Anda di halaman 1dari 29

IMPULS &

MOMENTUM
2020
Universitas Negeri
Semarang
KELOMPOK 4
1. Latifatun Ni’mah (5213420009)
2. Evih Septianingrum (5213420012)
3. Putri Dwi Lestari (5213420014)
4. Filania Aulia Putri (5213420037)
5. Bagus Yuliono (5213420039)
6. Moh. Luqman Hakim (5213420041)
7. Hilda Diana Pratiwi (5213420045)
8. Anggit Wijaya (5213420048)
9. Putri Sintawati (5213420054)
Materi P r e s e n t a s i

01 02
Impuls Momentum

03
Hk. Kekekalan
04
Impuls sama
Momentum, dengan Perubahan
Tu m b u k a n Momentum
01
]

IMPL
US
Impuls didefinisikan sebagai
hasil
kali antara gaya dan
lamanya
gaya tersebut
bekerja.
IMPLUS
Secara matematis dapat
ditulis:

I = F . ∆t

Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan berbeda
(akan dipelajari nanti). Oleh karena itu dapatmenggambarkan kurva yang menyatakan hubungan
antara
F dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktut1 ke t2 maka kurva antara Fdan
t
Luasan yang diarsir sebesar F x (t2 – t1) atau I,
yang sama dengan Impuls gaya. Impuls gaya
merupakan besaran vektor, oleh karena itu
perhatikan arahnya
CONTOH SOAL
Sebuah bola bergerak dengan kecepatan 20
m/s kemudian dipukul dengan pemukul bola
dengan gaya 2000 newton selama 0,001 sekon.
Tentukan besarnya Impuls gaya pada bola.

Diketahui : v = 20 m/s t = 0,001 s


F = 2 000 N

Ditanya : I ?
02
MOMENTUM
Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil
perkalian antara massa benda dan kecepatannya.Oleh
karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki
momentum.
Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:

p=m.v
P → momentum (besaran vektor)
m → massa (besaran skalar)
V → kecepatan (besaran vektor)

Arah dari momentum selalu searah


dengan arah kecepatannya.
Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor
momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah
vektor momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor
harus dijumlahkan secara vector. Besar vektor p dirumuskan sebagai berikut :

Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor


Hubungan Momentum
d e n g a n E n e rg i Kinetik
Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan
bergerak dengan kecepatan v adalah

Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya


momentum linear p, dengan mengalikan persamaan energi kinetik
dengan :
03
Hukum
Kekekalan
Momentum &
Tumbukan
Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah
benda. Misal bola biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak
mendatar ke kanan dengan momentum mA.vA, dan bola B bergerak kekiri
dengan momentum mB.vB
Sesuai dengan hukum kekekalan energi, maka pada momentum
juga berlaku hukum kekekalan dimana momentum benda sebelum dan
sesudah
tumbukan sama. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa
“Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan
sesudah tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada
benda-benda tersebut.”

Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan


Momentum Linier. Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan
dapat dituliskan

atau
Me n u ru n k a n Hu k u m Ke k e k a l a n Mo me n t u m
dengan menggunakan Hukum Newton III

Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak, maka benda B mengerjakan gaya
pada bola A sebesar FAB . Sebagai reaksi bola A mengerjakan gaya pada bola B sebesar F AB. Kedua gaya sama
besar tapi berlawanan arah dan sama besar (Hukum Newton III). Secara matematis dapat ditulis

Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat


yaitu ∆t. Bila kedua ruas dikali dengan ∆t akan diperoleh
Ruas kiri dan kanan merupakan
besaran Impuls gaya.

Jumlah momentum benda-benda sebelum dan susudah tumbukan sama.


Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum kekekalan Momentum Linear.
TUMBUKAN
Jenis-Jenis Tumbukan
Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada
benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi energi
kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik
menjadi bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis tumbukan ini
disebut tumbukan tidak lenting sebagian. Bila setelah tumbukan kedua benda
bergabung, disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada juga tumbukan dengan
energi kinetik total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting
(sempurna). Jadi secara garis besar jenis-jenis tumbukan dapat diklasifikasikan ke
dalam:

Tu m buk an Tu m b u k a n
Tu mbu k a n
Lenting Tidak Lenting
Tidak
(Sempurn sebagian
Lenting
a)
sempurna
Tu m b u k a n L e n t i n g ( S e m p u r n a )
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku
A. Hukum kekekalan Momentum
B. Hukum kekekalan Energi Kinetik
B. Hukum kekekalan Energi
A. Hukum kekekalan
Momentum Kinetik

1
2

bila persamaan (2) dibagi dengan persamaan (1) diperoleh :

atau

Dengan kata lain kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan


sama dengan harga minus dari kecepatan relatif kedua benda
setelah tumbukan.
Tumbukan Tidak Lenting Sebagian

Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan


tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi
perubahan Ek. koefisien restitusi e adalah pecahan.

Hukum kekekalan momentum

&

Tidak berlaku hukum kekekalan energi, berarti ada energi kinetik yang hilang
selama proses tumbukan sebesar ∆Ek
Tu m b u k a n Ti d a k
Lenting Sempurna
Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan
momentum dan tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena
terjadi perubahan Ek. Koefisien restitusi e = 0.

Kecepatan akhir kedua benda sama dan


searah. Berarti kedua benda bergabung
dan
bergerak bersama-sama.
Besar energi kinetik yang hilang ∆ E K
04
IMPULS
=
PERUBAH
AN
MOMENT
UM
Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan
kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama ∆t, dan
kecepatan benda menjadi v2
Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan
momentum, akan kita ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan
menggunakan Hukum Newton II.

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan momentum.
Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda tersebut. Secara
matematis dituliskan sebagai:
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan kecepatan awal 20 m/s ke utara.
Setelah beberapa saat, mobil tersebut direm dan setelah 10 detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s. Tentukan :
a.Momentum awal mobil
b.Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik)
c.Perubahan momentumnya setelah direm
Jawab :
Karena momentum merupakan besaran vektor, maka harus ditetapkan terlebih dahulu arah positifnya (pemilihan
ini boleh sembarang). Misalkan arah ke utara kita ambil sebagai arah positif. Oleh karena itu
a. Momentum awal mobil
po = m vo = 2000 kg x 20 m/s = 40000 kg m/s
arah po ke utara

b. Momentum akhir
pt = m vt = 2000 kg x 5 m/s = 10000 kg m/s
arah pt ke utara

c. Perubahan momentum bisa dinotasikan sebagai p


p = pt – po = 10000 kg m/s - 40000 kg m/s = -3000 kg m/s
perubahan momentum mempunyai tanda negatif, berarti arahnya ke selatan

Catatan :
Bila kita ambil arah selatan sebagai arah positif dan utara sebagai arah negatif tanda po akan negatif, artinya ke
utara (sesuai dengan jawaban a. yaitu arah ke utara) tanda pt akan negatif, artinya arahnya ke utara (sesuai dengan
jawaban b. yaitu arah ke utara tanda p akan positif, artinya arahnya ke selatan (sesuai dengan jawaban c. yaitu arah ke
selatan)
2. Sebuah bola dengan massa 0,5 kg jatuh dari suatu ketinggian di atas lantai. Laju benda pada saat
menumbuk lantai sebesai 40 m/s dan bola memantul vertikal ke atas dengan laju 30 m/s. Tentukan :
a. Momentum bola pada saat menumbuk lantai
b. Momentum bola pada saat memantul kembali
c. Perubahan momentum bola sesudah dan sebelum menumbuk lantai
Jawab :
Bila kita ambil arah ke bawah sebagai arah positif, maka
a. Momentum awal bola pada saat menumbuk lantai
po = m v = 0,5 kg x 40 m/s = 20 kg m/s
arah po ke bawah

b. momentum akhir
pt = m vt = 0,5 kg x (-30 m/s) = -15 kg m/s
tanda negatif menyatakan arah pt ke atas

c. perubahan momentum bisa dinotasikan sebagai p


p = pt – po = -15 kg m/s - 20 kg m/s = -35 kg m/s
(arah ke atas)
3. Sebuah bola bergerak dengan kecepatan 20 m/s kemudian dipukul dengan pemukul bola dengan gaya 2000
newton selama 0,001 sekon. Tentukan besarnya Impuls gaya pada bola.
Jawab :
Besarnya Impuls
I = F . t
= 2000 newton x 0,001 sekon
= 2 N.s
4. Sebuah benda bermassa 1 kg, sedang bergerak lurus beraturan dengan kecepatan 20 m/s tiba-tiba ada gaya
yang bekerja pada benda searah dengan gerak benda sebesar 50 newton selama 0,2 detik. Tentukan:
a. Besarnya impuls gaya pada benda ?
b. Momentum benda sebelum dan sesudah dikenai gaya ?
c. Perubahan momentum ?
Jawab:
a. Besar impuls gaya I = F . t
= 50 newton x 0,2 sekon
= 10 N.s

b. Momentum bola sebelum dikenai gaya


p1 = m v 1
= 1 kg x 20 m/s
= 20 kg m/s
Untuk mencari momentum benda sesudah dikenai gaya dicari dahulu berapa besar kecepatan benda sesudah
dikenai gaya.
Mula-mula benda bergerak lurus beraturan, setelah dikenai gaya benda bergerak GLBB selama 0,2 detik
v2 = a. t + v1
= 50 . 0,2 + 20
= 10 + 20
= 30 m/s
Momentum benda setelah dikenai gaya
p2 = m v 2
= 1 kg . 30 m/s
= 30 kg m/s

c. Perubahan momentum
p = p2 – p1
= m v2 - m v1
Arah kedua momentum sama, oleh karena itu
p = 30 kg m/s – 20 kg m/s
= 10 kg m/s
5. Sebuah bola pingpong bermassa 0,1 kg dipukul hingga melejit dengan kecepatan 50 m/s
meninggalkan pemukulnya. Jika perbedaan waktu kontak antara pemukul dengan bola 0.002 s,
berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan pada pemukul ?

Jawab :
Massa bola m= 0,1 kg, kecepatan awal v 1=0, kecepatan setelah t, v2=50 m/s, t=0,002 s. Gaya
rata-rata yang dikerjakan pemukul adalah :
I = F. t
= p2 – p1
F. t = m v2 - m v1
m(v 2  v1 )
F =
t

0,1(50  0)
= 0.002

= 2500 N
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai