Anda di halaman 1dari 33

fisika kesehatan dalam kebidanan

KAMIS, 01 SEPTEMBER 2016

thermodinamika, Penerapan pengaturan suhu tubuh, Gaya pada Tubuh,


Analisa Gaya dan Kegunaan Klinik
TERMODINAMIKA
1.      Pengertian Thermodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah
fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat
dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi
berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada
termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-
waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.

Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi
dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang
emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

2.      Hukum-hukum Dasar Termodinamika


Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika 
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka
ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. 
Hukum Pertama Termodinamika . Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total
dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem.  Hukum kedua Termodinamika 

b. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.


Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung
untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. 
Hukum ketiga Termodinamika . Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol
absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol. 

3.      Contoh – contoh thermodinamika


Hukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas ideal
PV = n R T
P . DV + -V . DP = n R DT
a)      Energi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.
b)      Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
c)      Dalam suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I: 
DQ = DU+ DW
DQ = kalor yang diserap
DU = perubanan energi dalam
DW = usaha (kerja) luar yang dilakukan
DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:
1.                  Pada proses isobarik (tekanan tetap) ® DP = 0; sehingga,
DW = P . DV = P (V2 - V1) ® P. DV = n .R DT

DQ = n . Cp . DT
® maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)
DU-= 3/2 n . R . DT

2.                  Pada proses isokhorik (Volume tetap) ® DV =O; sehingga,

DW = 0 ® DQ = DU

DQ = n . Cv . DT
® maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)
AU = 3/2 n . R . DT

3.                  Pada proses isotermik (temperatur tetap): ® DT = 0 ;sehingga,


DU = 0 ® DQ = DW = nRT ln (V2/V1)
4.                  Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan
sekelilingnya) ® DQ = 0 Berlaku hubungan::
PVg = konstan ® g = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace

4.      Penerapan Energi panas dalam pengobatan


a.  Metode Konduksi 
- Apabila ada perbedaan temperatur  antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin”.
-    Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan temperatur,
lama melakukan kontak, material konduksi panas.
-    Contoh
•    Kantong air panas/botol berisi air panas ; efisien untuk pengobatan    nyeri abdomen (perut)
•    Handuk panas ; efektif untuk spasme otot, fase akut poliomyelitis.
•    Turkish batsh (mandi uap) ; sebagai penyegar atau relaksan otot.
•    Mud packs (lumpur panas) ; mengonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah kehilangan
panas.
•    Wax bath (parafin bath) ; efisien untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama orang
tua. Cara Wax Bath : wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai temperature 1150-
1200F . Kaki direndam selama 30 menit-1 jam.
•    Electric Pads. Caranya : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastic.
Dilengkapi dengan termostat. 
-    Metode konduksi bermanfaat untuk pengobatan terhadap penyakit neuritis, Sprains, Strain,
Contusio, Sinusitis, Low Back Pain

b.    Metode Radiasi


-    Untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau
nyala api.
-    Sumber radiasi :
a.    Electric fire
•    Old type fire ; Memiliki daya 750 W, range radiasi antara merah - mendekati infra red,
panjang gelombang < 15.0000 A0, untuk home treatment.
•    Pensil Bar tipe ; Menggunakan reflector rectangular dan shape like acoustic type.
b.    Infra Merah ;
- Memakai lampu pijar berkisar antara 250 – 2000 W, diberi filter merah.
- Gelombang infra red yang dipakai antara 800 – 40.000 nm. 
- Penetrasi energi / gelombang pada kulit ± 3 mm dan meningkat di permukaan kulit.
- Lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi panas, karena penetrasi energi panas
ke jaringan lebih dalam.
c.    Metode Elektromagnetis
Ada dua jenis :
a.    Short wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
-    Digunakan pada kram otot (muscle sprain), nyeri pada intervertebrale disk, penyakit
degeneratif pada persendianm radang bursa (bursitis)
-    Dua macam metode elektromagnetis :
•    Teknik Kondensor (Conductor technique) ; Bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua
metal plate like electrode. Pada permukaan electrode diberikan larutan elektrolit. Dengan adanya
aliran AC (bolak-balik), molekul tubuh menjadi agitasi karena kenaikan temperature. 
•    Diatermi Metode Induksi (Inductothermy) ; Bagian tubuh yang akan dipanasi, dililitkan
dengan kabel, lalu dialiri listrik. Jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit, tetapi terletak dalam
median magnet dari suatu koil. Frekuensi yang dipakai 1 MHz.
b.    Micro Wave Diathermy (Diatermi gelombang mikro)
-    Digunakan untuk patah tulang (Fraktur), Sprains dan Strains, Bursitis, Radang tendon,
Artritis. 
-    Menggunakan magnetron untuk menghasilkan gelombang radio dengan osilasi pada frekuensi
900 MHz.
-    Besar energinya terletak antara short wave diathermy dan infra merah.
d.    Gelombang ultrasonik
-    Diperoleh dari gelombang bunyi (Audible Sound) dengan frekuensi hampir 1 MHz.
-    Jaringan yang akan diobati ditempeli permukaannya oleh  piezo electric transduser dengan
intensitas 5 W/cm2.
-    Lebih efektif pada tulang dibandingkan pada soft tissue oleh karena tulang lebih banyak
menyerap panas
-    Bisa digunakan untuk terapi (pengobatan) dan diagnostik.

5.      Penerapan energi dingin dalam pengobatan


Penerapan energi dingin dalam pengobatan
-  Penyimpanan darah (Bank Darah). Agar darah bertahan lama dilakukan dengan  dua teknik : 
• Thin Walled container / wadah berdinding tipis ; Wadah dibuat dari metal tipis, terdiri dari dua
dinding. Volume darah berada di antara dua dinding. Juga dimasukkan Liquid Nitrogen,
terbentuk darah Frozen, disimpan pada Nitrogen cair (-1960C).
• Blood Sand Method ; Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen, terbentuk butir-butir,
lalu dikumpulkan dan disimpan di wadah khusus.
-    Penyimpanan Sperma (Bank Sperma)
-    Penyimpanan Bone Marrow (Sumsum tulang)
-    Penyimpanan jaringan tubuh  lainnya.
-    Penyimpanan obat-obat an
-    Pengobatan edema akibat trauma akut dan sakit kepala ; memakai ice bag/kantong
es.
-    Pengobatan nyeri dan bengkak lokal ; dipakai kompres dingin
-    Operasi Jaringan Kanker ; memakai cairan nitrogen untuk merusak jaringan
kanker yang luas. Untuk beberapa jenis sel, dibantu dengan gliserol atau d methil sulfonat
sebagai proteksi agent. 

6.      Penerapan thermograf untuk diagnosis


Penggunaan thermografi untuk diagnostic fenomena keabnormalan operasi atau kinerja
suatu sistem dapat diketahui melalui parameter temperatur kerja yang terjadi. Kamera
thermografi inframerah merupakan sebuah alat pencitraan distribusi radiasi panas permukaan
dalam dalam bentuk gambar termal dan hasil temperatur terukur. Alat ini merupakan sebuah alat
uji tak merusak yang mendeteksi pancaran radiasi obyek langsung melalui medium udara.
HUKUM THERMODINAMIKA DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

1.      PENGERTIAN THERMODINAMIKA
2.      HUKUM – HUKUM THERMODINAMIKA
3.      CONTOH – CONTOH THERMODINAMIKA
4.      PENERAPAN ENERGI PANAS DAKAM PENGOBATAN
5.      PENERAPAN ENERGI DINGIN DALAM PENGOBATAN
6.      PENERAPAN THERMOGRAF UNTUK DIAGNOSIS

PENERAPAN PENGATURAN SUHU TUBUH

1.        Tranfer Panas
a)        Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui satu jenis zat sehingga konduksi merupakan satu
proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran
energi kalor adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah (Dewitt 2002). Proses
perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi
kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.
Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang. Pada ujung
logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar dengan amplitudi yang
makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron disekitarnya dan
memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung
logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas
b)            Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan kerapatan
disebut konveksi alami (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau pompa
disebut konveksi paksa (forced convection).
Besarnya konveksi tergantung pada :
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
# viscositas fluida
# kecepatan fluida
# perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
# kapasitas panas fluida
# rapat massa fluida
# bentuk permukaan kontak
Konveksi : H = h x A x T
Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan satu fenomena
permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur
bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta
kedudukan permukaan itu adalah yang utama.
Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini
hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat
ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus dibawa ke suhu yang
sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan
memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai
akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor akhirnya tersebar pada seluruh zat (Dewitt 2002).

c)         Radiasi
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetik.
Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang
lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau
permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang,
tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan
atau obyek-obyek yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara hampir
seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya, udara yang jenuh tak dapat
menerima kelembaban tubuh, sehingga pemindahan panas tak dapat terjadi melalui penguapan.
Pengondisian suatu ruang seharusnya meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni
terlalu panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu dingin. Tujuan ini
tercapai dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari segi suhu, uap air
(kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi). Kebersihan udara dan
hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi kenyamanan tambahan yang harus
dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan.
d)        Evaporasi
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas hanya dapat
kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban
dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.

2.         Energi panas dalam bidang kesehatan


a.         Efek Panas
Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya melakukan
pengamatan dan diskusi adanya pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari mendiskripsikan
hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas,gerak, [br]efek samping kemoterapi dan
radioterapi timbul karena obat-obat tersebut sangat adalah terapi dalam ruang lingkup luas
meliputi system kesehatan, modalitas, aktivasi cakra (pusat penyalur energi) dalam tubuh dapat
menjaga dasar hampir sama dengan energi lain seperti energi panas atau energi listrik. [br]lima
rasa dianggap sangat penting dalam diet timur karena pengaruh ini disebabkan karena es
mempunyai energi dingin dan air panas mempunyai energi panas. regio internal; sehingga efek
dari pergerakan energi makanan ini akan merasa harus melakukan sesuatu walaupun ia tidak
menguasai bidang pengobatan. [br]seperti halnya pada kompor, untuk memperoleh energi panas
harus setiap kali . kelenjar tiroid mempunyai efek mempercepat proses oksidasi dalam tubuh.
[br]perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu daerah ke
daerah di bidang kesehatan : simulasi aliran darah dalam pembuluh darah arteri dan vena ,
menjelaskan efek pernapasan dari partikael-partikel [br]berbagai isu global dan nasional yang
perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang terutama dalam bidang pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, tahun sebelumnya serta memiliki dampak jangka panjang bagi
keberlanjutan pelaksanaan serta energi terbaharukan diantaranya panas bumi, angin, dan surya.
[br] terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, tujuan dan sasaran pada
pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak; serta energi terbaharukan diantara-
nya panas bumi, angin, dan surya.

b.             Penggunaan energi panas dalam pengobatan


1)            Metode Konduksi
Pada metoda KONDUKSI pemindahan energi panas bergantung pada :
• Luas daerah kontak
• Perbedaan suhu
• Lama melakukan kontak
• Material konduksi panas
Contoh : Kantong air panas, handuk panas, mandi uap, lumpur panas, parafin bath, elektrik
pads ,dll

2)        Metode Radiasi
• Dipegunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan sinar matahari atau
nyala api
• Sumber radiasi dapat berasal dari : electric fire, infra merah dll
• Metode adiasi biasanya lebih efektif daripada metode konduksi karena penetrasi jaringan lebih
dalam

3)        Metode Elektromagnetis
Ada dua metode yang dipakai untuk transfer ke dalam jaringan tubuh :
1 .Diatermi gelombang pendek :
- Teknik kondensor , dimana tubuh diletakkan diantara dua metal plate elektrode kemudian
dialiri arus listrik. Dengan adanya aliran arus AC, maka terjadi kenaikan suhu dan tubuh menjadi
terpanaskan.
-       Teknik Induksi , dimana tubuh dililiti kabel dan dialiri arus listrik akan menimbulkan
medan magnet bolak balik pada jaringan dan medan magnet itu akan menimbulkan suatu arus
yang mempoduksi panas pada daerah besangkutan.

2. Diatermi gelombang mikro : termasuk gelombang radio pada frekwensi yang sangat tinggi.
Energinya antara gelombang pendek dan infra merah. Biasanya digunakan diantaranya pada
penyakit :
• Patah tulang
• Radang tendon
• Arthritis

3.      THERMOGRAFI
a)      Dasar thermografi
Termografi adalah metode diagnosa yang didasarkan pada perbedaan temperatur antar jaringan
dari tubuh manusia. Distribusi temperatur yang bervariasi ini bisa disebabkan karena faktor fisik
eksternal dan juga faktor internal seperti metabolisme dan aktivitas jaringan yang dekat dengan
kulit. Menurut Max Planck (1901), basis mengenai besarnya radiasi pada tubuh manusia saat
temperatur 300 K (27 oC) akan memberika spektrum radiasi gelombang Infra Red berkisar
antara 0,8 mikrometer hingga 1 milimeter.
enis Termografi Ada dua, yaitu:
Kulit -> radiator infra merah yang efisien. Suhu di permukaan kulit dipengaruhi proses yang
menimbulkan panas di jaringan bawah kulit : peradangan, gangguan sirkulasi darah, tumor aktif.
1.  Termografi dengan prinsip keseimbangan panas
Dibuat dari lempeng tipis nitrat sellulosa dan dilapisi dengan minyak tipis    pengabsorbsi panas.
Permukaan kulit yang telah mencapai keseimbangan panas memberi warna pada suhu tertentu.
Pada kulit normal akan berwarna hijau, bila suhu tidak ada akan terjadi perubahan warna film
sellulosa dari coklat menjadi kemerah-merah.
2.   Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas
Dengan menggunakan kamera infra merah, panas yang dipancarkan kulit berupa radiasi infra
merah oleh susunan optis dijatuhkan ke detektor infra merah menjadi diskontinu.
b)     Penggunaan Termografi untuk Diagnostik
Berdasarkan setiap benda yang memancarkan radiasi ( W = e T  ) maka pada tahun 1950 telah
ada usaha untuk membuat termogram dari infrared radiasi permukaan tubuh manusia. Dan tehnik
ini banyak dipergunakan dalam bidang klinik.
Ø  Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik termografi antara lain:
·    Carcinoma mammae
·     Vascular desease (penyakit pembuluh darah)
·     Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes.
·     Untuk Cereberal Vascular Desease
·     Arthritis akut.
·     Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut)
·     Primary erythemalgia.

PENERAPAN PENGATURAN SUHU TUBUH


1.     TRANSFER PANAS
a)    Konduksi
b)    Konveksi
c)     Radiasi
d)    Evaporasi
2.     ENERGI PANAS DALAM BIDANG KESEHATAN
a)    Efek panas
b)    Pengguanaan energi panas dalam pengobatan
 Metode Konduksi
 Metode radiasi
 Metode Elektromagnetis
3.     THERMOGRAFI
a)    Dasar thermografi
b)    Penggunaan termografi untuk diagnostik

HYDRODINAMIKA DAN PENERAPAN NYA DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN
1.         Pengertian Hydrodinamika
Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Fluida adalah zat
yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Hidrodinamika juga dapat didefinisikan
sebagai penelitian mengenai zat cair yang mengalir meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-
lapisan zat yang melakukan gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan  rumus dengan
persyaratan-persyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1.  Zat cair tanpa adanya geseran dalam  (cairan tidak viskos)
2.   Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan, arah maupun
besarnya (selalu Konstan)
3.   Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4.   Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh dan mengalir
sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas)

a.  Aliran darah
Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya
tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield pressure. Tekanan
minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu sebesar 20
mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan aliran darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat
keluarnya darah dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang
dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit. Secara umum sistem sirkulasi darah
dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1.  Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh
tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2.  Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke
paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
Aliran darah dalam sistem sirkulasi di tubuh manusia secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.      Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriole
--> Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule --> vena --> Vena Cava (Vena Cava Inferior
dan Vena Cava Superior) --> Jantung (atrium/serambi kanan).
2.      Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis --> Paru
--> Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).
Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6
liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-
paru tanpa henti.
b.      Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan mengendapnya
eritrosit dari suatu monter atau sampel darah yang diperiksa dalam  suatu alat tertentu yang
dinyatakan dalam  mm/ jam.  LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asingnya :
-      BBS (Blood Bezenking Snelheid)
-      BSR (Blood Sedimentation Rate)
-      BSE (Blood Sedimentation Erythrocyte)
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel darah
merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium
cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan
cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria
0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan
untuk pria 0 — 10 mm/jam.
c.       Hukum Fisika yang berhubungan dengan tekanan pada tubuh Manusia
1.  Hukum Boyle: Untuk setiap gas pada suhu tetap, volume berbanding terbalik dengan tekanan.
P1 x V1 = P2 x V2
2.  Hukum Charles: Tekanan berbanding terbalik dengan suhu. Pada manusia hukum ini dipakai
pada mekanisme bernafas dan respirasi
3. Hukum Dalton (Hukum Tekanan Parsial): Tekanan gas sebanding dengan persentase
campuran gas-gas yaitu tekanan parsial satu gas adalah Jumlah gaya pada dinding yang
mengelilinginya
4.  Hukum Henry: Berat gas terlarut dalam volume cairan tetap pada suhu tertentu sebanding
dengan tekanan. Pada penyelam,bertambah dalam menyelam bertambah besar tekanannya,
penurunan yang tiba-tiba yaitu bila penyelam naik ke permukaan dengan cepat menimbulkan
gelembung gas dalam darah yang dapat menyumbat kapiler.
5.  Prinsif Pascal: Tekanan yang diberikan pada semua zat cair dalam bejana tertutup, diteruskan
kesemua arah dengan besar yang sama contohnya pada vesca urinaria, begitu juga benda yang
terletak dalam cairan, mempunyai tekanan yang sama pada seluruh permukaan.Contohnya: Janin
di dalam cairan amnion, ia terlindung dalam cairan yang mengelilinginya, yang meneruskan
dengan tekanan sama tidak menjadi masalah walaupun orangnya aktif.
d.      Tekanan darah
Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting selain denyut nadi, frekuensi nafas
dan suhu. Tanda vital ini mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang, bahkan juga
kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Pada dewasa muda tekanan sistolik adalah 120
mmHg, dan tekanan diastolik adalah 80 mmHg. Perbedaan antara kedua tekanan disebut tekanan
nadi yaitu 40 mmHg. Jenis tekanan darah dapat dibedakan sebagai berikut:
1.  Tekanan sistol: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung, merupakan tekanan yang
dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan darah keluar jantung. Pada orang
dewasa normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg
2.  Tekanan diastol: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung, suatu tekanan di dalam
pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada orang dewasa tekanan diastol berkisar 80 mm Hg
3.  Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistol dan diastol.
e.  Tekanan Bola Mata
Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan oleh adanya tekanan cairan yang bening dalam bola
mata (Aqueous Humour) yang menghantarkan cahaya ke retina. Untuk mempertahankan suatu
penglihatan yang jelas, dimensi dari mata sangat menentukan. Dengan perobahan 0,1 mm saja
mengakibatkan efek  yang nyata pada ketajaman penglihatan. Tekanan bola mata yang normal
adalah 12 s/d 23 mm Hg yang diukur dengan alat Tonometer . Aqueous Humour sebagian besar
terdiri dari air yang dihasilkan oleh mata terus menerus dan suatu sistem drainage.
Sumbatan dari sistem dranage akan menyebabkan peninggian tekanan mata, peningkatan ini
akan membatasi aliran darah sehingga dapat menimbulkan keadaan glaukoma yang ditandai
dengan sakit kepala.
f.   Tekanan Dalam Kandung Kemih
Peninggian tekanan didalam kandung kemih & spinchter ureter berhubungan erat dengan
jumlah urine yang terkandung didalamnya, sifat kandung kemih dapat mengalami pergangan
oleh penambahan volume. Tekanan dalam kandung kemih dapat diukur dengan memasukkan
kateter yang mempunyai ukuran tekanan melalui urethera sampai kekandung kemih. Secara
langsung tekanan dapat diukur dengan memasukkan jarum melalui dinding perut kedalam
kandung kemih.Tekanan kandung kemih akan meningggi waktu kita batuk, mengedan dan
jongkok. Keadaan stress bisa juga menyebabkan peninggian tekanan didalam kandung kemih
disebabkan nervous.Alat untuk mengukur tekanan dalam kandung kemih disebut sistometer.

2.              Contoh-contoh alat yang digunakan dalam pelayanan kesehatan/ kebidanan yang


berkaitan dengan hydrodinamika

1.      Sphygmomanometer (Tensimeter)
Sphygmomanometer atau Blood Pressure Manometer, dikenal dengan nama Tensimeter.
Kegunaannya yaitu untuk mengukur tekanan darah tubuh, berapa angka sistol (pada waktu
jantung kuncup) dan berapa angka diastol (pada waktu jantung mengembang kembali).
Sphygmamometer terdiri dari manometer air raksa, pressure cuff, dan stetoskop. Pressure cuff
dipasang pada lengan kemudian dipompa perlahan-lahan dengan tujuan aliran darah dapat distop,
tampak air raksa dalam tabung naik pada skala tertentu, kemudian pressure cuff dilepas secara
perlahan-lahan.
Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat diatas arteri brakhialis, melalui stetoskop
akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah yang disebut bunyi Korotkoff (suara K). K ini
adalah tekanan sistolik.   
   2.      Tonometer
Tonometer adalah suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan  untuk mengetahui  TIO
(Tekanan Intra Okuler) pada mata. Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan intra okuler apakah
si penderita menderita glukoma atau tidak. Satuan tonometer adalah Hg atau Torr. Harga normal
tekanan intraokuler 12-23 mm Hg.

3.   Sistometer
            Sistometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan kandung
kemih.  Alat sistometer terdiri dari pipa kapiler yang mengandung skala dalam cmH2O. Pipa
kapiler ini dihubungan dengan jarum melalui pipa karet.

HYDRODINAMIKA DAN PENERAPANNYA DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN

1.      PENGERTIAN HYDRODINAMIKA
2.      CONTOH – CONTOH ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN / KEBIDANAN YANG BERKAITAN DENGAN HYDRODINAMIKA
GAYA PADA TUBUH
1.          GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN STATIS
Gaya2 pada Tubuh tubuh02Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang
bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh. #Gaya
pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat tubuh. #Gaya dalam tubuh >>> seringkali td
disadari ex Gaya otot jantung, gaya otot paru-paru Gaya pada tubuh ada 2 tipe : 1. Gaya pada
tubuh dlm keadaan statis. 2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis. Berikut ini adalah
beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis: Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai
Sistem Pengumpil Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah
gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi
sebagai sistem pengumpil. Ada 3 kelas sistem pengumpil : pengumpila. Klas pertama Titik
tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot Contoh: kepala & leher b. Klas Kedua Gaya berat
diantara titik tumpu dan gaya otot. contoh: tumit menjinjit c. Klas Ketiga Gaya otot terletak
diantara titik tumpuan dan gaya berat Contoh: otot lengan Gaya paling sering diterapkan untuk
menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik
didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya
dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya
keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain
Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan 1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang
menyehatkan Tulang Belakang? Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja
nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya
untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae),
dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau
diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang
menyerupai huruf S. 11 Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan
dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung
bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan
pergerakan. Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia
menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari
populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang.
Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena
beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur
tubuh yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis
lurus ke bawah. Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya
pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai
dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan
berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf
S. 135 Kelebihan dari posisi ini adalah: Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan
memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan
varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh
akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik,
mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi. 2. Traksi dalam Praktik
Klinik Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani
fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan
mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit,
dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan. Prinsip Traksi adalah menarik tahanan
yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik
tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi.
Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995).
 
2.    GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN DINAMIS
Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis lGaya pada tubuh è dapat kita ketahui ex
menabrak meja. lGaya dalam tubuh è td diketahui ex Gaya otot. Dasar asal mula gaya adalah
gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda, misalkan berat badan, ex terjadinya varises. Gaya
pada tubuh ada 2 tipe : 1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis. 2. Gaya pada tubuh dalam
keadaan dinamis.
GAYA PADA TUBUH

1.      GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN STATIS

2.      GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN DINAMIS

ANALISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK


A.  Analisa Gaya
Gaya adalah besaran fisis yang menyebabkan suatu benda bergerak ranslasi.
Tehnik untuk menghitung gaya-gaya pada benda dalam kesetimbangan dapat juga diterapkan
pada tubuh manusia. Ini sangat berguna dalam mempelajari gaya-gaya pada otot, tulang dan
sendi. Otot dan sendi pada tubuh secara umum menjadi sasaran menahan gaya-gaya besar.
Gaya yang bekerja pada suatu benda atau juga tubuh manusia bisa gaya vertikal, gaya horizontal,
dan gaya yang membentuk sudut dengan bidang horizontal atau vertikal.
                                                                                                                         
1.             Gaya vertikal dan kegunaan klinik
Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan sekitar 120m per detik.
“ketika suatu benda memberikan gaya pada kedua benda, benda kedua akan memberikan gaya
yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”

2.             Gaya horizontal dan keguanaan klinik


Ada dua gaya yang bekerja pada sebuah benda dengan arah yang sama maka total gaya yang
diperoleh sebesar : S = F1 + F2
Contoh : dalam aplikasi kebidanan adalah bantuan dorongan yang dilakukan pada perut
saat memberi bantuan melairkan. Dimana total gaya (S) adalah penjumlahan dari gaya yang
diberikan dari luar (F1) dan gaya dorongan (Kontraksi) yang dilakukan ibu melahirkan (F2).
3.             Gaya yang membentuk sudut
Gaya yang dilakukan membentuk sudut dengan garis vertikal maupun horizontal.
Contoh : saat penarikan stretcher
Penggunaan Klinik
- Traksi tulang
- Traksi otot
- Traksi kulit
Gaya yang membentuk sudut----> S=gaya penjumlahan yg mrpk vektor F1 dan F2

TEORI GELOMBANG
A. Pengertian 
 Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat
diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-
hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan
sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai
dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7
Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

1.        Macam-macam gelombang arus istrik

1 .Listrik arus bolak-balik (AC).


arus bolak-balik atau dalam bahasa bakunya disebut Arus AC atau Alternating Current. Pada
umumnya listrik arus bolak-balik ini banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sebagai penerangan rumah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti menjalankan kipas angin,
setrika, dan lain-lain.
Listrik arus bolak-balik ini dihasilkan oleh sumber pembangkit tegangan listrik yang dinamakan
Generator Arus Bolak-balik yang terdapat pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik.
Pada umumnya tegangan listrik yang dipergunakan untuk keperluan umum sudah distandarisasi
secara nasional yaitu 110V dan 220V/AC dengan frekuensi sebesar 50Hz.
Perlu diperhatikan bahwa tegangan listrik baik yang 110V maupun 220V/AC selain berguna bagi
manusia, juga sangat berbahaya apabila memperlakukannya kurang hati-hati, hindari jangan
sampai aliran listrik tersebut tersentuh oleh tangan apalagi oleh anak-anak.
2. Listrik arus searah (DC).
Arus searah atau dalam bahasa bakunya disebut Direct Current atau Arus AC. Kalau kita
perhatikan lampu penerangan yang terdapat pada kendaraan bermotor, sumber listriknya tidak
lain berasal dari battery atau akumulator (accu).
Battery adalah termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan tegangan listrik arus searah
(DC).
Dengan perkembangan tekologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan
dengan cara merubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan
suatu alat yang disebut dengan power supply atau adaptor, alat ini fungsinya sama denga trafo
charger yang terdapat pada handphone.
3. Arus dalam rangkaian
Arus listrik adalah muatan listrik yang bergerak di dalam sambungan atau dalam
komponen. Seandainya arus yang keluar dari suatu tempat lebih kecil dari pada arus yang masuk
ke tempat itu, maka muatan ditempat itu akan terus bertambah banyak. Tetapi hal ini tidak
mungkin terjadi karena arus listrik yang masuk ke satu tempat selalu akan keluar dari situ juga.
Arti dari hukum fisika ini untuk suatu rangkaian bisa di uraikan sebagai berikut: kalau ada
rangkaian seri, berarti tidak ada percabangan dalam aliran listrik maka arus selalu sama pada
setiap bagian dari rangkaian seri itu. Kalau ada titik percabangan yang mana aliran arus
bercabang dalam suatu rangkaian, maka jumlah arus yang masuk kedalam titik percabangan itu
selalu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik dari percabangan itu.
4. Arus searah murni
5.      .Faradik
6.      .Surged faradik/sentakan faradik
7.      .Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8.      .Gulvanik yang interuptus
9.      .Arus gigi gergaji

2.   Macam- macam gelombang Potensial aksi


Potensial aksi merupakan fenomena keseluruhan atau tidak sama sekali (all or none) yang
berarti bahwa begitu nilai ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo dari potensial aksi
akan selalu sama, dengan segala macam intensitas dari rangsangan. Potensial aksi terjadi bila
suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial
aksi memiliki kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai
ambang.
Perambatan potensial aksi (gelombang depolarisasi) terjadi apabila terdapat perambatan
potensial aksi ke segala jurusan sel membran. Baik sinapsis (hubungan antara dua buah saraf)
maupun neuromyal junction (hubungan saraf dengan otot) memiliki kemampuan meneruskan
gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya.
 Macam-macam gelombang potensial aksi:
1)      Gelombang potensial aksi dari akson
2)      Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris
3)      Gelombang potensial aksi dari sel oto jantung

3.   Syarat- Syarat listrik tubuh


Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel
tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh
informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
a.         EMG (Elektromiogram),
Yaitu pencatatan potensial otot biolistrik selama pergerakan otot. Ada 25-2.000 serat otot(sel),
dihubungkan dengan syaraf via motor end plate. EMG bisa digunakan untuk mengukur sel otot
tunggal maupun pada beberapa serat otot.  Elektrode permukaan diletakkan pada permukaan
kulit untuk mengukur isyarat listrik dari sejumlah unit motoris. Electrode jarum konsentris
dimasukkan ke dalam kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal.
b.    ENG (elektroneurogram)
Tujuannya untuk mengetahui keadaan lingkungan, untuk mengetahui kecepatan konduksi syaraf
motoris dan sensosris, untuk menentukan penderita miastenia gravis. Kecepatan normal 
konduksi saraf motoris berkisar 40-60 m/detik. Apabila kecepatan < 10 m/detik merupakan
pertanda kelainan saraf.
c.    ERG (Elektroretionogram)
Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang ada pada retina mata yang di
kerjakan melalui rangsangan cahaya pada retina. Isyarat ERG sangat kompleks, karena
merupakan sumasi efek yang terjadi di dalam mata. Bila gelombang B tidak tampak pada ERG,
berarti retina penderita mengalami retinitis pigmentosa.
d.   EOG (Elektrookulogram)
Suatu pengukuran/pencatatan berbagai potensial pada kornea-retina sebagai akibat perubahan
posisi dan gerakan mata.
e.    EGG (Elektrogastrogram)
Merupakan EMG yang berkaitan gerakan peristaltic traktus gastrointestinalis.
f.     EEG (Elektroensefalogram)
Yaitu pencatatan isyarat listrik otot. Pencatatan potensial aksi listrik otak merupakan sumasi dari
potensial aksi sel saraf di dalam otak. Amplitudo dari isyarat EEG merupakan gelombang denyut
demi denyut (peak to peak) dengan jarak antara 10 mV-100mV pada frekuensi di bawah 1 Hz
sampai lebih 100 Hz. Pemeriksaan EEG bertujuan untuk menggantikan fungsi EKG sebagai alat
monitor saat operasi, mendiagnosis epilepsy dan klasifikasi epilepsy, menunjukkan tumor otak
(aktivitas listrik pada daerah tumor otak akan menurun). Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz,  pada
penderita berjaga memiliki frekuensi di atas 13 Hz. Ada 4 grup frekuensi normal isyarat listrik
EEG, Delta (lambat ; 0,5-3,5 Hz), Teta (menengah ; 4-7 Hz), Alfa ( normal ; 8-13 Hz), Beta
(cepat ; > 13 Hz).
g.         EKG (Elektrokardiogram)
Merupakan pencatatan isyarat biolistrik jantung, di lakukan pada permukaan kulit. Irama jantung
diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan spontan pada SA Node.

4. Jenis – jenis alat Kedokteran Yang Berkaitan dengan Teori Gelombang


a)        EEG (Elektroensefalograf)
Bila ditempatkan electrode pada kulit kepala dan mengukur kegiatan elektris , akan ditemukan
sinyal elektris kompleks yang lemah. Potensial listrik dihasilkan melalui proses sinkronisasi
berselang-seling yang melibatkan syaraf pada permukaan otak (cortex), dengan kelompok-
kelompok berbeda menjadi sinkron pada waktu singkat yang berbeda. Rekaman sinyal inilah
yang disebut elektroensefalogram.
Alat yang digunakan untuk merekam sinyal ini disebut Elektroensefalograf. Elektrode yang
digunakan berupa disket kecil perak berklorida, terdiri dari dua macam ; electrode jarum
(permukaan kulit) dan electrode reference yang dipasang pada kedua daun telinga. Elektrode
dipasang di 10-20 saluran (standard internasional), secara rutin hanya 8-16 saluran electrode
yang dipakai & dicatat serentak, jarak tiap-tiap electrode dengan interval 10% dan 20%.
Frekuensi sinyal EEG tampak terikat pada aktivitas mental seseorang.  Amplitudo EEG 
meningkat dan frekuensi menurun seiring seseorang tertidur lebih lelap.
EEG yang diambil selama tidur menunjukkan pola frekuensi tinggi = paradoxical sleep atau 
Rapid Eye Movement (REM) karena mata bergerak selama periode ini. Hal ini timbul berkaitan
dengan mimpi.
b)   EKG (Elektrokardiograf)
Depolarisasi dan repolarisasi otot-otot jantung menyebabkan arus mengalir ke dalam torso,
menyebabkan potensial listrik pada kulit. Rekaman potensi jantung pada permukaan kulit disebut
elektrokardiogram (ECG). Alat yang digunakan untuk merekam potensial listrik jantung disebut
Elektrokrdiograf.
Permukaan electrode untuk mendapatkan gambaran EKG (terdiri dari 12 lead), diletakkan di :

a.    lengan kiri (LA)


b.    lengan kanan (RA)
c.    kaki kiri (LL)
d.    V1 (Ruang iga IV pada garis sternal kanan)
e.    V2 (Ruang iga IV pada garis sternal kiri)
f.    V3 (Terletak di tengah antara V2 dan V4)
g.    V4 ( Ruang iga V garis tengah Klavikula Kiri)
h.    V5 ( Ruang iga V garis aksilla depan kiri)
i.    V6 (Ruang iga V garis aksilla tengah kiri)
            Masing- masing pencatatan EKG, memetakan proyeksi vector kutub elektris atau aktifitas
elektris jantung, melalui setiap bagian lingkarnya. Kegiatan elektris utama untuk siklus jantung
yang normal antara lain :
a.    Depolarisasi serambi jantung yang memproduksi gelombang P
b.    Polarisasi ulang serambi jantung yang jarang terlihat dan tidak
berlabel
c.   Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS
d.   Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T
PR segment menunjukkan berhentinya impuls pada AV Node (Tidak ada transmisi impuls di AV
Node) ST Segment menunjukkan tidak adanya transmisi impuls disebabkan adanya periode
refrakter di sel miokardium Bentuk gelombang EKG ada yang positif dan negative tergantung
pada arah kutub vector elektris dan polaritas serta posisi elektroda dari alat pengukur.

ANALISISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK

1.      GAYA VERTIKAL DAN KEGUNAAN KLINIK


2.      GAYA HORISONTAL DAN KEGUNAAN KLINIK
3.      GAYA YANG MEMBENTUK SUDUT

TEORI GELOMBANG
1.      MACAM-MACAM GELOMBANG ARUS LISTRIK
2.      MACAM- MACAM GELOMBANG POTENSIAL AKSI
3.      SYARAT –SYARAT LISTRIK TUBUH
4.      JENIS-JENIS ALAT KEDOKTERAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI GELOMBANG

asTEY

ULTRASONIK
1.1  DAYA ULTRASONIK
Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa
didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan,
seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi, sedangkan kelelawar menggunakan
gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini, gelombang ultrasonik merupakan
gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang suara (sonik). Gelombang ultrasonik dapat
merambat dalam medium padat, cair dan gas. Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di
permukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa, maka
jenis gelombang ini akan diserap.
Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi elektronik dihasilkan
oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang diinduksikan oleh resonans dengan suatu
medan listrik bolak-balik yang dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik
menjadi tidak periodik yang disebut derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai
superposisi gelombang-gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar.
Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan mudah
difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul dan gelombang
datang seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan.
Contoh hewan yang dapat mendengar gelombang Ultrasonik yaitu lumba-lumba, kelelawar,
paus dll. Frekuensi dan daya ultrasonic yang dipkai dalam bidang kedokteran menurut
kebutuhan, apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagnostic maka frekuensi yang digunakan
sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonic ditingkatkan
sampai 1 W/cm2 akan dipakai sebagai pengobatan, sedangakan untuk merusakkan jaringan
kanker dipakai daya 103 W/cm2tu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti
lu
2.1  Prinsip penggunaan Ultrasonikmb
1. Mengukur kedalaman laut
Mengukur dalamnya laut dilakukan dengan suatu alat fathometer. Alat ini menghasilkan bunyi
ultrasonik berupa pulsa-pulsa. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh dasar laut dan akan
diterima kembali. Dengan mengukur interval waktu antara dikirimnya pulsa sampai diterimanya
kembali, maka kedalaman laut dapat diukur, sehingga kedalaman laut adalah ½ s.
2. Memeriksa bagian dalam tubuh
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke bagian tubuh yang
hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh organ-organ tubuh bagian dalam.
Masing-masing organ mempunyai struktur, kerapatan, dan kelentingan yang berbeda. Dengan
mengukur waktu relatif dari gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-
kedalaman organ. Berdasarkan data kedalaman dan arag gelombang pantul, komputer akan
membentuk bayangan bagian dalam tubuh.
Salah satunya dengan ultrasonic transducer.
Ultrasonic tranducer paling lazim dipakai untuk memantau janin pada wanita hamil, sistem arteri
pada penderita lemah jantung, mengamati gangleon pada pasien penderita lemah atau kelainan
otak, selain memanfaatannya pada bidang oceanographi, misalnya kedalaman laut, mengamati
terumbu karang dan tentu saja jenis dan jarak peasawat amphibi dan submarin, baik fihak
kawan maupun lawan disaat perang terutama, juga pada masa damai, mungkin juga untuk
memantau posisi satelit, atau posisi dan kecepatan suatu pesawat ruang angkasa, meteorit
atau asteroid dan gugus bintang yg relatif dekat dari BimaSakti.
3. Kaca mata orang buta
Dengan menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima gelombang ultrasonik.
Pulsa ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan memantulkan pulsa tersebut dan ditangkap
kembali oleh alat tersebut. Pulsa pantul ini diubah menjadi bunyi yang memberitahkan kepada
orang tersebut berapa jauh suatu benda dengan dirinya.
4. Memeriksa kerusakan logam
Dengan menggunakan sistem pantulan ultrasonik yang dapat mengetahui kedalaman benda
yang dideteksi, maka dapat diperiksa keretakan-keretakan pada titik sambungan las logam.
Teknik ultrasound juga sering dimanfaatkan untuk menganalisa bagian-bagian pesawat yang
mengalami kerusakan atau karat.a-lum
ba menggunakannya u
3.1   Penggunaan gelombang Ultrasonik dalam bidang kedokteran
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombng ultrasonic dan sifat gelombang bunyi ultra,
maka gelombang ultrasonic digunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
A. Ultrasonik sebagai Pelengkap Diagnosis

Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonic
mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan akan
diteruskan ke amplifer berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh
CRT (Ossiloskop).

Gambaran yang diperoleh CRT tergantung teknik yang dipergunakan. Ada tiga macam metode
dalam memperoleh gambaran yaitu :

1. A skanning

Disini yang akan dicari adalah besar amplitudo sehingga disebut A- Skannning.

S= sekat Gambar Skema Dasar A- Skanning.

Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transducer akan mencapai dinding B,
kemudian dipantulkan ke dinding A dan diterima oleh transduser ( T )

Gambaran yang ditangkap pada CRT/ ossiloskop

2. B- Skanning

B- Skanning disebut pula Bright scanning. Metode skanning ini, banyak dipakai di klinik oleh
karena metode ini bias memperoleh pandangan atu gambaran 2 dimensi dari bagian tubuh.
Prinsip B- Skanning sama dengan A- Skanning, hanya saja pada B- Skanning transducernya
digerakkan ( Moving ) sedangkan pada A- Skanning transducernya tidak digerakkan.    

Gerakan transducer mula- mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot ( dot ini
disimpan pada CRT ), kemudian transducer digerakkan kea rah lain menghasilkan echo pula
sehingga kemudian tercipta suatu gambaran 2 dimensi.
Skematik B- Skanning

( a ) ( b ) Gerakan transduser mula-mula Gerakan transduser berikutnya

( a’ ) ( b’ ) Pada B- Skanning ini, operator boleh memilih 2 metode control pada alat elektronik,
untuk mencapai nilai ambang, agar memperoleh gambaran yang dikehendakinya, maka dipakai
alat control leadinh- edge display. Untuk mengatur cahaya benderang pada layar TV ( =
CRT=Tabung Sinar Katode ) yang sebanding dengan besarnya echo atau gema yang
dihasilkan oleh transducer ultrasonic, maka dipakai alat gray-scale display.

3. M- Skanning

M- Skanning atau modulation scanning ini merupakan 2 metode yang digunakan dalam kaitan
untuk memperoleh informasi gerakan alat- alat dengan mempergunakan ultrasonic. Misalnya
dalam hal mempelajari gerakan jantung dan gerakan vulva, atautekhnik doppler yang
dipergunakan untuk mengukur aliran darah. Pada M- Scanning dimana A akan dalam keadaan
stasioner sedangkan echo yang terjadi berupa dot dari B skan.

4.1   Hal – hal yang di diagnosis dengan ultrasonik


Sesuai dengan metode skanning yang dipakai maka ultrasonic dapat dipergunakan untuk
diagnosis :
1. A- Skanning
Mampu mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), member informasi tentang
penyakit- penyakit mata, daerah atau lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah
cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor tumor retina.
2. B- Skanning
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung,
usus, mata, mammae, jantung janin.
b. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus atau kandung peranakan
dan kasus- kasus perdarahan yang abnormal, serta treatend abortus ( abortus yang sedang
berlangsung ).
c. Lebih banyak member informasi dari pada X- Ray dan sedikit resiko yang terjadi. Misalnya X-
Ray hanya dapat medeteksi kista yang radioopaque, sedangkan B- Skanning lebih banyak
member petunjuk tentang tipe berbagai kista. 
3. M- Skanning
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (
timbunan zat cair dalam kantong jantung )
b. M- Skanning mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan, berlangsung
untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan 
C. Penggunaan Ultrasonik dalam pengobatan
Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonic mempunyai efek kimia dan biologi maka
ultrasonic dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonic memberi efek kenaikan
temperature dan peningkatan tekanan,efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energy
bunyi dengan demikian ultrasonic dipakai sebagai diatermi atau pemanasan.
Daya ultrasonic yang dipakai sebesar beberapa W/cm² dilakukan dalam 3-10 menit, dua kali
sehari, seminggu dilakukan 3 kali. Gelombang ultrasonic berbeda dengan gelombang
elektromagnetik dan panas yang ditimbulkan oleh ultrasonic sangat berbeda dengan microwave
diathermi. Hal ini dapat ditunjukkan melalui grafik.
Ultrasonik sebagai diatermi, intensitas yang dipakai 1-10 W/cm² dengan frekwensi sebesar
1MHz pemindahan amplitude sebesar 10W/cm² kedalam jaringan ± 106 cm maksimum tekanan
5 ATM. Tekanan mula-mula maksimum, berubah menjadi minimum dengan panjang gelombang
½λ; untuk 1MHz gelombang kedalam jaringan sebesar ½λ= 0,7 mm.
Selain itu ultrasonic dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas(kanker) sel-sel ganas
akan hancur pada beberapa bagian sedangkan didaerah lain kadang-kadang menunjukkan
rangsangan pertumbuhan, masih diselidiki lebih lanjut. Pada penderita Parkinson penggunaan
ultrasonic dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan untuk memfokuskan
bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit maniere( maniere’s disease) dimana
keadaan penderita kehilangan pendengaran dan kesetimbangan,apabila diobati dengan
ultrasonic dikatakan 95% berhasil baik, ultrasonic menghancurkan jaringan dekat telinga
tengah, 
Skema dasar ultrasonic
5.1   Penggunaan Ultrasonik dalam pengobatan

1. Daya ultrasonik.
Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai dalam dibidang kedokteran disesuaikan menurut
kebutuhan:
F sebesar 1 – 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm dipakai untuk diagnostik. Apabila daya
ditingkatkan sampai 1 W/cm dipakai dalam pengobatan edangkan untuk merusak jaringan
kanker dipakai daya 10 W/cm .
Efek gelombang ultrasonik:
1. Mekanik
Yaitu menimbulkan disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu
empedu.
2. Panas
Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.
3. Kimia
Menyebabkan proses oksidasi dan hidrolisis pada ikatan tertentu.
4. Biologis
Gabungan dari berbagai efek:
  pelebaran pembuluh darah
  peningkatan permeabilitas membran sel darah.
  peningkatan aktifitas sel.
  Otot mengalami paralyse, bakteri dan virus mengalami kehancuran.
  Keletihan apabila daya ditingkatkan
ULTRASONIK

1.      DAYA ULTRASONIK

2.      PRINSIP PENGGUNAAN ULTRASONIK

3.      PENGGUNAAN GELOMBANG ULTRASONIK DALAM BIDANG KESEHATAN


4.      HAL-HAL YANG DIDIAGNOSIS DENGAN ULTRASONIK

5.      PENGGUNAAN ULTRASONIK DALAM PENGOBATAN

PENGENALAN JENIS ALAT ELEKTRONIK DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

A.    Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG)
1.   Pengertian Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG)
         Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) adalah suatu gambaran grafis dari beda
potensial antara dua titik pada permukaan tubuh. EKG biasanya ada dua macam kotak yaitu
kotak besar dan kecil. Kotak kecil mempunyai ukuran 1mm x 1mm, dan kotak besar mempunyai
ukuran 5mm x 5mm. Dalam EKG ada dua variabel yang digunakan yaitu waktu dan tegangan.
Variabel waktu dinyatakan dalam arah mendatar, dan variabel tegangan dalam arah tegak. Skala
untuk variabel waktu adalah 0,04s/mm atau 25mm/s. Skala untuk tegangan adalah 0,1mv/mm
atau 10mm/mV.
2.   Siklus jantung dalam ECG
Tiap – tiap siklus jantung dalam EKG terdidri atas beberapa komponen, yang diberi nama
berdasarkan definisi sebagai berikut :
1.   Gelombang P adalah defleksi positif pertama sebelum kompleks QRS Interval PR diukur dari
permulaan gelombang P sampai permulaan defleksi garis isoelektrik berikutnya. Interval ini
adalah waktu yang diperlukan impuls listrik dikonduksikan melalui atrium dan Simpul AV
sampai mulai timbul depolarisasi ventrikel.
2.   Kompleks QRS terdiri atas tiga gelombang yaitu Q, R, dan S. Gelombang Q adalah defleksi
negatif pertama sesudah interval PR. Gelombang R adalah defleksi positif pertama sesudah
gelombang P. Gelombang S adalah defleksi negatif yang menyertai gelombang R. Pengukuran
kompleks QRS dimulai dari permulaan gelombang Q (atau gelombang R jika Q tidak ada)
sampai gelombang S mencapai garis isoelektrik (atau tempat gelombang S akan mencapai garis
isoelektrik jika garis ini tidak melengkung ke dalam segmen ST). Segment ST adalah bagian
garis yang berlanjut dari ujung gelombang S sampai permulaan gelombang T.
3.   Gelombang T adalah defleksi (dapat positif atau negatif) yang mengiringi segment ST.
3.   Heart rate
Heart Rate adalah ukuran untuk menyatakan kecepatan denyut jantung, yang dinyatakan dalam
jumlah denyut per menit (beat per menit – bpm). Heart rate dapat diperoleh dari EKG dengan
menghitung jumlah gelombang R selama satu menit. Tetapi cara ini sering dianggap kurang
praktis, sehingga sering digunakan cara lain yang lebih cepat yaitu misalnya dengan menghitung
jumlah gelombang R selama 3 detik kemudian hasilnya dikalikan 20.
Nilai heart rate yang diperoleh dengan cara di atas adalah nilai herat rate rata-rata. Disamping
nilai heart rate rata-rata, terdapat juga nilai heart rate sesaat. Heart rate sesaat diperoleh dengan
mengukur perioda jantung sesaat (perioda RR) Nilai heart rate (HR) sesaat merupakan kebalikan
perioda jantung dikalikan 60, yaitu:
HR = 60/(R-R)       bpm (beat per minute) dengan R-R adalah periode jantung yaitu interval
waktu dari gelombang R ke gelombang R di sebelahnya, dengan satuan s (second). Satuan untuk
heart rate adalah bpm (beat per minute).

B.  Doppler
1.   Pengertian Doppler
Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang
menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk
mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.
2.  Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari Doppler yaitu:
1.   Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor
yang bergerak.
2. Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai
ritme denyut jantung bayi.
3.   Diagnostik Doppler
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan
efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang
ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan
memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang
dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang
dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang
diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter.
Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan
Doppler shift.
Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada
velocimetri Doppler maupun  USG. Untuk fetal Doppler,  agar bisa menangkap suara detak
jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini
dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi
sebagai pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan
gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya
diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan
alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan
akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan
yang diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang
pantulan ultrasound.  
Fetal  Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop
janin .  Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik)
adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar
detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung
janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ. 

C.  Suction
1.   Pengertian
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret
pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.  Sebagian pasien mempunyai
permasalahan di pernafasan yang memerlukan Bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT
(Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk sampai percabangan
bronkus pada saluran nafas. Pasien yang terpasang ETT (Endo Trakeal Tube)
dan ventilator maka respon tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan
sekret yang mana perlu dilakukan tindakan suction
Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter
penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT),traceostomy tube (TT) pada
saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi
sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan
pada klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai
akibat penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus,
perdarahan gaster, infark miokard (Elly, 2000).

2.   Indikasi penghisapan sekret endotrakeal diperlukan untuk


1.   Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenence)
2.   Membersihkan jalan napas (branchial toilet) bila ditemukan :
3.   Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4.   Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk evaluasi.
5.   Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
Penerapan prosedur suction diharapkan sesuai dengan standar prosedur yang sudah ditetapkan
dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien terhindar dari infeksi tambahan karena
prosedur tindakan suction.

D.  Vacum Ekstraksi


1.   Pengertian Vacum Ekstraksi
Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu,
kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat
penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama.
Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari
aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala
yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik
(yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada
prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga
mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).

2.   Syarat dalam melakukan ekstraksi vakum:


1.   Presentasi belakang kepala
2.   Penurunan kepala  HIII+
3.   Ketuban (-)
4.   Tidak ada DKP / panggul sempit
5.   Pembukaan lengkap
6.   Harus ada tenaga mengedan dari ib

3.   Prosedur dalam melakukan ekstraksi vakum:


1.   Ibu tidur dalam posisi litotomi
2.   Persiapan alat vakum
3.  Setelah persiapan vakum selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan serviks,
pada pembukaan lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih adalah mangkuk nomor 5
4.   Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian dipasang di bagian
terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar
5.   Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/ jaringan
yang terjepit.
6. Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2 menit,
kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -
0,6kg/cm2.
7.   Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan traksi , kepala janin
ikut turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi.
8.   Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah dengan
sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada koordinasi yang baik antara tangan
kiri dan kanan penolong
9. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan mangkuk,agar mangkuk selalu dalam
posisi yang benar, sehingga tidak terlepas. sedangkan tangan kanan melakukan tarikan dengan
memegang pada pemegang.
10.Traksi dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti putaran paksi dalam , sampai occiput
terlihat sebagai hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan tangan kiri menahan
perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu
janin.
11. Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan ,dan mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan seperti
persalinan normal biasa.

Ekstraksi vakum dikatakan gagal apabila:


1.   Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali,
2.  Dalam waktu setengah jam dilakukan ekstraksi , janin tidak lahir juga, pilihannya adalah :
a.   Dicoba dengan ekstraksi forceps, asal syarat lainnya juga memenuhi
b.   Dilakukan section cesarean

E.  Alat Monitoring Kesejahteraan Janin


1.   Pengertian alat Monitoring kesejahteraan Janin
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang digunakan
untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia
kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa
signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Pada saat bersalin
kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan
janin aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan pemeriksaan
NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk menimbulkan kontraksi rahim
(his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG. Apabila tampak kelainan pada hasil
pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan melakukan tindakan persalinan dengan segera.
Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan persalinan. Dengan
adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis.
Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil
dan bersalin berjalan dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta
sebaiknya memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya
masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
PENGENALAN JENIS ALAT ELEKTRONIK DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

1.     EKG
2.     DOPLER
3.     SUCTION
4.     VACUM EXTRAKSI
5.     ALAT MONITORING KESEJAHTERAAN JANIS

Anda mungkin juga menyukai