarnyaNJKPuntuk PerhitunganPajak Bumi danBangunansebagai

berikut :

1. Objek Pajak Perkebunanadalah 40%

2. Objek Pajak Kehutanan adalah40%

3. Objek Pajak Pertambangan adalah 40%

4. Objek Pajak lainnya(pedesaan dan perkotaan)

a. ApabilaNJOP-nya>_Rp 1.000.000.000,- adalah 40%

b. ApabilaNJOP-nya<Rp 1.000.000.000,- adalah 20%

11. TarifPajakBumi danBangunan

Tarifberdasarkanketentuanpasal80ayat(1)dan(2)makatarifpajak

bumidanbangunanPerdesaandanPerkotaanditetapkanpalingtinggisebesar

0,3%(nol komatigapersen),yangditetapkan dengan peraturan daerah.

19
B. TINJAUANPRAKTEK

1. ProsedurPemungutanPBB

SecaragarisbesarProsedurPemungutanPajakBumidanBangunanPada

KantorDinas PendapatanDaerah Tembilahan sebagai berikut :

1. Tahap PendaftaranObjekPajak.

Dalamhalpendataanobjekpajak,maka setiapsubjekpajakwajib

mendaftarkankekayaanyang dimilikinyaberupatanah danbangunan dengan

mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang diterimanya

denganjelas,benar,lengkapdantepatwaktuserta ditandatangani

kepadaRT/RW.

2. Tahapan Pengisian SuratPemberitahuan Objek Pajak.

SuratPemberitahuanObjekPajak(SPOP)yang telahdiisiolehsubjek

pajakyang telahdilaporkanketuaRT/RWkepadakelurahan,maka

selanjutnyaditeruskanke kelurahandanselanjutnyaakandiberikan

ketingkatkecamatanuntukdiperiksa danselanjutnya diteruskankepada

Kantor PajakKotamadya/Kabupaten(DalamhaliniDinas Pendapatan

Daerah)paling lambat30harisejakditerimanyaSuratPemberitahuan Objek

Pajak (SPOP)tersebut kepadawajib pajak.

3. Tahapan penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

ProsesselanjutnyayaituKetua pajak/Dispenda mengeluarkanSurat

PemberitahuanPajak Terhutang (SPPT)yang didasarkankepadadatayang

ada didalamSurat PeberitahuanObjek Pajak(SPOP)dandiberikankepada

wajib pajak melalui Pemerintahan Kecamatan danKelurahan.

20
4. Tahap Pembayaran PajakBumi dan Bangunan

PembayaranPBB saatinitidaklagidilakukansecarapenagihanoleh

petugaspemungutkepada wajibpajakpadasetiapdaerah,tetapi menggunakan

SistemTempatPembayaran(SISTEP)dimana setiapwajib

pajakdapatmembayar PBBkepadatempatyang telahditunjukpemerintah

salahsatunyaBankKantor PosdanGiro,Danlain-lainkecualiada sesuatu

halyang menyebabkanwajibpajaktidakbisamembayarlangsung karena

jauhdarilokasipembayaran,maka diadakanpetugaspemungutPBByang

ditujuk.

2. PendataanKegiatanObjekPajak

Kegiatan pendataanObjekPajakBumidanBangunanterdiri dari4macam

kegiatan :

a. PenyusunanDataAwal

Penyampaian danpengembalian dataSurat Pemberitahuan Objek

Pajak(SPOP) kegiataninidilakukanolehpetugasKantor Pelayanan Pajak

Pratama Rengatberkerjasama denganaparat PemerintahDaerahdanatau

instansilainnya dengancaramenyampaikan SPOPserta memantaudan

menerima kembali SPOPyangtelahdiisidanditandatanganioleh Wajib

Pajakuntukdigunakansebagaibahanpenerapanbesarnya pajakyang

terhutangsesuai denganketentuanyangberlaku.

21
b. Verifikasi Data

KegiataninidilaksanakanolehpetugasKantor Pelayanan Pajak Pratama

Rengatberkerja sama denganaparat PemerintahDaerahdanatauinstansilainnya

dengancaramencocokkandataobjekdansubjekpajakyang sudahterdaftar

padaadministrasi pajakdengan keadaan objekpajak dan subjekpajakyang

sebenarnya dilapangan,untukdapatdipergunakansebagaibahanpenetapan

besarnyapajakyangterhutang.

c. Identifikasi Objek dan Subjek Pajak PBB.

KegiataninidilaksanakanolehpetugasKantor Pelayanan Pajak Pratama

Rengatberkerja sama denganaparat PemerintahDaerahdanatauinstansilainnya

dengancaradikontrakkan,dengancaramencocokaninformasigrafisyangada

padapetakerjadengan keadaan objek pajak di lapangan.

d. Pemutakhiran Data

KegiataninidilaksanakanolehPemerintahDaerahTingkatII berdasarkan

pelimpahan tugas dariMenteri Keungan dan dilaksanakan berdasarkanpetunjuk

teknisyang diberikanolehDirjenPajak.Kegitaninidilaksanakansetelah

PemerintahDaerahTingkatII menerima hasilpenyusunandataawaldariDirjen Pajak

KantorPelayananPajak PratamaRengat diwilayahyangbersangkutan.

3. Cara Menghitung PajakBumi danBangunan

CaramenghitungPajakBumi dan Bangunan sebagai berikut :

Contoh : Pertama

1. Wajib Pajak A mempunyai objek pajak berupa:

- Tanah seluas 500 m2 dengan hargajual Rp. 250.000/m2

- Bangunan seluas 250 m2dengan hargajual Rp. 350.000/m2


22
- Taman seluas 100 m2 dengan hargajual Rp. 25.000/m2

Besarnyapokok pajakyangterhutangadalah sebagai berikut :

1. NJOPbumi (tanah) 500 xRp 250.000 = Rp. 125.000.000,-

2. NJOPBangunan

a. NJOPrumah 250xRp 350.000 =Rp. 87.500.000,-

b. NJOPtaman 100xRp 25.000 =Rp. 2.500.000,-+

Jumlah NJOPBangunan = Rp. 90.000.000,-

Jumlah NJOPTKP = Rp. (10.000.000,-)–

Nilai jual bangunankenapajak = Rp. 80.000.000,-+

3. Nilai Jual Objek Pajak KenaPajak = Rp. 205.000.000,-

4. Tarif Pajak efektif yang ditetapkan dalam peraturan Daerah 0,3% (nol

komatigapersen).

5. PBBterhutang: 0.3%xRp. 205.000.000,-=Rp. 615.000,-

23
Contoh : Kedua

2. Suwarno mempunyai tanah dan bangunan di Tembilahan dengan luas

tanahseluruhnya 1600m2danbangunanrumahseluas500m2.Lokasi

tanahtersebuttermasukkelas10,perm2dihargaisebesar Rp1.000.000,-

danbangunanrumahtermasukkelas9dengandihargaiRp2.000.000,- per

m2,besarnyaNJOPTKPdidaerahituadalahsebesar Rp.10.000.000,-.

Perhitungan PBB atas tanah dan bangunan tersebut adalah :

Jawab :

NJOPbumi adalah 1600 xRp 1.000.000,- Rp 1.600.000.000,-

NJOPbangunan adalah 500 xRp 2.000.000,- Rp 1.000.000.000,-+

NJOPdasarpengenaan PBB Rp 2.600.000.000,-

NJOPTKP Rp ( 10.000.000,-)-

NJOPuntuk perhitungan PBB Rp 2.590.000.000,-

NJKP20%X Rp 2.590.000.000,- Rp 518.000.000,-

PBBterutang0,3%xRp 518.000.000,- Rp 1.554.000,-

24
5. CaraPembayaranPajakBumi danBangunan

TatacarapembayaranyangditetapkanKantorDinasPendapatanDaerah sebagai

berikut :

A. SistemTempatPembayaran(SISTEP)

PembayaranPajakBumidanBangunanmenurutsistempembayarandapat

dilakukan dengan dua cara:

1. Pembayaranyanglangsungketempat pembayaran

WajibPajakmembayarlangsung ketempatpembayaranyang telah

ditetapkanolehDinas PendapatanDaerahyaituBank. Pada saatmembayar

wajibpajakcukupmenunjukkanSPPT PBBdansebagaibukti

pembayarannya,wajibpajakakanmenerima SuratTanda Terima Setoran

(STTS).

2. Pembayaran melalui petugas pemungut

Wajib pajak membayaratau melunasipajakbumi dan bangunan melalui

petugas pemungut (kolektor), kemudian sebagai bukti pembayarannya

wajibpajakakanmenerima SuratTanda Terima Setoran(STTS). Selanjutnya

petugas pemungut dimasukan dalam Daftar Penerimaan Harian(DPH)

PajakBumi dan Bangunan dan disetorkan ketempat pembayaranBank.Dari

tempatpembayaranpajakbumidanbangunan yang

sah.Petugaspemungutselambat-lambatnya8(delapan)harisudah

menyampaikan STTSkepadawajib pajak.

B. Non SISTEP

Tata cara pembayaran tidak menggunakan tempat sistem pembayaran

sebagai berikut :

1. Melalui Bank Presepsi

Pembayaran melalui Bank Presepsi dapat dilakukan melalui Bank Presepsi

diwilayahDaerahTingkatII tempatobjekpajak.Jumlahpajakyangakan
dibayar ditulis pada formulir (SSP) setelah formulir diisi wajib pajak,

menyerahkanSSPtersebutbesertauangnyakepadapetugasbank yang

bersangkutansesuaidenganjumlahyang tertulisdalamSSPwarnaputih

danwarna merahmuda.Syarattanda SSPwarna merahmuda olehwajib pajak

dikirim kekantordispendasebagai tandabukti pembayaran.

6. Dokumenyang Digunakan

a. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)

Suratyangdigunakanolehwajibpajakmelaporkandataobjeknyamaupun

yangdipakai oleh bagianEkstensifikasi untuk melakukan pendataan.

b. Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak(LSPOP)

Formuliryang dibuatolehpetugaspengolahandatadaninformasi(PDI)

yangsatukandenganSPOPyang dipakaiolehwajibpajakuntuk melaporkan

dataobjek pajak.

c. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)

SuratKeputusanKepala Dinas PendapatanDaerahmengenaibesarnya

pajakyang harusdibayar.Formulirinidigunakanuntukmemberitahukan

padawajibpajak tentang pengenaanpajakbumidanbangunanyang

didalamnyaberisikananataralain namaserta alamat wajib pajakterhutang,

tempat pembayaran dan jatuh tempo pembayaran.

d. Surat TandaTerimaSetoran (STTS)

Suratataublangko pembayaranyang dijadikanbahanbuktibahwawajib pajak

telah melunasi pajak bumi dan bangunan.

26
Supaya lebihjelas Prosedur Pemungutan PajakBumidanBangunanyang

dilakukanpadaKantorDinasPendapatan Daerahdapatkitalihatpadabagan dibawah

ini:

27
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanuraianpermasalahanyang penulisuraikandiataspadabab-

babsebelumnyamakapenulisdisinidapatmemberikanbeberapakesimpulan yang

berkaitan denganPajak Bumi danBangunan (PBB) di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Sorongdansaran-saran diantaranyaadalah sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan prosedur pemungutan pajak bumi dan bangunan

KantorDinasPendapatanDaerahKota Sorongmelibatkan seluruh

bagiansecaramendalam/ konferensif,sehinggaakanmemberikan

pengawasanyang lebihbaik.Halinijugauntukmenghindari kesalahan, karena

dalamprosedurpemungutan PajakBumidanBangunanterdapat bayak

pihakyangterlibatsehinggaperlu adanyakoordinasiyangbaik.

2. Prosedur pemungutan, penangganan, pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunanyang dilakukanolehKantorDinasPendapatanDaerah Kota Sorong

sudahsesuaidenganperaturanperundang- undangan PajakBumi dan

Bangunan.

3. Dalam penerapan prosedur pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Kantor

Dinas PendapatanDaerahsudahcukupbaikhaliniadministrasi

melibatkanberbagaibagian,sehinggaadasuatukerjasamayang saling

mengoreksisatudenganyang lainnyasehinggadapatmengurangiadanya

kesalahanatau kecuranganyangmungkin terjadi.

27
B. Saran
Berdasarkanhasilpembahasandankesimpulandiatasmaka berikutini

penulismenyampaikansaran-saranyang mungkinbergunabagipihak instansi

pemerintahan sertapihakyangterkait.

1. KantorDinas Pendapatanhendaknyamensosialisasikanprosedur

pemungutan pajak bumi dan bangunan kepada masyarakat agar

masyarakatlebihmengertitentang prosedurpemungutanPajakBumidan

Bangunanyang harusmerekaikuti.Dalammemberikanpengetahuan tentang

PajakBumidanBangunandalamhalinikhususnyasektorPBB agar

masyarakatmengetahuiartipentingnya pembayaran PBByang

sebenarnyademi kemajuan dalam pembangunandaerah.

2. Denganberkembangnyawilayahyang,perludilakukanusahayanglebih

intensifuntuk menggali potensi dengan carapendataanyanglebih lengkap

dan sesuai dengan keadaan dilapangan.

3.Sistempemungutan PajakBumidanBangunanpada Kantor Dinas Pendapatan

DaerahIndragiri Hilirharus lebih diperhatikan, sehinggatidak akan

menimbulkan kesalahan dalam penghitungan dan pemungutannya.

4. KantorDinasPendapatanDaerahKabupatenIndragiriHilirdiharapkan

untukmenyampaikanSPPT kepadawajib pajaksesegeramungkinagar wajib

pajak bisamembayartepat padawaktunya.

5. SebaiknyapihakFiskusdanPemerintahdaerahmemberikanpenghargaan

bagimasyarakatyangtelahmelunasiSPPTtepatpadawaktunya,agarmenigkat

dalammembayarPajakBumidanBangunansehinggatarget penerimaan

PBBdari tahun ketahun dapat tercapai.

28
DAFTARPUSTAKA

Azhari, Pengantar Perpajakan dan Hukum Pajak, Pusat Pengembangan


Pendidikan, Pekanbaru.2007.

Bohari, PengantarHukum Pajak, Rajawali Pers, Jakarta.2008.

Buku Dinas PendapatanDaerah Kota Sorong.2008.

DianaAnastasiadanLilisSetiawati,PerpajakanIndonesia,Andi,Yogyakarta.
2004.

Muljono Djoko,Panduan Brevet Pajak,Andi, Yogyakarta.2010.

MarkusMudah,PerpajakanIndonesia,PTGramediaPustakaUtama,Jakarta.
2005.

Mardiasmo,PerpajakanEdisi Revisi,Andi, Yogyakarta. 2008.

PajakDirektoratJendral,TeknisPengelolaanPBBP2danBPHTB,Direkorat
Jendral Pajak. 2010.

Pudyatmoko Sari,PengantarHukum Pajak, Andi,Yogyakarta.2009.

Prawoto,Agus,PenilaianPajak BumidanBangunanPerdesaandanPerkotaan,
Yogyakarta. 2011.

Primandita, Fitriandi, Kompilasi Undang-Undang Perpajakan terlengkap,


SelembaEmpat, Jakarta.2011.

RancanganPeraturanDaerahKabupatenIndragiriHilirtentang,PajakBumidan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.2011.

Supriyanto, Heru,Caramenghitung PBB, BPHTB, dan Bea Materai,Indeks,


Jakarta. 2008.

SiahanMarihotP,Pajak DaearhdanRetribusiDaerah,RajaGrafindoPersada, Jakarta.


2005.

SuandyErly,PerpajakanEdisi 1,SalembaEmpat, Jakarta. 2002.

UUNo.12Tahun1985sebagaimana telahdiubah denganUUNo.12Tahun1994


tentangPajakBumidanBangunandanUUNo28tentang PajakDaerah dan
Retribusi Daerah.
Undang-UndangPajakDaerahdanRetribusiDaerah,FOKUSMEDIA,Bandung.
2011.

29

Anda mungkin juga menyukai