Nurlinda,M,Si.,Dr
Na
ma
:
Oleh:
Pernando sitohang (19013017)
Indra alviani (19013033)
Puji syukur penulis ucapakan kepada Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih
karunianya yangselalumenyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dengan tepat waktu.projek ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akutasi Sektor Publik yang dibingbing oleh Ibu Dr. Nurlinda, S.E., Ak., M.Si
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,karena masih
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.namun,demikian kami sudah
berusaha semaksimal mugkin untuk menyelesaikan laporan ini degan sempurna.untuk
itu critik dan saran yang sifat y membangun sangat diharapkan dari pembaca.
Akhir kata kami ucapkan trimakasih dan semoga hasil bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
ii
3.6.No.akun SKPD SKPD dinas Pengendalian
Penduduk dan kelauarga Berencana.......................... 17
Materi 4. Basis Kas dan Basis Akrual ............................................... 17
4.1. Basis kas ..................................................................... 17
4.2. Basis akrual................................................................. 17
4.3. Basis kas dan basis akrual SKPD dinas
Pengendalian Penduduk dan kelauarga Berencana............. 17
iii
A.Bahan Projek
1
1.PENDAPATAN
1.1. Pengakuan Pendapatan LRA
Menurut PSAP No.2 „Pendatapan-LRA: pendapatan di akui pada saat diterima pada
rekening kas umum negara/daetrah. yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
A. Pendapatan diakui pada saat: menurut PSAP NO.2
1. diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
2. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
3. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari
pemerintah provinsi.
4. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
5. Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
6. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan.
7. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama
2
3. Pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerimaan Entitas Akuntansi dan
sudah disetorkan ke Kas Umum Daerah pada akhir tahun buku diakui sebagai
Pendapatan tahun berjalan, sedangkan pendapatan yang belum disetor ke Kas
Umum Daerah pada akhir tahun buku diakui sebagai pendapatan tahun berikutnya.
1. Laporan keungan menerangkan tidak adanya penerimaan kas umum daerah pada hari
kerja yang ditentukan.
2. Tidak adanya pencatatan pendapatan di dalam bendahara umum daerah.
3. Tidak adanya keterangan penerimaan dalam bendahara penerimaan yang sudah di
setor ataupun yang belum disetor.
Dalam laporan keuangan SKPD Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Blora Periode 31 Desember 2020 tidak ada pendapatan yang diterima oleh
bendahara penerima.
Jika dibuat dalam jurnal adlah sebagai berikut:
Estimasi perubahan SAL Rp. -
Pendapatan LRA Rp. -
Catatan:
dalam Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Blora Periode 31
Desember 2020 bagian LRA Tidak memiliki pengakuan pendapatan dikarenakan tidak adanya
penerimaan kas melalui pendapatan pajak daerah,pendapatan retribusi dan pendpatan lain-lain
PAD yang sah, seperti yang ditampilkan laporan keuangan Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Blora Periode 31 Desember 2020 laporan realisasi aggaran
pendapatan dan belanja bagian pendapatan asli daerah.
3
1.2. Pengakuan Pendapatan Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional adalah Laporan Keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber
daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam
satu periode pelaporan.
4
10. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
11. Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
12. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatan-LO
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan.
13. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
14. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
Pengakuan pendapatan pada laporan keuangan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Blora Periode 31 Desember 2020.
1. Tidak ada keterangan hak atas pendapatan atau timbulnya hak untuk menagih
pendapatan yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan atau timbulnya
hak untuk menagih imbalan atas suatu pelayanan yang telah selesai diberikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
5
2. Tidak ada Direalisasi, yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi atas pendapatan atau
adanya hak yang telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya
penagihan.
Catatan:
dalam Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Blora Periode 31
Desember 2020 pwngwkuan pendapatan LO Tidak memiliki pengakuan pendapatan berupa
bukti penerimaan seprti (rekening koran,karcis yang terjual,kuitasi dan bukti penagihan yang
sah lainya) seperti yang ditampilkan laporan keuangan Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Blora Periode 31 Desember 2020 laporan realisasi aggaran
pendapatan dan belanja bagian pendapatan asli daerah.
6
dan fungsi.
5. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah
pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang,belanja modal, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah
meliputi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang , belanja modal, bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.
6. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah
pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain
meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga,subsidi, hibah, bantuan sosial.
7. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal
meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,
peralatan, dan aset tak berwujud.
8. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulangseperti penanggulangan bencana
alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
9. Contoh klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja)
adalah sebagai berikut:
- Belanja Operasi:
- Belanja Pegawai xxx
- Belanja Barang xxx
- Bunga xxx
- Subsidi xxx
- Hibah xxx
- Bantuan Sosial xxx
- Belanja Modal:
- Belanja Aset Tetap xxx
- Belanja Aset Lainnya xxx
- Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx
10 Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan
lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil
oleh pemerintah daerah.
11. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi
7
pengguna anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah
pusat antara lain belanja per kementerian negara/lembaga beserta unit organisasi di
bawahnya. Klasifikasi belanja menurut organisasi di pemerintah daerah antara lain
belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Sekretariat Daerah
pemerintah provinsi/kabupaten /kota, dinas pemerintah tingkat
provinsi/kabupaten/kota,dan lembaga teknis daerah provinsi/kabupaten/kota.
12.Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi
utama pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
13.Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai berikut:
Belanja :
- Pelayanan Umum xxx
- Pertahanan xxx
- Ketertiban dan Keamanan xxx
- Ekonomi xxx
- Perlindungan Lingkungan Hidup xxx
- Perumahan dan Permukiman xxx
- Kesehatan xxx
- Pariwisata dan Budaya xxx
- Agama xxx
- Pendidikan xxx
14. Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen anggaran.
15.Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada
periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang
sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja
dibukukan dalam pendapatan lain-lain.
16. Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi
manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
2.3 Pengakuan beban dan belanja
a. Pengakuan belanja
- Diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekeing kas umu daerah.
- Khusu pengeluaran melalui bendahra pengeluaran,pengakuan terjadi pada
saat pertagung jawapan atas pengeluaran tersebut disahkan oleh penguna
aggaran.
8
b. Pengakuan beban
- Saat terjadiya peralihan saat pihak lain kepada pemerintah tanpa di ikuti
keluaranya dari kas umnum daerah
- Konsumsi aset adalah pada saat pegeluaran kas pada pihak lain yang tidak
di dahului timbulnya kewajiban dan/konsumsi aset non kas dalam kegiatan
operasoional pemerintah.
- Penurunan manfaat ekonomi atau operasinal jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan pengunaan aset bersagkutan
berlalunya waktu.
Pada tahun anggaran 2020 besarnya anggaran yang ada pada Dinas Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Kabupaten Blora sebesar
Rp.13.523.407.000,00 yang terdiri dari:
1. Belanja Tidak Langsung Rp. 2.998.000.000,00
2. Belanja Langsung Rp. 10.525.407.000,00
Bagian bagian belanja langsun sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan alokasi anggaran
Rp.1.013.103.000,00 untuk 14 kegiatan :
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Rp. 7.980.000,00
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan listrik Rp. 82.400.000,00
3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional
9
Rp. 19.600.000,00
4 Penyediaan jasa administrasi keuangan Rp. 592.930.000,00
5 Penyediaan jasa kebersihan kantor Rp. 15.909.000,00
6 Penyediaan alat tulis kantor Rp. 43.950.000,00
7 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Rp. 15.116.000,00
8 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Rp.
7.000.000,00
9 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Rp. 35.300.000,00
10 Penyediaan bahan bacaan & peraturan perundang-undangan Rp. 8.925.000,00
11 Penyediaan makanan dan minuman Rp. 29.265.000,00
12 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah Rp. 119.155.000,00
13 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah Rp. 34.573.000,00
14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Rp. 1.000.000,00
10
2 Penyusunan rencana strategis, rencana kinerja, dan penetapan kinerja SKPD
Rp. 2.000.000,00
8. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri
dengan alokasi anggaran Rp.225.988.000,00 untuk 4 kegiatan :
1 Fasilitasi pembentukan kelompok peduli masyarakat Peduli KB Rp. 19.456.000,00
2 Fasilitasi Forum Komunikasi bagi Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) Rp.
83.434.000,00
3 Fasilitas Pembinaan Kesertaan KB Rp. 82.982.000,00
4 Fasilitas Bagi Mitra Kerja Dalam Pengendalian Penduduk
11
9. Program Pengembangan Model Operasional BKB - Posyandu-Padu dengan alokasi
anggaran Rp.48.300.000,00 untuk 2 kegiatan :
1.Pengkajian Pengembangan model operasional BKB Posyandu-PADU
Rp. 22.000.000,00
2. Pengumpulan bahan-bahan informasi tentang pengasuhan dan pembentukan
tumbuh kembang anak Rp. 26.300.000,00
3.
Materi 2. Pengakuan Aset
2.1. defenisi
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan / atau sosial di masa
depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
2.1. pengakuan aset tetap ppkd menurut PSAP NO 7
Aset tetap menurut PSAP 07(Par. 4) menyebutkan „Aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimaksudkan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atau pengakuan aset tetap yang
timbul dari transaksi pembiayaan oleh Pemda, seperti pengakuan atas investasi jangka
panjang. Kriteria aset tetap menurut PSAP 07 yakni:
a. Berwujud;
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
12
2.2. pengakuan aset dalam laporan keuangan Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Blora.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada
sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang
dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau
pada saat kewajiban timbul.
A. Aset tetap
Pengukuran Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang
asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
Persediaan Rp.984,500,00
B.Aset tetap
13
Gedung dan bagunan 6.001.202.130
Jalan,irigasi da jaringan 44.498.800
Set tetaplainya 181.268.122
Kontruksi dalam pengerjaan -
Akumulsi penyusunan aset tetap. (7.839.051.075)
C., Aset lain lain
3.2. Perbedaan Pada Rincian Akun dan Jumlah Digit Kode Akun
Pada Permendagri 64 Tahun 2013 terdiri dari 7 digit, sedangkan Permendagri 90
Tahun 2019 terdiri dari 11 digit. Perbedaan lainnya adalah pada Permendagri 90 Tahun 2019
terdapat “Deskripsi Penggunaan Akun” pada level Sub Rincian Objek, lebih jelasnya terlihat
sebagai berikut:
14
3.3. Akun pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
15
3.5. Akun pada ekuitas
3.6. Kesesuain Pengunaan no akun pada SKPD Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Blora Periode 31 Desember 2020
Seperti yang ditampilkan dalam laporan keuangan skpd dinas pengendalian penduduk dan
kelauarga berencana kabupaten blora periode 31 desember 2020 sebagamana yang terlampir. Dalam
penyususnan laporan keuangan tidak mengunakan penomoran akun senagaimana yang dengan
ketentuan permendagri no.63 tahun 2013 maupun pemendagri no.90 tahun 2019. Sehingga tidak dapat
untuk menjelaskan terkait kesesiaan penomoran akun yang digunakan untuk menyesuaikan dengan
permendagri No.64 tahun 2013 dan Permendagri Revisi No.90 Tahun 2019.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah Kabupaten Blora
adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.
Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis
16
kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian. Basis akrual untuk LO berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas
belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui
pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan
seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO. Anggaran disusun
dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa
pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas
Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran
pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah. Basis akrual
untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
17
a. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
e. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
f. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
18
DAFTAR PUSTAKA
Komite Standar Akuntansi Pemerintah. (2005). Standar Akuntansi Pemerintahan
PernyataanNomor 7 Tentang Akuntansi Aset Tetap. PSAP O7 Tentang Aset Tetap, 07,
1–14.
Nurlinda, N., & Medan, P. N. (2022). SEKTOR PUBLIK : November 2021.
Pengendalian, D., Dan, P., Berencana, K., & Blora, K. (2020). Laporan keuangan. 52.
Republik Indonesia. (2005). PSAP No. 2. PSAP O2 Tentang Laporan Realisasi Anggaran, 07,
1–19.
Wardiningdyah, S. (2022). Penyajian Laporan Keuangan Pemerintahan. 8.5.2017, 2003–
2005.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139075/permendagri-no-90-tahun-2019
19