PROPOSAL
1
DAFTAR ISI
i
3. Variabel Tertikat (Dependent Variable) ................................... 41
4. Operasionalisasi Variabel ......................................................... 41
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 43
1. Sumber Data ............................................................................. 43
2. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43
D. Populasi dan Sampel...................................................................... 43
1. Populasi..................................................................................... 43
2. Sampel ...................................................................................... 45
E. Rancangan Pengujian Hipotesis .................................................... 46
1. Uji Asumsi Klasik..................................................................... 46
2. Uji Normalitas .......................................................................... 46
3. Uji Multikolinearitas ................................................................. 47
4. Uji Heteroskedasitas ................................................................. 48
5. Uji Autokorelasi........................................................................ 49
F. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 49
G. Rancangan Pengujian Hipotesis .................................................... 50
1. Uji F .......................................................................................... 50
2. Uji t ........................................................................................... 50
H. Koefisien Determinasi ................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 52
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar 265 juta jiwa, dengan jumlah penduduk tersebut negara Indonesia
terlaksana. Terdapat dua sumber pendanaan, yaitu pajak dan bukan pajak.
Pendapatan dan Belanja Negara. Pajak yang berasal dari masyarakat nantinya
akan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Terdapat dua fungsi
kegiatan konsumsi dan produksi melalui PPnBM dan PPN sebagai fungsi
1
2
kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia. Pajak diperoleh dari wajib pajak
pribadi maupun wajib pajak badan. Wajib pajak yang taatlah yang turut serta
merupakan beban yang harus dibayar bagi para wajib pajak. Pajak dirasa akan
mengurangi total pendapatan atau laba bersih yang diperoleh. Hal tersebut
pajaknya. Pada tahun 2016 saja Indonesia masuk peringkat ke-11 dalam
penghindaran pajak dengan nilai perkiraan 6,48 miliar dolar AS, disebutkan
ke Dinas Pajak Indonesia. Dan pada tahun 2017 Sekjen Forum Indonesia
laba cara yang dilakukan antara lain dengan agresivitas pajak atau
perencanaan pajak.
Bursa Efek Indonesia. Berikut adalah tabel perhindaran pajak yang dilakukan
Tahu
No Emiten n
2015 2016 2017
1 ADES 0,26 0,09 0,25
2 CEKA 0,25 0,13 0,25
3 DLTA 0,23 0,22 0,24
4 DVLA 0,34 0,41 0,39
5 GGRM 0,34 0,34 0,35
6 ICBP 0,23 0,22 0,24
7 INDF 0,35 0,34 0,33
8 KLBF 0,32 0,31 0,32
9 MERK 0,36 0,40 0,42
10 MLBI 0,26 0,26 0,26
11 PYFA 0,48 0,37 0,35
12 SKLT 0,27 0,18 0,16
13 TCID 0,07 0,37 0,36
14 TSPC 0,34 0,32 0,34
15 ULTJ 0,34 0,31 0,44
16 UNVR 0,34 0,34 0,34
17 ROTI 0,28 0,24 0,27
Sumber: Bursa Efek Indonesia (terlampir)
4
tingkat pajak yang efektif. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
semakin terbantu untuk bisa melakukan tindakan agresivitas pajak. Salah satu
tax benefit yang didapatkan oleh wajib pajak adalah beban bunga. Direktur
faktanya banyak wajib pajak (WP) yang melakukan langkah untuk mendapat
tax benefit berupa beban bunga. Banyak perusahaan lebih memilih berhutang
untuk mendapatkan beban bunga, lalu beban bunga tersebut dijadikan strategi
dibiayai dengan utang dapat diukur dengan rasio leverage. Menurut Hery
yang menggunakan utang mempunyai kewajiban atas beban bunga dan pokok
perusahaan.
agresivitas pajak perusahaan, atau dengan kata lain adanya pengaruh yang
berbanding lurus dengan beban pajak yang harus dibayarkan. Jika beban
yang disebut dengan manajemen laba. Untuk itu perusahaan cenderung melak
negeri kepada perusahaan cangkang (di dalam negeri). Cara ini untuk
keuangan perusahaan afiliasi. Hal ini tentunya akan mengurangi nilai pajak
laba, dengan mengalihkan laba ke negara lain merupakan salah satu praktek
metode akuntansi akan memberikan hasil yang berbeda terhadap laba yang
dan pajak yang relatif lebih rendah, Sri Sulistyanto (2008). Pernyataan
tersebut sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Krisnata dan
metode akuntansi akan memberikan hasil yang berbeda terhadap laba yang
dan pajak yang relatif lebih rendah, Sri Sulistyanto (2008). Pernyataan
tersebut sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Krisnata dan
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) yang
perusahaan.
8
Agresivitas Pajak.
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
terkena sanksi pajak. Bagi Direktorat Jenderal Pajak, penelitian ini dapat
merespon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
B. Rasio Leverage
dalam Neraca atau Laporan Laba Rugi Perusahaan. Dalam hal ini analisis
rasio yang digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
rasio keuangan adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui masalah
yang ada pada setiap bidang dan membantu untuk menilai kinerja perusahaan
1. Mutu analisis rasio akan bergantung pada akurasi dan validitas angka-
angka yang digunakan, yang sebagian besar diambil dari Neraca dan
10
11
data yang digunakan umunya berasal dari data masa lalu (data historis).
Data historis ini, mungkin bukan merupakan hasil atau kesimpulan yang
daya manusianya.
yang digunakan oleh perusahaan bisa berupa utang. Jika perusahaan memiliki
utang maka perusahaan tersebut memiliki kewajiban atas beban bunga dan
pokok pinjaman.
seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas atau leverage
dibubarkan (dilikuidasi).
berikut:
1) Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio, merupakan rasio utang yang
Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal
3) Long Term Debt to Equity Ratio, merupakan rasio antara utang jangka
berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
perusahaan.
14
beberapa cara, salah satunya adalah menggunakan Debt to Assets Ratio yang
dirumuskan dengan:
Total Aset
menurut Schipper dalam Sri (2008:49) manajemen laba adalah campur tangan
hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari
Manajemen laba memiliki dua model yaitu berbasis akrual dan riil.
keuangan tanpa harus disertai dengan uang atau sejenisnya. Artinya, bahwa
transaksi tidak perlu menunjukkan bukti sejumlah kas yang diterima atau
manajemen laba.
seseorang:
(1) Bonus plan hypothesis yang menyatakan bahwa rencana bonus atau
Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000)
berikut:
Penjelasan dari teknik dan pola manajemen laba diatas adalah sebagai
berikut:
estimasi kurun waktu depresiasi asset tetap atau amortisasi asset tidak
tetap perusahaan.
atau aturan yang harus dijalankan. Seperti yang dikemukakan oleh (Scott,
a. Taking a bath
b. Income Minimization
c. Income Maximization
d. Income Smoothing
Pola ini terjadi saat pengangkatan CEO baru dengan cara melaporkan
dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat. Bentuk ini
mengakui adanya biaya pada periode yang akan datang sebagai kerugian pada
periode berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak menguntungkan tidak dapat
dihindari.
yang tinggi dengan tujuan mendapat bonus yang lebih besar. Kondisi
dasar bahwa akrual yang terdapat dalam perusahaan yang sedang memiliki
Bahkan, jika kinerja perusahaan sedang baik, bisa jadi akrual yang
dimiliki perusahaan cukup tinggi. Nilai akrual yang tinggi ini sebenarnya
kinerjanya sedang dalam keadaan baik, yang bisa saja ditunjukan dengan
mampu membendung permasalahan yang terjadi pada model akrual yang ada,
21
pengukuran modified Jones. Hal ini menjadikan model Kothari et al. (2005)
1) + β4(ROAit)................(2)
+β4(ROAit/At-1) + e........(3)
Perpajakan
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
(2005:12) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
pembayaran pajak.
Fungsi Pajak
(2005:30), yaitu:
1. Fungsi Budgetair
2. Fungsi Regulerend
Fungsi Budgetair disebut fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal (fiscal
function) yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk
perpajakan yang berlaku. Fungsi ini disebut fungsi utama karena fungsi inilah
secara historis pertama kali timbul. Berdasarkan fungsi ini, pemerintah (yang
dari penduduknya.
yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat
fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak, yakni fungsi
budgetair. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak, dipakai sebagai alat
kebijaksanaan.
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
fiskus.
fiskus.
terutang. Ciri dan cara tersendiri dari sistem pemungutan pajak self
kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-
pajak.
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
pajak mendapat beban berat, karena wajib pajak harus melaporkan semua
1) Perlawanan pasif
antara lain:
27
baik.
2) Perlawanan aktif
melanggar undang-undang.
1. Manajemen Perpajakan
tax manager dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang
adalah:
informal.
2) Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan
sendiri yang bukan merupakan biaya yang fiskal dapat dikurangkan dalam
maka tidak akan terjadi penurunan dalam jumlah biaya fiskal yang dapat
dikurangkan dan oleh karena itu juga tidak akan menimbulkan kenaikan
29
pengenaan PPh.
biaya yang ada kaitannya dengan penentuan besarnya pajak yang terutang,
(Pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh) oleh karena perencanaan pajak terkait
F. Agresivitas Pajak
mean engineering transactions that generate tax losses, exluding income from
tax which usually end up being exposed and rejected by the ATO. The penalty
for those in volved in such shemes can range from mere fines to a jail term.
30
semua perusahaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat pajak yang
pajak, antara lain Effective Tax Rates (ETR), Book Tax Differences,
Shelter Activity, dan Marginal tax rate (Yoehana:2013). Menurut (Irvan dan
2010) memakai tarif pajak efektif sebagai proksi dari tingkat agresivitas
pajak yang tinggi dan demikian juga sebaliknya. Tingkat agresivitas pajak
diukur dengan beban pajak penghasilan dibagi dengan laba bersih sebelum
pajak.
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifar memaksa
31
satu wajib pajak penyumbang terbesar dalam penerimaan negara dalam sektor
pajak. Menurut UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi, dana
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk
mengenai income tax. Ketentuan dalam PSAK secara umum mengenai sesuai
tahun 2000, UU No. 10 tahun 1994, UU No. 7 tahun 1991 dan UU No.7
32
pajak penghasilan badan adalah laba bersih sebelum pajak setelah dikurangi
penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Kewajiban wajib pajak badan dalam
1. Kewajiban untuk memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan apabila
wajib pajak badan melakukan kegiatan penyerahan barang kena pajak dan
atau jasa kena pajak dan ekspor barang kena pajak yang terutang, maka
pajak (PKP).
terdapat pada pasal 28 ayat 1 UU No. 28 tahun 2007, yaitu wajib pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
(PPh Pasal 21/26, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23/26, dan PPh Final)
Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPn BM) yang khusus bagi PKP
33
pinjaman akan memberikan biaya bunga yang besar pula. Biaya bunga
yang lebih besar akan mengecilkan laba sebelum pajak (PBT). Akibatnya
pajak yang dibayar lebih kecil untuk presentase pajak yang sama (suatu
Tax Rate dan Cash Effective Tax Rate. Hasil dari penelitian tersebut
pajak.
diakui pada periode tertentu walau pengeluaran kas telah terjadi pada
periode sebelumnya. Atau sebaliknya, biaya baru akan diakui periode yang
telah diterima.
terutang perusahaan.
pengukuran Effective Tax Rate dan Cash Effective Tax Rate. Penelitian
RASIO LEVERAGE
AGRESIVITAS PAJAK
MANAJEMEN LABA
AKRUAL
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi, atau barang
yang akan diteliti. Jadi, yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini
2. Metode Penelitian
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Metode yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Hamdi 2014:6).
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pada
penelitian ini yang akan diuji adalah pengaruh rasio leverage, manajemen
38
39
dapat diubah untuk tujuan penelitian. Variabel penelitian perlu ditentukan dan
dijelaskan agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat
Penelitian ini terdiri dari dua variabel independen yang diteliti, yaitu:
a. Rasio Leverage
jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
seperti: Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to
dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Assets Ratio (Debt Ratio).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
Debt to Assets Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
40
β4(ROAit/At-1) + e (3)
dapat diukur dengan dua cara yaitu Effective Rate Tax dan Cash Effective
Rate Tax. Dalam penelitian ini menggunakan Effecive Rate Tax untuk
4. Operasionalisasi Variabel
variabel harus dijelaskan dalam konsep operasional variabel, untuk itu maka
jauh dari teori dan konsep yang menjadi sumbernya. Sesuai dengan judul
Tabel 3. 1
Operasional Variabel
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel,
grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif oleh pihak
lain. Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari laporan
berupa laporan tahunan dan laporan keuangan dari perusahaan yang terpilih
1. Populasi
kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian peneliti
44
sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
industri dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tabel 3. 2
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
5 DLTA Delta Djakarta Tbk
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
7 GGRM Gudang Garam Tbk
8 HMSP HM Sampoerna Tbk
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
10 INAF Indofarma Tbk
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
13 KICI Kedaung Indah Can Tbk
14 KLBF Kalbe Farma Tbk
15 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
16 MBTO Martina Berto Tbk
17 MERK Merck Tbk
18 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
19 MRAT Mustika Ratu Tbk
20 MYOR Mayora Indah Tbk
21 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
22 PYFA Pyridam Farma Tbk
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
26 SKBM Sekar Bumi Tbk
27 SKLT Sekar Laut Tbk
28 STTP Siantar Top Tbk
29 TCID Mandom Indonesia Tbk
30 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
31 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
32 UNVR Unilever Indonesia Tbk
33 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
45
2. Sampel
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel juga dapat
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono
tahun 2015-2017.
2015-2017.
digunakan layak untuk dianalisis, karena tidak semua data dapat dianalisis
dengan regresi. Dalam penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi klasik yaitu
autokorelasi.
2. Uji Normalitas
statistik parametik berdistribusi normal atau tidak, karena data yang baik
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan “Normal P-P Plot” dan “Tabel
Kolmogorov Smirnov”. Uji normalitas pada Normal P-P Plot dapat dilakukan
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
sebagai berikut:
47
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
normalitas.
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0.05 maka Ho ditolak.
2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka Ho diterima.
3. Uji Multikolinearitas
Imam Ghozali (2013: 91) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji
variabel bebas (independen). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak
tinggi atau sangat rendah tang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas.
bebas) lebih dari satu. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikorelasi, menurut
(Wijaya, 2009:119) dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF), apabila:
b. Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi multikolenearitas
4. Uji Heteroskedasitas
satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk
atau tidaknya heteroskedasitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah rasidual
Jika ada pola tertentu, seperti titik – titk yang ada membentuk pola
1) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
5. Uji Autokorelasi
dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak
berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya
Nurhayati 2018:48)
c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 – dL, koefisien korelasi lebih kecil
disimpulkan.
simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang
Y= α + b1X1 + b2X2+ e
50
Keterangan :
Y = Agresivitas Pajak
α = Konstanta
= Rasio Leverage
1. Uji F
variable dependen.
2. Uji t
Menurut Mulyono (2018:113), uji t digunakan untuk mengetahui
H. Koefisien Determinasi
dalam Mulyono 2018:112). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (𝑟2 ) berarti semakin tinggi
Kd = r2× 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien korelasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hien, Kho Sin dan Fransiska. 2017. Financial Manajement Canvas. Elex Media
Kothari, S.P., Leone, A.J., & Wasley,
52