Oleh:
c. Intervensi
1. Kelainan yang menyebabkan pirau dari kiri ke kanan juga semakin banyak yang
dilakukan intervensi non bedah, antara lain stenosis pulmonal dan stenosis aorta.
Penatalaksanaan pasien dengan stenosis pulmonal (PS) diindikasikan pada pasien
yang bergejala, pasien asimtomatik akan tetapi dengan derajat PS yang berat,
serta hipertrofi ventrikel kanan.
2. koarktasio aorta Indikasi dilakukan terapi intervensi pada dasarnya sama dengan
terapi bedah, yaitu hipertensi pada proksimal koarktasio dengan gradien tekanan
sistolik saat istirahat pada bagian yang menyempit lebih dari 20 mmHg atau pada
koarkatasio aorta berat dengan kolateral yang luas.
3. Balloon angioplasty merupakan terapi alternatif untuk penatalaksanaan
rekoarktasio aorta dengan hasil yang memuaskan dan angka komplikasi yang
rendah. Pemasangan endovascular stent juga merupakan modalitas terapi yang
diterima untuk penatalaksanaan koarktasio aorta.
2. Dengue Hemoragic Fever (DHF)
a. Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang akut yang disebabkan
oleh virus dengue (arbournus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti atau oleh aedes aebapictus yang terdapat pada anak-anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi (Sunadi dan Yuliani, 2010:
57, Ridha, 2014: 440, Wijayaningsih, 2013: 102).
b. Etiologi
Penyakit demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan
oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Anthopod Borue Virus (Arboviroses)
yang sekarang dikenal sebagai Flavivirus Family Fala Vivincae, dan mempunyai 4
jenis serotype yaitu, DEN I, DEN II, DEN III, DEN IV. Infeksi salah satu serotype
akan menimbulkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain.
Serotype DEN III merupakan serotype yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manipulasi klinik yang berat (Wijaya & Putri, 2013: 198).
c. Manifestasi klinis
1) Panas
Panas biasanya langsung tinggi dan terus menerus, dengan sebab yang
tidak jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian anti piretik (mungkin
turun hanya sedikit kemudian naik kembali). Paas biasanya berlangsung 2-7 hari.
Bila tidak disertai shock, panas akan turun dan penderita sembuh sendiri (self
limting). Disamping panas, penderita juga mengeluh malaise, mual, sakit kepala,
anoreksia, dan kadang-kadang batuk.
2) Tanda-tanda perdarahan
Uji torniquet/rumpel leede test positif yaitu dengan mempertahankan
manset tensimeter pada tekanan antara systole dan diastole selama 5 menit,
kemudian dilihat apakah timbul petekre atau tidak didaerah volar lengan bawah,
terkadang juga terdapat perdarahan spontan (mimisan).
Menurut Ngastiyah (2014) penatalaksanaan pada pasien DHF ada dua : yaitu
penatalaksanaan medis dan keperawatan
1) Medis
Menurut Suriadi & Yuliani (2010), pemeriksaan penunjang dari DHF (Dengue
Hemorrhagic Fever) adalah
h. Intervensi Keperawatan
1. Rencana Keperawatan
Defisist Volume Cairan
Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraselluler .ini mengarah ke dehidrasi,
kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium.
NIC :
Fluid Management
NIC:
Fluid Management
Monitor ttv
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor status nutrisi
Berikan dierutik sesuai interuksi
Batasi masukan cairan
Kolaborasi dokter jika ada kelebihan cairan
Fluid monitoring :
Monitor bb
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan oksimilalitas urine
Monitor BP,HR, dan RR
Beri obat yang dapat meningkatkan output urine
2. Nyeri
Sensori yang tidak menyenangkan dan muncul secara actual atau potensi kerusakan jaringan .
NIC:
Pain management
Lakukan pengkajian nyeri PQRST
Observasi reaksi ketidaknyamanaan
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi keefektifan control nyeri
Berikan analgetik
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Analgesic Administration
Tentukan lokasi
Cek riwayat alergi
Berikan analgetik tepat waktu saat nyeri berat
Evaluasi efektivitas analgetik, tanda dan gejala, efek samping
Temperature regulation
Monitor ttv
Berikan antipiretik jika perlu
Monitor warna dan suhu kulit
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Monitor ttv
Monitor kualitas dari nadi
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan abnormal
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intake nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh
Nutrition monitoring
Resiko infeksi
NIC:
Batasi pengunjung
Ispeksi kondisi luka
Dorong masukan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
3. Kejang Demam
a. Pengertian
Kejang Demam atau Febrile convulsio ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C ) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium dengan ciri-ciri terjadi pada anak antara usia enam bulan sampai empat
tahun dan sering terjadi pada anak di bawah usia satu tahun sampai awal kelompok
usia dua sampai lima tahun dan pada kejang demam wajah anak akan menjadi biru,
matanya berputar-putar, dan anggota badannya akan bergetar dengan hebat (Hidayat,
2008; Ngastiyah 2014).
b. Etiologi
Menurut Ridha (2014) etiologi dari kejang demam antara lain: Faktor-faktor
perinatal, Malformasi otak congenital, faktor genetika, penyakit infeksi (ensefalitis,
meningitis), deman, gangguan metabolism, trauma, neoplasma, toksin, gangguan
sirkulasi, penyakit degenerative susunan saraf.
c. Klasifikasi
Menurut Tanto, dkk, (2014) secara klinis, klasifikasi kejang demam dibagi
menjadi dua, yaitu kejang demam simpleks/sederhana dan kejang demam kompleks.
Keduanya memiliki perbedaan yaitu:
1) Kejang demam simpleks/sederhana
a) Berlangsung singkat <15 menit
b) Tidak berulang selama 24 jam
c) Kejang umum tonik, klonik, atau tonik-klonik, anak tampak terlihat
mengantuk setelah kejang
d) Tidak mengalami kelainan neurologis sebelum dn sesudah kejang
2) Kejang demam kompleks
a) Berlangsung >15 menit
b) Berulang selama 24 jam
c) Kejang fokal/parsial, atau kejang fokal menjadi umum
d) Terdapat kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang
d. Manifestasi Klinis
Menurut Riyadi & Sukarmin (2013) tanda dan gejala dari kejang demam
adalah:
e. Komplikasi
- Penyakit/trauma
- Peningkatan metabolism
- Aktivitas yang berlebih
- Pengaruh medikasi/anastesi
- Ketidakmampuan/penurunan kemampuan untuk berkeringat
- Terpapar dilingkungan panas
- Dehidrasi
- Pakaian yg tidak tepat
NOC: Thermoregulation
Kriteria Hasil:
NIC:
- Fever treathment
- Temperature regulation
- Vital sign monitoring
2) Resiko Injury b.d infeksi mikroorganisme
NOC: Risk Kontrol
Kriteria Hasil:
- Klien bebas dari cidera
- Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury/cedera
- Klien mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan/ perilaku personal
- Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury
- Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
- Mampu mengenali perubahan status kesehatan
NIC:
- Manajemen lingkungan
3) Resiko deficit volume cairan b.d dengan intake yang kurang dan diaphoresis
Definisi: penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini
mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran zodium
Batasan Karakteristik:
- Kelemahan
- haus
- penurunan turgor kulit
- membrane mukosa/kulit kering
- nadi meningkat, TD turun
- suhu tubuh meningkat
- hematokrit meninggi
- dll
NOC:
- Fluid balance
- Hydration
- Nutritional status: Food and fluid intake
Kriteria Hasil:
- Mempertahankan urine ouput sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, Ht
normal
- TD, N, S dalam batas normal
- Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor baik, membrane mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2015). ursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. (E. I. & R. D. T.
Nurjannah, Ed.) (6th ed.). Indonesia: Elsevier.
Helstead, S.B.2007.Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever, m kliegmam Robert M,
Berhman, Richard E, Johson, Hal B and Stanton, Bonita E, Eds Nelson Text book of
Pediatries 18 th ed, Philadelphia: Saunders else Viers.
Herdman, T. H. & S. K. (2015). NANDA International Inc. Nursing Diagnoses:
Definitions & Classificatios 2015-2017. (T. H. & S. K. Herdman, Ed.) (10 th).
Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, A. (2015). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Bahasa Indonesia. (E.
I. & R. D. T. Nurjannah, Ed.) (5th ed.). Jakarta: Elsevier.
Ngastiyah.(2014). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC
Ridha, Nabiel H. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sujono, Riyadi & Sukarmin.(2013). Asuhan Keperawatan Pada Anak.Yogyakarta: Graha
Ilmu
Tanto, Chris, dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Wulandari, Dewi dan Meira Erawati.(2016). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Pustaka Penerbit (Anggota IKAPI)