Anda di halaman 1dari 7

PENKES KEPERAWATAN KELUARGA

RELAKSASI

NAMA : MARIA HELENA NEI

NPM : 1714201012

PRODI : KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2020
A. DEFENISI
Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Latihan
nafas dalam adalah cara bernafas yang efektif melalui menarik dan
menghembuskan napas untuk memperoleh nafas yang lambat, dalam dan
rileks.

B. TUJUAN DAN MANFAAT TEKNIK RELAKSASI


Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress
fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh
klien setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat
menghilangkan nyeri, ketentraman hati, dan berkurangnya rasa cemas.
Tujuan relaksasi nafas dalam yaitu agar individu dapat mengontrol
diri ketika terjadi rasa ketegangan dan stress yang membuat individu
merasa dalam kondisi yang tidak nyaman menjadi nyaman.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RELAKSASI


Relaksasi ini menimbulkan respon emosi dan efek menenangkan,
sehingga fisiologi dominan simpatis berubah menjadi dominan sistem
parasimpatis. Sensasi tenang, ringan dan hangat yang menyebar keseluruh
tubuh merupakan efek yang bisa dirasakan dari relaksasi autogenik. Sensai
ringan yang muncul adalah merupakan efek dari ketegangan otot tubuh
yang menurun. Perasaan hangat diekstermitas dapat dijelaskan secara
fisiologis sebagai vasodilatasi pembuluh darah karena aktivasi sistem
parasimpatis.

D. LANGKAH-LANGKAH TEKHNIK RELAKSASI NAPAS DALAM


1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Posisi duduk, setengah duduk atau berbaring.
4. Letakkan kedua telapak tangan berhadapan satu sama lain, dibawah
dan sepanjang batas bawah tulang rusuk depan. Letakkan ujung jari
tengah kedua telapak tangan saling bersentuhan.
5. Ambil nafas dalam secara lambat, menghirup melalui hidung. Rasakan
bahwa kedua jari tengah tangan terpisah selama menarik nafas
(inspirasi). Tahan napas sampai hitungan ketiga (1, 2, 3).
6. Perlahan-lahan menghembuskan nafas melalui mulut (seperti meniup).
Kedua ujung jari tengah akan bersentuhan kembali.
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
RELAKSASI AUTOGENIK

A. RELAKSASI AUTOGENIK
Definisi
Watanabe (2016) mengatakan relaksasi autogenik merupakan suatu
metode yang bersumber dari diri sendiri dan kesadaran tubuh dengan
mengendalikan ketegangan otot dan hati untuk perbaikan tekanan
darah tinggi yang diakibatkan terutama oleh stress. Relaksasi
autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah melalui
auto sugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan tekanan darah,
denyut jantung dan suhu tubuh. Sensasi tenang, ringan, hangat yang
menyebar ke seluruh tubuh merupakan efek yang bisa dirasakan dari
relaksasi autogenik. Perubahan-perubahan yang terjadi selama maupun
setelah relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom. Respon emosi dan
efek menenangkan yang ditimbukan oleh relaksasi ini mengubah
fisiologi dominan simpatis menjadi dominan sistem parasimpatis
(Marleni & Haryani, 2019).
Relaksasi autogenik akan dapat membantu tubuh untuk membawa
perintah melalui autosugesti agar rileks sehingga dapat mengendalikan
pernafasan, tekanan darah, dan denyut jantung serta suhu tubuh.
Imajinasi visual dan mantra-mantra verbal yang akan membuat tubuh
merasa hangat, berat dan santai adalah merupakan standar latihan
relaksasi autogenik (Varvogli, 2011) dalam jurnal (Surmarliyah &
Nasrullah, 2018).
Sensasi tenang, ringan dan hangat yang aka menyebar ke seluruh
tubuh adalah merupakan efek yang bisa dirasakan dari relaksasi
autogenik. Tubuh akan merasakan kehangatan, yang ini merupakan
akibat dari arteri perifer yang mengalami vasodilatasi. Sedangkan
ketegangan otot tubuh yang menurun akan mengakibatkan munculnya
sensasi ringan. Perubahan-perubahan yang terjadi selama maupun
setelah pelaksaaan relaksasi akan mempengaruhi kerja saraf otonom.
Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh
pelaksanaan relaksasi ini akan mengubah fisiologi dominan simpatis
menjadi dominan sistem parasimpatis (Oberg, 2009) dalam jurnal
(Surmarliyah & Nasrullah, 2018)
Relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan
bebas mental dan fisik dari ketegangan dan stres.Teknik relaksasi
bertujuan agar individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa
ketegangan dan stres yang membuat individu merasa dalam kondisi
yang tidak nyaman .
Relaksasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesaia memiliki arti
pengenduran, pemanjangan (tentang otot), yang berarti melakukan
suatu tindakan memberikan rasa relaks/kendur. Ada beberapa macam
teknik relaksasi, salah satunya adalah relaksasi autogenik.
Relaksasi autogenik merupakan salah satu contoh dari teknik
relaksasi yang berdasarkan pada penggunaan persepsi tubuh (misalnya,
tangan merasa hangat dan berat) yang difasilitasi oleh sugesti diri
sendiri.

B. Manfaat dari relaksasi autogenik adalah:


1. Mempengaruhi fungsi tubuh sehingga dapat mengalirkan
hormon-hormonnya dengan baik ke seluruh tubuh dan diduga
latihan ini akan menurunkan kebutuhan akan terapi.
2. Relaksasi autogenik memberikan hasil setelah dilakukan
sebanyak tiga kali latihan, setiap kali latihan dilakukan selama
15 menit.
3. Membantu keseimbangan untuk memperbaiki keseimbangan
antara organ tubuh dan sirkulasi tubuh.
4. Menstimulasi pankreas dan hati untuk dapat menjaga gula
darah dalam batas normal.
5. Menstimulasi sistem syaraf parasimpatis yang membuat otak
memerintahkan.pengaturan rennin angiotensin pada ginjal
sehingga membantu menjaga tekanan darah dalam batas
normal.
6. Menjaga organ-organ yang terluka, artinya dengan relaksasi
autogenik yang teratur maka akan menjaga pasien dari situasi-
situasi yang cepat berubah sehingga stressor terkurangi dan
relaksasi terjadi
Relaksasi ini baik dilakukan oleh individu yang memiliki
ketegangan otot, individu dengan stres atau kecemasan tinggi
yang membawa dampak pada terganggunya peredaran darah
(Sasono, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Sasono, M. (2016). Pengaruh Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Klien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang
Tahun 2015. Jurnal Keperawatan Soedirman, 11, 192–200.

Sumarliyah, E., Nasrullah, D., Lailatul, F., & Afifah, Z. (2018). Penurunan
Tekanan Darah Dengan Relaksasi Autogenik Dan Guided Imagery Pada Pasien
Hipertensi Reduction Of Blood Pressure With Autogenic Relaxation And Guided
Imagery In Hypertension Patients Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo
Email : eniumsuraba. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 4,
144–152.

Anda mungkin juga menyukai