Anda di halaman 1dari 13

PENANGANAN NYERI AKUT

dr. Ranne Balqis


Pendahuluan
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana
individu mengalami dan melaporkan adanya
rasa ketidaknyamanan yang hebat atau
sensasi yang tidak menyenangkan selama
enam bulan atau kurang.
Subjektif :
Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang nyeri
dideskripsikan

Objektif :
Perilaku sangat berhati-hati
Memusatkan diri
Fokus perhatian rendah
(perubahan persepsi waktu, menarik diri dari hubungan sosial,
gangguan proses fikir)
Perilaku distraksi (mengerang, menangis dll)
Raut wajah kesakitan (wajah kuyu, meringis)
Perubahan tonus otot
Respon autonom
(diaforesis, perubahan tekanan darah dan nadi, dilatasi pupil,
penurunan atau peningkatan frekuensi pernafasan).
Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi
menjadi 2 bagian besar, yaitu :
◦ Non Farmakologik intervention :
Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Cutaneus
◦ Farmakologi Intervention
A. NON FARMAKOLOGIK
1. Distraksi

Beberapa teknik distraksi, antara lain :


1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery
II. Relaksasi
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di
dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan
rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa
nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam
beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan
keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini
biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada
klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada
kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan
fikiran pada lengan, perut, punggung
dan kelompok otot-otot lain

6. Setelah klien merasa relaks, klien


dianjurkan bernafas secara perlahan.
Bila nyeri menjadi hebat klien dapat
bernafas secara dangkal dan cepat.
III. Stimulasi Cutaneus
Kompres dingin
Analgesics ointments
Counteriritan, seperti plester hangat.
Contralateral Stimulation, yaitu massage
kulit pada area yang berlawanan dengan
area yang nyeri.
B. Farmakologik
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah
persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan
mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus
dan Korteks Cerebri.
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum
klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan
setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka
analgesik dianjurkan untuk diberikan secara
teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam
setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik,
yaitu :
Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate
seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah
aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal :
persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku
dan perasaan sehat membuat seseorang merasa
lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
Non-narcotics (Mild analgesics)

Mencakup derivat :
Asam Salisilat (aspirin)
Para-aminophenols (phenacetin)
Pyrazolon (Phenylbutazone).

Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi,


seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics)
dengan analgesik ringan (mild analgesics),
contohnya :
Tylenol 3, merupakan kombinasi dari acetaminophen
sebagai obat analgesik non-narkotik dengan codein 30mg.
2. Plasebo

Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti


pada intervensi keperawatan yang
menghasilkan efek pada klien dikarenakan
adanya suatu kepercayaan daripada
kandungan fisik atau kimianya (McCaffery,
1982:22).
Pengobatannya tidak mengandung komponen
obat analgesik (seperti : gula, larutan
garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini
dapat menurunkan nyeri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai