Anda di halaman 1dari 54

Biologi Dasar Manusia

BAB III

PENDAHULUAN
PRINSIP ILMU FISIKA YANG BERHUBUNGAN DENGAN ILMU KEBIDANAN

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen –
elemen dari homeostatis.

TOPIK 1

BIOMEKANIKA

BIOMEKANIKA
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor – faktor yang mempengaruhi
gerakan manusia yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi,
anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.
NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang menangani
masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan analisis terhadap faktor –
faktor yang berpengaruh terhadap biomekanika yaitu :
1. Berat benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh.
3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan/menit untuk pemindahan
berfrekuensi tinggi.
4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan.

PENGARUH TEKANAN DALAM ILMU KEBIDANAN


a) Tekanan Darah, adalah gaya yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah
dan merupakan salah satu tanda-tanda vital. Pada setiap detak jantung tekanan darah
bervariasi antara sistolik (maksimum) dan diastolik (minimum) tekanan. Tekanan darah terjadi
karena pompaan pada jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sehingga darah
beredar melalui arteri.
b) Tekanan didalam kandung kemih, peningkatan tekanan didalam kandung kemih akibat adanya
akumulasi (pertambahan terus menerus) volume urine.
c) Tekanan pada sistem pencernaan, makanan masuk melalui mulut menuju usus dan keluar
kembali melalui anus. Pada usus terdapat beberapa bagian usus antara usus halus, usus besar
dan duabelas jari (duodenm). Katup didalam usus berperan untuk meratakan penyaluran atau
pengaliran makanan didalamnya.
d) Tekanan pada Mata, cairan bening didalam bola mata yang terdapat antara permukaan mata
dan retina memiliki tekanan tertentu sehingga dapat menjaga bola mata pada bentuk dan
ukuran yang tetap. Apabila pengaliran cairan pada mata mengalami penyumbatan
menyebabkan sirkulasi tidak berjalan sewajarnya mata akan mengakibatkan tekanan didalam
mata menjadi meningkat. Peningkatan tekanan ini dapat membatasi suplai darah ke retina
sehingga mempengaruhi kejelasan penglihatan.
e) Tekanan didalam tengkorak, ruang disekitar otak memiliki cairan otak yang disebut dengan
cerebrospinal. Apabila terjadi tekanan didalam otak akan meningkatkan tekanan internal
tengkorak yang menyebabkan terjadinya pembesaran tengkorak.

1
Biologi Dasar Manusia

TOPIK 2
THERMODINAMIKA

A. PENGERTIAN THERMODINAMIKA
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika
energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika
klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).
Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik,
yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam
termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu,
telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung
kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem
di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara
mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad
ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

B. HUKUM-HUKUM DASAR TERMODINAMIKA


Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga,
maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.  Hukum Pertama
Termodinamika . Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. 
2. Hukum Kedua Termodinamika Terkait Dengan Entropi
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
3. Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

C. CONTOH – CONTOH THERMODINAMIKA


Hukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas ideal :
PV = n R T

P . DV + -V . DP = n R DT

2
Biologi Dasar Manusia

a)      Energi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.
b)      Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
c)      Dalam suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I :
DQ = DU+ DW
Dimana :
 DQ = kalor yang diserap
 DU = perubanan energi dalam
 DW = usaha (kerja) luar yang dilakukan

DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN :


1. Pada proses isobarik (tekanan tetap)  ® DP = 0; sehingga,
DW = P . DV = P (V2 - V1) ® P. DV = n .R DT

DQ = n . Cp . DT ® maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan


DU-= 3/2 n . R . DT  tetap)

2. Pada proses isokhorik (Volume tetap) ® DV =O; sehingga,


DW = 0 ® DQ = DU
DQ = n . Cv . DT
® maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)
AU = 3/2 n . R . DT 

3. Pada proses isotermik (temperatur tetap): ® DT = 0 ; sehingga :


DU = 0 ® DQ = DW = nRT ln (V2/V1)

4. Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan sekelilingnya) ® DQ
= 0 Berlaku hubungan :
PVg = konstan ® g = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace.

D. PENERAPAN ENERGI PANAS DALAM PENGOBATAN

1) Metode Konduksi 
 Apabila ada perbedaan temperatur  antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin”.
 Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan temperatur,
lama melakukan kontak, material konduksi panas.
Contoh :
a. Kantong air panas/botol berisi air panas ; efisien untuk pengobatan    nyeri abdomen (perut)
b. Handuk panas; efektif untuk spasme otot, fase akut poliomyelitis.
c. Turkish batsh (mandi uap); sebagai penyegar atau relaksan otot.
d. Mud packs (lumpur panas); mengonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah kehilangan
panas.
e. Wax bath (parafin bath) ; efisien untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama
orang tua. Cara Wax Bath : wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai temperature
1150-1200F . Kaki direndam selama 30 menit-1 jam.
f. Electric Pads. Caranya : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastic.
Dilengkapi dengan termostat. 

Metode konduksi bermanfaat untuk pengobatan terhadap penyakit neuritis, Sprains, Strain,
Contusio, Sinusitis, Low Back Pain.

3
Biologi Dasar Manusia

2) Metode Radiasi
 Untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari
atau nyala api.
 Sumber radiasi :
a. Electric fire
 Old type fire ; Memiliki daya 750 W, range radiasi antara merah - mendekati infra red,
panjang gelombang < 15.0000 A0, untuk home treatment.
 Pensil Bar tipe ; Menggunakan reflector rectangular dan shape like acoustic type.
b. Infra Merah
 Memakai lampu pijar berkisar antara 250 – 2000 W, diberi filter merah.
 Gelombang infra red yang dipakai antara 800 – 40.000 nm. 
 Penetrasi energi / gelombang pada kulit ± 3 mm dan meningkat di permukaan kulit.
 Lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi panas, karena penetrasi energi
panas ke jaringan lebih dalam.
c. Metode Elektromagnetis
Ada dua jenis :
 Short wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
 Digunakan pada kram otot (muscle sprain), nyeri pada intervertebrale disk, penyakit
degeneratif pada persendianm radang bursa (bursitis)
 Dua macam metode elektromagnetis :
 Teknik Kondensor (Conductor technique). Bagian tubuh sebelah menyebelah
diletakkan dua metal plate like electrode. Pada permukaan electrode
diberikan larutan elektrolit. Dengan adanya aliran AC (bolak-balik), molekul
tubuh menjadi agitasi karena kenaikan temperature. 
 Diatermi Metode Induksi (Inductothermy). Bagian tubuh yang akan
dipanasi, dililitkan dengan kabel, lalu dialiri listrik. Jaringan tubuh
tidak berada dalam sirkuit, tetapi terletak dalam median magnet
dari suatu koil. Frekuensi yang dipakai 1 MHz.
 Micro Wave Diathermy (Diatermi gelombang mikro).
 Digunakan untuk patah tulang (Fraktur), Sprains dan Strains, Bursitis,
Radang tendon, Artritis. 
 Menggunakan magnetron untuk menghasilkan gelombang radio
dengan osilasi pada frekuensi 900 MHz.
 Besar energinya terletak antara short wave diathermy dan infra
merah.
d. Gelombang ultrasonik
 Diperoleh dari gelombang bunyi (Audible Sound) dengan frekuensi hampir 1 MHz.
 Jaringan yang akan diobati ditempeli permukaannya oleh  piezo electric transduser
dengan intensitas 5 W/cm2.
 Lebih efektif pada tulang dibandingkan pada soft tissue oleh karena tulang lebih banyak
menyerap panas.
 Bisa digunakan untuk terapi (pengobatan) dan diagnostik.

E. PENERAPAN ENERGI DINGIN DALAM PENGOBATAN


1) Penerapan energi dingin dalam pengobatan
 Penyimpanan darah (Bank Darah). Agar darah bertahan lama dilakukan dengan dua
teknik : 
 Thin Walled container / wadah berdinding tipis ; Wadah dibuat dari metal tipis,
terdiri dari dua dinding. Volume darah berada di antara dua dinding. Juga

4
Biologi Dasar Manusia

dimasukkan Liquid Nitrogen, terbentuk darah Frozen, disimpan pada Nitrogen


cair (-1960C).
 Blood Sand Method ; Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen,
terbentuk butir-butir, lalu dikumpulkan dan disimpan di wadah khusus.
 Penyimpanan Sperma (Bank Sperma)
 Penyimpanan Bone Marrow (Sumsum tulang)
 Penyimpanan jaringan tubuh  lainnya
 Penyimpanan obat-obatan
 Pengobatan edema akibat trauma akut dan sakit kepala; memakai ice bag/kantong es.
 Pengobatan nyeri dan bengkak lokal; dipakai kompres dingin
 Operasi Jaringan Kanker, memakai cairan nitrogen untuk merusak jaringan kanker yang
luas. Untuk beberapa jenis sel, dibantu dengan gliserol atau dimethil sulfonat sebagai
proteksi agent.

F. PENERAPAN THERMOGRAF UNTUK DIAGNOSIS


Penggunaan thermografi untuk diagnostic fenomena keabnormalan operasi atau kinerja suatu
sistem dapat diketahui melalui parameter temperatur kerja yang terjadi. Kamera thermografi
inframerah merupakan sebuah alat pencitraan distribusi radiasi panas permukaan dalam dalam
bentuk gambar termal dan hasil temperatur terukur. Alat ini merupakan sebuah alat uji tak merusak
yang mendeteksi pancaran radiasi obyek langsung melalui medium udara.

G. PENERAPAN PENGATURAN SUHU TUBUH TRANSFER PANAS (ALIH PANAS)


Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :
a) Konduksi (conduction), adalah perpindahan panas melalui suatu zat perantara (umumnya zat
padat) tanpa disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut.
b) Konveksi (convection), adalah perpindahan panas melalui suatu zat perantara (umumnya zat
cair) dengan disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut.
c) Radiasi (radiation), adalah perpindahan panas secara langsung (tanpa melalui zat perantara).
d) Evaporasi (evaporatioon).

1) Tranfer Panas
a. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui satu jenis zat sehingga konduksi merupakan
satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan.
Arah aliran energi kalor adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah  (Dewitt
2002). Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan
pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah
dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.
Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang. Pada
ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar dengan
amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron
disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada
atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan
gerakan elektron bebas.
b. Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan kerapatan
disebut konveksi alami  (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau
pompa disebut konveksi paksa (forced convection).

5
Biologi Dasar Manusia

Besarnya konveksi tergantung pada :


a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
# viscositas fluida
# kecepatan fluida
# perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
# kapasitas panas fluida
# rapat massa fluida
# bentuk permukaan kontak
Konveksi : H = h x A x T

Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan satu fenomena
permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini
struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan
sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama.

Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan
kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena
masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus dibawa ke suhu yang sama tinggi. Oleh karena itu
bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang
lebih kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi,
sehingga kalor akhirnya tersebar pada seluruh zat (Dewitt 2002).

c. Radiasi
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetik.
Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu
yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap
obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas pancaran yang
diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara
antara permukaan-permukaan atau obyek-obyek yang memancar, sehingga radiasi dapat
terjadi di ruang hampa.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara hampir
seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya, udara yang jenuh tak
dapat menerima kelembaban tubuh, sehingga pemindahan panas tak dapat terjadi melalui
penguapan. Pengondisian suatu ruang seharusnya meningkatkan laju kehilangan panas bila
para penghuni terlalu panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu
dingin. Tujuan ini tercapai dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari
segi suhu, uap air (kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi).
Kebersihan udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi
kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan.
d. Evaporasi
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas hanya dapat
kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban
dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.

H. THERMOGRAFI
Termografi adalah metode diagnosa yang didasarkan pada perbedaan temperatur antar
jaringan dari tubuh manusia. Distribusi temperatur yang bervariasi ini bisa disebabkan karena
faktor fisik eksternal dan juga faktor internal seperti metabolisme dan aktivitas jaringan yang

6
Biologi Dasar Manusia

dekat dengan kulit. Menurut Max Planck (1901), basis mengenai besarnya radiasi pada tubuh
manusia saat temperatur 300 K (27 °C) akan memberikan spektrum radiasi gelombang Infra Red
berkisar antara 0,8 mikrometer hingga 1 milimeter.

Jenis Termografi Ada dua, yaitu :


 Kulit -> radiator infra merah yang efisien. Suhu di permukaan kulit dipengaruhi proses yang
menimbulkan panas di jaringan bawah kulit : peradangan, gangguan sirkulasi darah, tumor
aktif.
1) Termografi dengan prinsip keseimbangan panas
Dibuat dari lempeng tipis nitrat sellulosa dan dilapisi dengan minyak tipis pengabsorbsi
panas. Permukaan kulit yang telah mencapai keseimbangan panas memberi warna pada
suhu tertentu. Pada kulit normal akan berwarna hijau, bila suhu tidak ada akan terjadi
perubahan warna film sellulosa dari coklat menjadi kemerah-merah.
2) Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas
Dengan menggunakan kamera infra merah, panas yang dipancarkan kulit berupa radiasi
infra merah oleh susunan optis dijatuhkan ke detektor infra merah menjadi diskontinu.
Penggunaan thermografi untuk diagnostic fenomena keabnormalan operasi atau kinerja
suatu sistem dapat diketahui melalui parameter temperatur kerja yang terjadi. Kamera
thermografi inframerah merupakan sebuah alat pencitraan distribusi radiasi panas
permukaan dalam dalam bentuk gambar termal dan hasil temperatur terukur. Alat ini
merupakan sebuah alat uji tak merusak yang mendeteksi pancaran radiasi obyek langsung
melalui medium udara.

Penggunaan Termografi Untuk Diagnostik :


Berdasarkan setiap benda yang memancarkan radiasi ( W = e T  ) maka pada tahun 1950 telah ada
usaha untuk membuat termogram dari infrared radiasi permukaan tubuh manusia. Dan tehnik ini
banyak dipergunakan dalam bidang klinik.
Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik termografi antara lain :

 Carcinoma mammae
 Vascular desease (penyakit pembuluh darah)
 Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes.
 Untuk Cereberal Vascular Desease
 Arthritis akut
 Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut)
 Primary erythemalgia.

7
Biologi Dasar Manusia

TOPIK 3
PENERAPAN HYDRODINAMIKA DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
A. PENGERTIAN HIDRODINAMIKA
Hydrodinamika adalah ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid dalam skala makroskopik.
Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Hidrodinamika juga dapat didefinisikan sebagai penelitian
mengenai zat cair yang mengalir meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang
melakukan gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan  rumus dengan persyaratan-persyaratan
atau pendekatan khusus yaitu:

1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam  (cairan tidak viskos)


2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan, arah maupun
besarnya (selalu Konstan).
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu.
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh dan mengalir sejumlah
cairan yang sama besarnya (continuitas)

Aliran Darah

Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya
tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield pressure. Tekanan minimal
ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm Air Raksa
(Hg). Kecepatan aliran darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah
dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang dipompa keluar
jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit. Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia
dapat dibagi menjadi 2 bagian :

1.  Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh
dan kembali ke jantung kanan.

2.  Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-
paru lalu kembali ke jantung kiri.

Aliran darah dalam sistem sirkulasi di tubuh manusia secara ringkas adalah sebagai berikut :

1) Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriole -->
Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule --> vena --> Vena Cava (Vena Cava Inferior dan
Vena Cava Superior) --> Jantung (atrium/serambi kanan).
2) Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis --> Paru -->
Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).
Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6
liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-
paru tanpa henti.

8
Biologi Dasar Manusia

Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)

Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan mengendapnya eritrosit
dari suatu monter atau sampel darah yang diperiksa dalam  suatu alat tertentu yang dinyatakan
dalam  mm/ jam.  LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asingnya :
-      BBS (Blood Bezenking Snelheid)
-      BSR (Blood Sedimentation Rate)
-      BSE (Blood Sedimentation Erythrocyte)
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux-sel darah
merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium
cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara
Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0-20 mm/jam dan untuk pria 0-10
mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0-15 mm/jam dan untuk pria 0-10
mm/jam.

Hukum Fisika Yang Berhubungan Dengan Tekanan Pada Tubuh Manusia


Yang berhubungan dengan tubuh manusia :
 Hukum boyle
Untuk setiap gas pada suhu tetap,volume berbanding terbalik dengan tekanan.
 Hukum Charles
Tekanan berbanding terbalik dengan suhu
 Hukum Dalton
Tekanan gas sebanding dengan persentase campuran yaitu tekanan parsial
 Hokum henry
Berat gas terlarut dalam volume cairan tetap pada suhu tertentu sebanding dengan tekanan.
 Prinsif pascal
Tekanan yang diberikan pada semua zat cair dalam bejana tertutup diteruskan kesemua arah
dengan dengan besar yan g sama

Tekanan Darah
Adalah salah satu tanda vital pe nti ng selain denyut nadan suhu. Tanda vital ini mencerminkan
aspek dasar kesehatan seseorang bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup.
Tekanan darah dapat dibedakan menjadi:
1. Tekanan sistol
Tekanan darah tertinggi selama satu siklus jantung,merupakan tekanan yang dialami
pembuluh daran saat jantung berdenyut. Pada orang dewasa normal 120 mmhg
2. Tekanan diastole
Tekanan darah terendah selam satu siklus jantung,suatu tekanan di dalam pembuluh darah
saat jantung beristirahat. Pada orang dewasa normal 80mmhg
3. Tekanan nadi
Selisih antara tekanan sistol dan diastole.

Tekanan Bola Mata


Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan oleh adanya tekanan cairan yang berada dalam bola
mata yang menghantarkan cahaya ke retina. Tekanan bola mata normal 12 smp 23 mmhg diukur
dengan tonometer.

9
Biologi Dasar Manusia

Tekanan Dalam Kandung Kemih


Peninggian tekanan dalam kandung kemih dan spinter ureter erat dengan jumlah urin yang
terkandung diadalamnya sifat kandung kemih dapat mengalami peregangan oleh penambahan
volume. Tekanan dalam kandung kemih dapat diukur dengan kateter. Secara langsung tekanan
dapat diukur dengan memasukkan jarum dalam dinding perut kedalam kandung kemih. Tekanan
akan tinggi saat kita batuk, mengedan dan jongkok. Keadaan stress juga dapat menimbulkan
peninggian tekanan dalam kandung kemih disebabkan nervous. Alat untuk mengukurnya disebut
sistometer.

CONTOH ALAT HIDRODINAMIKA YANG DITERAPKAN DALAM ILMU


KESEHATAN
1. Sphygmomanometer (tensimeter)
Untuk mengukur tekanan darah tubuh,berapa sisitol, diastole. Tensimeter terdiri dari
manometer air raksa, pressure cuff dan stetoskop. Presure cuff dipasang pada lengan kemudian
dipompa perlahan lahan dengan tujuan aliran darah dapat di stop, tampak air raksa dalam tabung
naik pada skala tertentu, kemudian dilepas perlahan lahan. Stetoskop diletakan pada lengan daerah
volar tepat diatas ateri bracialais, melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbelensi darah
disebut bunyi korotkoff.
2. Tonometer
Untuk pemeriksaan mengetahui TIO(tekanan intra okuler)pada mata. Dipakai pada si
penderita glukoma. Satuan tonometer adalah Hg atau Torr. Tekanan normal 12-23 mmhg.
3. Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kemih.alatb ini terdiri dari pupa kapiler yang mengandung
skala dalam cm H2O. Pipa kapiler ini dihubungkan dengan jarum melalui pipa karet.

10
Biologi Dasar Manusia

TOPIK 4
ANALISIS GAYA TUBUH
A. GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN STATIS
Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada
tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh.

1. Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui , contohnya gaya berat tubuh.
2. Gaya dalam tubuh >>> seringkali tidak disadari contohnya Gaya otot jantung, gaya otot paru-
paru Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
(a) Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
(b) Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.

Berikut ini adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis : Gaya Berat dan
Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan
setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh
manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil.

Ada 3 kelas sistem pengumpil :

1) Pengumpil Klas pertama Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot. Contoh:
kepala & leher.
2) Klas Kedua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot. Contoh: tumit menjinjit
3) Klas Ketiga Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat. Contoh: otot
lengan Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera
leher, punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan
tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan
traksi dan tarikan traksi lawannya.
Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien
pada saat bertumpu atau berat lain.

Penerapan Analisa Gaya Dalam Terapan Kesehatan

1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam
keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh.
Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing
vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh
rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai
huruf S. 11 Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan
segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbal (punggung
bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan
pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan
waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi
tenrsebut tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang.

11
Biologi Dasar Manusia

Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena
beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur
tubuh yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu
garis lurus ke bawah. Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya
pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang.
Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam
posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian
bawah akan berbentuk seperti huruf S. 135 Kelebihan dari posisi ini adalah: Posisi duduk
dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah
tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di
kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga
mengurangi terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara. Duduk dengan posisi kemiringan
135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi,
dan lebih mudah untuk naik turun kursi.

2. Traksi dalam Praktik Klinik Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam
usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan.
Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat
sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis
atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan
yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga
(Footner, 1992 and Dave, 1995).

GAYA VERTIKAL DAN KEGUNAAN KLINIK


Gaya vertikal dan kegunaan klinik adalah gaya bekerja pada suatu benda/tubuh manusia. Contohnya
apabila seseorang berdiri diatas benda maka orang tersebut memberi gaya diatas benda tersebut
sedangkan benda tersebut memberi reaksi gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan
orang tersebut.

GAYA YANG MEMBENTUK SUDUT


Gaya yang bekerja pada suatu tubuh membentuk sudut dengan garis horizontal atau garis vertikal
pada gaya yang membentuk sudut yang perlu diperhatikan adalah penguraian vektor – vektornya
yang merupakan proses kebalikan dari perpaduan vektor. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi
komponen – komponen yang bertitik tangkap sama dan terletak pada satu bidang.
Penguraian gaya tersebut dapat dimanfaatkan untuk penggunaan klinik atau pengobatan terutama
bila terjadi cedera pada tulang dengan menganalisa gaya berdasarkan konsep vektor utnuk
mendapatkan beban sebagai pemberatnya. Contohnya jika seseorang mengalami cedera pada leher
atau otot kakinya, maka dapat dilakukan pengobatan dengan menggunakan traksi leher dan traksi
otot.

GERAKAN TUBUH MANUSIA


Filosof Yunani Aristotle (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali melakukan studi
secara sistematik terhadap gerakan tubuh manusia.
Banyak prinsip yang mendeskripsikan aksi dan karakteristik gemometri dari otot. Walaupun
penemuan Aristotle untuk menerangkan gerakan banyak mengandung kontradiksi, usaha awal yang
telah ia ristis menjadi pondasi bagi studi berikutnya seperti Galen (131-201), Galileo (1564-1643),
Borelli (1608-1679), Newton (1642-1727), dan Marey (1830-1904).

12
Biologi Dasar Manusia

Seperti yang ditulis oleh Aristoteles bahwa bianatang yang berjalan membuat posisisnya
berubah dengan menekan apa yang ada dibawahnya.
Pernyataan ini menekankan bahwa dalam studi gerakan harus menekankan pada (Higgins, 1985):
Pengkarakteran interaksi fisika antara hewan(manusia) dan lingkungan sekitar :
1. Gerakan tubuh system biologis adalah hasil interaksi system biologis dengan lingkungan sekitar.
2. Faktor berikut turut menentukan interaksi tersebut:
 Stuktur dari lingkungan(bentuk dan stabilitas).
 Medan dari gaya(arah relatif terhadap gravitasi, kecepatan gerakan).
 Stuktur dari sistem (susunan tulang, aktifitas otot, sususan segment dari tubuh, ukuran,
integrasi motorik yang dibutuhkan untuk mendukung postur).
 Peranan dari keadaan psikologis (level keaktifan,motivasi).
 Bentuk gerakan yang akan dikerjakan (kerangka dari organisasi dari gerakan).

Higgins menyatakan bahwa gerakan adalah bagian yang tak terpisahkan dengan struktur yang
mendukungnya dan lingkungan.

BIOMEKANIKA (DASAR GERAK & GAYA TUBUH)


Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor- faktor yang mempengaruhi
gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi
dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.

1) DASAR GERAK & GAYA TUBUH


Hukum Newton tentang Gerak
Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang
dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton sangat berjasa dalam
mempelajari hubungan antara gaya dan gerak.

a) Hukum 1
“Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak seimbang, atau
gaya luar neto.”

Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika
gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol.

Secara matematis dapat ditulis :


F neto = 0

Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak
dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.
Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem, mungkin
orang tersebut bisa terpelanting dan berkata ”aku terlempar ke depan !”, padahal itu
adalah inersia yang menyebabkan ke depan berlanjut walau bus telah berhenti. Cedera
benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum tersebut.
Jika ada gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia
berkontak dengan tempat duduknya.
Namun kepala cenderung tidak bergerak dan tersentak dalam posisi yang menjulur
(ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan keras
ke depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks.

b) Hukum 2

13
Biologi Dasar Manusia

Percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan
sebanding dengan gaya neto (F) yang bekerja padanya :
F = ma
 Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a.
 Menurut hasil percobaan, jika gayanya diperbesar 2 kali ternyata percepatannya
menjadi. 2 kali lebih besar.
 Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat.
 Dan sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang
bekerja.
 Atau Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi
tetapi gayanya dipertahankan tetap sama, Jika massa benda diperbesar 2 kali,
ternyata percepatannya menjadi ½ kali. Kita bisa simpulkan bahwa percepatan
suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu. Massa adalah sifat
intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap percepatan.

c) Hukum 3
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan.
Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada benda B, gaya yang sama besar dan
berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.

F aksi = F reaksi
 F aksi = gaya yang bekerja pada benda
 F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi

Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan
bahwa orang tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi
yang sama melalui lantai pada kaki tersebut.
Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja
pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun
berlawanan arah (reaksi).
Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan.
Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian!

Jenis-jenis Gaya :
1. Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan bumi. Gaya ini
sebanding dengan massa m benda itu dan medan gravitasi , yang juga sama dengan percepatan
gravitasi jatuh bebas. Berat benda sifat intrinsik benda. Berat bergantung pada lokasi benda, karena
g bergantung pada lokasi. Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi benda
diletakkan, apakah dibidang horisontal, vertical ataupun bidang miring.

2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua prmukaan yang bersentuhan,
dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh.

3. Gaya Gesek
Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat saling mengerjakan gaya
gesekan. Gaya-gaya gesekan itu sejajar dengan permukaan benda-benda di titik persentuhan.
Gaya gesek (friksi) sangat penting dalam kehidupan keseharian terutama tubuh.

14
Biologi Dasar Manusia

TOPIK 5
GELOMBANG DAN ULTRASONIK
A. PENGERTIAN

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam
satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari
yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus
searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang
mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7
Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

B. MACAM-MACAM GELOMBANG ARUS ISTRIK

1. Listrik Arus Bolak-Balik (AC)


Arus bolak-balik atau dalam bahasa bakunya disebut Arus AC atau Alternating Current. Pada
umumnya listrik arus bolak-balik ini banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya sebagai penerangan rumah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti
menjalankan kipas angin, setrika, dan lain-lain.
Listrik arus bolak-balik ini dihasilkan oleh sumber pembangkit tegangan listrik yang
dinamakan Generator Arus Bolak-balik yang terdapat pada pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik.
Pada umumnya tegangan listrik yang dipergunakan untuk keperluan umum sudah
distandarisasi secara nasional yaitu 110V dan 220V/AC dengan frekuensi sebesar 50Hz.
Perlu diperhatikan bahwa tegangan listrik baik yang 110V maupun 220V/AC selain berguna
bagi manusia, juga sangat berbahaya apabila memperlakukannya kurang hati-hati, hindari
jangan sampai aliran listrik tersebut tersentuh oleh tangan apalagi oleh anak-anak.
2. Listrik Arus Searah (DC)
Arus searah atau dalam bahasa bakunya disebut Direct Current atau Arus AC. Kalau kita
perhatikan lampu penerangan yang terdapat pada kendaraan bermotor, sumber listriknya
tidak lain berasal dari battery atau akumulator (accu).
Battery adalah termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan tegangan listrik arus searah
(DC).
Dengan perkembangan tekologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan
dengan cara merubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan
suatu alat yang disebut dengan power supply atau adaptor, alat ini fungsinya sama denga
trafo charger yang terdapat pada handphone.
3. Arus Dalam Rangkaian
Arus listrik adalah muatan listrik yang bergerak di dalam sambungan atau dalam komponen.
Seandainya arus yang keluar dari suatu tempat lebih kecil dari pada arus yang masuk ke
tempat itu, maka muatan ditempat itu akan terus bertambah banyak. Tetapi hal ini tidak

15
Biologi Dasar Manusia

mungkin terjadi karena arus listrik yang masuk ke satu tempat selalu akan keluar dari situ
juga. Arti dari hukum fisika ini untuk suatu rangkaian bisa di uraikan sebagai berikut: kalau
ada rangkaian seri, berarti tidak ada percabangan dalam aliran listrik maka arus selalu sama
pada setiap bagian dari rangkaian seri itu. Kalau ada titik percabangan yang mana aliran arus
bercabang dalam suatu rangkaian, maka jumlah arus yang masuk kedalam titik percabangan
itu selalu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik dari percabangan itu.
4. Arus Searah Murni
 Faradik
 Surged faradik/sentakan faradic
 Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
 Gulvanik yang interuptus
 Arus gigi gergaji

C. MACAM- MACAM GELOMBANG POTENSIAL AKSI


Potensial aksi merupakan fenomena keseluruhan atau tidak sama sekali (all or none) yang
berarti bahwa begitu nilai ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo dari potensial aksi
akan selalu sama, dengan segala macam intensitas dari rangsangan. Potensial aksi terjadi bila suatu
daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi
memiliki kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang.

Perambatan potensial aksi (gelombang depolarisasi) terjadi apabila terdapat perambatan


potensial aksi ke segala jurusan sel membran. Baik sinapsis (hubungan antara dua buah saraf)
maupun neuromyal junction (hubungan saraf dengan otot) memiliki kemampuan meneruskan
gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya.

Macam-macam gelombang potensial aksi :

1) Gelombang potensial aksi dari akson


2) Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris
3) Gelombang potensial aksi dari sel oto jantung
Syarat- Syarat Listrik Tubuh

Isyarat listrik (elektrical signal) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel tertentu.
Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi
klinik tentang fungsi tubuh.

Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :

a) EMG (Elektromiogram), Yaitu pencatatan potensial otot biolistrik selama pergerakan otot. Ada
25-2.000 serat otot(sel), dihubungkan dengan syaraf via motor end plate. EMG bisa digunakan
untuk mengukur sel otot tunggal maupun pada beberapa serat otot.  Elektrode permukaan
diletakkan pada permukaan kulit untuk mengukur isyarat listrik dari sejumlah unit motoris.
Electrode jarum konsentris dimasukkan ke dalam kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris
tunggal.
b) ENG (elektroneurogram), Tujuannya untuk mengetahui keadaan lingkungan, untuk mengetahui
kecepatan konduksi syaraf motoris dan sensosris, untuk menentukan penderita miastenia
gravis. Kecepatan normal  konduksi saraf motoris berkisar 40-60 m/detik. Apabila kecepatan < 10
m/detik merupakan pertanda kelainan saraf.
c) ERG (Elektroretionogram), Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang ada pada
retina mata yang di kerjakan melalui rangsangan cahaya pada retina. Isyarat ERG sangat

16
Biologi Dasar Manusia

kompleks, karena merupakan sumasi efek yang terjadi di dalam mata. Bila gelombang B tidak
tampak pada ERG, berarti retina penderita mengalami retinitis pigmentosa.
d) EOG (Elektrookulogram), Suatu pengukuran/pencatatan berbagai potensial pada kornea-retina
sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
e) EGG (Elektrogastrogram), Merupakan EMG yang berkaitan gerakan peristaltic traktus
gastrointestinalis.
f) EEG (Elektroensefalogram), Yaitu pencatatan isyarat listrik otot. Pencatatan potensial aksi listrik
otak merupakan sumasi dari potensial aksi sel saraf di dalam otak. Amplitudo dari isyarat EEG
merupakan gelombang denyut demi denyut (peak to peak) dengan jarak antara 10 mV-100mV
pada frekuensi di bawah 1 Hz sampai lebih 100 Hz. Pemeriksaan EEG bertujuan untuk
menggantikan fungsi EKG sebagai alat monitor saat operasi, mendiagnosis epilepsy dan klasifikasi
epilepsy, menunjukkan tumor otak (aktivitas listrik pada daerah tumor otak akan menurun).
Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz,  pada penderita berjaga memiliki frekuensi di atas 13 Hz. Ada 4
grup frekuensi normal isyarat listrik EEG, Delta (lambat ; 0,5-3,5 Hz), Teta (menengah ; 4-7 Hz),
Alfa ( normal ; 8-13 Hz), Beta (cepat ; > 13 Hz).
g) EKG (Elektrokardiogram), Merupakan pencatatan isyarat biolistrik jantung, di lakukan pada
permukaan kulit. Irama jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan
spontan pada SA Node.

D. JENIS – JENIS ALAT KEDOKTERAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI


GELOMBANG
1) EEG (Elektroensefalograf)
Bila ditempatkan electrode pada kulit kepala dan mengukur kegiatan elektris , akan ditemukan
sinyal elektris kompleks yang lemah. Potensial listrik dihasilkan melalui proses sinkronisasi
berselang-seling yang melibatkan syaraf pada permukaan otak (cortex), dengan kelompok-
kelompok berbeda menjadi sinkron pada waktu singkat yang berbeda. Rekaman sinyal inilah
yang disebut elektroensefalogram.
Alat yang digunakan untuk merekam sinyal ini disebut Elektroensefalograf. Elektrode yang
digunakan berupa disket kecil perak berklorida, terdiri dari dua macam ; electrode jarum
(permukaan kulit) dan electrode reference yang dipasang pada kedua daun telinga. Elektrode
dipasang di 10-20 saluran (standard internasional), secara rutin hanya 8-16 saluran electrode
yang dipakai & dicatat serentak, jarak tiap-tiap electrode dengan interval 10% dan 20%.
Frekuensi sinyal EEG tampak terikat pada aktivitas mental seseorang.  Amplitudo EEG 
meningkat dan frekuensi menurun seiring seseorang tertidur lebih lelap.
EEG yang diambil selama tidur menunjukkan pola frekuensi tinggi = paradoxical sleep atau 
Rapid Eye Movement (REM) karena mata bergerak selama periode ini. Hal ini timbul berkaitan
dengan mimpi.
2) EKG (Elektrokardiograf)
Depolarisasi dan repolarisasi otot-otot jantung menyebabkan arus mengalir ke dalam torso,
menyebabkan potensial listrik pada kulit. Rekaman potensi jantung pada permukaan kulit
disebut elektrokardiogram (ECG). Alat yang digunakan untuk merekam potensial listrik jantung
disebut Elektrokrdiograf.
Permukaan electrode untuk mendapatkan gambaran EKG (terdiri dari 12 lead), diletakkan di :
a) lengan kiri (LA)
b) lengan kanan (RA)
c) kaki kiri (LL)
d) V1 (Ruang iga IV pada garis sternal kanan)
e) V2 (Ruang iga IV pada garis sternal kiri)
f)V3 (Terletak di tengah antara V2 dan V4)

17
Biologi Dasar Manusia

g) V4 ( Ruang iga V garis tengah Klavikula Kiri)


h) V5 ( Ruang iga V garis aksilla depan kiri)
i) V6 (Ruang iga V garis aksilla tengah kiri)

Masing- masing pencatatan EKG, memetakan proyeksi vector kutub elektris atau aktifitas
elektris jantung, melalui setiap bagian lingkarnya. Kegiatan elektris utama untuk siklus jantung
yang normal antara lain :

a) Depolarisasi serambi jantung yang memproduksi gelombang P


b) Polarisasi ulang serambi jantung yang jarang terlihat dan tidak berlabel
c) Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS
d) Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T
PR segment menunjukkan berhentinya impuls pada AV Node (Tidak ada transmisi impuls
di AV Node) ST Segment menunjukkan tidak adanya transmisi impuls disebabkan adanya
periode refrakter di sel miokardium Bentuk gelombang EKG ada yang positif dan negative
tergantung pada arah kutub vector elektris dan polaritas serta posisi elektroda dari alat
pengukur.

E. MACAM – MACAM GELOMBANG ARUS LISTRIK DAN ULTRASONIK

Gelombang arus listrik berkaitan erat dengan dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang
syaraf motoris atau syaraf sensoris. Macam – macam Gelombang arus listrik :
a.       Arus bolak balik/sinusoidal
b.      Arus setengah gelombang (telah diarahkan)
c.       Arus searah penuh tapi masih mengandung riple/desir
d.      Arus searah murni
e.       Faradik
f.       Surged faradik/sentakan faradik
g.      Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
h.      Gulvanik yang interuptus
i.        Arus gigi gergaji

F. DAYA ULTRA SONIC


Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar
oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lumba-
lumba menggunakannya untuk komunikasi, sedangkan kelelawar menggunakan gelombang
ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (di atas)
frekuensi gelombang suara (sonik).

Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas. Reflektivitas dari
gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tapi pada
tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini akan diserap.

Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi elektronik dihasilkan
oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan
listrik bolak-balik yang dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak
periodik yang disebut derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi gelombang-
gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar.

Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan mudah
difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul dan gelombang datang

18
Biologi Dasar Manusia

seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan. Contoh hewan
yang dapat mendengar gelombang Ultrasonik yaitu lumba-lumba, kelelawar, paus dll.

Frekuensi dan daya ultrasonic yang dipakai dalam bidang kedokteran menurut kebutuhan,
apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagnostic maka frekuensi yang digunakan sebesar 1 MHz
sampai 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonic ditingkatkan sampai 1 W/cm2 akan
dipakai sebagai pengobatan, sedangakan untuk merusakkan jaringan kanker dipakai daya 103
W/cm2tu kira-kira di atas 20 kiloHertz

Efek Gelombang Ultra Sonic :


a) Mekanik, yaitu menimbulkan disintegrasi beberapa benda padat, dipakai utnuk menentukan
lokasi batu empedu.
b) Panas, pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.
c) Kimia, menyebabkan proses oksidasi dan hidrolisis pada ikatan tertentu.
d) Biologis, gabungan dari beberapa efek yaitu pelebaran pembuluh darah, peningkatan
permeabilitas membran sel darah, peninkatan aktifitas sel, otot mengalami paralyse bakteri
dan virus mengalami kehancuran, keletihan apabila daya ditingkatkan.

Prinsip Penggunaan Ultrasonik :

1. Mengukur kedalaman laut

Mengukur dalamnya laut dilakukan dengan suatu alat fathometer. Alat ini menghasilkan bunyi
ultrasonik berupa pulsa-pulsa. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh dasar laut dan akan diterima
kembali. Dengan mengukur interval waktu antara dikirimnya pulsa sampai diterimanya kembali,
maka kedalaman laut dapat diukur, sehingga kedalaman laut adalah ½ s.

2. Memeriksa bagian dalam tubuh

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke bagian tubuh yang hendak
dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh organ-organ tubuh bagian dalam. Masing-masing
organ mempunyai struktur, kerapatan, dan kelentingan yang berbeda. Dengan mengukur waktu
relatif dari gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-kedalaman organ.
Berdasarkan data kedalaman dan arag gelombang pantul, komputer akan membentuk bayangan
bagian dalam tubuh.

Salah satunya dengan ultrasonic transducer.

Ultrasonic tranducer paling lazim dipakai untuk memantau janin pada wanita hamil, sistem arteri
pada penderita lemah jantung, mengamati gangleon pada pasien penderita lemah atau kelainan
otak, selain memanfaatannya pada bidang oceanographi, misalnya kedalaman laut, mengamati
terumbu karang dan tentu saja jenis dan jarak peasawat amphibi dan submarin, baik pihak kawan
maupun lawan disaat perang terutama, juga pada masa damai, mungkin juga untuk memantau
posisi satelit, atau posisi dan kecepatan suatu pesawat ruang angkasa, meteorit atau asteroid dan
gugus bintang yang relatif dekat dari BimaSakti.

3. Kaca mata orang buta

Dengan menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima gelombang ultrasonik. Pulsa
ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan memantulkan pulsa tersebut dan ditangkap kembali
oleh alat tersebut. Pulsa pantul ini diubah menjadi bunyi yang memberitahkan kepada orang
tersebut berapa jauh suatu benda dengan dirinya.

4. Memeriksa kerusakan logam

19
Biologi Dasar Manusia

Dengan menggunakan sistem pantulan ultrasonik yang dapat mengetahui kedalaman benda yang
dideteksi, maka dapat diperiksa keretakan-keretakan pada titik sambungan las logam. Teknik
ultrasound juga sering dimanfaatkan untuk menganalisa bagian-bagian pesawat yang mengalami
kerusakan atau karat.

G. PENGGUNAAN GELOMBANG ULTRASONIK DALAM BIDANG KEDOKTERAN


Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombng ultrasonic dan sifat gelombang bunyi ultra, maka
gelombang ultrasonic digunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.

1) Ultrasonik sebagai Pelengkap Diagnosis


Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonic mencapai
pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan akan diteruskan ke
amplifer berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT
(Ossiloskop).
Gambaran yang diperoleh CRT tergantung teknik yang dipergunakan. Ada tiga macam metode
dalam memperoleh gambaran yaitu :
(a) A skanning
Disini yang akan dicari adalah besar amplitudo sehingga disebut A- Skannning.
S= sekat Gambar Skema Dasar A- Skanning.
Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transducer akan mencapai dinding B,
kemudian dipantulkan ke dinding A dan diterima oleh transduser ( T )
(b) B- Skanning
B- Skanning disebut pula Bright scanning. Metode skanning ini, banyak dipakai di klinik oleh
karena metode ini bias memperoleh pandangan atu gambaran 2 dimensi dari bagian tubuh.
Prinsip B- Skanning sama dengan A- Skanning, hanya saja pada B- Skanning transducernya
digerakkan ( Moving ) sedangkan pada A- Skanning transducernya tidak digerakkan.
Gerakan transducer mula- mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot ( dot ini
disimpan pada CRT ), kemudian transducer digerakkan kea rah lain menghasilkan echo pula
sehingga kemudian tercipta suatu gambaran 2 dimensi.
(c) M- Skanning
M- Skanning atau modulation scanning ini merupakan 2 metode yang digunakan dalam kaitan
untuk memperoleh informasi gerakan alat- alat dengan mempergunakan ultrasonic. Misalnya
dalam hal mempelajari gerakan jantung dan gerakan vulva, atautekhnik doppler yang
dipergunakan untuk mengukur aliran darah. Pada M- Scanning dimana A akan dalam keadaan
stasioner sedangkan echo yang terjadi berupa dot dari B skan.

H. HAL – HAL YANG DI DIAGNOSIS DENGAN ULTRASONIK


Sesuai dengan metode skanning yang dipakai maka ultrasonic dapat dipergunakan untuk diagnosis :

1) A- Skanning
Mampu mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), member informasi tentang penyakit-
penyakit mata, daerah atau lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau
lensa yang opaque atau ada tumor tumor retina.
2) B- Skanning
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung,
usus, mata, mammae, jantung janin.
b. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus atau kandung peranakan
dan kasus- kasus perdarahan yang abnormal, serta treatend abortus ( abortus yang sedang
berlangsung ).

20
Biologi Dasar Manusia

c. Lebih banyak member informasi dari pada X- Ray dan sedikit resiko yang terjadi. Misalnya X-
Ray hanya dapat medeteksi kista yang radioopaque, sedangkan B- Skanning lebih banyak
memberi petunjuk tentang tipe berbagai kista. 
3) M- Skanning
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair
dalam kantong jantung).
b. M- Skanning mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan, berlangsung
untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.

21
Biologi Dasar Manusia

TOPIK 6
JENIS DAN CARA KERJA ALAT DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
A. TENSIMETER
Alat pengukur tekanan darah atau yang biasa dikenal dengan tensimeter merupakan alat
kesehatan basic yang harus dimiliki bukan hanya oleh dokter tapi juga terkadang rumah tangga yang
peduli dengan kesehatan pasti selalu menyediakan alat ini di rumah. Bila dulu untuk mengukur
tekanan darah menggunakan alat manual, maka saat ini sudah terdapat tensimeter berbentuk digital
yang hasilnya lebih akuran dan cara penggunaannya lebih praktis.

CARA MENGGUNAKAN TENSIMETER


Cara menggunakan tensimeter dan mengukur tekanan darah adalah sebagai berikut :
1.     Buka tensimeter
2.     Geser jarum ke arah on agar air raksa naik
3.     Raba nadi yang ada di area mediana cubitti
4.     Pasang manset (sesuaikan dengan ukuran orang yang akan diukur tekanan darah nya, ttapi
biasanya menggunakan manset ukuran adult/dewasa
5.     Letak manset kira - kira sekitar 3 cm ditas nadi pada daerah mediana cubitti
6.     Pasang manset dengan pas (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendor)
7.     Sebelum kita mengukur tekanan darah dengan auskultasi, maka sebaiknya kita lakukan sistolik
palpatoar dulu, untuk mencegah adanya auskultasi gap, cara untuk melakukan sistolik palpatoar
adalah :
 Letakkan 3 jari apa nadi di mediana cubitti, rasakan detakannya.
 Pompa sampai nadi tak teraba, sambil mengamati pada angka berapa nadi tidak teraba
 Setelah itu, lepaskan pemompa, turunkan sampai habis .
 Angka yang ditunjukkan pada saat nadi tak teraba adalah sistolik palpatoir, gunanya adalah
untuk membatasi sampai mana kita memompa pasa saat kita melakukan pengukuran dengan
auskultas.

B. TERMOMETER
Termometer adalah alat kedokteran yang sering digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum
digunakan adalah termometer air raksa.

Termometer adalah alat pengukur suhu. Namun dalam dunia kesehatan, termometer yang
digunakan adalah termometer suhu badan atau klinis, baik yang terbuat dari merkuri (kaca) maupun
digital. Hanya saja American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan penggunaan
termometer merkuri (kaca) untuk mencegah paparan disengaja oleh toksin. Selain itu juga terdapat
termometer telinga yang menggunakan sistem inframerah untuk mengukur suhu di dalam saluran
telinga.

1. Termometer air raksa


a. bagian-bagian

22
Biologi Dasar Manusia

Bagian-bagian termometer pipa kaca berupa pipa kapiler hampa udara, bagian bawahnya
ada tandon zat cair skala yang terdapat pada bagian luar termometer zat cair yang berisi air
raksa.
b. Cara penggunaan
 Termometer suhu pada mulut
 Prinsip utama yang harus diingat adalah jangan menggunakan cara ini pada bayi dan
anak yangmasih kecil, terlebih bila menggunakan termometer air raksa.
 Pengukuran suhu melalui mulut lebih akurat bila dibandingkan dengan pengukuran
melalui ketiak. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang akurat, biarkan termometer di
dalam mulut selama 3-4 menit sebelum di baca. Selain itu, jangan lupa mengibas-
kibaskan termometer sebelum digunakan.
 Saat meletakkan termometer ke dalam mulut, pastikan ujung termometer
ditempatkan di bawah lidah sejauh mungkin. Sekali lagi, di bawah lidah. Hal ini penting
mengingat kebanyakan orang melakukan dengan salah dan sekedar memasukkan
termometer ke dalam mulut, dikulum di atas lidah dan cuma selama 1-2 menit saja.
Cara pengukuran yang salah tentu menghasilkan informasi yang tidak akurat.
 Pengukuran suhu melalui mulut juga dapat menjadi tidak akurat bila 20 menit
sebelum pengukuran, Anda minum minuman panas atau dingin. Tindakan tersebut
menyebabkan suhu di bawah lidah Anda menjadi berubah dan tidak dapat mewakili
suhu tubuh.

2. Termometer logam
a. Bagian-bagian

   Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap
panas, pada ujung spring terdapat pointer.
   Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor
(probe) terhadap benturan/ gesekan.

b. Cara penggunaan
 Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini
dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah
menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya
lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang koefisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih
besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok
(melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping
bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan
tembaga.
 Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika
kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung
karena pemuaian panjang pada logam.

23
Biologi Dasar Manusia

3. DOPPLER

Fetal doppler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi
yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk
mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.
Adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah sumber gelombang yang
diterima oleh pengamat, jika sumber suara/gelombang tersebut bergerak relatif terhadap
pengamat/pendengar. Untuk gelombang yang umum dijumpai, seperti gelombang suara yang
menjalar dalam medium udara, perhitungan dari perubahan frekuensi ini, memerlukan kecepatan
pengamat dan kecepatan sumber relatif terhadap medium dimana gelombang itu disalurkan.

Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan


efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang
ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki
frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan
lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih
rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan
kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan
efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.

Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada
velocimetri Doppler maupun  USG. Untuk fetal Doppler,  agar bisa menangkap suara detak jantung,
transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh
jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim
gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah
yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil
terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah
menjadi energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi
energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan
pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound.  

Fetal  Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh
stetoskop janin.  Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni
akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk
mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung
denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ. 

24
Biologi Dasar Manusia

Doppler juga merupakan alat yang digunakan untuk mendengarkan detak jantung janin selama
masih ada didalam kandungan. Doppler biasanya terdapat di ruang kebidanan untuk membantu
perawat dalam untuk mengetahui kondisi jantung janin dalam kandungan ibu. Doppler
menggunakan 2 sensor yaitu :
1. Ultrasound -> Menggunakan transmitter dan receiver, Keuntungannya lebih peka dan
akurat, tetapi harganya lebih mahal.
2. Mikrosound -> Tidak menggunakan transmitter dan receiver.Hanya menerima, tidak
memancarkan, sehingga kurang peka.
3. Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari Doppler yaitu :
a) Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai
reflektor yang bergerak.
b) Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai
ritme denyut jantung bayi.

PRINSIP KERJA MESIN ULTRASONOGRAPHY (USG) DOPPLER


Prinsip kerja Ultrasonography Doppler didasarkan pada efek Doppler. Bila obyek merefleksikan
gelombang ultrasonik maka berpindah mengubah frekuensi pantulan, sehingga membuat frekuensi
lebih tinggi. jika merupakan perpindahan menuju / mendekati probe dan frekuensi lebih rendah jika
merupakan perpindahan menjauhi probe. Seberapa banyak frekuensi yang diubah tergantung pada
seberapa cepat obyek berpindah. Doppler ultrasonik mengukur perubahan dalam frekuensi pantulan
untuk dihitung seberapa cepat obyek berpindah. Ultrasonik Doppler telah banyak digunakan untuk
mengukur kecepatan aliran darah.
Kecepatannya dapat ditentukan dan divisualisasikan. Hal ini merupakan pemakaian khusus
dalam pengamatan cardiovascular (sonography dari sistem vascular dan jantung) dan secara esensial
banyak area yang demikian seperti penentuan aliran darah balik dalam portal hipertensi hati
vasculature.

 Ultrasonography doppler untuk mengukur aliran darah melalui jantung.


 Arah aliran darah ditunjukkan pada layar dengan warna yang berbeda.
 Informasi Doppler diperagakan secara grafik dengan menggunakan spektrum Doppler atau
sebagai gambar dengan menggunakan warna Dopller (directional Doppler) atau power Dopller
(non directional Doppler). Dopler ini mengalami pergeseran turun dalam cakupan suara yang
dapat didengar dan sering pula dipresentasikan dapat didengar dengan menggunakan speaker
stereo, meskipun pulsa suara buatan tetapi menghasilkan suara yang sangat berbeda.

4. USG (ULTRASONOGRAFI)
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu
gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan
gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip
kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik
dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit.

Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada setiap
trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG. Dijelaskan olehnya, pada kehamilan
trimester pertama tujuan USG adalah meyakinkan adanya kehamilan, menduga usia kehamilan
dengan mencocokkan ukuran bayi, menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan,

25
Biologi Dasar Manusia

menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda (misalnya
kehamilan ektopik), menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim, menentukan
kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin, dan mendiagnosis adanya janin
kembar.

Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air ketuban,
menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat
pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta
untuk melihat kemungkinan adanya tumor.

BERBAGAI JENIS USG


Istilah USG sudah sering kali kita dengar. Metode pemeriksaan yang pertama kali muncul di tahun
1960-an ini , banyak digunakan oleh ahli kebidanan guna mendapatkan pencitraan bayi. Dari sinilah
biasanya kondisi janin dipantau.
Seiring dengan perkembangan teknologi, alat yang semula hanya menghasilkan pencitraan hitam
putih dan tak bergerak (2D), kini berkembang menjadi dimensi gambar yang utuh (USG 3D) bahkan
bergerak (USG 4D).

1) USG 2 Dimensi
Secara umum, jenis USG inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia saat ini. Sesuai dengan
namanya, gambar yang dihasilkan hanyalah gambar datar, dan biasanya berwarna hitam putih.
Meskipun hanya dalam bentuk gambar 2 dimensi, ukuran bayi, jumlah air ketuban, dan kelainan
fisik seperti ukuran kepala yang besar, sudah dapat dideteksi. Alat USG 2D dengan resolusi
gambar yang bagus, mampu melihat kelainan fisik hingga 80%.
Jadi, bila memang kondisi janin normal dan tidak ada kemungkinan janin mengalami kelainan
organ dalam, maka USG 2D sudah cukup untuk Parents.
Kelebihan lain dari jenis USG 2D adalah biaya lebih murah dan lebih mudah serta cepat dalam
penggunaannya.

2) USG 3 Dimensi
Dengan USG 3D gambaran lebih detail tentang kondisi janin dapat kita lihat dengan jelas.
Sebaiknya, jenis USG ini dilakukan atas saran dokter yaitu bila ada dugaan kelainan yang terjadi
terhadap janin.
Teknologi ini mampu melihat pertumbuhan janin sampai ke organ dalam. Misalkan kondisi
tulang belakang yang bengkok, tumor, lilitan tali pusat dan sebagainya.

26
Biologi Dasar Manusia

Tindakan terhadap janin dan ibu seperti Hidroturbasi, juga menggunakan teknologi 3D ini.
Kelebihan-kelebihan inilah yang membuat USG 3D penting sebagai tindakan dini terhadap
penyimpangan yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.

3) USG 4 Dimensi
Teknologi 3D dirasa belum cukup, karena tidak dapat merekam gerak janin secara real time.
Kondisi ini dibutuhkan saat dokter ingin mengamati perilaku janin (fetal behavior) lebih jauh.
Selain itu, ketika kondisi ibu termasuk beresiko dan ada kemungkinan penyimpangan kondisi
janin normal, tindakan ini seringkali disarankan oleh dokter.
Ibu hamil di atas 35 tahun, pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan, memiliki latar
belakang keluarga dengan cacat bawaan, ibu dengan penyakit diabetes, serta adanya
pengalaman terpapar obat-obatan kimia atau sinar rontgen adalah beberapa hal yang bisa
menjadi penyebab ibu membutuhkan teknologi USG 4D.
Memang selain alasan medis, banyak orang melakukan USG ini sebagai pembangun bonding
antara janin dan anggota keluarga lainnya. Namun alangkah lebih baik jika ini dilakukan lebih
karena alasan medis.

5. NST (NON STRESS TEST)


NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan
denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan
maupun persalinan.
a. Pengertian
Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32
minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut
jantung dengan gerakan janin
b. Fungsi
 Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya dengan
gerakan / aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj
(baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan /
aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).
 Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi
menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28
minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.
 Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan
gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat
peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik,
pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
c. Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu simpatis dan
parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin normal terjadi bila
oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres
intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan stres
ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.
d. Cara Melakukan
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan
sedativa.

27
Biologi Dasar Manusia

Prosedur pelaksanaan :
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri.
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardio dan tokodinamometer
4) Frekuensi jantung janin dicatat
5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif,
pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam
kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara
individual

e. Indikasi
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta
f. Komplikasi
Hipertensi ortostatik
g. Cara Membaca
Pembacaan hasil :
a. Reaktif, bila :
1) Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
2) Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit.
3) Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam
20 menit
4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang reaktif
berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
5) Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang
lain diulang setiap minggu.

b. Tidak reaktif, bila :


1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
2) Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit
3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar
Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif.
Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat
seperti : barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa.
Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan
NST diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan pemeriksaan
tes dengan kontraksi (OCT)

c. Sinusoidal, bila :
1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal
2) Tidak ada gerakan janin
3) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH. Jika pemeriksaan
menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam. Atau
dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi
belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.

28
Biologi Dasar Manusia

d. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila
ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60
detik atau lebih
Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau
pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu
kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu
kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau
oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih
tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1
minggu).

6. CTG (CARDIOTOGRAFI)
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang digunakan untuk
memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-
9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut
jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan
normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi
dengan kontraksi rahim yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan pemeriksaan
NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk menimbulkan kontraksi rahim (his)
dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG. Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan
CTG maka dokter kandungan akan melakukan tindakan persalinan dengan segera.
Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan persalinan. Dengan adanya
kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu hanya
rumah sakit yang menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan
dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya memiliki CTG agar
tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
Salah satu alat yang digunakan untuk tes kesejahteraan janin dan pemeriksaan pertumbuhan
janin adalah CTG. Cardiotograph / CTG berasal dari kata detak jantung janin (cardio-) kontraksi
uterus (-Toco-) selama kehamilan yang dilakukan perekaman (-graphy). Cardiotocography (CTG)
mengukur detak jantung bayi Anda. Pada saat yang sama juga memonitor kontraksi dalam rahim
(uterus). 
CTG digunakan baik sebelum kelahiran (antenatal) dan selama persalinan, untuk memantau
apakah bayi berada dalam tanda-tanda tertekan 'fetal distress', maka dari itu sering pemeriksaan
CTG disebut pemeriksaan NST (Fetal Non-Stress Test ). Tujuan utama dari tes ini adalah untuk
mengukur denyut jantung janin dalam menanggapi gerakan sendiri. bayi yang sehat akan merespon
dengan peningkatan denyut jantung selama masa gerakan, dan denyut jantung akan berkurang saat
istirahat. Konsep di balik tes non-stres adalah bahwa oksigen yang cukup diperlukan untuk aktivitas
janin dan denyut jantung berada dalam rentang normal.
Ketika kadar oksigen rendah, janin mungkin tidak merespon secara normal. kadar oksigen yang
rendah sering dapat disebabkan oleh masalah dengan plasenta atau tali pusat. Hasil non-stres reaktif
menunjukkan bahwa aliran darah (dan oksigen) ke janin memadai. Hasil non-stres reaktif
membutuhkan pengujian tambahan untuk menentukan apakah hasilnya benar-benar karena
oksigenasi miskin, atau apakah ada alasan lain untuk janin non-reaktivitas.

29
Biologi Dasar Manusia

Dokter akan sangat menyarankan pemeriksaan CTG pada ibu hamil yang mempunyai riwayat sbb :
 Perkiraan kehamilan anak kembar
 Keadaan dan umur kehamilan
 Komplikasi kehamilan: darah tinggi, kencing manis (diabetes), hipertensi, hipo atau hiper
tiroid, dan penyakit infeksi kronis.
 Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Restriction) atau
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT).
 Air ketuban sedikit (oligohidramnion).
 Air ketuban berlebih (polihidramnion)
 Penyakit maternal lain atau posmatur

Pemeriksaan CTG dilakukan pada trimester ketiga (setelah 36 minggu) kehamilan. Pada keadaan
tertentu, dokter mencoba untuk memperkirakan apakah janin memiliki resiko tinggi mengalami
kemungkinan kerusakan akibat hipoksia atau kematian, sehingga bisa dilakukan tindakan lanjutan
untuk dilakukan kelahiran secara normal, kelahiran menggunakan tang cop atau melalui operasi
caesar.

Apa yang terjadi selama pemeriksaan CTG ?


CTG ini paling sering dilakukan secara eksternal. Ini berarti bahwa peralatan yang digunakan
untuk memonitor jantung bayi ditempatkan pada perut (abdomen) dari ibu. Sabuk elastis
ditempatkan di sekitar perut ibu. Ini memiliki dua piring tranducer bulat seukuran bola tenis yang
melakukan kontak dengan kulit. Salah satu piring tranducer ini mengukur detak jantung bayi. Yang
lain menilai tekanan pada perut, dan dengan cara ini mampu menunjukkan kapan setiap kontraksi
terjadi dan perkiraan seberapa kuat itu. Bidan dapat menaruh beberapa jelly pada kulit untuk
membantu mendapatkan sinyal yang kuat.
CTG tranducer akan terhubung ke mesin yang menafsirkan sinyal yang datang. Denyut jantung
bayi bisa didengar seperti pukulan atau denyut suara dari yang mesin hasilkan. Dokter akan meminta
Anda untuk membuat gerakan-gerakan atau berganti posisi tidur sehingga bayi Anda bangun atau
bereaksi.
Setelah melakukan langkah-langkah ini, jika bayi Anda tidak merespons, maka pengujian dapat
dilakukan setelah satu jam atau lebih.  Jika lagi hasilnya tidak responsif, maka disarankan pemindaian
USG selanjutnya oleh dokter. Mesin CTG ini juga menampilkan printout cetakan yang menunjukkan
detak jantung bayi selama jangka waktu tertentu. Hal ini juga menunjukkan bagaimana perubahan
detak jantung dengan kontraksi.

Bagaimana CTG bekerja  ?


CTG menggunakan gelombang suara yang disebut ultrasound untuk mendeteksi detak jantung
bayi. Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi tinggi,  Anda tidak dapat mendengar,
tetapi dapat dikirim keluar (dipancarkan) dan terdeteksi oleh receiver pada mesin-mesin khusus.
Gelombang ultrasound menembus secara bebas melalui jaringan cairan dan lembut. Namun
gelombang ultrasound memantul kembali sebagai 'gema'  ketika pantulan lebih solid (padat) dari
permukaan. Misalnya, gelombang ultrasound akan melakukan perjalanan bebas melalui darah dalam
bilik jantung. Tapi, ketika memantul pada katup padat, banyak ultrasound melakukan gema kembali.
Contoh lain adalah ketika  gelombang ultrasound USG pada empedu di kandung empedu itu akan
bergema kembali kuat jika mengenai pada batu empedu yang solid. Jadi, sebagai struktur yang
berbeda  yang tidak bisa ditembus gelombang ultrasound USG 'hits' di dalam tubuh, karena 
kepadatan yang berbeda, ia akan mengirimkan kembali gema dari berbagai kekuatan.
Dalam pemantauan CTG, khusus jenis gelombang ultrasound USG, yang disebut Doppler
digunakan. Jenis gelombang ultrasound USG digunakan untuk mengukur struktur yang bergerak,
sehingga berguna untuk memantau detak jantung.

30
Biologi Dasar Manusia

Rekaman simultan dilakukan oleh dua transduser terpisah yang memancarkan gelombang
ultrasound, tranducer US dan TOCO, tranducer US berfungsi untuk pengukuran denyut jantung janin
dan tranducer tocodynamometer TOCO untuk kontraksi rahim, dengan mengukur ketegangan
dinding perut ibu – ukuran tidak langsung dari tekanan intrauterin, yang kemudian direkam selama
kurang lebih 20 - 30 menit, ditampilkan pada kertas  printer thermal.

Apakah Ada Efek Samping Atau Komplikasi Dari Cardiotocography? 


CTG tidak menggunakan radiasi apapun; itu dianggap sebagai tes yang sangat aman 
Keterangan :
A : Detak Jantung Janin; DJJ
B : Indikator yang menunjukkan gerakan dirasakan oleh ibu (yang disebabkan oleh menekan
tombol);
C : Gerakan janin;  
D : Kontraksi uterus

Frekuensi DJJ (Detak Jantung Janin) basal (baseline frequency) yang normal adalah antara 110
and 160 denyut per menit (DPM) atau rata-rata 140 denyut per menit (BPM)
Kenaikan frekuensi DJJ diatas nilai dasar sebanyak 15 kali dalam waktu 1 menit (bpm) dan
berlangsung sekurang kurangnya selama 15 detik normal terlihat pada janin sehat setelah terjadinya
gerakan janin (akselerasi).  Akselerasi terjadi akibat respons simpatis yang merupakan keadaan
fisiologis yang baik (reaktif). Dapat terjadi akibat pergerakan janin atau akibat adanya his. Dalam
rekaman 20 menit, dinyatakan normal bila terdapat akselerasi 2 kali atau lebih. Bila tidak ditemui
adanya akselerasi mengindikasikan adanya hipoksia janin.
Penurunan/ deselerasi adalah frekuensi DJJ sementara sebesar 15 dpm atau lebih di bawah
frekuensi DJJ basal, yang berlangsung selama 15 detik atau lebih. Deselerasi terjadi sebagai respons
parasimpatis melalui baroreseptor dan kemoreseptor sehinga terjadi perlambatan frekuensi DJJ.
Bila DJJ memperlihatkan adanya 2 akselerasi dalam periode 20 menit maka hasil pemeriksaan
CTG disebut REAKTIF. Dan tidak adanya akselerasi menunjukkan adanya NON REAKTIF dan situasi ini
memerlukan pemeriksaan lanjutan

Pemeriksaan Gambaran CTG Yang Normal Adalah :


 Denyut jantung janin 110 to 160 denyut per menit (bpm)
 Variabilitas / amplitude DJJ antara 5 – 25 dpm.
 Pada kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat akselerasi DJJ lebih dari 15 kali permenit yang
dapat timbul spontan atau ditimbulkan dengan melakukan pemeriksaan dalam (vaginam).
 Pada kehamilan 23 – 30 minggu, akselerasi biasanya normal diatas 10 dpm.
 Tidak ada deselerasi.
 
Pemeriksaan Gambaran CTG Yang Mencurigakan :
 Takhikardi 
 Bradikardi 
 Variabilitas saltatori 
 Terdapat variabel deselerasi bersamaan dengan keadaan meragukan lainnya 
 Deselerasi lambat dengan variabiliti yang normal.

7. LAPAROSCOPY
Laparoskopi adalah prosedur untuk melihat rongga perut melalui sebuah teleskop yang
dimasukkan melalui dinding perut. Prosedur pembedahan pada laparoskopi menggunakan alat-alat
yang juga dimasukkan melalui dinding perut. Melalui teleskop, prosedur pembedahan lebih jelas

31
Biologi Dasar Manusia

terlihat karena bisa dilakukan pemaparan yang lebih baik pada rongga panggul dan efek pembesaran
dari teleskop.  
Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yakni untuk
mengetahui penyebab dari suatu penyakit (diagnosis) dan untuk mengatasi masalah tersebut
(terapi). Sebagai alat diagnostik, laparoskopi seringkali digunakan untuk mendiagnosis penyebab dari
ketidaksuburan (infertilitas), terutama untuk pasangan yang telah lama mencoba berbagai cara
untuk mendapatkan anak. Penyebab infertilitas yang dapat diketahui oleh laparoskopi antara lain
adalah gangguan pada saluran telur, yang bisa terjadi akibat proses perlekatan dengan daerah
sekitar atau penekanan oleh tumor atau proses infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang
erat kaitannya dengan infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung telur. 
Berbagai penyebab infertilitas yang dapat diatasi melalui laparoskopi antara lain adalah
membebaskan saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor, mematikan sarang-
sarang endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor pada indung telur. Selain itu,
laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan mengatasi kehamilan di luar
kandungan. Kehamilan di luar kandungan merupakan hal yang bila dibiarkan dapat membahayakan
bagi penderita. Laparoskopi unggul dalam hal diagnostik karena dokter akan melihat secara langsung
kelainan yang ada, di samping dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya. 
Laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk melakukan tubektomi (seringkali dikenal
sebagai penutupan kandungan), yakni bagi mereka yang telah merasa cukup memiliki anak.
Pengangkatan miom/kista indung telur/kandungan sendiri juga dapat dilakukan melalui laparoskopi.
Mioma ukuran besarpun dapat dioperasi dengan menggunakan moselator, suatu alat untuk
mengikis tumor menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga tumor tersebut dapat dikeluarkan melalui
lubang kecil yang dibuat. Laparoskopi, di tangan ahli, dapat melakukan berbagai tindakan yang
dilakukan secara laparotomi. 

JENIS-JENIS LAPAROSKOPI
1) Laparoskopi histerektomi
Jenis Histerektomi yang dilakukan oleh tabung optik standar ramping yang juga dikenal
sebagai laparoscopes disebut histerektomi laparoskopi. Jenis pengobatan histerektomi terdiri
dari sedikit waktu untuk pemulihan dan durasi dari Operasi daripada jenis lain dari operasi yang
dilakukan. Hal ini juga umumnya disukai oleh sebagian besar perempuan sebagai jenis
pengobatan karena tidak berakhir memberi Anda banyak bekas luka seperti metode operasi
lain.
Melalui mana prosedur laparoskopi histerektomi dilakukan?
Dasar dari histerektomi laparoskopi mulai dengan sebuah celah kecil di bawah pusar ditarik
wanita. Dalam irisan ini, alat laparoskopi dikirim masuk Para dokter yang melakukan operasi
kemudian melihat melalui daerah Panggul wanita itu dan memeriksanya dengan penuh
perhatian dengan instrumen. Selama pemeriksaan ini dokter membuat keputusan di mana
untuk melakukan pemotongan lebih tepatnya dengan instrumen ramping. Menggunakan
histerektomi laparoskopi sebagai panduan operasi, bedah menghapus ini rahim dari bagian
dalam tubuh wanita. rahim kemudian dibedah menjadi dua bagian. Bagian-bagian yang
membedah mengukur ukuran yang sesuai untuk menghapus mereka dari perut, itu karena fakta
bahwa sangat sedikit jahitan yang diperlukan dalam rangka untuk menutup sayatan dibuat
dalam operasi ini.

2) Miomektomi
Jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan mudah dapat di insisi. Untuk
jenis intramural, resiko perdarahan sangat besar, kadang diperlukan injeksi vasopressin untuk

32
Biologi Dasar Manusia

mempertahankan hemostasis. Jejak bekas miomektomi harus dijahit, ini sesuatu yang mutlak. Cara
pengeluaran massa miom, apabila tersedia alat morselator maka dengan mudah miom dapat
dikeluarkan.
Saat ini laparoskopi tidak terbukti lebih baik dari laparotomi untuk pengobatan menoragia
atau infertilitas. Sebagai tambahan, ada kekhawatiran untuk resiko uterus rupture selama kehamilan
lebih besar pada miomektomi dengan laparoskopi daripada laparotomi. Namun, pada tabel dibawah
ini terlihat bahwa miomektomi perlaparoskopi relative lebih menguntungkan daripada miomektomi
perlaparotomi

Laparoskopi (n=20) Laparotomi Kemaknaan


Hasil Akhir
(n=20)
Kehilangan darah(ml) 200 ± 50 230 ± 44 P >0,05
Waktu operasi(menit) 100 ± 31 93 ± 27 P >0,05
Injeksi analgesic 1,9 ± 0,7 4,1 ± 1,4 P >0,05
Pasien bebas analgetik pada hari ke-2(%) 85 15 P >0,05
Pasien dipulangkan pada hari ke-3(%) 90 10 P >0,05
Pasien kembali bekerja pada hari ke-15(%) 90 5 p>0,05
  
ANESTESI PADA LAPAROSKOPI OPERATIF
Apapun jenis atau cara pemberiannya, tindakan pemberian anestesi ini tidak boleh di
anggep ringan. Apabila tindakan dan cara pemberian anastesi tidak benar, dapat mengakibatkan hal-
hal yang tidak diinginkan. Kaidah-kaidah ilmu anastesi harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh,
sama halnya dengan kaidah-kaidah yang lazimnya digunakan pada operasi laparotomi.

a) Anastesi local
Laparoskopi operatif yang tidak memerlukan waktu lama dan intervensi yang berat, dapat
dilakukan dalam anastesi local, seperti pemasangan cincin tuba atau klip tuba pada tindakkan
sterilisasi. Cukup banyak keuntungan pemberian anastesi lokal ini, antara lain waktu rawat dapat
dipersingkat dan efek samping yang ringan. Konsep atau istilah volonelgesia yaitu vocal,dapat
berkomunikasi dengan pasien pada saat operasi ; lokal, denagn menggunakan sediaan anastesi
lokal yang relative murah antara lain lidokain 0,5% 20-40 ml, untuk memati rasa kulit disekitar
tusukkan trokar : volo, bahasa latin yang artinya ingin, pasien ingin sadar, terutama pada pasien
yang takut tidur; dan penggunaan sediaan nuetroleptanalgesia, antara lain diazepam atau
meperidim atau sejenisnya; sangat menguntungkan, aman, dan banyak digunakan dalam cara
pemberian anastesia lokal pada laparoskopi operatif.
Beberapa operator, walaupun hal ini tidak perlu benar, menyuntikkan anastesi paraservikal
apabila diperlukan intervensi pada uterus, terutama sebelum memasukkan kanula manipulator
uterus. Beberapa operator menyemprotkan (spay) juga anastasi lokal pada tuba, sebelum
dilakukan pemasangan cincin tuba atau klip tuba. Semua cara pemberian anastesi lokal tersebut
bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, selama dan pasca operasi. Pemberian
neuroleptanalgesia bertujuan untuk menghilangkan ansietas, dan juga bersifat ansedatif.
Pemberian sediaan ini sebaiknya melalui intravena, yang sebelumnya telah terpasang infuse
dekstrosa 5%. Dapat diberikan diazepam (valium) 5mg, dan kemudian meparidin (demoral) 25-50
mg, intravena perlahan-lahan. Apabila pemberian sediaan ini tidak didampingi oleh spesialis
anastesi, dianjurkan selama operasi pemberian diazepam tidak melebihi 10 mg, dan meperidin
100 mg. Sediaan lain yang dapat digunakan antara lain fentanil yang dapat dikombinasikan

33
Biologi Dasar Manusia

dengan droperidol. Apabila sediaan ini digunakan, pemantauan kardiovaskular perlu diperhatikan
lebih baik dan kadang kala diperlukan pemberian oksigen bagi pasien.
b) Anastesi regional
Anastesi regional (kaudal, epidural, atau blok spinal), hanya digunakan apabila anastesi
inhalasi merupakan kontraindikasi. Beberapa efek samping yang kurang disenangi dalam pemberian
anastesi regional antara lain dapat terjadi vasodilatasi dan hipotensi yang mendadak. Cara anastesi
ini untuk tindakkan laparoskopi telah banyak ditinggalkan.
c) Anastesi umum
Anastesi uuntuk semua operasi hanya aman apabila ditangani oleh spesialis anastesi.
Anastesi umum dapat digunakan dengan kaidah-kaidah ilmu anastesi biasanya untuk tujuan
laparoskopi operatif.
Apabila digunakan kanulaendotrakheal, sebaiknya dipasang kanula nasogastri untuk
mencegah distensi gaster. Pada saat pemasangan trokar, apabila terdapat distensi gaster, akan
dapat melukai dindingnya. Apabila terjadi perforasi gaster yang tidak dikenal, dapat mengakibatkan
abdomen akut pasca operasi. Kadangkala diperlukan pernapasan bantu (assisted respiration),
terutama pada operasi laparoskopi dalam posisi trendelenburg, oleh karena diafragma mendesak
paru ke atas. Hal ini yang perlu diperhatikan pada pemberian anastesi umum ialah kejadian asidosis,
terutama pada oprasi yang lama, dengan menggunakan gas CO2 yang cukup banyak untuk maksud
maintenance pneumoperitoneum. Dalam hal ini pemantauan kondisi kardiovaskular perlu lebih
diperhatikan. Asidosis yang tidak dikoreksi dan berlangsung lama dapat mengakibatkan henti jatung
(cardiac arrest).

ROBOTIK LAPAROSKOPI
Diperkenalknanya teknologi robotic dapat menjembatani gap yang ada antara laparoskopi
dengan laparotomi. Terdapat tiga bentuk tehnologi robot yang digunakan pada pembedahan
ginekologi. Pertama adalah automatid endoscopic system for optimal positioning (AESOP)
merupakan tehnologi robot pertama yang disetujui oleh badan administrasi pangan dan obat
amerika (FDA). Tehnologi robot ini dikendalikan melalui suara. Sistem robot yang kedua adalah
Sistem Pembedahan Zeus yang menyediakan lapang penglihatan dua dimensi dengan pengendalian
jarak jauh lengan robot pada meja oprasi. Akan tetapi, system ini sudah tidak diproduksi lagi. Sistem
robot yang terakhir adalah Sistem operasi da Vinci. Alat ini dapat juga dikendalikan jarak jauh tetapi
dengan lapang  pandang tiga dimensi yang asli dan dilengakapi tehnologi peredam tremor. Sistem ini
memiliki keuntungan pembedahan potensial laparotomi disertai dengan keuntungan laparoskopi.

8. FORCEPS
Forceps digunakan untuk menolong persalinan bayi dengan presentasi verteks, dapat
digolongkan sebagai berikut, menurut tingkatan dan posisi kepala bayi pada jalan lahir pada saat
daun forceps dipasang. Tindakan forceps rendah (forceps pintu bawah panggul) adalah tindakan
pemasangan forceps setelah kepala bayi mencapai dasar perineum, sutura sagitalis berada pada
diameter anteroposterior dan kepala bayi tampak diintroitus vagina. Tindakan forceps tengah
(midforseps) adalah tindakan pemasangan porceps sebelum kriteria untuk forceps rendah dipenuhi,
tetapi setelah engagement kepala bayi terjadi. Adanya engagement biasanya dapat dibuktikan
secara klinis oleh penurunan bagian terendah kepala sampai atau dibawah spina iskiadika dan pintu
atas panggul biasanya lebih besar dari pada ajarak dan pintu atas panggul biasanya lebih besar
daripada jarak diameter biparietal dengan bagian kepala bayi yang paling bawah. (Menurut sumber
dari buku Obstetri Williams).
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps. Tindakan ini
dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin. Walaupun sebagian

34
Biologi Dasar Manusia

besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi bukan berarti kekuatan menjadi
tumpuan keberhasilan. (Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan porceps yang dipasang
pada kepalanya. (Menurut sumber dari buku Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 2000)
Cunam ialah suatu alat kebidanan untuk melahirkan janin dengan tarikan pada kepalanya;
disamping itu alat tersebut dapat digunakan untuk menyelenggarakan putaran kepala janin. Cunam
dipakai untuk membantu atau mengganti HIS, akan tetapi sekali-kali tidak boleh digunakan untuk
memaksa kepala janin melewati rintangan dalam jalan lahir yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan
HIS yang normal. Jika prinsip pokok ini tidak diindahkan, maka ekstraksi cunam mengakibatkan luka
pada ibu dan terutama pada anak. (Menurut sumber dari buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002)

TUJUAN DARI KEGUNAAN FORCEPS


1. Traksi : Yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan, yang disebabkan oleh karena satu dan
lain hal.
2. Koreksi : Yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanan depan atau
sekali-kali UUK melintang kiri dan kanan atau UUK kiri atau kanan belakang menjadi UUK depan
(dibawah simfisis pubis).
3. Kompresor : untuk menambah moulage kepala.

JENIS-JENIS FORCEPS
Forceps yang sering digunakan dalam praktek adalah :
 Forceps Neagele
 Forceps Kielland
 Forceps Piper sering digunakan untuk menarik kepala yang sulit lahir pada letak sungsang (after
coming head).

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FORCEPS NEAGELE DAN KIELLAND, YAITU :


 Neagele Keilland :
1. Dapat dipasang biparietal atau miring pada kepala
2. kunci forceps hampir selalu menghadap UUK, kecuali bila UUK terletak disebelah belakang.
3. Tangkai forceps menghadap ke tungkai atas ibu yang sesuai dengan tempat letak UUK.
4. Bila kepala berada pada :
H-IV : Forceps hanya masuk sampai pangkal sendok rendah forceps.
H-III : sendok forceps masuk sampai kunci forceps berada di vulva.
5. Bila kepala berada pada :
H-IV : Tangkai forsep membuat 30º dengan bidang horizontal.
H-III : Tangkai forsep terletak dibidang horizontal.
H-II : Tangkai forsep 30º dibawah bidang horizontal.
6. Sendok forsep kiri terletak sebelah kiri jalan lahir. Sendok forsep kanan terletak sebelah
kanan jalan lahir,
7. Kunci forsep tidak dapat digeser-geser (kunci mati).
8. Lebih cocok untuk forsep rendah (O.K adanya lengkung panggul).
9. Letak sendok forsep terhadap :
 Kepala: Bisa miring atau biparietal
 Panggul: Bisa miring atau melintang.
10. Memasang forsep: Selalu harus forsep kiri yang masukkan terlebih dahulu.
11. Mempunyai lengkung kepala dan lengkung panggul.
12. Selalu harus dipasang biparietal pada kepala.

35
Biologi Dasar Manusia

a) Serupa
b) Tangkai sejajar dengan garis meridian.
c) Serupa
13. Bila kepala berada pada:
H-IV: Tangkai forsep berada pada dibidang horizontal.
H-III: Tangkai forsep 30º dibawah bidang horizontal.
H-II: Tangkai forsep menghadap ke lantai.
14. Pada prinsipnya serupa, tapiu sendok forsep dapat terletak disembarang bagian jalan lahir.
15. Kunci forsep dapat digeser-geser.
16. Lebih cocok untuk forsep tinggi.
17. Letak sendok forsep terhadap:
a) Kepala: Selalu harus bifarietal.
b) Panggul: Bisa dalam segala kedudukan.
18. Memasang forsep: serupa.
19. Hanya mempunyai lengkung kepala, tidak mempunyai lengkung panggul.

Jenis Forsep Lainnya Adalah :


1) Forsep Boerma
2) Forsep Tarnier
3) Forsep Simpson

MACAM-MACAM TINDAKAN FORCEPS :


Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibenadak beberapa macam tindakan forceps yaitu:
1) Forceps rendah (low forceps = outlet forceps)
Pada forceps rendah, kepala sudah turun sampai di H-IV artinya ukuran kepala yang terbesar
sudah melewati pintu atas panggul dan telah sampai ke dasar panggul, dan telah kelihatan
dari luar.
2) Forceps tengah (mid forceps)
Pada forceps tengah kepala sudah turun sampai H-III+, artinya ukuran kepala terbesar telah
melewati PAP, tapi belum sampai ke dasar panggul.
3) Forceps tinggi (high forceps)
Pada forceps tinggi kepala sudah sampai H I-II (belum masuk PAP) artinya ukuran terbesar
kepala belum melewati PAP, dengan perkataan lain kepala masih dapat goyang. Forceps tinggi
ini sekarang tidak dilakukan lagi karena banyak sekali komplikasi untuk ibu maupun untuk
janin. Sebagai gantinya sekarang dilakukan seksio sesarea.

SYARAT-SYARAT
1) Syarat khusus :
 Pembukaan lengkap
 Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan
 Presentasi kepala dan ukuran kecil cakap cunam
 Tidak ada kesempitan panggul
 Anak hidup (termasuk dengan kondisi gawat janin)
 Penurunan H III + H III-IV (Puskesmas H IV/dasar panggul).
 Kontraksi baik
 Ibu tidak gelisah kooperatif
 Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi cunam, harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
 Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik).
 Pembukaan servik lengkap
 Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah terjadi engagement)

36
Biologi Dasar Manusia

 Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam.


 Janin hidup
 Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.

INDIKASI & KONTRAINDIKASI :


1) Gawat janin
2) Tanda-tanda gawat janin antara lain :
a) DJJ menjadi cepat takhikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
b) DJJ menjadi lebih lambat bradikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
c) Adanya mekonium (pada janin letak kepala).
3) Dari pihak ibu :
a) Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik Band, sudah setinggi
kira-kira 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H-III sampai H-IV.
b) Adanya oedema pada vagina/vulva. Adanya oedema pada jalan lahir, artinya partus
telah berlangsung lama.
c) Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.
d) Eklamsi yang emngancam.
e) Indikasi Pinard, yaitu:
 Kepala sudah di H-IV.
 Pembukaan servik lengkap.
 Ketuban sudah pecah.
 2 jam mengedan janin belum lahir juga.
Catatan : Ada klinik yang menetapkan lamanya sewaktu mengedan ini. ½ 1 jam.
Dibagian obstetri FK-USU waktu yang dianut adalah 1 jam.
Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, umpamanya:
 Ibu dengan dekompensasi kordis.
 Ibu dengan koch pulmonum berat.
 Ibu dengan enemi berat (HB 6 gr% atau kurang)
Pre-eklamsi berat.
 Ibu dengan asma bronchial.
f) Partus tidak maju-maju umpama pada putar paksi salah, UUK melintang.
g) Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga (Exhausted mother).

INDIKASI RELATIF (ELEKTIF, PROLAKTIF) :


1) Ekstraksi cunam yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun janinnya, tetapi bila
tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam
15 menit berikutnya.
2) Indikasi relatif dibagi menjadi :
 Indikasi de lee. Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah didasar panggul; putaran
paksi dalam sudah sempurna; M.Levator Ani sudah teregang; dan syarat-syarat ekstraksi
cunam lainnya sudah dipenuhi. Ekstraksi cunam atas indikasi elektif, dinegara-negara
barat sekarang banyak dikerjakan, karena dinegara-negara tersebut banyak dipakai
anestesia atau conduction analgesia guna mengurangi nyeri dalam persalinan. Anestesia
dan conduction analgesia menghilangkan tenaga mengejan, sehingga persalinann harus
diakhiri dengan ekstraksi cunam.
 Indikasi Pinard. Ekstraksi cunam yang mempunyai syarat sama dengan indikasi de Lee,
hanya disini penderita harus sudah mengejan selama 2 jam.
3) Keuntungan indikasi profilaktik, ialah :
 Mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
 Mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir.
 Kala II diperpendek

37
Biologi Dasar Manusia

 Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala.

INDIKASI ABSOLUT (MUTLAK) :


1) Indikasi Ibu :
 Eklamsia, Preeklamsia
 Ruptura uteri membakat
 Ibu dengan penyakit jantung, paru-paru, dll.
2) Indikasi janin : - Gawat janin
3) Indikasi waktu : - Kala II memanjang.

KONTRAINDIKASI
1) Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka dengan mento posterior).
2) Panggul sempit (disproporsi kepala-panggul)
3) Janin sudah lama mati sehingga kepala tidak bulat dan keras lagi, sehingga kepala sulit dipegang
dengan forsep.
4) Anencephalus.
5) Adanya disproporsi sefalok-pelvik. Kepala masih tinggi (ukuran terbesar kepala belum melewati
pintu atas panggul).
6) Pembukaan belum lengkap.
7) Pasien bekas operasi vesiko-vaginal fistel.
8) Jika lingkaran kontraksi patologik Band sudah hampir setinggi pusat atau lebih.

PERSIAPAN PASIEN, ALAT & PENOLONG


Persiapan Pasien & Alat
1) Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan
air dan sabun.
2) Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3) Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
4) Medikamentosa
5) Oksitosin.
6) Ergometrin.
7) Prokain 1%.
8) Larutan antiseptik (Providon iodin 10%).
9) Oksigen dengan regulator.
10) Instrumen
11) Set Partus: 1 set
12) Ekstraktor cunam : 1 set (Naegele), atau Kielland atau Boerma
13) Klem ovum : 2
14) Cunam tampon : 1
15) Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai) : 2
16) Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1

Persiapan Penolong (Operator & Asisten)


1) Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung: 3 set.
2) Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang.
3) Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang.
4) Instrumen
 Lampu sorot: 1
 Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter: 1.
Bayi
1) Instrumen

38
Biologi Dasar Manusia

2) Penghisap lendir dan sudep/penekan lidah: 1 set


3) Kain penyeka muka dan badan : 2
4) Meja bersih, kering dan hangat (untuk tindakan) : 1
5) Inkubator : 1 set
6) Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set
7) Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai) : 2
8) Kateter intravena atau jarum kupu-kupu : 2
9) Popok dan selimut: 1

Medikamentosa
1) Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%.
Antibiotika.
1) Akuabidestilata dan Dekstrose 10%.
2) Oksigen dan Regulator.

Posisi Pemasangan Forceps :


Ekstraksi forceps terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
1) Penolong membayangkan bagaimana cunam akan dipasang.
2) Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
3) Mengunci sendok cunam.
4) Menilai hasil pemasangan daun cunam
5) Ekstraksi cunam percobaan
6) Ekstraksi cunam definitive
7) Membuka dan melepaskan sendok cunam.

Posisi Uuk Kiri Depan


1) Lakukan tindakan aseptik pada perineum
2) Lakukan infiltrasi larutan anestesi lokal (prokain 1%) pada perineum (berbentuk sisi dan garis
tengah segitiga, puncaknya berada dikomisura posterior, ujung kaki segitiga masing-masing
2,5 cm lateral kiri dan kanan dari anus).
3) Pegang gagang cunam kanan seperti memegang pensil.
4) Masukkan jari tangan kedalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri) hingga mencapai sisi
lateral kanan bawah kepala janin. Ibu jari tetap berada diluar.
5) Dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ubu, kemudian masukkan ujung
daun cunam kanan ke vagina (menelusuri alur diantara jari-jari tangan kiri dan dibantu
dengan dorongan ibu jari), sementara itu atur posisi gagang cunam sehingga daun cunam
menempati posisi yang sesuai dengan sisi lateral kanan janin.
6) Setelah daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar dengan lantai, geser daun
cunam (dengan tangan kiri) ke atas, hingga menempati posisi seperti saat melakukan
orientasi (miring terhadap panggul).
7) Minta asisten untuk mempertahankan cunam pada posisi.
8) Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan kanan ke dalam
vagina (menelusuri dinding lateral kiri vagina).
9) Masukkan daun cunam kedalam vagina (menelusuri alur jari) secara langsung dan
berhadapan dengan posisi cunam kanan. Masukkan hingga gagang cunam berada posisi
sejajar dengan lantai.

INGAT: Setiap kesulitan atau terdapat hambatan dalam melaksanakan prosedur


pemasangan cunam sehingga cunam tidak dapat terpasang dengan baik maka kondisi ini
digolongkan sebagai kegagalan pemasangan cunam. Kegagalan proses pemasangan
merupakan indikasi untuk di Rujuk atau Terminasi per abdominan.

39
Biologi Dasar Manusia

UUK Kanan Depan


1) Lakukan tindakan asepsis-antisepsis pada perineum
2) Lakukan infiltrasi larutan anestesis lokal (prokain 1%) pada perineum.
3) Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil.
4) Masukkan jari tangan sebagai alur daun cunam.
5) Dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu, masukkan daun cunam kiri
ke vagina, sementara itu atur posisi gagang cunam hingga daun cunam menempati posisi
yang sesuai dengan sisi lateral kiri janin.
6) Setelah daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar dengan lantai, geser daun
cunam keatas, hingga menempati posisi seperti saat melakukan orientasi (miring terhadap
panggul).
7) Minta asisten untuk mempertahankan cunam pada posisinya.
8) Pegang gagang cunam kanan seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan kiri kedalam
vagina (menelusuri dinding lateral kanan vagina).
9) Masukkan daun cunam kanan kedalam vagina (menelusuri alur diantara jari-jari tangan kiri)
secara langsung dan berhadapan dengan posisi cunam kiri. Masukkan hingga gagang cunam
berada pada posisi sejajar dengan lantai.

Posisi UUK Kanan Belakang


1) Lakukan tindakan asepsis-antisepsis pada perineum.
2) Lakukan infiltrasi larutan anestesi lokal (prokain 1%) pada perineum.
3) Pegang gagang cunam kanan seperti memegang pensil.
4) Masukkan jari tangan kiri kedalam vagina, ibu jari tetap berada diluar.
5) Dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu, masukkan ujung daun
cunam dan atur posisi gagang hingga cunam menempati posisi yang sesuai dengan sisi
lateral kiri janin.
6) Setelah daun cunam terpasang dan gagangnya sejajar dengan lantai, geser daun cunam
(dengan tangan kiri) ke atas, hingga menempati posisi seperti pada orientasi (miring
terhadap panggul).
7) Minta asisten untuk mempertahankan cunam pada posiisnya.
8) Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan kanan ke dalam
vagina (menelusuri dinding lateral kiri vagina)
9) Masukkan daun cunam ke dalam vagina secara langsung dan berhadapan dengan posisi
cunam kanan. Masukkan hingga gagang cunam sejajar dengan lantai.

Posisi UUK Kiri Belakang


Prosedur yang dijalankan, sama dengan UUK kanan belakang tetapi pemasangan pertama adalah
cunam kiri, setelah itu dipasang cunam kanan. Penguncian secara langsung dan pebarikan juga
mempunyai dua alternatif, yaitu cara Lange-Scanzoni (dua tahap) dan cara de Moehrer (langsung).

Komplikasi Ekstraksi Forceps


a. Komplikasi-komplikasi pada janin
 hematoma pada kepala#
 Perdarahan dalam tengjorak (intra cranial hemorrahage)
 Erb’s paralyse
 Fractura cranii
 Protusio bulbi
 Perdarahan didalam corpus vitrium mata.
 Luka lecet pada kepala
 Facialis parese.

40
Biologi Dasar Manusia

b. Komplikasi-kompliaksi pada ibu


 Ruptura uteri
 Kolpoporrhexis
 Symfisiolisis
 Shock
 Perdarahan postpartum
 Pecahnya varices dari pada vagina.

9. VAKUM EKSTRAKSI
Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan
kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat penting dalam
menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan kearah yang sama. Tarikan pada kulit
kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif
(vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum,
menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong
persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan
interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi
vakum).

Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu,
kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat
penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama. Tarikan
pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan
negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan
vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh
penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu
tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik
(ekstraksi vakum).

Syarat dalam melakukan ekstraksi vakum:


1.   Presentasi belakang kepala
2.   Penurunan kepala  HIII+
3.   Ketuban (-)
4.   Tidak ada DKP / panggul sempit
5.   Pembukaan lengkap
6.   Harus ada tenaga mengedan dari ib

Prosedur dalam melakukan ekstraksi vakum:


1. Ibu tidur dalam posisi litotomi
2. Persiapan alat vakum#
3. Setelah persiapan vakum selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan
serviks, pada pembukaan lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih adalah
mangkuk nomor 5.
4. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian dipasang di bagian
terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar
5. Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/
jaringan yang terjepit.

41
Biologi Dasar Manusia

6. Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2
menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,4 kg/cm2 selama 2 menit, kemudian
dinaikkan lagi menjadi -0,6kg/cm2.
7. Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan traksi , kepala janin
ikut turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi.
8. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah
dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada koordinasi yang baik
antara tangan kiri dan kanan penolong.
9. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan mangkuk,agar mangkuk selalu dalam
posisi yang benar, sehingga tidak terlepas. sedangkan tangan kanan melakukan tarikan
dengan memegang pada pemegang.
10. Traksi dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti putaran paksi dalam , sampai
occiput terlihat sebagai hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan tangan
kiri menahan perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah dahi, mata,
hidung, mulut, dan dagu janin.
11. Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan, dan mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan
seperti persalinan normal biasa.

Ekstraksi Vakum Dikatakan Gagal Apabila :


1. Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali,
2. Dalam waktu setengah jam dilakukan ekstraksi , janin tidak lahir juga, pilihannya adalah :
 Dicoba dengan ekstraksi forceps, asal syarat lainnya juga memenuhi
 Dilakukan section cesarean

10. INCUBATOR
Baby Incubator adalah tempat penyimpanan bayi yang baru lahir, Suhu didalam bayi incubator
disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar 36,5-37C, perlengkapan sebuah baby incubator
pada umumnya terdiri dari sensor suhu, heater, dan sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan
dengan menekan tombol pemilihan (keypad) dan ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu
digunakan IC LM35 yang mendeteksi suhu didalam incubator.

Berikut langkah - langkah yang harus diperhatikan dalam penggunaan Inkubator Lab :

A. CARA MENGHIDUPKAN
1) Untuk mengoperasikan incubator, colokkan kabel inkubator pada sumber daya listrik.
2) Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak dalam    ruang inkubator
kemudian tutup pintu incubator.
3) Jika persiapan sampel telah selesai, tekan tombol POWER pada posisi ON, maka alat akan
langsung menyala ditandai dengan display menyala.

B. CARA PENGGUNAAN
1) Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak dalam ruang incubator
kemudian tutup pintu incubator.
2) Set TIMER dengan memutar tombol TIMER sesuai waktu yang diinginkan, di set awal per 10
jam, jadi jika ingin menginkubasi selama 24 jam putar tombol pada posisi 2 lebih 4 strip.

42
Biologi Dasar Manusia

3) Untuk set suhu, tekan tanda <  kemudian digit hijau akan berkedip. Naikkan atau turunkan
dengan menekan ^/v kemudian tekan MD (enter). Catatan: SV : digit hijau suhu yang
diinginkan PV : digit merah, suhu yang ada sekarang.
C. CARA MEMATIKAN
1) Bila inkubasi telah selesai, matikan alat dengan menekan kembali tombol POWER pada
posisi OFF.
2) Lepaskan colokan pada sumber daya listrik.

D. CARA PERAWATAN
1) Untuk perawatan bersihkan alat hanya dengan lap bersih atau lap yang dibasahi air
kemudian lap dengan kain kering setiap selesai digunakan
2) Rak dapat dilepas untuk memudahkan membersihkan dengan cara ditarik

11. LIGHT THERAPY


Alat Phototherapy atau Blue Light Lamp Therapy merupakan alat yang digunakan untuk
therapy pada bayi yang menderita penyakit hiperbilirubin atau penyakit kuning, yaitu adanya
penimbunan bilirirubin di jaringan bawah kulit atau selaput lendir yang ditandai dengan warna
kuning yang terlihat pada kulit atau selaput lendir, bayi yang menderita penyakit seperti ini disebut
juga dengan bayi kuning atau icterus.

Pada pesawat phototeraphy ini pemeliharaan pesawat harus lebih diperhatikan, karena
apabila terjadi arus bocor atau kerusakan pada salah satu komponen pendukung dikhawatirkan
selain membahayakan operator juga akan membahayakan keselamatan bayi. Instalasinya juga harus
sesuai standar.

A. TUJUAN BLUE LIGHT LAMP THERAPY


Blue light lamp therapy bertujuan untuk mengendalikan kadar bilirubin serum agar tidak
mencapai nilai yang dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus.

B. PRINSIP KERJA PHOTOTHERAPY ATAU BLUE LIGHT LAMP THERAPY


Phototherapy bekerja dengan memberikan cahaya pada kulit bayi secara langsung dengan
jangka waktu tertentu. Cahaya yang digunakan adalah cahaya Blue Light yang mempunyai
panjang gelombang antara 450 - 460 nm dengan intensitas atau kekuatan illuminasi 4500 Lux
atau sekitar 200 foot candle dengan jarak penyinaran pada bayi ± 45 cm dalam keadaan mata
ditutup bahan yang tak tembus cahaya.
Dalam praktek dilapangan kita tidak menggunakan khususnya lampu biru BlueLight, sebab
apabila bayi terkena cyanosis ( bayi yang nampak kebiru-biruan karena kekurangan oksigen ) tak
akan tampak dan tak terdeteksi. Maka sebagai gantinya lampu Fluorescent atau lampu neon
biasa yang mempunyai kekuatan intensitas yang sama atau paling tidak mendekati.

C. FUNGSI BLOK DIAGRAM BLUE LIGHT THERAPY


1) PLN
PLN sebagai Supply induk untuk menghidupkan rangkaian.
2) Main Switch
Main switch adalah penyambung dan pemutus hubungan PLN dengan  rangkaian.

3) Indikator

43
Biologi Dasar Manusia

Indikator adalah lampu penanda pesawat hidup yang akan menyala pada saat Main Switch
ON.
4) Timer
Timer untuk memindahkan kontak agar Blue Light mati dan Buzzer berbunyi setiap enam
jam pertanda bayi siap untuk diganti posisi.
5) Ballast
Ballast untuk membatasi aliran arus listrik agar rangkaian lampu bekerja sesuai dengan
range daya yang dibutuhkan.
6) Blue Light
Blue light cahaya yang mampu menembus lapisan kulit untuk mengurangi penimbunan
bilirubin di jaringan bawah kulit atau selaput lendir.
7) Starter
Starter sebagai pemicu pemanasan pada Blue Light agar terjadi loncatan elektron sehingga
Blue Light dapat menyala.
8) Hourmeter
Untuk menghitung lamanya Blue Light menyala agar bisa memperkirakan life time pada Blue
Light untuk diganti.
9) Buzzer
Akan berbunyi setiap enam jam sekali untuk peringatan agar bayi diubah posisinya.

D. CARA KERJA BLOK DIAGRAM


Saat Main Switch ditekan akan menghubungkan PLN dengan Timer dan Lampu Indikator ,
sehingga Lampu Indikator menyala dan Timer mulai menghitung. Kontak Timer menghubungkan
Ballast dan Hourmeter dengan PLN sehingga Blue Light menyala dan Hourmeter menghitung. Saat
waktu tercapai, timer memindahkan kontaknya ke buzzer sehingga Blue Light dah hourmeter mati
dan buzer menyala.

E. CARA PENGOPERASIAN PHOTOTHERAPY / BLUE LIGHT LAMP THERAPY


1) Hubungkan stekker dengan Jala-jala listrik PLN.
2) Tekan tombol ON, maka secara otomatis lampu indicator menyala.
3) Atur setting timer untuk lamanya waktu penyinaran yang diperlukan   (kelipatan 6 jam).
4) Tekan tombol START, maka lampu akan menyala, timer dan hourmeter juga ikut bekerja.
5) Buzzer akan berbunyi 6 jam sekali ini menandakan posisi bayi harus diubah.
6) Bila setting waktu telah tercapai secara otomatis lampu akan mati.
7) Tekan tombol OFF dan lepaskan stekker dari jala-jala listrik.

F. PEMELIHARAAN PHOTOTHERAPY / BLUE LIGHT LAMP THERAPY


1) Tempatkan alat phototeraphy pada tempat yang aman dari kebocoran air, tempat yang
lembab dan lain-lain yang dapat menimbulkan kegagalan dan membahayakan keselamatan
kerja.
2) Jaga kondisi kebersihan alat, lakukan pengecekan dan observasi rutin pada bagian-bagian
dari alat yang perlu dapat pengawasan khusus misalnya mengecek kondisi lampu Blue Light
serta life time dari lampu tersebut.
3) Selain itu perlunya pengecekan komponen pendukung lainnya seperti timer, hourmeter
serta kestabilan tegangan.
4) Setiap pengoperasian alat selesai hendaknya dikondisikan dalam keadaan off.
5) Jika terjadi kerusakan pada lampu hendaknya pemasangan lampu menggunakan sarung
tangan agar tidak terbentuk bayangan pada lampu.

G. EFEK SAMPING PHOTOTHERAPY / BLUE LIGHT LAMP THERAPY


1) Diare

44
Biologi Dasar Manusia

2) Kotoran menjadi encer


3) Kulit menjadi hitam
4) Bercak kemerahan pada kulit bayi karena efek panas dari lampu atau kedinginan akibat
telanjang.
5) Dehidrasi (kehilangan cairan) sering terjadi, biasanya dicegah dengan pemberian cairan lebih
dari kebutuhannya melalui infuse atau ASI.
6) Brinze Baby Syndrome (kulit bayi tampak berwarna perunggu), hal ini terjadi bila penyinaran
dilakukan pada kadar bilirubin langsung tinggi.

H. KEMUNGKINAN KEGAGALAN PHOTOTHERAPY / BLUE LIGHT LAMP THERAPY


Bila terjadi kegagalan maka bayi harus dilakukan transfusi tuker (tindakan mengeluarkan darah
pasien dan memasukkan darah donor untuk mengurangi kadar serum bilirubin atau kadar
hematokrit yang tinggi atau mengurangi konsentrasi toksin-toksin dalam aliran darah pasien). Proses
phototherapy / blue light lamp therapy hanya membantu menurunkan kadar bilirubin tak langsung
dalam darah, tetapi tidak mengobati penyebabnya, sehingga pengobatan harus diteruskan dengan
mengobati penyebabnya.

45
Biologi Dasar Manusia

DAFTAR PUSTAKA
http://diyoyen.blog.friendster.com/2008/11/ketrampilan-klinik-non-stress-test-nst/
http://ksuheimi.blogspot.com/2008/07/non-stress-test-nst.html

http://elektromedik.blogspot.co.id/2016/08/cardiotograph-ctg-untuk-pemeriksaan.html

https://id.theasianparent.com/jenis-usg-dan-kegunaannya/4/

46
Biologi Dasar Manusia

PENGGUNAAN PRINSIP-PRINSIP FISIKA KESEHATAN DALAM


PRAKTIK KEBIDANAN

A. MENGGUNAKAN TENSIMETER
Cara menggunakan tensimeter dan mengukur tekanan darah adalah sebagai berikut :
1) Buka tensimeter
2) Geser jarum ke arah on agar air raksa naik
3) Raba nadi yang ada di area mediana cubitti
4) Pasang manset (sesuaikan dengan ukuran orang yang akan diukur tekanan darah nya,
tetapi biasanya menggunakan manset ukuran adult/dewasa)
5) Letak manset kira - kira sekitar 3 cm ditas nadi pada daerah mediana cubitti.
6) Pasang manset dengan pas (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendor)
7) Sebelum kita mengukur tekanan darah dengan auskultasi, maka sebaiknya kita lakukan
sistolik palpatoar dulu, untuk mencegah adanya auskultasi gap, cara untuk melakukan
sistolik palpatoar adalah :
a. Letakkan 3 jari apa nadi di mediana cubitti, rasakan detakannya
b. Pompa sampai nadi tak teraba, sambil mengamati pada angka berapa nadi tidak
teraba.
c. Setelah itu, lepaskan pemompa, turunkan sampai habis.
d. Angka yang ditunjukkan pada saat nadi tak teraba adalah sistolik palpatoir, gunanya
adalah untuk membatasi sampai mana kita memompa pasa saat kita melakukan
pengukuran dengan auskultasi
8) Setelah ditemukan angka sistolik palpatoir, maka kita lakukan pengukuran dengan
menggunakan auskultasi.
9) Pasang stetoskop pada daerah nadi di mediana cubitti, setelah itu, pompa sampai angka
sistolik palpatoir, lalu tambahkan angka 20-30.
10) Turunkan pemompa, amati suara dari stetoskop sambil mengamati angkanya
11) Detakan yang didengar untuk pertama kali adalah sistolik, sedangkan detakan yang
terakhir sebelum suara benar-benar hilang adalah suara diastolic
12) Setelah itu, rapikan kembali agar pada saat nanti akan dipakai kembali bisa langsung
dipakai.

Intrepetasi hasil pengukuran tekanan darah :


1) tekanan darah normal 120 - 140 untuk sistol
2) tekanan darah rendah < 120 tekanan darah tinggi > 140

Tekanan darah baik itu tinggi maupun yang rendah sisertai karena banyak faktor antara lain :
1) umur
2) gaya hidup
3) Genetic

B. MENGGUNAKAN THERMOMETER

Cara penggunaan :
1) Ayunkan kuat-kuat dengan sentakan pada pergelangan tangan sampai thermometer
menunjukkan angka kurang dari 36 derajat.

47
Biologi Dasar Manusia

2) Letakkan thermometer dibawah lidah dengan mengatupkan mulut atau dibawah lipatan ketiak
jika khawatir thermometer tergigit. Biarkan thermometer berada disana selama kurang lebih 3
sampai dengan 4 menit.
3) ambil thermometer tersebut dan bacalah angka dimana air raksa berhenti yang menunjukan
suhu tubuh yang diukur. Jika angka menunjukkan angka 37 maka suhu tubuh normal, jika angka
menunjukkan antara 37 sampai dengan 40 maka termasuk panas, dan jika diatas 40 maka
dikategorikan sebagai panas tinggi. Sebagai catatan, suhu lipatan ketiak cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan mulut.

C. KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI NYERI ATAU DEMAM


1. PENGERTIAN KOMPRES HANGAT

Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan
memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Beberapa literatur mendukung kompres air hangat
dengan suhu 106-110 F (41- 43˚ C). Batas suhu tersebut dianggap fisiologis untuk kompres dan
telah di uji melalui beberapa penelitian dengan risiko terjadinya heatstroke yang minimal.
Pemberian kompres air hangat dilakukan selama 20-30 menit karena menyebabkan vasodilatasi
maksimum dan kompres lebih dari suhu tersebut akan mengakibatkan kongesti jaringan dan
pembuluh darah kemudian berkonstriksi dengan alasan yang tidak diketahui. Apabila kompres
panas terus dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darah yang
berkonstriksi tidak mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. Kompres air
hangat di kulit, khususnya pada perut menimbulkan sensasi suhu pada nerve ending (ujung syaraf)
pada permukaan kulit ( Davidson, D, J. 2009).

2. PENGGUNAAN KOMPRES HANGAT


Bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh
yang diharapkan. Ketika demam, kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya
panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin dan menjadikan tubuh terasa lebih
nyaman (Harper, B. 2011).

 Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukan
dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat kompres
di hentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur suhu menerima sinyal
bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera di hangatkan. Jadi justru akan
bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat.
Pusat suhu akan menerima informasi.
 Untuk cedera lama atau kondisi kronis yang mana bisa membantu membuat rileks,
mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah (Harper, B. 2011).
 Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan
untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah
bengkak yang sudah ada (Harper, B. 2011).

3. CARA MENGGUNAKAN KOMPRES HANGAT

48
Biologi Dasar Manusia

1) Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet atau botol yang berisi air hangat atau
handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan temperatur 40-50 derajat celcius
atau bila sulit mengukurnya coba pada dahi terlebih dahulu dan jangan sampai terlalu panas
atau sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan di kompres.
2) Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basah.
3) Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat di perpanjang.
4) Sebaiknya di ikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
5) Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri dan memperlancar aliran
darah. (Cook, E. 2011)

4. EFEK TERAPUETIK KOMPRES HANGAT


a. Mengurangi nyeri.
b. Meningkatkan aliran darah.
c. Mengurangi kejang otot.
d. Menurunkan kekakuan tulang sendi. (Cook, E. 2011)

5. TUJUAN KOMPRES HANGAT


a. Memperlancar sirkulasi darah.
b. Mengurangi rasa sakit.
c. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien.
d. Merangsang peristaltik usus.
e. Memperlancar pengeluaran eksudat (Cook, E. 2011)

6. PERSIAPAN ALAT DAN PROSEDUR KERJA KOMPRES HANGAT


Persiapan Alat :
1) Kom berisi air hangat (40-46oc).
2) Bak steril berisi 2 buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai.
3) Kasa perban atau kain segitiga.
4) Pengalas.
5) Sarung tangan bersih di tempatnya.
6) Bengkok 2 buah (satu kosong, satu berisi larutan lysol 3%)
7) Waslap 4 buah.
8) Pinset anatomi 2 buah.
9) Korentang.

7. Kompres panas kering menggunakan buli-buli panas, persiapan alat :


1) Buli-buli panas dan sarung.
2) Termos berisi air panas atau termometer air panas.
3) Lap kerja.

Prosedur Kerja Kompres Hangat :

1) Dekatkan alat-alat kedekat klien.


2) Perhatikan privasi klien.
3) Cuci tangan.

49
Biologi Dasar Manusia

4) Atur posisi klien yang nyaman.


5) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres.
6) Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan
ke dalam bengkok kosong.
7) Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang
berisi cairan hangat.
8) Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres.
9) Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup atau dilapisi dengan kasa kering.
Selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga.
10) Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5
menit.
11) Lepaskan sarung tangan.
12) Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman.
13) Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali.
14) Cuci tangan.
15) Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya.

Prosedur Kerja Kompres Panas Kering Menggunakan Buli-Buli Panas :

1) Cuci tangan.
2) Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara mengisi buli-buli dengan
air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu
kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60 °C).
3) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu
keluarkan udaranya dengan cara:
a)      Letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.
b)      Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli.
c)      Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat dan benar.
4)      Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkan dengan lap kerja dan masukkan ke dalam
sarung buli-buli.
5)      Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien.
6)      Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan.
7)      Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul akibat pemberian
kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan dan kebocoran.
8)      Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengan air panas lagi, sesuai yang di kehendaki.
9)      Bereskan alat-alat bila sudah selesai.
10)  Cuci tangan.
11)  Dokumentasikan (Davidson, D, J.2009)

D. BERENDAM DALAM AIR HANGAT


1. PENGERTIAN BERENDAM DALAM AIR HANGAT

50
Biologi Dasar Manusia

Mandi air panas dalam mandi berendam di bath ub dengan air panas memang akan
memberikan rasa nyaman bagi tubuh kita. Terutama pada malam setelah beraktifitas
ataupun pada pagi hari yang dingin setelah bangun tidur (D, Davidson J. 2009).

2. MANFAAT AIR HANGAT BAGI KESEHATAN


a) Mandi air hangat dapat membuat pori-pori pada kulit kita terbuka (melembab) sehingga
kulit kita tampak segar dan tidak kering, air hangat juga dapat membersihkan kulit. Pori-
pori yang tersumbat dapat menyebabkan blemish dan penumpukan toksin pada kulit. Bila
pori-pori sudah terbuka itu akan membuatnya lebih mudah untuk dibersihkan sehingga
segala kotoran pun akan terlepas. Bila ingin ditutup kembali maka tinggal disiram dengan
air dingin (Garland, D. et. al. 2010).
b) Dengan mandi air hangat juga dapat melancarkan sistem peredaran darah dan salah
satunya adalah peredaran darah yang menuju ke otak sehingga tidak akan mudah
terserang migraine (Garland, D. et. al. 2010).
c) Mandi air hangat dapat meredakan penyakit batuk yang sedang menyerang, ini
dikarenakan uap panas yang berasal dari air hangat tersebut di hirup dan lagi uap itu pula
bisa menghilangkan phlegm (ingus atau dahak) yang merupakan penyebab iritasi pada
tenggorokan (Garland, D. et. al. 2010).
d) Mandi air hangat juga dapat membantu menghilangkan rasa stress yang melanda pikiran
dari berbagai beban pikiran yang membuat lemah (Garland, D. et. al. 2010).
e) Dengan mandi air hangat dapat meringankan penderita diabetes. Ini dikarenakan, dengan
mandi air hangat atau berendam selama setengah jam mampu menurunkan tingkat gula
darah yang ada bagi penderita diabetes (Garland, D. et. al. 2010).
f) Dengan mandi air hangat, dipercaya mampu memperbaiki kesehatan organ jantung
(Garland, D. et. al. 2010).
g) Dengan mandi air hangat, membuat istirahat atau tidur akan lebih pulas. Sehingga ketika
bangun, tubuh kembali ke performa terbaiknya (Garland, D. et. al. 2010).
h) Mandi air hangat juga dapat meningkatkan sirkulasi tubuh, air hangat dapat merawat
rasa sakit pada otot dan persendian yang disebabkan oleh artritis, otot sobek dan
kelelahan. Rasa hangat akan merangsang sirkulasi dan aliran darah. Pada waktu
bersamaan, terjadi pelemasan sendi, tendon, jaringan dan otot. Walau tidak
menyembuhkan secara permanen, lima menit mandi air hangat dapat mengurangi sakit,
merangsang penyembuhan dan mengurangi radang (Garland, D. et. al. 2010).
i) Mandi air hangat juga bisa di dilakukan sebagai pemanasan sebelum latihan, dengan
mandi air hangat pada pagi hari adalah cara efektif untuk memanaskan tubuh kita
sebelum berolahraga pagi. Ketika kita bangun tidur, otot-otot bisa jadi masih dalam
keadaan kaku, ini menyebabkan mudah keram dan peredaran darah kurang begitu lancar,
sehingga dengan mandi air panas di pagi hari ini dapat melancarkan peredaran darah dan
menangkal otot-otot untuk terjadi keram karena kaku (Garland, D. et. al. 2010).
j) Mandi air hangat juga bisa menyembuhkan penyakit insomnia (Garland, D. et. al. 2010).

3. DAMPAK NEGATIF DARI MANDI AIR HANGAT

51
Biologi Dasar Manusia

a) Mandi air hangat memang menguntungkan ketika membuat pori-pori membuka namun
bila tidak di tutup lagi dengan cara dibilas air dingin dapat membuka semakin lebar yang
menyebabkan mudah terbentuknya jerawat (Garland, D. et. al. 2010).
b) Mandi air hangat dapat menurunkan kualitas sperma, ini dikarenakan mandi air hangat
tidaklah baik untuk testis. Berdasarkan penelitian tahun 2007, berendam selama 30 menit
dalam bak air hangat atau panas dapat menurunkan produksi sperma. Tapi efek negatif ini
bersifat reversible (dapat berubah). Eksposur air hangat atau panas bisa berdampak negatif
bagi sperma karena membuat sperma membutuhkan waktu yang lama untuk matang.
Perkembangan sperma terbaik dikenal pada lingkungan yang dingin, inilah sebabnya
mengapa testis terletak di luar tubuh manusia, yaitu di dalam skrotum (Garland, D. et. al.
2010).
c) Perhatian bagi ibu hamil, ternyata mandi air hangat ketika mengandung itu
membahayakan janin, tapi ini tergantung dari suhu air hangatnya. Suhu air hangat bagi ibu
hamil tidak boleh terlalu tinggi karena dapat membahayakan janin dalam rahim ibu, sang
cabang bayi bisa saja lahir tidak sempurna atau bahkan secara parahnya sang bayi tidak
kuat sehingga kandungan melemah (Garland, D. et. al. 2010).
d) Efek langsung dari mandi air hangat yang berketerusan pertama adalah kulit kering. Jika
mandi air hangat memang dapat melembakanan kulit, namun tidak akan berlangsung lama
jika di bandingkan dengan mandi air dingin, inilah yang menyebabkan kulit mudah
mongering (Garland, D. et. al. 2010).
e) Mandi air hangat juga dapat membuat jadi kurang gairah atau kurang semangat untuk
menjalani aktivitas. Rasa malas itu timbul karena suhu tubuh yang terbawa menjadi panas.
Untuk orang yang hobi berolahraga mungkin sudah biasa dengan suhu tubuh yang panas.
Malah bisa membuat mereka jadi makin semangat. Tapi bagi yang kurang berolahraga atau
berolahraga tapi kurang teratur, malah jadi malas (Garland, D. et. al. 2010)

4. TIPS AMAN MANDI AIR HANGAT


a) Air yang digunakan jangan terlalu panas. Suhu air hangat yang dipakai berkisar 40-50 oc.
b) Cek air mandi apakah tidak terlalu panas. Caranya celupkan telapak tangan dan rasakan
apakah kulit terasa terbakar atau tidak. Jika kulit terasa nyaman berarti hangatnya sudah
cukup.
c) Sebelum menggunakan air hangat, mulailah dengan air dingin terlebih dahulu sedikit demi
sedikit. Kemudian baru disiram dengan air hangat. Hal ini dilakukan agar tubuh dapat
beradaptasi dengan suhu yang ada.
d) Jangan dilakukan setiap hari, karena dapat mengurangi kelembaban kulit akibat lapisan
minyak yang mencair terkena air hangat.

E. MENGGUNAKAN DOPPLER

Fetal Doppler merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mendeteksi detak jantung bayi yang
masih berada dalam kandungan dengan memanfaatkan prinsip elektomagnetik. Ketika adanya detak
jantung yang terdeteksi maka bisa dipastikan janin tumbuh dengan normal.

52
Biologi Dasar Manusia

Alat ini pertama kali ditemukan oleh seorang berkebangsaan Austria bernama cristian jhann
Doppler sekitar tahun 1842. Teknik yang umum digunakan biasanya adalah berupa ultrasound atau
yang berfrekuensi 2 MHz. Fetal Doppler juga dilengkapi dengan dilengkapi sebuah prode untuk
melakukan radiasi gelombang ultrasonic, dimana sinyal ultrasonic ini akan menunjukan tiap-tiap
perubahan yang terjadi.

1) Cara menggunakan alat fetal Doppler ini pun bisa dibilang cukup mudah yaitu hanya dengan
menempelkannya di perut ibu hamil dengan terlebih dahulu diolesi menggunakan gel
khusus. Ketika diolesi dengan gel ini biasanya akan terasa dingin. Gel ini terdapat dalam satu
paket ketika kita melakukan pembelian fetal Doppler.

2) Setelah ditempelkan di perut, geser atau pindah-pindahkan posisi transdusernya diatas gel
yang sudah dioleskan tadi sampai menemukan posisi yang pas untuk mendengarkan denyut
jantung sang janin. Hal yang harus diingat dan perhatikan adalah bahwa posisi transduser ini
harus selalu tegak lurus dengan perut.

3) Kemudian setelah terdengar detak jantungnya, hitunglah jumlahnya dalam satu menit.
Detak jantung yang normal adalah sekitar 110 sampai 160 tiap menitnya. Namun jika anda
tidak ingin cape-cape menghitung maka gunakanlah fetal Doppler yang sudah dilengkap
layar digital untuk menampilkan berapa detak jantung janin atau bayi per menitnya.

4) Fetal Doppler ini memang sebuah alat yang sangat membantu kita terutama para ibu dalam
mengetahui bagaimana perkembangan janinnya, sehingga akan diketahui apabila ada
indikasi yang tidak normal dan bisa segera dilakukan langkah penanganan yang tepat dan
sesuai.

Cara Kerja Blok Diagram Doppler :

Doppler menggunakan frekuensi sebesar 2,25 MHz yang digunakan untuk mendeteksi detak
jantung janin  usia 16 minggu, frekuensi dibangkitkan oleh oscilator kemudian dipancarkan oleh
transmitter ke media pengukuran dan hasil pengukuran diterima kembali oleh reciever, lalu sinyal
masuk ke pre-amp untuk dikuatkan kemudian disaring melalui filter dan dikuatkan oleh amplifier
(penguat akhir). Kemudian output dari amplifier masuk ke ADC (analog to digital converter)   dirubah
menjadi data digital. Kemudian ditampilkan jumlah detakan jantung janin yang terukur  melalui
display dan speaker.

Cara Pengoperasian
1.      Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan Doppler
2.      Beri GEl pada tranduser
3.      Letakkan tranduser pada objek
4.      Settingan volume agar detak jantung janin terdengar melalui speaker
5.      Hitung detak jantung janin selama 1 menit
6.      Detak janin akan ditampilkan pada display.

53
Biologi Dasar Manusia

DAFTAR PUSTAKA

http://mynewblogfebria.blogspot.co.id/2016/09/thermodinamika-penerapan-pengaturan.html

http://renseignementsgeneraux.net/cara-menggunakan-fetal-doppler.html

http://bloginsirationkita.blogspot.co.id/2015/11/makalah-doppler-dan-funduscope.html

https://pusatinkubatorbayi.com/product-category/jual-fetal-doppler/

http://mynewblogfebria.blogspot.co.id/2016/09/thermodinamika-penerapan-pengaturan.html

http://renseignementsgeneraux.net/cara-menggunakan-fetal-doppler.html

http://bloginsirationkita.blogspot.co.id/2015/11/makalah-doppler-dan-funduscope.html

54

Anda mungkin juga menyukai