Disusun Oleh :
( 010217A011 )
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
Identifikasi Berdasarkan Etik Legal dan Budaya Akupuntur
A. Budaya Akupuntur
Kata akupuntur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti
jarum dan punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris
menjadi to puncture, sedangkan kata asal dalam bahasa Cina adalah
cenciu. Kata tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi akupuntur atau tusuk jarum. Akupuntur adalah teknik pengobatan
yang digunakan dalam pengobatan tradisional cina. Jarum-jarum yang
sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik-titik tertentu pada
tubuh. Titik-titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang disebut
"meridian". Pengobatan akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran
dan keseimbangan energi sepanjang meridian-meridian ini.
Terapi akupunktur dapat mengharmonisasikan aliran qi dan darah
sehingga akan merelaksasikan spasme dan menurunkan tekanan darah
(Kang et al 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nyimas Rodiah dkk (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
kedua kelompok terdapat perbedaan yang bermakna rerata TDS dan TTD
antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi, yaitu pada kelompok
akupunktur telinga (p=0,000; p,=0,000) dan kelompok akupunktur tubuh
(p=0,001; p=0,000) dengan demikian akupunktur telinga dan akupunktur
tubuh memiliki efek yang sebanding dalam menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi
Tren pengobatan hipertensi saat ini yaitu dengan menggunakan
terapi alternatif dan komplementer, Terapi alternatif dan komplementer
yang saat ini polpuler ataun dipercaya masyarakat untuk mengobati
hipertensi diantaranya akupunktur,akupresur, bekam, terapi herbal, terapi
listrik, dan lainlain. Akupuntur merupakan salah satu cara pengobatan
alternative secara nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk
pengobatan hipertensi. Laporan The New York State Commission on
Acupuncture (1974) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyakit
yang seringkali dapat diobati dengan akupunktur.
Mekanisme terjadinya penurunan Tekanan Darah dengan
akupunktur masih belum dimengerti sepenuhnya. Hal ini disebabkan
karena patofisiologi hipertensi itu sendiri yang sangat kompleks dan
dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor. Namun berdasarkan penelitian
yang ada dapat diungkapkan mekanisme kerja akupunktur. Secara
segmental yaitu penusukan akupunktur pada titik tertentu merupakan
rangsangan pada saraf aferen yang akan diteruskan ke cornu posterior
medulla spinalis kemudian ke cornu intermediolateral lalu kesusunan saraf
otonom yang menimbulkan hambatan rangsangan simpatis sehingga
terjadi vasodilatasi (Tarusaraya, 1984).
Penusukan jarum akupunktur pada pasien hipertensi dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan tiga kali terapi dalam satu
minggu dengan rentang waktu satu hari, pemberian terapi akupunktur
selama tiga kali terapi dalam satu minggu dapat menurunkan tekanan
darah sistol 10,95% dan untuk tekanan darah diastol 19,59 %.
B. Legal Etik
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran etik harus memiliki standar atau
kompetensi khusus terkait pengobatan/ terapi komplementer yang
dilakukan Pemberian inform consent secara lisan atau tulisan mengenai
terapi yang dijalani serta keuntungan dan resiko yang dapat terjadi Perawat
WAJIB memiliki kemampuan mendokumentasikan, kompetensi terapi
yang diberikan
DASAR HUKUM
Permenkes RI no 1109 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer alternatif difasilitas kesehatan Permenkes RI no 1186/
Menkes/Per/XI/1996 tentang pemanfaatan akupuntur disarana pelayanan
kesehatan Kepmenkes RI n0 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
penyelenggaraan pengobatan tradisional UU RI no.36 tahun 2009 tentang
kesehatan (Pasal 1 butir 16, pasal 48, bab III pasal 59-61 tentang poin
pelayanan kesehatan tradisional)
UTS TERAPI KOMPLEMENTER
Dosen : Ns. Umi Aniroh, S.Kep., M.Kes.
Disusun Oleh :
( 010217A011 )
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
Soal
Yoga adalah suatu proses penyatuan dari tubuh (body), pikiran (mind) dan
jiwa (soul). Yoga mengkombinasikan teknik bernapas, relaksasi dan meditasi serta
latihan peregangan. Yoga dianjurkan karena memiliki efek relaksasi yang dapat
meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Sirkulasi darah yang lancar,
mengindikasikan kerja jantung yang baik. Penelitian menemukan bahwa
kombinasi antara yoga, meditasi dapat meningkatkan metabolisme tubuh.
Dengan latihan meditasi yoga dapat menekankan konsentrasi yang
memberi pengaruh positif yaitu ketenangan pikiran. Konsentrasi bisa menjadi
sarana relaksasi pikiran yang sangat dibutuhkan oleh pikiran yang sedang stress.
Latihan yoga secara teratur dapat menyeimbangkan sistem saraf otonom, sehingga
tubuh menjadi lebih relaks dan pengeluaran hormon-hormon yang berperan dalam
peningkatan tekanan darah, seperti hormon adrenalin dan epineprin lebih
terkontrol. Teknik senam yoga dengan mengendalikan pernapasan dan pikiran.
Latihan ini dapat menguatkan sistem pernapasan, menenangkan sistem saraf,
membantu mengurangi dan menghilangkan kekacauan, dan dapat menguatkan
sistem kekebalan tubuh. Pernapasan juga memainkan peranan penting dalam
metabolisme tubuh, yaitu proses tubuh menguraikan nutrisi.
Kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
wujudnya. Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam,
dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya. Kecemasan adalah
respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir,
gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut
dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Gejala
yang tidak spesifik dan aktifitas saraf otonom dalam berespon terhadap
ketidakjelasan, ancaman tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali
merupakan emosi yang normal.
Kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara
berulang seperti rasa kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat
banyak, sakit kepala, mau buang air kecil atau buang air besar. Perasaan ini
disertai perasaan ingin bergerak untuk lari menghindari hal yang dicemaskan.
Hasil penelitian “Latihan yoda dapat menurunkan tingkat kecemasan pada siklus
menstruasi remaja putri” menunjukan terdapat pengaruh yang bermakna antara
sebelum perlakuan dan setelah perlakuan yoga yakni pada skor kecemasan
(p<0,05). Hal ini berarti bahwa latihan yoga dapat menurunkan tingkat kecemasan
saat menstruasi remaja puteri.
Yoga yang terjadi pada tubuh diawali dengan terciptanya suasana relaksasi
alam sadar yang secara sistematis membimbing pada keadaan relaks yang
mendalam. Terciptanya relaksasi akan menghilangkan suara-suara dalam pikiran
sehingga tubuh akan mampu untuk melepas ketegangan otot. Ketika tubuh mulai
rileks nafas menjadi santai dan dalam, sehingga sistem pernapasan dapat
beristirahat. Melambatnya ritme pernafasan akan membuat detak jantung lebih
lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi
dan jantung untuk beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Latihan yoga
yang diberikan pada kelompok intervensi dapat membuat tubuh menjadi lebih
rileks dan meningkatkan konsentrasi sehingga kecemasan responden bisa
berkurang. Hal yang sama diperkuat oleh teori yang menunjukkan bahwa latihan
yoga dihubungkan dengan adanya peningkatan Gamma Amino Butyric Acis
(GABA). GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting
dalam gejala-gejala gangguan jiwa. Fungsi utama GABA adalah menurunkan
aurosal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi. Yoga
merupakan suatu metode yang unik untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom
dan memberikan pengaruh pada gangguan fisik dan gangguan gangguan yang
berhubungan dengan stress. Teknik pernafasan yoga menyebabkan teradinya
peningkatan kerja saraf parasimpatis, memberikan efek relaksasi, merangsang
pelepasan oksitoksin dan disebut juga dengan latihan pernafasan yoga. Di
hipotalamus, oksi toksin dibuat di magneocelullar neurosecretory cells di
supratopik dan nucleus paraventrikular. Oksitoksin dapat menginduksi anti stress
serta memberikan efek dalam menurunkan kadar kortisol. Pemberian senam yoga
dapat meningkatkan kadar oksitoksin dalam darah, sehingga efek ansiolitik yang
dikeluarkan dapat menurunkan kecemasan. Yoga juga meningkatkan produksi
endorfin yang merupakan hormon ansietas yang tentunya juga menurunkan
kecemasan.