SKRIPSI
NIM : 43206110180
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2008
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar SARJANA EKONOMI
Program Studi Akuntansi
NIM : 43206110180
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Disahkan Oleh :
Pembimbing
ta’alaa karena hanya atas kahendak dan ridha dari-Nya, Penulis dapat
yang terkait dengan akun aset tetap dan apakah perlakuan tersebut telah sesuai
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
1. Ayahanda Hambali dan Ibunda Sudiyati serta Papap Kusnadi dan Mama Eti,
orang tua Penulis yang senantiasa memberikan doa, dorongan, dan semangat,
2. Evy Citawati, istri tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dan segala
5. Bapak Muhtarom, Bapak Aan, Ibu Mugi beserta jajarannya yang berkarya di
BKKD Kota Tangerang, terima kasih atas segala kerjasama yang baik selama
i
“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan skripsi ini. Oleh
karena itu, Penulis meminta maaf kepada para pembaca atas segala kekurangan
dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
iii
3. Perolehan dengan Pertukaran ............................................ 13
F. Penyusutan ................................................................................. 17
Tangerang ................................................................................... 31
A. Simpulan ..................................................................................... 60
iv
B. Saran ........................................................................................... 62
LAMPIRAN
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun bagi Pemerintah Daerah untuk menyampaikan informasi kepada pihak terkait
baik pihak internal dan eksternal. Salah satu informasi yang harus disediakan oleh
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
1
2
ternyata tidak mudah untuk diikuti oleh banyak instansi pemerintah, khususnya
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut di atas sebagai
materi penulisan skripsi sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang
B. Perumusan Masalah
2. Sejauh mana Pemerintah Kota Tangerang telah menerapkan PSAP No. 07 tentang
seperti:
1. Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
serta untuk dapat lebih mamahami penerapan PSAP No. 07, khususnya yang
masyarakat umum tentang PSAP No. 07, khususnya yang diterapkan pada
LANDASAN TEORI
aset tetap, Robert J. Freeman (2003 : 341) menggunakan istilah aset tetap dengan
Keuangan No. 16 (2002 : par. 05) dikemukakan pengertian aset tetap sebagai berikut:
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
“aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
4
5
untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
tangible, that is, capable of being seen and touched; (2) have a useful service life of
more than one year, and (3) be used in business operation rather than need for resale
Indra Bastian dalam buku Sistem Akuntansi Sektor Publik (2002 : 69)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi entitas
pemerintah, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal entitas
pemerintah dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
disebut sebagai aset tetap jika aset tersebut memenuhi hal-hal sebagai berikut:
a. berwujud (tangible), yaitu bahwa aktiva tersebut mempunyai wujud secara fisik,
b. dimiliki oleh entitas yang bersangkutan, yang dibuktikan dengan adanya tanda
kepemilikan,
6
e. mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.
Aset tetap yang dimiliki suatu entitas terdiri dari berbagai jenis, tergantung dari
besar kecilnya entitas, sifat operasi dan lain-lain. Government Finance Officers
Association (GFOA) mengklasifikasikan aset tetap (capital asset) menjadi: “(1) land,
(2) buildings, (3) infrastructure, (4) machinery and equipment, or (5) construction in
dalam aktivitas operasi entitas. Menurut PSAP No. 07 tersebut, aset tetap
a. Tanah;
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin;
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan;
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
7
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya.
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan.
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
saat yang tepat sebagai waktu pengakuan awal. Dalam Kamus Istilah Akuntansi
catatan akuntansi” (Joel G. Siegel dan Jae K. Shim 1999:383). Dalam buku
sebagai “one way to report financial information is to boil down all the estimates and
judgments into one number and then use that one number to make a journal entry”
(recognition) untuk suatu aset. Suatu aset akan diakui dalam laporan keuangan jika
1. it is probable that the future economic benefits embodied in the asset will
eventuate; and
2. the asset possesses a cost or other value that can be measured reliably (Geoff
“Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan
hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah” (Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 20). Suatu aset dapat diakui apabila aset tersebut
bisa memberikan manfaat ekonomis di masa depan, baik langsung maupun tidak
langsung bagi kegiatan operasional entitas. Dikatakan juga bahwa “... suatu entitas
harus menilai manfaat ekonomis masa depan yang dapat diberikan oleh pos tersebut,
bahwa “Manfaat ekonomis masa yang akan datang akan mengalir ke suatu entitas
dapat dipastikan ... . Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui”
(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 17). Dengan demikian, suatu
aset tetap akan diakui apabila manfaat ekonomis di masa mendatang akan diperoleh
Selain itu, suatu aset dapat diakui menjadi milik entitas apabila terdapat bukti
bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan didukung oleh bukti secara
“Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah
Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 21). Oleh karena itu, apabila perolehan aset tetap
belum didukung dengan bukti secara hukum karena masih ada suatu proses
9
administrasi yang diharuskan, aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti
Mengenai pengakuan aktiva tetap, dikatakan juga bahwa suatu benda berwujud
diperoleh entitas.
Selain itu, aktiva tetap baru dapat dicatat sebagai aktiva daerah pada saat diterima dan
Soepriyanto 2002).
Jadi, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, ia harus memenuhi beberapa kriteria
tertentu. Apabila aset tersebut telah memenuhi syarat sebagai suatu aset tetap, aset
tersebut akan disajikan dalam laporan keuangan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
antara lain: 1) waktu; kapan suatu aset benar-benar diakui menjadi milik entitas, 2)
nilai uangnya; unsur-unsur apa saja yang dapat diukur dengan nilai uang yang akan
diakui sebagai harga perolehan aset tetap, dan 3) karakteristiknya; apakah aset tetap
tersebut memenuhi karakteristik tertentu untuk dapat disebut sebagai aset tetap dalam
entitas.
“aset tetap dinilai dengan biaya perolehan” (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
10
2005 : par. 22). Kemudian dikatakan bahwa “apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar pada saat perolehan” (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005
: par. 22). Apabila aset tetap tersebut diperoleh dengan cara dibangun secara
swakelola, biaya perolehan aset tetap tersebut meliputi biaya langsung untuk tenaga
kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya
(GASB) bahwa “GASB standard require that general capital assets be recorded at
historical cost or fair value at time of receipt if assets are received by donation”(
Earl R. Wilson dan Susan C. Kattelus 2004 : 151). Historical cost tersebut meliputi
“acquisition cost plus ancillary costs necesarry to put the asset into use” (Earl R.
Wilson dan Susan C. Kattelus 2004 : 151). Aktiva tetap bisa diperoleh dari
Fair value (nilai yang wajar) digunakan ketika suatu aset tetap diterima untuk
pemberian.
“Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan yang
merupakan cerminan nilai pasar” (Indra Bastian dan Gatot Soepriyanto 2002 : 59).
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan
PPN masukan tak dapat direstitusikan dan setiap biaya yang dapat diatribusi secara
langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut
dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Selain itu, potongan dagang dan
untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya
2005 : par. 24). Selanjutnya dikatakan bahwa “Apabila aset tetap diperoleh dengan
tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut
“Aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai akan dicatat sebesar
memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai
12
aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan” (Ikatan
Akuntan Indonesia 2002 : par. 13). Pernyataan tersebut juga termuat dalam
Biaya perolehan terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor
dan setiap biaya yang dapat distribusikan secara langsung dalam membawa aset
tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan.
Apabila dalam pembelian aset tersebut terdapat potongan pembelian maka akan
dikurangkan dari harga perolehan. “Potongan pembelian jika ada akan dimasukkan
sebagai pengurangan harga perolehan bangunan” (Kusnadi, dkk. 2000 : 283). Dalam
potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian” (Komite Standar
yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah harga beli ditambah dengan semua
biaya yang dapat diatribusikan langsung agar aset tersebut dapat digunakan sesuai
dengan tujuan yang dimaksudkan. Jadi, semua biaya yang dapat diatributkan
langsung kepada aset tetap sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya
harus dikapitalisasi sebagai harga perolehan. Selain itu, apabila ada pengurangan
harga seperti potongan pembelian dan rabat akan dikurangkan dari harga pembelian
Suatu entitas mungkin memperoleh beberapa aset dalam satu transaksi (lump
wajar masing-masing aset yang bersangkutan. Mengenai hal ini, dalam Pernyataan
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan juga dinyatakan hal yang sama
yaitu “Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara
Selain dengan cara pembelian, suatu aset bisa diperoleh dengan cara pertukaran
dengan aset lain. Seperti disebutkan dalam APB (Accounting Principles Board)
Opinion No. 29, ”the new asset should be valued at its fair market value or at the fair
market value of the asset given up, whichever is more clearly determinable” (K. Fred
Skousen, dkk. 2000 : 686). Menurut APB No. 29 tersebut, aktiva baru (aktiva yang
diterima) harus dinilai pada nilai wajarnya (fair market value) atau nilai wajar dari
14
aktiva lama (aktiva yang diserahkan) mana yang lebih mudah ditentukan.
Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 ialah “... diukur berdasarkan nilai wajar aset
yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah
disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan”
(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 43). Hal yang sama dikatakan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 yaitu bahwa penilaian aset
tersebut “... diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang
mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah
disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer” (Ikatan
Untuk aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset yang serupa dan
memiliki nilai wajar yang serupa, maka tidak diakui adanya keuntungan atau
kerugian dalam transaksi ini. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No.
07 dikatakan, “... Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang
diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai
tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas” (Komite Standar Akuntansi
Dengan demikian, harga perolehan aset tetap yang diperoleh dengan cara
pertukaran adalah dinilai berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yang jumlahnya
ekuivalen dengan aset lama yang ditukarkan ditambah dengan kas yang dikeluarkan
untuk memperoleh aset tetap tersebut. Untuk aset yang dipertukarkan dengan aset
15
yang serupa, biaya perolehan dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) dari aset
yang dilepas. Dalam transaksi ini tidak diakui adanya keuntungan atau kerugian.
4. Aset Donasi
Dalam situasi lain, suatu aset tetap mungkin dapat diperoleh tanpa menyediakan
kas ataupun sumber daya lain. Aset yang diterima ini dapat berupa sumbangan atau
Pemerintahan No. 07 adalah “transfer tanpa persyaratan suatu aset tetap ke satu
entitas” (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 47). Biaya perolehan
yang dicatat untuk aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) adalah dicatat
sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Suatu aset yang memenuhi kriteria sebagai
pemerintah dan jumlah yang sama juga diakui sebagai belanja modal dalam laporan
realisasi anggaran” (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 49). Dengan
demikian, aset yang diperoleh dari sumbangan atau donasi dicatat sebesar nilai wajar
berkaitan dengan aset tetap yang bersangkutan. Setiap pengeluaran yang berkaitan
dengan aset tetap akan terjadi secara berkala dalam jumlah yang bervariasi.
aset tetap. Di samping itu, pengeluaran lain juga dibebankan untuk meningkatkan
16
pengeluaran tersebut akan dikapitalisasi atau dibebankan pada tahun berjalan. Earl
Wilson mengatakan, ”In general, any outlay that definitely adds to the utility or
capitalized as part of the asset” (Earl R. Wilson dan Susan C. Kattelus 2004 : 158).
disebutkan bahwa :
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang
akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
pengeluaran yang dapat dikapitalisasi dan yang tidak dapat dikapitalisasi (Komite
dikapitalisasi kepada aset tetap yang bersangkutan. Hanya biaya yang menambah
kinerja, yang akan dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
17
F. Penyusutan
Dengan digunakannya aset tetap dalam kegiatan entitas, nilai manfaat dari aset
tetap tersebut akan menurun. Oleh karena itu, diperlukan alokasi biaya atas aset tetap
depreciation sebagai “systematic allocation of the cost of an asset over the different
periods benefited by the use of the asset” (K. Fred Skousen, dkk. 2000 : 741).
suatu aset. Menurut Indra Bastian, aset yang dapat disusutkan adalah aset yang:
1. Diharapkan dapat digunakan untuk selama lebih dari satu periode akuntansi.
Pemerintahan juga telah ditetapkan mengenai penyusutan untuk aset tetap yang
Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis
sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat
menggambarkan manfaat ekonomis atau kemungkinan jasa (service potential)
yang akan mengalir ke pemerintah. Nilai penyusutan untuk masing-masing
periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dan Diinvestasikan
dalam Aset Tetap.
Suatu aset tetap mungkin akan dihentikan penggunaannya karena tidak lagi
Akuntansi Keuangan disebutkan, ”Suatu aktiva tetap dieliminasi dari neraca ketika
dilepaskan atau bila aktiva secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada
manfaat keekonomian masa yang akan datang” (Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : par.
44). Hal yang sama juga ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan bahwa, ”Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau
bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomis
masa yang akan datang” (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 76).
dalam penghentian dan pelepasan aset tetap. Menurut Robert J. Freeman, ”General
disebutkan, “Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus
19
dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan”
(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2005 : par. 76). Kemudian dikatakan pula
bahwa, “Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
Agar fungsi pelaporan keuangan efektif, semua informasi yang relevan harus
disajikan secara tidak bias, dapat dipahami, dan tepat pada waktunya. Dalam hal ini,
laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum
luas wilayah 183,78 km2 (termasuk kawasan Bandara Soekarno Hatta dengan luas
19,69 km2), di mana secara administratif terbagi atas 13 kecamatan dan 104
Pemerintah Kota Tangerang dipimpin oleh satu kepala daerah dengan satu
wakil kepala daerah periode 2003–2008 berdasarkan Kepmendagri No. 131, 36-
20
21
periode 2004–2009. DPRD Kota Tangerang terdiri dari 45 orang yang dipimpin
oleh satu orang ketua dengan dua orang wakil ketua. Dalam mendukung tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) DPRD, DPRD Kota Tangerang terbagi dalam empat
dengan Keputusan Walikota No. 10A Tahun 2007 tanggal 26 September 2007.
2. Struktur Organisasi
tata praja, ekonomi dan pembangunan, serta administrasi yang dilaksanakan oleh
(sepuluh) Lembaga Teknis, dua BUMD, 13 (tiga belas) Kecamatan, dan 104
(seratus empat) Kelurahan dengan didukung 9.656 pegawai negeri sipil di daerah
1) Dinas Kesehatan
3) Dinas Pertanian
7) Dinas Perhubungan
8) Dinas Ketenagakerjaan
2) PD Pasar
24
1) Kecamatan Tangerang
2) Kecamatan Cipondoh
3) Kecamatan Ciledug
4) Kecamatan Jatiuwung
5) Kecamatan Batuceper
6) Kecamatan Benda
7) Kecamatan Karawaci
8) Kecamatan Cibodas
9) Kecamatan Pinang
B. Metode Penelitian
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari
2. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
sebagai berikut:
Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan melalui studi literatur atau studi
mendapatkan berbagai literatur dan referensi serta data hasil olahan yang
27
lainnya. Data yang telah diperoleh ini lalu diteliti serta dikaji guna
Teknik yang digunakan pada skripsi ini merupakan metode analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu analisa data yang bukan berbentuk angka dan biasanya sulit
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan lebih
lanjut dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 01 Tahun 2003 tanggal 17 April
dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 9 Tahun 2007 tanggal 14 Mei 2007.
menetapkan Surat Keputusan Walikota No. 10A Tahun 2007 tanggal 26 September
2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan
2008.
dilakukan oleh Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BKKD) sebagai entitas
pembukuan ganda dengan dasar kas (cash basis) untuk Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan Laporan Arus Kas (LAK) serta dasar akrual (accrual basis) untuk Neraca.
28
29
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, maka untuk memenuhi amanat Undang-
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Akuntansi Pemerintahan.
kewajiban, ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Konversi dalam
kembali (trace back) pos-pos laporan keuangan menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dengan pos-pos laporan keuangan menurut Standar
pada Buletin Teknis Nomor 3 Tahun 2006 tentang Penyajian Laporan Keuangan
dan khusus untuk penyajian belanja daerah didasarkan pada Buletin Teknis Nomor 4
30
dilakukan reclass untuk belanja pegawai, barang dan jasa, dan belanja modal.
sebagai berikut:
a. Pada akhir tahun anggaran, Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan pada BKKD
dilakukan penambahan atau mutasi selama tahun 2007 dalam rangka penyusunan
c. Hasil klarifikasi tersebut dikompilasi oleh Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan
untuk dilakukan pencocokan data yang telah dimiliki oleh Sub Bidang
d. Untuk mutasi tambah maupun mutasi kurang aset tetap yang tidak berasal dari
Klarifikasi
Bukti transaksi
Bukti transaksi
Penyusunan L/K
Neraca Menurut
Permendagri 13/2006
Konversi
Neraca
Sesuai PSAP
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
Kota Tangerang (Audited) yang penulis lampirkan pada Lampiran 1, sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap meliputi antara lain: tanah kantor,
tanah sarana kesehatan, tanah sarana pendidikan, tanah sarana sosial, tanah sarana
umum, tanah lahan sarana olahraga, tanah perumahan, tanah pertanian, tanah
32
Akun Peralatan dan Mesin meliputi aset tetap berupa: alat berat, alat angkutan,
alat bengkel, alat pertanian dan peternakan, alat-alat kantor dan rumah tangga,
alat-alat studio dan komunikasi, alat ukur, alat kedokteran, alat laboratorium, dan
alat keamanan yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional dan dalam kondisi siap
dipakai. Gedung dan Bangunan ini meliputi aset tetap berupa bangunan gedung
Akun Jalan, Irigasi, dan Jaringan meliputi: jalan dan jembatan, bangunan air,
instalasi, dan jaringan yang dibangun, dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional dan dalam kondisi siap dipakai. Aset yang termasuk dalam aset tetap
Konstruksi dalam Pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) meliputi: KDP Peralatan dan Mesin, KDP
Dalam menentukan apakah suatu aset memiliki masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan atau tidak, sebelum mencatat aset tersebut dalam neraca, Pemerintah
Kota Tangerang telah terlebih dahulu melakukan estimasi terhadap umur ekonomis
atau masa manfaat aset tersebut. Estimasi terhadap umur ekonomis ini dilakukan
berdasar karakteristik aset dan pengalaman masa lalu. Manfaat suatu aset dapat
berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi Pemerintah Kota Tangerang
dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Manfaat ekonomi masa yang akan
datang akan mengalir dapat dipastikan bila Pemerintah Kota Tangerang akan
menerima manfaat dan menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia
34
jika manfaat dan risiko telah diterima. Sebelum hal ini terjadi, Pemerintah Kota
pertukaran, atau donasi. Aset tetap yang diperoleh oleh Pemerintah Kota Tangerang
dengan pembelian telah didukung dengan bukti pembelian seperti faktur pembelian
dan kuitansi pembelian. Proses pengadaan aset tetap yang diperoleh melalui
dari Kas Daerah berdasar Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD) yang dikeluarkan
oleh Bendahara Umum Daerah Kota Tangerang. Pembayaran tersebut sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 dilaporkan sebagai Belanja
Modal dalam Laporan Realisasi Anggaran dan kemudian akan dilaporkan sebagai
nilai aset tetap dalam neraca. Pembayaran harus dilakukan setelah aset hasil
pembangunan tersebut diserahkan kepada SKPD sebagai pihak pemberi kerja oleh
sebuah Berita Acara Serah Terima (BAST). Sedangkan aset tetap yang diperoleh dari
pihak lain dalam bentuk pertukaran maupun hibah/donasi juga dituangkan dalam
aset tetap di atas, Pemerintah Kota Tangerang telah memiliki bukti-bukti perpindahan
Aset yang digolongkan sebagai aset tetap oleh Pemerintah Kota Tangerang
merupakan aset yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Dengan demikian, aset tersebut diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
1. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin yang nilainya sama dengan
2. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih
dijelaskan di awal bab ini, untuk penyusunan neraca harus terlebih dahulu dilakukan
konfirmasi atas aset-aset yang telah diperoleh pada tahun yang bersangkutan untuk
Sub Bidang Administrasi Kekayaan BKKD. Dengan demikian, aset tetap yang
diperoleh di setiap SKPD baru dapat diakui oleh Pemerintah Kota Tangerang pada
36
akhir tahun anggaran, yaitu pada saat penyusunan Neraca SKPD dan Neraca
pembelian barang-barang modal yang akan dicatat sebagai aset tetap dalam neraca.
Pembelian sebuah aset tetap oleh Kota Tangerang hanya dapat dilakukan jika terdapat
di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang yang
Perangkat Daerah (DPA-SKPD). Di dalam APBD, perolehan suatu aset tetap dapat
terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal. Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, aset tetap hanya terbentuk dari
nilai realisasi Belanja Modal. Jadi, nilai Belanja Modal selanjutnya akan menjadi nilai
Pegawai dan Belanja Barang yang terkait dengan pengadaan aset. Pemerintah Kota
Tangerang meneliti terlebih dahulu apakah Belanja Pegawai dan Belanja Barang
dapat diatribusikan secara langsung dengan aset yang diperoleh. Jika kedua jenis
belanja tersebut dapat diatribusikan secara langsung terhadap aset yang diperoleh,
nilai realisasi Belanja Modal di Laporan Realisasi Anggaran telah merupakan hasil
konversi. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung oleh Pemerintah
2. biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost);
5. biaya konstruksi.
Modal sebesar nilai kontrak atau nilai pelelangan pada saat pengeluaran terjadi
Dalam rangka penyusunan laporan keuangan, BKKD Kota Tangerang (dhi. Bagian
perolehan aset tetap. Proses penelusuran ulang ini untuk mengidentifikasi apakah
dalam transaksi perolehan aset tetap terdapat pengeluaran yang termasuk dalam jenis
Belanja Pegawai dan Belanja Barang yang dapat diatribusikan secara langsung
terhadap aset tetap yang diperoleh. Jika dalam perolehan tersebut terdapat Belanja
Pegawai dan Belanja Barang yang dapat diatribusikan secara langsung ke aset tetap
yang diperoleh, Pemerintah Kota Tangerang akan melakukan konversi atas Belanja
Pegawai dan Belanja Barang tersebut menjadi Belanja Modal dengan melakukan
jurnal:
38
Nilai Belanja Modal yang telah dikonversi ini selanjutnya akan menjadi nilai
Berikut adalah biaya perolehan dari masing-masing akun yang diterapkan oleh
1. Biaya perolehan atas tanah mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan
tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan,
tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak
pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk
dimusnahkan.
telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap
pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya
ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya
4. Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai.
Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
6. Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara
langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.
Demikian pula biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak
merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan
bersangkutan. Nilai perolehan gabungan akan diakui sebagai nilai Belanja Modal
pada saat kas dikeluarkan dari Kas Daerah dengan melakukan penjurnalan:
Pada akhir periode, Pemerintah Kota Tangerang akan mengalokasikan Belanja Modal
ini ke masing-masing aset tetap yang diperoleh berdasarkan nilai wajarnya dengan
melakukan penjurnalan:
dari pihak ketiga berupa donasi, hibah, atau sumbangan. Sebagai contoh, tanah
membangun tempat parkir, jalan, ataupun untuk tempat pejalan kaki. Suatu aset juga
yang ada, Pemerintah Kota Tangerang melakukan penyitaan atas sebidang tanah dan
Untuk kedua hal di atas, aset tetap yang diperoleh harus dinilai berdasarkan nilai
Tidak termasuk perolehan aset donasi, apabila penyerahan aset tetap tersebut
Sebagai contoh, satu perusahaan swasta membangun aset tetap untuk Pemerintah
selesai. Perolehan aset tetap tersebut harus diperlakukan seperti perolehan aset tetap
dengan pertukaran.
Aset tetap yang diperoleh berupa sumbangan dari pihak ketiga dapat diterima
oleh SKPD maupun oleh BKKD, dhi. Sub Bagian Administrasi Kekayaan. Aset tetap
menerimanya. Aset tetap tersebut akan dicatat oleh masing-masing SKPD yang
menerima dan diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau nilai pengganti.
Aset tetap yang diperoleh dari donasi tidak didahului dengan anggaran sehingga aset
tetap tersebut tidak masuk dalam Laporan Realisasi Anggaran. Dengan demikian, aset
tetap tersebut belum tercatat di Neraca Pemerintah Kota Tangerang, sebelum aset
tersebut dilaporkan oleh SKPD kepada Sub Bagian Administrasi Kekayaan BKKD.
Dengan demikian, pengendalian atas aset donasi yang diserahkan langsung kepada
SKPD sangat lemah. Sedangkan aset donasi yang diserahkan langsung kepada Sub
Bagian Administrasi Kekayaan langsung dapat diakui dan dicatat pada Neraca
Pemerintah Kota Tangerang. Dalam memperlakukan aset tetap yang diperoleh dari
donasi, Pemerintah Kota Tangerang, dalam hal ini masing-masing SKPD yang
42
menerima akan mengakui aset tetap tersebut pada periode berjalan, yaitu pada saat
yang digunakan untuk pemeliharaan ataupun perbaikan aset tetap sebagai biaya
pemeliharaan. Pengeluaran tersebut tidak ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap
akan dicatat sebagai biaya. Biaya pemeliharaan tersebut pada akhir periode akan
manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi,
perolehan yang terjadi selama TA 2007 diakui sebagai Belanja Pemeliharaan (beban),
aset tetapnya karena belum adanya pedoman lebih lanjut dari Pemerintah Pusat
Tangerang akan melaksanakan penyusutan atas aset tetap yang dimilikinya. Oleh
43
karena Pemerintah Kota Tangerang belum melakukan penyusutan atas aset tetapnya,
maka nilai yang dihapus adalah sebesar nilai perolehannya/nilai historis. Pemerintah
Kota Tangerang telah melakukan penghapusan nilai aset tetap dari neraca pada saat
transaksi karena seluruh penghapusan aset tetap dilakukan oleh BKKD, khususnya
Sub Bidang Administrasi Kekayaan yang langsung dilaporkan kepada Sub Bidang
Pembukuan dan Pelaporan sebagai pihak yang menyusun Neraca Pemerintah Kota
Tangerang. Sedangkan aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah
Daerah dikeluarkan dari akun aset tetap dan di-reclass ke akun aset lainnya sesuai
dilihat dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Pengungkapan aset tetap yang
penyusutan atas aset tetap. Pengungkapan nilai aset tetap menjelaskan dasar harga
aset tetap yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang, pada bagian ini penulis
akan menganalisis apakah Pemerintah Kota Tangerang telah menerapkan PSAP No.
07 tentang Aset Tetap dan apakah terdapat permasalahan yang dihadapi dalam
44
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
umum. Berdasarkan definisi ini, penulis dapat memberikan batasan karakteristik aset
a. Aset tetap adalah aset yang berwujud, berarti bahwa aset yang bersangkutan
b. Aset tetap mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Entitas yang
bersangkutan dapat melakukan estimasi terhadap masa manfaat dari aset yang
dimilikinya dengan didasarkan pada pengalaman masa lalu atas aset tetap yang
apakah suatu aset mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, suatu
entitas harus menilai manfaat ekonomis di masa mendatang yang dapat diberikan
oleh aset tersebut bagi kegiatan operasional pemerintah baik langsung maupun
penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomis masa yang akan datang
akan mengalir ke suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut akan
dilakukan oleh entitas sebagai beban atau sebagai pengeluaran modal untuk
suatu aset mungkin dapat diakui sebagai beban ataupun diakui sebagai
pengeluaran modal. Suatu aset yang memenuhi kriteria-kriteria di atas tetapi tidak
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan maka pengeluarannya
sebagai aset tetap. Pengeluaran untuk memperoleh aset yang manfaatnya hanya
dapat diterima untuk periode tersebut akan dibebankan pada saat terjadinya
untuk memperoleh aset yang manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan maka
akan dimasukkan sebagai aset tetap. Ada beberapa pernyataan yang mengatakan
bahwa masa manfaat suatu aset tetap adalah satu periode akuntansi. Hal ini tidak
bertentangan dengan pengertian masa manfaat yang terdapat dalam PSAP No. 07
Tangerang yang menyebutkan bahwa masa manfaat aset tetap adalah 12 (dua
belas) bulan karena periode akuntansi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota
Tangerang adalah 12 (dua belas) bulan, yaitu tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
Suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap jika aset tersebut dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan operasional entitas yang bersangkutan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal entitas tersebut. Hal ini
mengandung pengertian bahwa aset tetap yang telah diperoleh baik melalui
pembelian, pertukaran dengan aset lainnya, donasi, atau dengan cara membangun
sendiri tersebut adalah sarana yang digunakan Pemerintah Kota Tangerang untuk
menunjang kegiatan pemerintahan. Dengan kata lain, keberadaan aset tetap yang
akan tetapi sebagai alat yang digunakan untuk kelancaran operasi yang
dijalankan.
Selain dari syarat bahwa aset tetap harus digunakan untuk penyelenggaraan
kegiatan pemerintah, suatu aset dikelompokkan ke dalam aset tetap apabila aset
tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, yaitu apabila aset tersebut
kelompok aset tetap, yaitu: Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan;
Jalan, Irigasi, dan Jaringan; Aset Tetap Lainnya; serta Konstruksi dalam Pengerjaan.
Dengan pengelompokkan aset tetap ini, perlakuan aset yang berhubungan dengan
masing-masing jenis aset tetap akan mudah dilakukan oleh Pemerintah Kota
pengawasan, dan pelaporan dalam laporan keuangan. Penyusutan terhadap aset tetap
pengawasan, baik secara fisik maupun administratif, akan dapat diterapkan sehingga
tersebut.
pemilihan metode penyusutan yang dianggap tepat dan estimasi masa manfaat dari
fungsinya yang dibagi dalam 6 (enam) akun yang menggambarkan kelompok aset
tetap yang mempunyai jenis dan fungsi berbeda satu dengan yang lainnya. Walaupun
tercakup di dalamnya.
antara Konstruksi dalam Pengerjaan yang mungkin sudah dapat digunakan dalam
kegiatan operasional dan yang belum dapat digunakan. Dengan demikian, perkiraan
48
dalam Pengerjaan baik yang sudah dapat digunakan dalam kegiatan operasional
adalah semua aset yang belum dapat digunakan dalam kegiatan operasional. PSAP
No. 07 tidak membedakan antara Konstruksi dalam Pengerjaan yang sudah dapat
digunakan dalam kegiatan operasional dan yang belum dapat digunakan. Di dalam
PSAP No. 07 disebutkan bahwa suatu aset yang diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan akan dimasukkan ke dalam kelompok aset tetap. Jadi
kegiatan operasional, aset tersebut tetap dimasukkan ke dalam kelompok aset tetap
apabila memenuhi kriteria lain sebagai aset tetap. Menurut kriteria yang disebutkan
oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam PSAP No. 07, salah satu kriteria
bahwa suatu aset dimasukkan ke dalam aset tetap apabila aset tersebut diperoleh atau
Pengerjaan belum dapat digunakan, namun aset tersebut dibangun dengan maksud
Pengerjaan yang belum dapat digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan telah
memenuhi kriteria sebagai aset tetap sehingga harus dimasukkan ke dalam kelompok
aset tetap.
mempertimbangkan masa manfaatnya, jenis, dan fungsi dari setiap aset tetap tersebut.
Dengan demikian, pengelompokkan aset tetap yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
49
Tangerang telah mempermudah para pemakai laporan keuangan dalam membaca dan
Pengelompokkan aset tetap yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang telah
Dalam menentukan apakah suatu pos memenuhi kriteria untuk diakui sebagai
aset tetap, Pemerintah Kota Tangerang telah menilai tingkat kepastian aliran manfaat
ekonomis di masa yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada saat
pengakuan awal. Dengan demikian, kriteria kepastian aliran manfaat ekonomis yang
akan diterima Pemerintah Kota Tangerang terpenuhi pada saat aset tetap diterima dan
siap digunakan karena entitas yang bersangkutan telah memegang kendali atas
manfaat aset tetap yang diharapkan. Akan tetapi, suatu aset juga diakui bila aset
tersebut telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau penguasaannya
berpindah.
Oleh karena itu, aset tetap yang telah dibeli tentu telah diterima oleh
demikian, aset tersebut seharusnya sudah dapat diakui dan dicatat sebagai aset tetap
milik Pemerintah Kota Tangerang. Pengakuan waktu suatu aset diakui sebagai aset
tetap yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang tidak sesuai dengan PSAP yang
menyatakan bahwa aset tetap akan diakui dan dicatat apabila telah diterima atau
memperhatikan keberadaan dokumen dan bukti-bukti formal lain yang timbul dari
transaksi yang berhubungan dengan perolehan aset tetap agar dapat diukur secara
andal. Hal ini dapat dilihat pada setiap penerimaan aset tetap baru, baik yang berasal
dari pembelian, pembangunan sendiri/swakelola, ataupun yang berasal dari hibah dan
Pengeluaran untuk memperoleh aset tetap dengan cara pembelian dan swakelola
dicatat dalam laporan keuangan dengan mengakui adanya Belanja Modal dan adanya
pengurangan Kas Daerah pada saat terjadinya pengeluaran tersebut. Hal ini
pengakuan Belanja. Untuk menyajikan nilai aset tetap yang wajar, Pemerintah Kota
Tangerang pada akhir periode telah melakukan konversi atas Belanja Pegawai dan
Belanja Barang yang dapat diatribusikan secara langsung kepada perolehan aset tetap.
Dengan adanya pembedaan perlakuan kapitalisasi antara jenis belanja selain Belanja
penambahan nilai aset tetap. Namun, karena sistem akuntansi Pemerintah Kota
51
Tangerang belum terintegrasi antar SKPD, pengakuan penambahan aset tetap baru
dapat dilakukan pada akhir periode, yaitu pada saat penyusunan neraca.
Pengakuan perolehan aset tetap yang diterima dari donasi dilakukan hanya
dengan mengakui adanya penambahan nilai aset dalam neraca dan tidak mengakui
adanya belanja ataupun pendapatan atas perolehan tersebut. Hal ini sudah tepat
karena dalam proses perolehan aset tetap yang berasal dari donasi tidak terdapat
Pemerintah Kota Tangerang masih mengakui aset-aset yang bernilai rendah sebagai
aset tetap seperti yang banyak terjadi pada akun Peralatan dan Mesin. Dengan adanya
semakin jelas bahwa tidak semua perolehan suatu aset yang memiliki karakteristik
sebagai aset tetap dapat diakui sebagai aset tetap dalam neraca.
masih terbatasnya kriteria-kriteria pengakuan aset tetap yang ditetapkan oleh Komite
setiap aset yang memenuhi kriteria untuk dapat diakui sebagai aset tetap dengan
jumlah yang banyak dan bernilai rendah. Dengan adanya batasan materialitas,
pengelompokan suatu aset ke dalam aset tetap menjadi lebih terukur dan
52
pengelolaannya lebih efisien. Dalam PSAP sendiri tidak disebutkan secara rinci
pengeluaran untuk memperoleh aset akan diakui sebagai beban pada saat terjadi
pengeluaran ataukah akan dimasukkan sebagai aset tetap dalam laporan keuangan
kriteria sebagai aset tetap tetapi nilainya tidak memenuhi batasan materialitas yang
ditetapkan akan dimasukkan sebagai beban pada saat terjadi pengeluaran dan tidak
tetap, pengeluaran tersebut akan diakui sebagai beban. Namun apabila di sisi lain
pengeluaran tersebut memberikan manfaat lebih dari satu tahun, laporan yang
materialitas ini ditiadakan dalam kriteria untuk menentukan suatu aset tetap, maka
setiap aset yang nilainya rendah tetapi memenuhi kriteria untuk dapat dimasukkan
sebagai aset tetap menurut PSAP No. 07 ini, akan dikelompokkan sebagai aset tetap.
Hal ini akan menyebabkan banyaknya aset tetap yang mempunyai nilai relatif rendah
sehingga pengelolaannya menjadi tidak efisien. Meskipun dalam PSAP No. 07 tidak
dinyatakan secara tegas mengenai batas materialitas untuk menentukan suatu aset
tetap, akan tetapi berdasarkan pertimbangan mengenai adanya pengelolaan aset tetap
yang terukur dan efisien maka penerapan batasan materialitas dapat dibenarkan.
53
Namun, masih terdapat kelemahan dalam pengakuan aset tetap yang dilakukan
oleh Pemerintah Kota Tangerang yaitu pengakuan aset tetap yang baru dapat
dilakukan pada akhir periode akuntansi. Jadi, meskipun pada akhir periode
menunjukkan jumlah yang sama, akan tetapi hal ini bertentangan dengan PSAP No.
07 yang menyatakan bahwa aset diakui menjadi milik entitas apabila terdapat bukti
hukum. Namun, hal ini telah diantisipasi oleh Sub Bagian Pembukuan dan Pelaporan
BKKD dengan menggunakan nilai realisasi Belanja Modal dari SPPD yang telah
diterbitkan oleh Sub Bagian perbendaharaan BKKD. Akan tetapi, nilai aset tetap yang
dapat disajikan dengan menggunakan nilai realisasi Belanja Modal ini tidak dapat
nilai Belanja Pegawai dan Belanja Barang yang dapat diatribusikan secara langsung
ke nilai aset tetap yang diperoleh. Sehingga, Pemerintah Kota Tangerang akan selalu
(nilai historis), fair value (nilai yang wajar), dan estimated costs (nilai perkiraan).
Berhubungan dengan pengukuran aset tetap, atribut yang paling lazim digunakan
adalah historical cost, yaitu aset yang diperoleh diukur berdasarkan biaya historis.
Hal ini dikarenakan, biaya yang timbul pada harga pertukaran terjadi antara pihak-
pihak yang independen sehingga nilainya lebih objektif. Di samping itu, biaya
historis juga dianggap sebagai harga pertukaran barang dan jasa pada saat
perolehannya didasarkan atas transaksi pada pasar yang nyata. Jadi atribut
54
pengukuran menggunakan biaya historis lebih memberi informasi yang lebih tepat
harga aset tetap pada saat aset tersebut diperoleh. Pengukuran dengan biaya historis
suatu benda berwujud yang memenuhi kriteria sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya
perolehan merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau sejumlah nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
ataupun suatu konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi yang siap untuk
digunakan.
Dengan demikian, biaya perolehan aset tetap telah dinilai secara wajar yaitu
sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset tersebut sampai aset tetap tersebut siap untuk
dipergunakan serta sekaligus memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
13 Tahun 2006 bahwa nilai aset tetap yang dicatat dalam neraca adalah sebesar nilai
Perolehan aset tetap dengan cara pembelian pada awalnya diukur oleh
memperoleh aset tersebut sampai dengan aset tersebut siap untuk digunakan. Biaya
55
yang dimaksud di sini adalah meliputi harga pembelian dan biaya-biaya lain yang
dikeluarkan untuk aset tetap tersebut sampai dengan aset tersebut bisa digunakan.
Dengan demikian, suatu aset yang diperoleh dengan cara pembelian akan dicatat
sebesar kas yang dikeluarkan (biaya perolehan) untuk memperoleh aset tetap tersebut.
Seperti yang dinyatakan dalam PSAP No. 07 bahwa biaya perolehan suatu aset
tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap
biaya yang dapat diatribusikan langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Dikatakan pula bahwa apabila ada potongan dagang dan rabat, maka potongan
tersebut akan dikurangkan dari harga pembelian. Sementara itu, Pemerintah Kota
Tangerang menyatakan bahwa aset tetap yang diperoleh diukur berdasarkan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai dengan aset tersebut
siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya
terhadap potongan dagang dan rabat. Kebijakan Pemerintah Kota Tangerang ini telah
Pemerintahan dalam PSAP. Akan tetapi, dalam hal waktu pengakuan, aset yang
diperoleh dengan cara pembelian akan diakui pada akhir periode. Menurut PSAP, aset
yang diperoleh harus diakui pada saat aset tersebut diterima dan siap untuk digunakan
sehingga terdapat kepastian akan adanya manfaat ekonomis yang akan diterima
Untuk aset tetap yang diperoleh secara gabungan, Pemerintah Kota Tangerang
dari pihak ketiga berupa donasi, hibah, atau sumbangan. Hal yang perlu menjadi
perhatian di sini adalah bahwa aset donasi yang diserahkan kepada SKPD oleh pihak
ketiga tidak dapat langsung tercatat di Neraca Pemerintah Kota Tangerang namun
masih tercatat pada masing-masing SKPD yang menerima. Meskipun aset yang
berasal dari donasi tidak masuk dalam Laporan Realisasi Anggaran, namun secara
fisik aset tersebut telah dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang sehingga perlu
dilaporkan dalam laporan keuangan. Dengan demikian, aset yang berasal dari donasi
yang diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Selain itu, Pemerintah
apakah suatu pengeluaran akan dikapitalisasi atau tidak. Akan tetapi, pengeluaran
yang telah memenuhi batasan materialitas tersebut juga perlu diperhatikan apakah
pengeluaran tersebut telah memenuhi batasan materialitas yang ditetapkan dan dapat
tetap, tetapi kebijakan akuntansi tentang penyusutan aset tetap telah disusun oleh
Pemerintah Kota Tangerang dan siap untuk dilaksanakan setelah adanya petunjuk
lebih lanjut dari Pemerintah Pusat terkait dengan penerapan basis akuntansi akrual.
Dalam kebijakan akuntansi tentang penyusutan aset tetap Pemerintah Kota Tangerang
terkandung pengertian bahwa penyusutan aset tetap didasari atas pertimbangan bahwa
manfaat yang diberikan oleh aset tetap tersebut dirasakan oleh entitas yang
dihitung untuk setiap periode dengan cara membagi nilai aset tetap yang diharapkan
dapat memberikan manfaat dengan estimasi masa manfaatnya. Nilai aset tetap yang
berdasarkan harga perolehannya pada saat pengakuan awal dikurangi dengan nilai
sisa, yaitu nilai yang diperkirakan dapat direalisasi pada saat aset tersebut ditarik dari
pemakaiannya.
atas aset tetap. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan
manfaat ekonomis atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke
nilai tercatat aset tetap. Metode penyusutan yang digunakan oleh Pemerintah Kota
Tangerang antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo
menurun ganda (double declining balance method), atau menggunakan metode unit
Penghapusan nilai suatu aset tetap dari neraca Pemerintah Kota Tangerang
dapat dilakukan apabila diperkirakan tidak dapat lagi memberikan manfaat ekonomis
untuk kepentingan entitas di masa yang akan datang. Aset tetap yang dihapuskan dari
neraca dapat berupa pemberhentian atau pelepasan aset tetap yang biasanya
disebabkan rusak berat, tidak berfungsi lagi, hilang, atau masa manfaatnya telah habis
dan sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dalam kegiatan operasional. Pelepasan aset
tetap dapat dilakukan melalui penjualan, pemberian hibah, atau pertukaran. Nilai aset
tetap yang dihapuskan dari neraca Pemerintah Kota Tangerang adalah sebesar nilai
buku.
dengan aset tetap Pemerintah Kota Tangerang dapat digambarkan secara lengkap.
Daftar check list atas penerapan PSAP No. 07 tentang Aset Tetap pada
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, penulis dapat
Namun, konversi ini akan terus dilakukan selama Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 belum direvisi untuk disesuaikan dengan standar
akuntansi pemerintah.
60
61
b. Pengendalian atas aset tetap yang diperoleh oleh SKPD, baik melalui
donasi, kurang memadai karena tidak dapat langsung tercatat pada daftar
dalam neraca. Kelemahan ini diantisipasi oleh Sub Bagian Pembukuan dan
pada saat kepemilikan/penguasaan atas aset tetap tersebut diperoleh (pada saat
terjadinya transaksi).
4. SKPD yang ada dalam lingkungan Pemerintah Kota Tangerang belum dapat
kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh SKPD dalam
SKPD.
karena belum adanya petunjuk dari Pemerintah Pusat tentang akuntansi akrual.
62
B. Saran
saran agar:
Tangerang No. 15 Tahun 2007 tentang Kebijakan Akuntansi kepada setiap SKPD.
b. Pengendalian atas perolehan aset tetap di setiap SKPD cukup memadai dan
resiko atas tidak tercatat dan tidak diakuinya aset tetap dalam neraca menjadi
kecil.
c. Aset tetap dapat segera diakui pada saat aset tetap tersebut dikuasai/dimiliki
Bastian, Indra dan Gatot Soepriyanto. Sistem Akuntansi Sektor Publik: Konsep untuk
Pemerintah Daerah. Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002.
Bastian, Indra. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Modul untuk Pelatihan Laporan
Keuangan. Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002.
Frost, Geoff, Bryan Howilson, dan Ann Tarca. Accounting Theory. New York: John
Wiley & Sons, Inc., 2000.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16,
“Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain.” Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002.
Kusnadi, H., Siti Maria, dan Ririn Irmadariyani. Akuntansi Keuangan Menengah
(Intermediate): Prinsip, Prosedur, dan Metode. Malang: Universitas Brawijaya,
2000.
Siegel, Joel G. dan Jae K. Shim. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 1999.
Skousen, K. Fred., Earl K. Stice, dan James D. Stice. Intermediate Accounting. Ohio:
South-Western College Publishing, 2000.
Wilson, Earl R. dan Susan C. Kattelus. Accounting for Governmental and Non Profit
Entities. Edisi ke-13. New York: Mc Graw Hill Book Co., 2004.
63
Lampiran I
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 140.971.891.787,00 45.007.108.566,00
Kas di Bendahara Penerimaan - -
Kas di Bendahara Pengeluaran 2.669.033.351,39 1.319.749.052,98
Investasi Jangka Pendek - -
Piutang Pajak 6.671.742.118,00 9.217.350.910,00
Piutang Retribusi 16.990.300,00 -
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan 148.742.669,00 -
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 71.000.020,00 415.564.275,00
Piutang Lainnya 13.682.939.306,00 17.849.290.168,20
Persediaan 7.662.935.651,97 5.441.617.985,82
Jumlah Aset Lancar 171.895.275.203,36 79.250.680.958,00
ASET TETAP
Tanah 920.485.785.628,25 889.042.269.555,20
Peralatan dan Mesin 241.452.744.949,18 221.858.132.580,37
Gedung dan Bangunan 692.479.326.100,32 640.751.374.108,49
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 1.232.620.548.432,22 1.096.202.379.176,66
Aset Tetap Lainnya 11.959.174.608,55 7.695.973.488,09
Konstruksi dalam Pengerjaan 2.451.971.103,86 6.579.111.357,52
Akumulasi Penyusutan - -
Jumlah Aset Tetap 3.101.449.550.822,38 2.862.129.240.266,33
DANA CADANGAN
Dana Cadangan 50.230.892.884,00 39.924.511.622,00
Jumlah Dana Cadangan 50.230.892.884,00 39.924.511.622,00
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran - -
Tuntutan Perbendaharaan 11.600.000,00 -
Tuntutan Ganti Rugi 60.264.988,00 92.252.000,00
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 15.470.320.224,00 15.470.320.224,00
Aset Tak Berwujud 3.365.583.924,15 977.290.477,83
Aset Lain-lain 345.353.661,00 510.385.763,00
Jumlah Aset Lainnya 19.253.122.797,15 17.050.248.464,83
JUMLAH ASET 3.397.473.794.058,89 3.057.561.857.702,16
64
65
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 143.470.842.652,39 46.326.857.618,98
Pendapatan yang Ditangguhkan - -
Cadangan Piutang 20.591.414.413,00 27.482.205.353,20
Cadangan Persediaan 7.662.935.651,97 5.441.617.985,82
Dana yang Harus Disediakan untuk (2.312.076.550,84) (2.640.312.426,42)
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 169.413.116.166,51 76.610.368.531,58
2. Pengelompokan Pengelompokan aset tetap yang Aset tetap diklasifikasikan sebagai (Telah sesuai dengan
digunakan adalah: berikut: PSAP No. 07)
a. Tanah; a. Tanah;
b. Peralatan dan Mesin; b. Peralatan dan Mesin;
c. Gedung dan Bangunan; c. Gedung dan Bangunan;
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan; d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
e. Aset Tetap Lainnya; dan e. Aset Tetap Lainnya; dan
f. Konstruksi dalam Pengerjaan. f. Konstruksi dalam Pengerjaan.
3. Pengukuran Aset tetap dinilai dengan nilai historis Aset tetap dinilai dengan biaya (Telah sesuai dengan
atau harga perolehan yaitu sebesar perolehan. Apabila penilaian aset PSAP No. 07)
pengeluaran kas dan setara kas yang tetap dengan menggunakan biaya
dikeluarkan untuk memperoleh aset perolehan tidak memungkinkan
tetap. Apabila penilaian aset tetap maka nilai aset tetap didasarkan
dengan menggunakan nilai historis pada nilai wajar pada saat
tidak memungkinkan, maka nilai aset perolehan.
tetap akan didasarkan pada nilai
wajarnya.
Matriks Penerapan PSAP No. 07 pada Pemerintah Kota Tangerang
5. Penilaian Awal
a. Perolehan Aset tetap dinilai berdasarkan seluruh Barang berwujud yang memenuhi Harga perolehan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk kualifikasi untuk diakui sebagai merupakan semua
Pembelian memperoleh aset tersebut sampai suatu aset dan dikelompokkan biaya yang dapat
Matriks Penerapan PSAP No. 07 pada Pemerintah Kota Tangerang
b.Perolehan Biaya perolehan aset yang diperoleh Biaya perolehan dari masing- (Telah sesuai dengan
secara secara gabungan ditentukan dengan masing aset tetap yang diperoleh PSAP No. 07)
Gabungan mengalokasikan harga gabungan secara gabungan ditentukan
tersebut berdasarkan perbandingan dengan mengalokasikan harga
nilai wajar masing masing aset. gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing
masing aset yang bersangkutan.
c. Perolehan Aset tetap yang diperoleh dengan cara Penilaian aset yang diperoleh (Telah sesuai dengan
dengan pertukaran dinilai berdasarkan nilai dengan cara pertukaran diukur PSAP No. 07)
Pertukaran wajar aset yang diperoleh yaitu nilai berdasarkan nilai wajar aset yang
ekuivalen atas nilai tercatat aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas
dilepas setelah disesuaikan dengan nilai tercatat aset yang dilepas
jumlah setiap kas atau setara kas yang setelah disesuaikan dengan jumlah
ditransfer/diserahkan. setiap kas atau setara kas yang
ditransfer/diserahkan.
Matriks Penerapan PSAP No. 07 pada Pemerintah Kota Tangerang
6. Pengeluaran Setiap pengeluaran yang digunakan Pengeluaran setelah perolehan Pemerintah Kota
setelah untuk pemeliharaan ataupun awal suatu aset tetap yang Tangerang pada TA
Perolehan perbaikan aset tetap akan langsung memperpanjang masa manfaat 2007 belum
dicatat sebagai biaya pemeliharaan. atau yang kemungkinan besar membedakan antara
memberi manfaat ekonomis di pengeluaran modal
masa yang akan datang dalam yang dapat
bentuk kapasitas, mutu produksi, dikapitalisasi ke aset
atau peningkatan standar kinerja, tetap yang
harus ditambahkan pada nilai bersangkutan dan
tercatat aset yang bersangkutan pengeluaran
pendapatan yang diakui
sebagai beban pada
periode yang
bersangkutan. Namun,
dalam kebijakan
akuntansi yang baru
akan diaplikasikan
pada TA 2008 telah
ditetapkan adanya nilai
satuan minimum
kapitalisasi.
Matriks Penerapan PSAP No. 07 pada Pemerintah Kota Tangerang
8. Penghentian Penghapusan aset tetap dilakukan jika Suatu aset tetap dieliminasi dari (Telah sesuai dengan
dan Pelepasan aset tetap tersebut rusak berat, usang, neraca ketika dilepaskan atau bila PSAP No. 07)
hilang, dan sebagainya. aset secara permanen ditarik dari
Penghapusan aset tetap dilakukan penggunaannya dan tidak ada
dengan pengeliminasian aset tetap manfaat ekonomis masa yang akan
Matriks Penerapan PSAP No. 07 pada Pemerintah Kota Tangerang
NIM : 43206110180
Jakarta Selatan
Jakarta