Oleh :
MIEKE OKTAVIA PURNAMA
010217A022
i
ii
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
MIEKE OKTAVIA PURNAMA
NIM :010217A022
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji proposal skripsi Program Studi Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo, pada :
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji
Ketua/Pembimbing Utama
iii
iv
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, Karena atas
status gizi dengan tingkat kemandirian dalam pemenuhan activity daily living
sangat berarti bagi penulis, kasih sayang dari-Nya, tak ada yang mampu
menandingi.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak dapat selesai tanpa
kerja keras, semangat dan do’a dari berbagai pihak. Penulis dengan segenap
ketulusan dan kerendahan hati, ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Ungaran.
Ngudi Waluyo
3. Ns. Faridah Aini, S.Kep., M.Kep. Sp. KMB, selaku Ketua Program Studi Ilmu
v
vi
5. Ns. Puji Lestari, S.Kep,, M.Kes., (Epid). sebagai pembimbing II yang banyak
7. Teman-teman angkatan 2017 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu
dan yang lainnya terima kasih atas, kebersamaan, bantuan, kritik dan saran
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
penyususnan proposal skripsi ini dan diharapkan adanya saran dan kritik yang
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iv
DAFTAR ISI....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL............................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
vii
viii
A. Latar Belakang................................................................................
B. Perumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................................
D. Manfaat Penelitian..........................................................................
A. Lansia..............................................................................................
10
17
C. Status Gizi.......................................................................................
27
D. Kerangka Teori...............................................................................
35
E. Kerangka Konsep............................................................................
36
F. Hipotesis.........................................................................................
36
viii
ix
37
37
38
D. Variabel Penelitian..........................................................................
40
E. Definisi operasional........................................................................
40
F. Pengumpulan Data..........................................................................
41
G. Pengoahan data...............................................................................
46
H. Analisis data....................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
25
33
40
43
x
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terus menerus secara ilmiah. Ada beberapa batasan-batasan umur pada lansia
diantaranya usia pertengahan (middle age) yakni usia 45-59 tahun, lanjut usia
( elderly) yakni usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) yakni usia 75-90 tahun
dan usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun (Sunaryo, dkk, 2016).
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua adalah proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain juga mengalami
jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan
terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Hasil sensus penduduk
1
2
kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yaitu
Tahun 2016 jumlah lansia 230 meningkat di Tahun 2017 menjadi 253.
beberapa faktor yaitu; kemunduran fisik, psikis, dan sosial yang dapat
untuk melakukan kegiatannya. Perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia
bergerak pada seseorang secara bebas, mudah dan teratur untuk mencapai
suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara mandiri
maupun dengan bantuan orang lain atau keluarga (Suciati, 2014). Dapat
kesehatan fisik atau proses penyakit (cedera), gaya hidup, emosi, tingkat
yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada
orang lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri .
dan universal (Ediawati, 2013). Untuk menilai ADL digunakan berbagai skala
terhadap serangan penyakit. Kondisi seperti ini jika tidak segera diatasi bisa
kesakitan dan kematian usia lanjut, khususnya bagi mereka yang tinggal di
panti (Alfyanita dkk., 2016). Perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada
usia produktif. Kedua hal diatas akan mempengaruhi akses terhadap makanan
dan tingkat asupan yang tergantung kepada individu yang merawat lansia.
kerusakan indra penciuman dapat terjadi pada lansia. Akibat yang mungkin
5
makanan atau anoreksia. Selain itu penyakit periodental dan kehilangan gigi
akan berdampak pada status gizi lansia (Andriani & Wirjadmadi, 2012).
Nutrients atau zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
2009).
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang,
baik dan lebih. (Almatsier, 2009). Status gizi yang baik menjadi faktor
Sosial Tresna Werdha Ciparay, dari hasil penelitian 22 lansia yang memiliki
status gizi kurang baik (gizi kurang dan gizi lebih), 11 lansia (50%) tidak
mandiri dan 11 lansia (50%) mandiri. Sedangkan 30 lansia dengan status gizi
baik, 11 lansia (36,7%) tidak mandiri dan 19 lansia (63,3%) mandiri. Hasil
gizi dengan tingkat kemampuan activity of daily living (ADL) pada lansia di
6
activity of daily living (ADL) pada lanjut usia di Dusun Paremono Kabupaten
Juli 2018, diperoleh jumlah lansia sebanyak 252 lansia. Hasil wawancara
4 orang lansia yang memiliki status gizi normal/baik, 3 lansia (75%) mandiri
dan 1 lansia (25%) tidak mandiri. 3 lansia dengan status gizi lebih, 1 lansia
dengan status gizi kurang, 1 lansia (33,3%) mandiri dan 2 lansia (66,7%)
tidak mandiri.
pasangan hidup dapat membuat lansia merasa terisolasi dari kehidupan sosial.
Terlebih lagi lansia yang tinggal sendiri dengan anak yang merantau.
Akibatnya lansia kehilangan nafsu makan yang berpengaruh pada status gizi
lansia yang nantinya akan berdampak pada kemampuan aktivitas sehari hari
lansia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
3. Bagi Peneliti
penelitian selanjutnya.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Lansia
1. Pengertian
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (Nugroho, 2008).
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan–
fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas
10
ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada
2009).
2. Batasan Lansia
pasal 1 seperti dikutip oleh Nugroho (2008) adalah bahwa seseorang dapat
dari orang lain. Adapun beberapa pendapat tentang batasan umur lansia
yaitu:
meliputi :
3) Lansia resiko tinggi = seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 adalah
berkurangnya intraseluler.
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
stress.
b. Perubahan mental
cocok dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih
c. Perubahan-perubahan psikososial
kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya bagi orang yang
d. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai
sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara
Dalam hal ini di kenal apa yang di sebut disengagement theory, yang
berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu sama
lain. Karena telah lanjut usia mereka sering dianggap terlalu lamban,
dengan gaya reaksi yang lamban dan kesiapan dan kecepatan bertindak
dan berfikir yang menurun. Daya ingat mereka memang banyak yang
menurun dari lupa sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih
sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga
membutuhkan bantuan.
mereka dan bahwa mereka diterima oleh teman sebaya dan oleh
masyarakat.
tinggi dalam hirarki Maslow. Menurut teori, pada saat manusia sudah
1. Pengertian
bergerak pada seseorang secara bebas, mudah dan teratur untuk mencapai
mandiri maupun dengan bantuan orang lain atau keluarga (Suciati, 2014).
17
bagi lansia juga dapat dilihat dari kualitas hidup. Kualitas hidup lansia
2011).
kehidupan sejak konsepsi hingga kematian dan agar tetap hidup, aktivitas
Dalam hal ini lansia mampu memahami resiko dan bahaya yang ada
dirasakan.
b. Bernafas
Merupakan aktifitas yang paling mendasar bagi lansia. Hal hal yang
c. Berkomunikasi
Hal yang dapat dikaji dari berkomunikasi pada lansia yaitu lansia
d. Mobilisasi
Salah satu kebutuhan dasar lansia terkait nutrisi dari lansia tersebut
yang dapat dikaji adalah ada atau tidaknya masalah yang terjadi pada
f. Eliminasi
h. Tidur
19
Tidur pada lansia sangat penting sama seperti kebutuhan dasar lainnya.
terlalu pagi. Dalam hal ini gangguan dalam tidur dapat mempengaruhi
aktivitas.
i. Mengekspresikan seksualitas
1). Makan
2). Berpakaian
5). Mandi
7). Berkomunikasi
1). Menulis
2). Membaca
3). Memasak
transportasi).
diantaranya;
c. Gaya Hidup
sehari-hari.
21
d. Emosi
e. Tingkat Energi
f. Kebudayaan
orang yang mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena adat dan budaya
g. Pekerjaan
h. Nutrisi
lansia yang dianggap rentan. Lansia yang rentang adalah lansia yang perlu
dibantu dalam pelaksanaan ADL nya, sehingga berefek pada perilaku dan
kualitas hidupnya. Lansia yang perlu dibantu dalam pelaksanaan ADL nya,
sehingga berefek pada perilaku dan kualitas hidupnya. Lansia yang rentan
1. Indek Barthel
2 = Mandiri (independen)
2. Mandi 0 = Perlu bantuan (dependent)
(Dressing) berpakaian
bantuan
2 = Mandiri (termasuk
sendiri
menahan BAK
(contient)
6. Buang air 0 = Inkontinensia (perlu
menahan BAB
(contient)
7. Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang
24
Toilet lain
sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 1 = Tidak mampu
duduk (2 orang)
4 = Mandiri
9. Mobilitas 1 = Immobile (tidak mampu)
orang
4 = Mandiri (meskipun
tongkat)
10 Naik turun 1 = Tidak mampu
bantu)
2= Mandiri
Interpretasi hasil :
20 = Mandiri
a. Aktivitas Penuh
b. Aktivitas Sebagian
jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi.
C. Status Gizi
1. Pengertian
Zat gizi atau nutrients adalah ikatan kimia yang di perlukan tubuh
2009). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
26
padat tetap atau mulai dengan latihan fisik teratur dan dan terus menerus
a. Energi
pria adalah 2200 kalori pada wanita adalah 1850 kalori. Energi yang
karena kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Hal
b. Karbohidrat
karbon, hidrogen, dan oksigen. Sebagai salah satu zat gizi, fungsi utama
c. Protein
makanan di dalam tubuh akan berubah menjadi asam amino yang sangat
berguna bagi tubuh yaitu untuk membangun dan memelihara sel, seperti
seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam
amino esensial meningkat pada usia lanjut. Akan tetapi, harus diingat
d. Lemak
diantaranya:
a. Usia
b. Jenis Kelamin
kalori, protein dan lemak. Hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat
aktivitas fisik. Hal ini disebabkan karena pria memerlukan zat gizi lebih
c. Faktor Lingkungan
kebutuhan manusia dan asupan makanan. Jika kedua unsur ini berada
dalam keseimbangan, status gizi menjadi normal sedangkan gizi kurang atau
beberapa cara antara lain; pemeriksaan klinis, tes biokimia, dan pemeriksaan
dan komposisi tubuh secara kasar pada beberapa tingkat umur dan tingkat
gizi, cara ini sudah digunakan secara meluas dalam pengukuran status gizi,
terutama pada ketidak seimbangan yang menahun antar asupan energi dan
adalah Ukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) atau Panjang
Lingkar Kepala.
a. Berat badan
30
b. Tinggi badan
lalu dengan keadaan yang sekarang, jika umur tidak diketahui. Tinggi
masalah sosial ekonomi. Oleh sebab itu indeks ini selain digunakan
gizi bayi, balita, bumil, anak sekolah serta dewasa. Indes ini dapat
dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan di dapatkan dari tinggi
lutut bagi orang yang tidak dapat berdiri tegak. Menurut Nugroho
dan kelebihan berat badan (Nugroho, 2008). Status gizi dinilai dengan
cara pengukuran berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m²)
5. Status Gizi
setinggi-tingginya.
defisiensi gizi. Berat badan akan lebih rendah dari berat badan ideal dan
D. Kerangka Teori
= tidak diteliti
= diteliti
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesa
penelitian tersebut (Setiadi, 2007). Adapun hipotesa dalam penelitian ini yaitu
BAB III
METODE PENELITIAN
bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain (Nursalam,
2011).
36
pada satu saat (Nursalam, 2011). Desain penelitian ini digunakan untuk
Kabupaten Purworejo.
1. Populasi
2. Sampel
Nursalam (2011) :
N
n:
1+N ( d )2
Keterangan:
N= Besar populasi
n = Besar sampel
n: 252
1 + 252 (0,1)²
n = 71,59 71
berikut:
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
D. Variabel Penelitian
ini adalah:
1. Variabel independen
2. Variabel dependen
Kabupaten Purworejo.
E. Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Independen: Ekspresi dari Timbangan Total skor Ordinal
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
variabel tertentu, meteran menjadi:
18,5 ‒ 25,0)
3. Status Gizi
Kurus(<18,5)
bergantung 3. Ketergantung
4. Ketergantung
41
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
an Berat:
skor (5‒8)
5. Ketergantung
an Total:
skor (0‒4)
F. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
Kabupaten Purworejo.
a. Prosedur Perijinan
42
Ungaran.
Purworejo.
kepada asisten.
c. Tahap Pelaksanaan
Kledung Karangdalem.
status gizi adalah timbangan, alat ukur tinggi badan, dan pita ukur.
45
4. Etika penelitian
(Potter&Perry, 2005),yaitu:
b. Kerahasiaan (Confidentialy)
d. Keadilan (Justice)
e. Kejujuran (Veracity)
47
G. Pengolahan Data
1. Editing
pengisian, kesalahan dan konsistensi dari setiap jawaban dan isian data
2. Scoring
soal kuesioner no 1,4,7 dan 10; tidak mampu diberi skor 0, butuh bantuan
perlu bantuan diberi skor 0, mandiri diberi skor 1. Untuk soal kuesioner
menahan diberi skor 1, dapat menahan diberi skor 2. Dan untuk soal
3. Coding
H. Analisis Data
2012).
dari jenis datannya. Pada umumnya dalam alalisis ini hanya menghasilkan
Purworejo
F
P= x 100 %
ΣN
50
Keterangan
P = Prosentase
F = Frekuensi variabel
2. Analisis Bivariat
dengan rumus :
k
2 ( fo−fh)2
x =∑
i=1 fh
Keterangan :
X2 : Chi Kuadrat
a. Jika nilai p < α (0,05) maka ada hubungan antara variabel bebas
ADL).
51
b. Jika nilai p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara variabel bebas
ADL).
DAFTAR PUSTAKA
Alfyanita A, dkk. 2016. Hubungan tingkat kemandirian dalam melakukan AKS &
status gizi pada usia lanjut di panti sosial Tresna Wredha Sabai Nan
Aluih Sicincin..Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Almatsier,S. (2011).Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Andriani, M & Babang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Kencana Pranada Media Grup
A.V. Zelvya.P & Noordia. A. 2014. Hubungan status gizi terhadap kebugaran
lansia di paguyuban senam Karang Weda Jembangan Surabaya.
Jurusan Penkesrek FIK Universitas Negeri Surabaya.
Azmy.U. S. 2017. Hubungan Antara Status Gizi dan Kemandirian Lansia di
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung.
Dewi, S. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik/ oleh Sofia Rhosma Dewi, Ed.
I,Cet.I. Yogyakarta : Deepublish, Maret 2014.
Eka Ediawati. 2012. Gambaran Tingkat Kemandirian dalam Activity of Daily
Living dan Resiko Jatuh pada Lansia di panti Sosial Tresna Wredha
Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta Timur. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan
Komunitas.
Maryam, Siti. 2008. “Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya”. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian. Jakarta :
Salemba Medika.
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuhu Medika.
52
Proverawati, A dan Wati, E K. 2011. Ilmu Gizi untuk Perawat dan Gizi
Kesehatan.YuliaMedika. Yogyakarta.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan. Praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC
R, Anis. I. N, dkk. 2012 .Kualitas Hidup Lanjut Usia. Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Samper, T.P.,Odl, R.P.,& Mario, E.K. 2017. Hubungan Interaksi Sosial dengan
Kalitas Hidup Lansia di BPLU Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara.
E-Journal Keperawatan.
Sediaoetama. A. D. (2008). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Dian Rakyat
Setiadi. (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha.
Ilmu.
Setiati, Siti. 2009. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan untuk Mengasuh
Orang Usia Lanjut. Jakarta : PKUI
Setiawan, H. A. (2009).Kemandirian pada Lansia -Tugas
KeperawatanGerontik.Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kepanjen.
Stanley, M. dan Patricia G.B. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik .
Jakarta:EGC
Suciati, D. 2014. Ilmu Keperawatan Dasar (IDK). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
2014
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan kuantitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Sunaryo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Andi.
Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Supariasa, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.
Yunita. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Yurisa W. 2008. Etika Penelitian Kesehatan. Riau: University of Riau
53
(Informed Consent)
Peneliti
Purworejo,.....................2018
Responden
( )
55
LEMBAR KUESIONER
Tujuan :
Lembar kuesioner ini dibuat untuk mengetahui “Hubungan status gizi dengan
pemenuhan Activity Daily Living (ADL) pada lansia di Desa Kledung
Karangdalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo”.
Petunjuk :
1. Beri tanda (√) pada kolom pernyataan yang Bapak/Ibu anggap tepat
atau sesuai dengan yang dialami
2. Jika Bapak/Ibu salah mengisi jawaban atau ingin memperbaiki
jawaban, coret jawaban tersebut dan beri tanda (√) pada jawaban yang
dianggap tepat.
Kuesioner Aktivitas Sehari hari
A. Identitas
Inisial :
Umur :
Pekerjaan :
Berat Baan :
Tinggi Badan :
Tinggi Lutut :
58
59